Category: Detik.com Internasional

  • Putin Ngaku Dengar Rencana Pembunuhan Khamenei, tapi Ogah Beri Tanggapan

    Putin Ngaku Dengar Rencana Pembunuhan Khamenei, tapi Ogah Beri Tanggapan

    Jakarta

    Kabar rencana pembunuhan pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei mencuat seiring perang Iran dan Israel. Informasi itu juga telah sampai ke telinga Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Dilansir Al Jazeera, Kamis (19/6/2025), Putin mengaku telah mendengar kabar tersebut. Namun, ia menolak memberikan tanggapan lebih lanjut.

    “Saya bahkan tidak ingin membahas kemungkinan ini. Saya tidak mau,” katanya.

    “Saya mendengar semua ini, tetapi saya bahkan tidak ingin membahasnya,” tegas Putin.

    Putin mengatakan solusi damai bisa ditemukan untuk mengakhiri konflik Iran dan Israel. Dia meminta para pihak untuk memastikan kepentingan Iran dalam mengejar “kegiatan nuklir damai”, serta memastikan “keamanan tanpa syarat negara Yahudi”.

    Isu rencana pembunuhan Khamenei oleh Israel pernah diungkap Presiden Amerika Donald Trump awal pekan ini. Trump mengaku menolak keras rencana tersebut.

    “Kami mengetahui bahwa Israel punya rencana untuk menyerang pemimpin tertinggi Iran. Presiden Trump menentangnya dan kami memberi tahu Israel untuk tidak melakukannya,” kata pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, dilansir AFP, Senin (16/6).

    “Saya tidak akan membahas itu,” kata Netanyahu kepada Fox News.

    “Tetapi saya dapat memberi tahu Anda,… kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan, dan saya pikir Amerika Serikat tahu apa yang baik untuk Amerika Serikat,” tambahnya.

    Saksikan juga Blak-blakan: Agus Andrianto ‘Bersih-bersih’ Lapas dari HP dan Narkoba

    (ygs/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Klaim Hancurkan Lokasi Pengembangan Nuklir Iran di Teheran

    Israel Klaim Hancurkan Lokasi Pengembangan Nuklir Iran di Teheran

    Jakarta

    Israel mengklaim telah menyerang lokasi pengembangan senjata nuklir Iran di Teheran. Militer Israel mengatakan jet tempurnya telah menyerang lebih dari 20 titik target di Teheran, termasuk di lokasi proyek pengembangan senjata nuklir.

    Dilansir NBC, Kamis (19/6/2025), menurut IDF, lokasi-lokasi yang menjadi target di ibu kota itu merupakan bagian dari upaya melawan secara luas. Mereka mengatakan penyerangan di lokasi pengembangan senjata nuklir Iran itu bertujuan “untuk memperluas skala dan kecepatan tujuan pengayaan uraniumnya dalam mengembangkan senjata nuklir”.

    “Rezim Iran memperkaya uranium jauh lebih banyak daripada jumlah yang dibutuhkan untuk penggunaan sipil, dengan penekanan pada pengayaan pada tingkat tinggi,” kata IDF.

    Diketahui, Israel terus membombardir wilayah Iran. Selain lokasi pengembangan nuklir, Israel juga mengklaim telah menghancurkan markas besar keamanan internal Iran.

    Angkatan udara Israel “saat ini menyerang target militer milik Rezim Iran di Teheran,” kata militer dalam sebuah pernyataan, pada hari keenam perang Israel-Iran.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan jet angkatan udara telah menghancurkan “markas besar keamanan internal” Iran setelah militer mengumumkan akan menyerang target militer di Teheran.

    “Jet angkatan udara baru saja menghancurkan markas besar keamanan internal rezim Iran–lengan utama penindasan diktator Iran,” kata Katz dalam sebuah pernyataan, bersumpah untuk “menyerang simbol-simbol pemerintahan dan menyerang rezim Ayatollah di mana pun berada”.

    Tonton juga Video Sesumbar Netanyahu: Kami Menguasai Langit di Atas Teheran

    (zap/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Kecam Serangan Israel ke Iran, Wanti-wanti AS Tak Kobarkan Api Perang

    Korut Kecam Serangan Israel ke Iran, Wanti-wanti AS Tak Kobarkan Api Perang

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) mengecam serangan Israel yang memicu konflik dengan Iran. Juru bicara kementerian luar negeri Korut memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa agar tidak “menyulut api perang”.

    Dilansir AFP, Kamis (19/6/2025), Korea Utara menyatakan “kekhawatiran serius” atas “serangan militer Israel dan dengan tegas mengecamnya,” kata juru bicara itu, seraya menambahkan bahwa pembunuhan warga sipil oleh Israel adalah “kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak dapat dimaafkan.”

    “Tindakan ilegal terorisme yang disponsori negara oleh Israel (sedang) meningkatkan bahaya perang habis-habisan baru di kawasan Timur Tengah,” kata pernyataan itu, yang diterbitkan oleh kantor berita milik pemerintah Korut KCNA.

    Israel pada Jumat (13/6) lalu melancarkan serangan yang menurut mereka menargetkan program nuklir Iran, memicu enam hari serangan terus-menerus yang membuat kedua belah pihak saling menembakkan rudal.

    Iran mengatakan pada Minggu (15/6) bahwa serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 224 orang, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Iran belum mengeluarkan informasi terbaru sejak saat itu.

    Sejak Jumat (13/6), sedikitnya 24 orang telah tewas di Israel dan ratusan lainnya terluka, menurut pemerintah Israel. Korban tersebut juga dilaporkan termasuk warga sipil.

    Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir semakin dekat dengan Rusia, mendukung operasi militernya melawan Ukraina dalam perang Moskow dengan negara itu.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memicu spekulasi tentang kemungkinan AS bergabung dengan sekutu utamanya Israel dalam aksi militer melawan Iran, dengan mengatakan pada Rabu (18/6) bahwa kesabarannya telah “habis” dengan Teheran, tetapi masih belum terlambat untuk melakukan pembicaraan.

    Ia kemudian mengatakan bahwa ia belum membuat keputusan apakah akan bergabung dengan Israel dalam mengebom Iran dan memperingatkan bahwa kepemimpinan negara saat ini dapat jatuh sebagai akibat dari perang tersebut.

    Pyongyang memperingatkan Trump dan pihak lain agar tidak ikut serta dalam perang Israel.

    “Situasi gawat yang disaksikan dunia saat ini dengan jelas membuktikan bahwa Israel, yang didukung dan dilindungi oleh AS dan Barat, adalah entitas yang seperti kanker bagi perdamaian di Timur Tengah dan penyebab utama hancurnya perdamaian dan keamanan global,” kata juru bicara kementerian luar negeri Korut.

    “Masyarakat internasional mengawasi ketat pasukan AS dan Barat yang mengobarkan api perang, mempersoalkan hak kedaulatan yang sah dan pelaksanaan hak untuk membela diri Iran, korban,” mereka menambahkan.

    Juru bicara tersebut mengatakan tindakan oleh Amerika Serikat dan kekuatan Eropa “mendorong situasi di Timur Tengah ke fase bencana yang tak terkendali”.

    Saksikan juga Blak-blakan: Agus Andrianto ‘Bersih-bersih’ Lapas dari HP dan Narkoba

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Saling Balas Trump vs Khamenei yang Menolak Menyerah

    Saling Balas Trump vs Khamenei yang Menolak Menyerah

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Iran agar mau menyerah tanpa syarat. Namun, Pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei menolak untuk menyerah.

    Sebagaimana diketahui,Trump mengatakan Iran seharusnya menandatangani kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya sebelum serangan Israel dimulai. Trump meyakini sekarang Teheran pasti ingin mencapai kesepakatan dengan AS.

    Trump juga mengatakan bahwa Iran bodoh jika tidak menandatangani kesepakatan nuklir dengan AS.

    “Seperti yang telah saya katakan, saya pikir kesepakatan akan ditandatangani, atau sesuatu akan terjadi, tetapi kesepakatan akan ditandatangani, dan saya pikir Iran bodoh jika tidak menandatanganinya,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di sela-sela KTT G7, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (17/6).

    Trump, pada Senin (16/6), mengatakan Iran tidak akan menang dalam konflik dengan Israel, dan negara itu harus kembali melakukan perundingan “sebelum terlambat”.

    “Mereka harus mencapai kesepakatan, dan itu menyakitkan bagi kedua belah pihak, tetapi saya mengatakan bahwa Iran tidak akan memenangkan perang ini, dan mereka harus berdialog, dan mereka harus berdialog segera, sebelum terlambat,” cetus sang Presiden AS.

    Bagaimana kata Trump soal Iran? Baca halaman selanjutnya.

    Trump Peringatkan Khamenei

    Presiden AS Donald Trump. (Reuters)

    Trump mengatakan bahwa AS tidak akan membunuh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei ‘untuk saat ini’. Meski begitu, Trump memperingatkan Khamenei agar Iran tidak melakukan serangan lebih lanjut.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (18/6), Trump mengklaim mengetahui persembunyian Khamenei. Ia menyebut Khamenei menjadi sasaran empuk.

    “Kami tahu persis di mana yang disebut ‘Pemimpin Tertinggi’ itu bersembunyi. Ia adalah sasaran empuk, tetapi aman di sana — Kami tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya tidak untuk saat ini,” kata Trump dalam akun pribadinya di Truth Social.

    Trump memperingatkan Khamenei agar tidak melakukan serangan lebih lanjut. Trump pun tampaknya menuntut penyerahan diri tanpa syarat dari Teheran.

    “Tetapi kami tidak ingin rudal ditembakkan ke warga sipil, atau tentara Amerika. Kesabaran kami menipis. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!” kata Trump, kemudian mengunggah pesan yang berbunyi: ‘Penyerahan diri tanpa syarat!’

    Khemenei Ogah Menyerah

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (Office of the Iranian Supreme Leader/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS)

    Pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei bersumpah bahwa negaranya tidak akan menunjukkan belas kasihan terhadap para penguasa Israel. Hal ini disampaikannya pada Rabu (18/6), beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Iran untuk “menyerah tanpa syarat”.

    “Kita harus memberikan tanggapan yang kuat kepada rezim Zionis teroris. Kita tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Zionis,” tulis Khamenei di media sosial X, seperti dilansir Al Arabiya dan AFP, Rabu (18/6).

    Pekan lalu, Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran yang menghantam fasilitas nuklir dan militer Iran, serta kawasan permukiman.

    Lihat Video ‘Ancaman Khamenei ke AS Jika Ikut Campur Konflik Iran-Israel’:

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ratusan Warga Eropa Sudah Dipulangkan dari Israel Buntut Perang Iran

    Ratusan Warga Eropa Sudah Dipulangkan dari Israel Buntut Perang Iran

    Jakarta

    Negara-negara Eropa memulangkan ratusan warga negara mereka dari Israel saat konflik dengan Iran berkecamuk. Diperkirakan pemulangan warga ini masih akan berlanjut.

    Dilansir AFP, Kamis (19/6/2025), Jerman diperkirakan akan mengangkut sekitar 200 orang melalui penerbangan komersial yang disewa di Yordania, kata juru bicara kementerian luar negerinya Christian Wagner. Penerbangan kedua dari Amman dijadwalkan pada hari ini.

    Di Roma, Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan penerbangan telah disediakan bagi warga negara Italia yang ingin meninggalkan Israel. Yunani mengatakan telah memulangkan 105 warga negaranya ditambah sejumlah warga negara asing.

    “Orang-orang yang dipulangkan diangkut ke Athena dari Sharm El-Sheikh, di Mesir, dengan pesawat C-130 dan C-27 angkatan udara Yunani,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Bersama warga negara Yunani dan keluarga mereka, orang lain dalam penerbangan tersebut termasuk warga negara Albania, Austria, Belgia, Bulgaria, Siprus, Prancis, Jerman, Georgia, Hungaria, Italia, Lithuania, Rumania, Swedia, Swiss, dan Amerika Serikat, katanya.

    Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan bahwa kelompok pertama warga Polandia dapat kembali ke negara asal mereka, dengan penerbangan lain dijadwalkan pada Kamis Kamis (19/6).

    Di Sofia, sebuah pesawat pribadi dengan 148 orang yang dievakuasi, termasuk 89 warga Bulgaria, mendarat pada malam hari dari Selasa (17/6) hingga Rabu (18/6).

    Daerah permukiman di kedua negara telah mengalami serangan mematikan sejak pertempuran pecah, dan pemerintah asing telah bergegas untuk mengevakuasi warga negara mereka.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Kembali Tembakkan Rudal ke Israel, Penduduk Haifa Diminta Berlindung

    Iran Kembali Tembakkan Rudal ke Israel, Penduduk Haifa Diminta Berlindung

    Jakarta

    Iran mengeluarkan peringatan evakuasi bagi penduduk kota Haifa, Israel, pada hari keenam pertempuran antara kedua musuh bebuyutan tersebut. Israel mengkonfirmasi bahwa Iran kembali menembakkan rudal ke arah wilayah mereka.

    “Beberapa menit yang lalu, pemberitahuan evakuasi dikeluarkan bagi para pemukim Zionis di Haifa untuk melindungi mereka dari serangan rudal Iran,” kata televisi pemerintah Iran dilansir AFP, Rabu (18/6/2025).

    Pemberitahuan tersebut menunjukkan gambar area yang akan menjadi sasaran disertai teks berbahasa Ibrani yang berbunyi: “Silakan segera tinggalkan area yang dilaporkan–dalam beberapa jam ke depan, angkatan bersenjata Republik Islam Iran akan beroperasi di area ini… untuk menyerang infrastruktur militer rezim Zionis.”

    Militer Israel mengatakan pada Rabu (18/6), bahwa mereka telah mendeteksi rudal baru yang diluncurkan dari Iran beberapa saat setelah televisi pemerintah Iran mengeluarkan peringatan.

    “Beberapa saat yang lalu, IDF (militer) mengidentifikasi rudal yang diluncurkan dari Iran menuju wilayah negara Israel. Sistem pertahanan sedang beroperasi untuk mencegat ancaman tersebut,” kata militer dalam sebuah pernyataan di X.

    Sementara itu, Iran pada Rabu (18/6) mengalami “pemadaman internet nasional yang hampir total” karena ketegangan antara Teheran dan Israel semakin dalam, kata pengawas jaringan daring yang berpusat di London.

    “Data jaringan langsung menunjukkan Iran sekarang berada di tengah-tengah pemadaman internet nasional yang hampir total; insiden tersebut mengikuti serangkaian gangguan parsial sebelumnya dan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan militer dengan Israel setelah beberapa hari serangan rudal bolak-balik,” tulis NetBlocks di X.

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Evakuasi Warganya dari Israel, Inggris Tarik Keluarga Staf Diplomatik

    AS Evakuasi Warganya dari Israel, Inggris Tarik Keluarga Staf Diplomatik

    Jakarta

    Perang Israel dan Iran terus membara menyusul saling serang terjadi dari kedua musuh bebuyutan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana evakuasi warganya dari Israel.

    Dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), duta besar AS untuk Israel mengumumkan rencana untuk mengevakuasi warga Amerika melalui udara dan laut saat perang Israel dengan Iran berkecamuk untuk hari keenam.

    Kedutaan sedang “mengerjakan penerbangan evakuasi & keberangkatan kapal pesiar” untuk “warga negara Amerika yang ingin meninggalkan Israel,” tulis Duta Besar Mike Huckabee di X.

    Sementara itu, anggota keluarga staf diplomatik Inggris di Israel telah “ditarik sementara” karena Iran dan Israel terus saling tembak, kata kementerian luar negeri Inggris pada Rabu (18/6).

    Keluarga staf yang bekerja di kedutaan Inggris di Tel Aviv dan konsulat di Yerusalem “ditarik sementara sebagai tindakan pencegahan”, kata Kantor Luar Negeri, seraya menambahkan bahwa staf di misi tersebut tetap tinggal.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa sedang mempertimbangkan apakah AS akan bergabung dengan serangan Israel terhadap Iran. Trump mengaku kesabarannya sudah habis.

    Berbicara saat menyaksikan pemasangan tiang bendera baru di Gedung Putih, Trump menambahkan bahwa kesabarannya “sudah habis” terhadap Iran dan mengulangi seruannya agar “menyerah tanpa syarat.”

    “Saya dapat memberi tahu Anda ini, bahwa Iran memiliki banyak masalah, dan mereka ingin berunding.”

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Habis Kesabaran, Trump Pertimbangkan AS Ikut Israel Serang Iran

    Habis Kesabaran, Trump Pertimbangkan AS Ikut Israel Serang Iran

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa sedang mempertimbangkan apakah AS akan bergabung dengan serangan Israel terhadap Iran. Trump mengaku kesabarannya sudah habis.

    Dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), berbicara saat menyaksikan pemasangan tiang bendera baru di Gedung Putih, Trump menambahkan bahwa kesabarannya “sudah habis” terhadap Iran dan mengulangi seruannya agar “menyerah tanpa syarat.”

    “Saya mungkin melakukannya, saya mungkin tidak melakukannya. Maksud saya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan,” kata Trump kepada wartawan di South Lawn ketika ditanya apakah ia telah memutuskan apakah akan melancarkan serangan udara AS.

    “Saya dapat memberi tahu Anda ini, bahwa Iran memiliki banyak masalah, dan mereka ingin berunding.”

    Trump mengatakan Iran telah menyarankan untuk mengirim pejabat ke Gedung Putih untuk melakukan pembicaraan mengenai program nuklir Teheran dalam upaya untuk mengakhiri serangan udara Israel, tetapi menambahkan bahwa itu “sangat terlambat.”

    “Saya bilang sudah sangat terlambat untuk berbicara. Kita mungkin akan bertemu. Ada perbedaan besar antara sekarang dan seminggu yang lalu, bukan? Perbedaan besar,” imbuh Trump.

    “Mereka menyarankan agar mereka datang ke Gedung Putih. Itu, Anda tahu, tindakan yang berani, tetapi, sepertinya, tidak mudah bagi mereka untuk melakukannya.”

    Trump lebih menyukai jalur diplomatik untuk mengakhiri program nuklir Iran, dengan mengupayakan kesepakatan untuk menggantikan program yang ia hancurkan pada masa jabatan pertamanya tahun 2018.

    Namun, sejak Israel melancarkan serangan terhadap Iran enam hari yang lalu, Trump telah beralih ke belakang sekutu utama AS itu dan sekarang mempertimbangkan apakah akan menggunakan kekuatan militer AS terhadap Teheran juga.

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebelumnya mengatakan bahwa negara itu tidak akan pernah menyerah dan memperingatkan Amerika Serikat tentang “kerusakan yang tidak dapat diperbaiki” jika negara itu melakukan intervensi.

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Klaim Hancurkan Lokasi Pengembangan Nuklir Iran di Teheran

    Terus Bombardir, Israel Klaim Hancurkan Markas Besar Keamanan Internal Iran

    Jakarta

    Israel kembali membombardir wilayah Iran dalam serangkaian serangan terbaru. Militer Israel mengklaim telah menghancurkan markas besar keamanan internal Iran.

    Dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), sejumlah ledakan terdengar di ibu kota Iran, Teheran, dengan asap hitam mengepul di bagian timur. Rangkaian ledakan terdengar sesaat sebelum pukul 15.30 siang waktu setempat pada hari keenam saling serang paling intens antara Iran dan Israel.

    Sebuah ledakan baru terdengar di Teheran utara, jalan raya utama telah ditutup sebagian. Ledakan itu menyusul serangkaian ledakan lain yang terdengar di bagian timur kota. Jalan Valiasr yang terkenal yang membentang dari utara ke selatan juga ditutup sebagian.

    Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang target militer di Teheran pada Rabu (18/6), terdengar ledakan di utara dan timur ibu kota Iran.

    Angkatan udara Israel “saat ini menyerang target militer milik Rezim Iran di Teheran,” kata militer dalam sebuah pernyataan, pada hari keenam perang Israel-Iran.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan jet angkatan udara telah menghancurkan “markas besar keamanan internal” Iran setelah militer mengumumkan akan menyerang target militer di Teheran.

    “Jet angkatan udara baru saja menghancurkan markas besar keamanan internal rezim Iran–lengan utama penindasan diktator Iran,” kata Katz dalam sebuah pernyataan, bersumpah untuk “menyerang simbol-simbol pemerintahan dan menyerang rezim Ayatollah di mana pun berada”.

    Lihat Video ’31 Pesawat Pengisian Bahan Bakar AS Bergerak ke Timur Tengah’;

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bom Khusus AS yang Bisa Hancurkan Nuklir Bawah Tanah Iran Jadi Sorotan

    Bom Khusus AS yang Bisa Hancurkan Nuklir Bawah Tanah Iran Jadi Sorotan

    Jakarta

    Bom khusus milik Amerika Serikat ramai dibahas. Bom itu disebut-sebut mampu menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang terkubur jauh di bawah tanah.

    Bom penghancur bunker itu disebut menjadi senjata pilihan Presiden Donald Trump, jika ia memutuskan untuk mendukung Israel secara militer dalam perang melawan Iran. Bom itu adalah GBU-57, hulu ledak seberat 30.000 pon (13.607 kg) yang mampu menembus 200 kaki (61 meter) di bawah tanah sebelum meledak. Bom yang sangat kuat ini tak ada dalam gudang senjata Israel.

    Perang Israel Vs Iran dalam kurun waktu kurang dari satu minggu telah menewaskan para komandan militer Iran dan merusak banyak instalasi di darat.

    “Stok rudal, peluncur, pangkalan militer, fasilitas produksi, ilmuwan nuklir, komando dan kendali militer rezim tersebut telah mengalami pukulan yang sangat keras,” kata Behnam Ben Taleblu, direktur program Iran di lembaga pemikir Foundation for Defense of Democracies (FDD) yang berpusat di Washington, AS, sebuah kelompok yang condong ke konservatif.

    “Namun, masih ada pertanyaan besar mengenai seberapa mujarab serangan Israel terhadap jantung program nuklir Iran,” ujar Taleblu, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (18/6/2025).

    Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan tidak ada kerusakan di Fordo, pabrik pengayaan uranium di selatan Teheran. Tidak seperti situs Natanz dan Isfahan di Iran tengah, Fordo berada jauh di bawah tanah, di luar jangkauan bom Israel.

    “Semua mata akan tertuju pada Fordo,” kata Taleblu.

    Fordo adalah fasilitas pengayaan nuklir kedua Iran setelah fasilitas nuklir utama Natanz. Fasilitas Fordo dibangun di lereng gunung dekat Kota Qom, sekitar 95 kilometer di sebelah barat daya Teheran.

    Pembangunannya diyakini telah dimulai sekitar tahun 2006. Fasilitas tersebut mulai beroperasi pada 2009 tahun yang sama ketika Teheran secara terbuka mengakui keberadaannya.

    Selain terkubur sekitar 80 meter di bawah batu dan tanah, Fordo dilaporkan dilindungi oleh sistem rudal permukaan-ke-udara buatan Iran dan Rusia. Pada Maret 2023, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mendeteksi partikel uranium yang diperkaya hingga kemurnian 83,7%hampir setara dengan kadar uranium untuk membuat senjata nuklir di lokasi tersebut.

    Purnawirawan letnan jenderal Angkatan Darat AS dan peneliti pertahanan Rand Corporation Mark Schwartz menyebut “hanya Amerika Serikat yang memiliki kapasitas konvensional” untuk menghancurkan tempat-tempat semacam itu. Dan yang dimaksud dengan “kapasitas konvensional” adalah bom GBU-57 non-nuklir.

    Kemampuan Bom Khusus AS

    Wujud bom AS. Foto: U.S. Air Force/AP Photo)

    Militer AS mengatakan bom khusus GBU-57 dirancang untuk menembus hingga 200 kaki di bawah tanah sebelum meledak. Bom itu juga disebut Massive Ordnance Penetrator (MOP).

    Disebut-sebut, bom Ini berbeda dari rudal yang biasanya meledakkan muatannya di dekat atau setelah terjadi benturan.

    “Untuk mengalahkan target yang terkubur dalam ini, senjata ini perlu dirancang dengan selongsong baja yang agak tebal, baja yang dikeraskan, untuk menembus lapisan bebatuan ini,” kata Masao Dahlgren, seorang peneliti yang bekerja pada pertahanan rudal untuk Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah pusat penelitian yang berpusat di Washington.

    Desain bom ini dimulai pada awal tahun 2000-an dan pesanan sebanyak 20 unit diberikan kepada Boeing pada tahun 2009. Dengan panjang enam meter, bom ini diyakini mampu menembus target sejauh 61 meter di bawah permukaan tanah. Beberapa bom dapat dijatuhkan secara berurutan sehingga dapat mengebor lebih dalam setiap terjadi ledakan.

    Bom ini disebut lebih kuat daripada Massive Ordnance Air Blast (MOAB), senjata seberat 9.800 kg yang dikenal sebagai “Induk dari semua bom,” yang digunakan dalam pertempuran di Afghanistan pada 2017.

    “Angkatan Udara AS berupaya keras merancang senjata dengan ukuran yang hampir sama dengan MOAB, tetapi dengan muatan peledak di dalam wadah logam yang sangat keras. Hasilnya adalah GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator,” kata Paul Rogers, profesor emeritus Studi Perdamaian di Universitas Bradford, UK.

    Sejauh ini, AS belum memberikan akses penggunaan MOP kepada Israel.

    Pesawat yang Pakai Bom GBU-57

    Foto: AP/Planet Labs PBC

    Satu-satunya pesawat yang mampu menggunakan bom GBU-57 adalah pesawat pengebom Amerika, B-2, sebuah pesawat siluman. Beberapa pesawat pengebom ini dikerahkan pada awal Mei lalu di Diego Garcia, lokasi pangkalan militer gabungan Inggris-AS di Samudra Hindia.

    Dengan kemampuan jarak jauhnya, B-2 yang berangkat dari Amerika Serikat “mampu terbang jauh ke Timur Tengah untuk melakukan pengeboman. Itu sudah pernah dilakukan sebelumnya,” kata Dahlgren.

    Setiap pesawat B-2 dapat membawa dua bom GBU-57, dan Schwartz mengatakan beberapa bom kemungkinan akan dibutuhkan.

    “Mereka tidak akan hanya menggunakan satu bom dan selesai,” katanya.

    Pesawat pengebom berat jarak jauh ini memiliki jangkauan sekitar 11.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, dan hingga 18.500 kilometer dengan satu kali pengisian bahan bakar di udara. Cara ini yang memungkinkan pesawat itu mencapai hampir semua lokasi di dunia dalam hitungan jam, menurut Northrop Grumman.

    Menurut produsennya, B-2 dapat membawa muatan seberat 18.000 kg. Namun, Angkatan Udara AS mengatakan telah berhasil menguji B-2 dengan membawa dua penghancur bunker GBU-57A/B dengan berat total sekitar 60.000 pon (27.200 kg).

    Intervensi AS seperti itu akan membawa “banyak beban politik bagi Amerika,” kata Taleblu. Dia menyebut bom penghancur bunker bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi program nuklir Iran.

    Tanpa bom GBU-57, dan tanpa solusi diplomatik, Taleblu mengatakan Israel dapat menyerang akses ke fasilitas bawah tanah seperti Fordo dengan “mencoba menyerang pintu masuk, menghancurkan apa yang bisa mereka hancurkan, memutus aliran listrik dan mengambil tindakan lain seperti yang telah diambil di Natanz.”

    Halaman 2 dari 3

    (idn/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini