Category: Detik.com Internasional

  • Instalasi Nuklir Kami Rusak Parah Akibat Gempuran Israel-AS

    Instalasi Nuklir Kami Rusak Parah Akibat Gempuran Israel-AS

    Jakarta

    Perang 12 hari Israel dan Iran telah berakhir. Pemerintah Iran mengakui instalasi nuklir negaranya mengalami kerusakan parah akibat serangan yang dilancarkan Amerika Serikat dan Israel.

    “Instalasi nuklir kami telah rusak parah, itu sudah pasti, karena telah diserang berulang kali oleh agresor Israel dan Amerika,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, dilansir CNN, Rabu (25/6/2025).

    Pejabat Iran dan media pemerintah sempat membantah adanya kerusakan parah pada situs nuklir Iran. Baghaei mengatakan badan energi atom Iran sedang melakukan penilaian terhadap kerusakan yang menimpa fasilitas nuklir negaranya.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya telah menepis laporan media-media AS tentang intelijen yang menemukan bahwa serangan AS terhadap Iran hanya memperlambat program nuklir Iran selama beberapa bulan saja. Trump bersikeras bahwa situs-situs nuklir Iran telah hancur akibat serangan tersebut.

    “SITUS-SITUS NUKLIR DI IRAN HANCUR SEPENUHNYA!” tulis presiden AS tersebut di platform media sosial miliknya, Truth Social, dilansir dari kantor berita AFP.

    Trump mengatakan bahwa media-media AS telah “merendahkan salah satu serangan militer paling sukses dalam sejarah.”

    Pernyataannya itu disampaikan setelah laporan intelijen awal AS yang dirahasiakan menyimpulkan bahwa serangan Amerika terhadap Iran hanya memperlambat program nuklirnya beberapa bulan.

    Trump kemudian mengumumkan bahwa pasukan militer Amerika telah menyerang situs-situs utama Iran, termasuk fasilitas nuklir bawah tanah di Fordow.

    Media-media AS pada hari Selasa (24/6) mengutip orang-orang yang mengetahui temuan Badan Intelijen Pertahanan, yang mengatakan serangan Amerika tidak sepenuhnya menghilangkan cadangan uranium yang diperkaya milik Iran.

    Tonton juga “Jumlah Korban Perang Iran vs Israel Selama 12 Hari” di sini:

    (ygs/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Balik Serang Gaza Usai Perang Iran Gencatan Senjata

    Israel Balik Serang Gaza Usai Perang Iran Gencatan Senjata

    Jakarta

    Israel dan Iran kini sepakat gencatan senjata usai sempat berkonflik selama 12 hari. Israel mengaku kini kembali fokus untuk menguasai jalur Gaza.

    Tel Aviv bertekad untuk memulangkan semua sandera yang tersisa dan membubarkan rezim Hamas, yang didukung Teheran. Iran disebut mendukung Hamas yang menguasai Gaza dan berperang melawan Israel sejak Oktober 2023.

    “Sekarang fokusnya beralih kembali ke Gaza — untuk memulangkan para sandera dan membubarkan rezim Hamas. Saya bangga memiliki hak istimewa untuk memimpin organisasi ini selama periode ini,” ucap Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (25/6/2025).

    Gencatan senjata antara Israel dan Iran berlaku sejak Selasa (24/6), setelah diwarnai kebingungan soal waktu dimulainya penghentian pertempuran udara antara kedua negara. Hal itu menyusul pengumuman mengejutkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Zamir, dalam pernyataannya, juga mengklaim rentetan serangan Israel terhadap Iran telah menghambat program nuklir negara itu “selama beberapa tahun”.

    “Kita telah menghambat proyek nuklir Iran selama beberapa tahun, dan hal yang sama berlaku untuk program rudalnya,” sebutnya dalam pernyataan yang disampaikan setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran mulai berlaku pada Selasa (24/6).

    Perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas berlangsung sejak Oktober 2023, setelah kelompok militan yang didukung Teheran itu melancarkan serangan mengejutkan terhadap Tel Aviv.

    Militer Israel melancarkan serangan brutal terhadap Jalur Gaza sebagai pembalasan terhadap Hamas, yang sejauh ini menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 56.077 orang, yang sebagian besar merupakan warga sipil.

    Israel Umumkan 7 Tentaranya Tewas

    Foto: REUTERS/Ronen Zvulun

    Militer Israel mengumumkan pada Rabu (25/6) bahwa tujuh tentaranya tewas dalam pertempuran terbaru di Jalur Gaza, saat perang melawan kelompok Hamas terus berlanjut. Salah satu yang tewas disebut sebagai komandan peleton pasukan Israel.

    Situs resmi militer Israel, seperti dilansir AFP, Rabu (25/6/2025), mencantumkan nama lima tentara dan sang komandan peleton dari batalion yang sama yang disebut “gugur selama pertempuran di Jalur Gaza bagian selatan”.

    Satu tentaranya, atau tentara ketujuh, yang tewas tidak diungkap namanya pada situs militer Israel karena pihak keluarga tidak memberikan izin.

    Kematian tujuh tentara itu semakin menambah jumlah total tentara Israel yang tewas dalam perang yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu. Dilaporkan oleh Tel Aviv bahwa lebih dari 430 tentaranya tewas dalam perang Gaza sejauh ini.

    Operasi militer Israel di Jalur Gaza terus berlanjut, dengan saat ini diperkirakan ada 49 sandera yang masih ditahan oleh kelompok militan di daerah kantong Palestina tersebut — termasuk 27 sandera yang diyakini oleh militer Tel Aviv telah tewas.

    Rencana Gencatan Senjata di Gaza

    Foto: Reuters

    Kelompok Hamas yang sedang berperang melawan militer Israel di Jalur Gaza, mengatakan bahwa pembicaraan tentang gencatan senjata dengan para mediator semakin intensif dalam beberapa jam terakhir. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, secara terpisah, meyakini ada kemajuan besar dalam situasi perang di Jalur Gaza.

    Hamas dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP, Rabu (25/6/2025), mengungkapkan bahwa pembahasan soal gencatan senjata Gaza “semakin intensif dalam beberapa jam terakhir”.

    Perundingan membahas gencatan senjata Gaza diwarnai kebuntuan setelah Hamas dan Israel bersikeras pada tuntutan masing-masing hingga gagal mencapai kesepakatan beberapa bulan lalu.

    Seorang pejabat senior Hamas, Taher Al-Nunu, menuturkan kepada AFP pekan ini bahwa komunikasi dengan mediator perundingan gencatan senjata, seperti Mesir dan Qatar, tidak pernah berhenti.

    “Komunikasi kami dengan para mediator di Mesir dan Qatar tidak pernah berhenti dan semakin intensif dalam beberapa jam terakhir,” ucap Al-Nunu.

    Namun, dia menambahkan bahwa Hamas “belum menerima proposal baru” untuk mengakhiri perang yang berlangsung selama 21 bulan terakhir.

    Pernyataan terbaru Hamas itu disampaikan setelah Trump menyatakan keyakinannya bahwa “kemajuan besar” sedang dibuat untuk mengakhiri perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

    Tonton juga “Keji! Israel Tembaki Warga Gaza yang Tunggu Bantuan, 37 Tewas” di sini:

    Halaman 2 dari 3

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Tetapkan Bank Sentral Iran sebagai Organisasi Teror

    Israel Tetapkan Bank Sentral Iran sebagai Organisasi Teror

    Tel Aviv

    Otoritas Israel menetapkan Bank Sentral Iran sebagai “organisasi teror” setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri perang selama 12 hari. Langkah ini disebut Israel sebagai upaya menghentikan pendanaan untuk kelompok-kelompok militan yang didukung Iran di kawasan Timur Tengah.

    Kantor Kementerian Pertahanan Israel, seperti dilansir AFP, Rabu (25/6/2025), menyatakan Menteri Pertahanan Israel Katz “menandatangani perintah khusus yang menetapkan Bank Sentral Iran, dua bank Iran tambahan, (dan) sebuah perusahaan yang berafiliasi dengan Angkatan Bersenjata Iran… sebagai organisasi teroris”.

    “Sebagai bagian dari kampanye Israel yang lebih luas terhadap Iran,” sebut Kementerian Pertahanan Israel dalam pernyataannya.

    Langkah tersebut, menurut Kementerian Pertahanan Israel, bertujuan “untuk menargetkan inti sistem pendanaan teror rezim Iran, yang mendanai, mempersenjatai, dan mengarahkan teror di seluruh Timur Tengah”.

    Penetapan Bank Sentral Iran sebagai organisasi teror oleh otoritas Israel ini diumumkan sehari setelah gencatan senjata antara kedua negara mulai berlaku pada Selasa (24/6) waktu setempat, yang mengakhiri pertempuran udara yang sengit selama 12 hari sejak 13 Juni lalu.

    Israel dan Iran terkunci dalam konflik bayangan selama beberapa dekade, dengan Tel Aviv memerangi beberapa kelompok yang didukung Teheran di kawasan tersebut, termasuk Hamas di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

    Israel mengatakan bahwa rentetan serangan, yang dimulai pada 13 Juni, terhadap target-target nuklir dan militer di Iran dimaksudkan untuk mencegah musuh bebuyutannya itu memperoleh senjata nuklir. Teheran secara konsisten membantah tuduhan semacam itu dan menegaskan program nuklirnya bersifat damai.

    Tonton juga “Keji! Israel Tembaki Warga Gaza yang Tunggu Bantuan, 37 Tewas” di sini:

    Sebelumnya, Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir mengklaim rentetan serangan Tel Aviv terhadap Iran telah menghambat program nuklir negara itu “selama beberapa tahun”. Ditegaskan juga oleh Tel Aviv bahwa kampanye terhadap Teheran sekarang “memasuki fase baru”.

    “Kita telah menyelesaikan fase yang signifikan, tetapi kampanye terhadap Iran belum berakhir. Kita memasuki fase baru berdasarkan pencapaian fase saat ini,” ucap Zamir dalam pernyataan yang disampaikan setelah gencatan senjata mulai berlaku.

    “Kita telah menghambat proyek nuklir Iran selama beberapa tahun, dan hal yang sama berlaku untuk program rudalnya,” sebutnya.

    Israel sebelumnya mengklaim bahwa mereka telah menghilangkan “ancaman eksistensial ganda” dari Iran, yang merujuk pada program nuklir dan rudal negara itu.

    Tonton juga “Di Sidang Dewan HAM PBB, RI Minta Penindasan atas Palestina Disetop” di sini:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • China Kembangkan Drone Mikro untuk Militer dan Spionase

    China Kembangkan Drone Mikro untuk Militer dan Spionase

    Jakarta

    Boleh jadi, impian setiap dinas intelijen dunia adalah sebuah peranti intai berbentuk seperti seekor nyamuk besar, memiliki dua sayap kecil, berbadan ramping, dan berdiri di atas tiga kaki. Namun bukanlah serangga, nyamuk tersebut melainkan adalah sebuah mini-drone, hasil pengembangan Universitas Teknologi Pertahanan Nasional (NUDT) di Cina.

    Drone mungil ini dirancang untuk digunakan dalam operasi militer rahasia dan misi pengintaian, demikian laporan South China Morning Post, surat kabar berbahasa Inggris terbesar di Hong Kong. Penerbangan publik perdana “pengintai berdengung” itu disiarkan oleh CCTV7, saluran militer milik televisi nasional Cina, belum lama ini.

    Wahana yang hampir tak terlihat ini diperkenalkan oleh peneliti NUDT, Liang Hexiang, yang dikenal sebagai pengembang robot humanoid. “Di tangan saya ini ada sebuah robot mirip nyamuk. Robot miniatur bionik seperti ini sangat cocok untuk misi intelijen dan operasi khusus di medan perang,” ujar Liang kepada CCTV7.

    Dalam laporan tersebut, dia juga memperlihatkan prototipe drone mini yang lain, dengan empat sayap dan bisa dikendalikan menggunakan ponsel pintar.

    Perlombaan menguasai drone mikro

    Yang mengejutkan dari laporan CCTV bukan hanya kemajuan mencolok Cina dalam teknologi robotik, tetapi juga kenyataan bahwa drone mata-mata seukuran nyamuk itu ditampilkan secara terbuka kepada publik.

    Selama bertahun-tahun, para pengembang militer di seluruh dunia berlomba dalam miniaturisasi teknologi drone.

    Tantangan utamanya terletak pada desain mikrofon, kamera, sistem kendali, sumber daya, dan komponen lain yang harus muat dalam ruang terkecil. Drone juga harus bekerja secara senyap, tahan banting, memiliki jangkauan yang jauh, dan berdaya tahan tinggi.

    Kemiripan mencolok dengan drone AS

    Teknologi miniatur robot bionik biasanya dikembangkan dengan meniru struktur dan gerakan serangga alami. Banyak nama drone mikro sebabnya terinspirasi dari alam, seperti lebah, tawon, dan nyamuk.

    Tapi bukan hanya militer Cina yang mendorong pengembangan drone mikro secara agresif.

    Drone yang diperlihatkan NUDT menunjukkan kemiripan mencolok dengan “RoboBee”, sebuah drone yang diperkenalkan oleh peneliti Harvard pada tahun 2013. RoboBee yang panjangnya sekitar tiga sentimeter itu awalnya dikembangkan untuk pemantauan pertanian dan lingkungan. Kendati begitu, versi buatan Cina berukuran lebih kecil.

    Beberapa model RoboBee diklaim dapat berenang di dalam air dan lepas landas dari permukaan air, atau “hinggap di permukaan dengan bantuan listrik statis,” demikian menurut laman resmi Wyss Institute Harvard.

    Drone Nano tangguh untuk medan tempur

    Meski mengesankan, drone pengintai berukuran mikro buatan Cina belum cukup tangguh untuk misi tempur. Karena peranti yang digunakan dalam medan perang harus mampu menghadapi kondisi cuaca ekstrem, sembari tetap memberikan citra dan data presisi tinggi.

    Sebabnya, drone perang harus dilengkapi baterai tangguh dan berkapasitas besar, serta sistem kendali jarak jauh agar dapat dioperasikan dari lokasi aman.

    Alasan ketangguhan pula yang mendorong banyak negara lebih menaruh minat pada drone seukuran telapak tangan “Black Hornet” buatan Norwegia, yang sudah digunakan selama beberapa tahun dalam misi pengintaian aman di medan tempur.

    Angkatan Bersenjata Jerman, misalnya, juga telah membeli drone mirip mini-helikopter ini untuk misi “pengintaian visual senyap dalam jarak taktis dekat.”

    Menurut Bundeswehr, Black Hornet “memungkinkan prajurit tanpa pelatihan khusus untuk melakukan pengintaian tersembunyi secara instan.”

    Drone ini dilengkapi teknologi inframerah, sangat ringan dan nyaris tanpa suara. Dengan waktu terbang hingga 25 menit, nano-drone yang seukuran kantong celana ini dapat menyiarkan video langsung dan menangkap gambar beresolusi tinggi, berguna untuk mendeteksi jebakan atau ranjau tersembunyi, misalnya.

    Militer Amerika Serikat juga diketahui mengembangkan drone mini sendiri. Pada tahun 2021, Angkatan Udara AS menyatakan tengah mengerjakannya. Namun sejauh mana kemajuannya, atau model apa saja yang sudah digunakan di lapangan, masih dirahasiakan oleh militer AS.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga “China Kecam AS Serang Situs Nuklir Iran: Pelanggaran Serius!” di sini:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pembahasan Gencatan Senjata Gaza Kian Intensif Beberapa Jam Ini

    Pembahasan Gencatan Senjata Gaza Kian Intensif Beberapa Jam Ini

    Gaza City

    Kelompok Hamas yang sedang berperang melawan militer Israel di Jalur Gaza, mengatakan bahwa pembicaraan tentang gencatan senjata dengan para mediator semakin intensif dalam beberapa jam terakhir. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, secara terpisah, meyakini ada kemajuan besar dalam situasi perang di Jalur Gaza.

    Hamas dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP, Rabu (25/6/2025), mengungkapkan bahwa pembahasan soal gencatan senjata Gaza “semakin intensif dalam beberapa jam terakhir”.

    Perundingan membahas gencatan senjata Gaza diwarnai kebuntuan setelah Hamas dan Israel bersikeras pada tuntutan masing-masing hingga gagal mencapai kesepakatan beberapa bulan lalu.

    Seorang pejabat senior Hamas, Taher Al-Nunu, menuturkan kepada AFP pekan ini bahwa komunikasi dengan mediator perundingan gencatan senjata, seperti Mesir dan Qatar, tidak pernah berhenti.

    “Komunikasi kami dengan para mediator di Mesir dan Qatar tidak pernah berhenti dan semakin intensif dalam beberapa jam terakhir,” ucap Al-Nunu.

    Namun, dia menambahkan bahwa Hamas “belum menerima proposal baru” untuk mengakhiri perang yang berlangsung selama 21 bulan terakhir.

    Pernyataan terbaru Hamas itu disampaikan setelah Trump menyatakan keyakinannya bahwa “kemajuan besar” sedang dibuat untuk mengakhiri perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

    Tonton juga “Pilu Warga Gaza Ditembak saat Antre Bantuan: Makanan Ini dari Darah” di sini:

    Trump menilai kemajuan terjadi akibat pengeboman yang dilakukan AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6) dini hari, saat sekutu dekatnya, Israel, terlibat perang udara yang sangat sengit dengan Teheran sejak 13 Juni.

    “Saya pikir kemajuan besar sedang dibuat di Gaza, saya pikir karena serangan yang kita lakukan ini,” ucap Trump, sembari mengisyaratkan bahwa serangan AS terhadap Iran dapat berdampak positif di kawasan Timur Tengah.

    Pertempuran antara Israel dan Iran berakhir dengan gencatan senjata yang berlaku sejak Selasa (24/6), setelah perang berlangsung selama 12 hari yang memicu banyak korban jiwa dan kerusakan besar di kedua negara.

    Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir, seperti dilansir Anadolu Agency, sebelumnya mengatakan bahwa militer negaranya kembali mengalihkan fokus ke Jalur Gaza, setelah mengakhiri pertempuran dengan Iran.

    Zamir menegaskan tekad untuk memulangkan semua sandera yang tersisa dan membubarkan rezim Hamas, yang didukung Teheran.

    “Sekarang fokusnya beralih kembali ke Gaza — untuk memulangkan para sandera dan membubarkan rezim Hamas. Saya bangga memiliki hak istimewa untuk memimpin organisasi ini selama periode ini,” ucap Zamir dalam pernyataannya.

    Tonton juga “Pilu Warga Gaza Ditembak saat Antre Bantuan: Makanan Ini dari Darah” di sini:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korea Utara Pelajari Serangan AS terhadap Iran

    Korea Utara Pelajari Serangan AS terhadap Iran

    Jakarta

    Korea Utara mengecam keras serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir utama Iran, sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    “Masyarakat internasional yang adil harus menyuarakan kecaman dan penolakan bulat terhadap tindakan konfrontatif AS dan Israel,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara seperti dikutip kantor berita Yonhap.

    Pyongyang sebelumnya juga telah menyebut serangan rudal Israel terhadap Iran sebagai “tindakan keji.”

    Aliansi Korea Utara–Iran

    Korea Utara yang bersenjata nuklir selama ini menjalin hubungan erat dengan Iran. Selama puluhan tahun, kedua negara diduga mengadakan kerja sama militer, termasuk dalam pengembangan rudal balistik.

    Ilmuwan Iran diketahui telah meningkatkan teknologi hasil kolaborasi tersebut.

    Sekitar dua dekade lalu, Korea Utara mulai mengirimkan tenaga ahli spesialis terowongan bawah tanah ke Iran. Pengalaman mereka berasal dari Perang Korea yang berlangsung pada 1950, di mana Korea Utara membangun banyak fasilitas militer strategis di bawah tanah untuk menghindari deteksi dan serangan musuh.

    Kini, Pyongyang diyakini mengkaji efektivitas desain perlindungan fasilitas bawah tanahnya menyusul penggunaan senjata GBU-57 “massive ordnance penetrator” oleh AS dalam Operation Midnight Hammer terhadap fasilitas nuklir bawah tanah Fordow di Iran.

    “Saya percaya kesimpulan yang akan diambil Korea Utara adalah bahwa mereka harus mempercepat kemampuan senjata nuklir dan semakin memperkuat lokasi penyimpanan mereka,” lanjutnya.

    Chun juga mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan akan menambah pertahanan udara serta opsi balasan serangan sebagai langkah perlindungan tambahan.

    Peluang kecil bagi dialog

    Ketika ditanya apakah serangan tersebut dapat mendorong Pyongyang kembali ke meja perundingan, Chun menjawab tegas, “Sama sekali tidak. Itu bukan sifat mereka.”

    Namun dia menambahkan, Korea Utara kemungkinan besar juga terkejut dengan ketegasan pemerintahan Donald Trump.

    “Ini adalah Amerika yang belum pernah kita lihat selama bertahun-tahun, dan jelas mengejutkan Korea Utara,” ujarnya. “Prioritas Korut sekarang adalah memastikan hal serupa tidak terjadi terhadap mereka, dan karena itu Pyongyang akan mengamati dengan seksama dan mempercepat program senjata mereka.”

    Leif-Eric Easley, profesor studi internasional di Universitas Ewha Womans, Seoul, mengatakan bahwa Pyongyang memahami situasinya berbeda dengan Teheran, baik secara geografis, dukungan sekutu, maupun kemajuan program nuklir.

    “Program nuklir Korea Utara jauh lebih maju, dengan senjata yang mungkin sudah siap diluncurkan melalui berbagai sistem, termasuk ICBM,” kata Easley, merujuk pada rudal balistik atarbenua.

    “Rezim Kim dapat mengancam wilayah dataran AS, dan Seoul berada dalam jangkauan berbagai jenis senjata Korea Utara.”

    Sementara dalam kasus Iran, Israel memanfaatkan keunggulan intelijen, teknologi, dan pelatihan, untuk melumpuhkan pertahanan udara, mengeliminasi personel penting, dan kemampuan serangan balik Iran.

    “Korea Utara akan belajar dari kesalahan Iran. Korea Selatan lebih berhati-hati daripada Israel, dan Cina serta Rusia berada dalam posisi lebih baik untuk membantu Pyongyang dibanding posisi Iran saat ini,” ujar Easley.

    Koordinasi Rusia dengan Iran dan Korea Utara

    Easley menambahkan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga akan semakin bergantung pada aliansinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperoleh teknologi senjata terbaru dalam jumlah cukup guna mempertahankan rezimnya.

    “Tidak mengherankan jika Moskow segera menjamu menteri luar negeri Iran setelah serangan AS, dan Putin mengirim Sergei Shoigu untuk bertemu Kim Jong Un saat para pemimpin G7 berkumpul di Kanada,” katanya.

    “Koordinasi Rusia dengan Iran dan Korea Utara menunjukkan bahwa isu keamanan di berbagai kawasan kini semakin saling terkait.”

    Meski begitu, Chun menegaskan bahwa prioritas utama Kim tetaplah keselamatannya sendiri serta kelangsungan satu-satunya dinasti komunis di dunia.

    Kim dikabarkan sangat terkejut ketika Presiden Trump memberi isyarat bahwa militer AS mengetahui lokasi persembunyian pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan mendukung perubahan rezim di Teheran.

    “Kim kini sangat terlindungi dari ancaman ‘serangan asasinasi’, dengan sistem kerahasiaan tinggi atas lokasi dan pergerakannya,” kata Chun.

    “Saya yakin dia akan mempertahankan tingkat kerahasiaan itu, dan memastikan informasi tentang keberadaannya sangat terbatas.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga “Kenapa Ya Kim Jong Un Selalu Mengenakan Jaket Kulit?” di sini:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Terungkap, AS Minta Prancis Bicara dengan Iran Sebelum Gencatan Senjata

    Terungkap, AS Minta Prancis Bicara dengan Iran Sebelum Gencatan Senjata

    Jakarta

    Iran dan Israel telah mencapai gencatan senjata untuk menghentikan perang kedua negara yang berlangsung selama 12 hari. Terungkap bahwa beberapa jam sebelum gencatan senjata itu, pemerintah Amerika Serikat telah meminta Prancis untuk menyampaikan kepada Iran tentang ketentuan gencatan senjata yang diusulkan AS.

    Hal ini diungkapkan seorang sumber diplomatik Prancis pada hari Rabu (25/6), dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (25/6/2025).

    Menurut sumber tersebut, pada Senin (23/6) malam lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio menelepon Menlu Prancis Jean-Noel Barrot untuk “memberi tahu dia tentang keinginan AS untuk gencatan senjata asalkan tidak ada pembalasan Iran,” kata sumber Prancis itu.

    “Rubio meminta Jean-Noel Barrot untuk menyampaikan informasi ini kepada Abbas Araghchi (Menlu Iran),” ujar sumber itu.

    “Setelah panggilan telepon tersebut, menteri (Prancis) berbicara kepada mitranya dari Iran tersebut untuk… menyampaikan ketentuan dan rincian diskusi (antara) Amerika dan Israel,” imbuh sumber itu.

    Araghchi kemudian mengindikasikan “kesediaannya untuk melanjutkan negosiasi mengenai program nuklir Iran” termasuk dengan Prancis, Inggris, dan Jerman, dan “setelah diskusi ini, gencatan senjata dapat diberlakukan”, katanya.

    Qatar dan negara Teluk lainnya, Oman, juga telah mendorong solusi diplomatik untuk konflik Iran-Israel tersebut.

    Tonton juga “Peristiwa Besar dalam Hubungan Iran-AS Sejak 1953 Hingga Kini” di sini:

    Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani membujuk Iran untuk menyetujui gencatan senjata dengan Israel yang diusulkan AS setelah rudal Iran menargetkan pangkalan militer Amerika di dekat Doha, ibu kota Qatar. Demikian menurut seorang sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

    Pemerintah Israel mengatakan pada hari Selasa (24/6), bahwa mereka telah menyetujui deklarasi gencatan senjata dengan Iran yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Israel menambahkan bahwa mereka telah mencapai semua tujuannya dalam perang 12 hari dengan musuh bebuyutannya itu.

    Pada Rabu (25/6), Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengumumkan berakhirnya perang 12 hari dengan Israel. Dilansir AFP, Rabu (25/6/2025), Masoud Pezeshkian mengumumkan “berakhirnya perang 12 hari” yang dipaksakan oleh Israel, dalam sebuah pidato kepada rakyat Iran yang disiarkan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.

    “Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kita yang hebat, yang tekadnya membuat sejarah, kita menyaksikan terbentuknya gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi Israel,” kata Pezeshkian.

    Tonton juga “AS Jelaskan Alasan Serang Fasilitas Nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB” di sini:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Parlemen Iran Setujui Penghentian Kerja Sama dengan Badan Nuklir PBB

    Parlemen Iran Setujui Penghentian Kerja Sama dengan Badan Nuklir PBB

    Teheran

    Para anggota parlemen Iran menyetujui penghentian sementara atau penangguhan kerja sama dengan badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Badan Energi Atom Internasional (IAEA), setelah perang berkecamuk selama 12 hari dengan Israel.

    Perang yang menggemparkan dunia itu melibatkan serangan oleh Tel Aviv, dan sekutu dekatnya, Amerika Serikat (AS), terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Teheran.

    Parlemen Iran, seperti dilansir AFP, Rabu (25/6/2025), menggelar pemungutan suara atau voting pada Rabu (25/6) waktu setempat, dengan menurut laporan televisi pemerintah Iran, hasilnya menunjukkan sebanyak 221 anggota mendukung penangguhan kerja sama dengan IAEA, dengan satu suara abstain.

    Tidak ada suara yang menentang penangguhan kerja sama tersebut dari para anggota parlemen Iran yang ikut dalam voting tersebut.

    “Badan Energi Atom Internasional, yang menolak untuk mengutuk serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, telah mempertaruhkan kredibilitas internasional mereka,” sebut ketua parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, dalam pernyataannya.

    Ghalibaf mengatakan “Organisasi Energi Atom Iran akan menangguhkan kerja sama dengan IAEA hingga keamanan fasilitas nuklir terjamin”.

    Untuk bisa dilaksanakan, keputusan tersebut masih memerlukan persetujuan Dewan Wali Iran, badan yang berwenang untuk memeriksa undang-undang.

    Tonton juga “Jumlah Korban Perang Iran vs Israel Selama 12 Hari” di sini:

    Israel, pada 13 Juni lalu, meluncurkan serangan besar-besaran menargetkan fasilitas nuklir di wilayah Iran dan menewaskan para komandan militer serta ilmuwan nuklir Teheran.

    Pada Minggu (22/6) dini hari waktu Iran, sekutu dekat Israel, AS, melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mengebom tiga fasilitas nuklir Teheran, yakni Fordow, Isfahan dan Natanz,

    Pertempuran diakhiri pada Selasa (24/6) waktu setempat setelah Iran dan Israel menyepakati gencatan senjata.

    Setelah pemungutan suara digelar, menurut laporan televisi pemerintah, para anggota parlemen Iran meneriakkan “Matilah Amerika” dan “Matilah Israel”.

    Sejak dimulainya perang, para pejabat Iran telah mengkritik tajam IAEA karena gagal mengutuk serangan-serangan Israel.

    Lihat Video ‘Jumlah Korban Perang Iran vs Israel Selama 12 Hari’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Heboh Presiden Korsel Calonkan Masinis KA Jadi Menteri Tenaga Kerja

    Heboh Presiden Korsel Calonkan Masinis KA Jadi Menteri Tenaga Kerja

    Seoul

    Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Jae Myung mencalonkan seorang masinis kereta api, Kim Young Hoon, sebagai Menteri Tenaga Kerja (Menaker). Kim sedang duduk di kursi masinis dan melakukan pekerjaannya mengemudikan rangkaian kereta api ketika pencalonan dirinya diumumkan ke publik.

    Kim yang seorang masinis berusia 57 tahun, seperti dilansir The Korea Herald, Rabu (25/6/2025), sedang mengoperasikan kereta api rute Gimcheon-Busan, dengan telepon genggamnya dimatikan, saat pemerintahan Presiden Lee mengumumkan pencalonannya sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Buruh pada Senin (23/6) sore.

    Kim menuturkan dirinya tidak mengetahui pencalonan itu hingga satu jam setelah berita tersebut tersebar.

    Baru setelah menyelesaikan shift-nya dan turun dari kereta di Gimcheon, Provinsi Gyeongsang Utara, menurut laporan kantor berita Yonhap, Kim mendengar kabar dari rekan-rekannya bahwa dirinya telah dicalonkan menjadi Menaker Korsel yang baru dalam jajaran kabinet pemerintahan Presiden Lee.

    Pencalonan Kim sebagai Menaker itu menandai tonggak sejarah di Korsel, di mana dia menjadi pekerja kerah biru pertama di negara itu yang akan memimpin Kementerian Ketenagakerjaan dan Perburuhan.

    Langkah Presiden Lee mencalonkan Kim sebagai Menaker menuai pujian dan skeptisisme, yang menyoroti perdebatan yang berkembang mengenai representasi buruh di level atas pembuatan kebijakan.

    Kim memiliki pengalaman selama satu dekade dalam aktivisme buruh, termasuk memimpin Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU) dari tahun 2010 hingga tahun 2012. KCTU merupakan serikat buruh terbesar di Korsel, yang mewakili sekitar 1,2 juta pekerja.

    Kim masih harus menjalani sidang konfirmasi, semacam rapat dengar pendapat, di parlemen Korsel sebelum bisa secara resmi memegang jabatan sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Buruh.

    Kim juga mencetak sejarah sebagai anggota KCTU pertama yang dicalonkan untuk jabatan tersebut. Sejak Kementerian Ketenagakerjaan dan Buruh didirikan tahun 2010, para menteri yang memimpin kementerian itu biasanya dipilih dari kalangan pejabat pemerintah, administrator, profesor dan legislator.

    Kantor kepresidenan Korsel menjelaskan bahwa Kim dicalonkan sebagai sosok yang mewakili kaum buruh.

    “Kami mengharapkan dia memainkan peran kunci dalam memperkuat hak-hak kaum buruh dengan menangani berbagai isu seperti kecelakaan industri, ‘UU Amplop Kuning’, dan sistem kerja 4,5 hari seminggu,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Korsel, Kang Hoon Sik.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pernikahan Jeff Bezos-Sanchez di Venesia Tuai Aksi Protes

    Pernikahan Jeff Bezos-Sanchez di Venesia Tuai Aksi Protes

    Jakarta

    Aktifis Greenpeace memprotes pernikahan mewah pemilik perusahaan Amazon, Jeff Bezos dan Lauren Sanches pada hari Senin (23/5).

    Anggota organisasi lingkungan hidup itu dan kelompok “Everyone hates Elon” asal Inggris membentangkan spanduk besar di tengah alun-alun Santo Markus dengan foto Bezos yang sedang tertawa disertai teks: “Jika Anda bisa menyewa Venesia untuk acara pernikahan, Anda bisa membayar lebih banyak pajak.”

    Aksi tersebut memprotes acara pernikahan yang digelar selama tiga hari di akhir pekan ini. Acara pernikahan tersebut diperkirakan akan dihadiri 200 tamu, termasuk putri Presiden AS Ivanka Trump dan menantunya Jared Kushner, serta selebriti seperti Oprah Winfrey, Kylie Jenner, dan Kim Kardashian, serta miliarder Eric Schmidt dari Google dan Bill Gates dari Microsoft.

    Walikota Luigi Brugnaro dan Gubernur regional Luca Zaia meyakini, acara pernikahan milyuner pemilik Amazon ini justru mendorong bisnis lokal dan meningkatkan perekonomian.

    Zaia mengatakan perayaan ini diperkirakan akan menghabiskan biaya 20 hingga 30 juta euro (378 miliar rupiah).

    Mengapa para aktivis memprotes pernikahan Bezos-Sanchez?

    Para aktivis anti-pariwisata setempat mengatakan, mereka bertekad untuk mengganggu kelangsungan pesta pernikahan tersebut. Mereka juga menuding para pemimpin kota lebih memprioritaskan pariwisata di atas kebutuhan penduduk setempat.

    Para aktivis lokal pun menggantungkan spanduk anti-Bezos di Jembatan Rialto yang terkenal di kota itu, yang bertuliskan “Tidak ada ruang untuk Bezos!”

    Greenpeace menyebutkan, aksi mereka terutama hendak menarik perhatian publik terkait rendahnya pajak yang dibayarkan para miliarder, dan juga gaya hidup yang tidak berkelanjutan diduga berdampak pada krisis iklim yang kian parah.

    “Masalahnya bukan pada pernikahannya tetapi pada sistemnya. Menurut kami seorang miliarder tidak bisa begitu saja menyewa sebuah kota untuk bersenang-senang,” kata Simona Abbate, salah satu pengunjuk rasa pada Senin(23/6).

    Pernikahan Bezos-Sanchez direncanakan pada akhir pekan ini

    Menurut harian Italia Corriere della Sera, lebih dari 90 jet pribadi yang membawa para tamu dari kalangan selebritas, diperkirakan akan mendarat di Bandara Marco Polo Venesia dalam beberapa hari mendatang.

    Meskipun tanggal pasti pernikahan masih dirahasiakan, perayaan diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari, kemungkinan dari tanggal 26 hingga 28 Juni. Resepsi pernikahan tersebut dilaporkan akan dilangsungkan di pulau San Giorgio, yang terletak di seberang alun-alun Santo Markus, tempat di mana Greenpeace melakukan aksi protesnya. Namun, lokasi spesifik dari upacara itu sendiri belum diungkapkan.

    Belum jelas juga kapan Bezos dan Sanchez akan tiba, meskipun ada laporan yang menyebutkan bahwa mereka akan menginap di Aman Venice, sebuah hotel bintang lima di Grand Canal yang menjadi tempat George dan Amal Clooney bermalam saat melangsungkan pernikahan di tahun 2014.

    Bezos juga akan memberikan sumbangan amal yang cukup besar, termasuk €1 juta euro (18 miliar rupiah) untuk Corila, sebuah konsorsium akademis yang meneliti ekosistem laguna Venesia.

    Pernikahan ini dilangsungkan pada puncak musim pariwisata di kota yang sangat rentan terdampak perubahan iklim, dan kota yang kewalahan menghadapi kepadatan pelancong.

    Venesia kembali memberlakukan biaya masuk tahun ini, hal ini telah diujicoba tahun lalu pada wisatawan harian. Wisatawan harus membayar sekitar €5 hingga €10 untuk masuk ke kota ini selama puncak musim pariwisata.

    Sekitar 49.000 warga tinggal di pusat kota bersejarah Venesia. Menurut berbagai sumber lebih dari 20 juta turis mengunjungi kota ini setiap tahunnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini