Category: Detik.com Internasional

  • Israel Klaim Bunuh Komandan Kedua Iran dari Pasukan Quds Behnam Shahriyari

    Israel Klaim Bunuh Komandan Kedua Iran dari Pasukan Quds Behnam Shahriyari

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan telah ‘melenyapkan’ komandan kedua Iran dalam pasukan elit Quds dari Korps Garda Revolusi Islam, Behnam Shahriyari. Shahriyari menjadi sasaran serangan Israel semalam.

    Dilansir CNN, Sabtu (21/6/2025) pasukan pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan menyampaikan membunuh Shariyari saat tengah berkendara di Iran Barat. Shariyari dibunuh angkatan udara Israel.

    Shahriyari disebut bertanggung jawab atas transfer senjata dari Iran ke proksinya di seluruh Timur Tengah, dan bekerja selama bertahun-tahun untuk mempersenjatai berbagai organisasi militan.

    Shahriyari juga dikenai sanksi oleh Amerika Serikat. Menurut pemerintah Inggris, Shahriyari telah terlibat dalam aktivitas permusuhan oleh kelompok bersenjata yang didukung oleh pemerintah Iran, yang memfasilitasi destabilisasi Israel, Irak, Yaman, dan Lebanon.

    Pasukan Quds merupakan bagian dari IRGC yang bertanggung jawab atas operasi di luar Iran dan bertugas untuk berkoordinasi dengan kelompok militan sekutu seperti Hizbullah dan Hamas.

    Sebelumnya, IDF mengatakan telah menewaskan Saeed Izadi, komandan Iran lainnya dalam pasukan Quds. Kepala Juru Bicara IDF Ephraim Defrin menggambarkan Izadi dan Shahriyari sebagai orang-orang yang berada di “garis depan proyek Iran untuk mendorong perang ke wilayah Israel.”

    Berpotensi berkepanjangan, Defrin juga mengatakan Angkatan Udara Israel terus menyerang fasilitas nuklir di kota Isfahan, Iran. Defrin mengatakan militer Israel terlibat dalam “salah satu perang paling rumit dalam sejarah Israel” dan memperingatkan masyarakat Israel untuk bersiap menghadapi “berkepanjangan” karena IDF masih memiliki “target dan tujuan” di Iran.

    (dek/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kami Tak Akan Berhenti Serang Iran!

    Kami Tak Akan Berhenti Serang Iran!

    New York

    Di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Duta Besar Israel Danny Danon bersumpah negaranya tidak akan menghentikan serangannya terhadap Iran sampai ancaman nuklir Teheran dihilangkan. Iran pun menegaskan akan terus membela diri terhadap serangan-serangan Tel Aviv.

    Penegasan Israel dan Iran itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (21/6/2025), disampaikan dalam sesi Dewan Keamanan PBB yang digelar pada Jumat (20/6) waktu setempat.

    “Kami tidak akan berhenti,” tegas Danon saat berbicara di hadapan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB.

    “Tidak sampai ancaman nuklir Iran dimusnahkan, tidak sampai mesin perangnya dilucuti, tidak sampai rakyat kami dan rakyat Anda aman,” ujarnya.

    Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeeid Iravani, dalam pernyataannya dalam forum yang sama menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan.

    “Israel tampaknya menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan serangan ini sebanyak mungkin hari yang diperlukan. Kami khawatir dengan laporan kredibel soal Amerika Serikat… mungkin akan bergabung dalam perang ini,” kata Iravani.

    Pada Jumat (20/6), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Iran memiliki “waktu maksimum” dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara AS. Pernyataan ini mengindikasikan Trump dapat mengambil keputusan sebelum batas waktu dua minggu, yang dia tetapkan sebelumnya, berakhir.

    “Kita telah memulai operasi yang paling rumit dalam sejarah kita untuk menyingkirkan ancaman sebesar itu, terhadap musuh semacam itu. Kita harus siap untuk operasi yang berkepanjangan,” ucap Zamir dalam pernyataan video yang ditujukan kepada warga Israel.

    Lihat juga Video Netanyahu Murka RS Dirudal Iran Tapi Lupa soal Gaza, Standar Ganda?

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Zamir mengatakan militer Israel telah mempersiapkan diri selama “bertahun-tahun” untuk operasi melawan Iran, bahkan ketika pasukan Israel melanjutkan operasi militer terhadap kelompok Hamas di Jalur Gaza.

    Konflik terbaru antara Israel dan Iran pecah pada 13 Juni, atau sepekan lalu, ketika Tel Aviv melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran yang diklaim bertujuan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

    Iran membalas dengan rentetan serangan rudal dan drone terhadap wilayah Israel. Teheran juga kembali menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.

    Iran Sebut Serangan Israel Khianati Upaya Diplomatik dengan AS

    Menlu Iran Abbas Araghchi Foto: AFP/YASSER AL-ZAYYAT

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai “pengkhianatan” terhadap upaya diplomatik antara Teheran dan Amerika Serikat (AS). Araghchi mengatakan Iran dan AS seharusnya menyusun “perjanjian yang menjanjikan” mengenai program nuklir Teheran.

    “Kami diserang di tengah proses diplomatik yang sedang berlangsung,” ucap Araghchi saat berbicara di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.

    Araghchi seharusnya bertemu Utusan Khusus AS Steve Witkoff pada 15 Juni lalu, namun pertemuan itu dibatalkan setelah Israel menyerang Iran beberapa hari sebelumnya.

    “Kami seharusnya bertemu dengan Amerika pada 15 Juni untuk menyusun perjanjian yang sangat menjanjikan untuk penyelesaian damai atas masalah yang dibuat-buat mengenai program nuklir damai kami,” kata Araghchi.

    “Itu merupakan pengkhianatan terhadap diplomasi dan pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap dasar-dasar hukum internasional,” sebutnya.

    Lihat juga Video Netanyahu Murka RS Dirudal Iran Tapi Lupa soal Gaza, Standar Ganda?

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Turki Sebut Israel Bawa Timur Tengah Menuju ‘Bencana Total’

    Turki Sebut Israel Bawa Timur Tengah Menuju ‘Bencana Total’

    Istanbul

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Hakan Fidan, menuduh Israel sedang membawa kawasan Timur Tengah menuju “bencana total” dengan menyerang Iran secara besar-besaran pada 13 Juni lalu.

    “Israel sekarang membawa kawasan ini ke ambang bencana total dengan menyerang Iran, tetangga kita,” ucap Fidan saat berbicara dalam pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Islam di Istanbul, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025).

    “Tidak ada masalah Palestina, Lebanon, Suriah, Yaman atau Iran, tetapi jelas ada masalah Israel,” sebutnya.

    Fidan menyerukan diakhirinya apa yang disebutnya sebagai “agresi tanpa batas” oleh Israel terhadap Iran.

    “Kita harus mencegah situasi memburuk menjadi kekerasan yang meluas, yang akan semakin membahayakan keamanan regional dan global,” cetusnya.

    Konflik terbaru antara Israel dan Iran pecah pada 13 Juni, atau sepekan lalu, ketika Tel Aviv melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran yang diklaim bertujuan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

    Iran membalas dengan rentetan serangan rudal dan drone terhadap wilayah Israel. Teheran juga kembali menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.

    Lihat juga Video Erdogan: Iran Membela Diri dari Israel, Wajar dan Sah

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Rentetan serangan terus saling dilancarkan oleh kedua negara hingga saat ini, dengan Tel Aviv dan Teheran saling menuding menargetkan warga sipil.

    Menurut laporan Human Rights Activists News Agency, sedikitnya 639 orang tewas di berbagai wilayah Iran akibat serangkaian serangan udara Israel. Mereka yang tewas termasuk pejabat eselon atas militer dan para ilmuwan nuklir Iran, serta para warga sipil.

    Sementara otoritas Tel Aviv melaporkan sedikitnya 25 orang tewas akibat serangan-serangan rudal Iran.

    Lihat juga Video Erdogan: Iran Membela Diri dari Israel, Wajar dan Sah

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin Bela Iran, Sebut Tak Ada Bukti Iran Inginkan Senjata Nuklir

    Putin Bela Iran, Sebut Tak Ada Bukti Iran Inginkan Senjata Nuklir

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan negaranya telah berulang kali memberi tahu Israel bahwa tidak ada bukti jika Iran berniat mengembangkan senjata nuklir. Pernyataan bernada membela Teheran ini disampaikan Putin saat perang udara antara Iran dan Israel semakin meningkat beberapa hari terakhir.

    Putin, dalam wawancara dengan Sky News Arabia, seperti dilansir Reuters dan Anadolu Agency, Sabtu (21/6/2025), menekankan bahwa badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Badan Energi Atom Internasional (IAEA), “tidak menemukan bukti” yang menunjukkan Iran berupaya membuat senjata nuklir.

    “Rusia, dan juga IAEA, tidak pernah memiliki bukti bahwa Iran sedang mempersiapkan diri untuk memperoleh senjata nuklir, seperti yang telah berulang kali kami sampaikan kepada pimpinan Israel,” ucap Putin dalam wawancara yang dipublikasikan pada Sabtu (21/6).

    Putin mendesak dialog untuk mengurangi kekhawatiran regional semacam itu dan meningkatkan keamanan kolektif.

    Dalam wawancara tersebut, Putin menegaskan kembali penolakan tegas Rusia terhadap proliferasi senjata pemusnah massal, dan menggambarkan fatwa Iran yang melarang senjata nuklir sebagai langkah serius dan “penting” yang harus ditanggapi secara serius.

    Putin juga menegaskan bahwa Rusia siap mendukung hak Iran untuk mengembangkan program nuklir untuk tujuan damai.

    “Kami meyakini Iran memiliki hak untuk menggunakan energi nuklir secara damai, dan kami siap membantu,” tegas Putin.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Israel dan Iran terus saling melancarkan serangan udara selama sepekan terakhir, atau sejak 13 Juni lalu, ketika Tel Aviv melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran yang diklaim bertujuan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

    Iran membalas dengan rentetan serangan rudal dan drone terhadap wilayah Israel. Teheran juga kembali menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.

    Menurut laporan Human Rights Activists News Agency, sedikitnya 639 orang tewas di berbagai wilayah Iran akibat serangkaian serangan udara Israel. Mereka yang tewas termasuk pejabat eselon atas militer dan para ilmuwan nuklir Iran, serta para warga sipil.

    Sementara otoritas Tel Aviv melaporkan sedikitnya 25 orang tewas akibat serangan-serangan rudal Iran.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Tewaskan Komandan Senior Iran yang Jadi Koordinator dengan Hamas

    Israel Tewaskan Komandan Senior Iran yang Jadi Koordinator dengan Hamas

    Tel Aviv

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengklaim pasukan negaranya telah menewaskan seorang komandan veteran Pasukan Quds, sayap luar negeri Garda Revolusi Iran, dalam serangan di wilayah Qom, sebelah selatan Teheran.

    Komandan veteran yang tewas itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (21/6/2025), diidentifikasi bernama Saeed Izadi, yang juga merupakan koordinator militer utama antara Iran dengan Hamas, kelompok yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza selama dua tahun terakhir.

    “Jet-jet tempur (Israel) menyerang dan menyingkirkan komandan Korps Palestina dari Pasukan Quds, dan koordinator utama antara rezim Iran dan organisasi teroris Hamas, Saeed Izadi, di wilayah Qom,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Katz, dalam pernyataannya, menyebut Izadi tewas dalam serangan Israel yang menghantam sebuah apartemen di wilayah Qom, Iran.

    Menurut Katz, Izadi mendanai dan mempersenjatai Hamas selama serangan awal. Dia menggambarkan pembunuhan komandan veteran Iran itu sebagai “pencapaian besar bagi intelijen dan Angkatan Udara Israel”.

    Sejauh ini belum ada tanggapan langsung dari Garda Revolusi Iran.

    Sosok Izadi telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris atas apa yang mereka sebut sebagai keterkaitannya dengan Hamas, dan faksi militan Jihad Islam, yang terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 lalu, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    Lihat juga Video Iran Vs Israel: Dulu Kawan, Sekarang Lawan

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pasukan Quds yang merupakan sayap luar negeri Garda Revolusi Iran, membangun jaringan sekutu Teheran yang dikenal sebagai Poros Perlawanan. Pasukan Quds mendirikan Hizbullah di Lebanon pada tahun 1982 silam dan mendukung kelompok militan Hamas di Jalur Gaza.

    Namun, jaringan yang mendukung Iran itu mengalami pukulan besar selama dua tahun terakhir akibat serangan-serangan Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza. Rentetan serangan Tel Aviv itu diklaim telah melemahkan Hizbullah dan Hamas.

    Serangan Israel yang menewaskan komandan veteran Iran itu dilancarkan saat kedua negara terlibat perang udara sengit selama sepekan terakhir. Pada Sabtu (21/6), laporan media Iran menyebut Israel menyerang sebuah gedung di Qom, yang disebut menewaskan satu orang berusia 16 tahun dan melukai 2 orang lainnya.

    Sementara kantor berita Fars melaporkan Tel Aviv menyerang fasilitas nuklir Isfahan, salah satu yang terbesar di negara itu, namun tidak ada kebocoran bahan berbahaya dan tidak ada risiko bagi penduduk setempat.

    Militer Israel juga mengklaim pasukannya melancarkan rentetan serangan terhadap lokasi penyimpanan rudal dan infrastruktur peluncuran rudal di Iran.

    Lihat juga Video Iran Vs Israel: Dulu Kawan, Sekarang Lawan

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Fasilitas Nuklir Isfahan, Tak Ada Kebocoran Berbahaya

    Israel Serang Fasilitas Nuklir Isfahan, Tak Ada Kebocoran Berbahaya

    Teheran

    Israel menyerang fasilitas nuklir Isfahan yang ada di wilayah Iran bagian tengah pada Sabtu (21/6) waktu setempat. Otoritas Teheran mengatakan tidak ada kebocoran berbahaya atau risiko bagi penduduk akibat serangan itu.

    Serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Isfahan itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025), dilaporkan oleh kantor berita Fars yang mengutip seorang pejabat keamanan Iran, yang tidak disebut namanya.

    Disebutkan bahwa serangan Tel Aviv itu melanda pada Sabtu (21/6) dini hari waktu Iran.

    Dikatakan oleh pejabat keamanan Iran tersebut bahwa Israel melancarkan beberapa serangan, termasuk terhadap fasilitas nuklir Isfahan. Pejabat keamanan Iran itu menambahkan bahwa sistem pertahanan udara Teheran menghadapi serangan Tel Aviv tersebut.

    “Sebagian besar suara ledakan yang terdengar dalam serangan ini terkait dengan aktivitas pertahanan udara,” sebut pejabat keamanan Iran tersebut.

    Disebutkan juga oleh pejabat keamanan Teheran itu bahwa tidak ada “kebocoran material berbahaya” akibat serangan tersebut.

    Israel dan Iran terus saling melancarkan serangan udara selama sepekan terakhir, atau sejak 13 Juni lalu, ketika Tel Aviv melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran yang diklaim bertujuan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

    Iran membalas dengan rentetan serangan rudal dan drone terhadap wilayah Israel. Teheran juga kembali menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.

    Menurut laporan Human Rights Activists News Agency, sedikitnya 639 orang tewas di berbagai wilayah Iran akibat serangkaian serangan udara Israel. Mereka yang tewas termasuk pejabat eselon atas militer dan para ilmuwan nuklir Iran, serta para warga sipil.

    Sementara otoritas Tel Aviv melaporkan sedikitnya 25 orang tewas akibat serangan-serangan rudal Iran.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 60 Orang Tewas Digempur Israel di Gaza, Separuhnya Saat Tunggu Bantuan

    60 Orang Tewas Digempur Israel di Gaza, Separuhnya Saat Tunggu Bantuan

    Gaza City

    Sedikitnya 60 orang tewas akibat rentetan serangan pasukan militer Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza sepanjang Jumat (20/6). Lebih dari separuh kematian itu terjadi di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, ketika banyak orang sedang menunggu untuk mendapatkan bantuan.

    Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025), melaporkan bahwa sekitar 31 korban tewas di antaranya merupakan para pencari bantuan kemanusiaan di Gaza.

    Dari jumlah tersebut, sebut Bassal, sekitar lima orang di antaranya tewas ketika sedang mengantre bantuan di wilayah Jalur Gaza bagian selatan pada Jumat (20/6), sedangkan 26 orang lainnya tewas akibat serangan di area dekat pusat distribusi bantuan Gaza, yang dikenal sebagai koridor Netzarim, yang dikuasai Israel.

    Ribuan orang berkumpul di area tersebut setiap harinya dengan harapan menerima jatah makanan, saat kelaparan mengancam Jalur Gaza setelah lebih dari 20 bulan perang berkecamuk.

    Militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa pasukannya di area Netzarim telah melepaskan “tembakan peringatan” ke arah “para tersangka” yang mendekati posisi mereka.

    Ketika orang-orang itu terus bergerak maju, sebut militer Tel Aviv, “sebuah pesawat menyerang dan melenyapkan para tersangka untuk menghilangkan ancaman”.

    Insiden serupa telah terjadi di area tersebut secara berkala sejak akhir Mei lalu, ketika organisasi bernama Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) — yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel — membuat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, saat Israel melonggarkan blokade bantuan selama dua bulan.

    Lihat juga Video Netanyahu Murka RS Dirudal Iran Tapi Lupa soal Gaza, Standar Ganda?

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Di wilayah lainnya di Jalur Gaza pada Jumat (20/6), Bassal mengatakan sedikitnya 14 orang tewas dalam dua serangan terpisah di dalam dan di sekitar pusat kota Deir el-Balah, dan sedikitnya 13 orang lainnya tewas dalam tiga serangan udara Israel di area Gaza City.

    Salah satu serangan itu, yang menewaskan tiga orang, sebut Bassal, menghantam stasiun pengisian daya ponsel di kota tersebut.

    Di Jalur Gaza bagian selatan, menurut Bassal, dua orang tewas akibat “tembakan Israel” dalam dua insiden terpisah.

    Pembatasan yang diberlakukan Israel terhadap media di Jalur Gaza dan kesulitan mengakses beberapa area membuat AFP tidak bisa memverifikasi secara independen jumlah korban dan rincian yang disampaikan oleh badan pertahanan sipil Gaza.

    Lihat juga Video Netanyahu Murka RS Dirudal Iran Tapi Lupa soal Gaza, Standar Ganda?

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Tangkap 22 Orang Diduga Mata-mata Israel

    Iran Tangkap 22 Orang Diduga Mata-mata Israel

    Teheran

    Kepolisian Iran menangkap sedikitnya 22 orang yang diduga “terkait dengan badan mata-mata Israel” sejak 13 Juni lalu, saat Teheran dan Israel saling melancarkan serangan udara secara sengit. Seorang warga negara Eropa juga ditangkap oleh Iran terkait tuduhan spionase.

    Penangkapan itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025), dilakukan di wilayah Provinsi Qom dalam beberapa waktu terakhir.

    “Sebanyak 22 orang telah diidentifikasi dan ditangkap atas tuduhan terkait dengan badan mata-mata rezim Zionis, mengganggu opini publik, dan mendukung rezim kriminal,” demikian laporan kantor berita Fars, yang mengutip pernyataan kepala intelijen kepolisian di Provinsi Qom.

    Penangkapan tersebut terjadi setelah Kepolisian Iran mengumumkan pada Kamis (19/6) bahwa sedikitnya 24 orang ditangkap atas tuduhan menjadi mata-mata untuk Israel dan berupaya mencoreng citra negara tersebut.

    “Sebanyak 24 individu yang memata-matai untuk musuh Zionis secara offline dan online, dan yang berupaya mengganggu opini publik, dan mencoreng serta menghancurkan citra sistem suci Republik Islam Iran, telah ditangkap,” kata komandan Kepolisian Teheran Barat, Kiumars Azizi, seperti dikutip kantor berita Tasnim.

    Tidak hanya warga Iran, seorang warga negara Eropa juga ditangkap oleh Teheran atas tuduhan spionase. Tidak disebutkan lebih lanjut asal kewarganegaraan atau tanggal penangkapan warga negara Eropa tersebut.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Kantor berita Tasnim menyebut penangkapan itu dilakukan oleh cabang intelijen Garda Revolusi Iran di Provinsi Kohgiluyeh dan Boyer-Ahmad.

    “Dia telah mengunjungi negara ini sebagai turis pada saat serangan brutal oleh rezim Zionis,” sebut kantor berita Tasnim merujuk pada serangan Israel terhadap Iran pada 13 Juni lalu yang memicu perang.

    Iran secara rutin mengumumkan penangkapan terhadap tersangka mata-mata. Beberapa tersangka di antaranya telah dieksekusi mati dalam beberapa pekan terakhir.

    Menurut Iran Human Rights, LSM yang berbasis di Norwegia, sedikitnya 223 orang telah ditangkap di seluruh wilayah Iran atas tuduhan bekerja sama dengan Israel. Iran Human Rights memperingatkan bahwa angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

    Lihat juga Video: Kawasan Kantor Microsoft di Israel Terbakar Kena Rudal Iran

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Irak Tuduh 50 Pesawat Tempur Israel Langgar Wilayah Udaranya

    Irak Tuduh 50 Pesawat Tempur Israel Langgar Wilayah Udaranya

    New York

    Irak menuduh sebanyak 50 pesawat tempur Israel telah melanggar wilayah udaranya, saat pertempuran sengit terus berlanjut antara Tel Aviv dan Iran selama sepekan terakhir.

    Tuduhan itu, seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/6/2025), disampaikan oleh perwakilan Irak untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau charge d’affaires misi Irak di PBB, Abbas Kadhom Obaid Al-Fatlawi, saat berbicara sebelum konflik Iran-Israel dibahas dalam pertemuan PBB pada Jumat (20/6).

    Dia menyebut bahwa puluhan pesawat tempur Israel itu datang dari area perbatasan Suriah-Yordania.

    “Diawali oleh sekitar 20 pesawat terbang, kemudian diikuti oleh 30 pesawat terbang yang mengudara ke wilayah selatan Irak, dan pesawat-pesawat itu terbang di atas kota Basra, Najaf, dan Karbala,” sebut Al-Fatlawi dalam pernyataannya.

    “Pelanggaran-pelanggaran ini merupakan pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB,” tuduhnya.

    “Pelanggaran ini juga merupakan ancaman terhadap tempat-tempat suci dan kawasan yang mungkin menimbulkan reaksi keras dari masyarakat, mengingat pentingnya tempat-tempat suci ini bagi rakyat kami,” ucap Al-Fatlawi.

    Pernyataan tersebut disampaikan saat Israel dan Iran terus saling melancarkan serangan udara selama sepekan terakhir, atau sejak 13 Juni lalu, ketika Tel Aviv melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran yang diklaim bertujuan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

    Lihat juga Video: Momen Warga Irak Bersukacita Sambut Serangan Iran ke Israel

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Iran membalas dengan rentetan serangan rudal dan drone terhadap wilayah Israel. Teheran juga kembali menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.

    Area-area permukiman di kedua negara turut terdampak perang udara yang berlangsung sengit tersebut, dengan Tel Aviv dan Teheran saling menuding menargetkan warga sipil.

    Menurut laporan Human Rights Activists News Agency, sedikitnya 639 orang tewas di berbagai wilayah Iran akibat serangkaian serangan udara Israel. Mereka yang tewas termasuk pejabat eselon atas militer dan para ilmuwan nuklir Iran, serta para warga sipil.

    Sementara otoritas Tel Aviv melaporkan sedikitnya 25 orang tewas akibat serangan-serangan rudal Iran.

    Lihat juga Video: Momen Warga Irak Bersukacita Sambut Serangan Iran ke Israel

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Bilang Iran Punya 2 Minggu untuk Hindari Potensi Serangan AS

    Trump Bilang Iran Punya 2 Minggu untuk Hindari Potensi Serangan AS

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Iran memiliki “waktu maksimum” dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara AS. Pernyataan ini mengindikasikan Trump dapat mengambil keputusan sebelum batas waktu dua minggu, yang dia tetapkan sebelumnya, berakhir.

    Trump, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025), menambahkan bahwa dirinya kemungkinan tidak akan menghentikan Israel untuk menyerang Iran karena sekutunya itu berada dalam posisi “menang”. Dia juga mengabaikan upaya Eropa untuk melakukan mediasi demi mengakhiri konflik.

    “Saya memberikan mereka waktu, dan saya akan mengatakan dua minggu akan menjadi waktu maksimum,” kata Trump ketika ditanya wartawan, pada Jumat (20/6), apakah dirinya dapat mengambil keputusan untuk menyerang Iran sebelum batas waktu dua minggu berakhir.

    Trump menambahkan bahwa tujuan dari batas waktu itu adalah untuk “melihat apakah orang-orang sadar atau tidak”.

    Dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih sehari sebelumnya, atau pada Kamis (19/6), Trump mengatakan akan “membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan” karena adanya “peluang besar untuk berunding” dengan Iran.

    Komentar Trump itu dipandang secara luas sebagai jeda dua pekan untuk negosiasi guna mengakhiri perang antara Iran dan Israel, dengan negara-negara Eropa bergegas melakukan pembicaraan dengan Teheran.

    Namun pernyataan terbaru Trump mengindikasikan sang Presiden AS masih dapat mengambil keputusan jika dia merasa tidak ada kemajuan dalam upaya penghentian program nuklir Iran.

    Tonton juga Video Eks Penasihat Keamanan AS Tertawakan Ancaman Trump ke Iran

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Sementara itu, Trump dalam pernyataannya menolak pembicaraan yang digelar negara-negara Eropa, seperti Inggris, Prancis, Jerman dan Uni Eropa dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Jenewa, Swiss, pada Jumat (20/6).

    “Mereka tidak membantu,” kata Trump merujuk pada upaya yang dilakukan negara-negara Eropa.

    “Iran tidak ingin berbicara dengan Eropa. Mereka ingin berbicara dengan kita. Eropa tidak akan dapat membantu dalam hal ini,” sebutnya.

    Araghchi, setelah pembicaraan di Jenewa, menegaskan bahwa Iran tidak akan melanjutkan perundingan dengan AS sebelum Israel menghentikan serangannya. Namun Trump tampaknya meragukan hal tersebut.

    “Sangat sulit untuk memenuhi permintaan itu sekarang. Jika seseorang dalam posisi menang, sedikit sulit untuk melakukan hal itu dibandingkan jika seseorang dalam posisi kalah, tetapi kami siap, bersedia dan mampu, dan kami telah berbicara dengan Iran, dan kita akan melihat apa yang akan terjadi,” kata Trump.

    Tonton juga Video Eks Penasihat Keamanan AS Tertawakan Ancaman Trump ke Iran

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini