Category: Detik.com Internasional

  • Terus Bertambah, Korban Tewas Banjir Thailand 162 Orang

    Terus Bertambah, Korban Tewas Banjir Thailand 162 Orang

    Korban jiwa akibat banjir di Thailand terus bertambah. Pemerintah Thailand mengatakan pada hari Sabtu (29/11), banjir di Thailand selatan tersebut telah menewaskan 162 orang. Mayoritas korban berada di provinsi Songkhla yang berbatasan dengan Malaysia.

    “Total korban tewas di tujuh provinsi mencapai 162 orang, termasuk 126 di Songkhla,” kata juru bicara pemerintah Siripong Angkasakulkiat kepada wartawan dalam konferensi pers, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/11/2025).

    Banjir dahsyat telah melanda Thailand selatan pekan ini, khususnya di Distrik Hat Yai, provinsi Songkhla, dekat dengan perbatasan Malaysia, yang terdampak paling parah.

    Fasilitas kamar jenazah yang ada di Rumah Sakit Songkhla pun melaporkan kewalahan untuk menampung korban tewas akibat banjir. Hal ini memaksa otoritas setempat untuk mendatangkan tiga truk berpendingin, agar bisa menjadi tempat penampungan sementara bagi jenazah korban banjir.

    Militer Thailand telah mengerahkan sekitar 200 perahu, 20 helikopter, dan bahkan kapal induk mereka untuk membantu upaya penanggulangan banjir dan penyelamatan.

    Paradorn Prissananantakul, direktur pusat operasi penanggulangan banjir, mengatakan: “Kita sekarang akan memasuki fase rehabilitasi dan berupaya memulihkan kota-kota ke keadaan normal secepat mungkin.”

    Pemerintah mengatakan bahwa lebih dari 14.000 orang telah dievakuasi dari daerah-daerah terdampak banjir.

  • ART Indonesia Ungkap Kebingungan di Apartemen Hong Kong Saat Kebakaran

    ART Indonesia Ungkap Kebingungan di Apartemen Hong Kong Saat Kebakaran

    Jakarta

    Kebakaran apartemen di Hong Kong menewaskan 128 orang. Asisten rumah tangga (ART) asal Indonesia, Fita, menceritakan kebingungan di dalam kompleks apartemen bertingkat tinggi yang dilalap api pada hari Rabu lalu tersebut.

    Di tengah suara sirene, puing-puing yang beterbangan, dan bau terbakar, Fita memberi tahu majikannya bahwa ada kebakaran. Namun, majikannya tidak mempercayainya.

    Setelah keluar dan melihat dua gedung terbakar di kompleks Wang Fuk Court, WNI itu kembali mendesak: “Saya langsung bicara dengan majikan saya – saya bilang Anda harus turun sekarang.”

    “Rasanya menakutkan. Saya hampir menangis karena melihat banyak orang kebingungan,” kata Fita, 49 tahun, dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (29/11/2025).

    Keduanya akhirnya berhasil keluar dan tinggal di rumah darurat.

    Fita mengatakan ia kini berdoa bagi mereka yang masih hilang. Perempuan itu berusaha mencari teman-temannya di antara puluhan pekerja migran di kompleks delapan gedung hunian tersebut, yang tujuh di antaranya dilalap api.

    Hong Kong hari ini memulai masa berkabung selama tiga hari atas 128 orang, yang diketahui telah meninggal dunia dalam salah satu kebakaran paling mematikan di wilayah itu sejak tahun 1948.

    Jumlah korban jiwa kemungkinan akan bertambah karena 200 orang lainnya hingga saat ini masih belum ditemukan.

    Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong menyampaikan saat ini warga negara Indonesia (WNI) yang tewas akibat kebakaran apartemen di Hong Kong menjadi tujuh orang. Jumlah ini diketahui setelah KJRI Hong Kong berkoordinasi dengan polisi setempat.

    “Berdasarkan hasil koordinasi dengan Hong Kong Police Force, hingga saat ini, WNI yang menjadi korban meninggal dunia total berjumlah 7 orang,” bunyi pernyataan tertulis KJRI Hong Kong dilansir Antara, Sabtu (29/11/2025).

    Sementara Filipina mengatakan salah satu warga negaranya mengalami luka kritis, satu orang hilang, dan 28 orang diduga merupakan penduduk daerah tersebut, tetapi keberadaan mereka tidak diketahui.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Dihantam Banjir Dahsyat, Sri Lanka Minta Bantuan Internasional

    Dihantam Banjir Dahsyat, Sri Lanka Minta Bantuan Internasional

    Jakarta

    Pemerintah Sri Lanka meminta bantuan internasional pada hari Sabtu (29/11), seiring jumlah korban tewas akibat banjir dahsyat yang dipicu oleh Siklon Ditwah meningkat menjadi 123 orang. Sekitar 130 orang lainnya dilaporkan hilang.

    Cuaca ekstrem tersebut telah menghancurkan hampir 15.000 rumah, menyebabkan hampir 44.000 orang mengungsi ke tempat penampungan sementara yang dikelola pemerintah. Demikian menurut Pusat Manajemen Bencana (DMC).

    Direktur Jenderal DMC, Sampath Kotuwegoda mengatakan operasi bantuan telah diperkuat dengan pengerahan ribuan pasukan dari angkatan darat, laut, dan udara.

    “Kami telah mengonfirmasi 123 korban tewas dan 130 lainnya hilang,” kata Kotuwegoda kepada wartawan di Kolombo, ibu kota Sri Lanka, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/11/2025).

    Pemerintah mengeluarkan permohonan bantuan internasional dan meminta warga Sri Lanka di luar negeri untuk memberikan sumbangan tunai, guna membantu hampir setengah juta orang yang terdampak.

    Para pejabat mengatakan Perdana Menteri Sri Lanka, Harini Amarasuriya telah bertemu dengan para diplomat yang berbasis di Kolombo untuk memberikan informasi terbaru mengenai situasi dan meminta bantuan dari pemerintah mereka.

    India adalah yang pertama merespons, mengirimkan dua pesawat berisi pasokan bantuan. Sementara sebuah kapal perang India yang telah berada di Kolombo dalam kunjungan persahabatan, menyumbangkan pasokan makanannya untuk membantu para korban.

    Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan belasungkawa atas banjir mematikan di Sri Lanka dan mengatakan New Delhi siap mengirimkan lebih banyak bantuan.

    “Kami siap memberikan lebih banyak bantuan dan pendampingan seiring perkembangan situasi,” tulis Modi di media sosial X.

    Para pejabat DMC mengatakan bahwa mereka memperkirakan tingkat banjir akan melebihi yang tercatat pada tahun 2016, ketika 71 orang tewas di seluruh negeri.

    Jumlah korban tewas akibat cuaca ekstrem minggu ini adalah yang tertinggi sejak Juni tahun lalu, ketika 26 orang tewas akibat hujan lebat. Pada bulan Desember, 17 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor.

    Banjir terburuk yang dialami Sri Lanka sejak pergantian abad terjadi pada bulan Juni 2003, ketika 254 orang tewas.

    Lihat juga Video Dramatis Evakuasi Korban Banjir di Sri Lanka, Pakai Helikopter

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Diam-diam, Trump-Maduro Teleponan Bahas untuk Bertemu di AS

    Diam-diam, Trump-Maduro Teleponan Bahas untuk Bertemu di AS

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump diam-diam ternyata telah berbicara melalui telepon pekan lalu dengan pemimpin sayap kiri Venezuela, Nicolas Maduro. Dalam pembicaraan tersebut, kedua pemimpin yang tengah berseteru itu, membahas kemungkinan pertemuan di Amerika Serikat.

    Pembicaraan via telepon itu dilaporkan oleh media terkemuka AS, The New York Times pada hari Jumat (28/11) waktu setempat.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/11/2025), laporan soal panggilan telepon tersebut muncul di tengah tekanan pemerintahan Trump terhadap Venezuela, dengan pengerahan militer besar-besaran di Karibia, termasuk kapal induk terbesar di dunia.

    Washington mengatakan tujuannya adalah untuk memberantas perdagangan narkoba, tetapi pemerintah Venezuela bersikeras bahwa pergantian rezim adalah tujuan akhir.

    Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai laporan The New York Times tersebut. Dilaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga turut serta dalam pembicaraan via telepon tersebut.

    Sebelumnya, pasukan AS telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 20 kapal yang diduga penyelundup narkoba Venezuela di Laut Karibia dan Samudra Pasifik timur sejak awal September. Rentetan serangan itu menewaskan lebih dari 80 orang.

    Washington belum merilis bukti bahwa kapal-kapal yang menjadi targetnya digunakan untuk menyelundupkan narkoba atau menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat. Ketegangan regional pun meningkat akibat kampanye dan peningkatan kekuatan militer AS tersebut.

    Laporan tentang panggilan telepon Trump-Maduro ini muncul sehari setelah presiden AS tersebut mengatakan bahwa operasi untuk menghentikan perdagangan narkoba Venezuela lewat darat sudah dekat, yang semakin meningkatkan ketegangan dengan Caracas.

    “Anda mungkin memperhatikan bahwa orang-orang tidak ingin mengirimkan melalui laut, dan kita akan mulai menghentikan mereka melalui darat,” kata Trump dalam sambutannya kepada pasukan AS. Dia menambahkan: “Juga, pengiriman melalui darat lebih mudah, tetapi itu (operasi) akan segera dimulai.”

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kisah Perempuan yang Lahir Tanpa Rahim

    Kisah Perempuan yang Lahir Tanpa Rahim

    Jakarta

    Georgia Barrington baru saja menjadi seorang ibu. Namun, bukan ia yang melahirkan putrinya.

    Persalinan itu dilakoni sahabatnya, Daisy Hope. Dia mengandung dan melahirkan bayi tersebut sebagai pemenuhan janji yang mereka buat saat masih remaja.

    Daisy dan Georgia nyaris tak terpisahkan sepanjang hidup.

    Mereka mendaku sebagai “sahabat terbaik” dan tumbuh besar bersama karena ayah mereka juga bersahabat.

    Kedekatan masa kecil itulah yang menjadi dasar sebuah janji yang belakangan mengubah hidup.

    Pada usia 15 tahun, Georgia mendapat kabar yang tak pernah dibayangkan gadis mana pun: ia lahir tanpa rahim dan tak akan pernah bisa mengandung anak.

    Georgia didiagnosis mengidap Mayer-Rokitansky-Kster-Hauser (MRKH), sebuah sindrom langka yang menimpa 1:5.000 perempuan.

    “Kabar itu menghancurkan saya. Seluruh dunia saya runtuh,” kenangnya.

    “Sejak kecil, saya selalu membayangkan menjadi seorang ibu, tapi tiba-tiba semua mimpi itu hilang,” imbuhnya.

    Daisy mengaku bisa mengingat jelas diagnosis yang didapat sahabatnya, Georgia. Saat itu dia berpikir betapa “tidak adilnya” nasib sang sahabat karena Georgia selalu bermimpi punya anak, tapi malah tidak akan bisa mengandung.

    “Saya hanya ingin ia merasa sedikit lebih baik dan memberinya harapan bahwa ini bukan akhir dunia,” kata Daisy kepada program Ready to Talk with Emma Barnett.

    “Jadi, saya bilang kepadanya bahwa suatu hari nanti saya akan mengandung bayi untuknya.”

    “Saya mungkin belum sepenuhnya paham apa yang dikatakan waktu itu, tapi saya selalu tahu bahwa ini adalah hal yang akan saya lakukan untuk Georgia.”

    Georgia BarringtonGeorgia Barrington dan Daisy Hope saat masih anak-anak.

    Georgia berkarier sebagai bidan, membenamkan dirinya dalam dunia yang dulu ia takuti.

    “Pernah ada yang bertanya apakah ini pilihan karier yang tepat untuk saya,” katanya.

    “Tapi, justru pekerjaan ini membantu saya pulih, dan jauh di dalam hati, saya tahu bahwa saya akan memiliki anak dengan cara apa pun,” sambungnya.

    Baca juga:

    Beberapa tahun kemudian, Daisy melahirkan anak pertamanya. Adapun Georgia bertugas sebagai bidannya.

    Seiring waktu, Daisy bertekad memenuhi janjinya.

    “Cinta yang saya rasakan untuk anak saya luar biasa, dan saya merasa semua orang berhak merasakan hal itu,” ujarnya.

    Ia mengakui sempat “agak naif” pada awal proses, karena kehamilan pertamanya berjalan lancar sehingga ia “mengira semuanya akan semulus itu lagi.”

    Harapan sempat runtuh

    Daisy menepati kaulnya, yaitu mengandung anak untuk Georgia.

    Pada 2023, kedua sahabat tersebut memulai proses bayi tabung alias IVF.

    Daisy sempat hamil dari embrio pertama.

    Awalnya, semuanya terlihat normal dan kedua sahabat itu mulai percaya bahwa masa depan yang mereka bayangkan perlahan terwujud.

    Namun, pada pemeriksaan kehamilan pada usia tujuh pekan, monitor pemeriksaan menunjukkan rahim Daisy kosong.

    Georgia mengingat momen ketika perawat mengatakan tak melihat apa pun setelah memindai rahim Daisy.

    “Rasanya seperti tenggelam, dan seketika seluruh harapan runtuh,” ujar Georgia.

    Sepekan kemudian, dokter memastikan embrio itu tak berkembang menjadi janin.

    Daisy mengaku diliputi duka yang berat saat itu. Ia merasa telah mengecewakan sahabatnya.

    Sementara itu, Georgia berhadapan dengan kenyataan pahit: bahwa upaya terbaik yang mereka lakukan pun rupanya belum jua berhasil.

    Meski begitu, keduanya kembali berusaha.

    Pada percobaan kedua, situasinya berbeda.

    “Saat mengetahui saya hamil lagi, rasanya dunia tidak mungkin sekejam itu untuk kedua kalinya,” kata Daisy.

    Georgia BarringtonGeorgia Barrington (kiri) dan Daisy Hope (kanan).

    Saat pemeriksaan kehamilan di usia enam pekan, bayangan kekecewaan saat kehamilan pertama sempat kembali hadir.

    Kala itu, keduanya duduk di ruang pemeriksaan. Mereka menahan napas saat monitor pemeriksaan menunjukkan detak jantung kecil.

    Namun, beberapa jam kemudian, Daisy mulai mengalami pendarahan hebat.

    “Ada kekhawatiran semuanya akan terulang, dan itu sangat menakutkan,” kata Daisy.

    Ia mengalami pendarahan selama sekitar enam jam, bahkan sempat percaya bahwa ia telah mengalami keguguran

    Namun, saat dokter memeriksa ulang, ada detak jantung janin di rahim Daisy. Kehamilan Daisy berlanjut.

    Daisy belakangan melahirkan sedikit lebih awal dari perkiraan. Seorang bayi perempuan keluar dari rahimnya.

    Georgia mengaku begitu larut dalam momen tersebut. Ia sampai lupa mengecek jenis kelamin bayi yang dilahirkan sahabatnya.

    “Begitu melihat kepala bayi itu, semuanya pecah. Kami semua menangis,” ujar Georgia.

    Georgia mengaku masih tak percaya bahwa ia kini betul-betul menjadi seorang ibu.

    Ia pun berharap dapat “menikmati momen ini dan menghadiahkannya kepada dirinya di masa lalu: gadis 15 tahun yang tengah duduk di ruang praktik dokter.”

    Saat Georgia menjabarkan tentang betapa “beruntung dan bersyukur” dirinya, Daisy menambahkan bahwa ia akan selalu membantu sahabatnya dengan cara apa pun.

    “Kami memiliki ikatan yang tak dimiliki orang lain dengan sahabatnya, karena kami telah melalui sesuatu yang begitu personal.”

    Semua episode Ready to Talk with Emma Barnett tersedia di BBC Sounds. Episode baru dirilis setiap hari Jumat.

    (ita/ita)

  • Banjir Tewaskan 123 Orang, Sri Lanka Kerahkan Tentara

    Banjir Tewaskan 123 Orang, Sri Lanka Kerahkan Tentara

    Jakarta

    Tentara-tentara Sri Lanka dikerahkan untuk menyelamatkan ratusan orang yang terdampar akibat banjir, yang telah menewaskan 123 orang di negeri itu. Sejauh ini, sebanyak 130 orang lainnya dinyatakan hilang.

    Pusat Penanggulangan Bencana (DMC) mengatakan jumlah korban tewas meningkat seiring dengan ditemukannya lebih banyak jenazah di wilayah tengah yang paling parah terdampak, tempat sebagian besar korban terkubur hidup-hidup akibat tanah longsor minggu ini.

    Hujan turun di seluruh pulau, dengan beberapa wilayah menerima curah hujan 360 milimeter dalam 24 jam terakhir, kata DMC.

    Sungai Kelani, yang mengalir ke Samudra Hindia di dekat ibu kota Sri Lanka, Kolombo, telah meluap pada hari Jumat (28/11) waktu setempat.

    Direktur Jenderal DMC, Sampath Kotuwegoda mengatakan operasi bantuan sedang berlangsung. Dia mengatakan bahwa 43.995 orang telah dievakuasi ke pusat-pusat pengungsian milik pemerintah setelah rumah mereka hancur akibat hujan deras selama seminggu.

    Helikopter dan kapal angkatan laut melakukan berbagai operasi penyelamatan, mengevakuasi penduduk dari puncak pohon, atap, dan desa-desa yang terisolasi oleh banjir.

    V. S. A. Ratnayake, 56, mengatakan ia harus meninggalkan rumahnya yang terendam banjir di Kaduwela, tepat di luar Kolombo.

    “Saya rasa ini bisa menjadi banjir terburuk di daerah kami selama tiga dekade,” kata Ratnayake, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/11/2025). “Saya ingat banjir di tahun 1990-an ketika rumah saya terendam air setinggi tujuh kaki,” imbuhnya.

    Setidaknya 3.000 rumah rusak akibat tanah longsor dan banjir, dan lebih dari 18.000 orang telah diungsikan ke tempat penampungan sementara.

    DMC mengatakan hujan diperkirakan akan turun lebih banyak, dan Siklon Ditwah kemungkinan akan bergerak menjauh dari utara menuju negara bagian Tamil Nadu di India selatan pada hari Minggu.

    Perdana Menteri India Narendra Modi telah menyampaikan belasungkawa atas hilangnya nyawa di Sri Lanka. Dia mengatakan bahwa pemerintahnya sedang mempercepat pengiriman bantuan.

    “Kami siap memberikan lebih banyak bantuan seiring perkembangan situasi,” tulis Modi di media sosial X.

    Para pejabat DMC mengatakan mereka memperkirakan tingkat banjir akan lebih buruk daripada tahun 2016, ketika 71 orang tewas di seluruh negeri.

    Lihat Video Dramatis Evakuasi Korban Banjir di Sri Lanka, Pakai Helikopter

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Hizbullah Ancam Balas Kematian Komandan Militer yang Dibunuh Israel

    Hizbullah Ancam Balas Kematian Komandan Militer yang Dibunuh Israel

    Jakarta

    Pemimpin Hizbullah menegaskan kelompoknya berhak untuk membalas pembunuhan komandan militernya oleh Israel dalam serangan di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon pekan lalu.

    Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat (28/11) waktu setempat, pemimpin Hizbullah, Naim Qassem menyebut pembunuhan Haytham Ali Tabtabai sebagai “agresi terang-terangan dan kejahatan keji”. Dia menambahkan bahwa kelompoknya “berhak untuk merespons, dan kami akan menentukan waktunya.”

    Qassem menegaskan bahwa kelompok yang didukung Iran tersebut telah menghormati gencatan senjata November 2024 yang bertujuan untuk mengakhiri konflik selama lebih dari setahun dengan Israel. Dia pun menyerukan diakhirinya serangan Israel yang terus-menerus terhadap Lebanon.

    Dilansir kantor berita AFP dan Al-Arabiya, Sabtu (29/11/2025), Qassem mengatakan bahwa Tabtabai sedang dalam pertemuan dengan empat ajudannya “untuk mempersiapkan tindakan selanjutnya” ketika ia diserang Israel.

    Ia adalah komandan Hizbullah paling senior yang dibunuh oleh Israel sejak gencatan senjata dengan Israel.

    Pembunuhannya terjadi seiring Israel mengintensifkan serangan terhadap Lebanon, bersumpah tidak akan membiarkan Hizbullah mempersenjatai diri kembali.

    Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) telah menyerukan “balas dendam” atas pembunuhan Tabtabai.

    Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya, memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “respons yang menghancurkan” pada waktu yang mereka tentukan.

    Kecaman IRGC ini disampaikan setelah Kementerian Luar Negeri Iran juga menyampaikan kecaman terhadap serangan mematikan Israel tersebut. Teheran menyebutnya sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata November 2024 dan pelanggaran brutal terhadap kedaulatan nasional Lebanon”.

    Israel telah berulang kali melancarkan serangan di wilayah Lebanon sejak gencatan senjata dimulai, dengan dalih serangan-serangan itu menargetkan para petempur dan infrastruktur militer Hizbullah.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kebakaran Apartemen Tewaskan 128 Orang, Hong Kong Berkabung 3 Hari

    Kebakaran Apartemen Tewaskan 128 Orang, Hong Kong Berkabung 3 Hari

    Jakarta

    Hong Kong berduka. Masa berkabung selama tiga hari dimulai pada hari Sabtu (29/11) dengan mengheningkan cipta untuk 128 orang yang tewas dalam salah satu kebakaran paling mematikan di wilayah itu.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/11/2025), pemimpin Hong Kong, John Lee, bersama para menteri senior dan puluhan pejabat tinggi sipil, berdiri dalam keheningan selama tiga menit pada pukul 08.00 waktu setempat di luar kantor pusat pemerintah, tempat bendera China dan Hong Kong dikibarkan setengah tiang.

    Beberapa jam sebelumnya, warga meletakkan bunga di dekat reruntuhan apartemen Wang Fuk Court yang hangus terbakar selama lebih dari 40 jam.

    Titik-titik belasungkawa telah didirikan di seluruh Hong Kong agar masyarakat dapat menandatangani buku belasungkawa, kata pemerintah.

    Keluarga telah menyisir rumah sakit dan pos-pos identifikasi korban, berharap menemukan anggota keluarga mereka, dengan sekitar 200 orang masih dinyatakan hilang dan 89 jenazah belum teridentifikasi.

    Pada hari Jumat, badan pengawas antikorupsi kota tersebut menangkap delapan orang terkait kebakaran tersebut, yang merupakan kebakaran gedung hunian terburuk di dunia sejak tahun 1980.

    Api telah menyebar dengan cepat melalui kompleks hunian di distrik Tai Po di utara Hong Kong pada Rabu sore lalu, melalap tujuh dari delapan gedung apartemen di kompleks yang padat penduduk tersebut.

    Pihak berwenang mengatakan penyebabnya belum dipastikan. Namun, penyelidikan awal menunjukkan kebakaran bermula dari jaring pelindung di lantai bawah salah satu menara dan papan busa yang “sangat mudah terbakar”, serta perancah bambu, turut menyebabkan penyebarannya.

    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Andy Yeung mengatakan mereka menemukan bahwa sistem alarm di keseluruhan delapan blok apartemen “tidak berfungsi”, dan berjanji akan menindak para kontraktor.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Pria Malaysia Cabuli dan Bunuh Bayi 9 Bulan, Dihukum 30 Tahun Penjara

    Pria Malaysia Cabuli dan Bunuh Bayi 9 Bulan, Dihukum 30 Tahun Penjara

    Jakarta

    Hakim Pengadilan Tinggi Shah Alam, Malaysia, menjatuhkan hukuman 30 tahun penjara kepada M Badruldin (40) atas pembunuhan dan kekerasan seksual yang dilakukannya kepada bayi berusia 9 bulan. Badruldin juga dijatuhi hukuman 13 cambukan.

    Dilansir The Star, Sabtu (29/11/2025), kasus ini terjadi di Lembah Subang, Malaysia, di sebuah rumah rusun pada 27 April 2021 lalu. Bayi 9 bulan itu disodomi kemudian dibunuh oleh Badruldin.

    Hasil autopsi korban ditemukan adanya air mani pelaku di usus besar dan anus korban. Adapun penyebab kematian korban karena dicekik.

    Badruldin merupakan suami dari pengasuh bayi itu. Dia juga telah mengakui aksi jahatnya itu.

    Hingga akhirnya, pengadilan menjatuhkan hukuman 30 tahun penjara dan 12 kali cambuk untuk tindak pidana pembunuhan, serta 10 tahun penjara dan satu kali cambuk untuk dakwaan sodomi, dengan masa hukuman penjara dijalani secara bersamaan sejak tanggal penangkapan pada 29 April 2021.

    Namun, penyebab kematian bayi perempuan ini adalah karena pukulan benda tumpul di kepala hingga membuat tengkorak bayi itu retak.

    Lihat juga Video: Ayah di Gresik Cabuli Anak Kandung, Modusnya Kelewat Bejat

    (zap/dhn)

  • Pengakuan Ngeri Penghuni Apartemen Hong Kong Tak Dengar Alarm Kebakaran

    Pengakuan Ngeri Penghuni Apartemen Hong Kong Tak Dengar Alarm Kebakaran

    Hong Kong

    Kebakaran dahsyat yang terjadi di kompleks apartemen Wang Fuk Court di Hong Kong menewaskan 128 orang. Penghuni apartemen mengatakan mereka tak mendengar alarm kebakaran saat api mulai berkobar.

    Salah satu penghuni apartemen di kompleks Wang Fuk Court yang bermarga Suen, seperti dilansir AFP, Jumat (28/11/2025), menuturkan bahwa dirinya dan para penghuni lainnya tidak mendengar suara alarm kebakaran dan harus berkeliling dari pintu-ke-pintu untuk memberitahu para tetangga soal kebakaran yang terjadi.

    “Api menyebar begitu cepat. Saya melihat satu selang mencoba menyelamatkan beberapa bangunan, dan saya merasa itu terlalu lambat,” ucapnya kepada AFP.

    “Membunyikan bel pintu, mengetuk pintu-pintu, memberitahu para tetangga, memberitahu mereka untuk pergi — begitulah situasinya,” ujar Suen.

    Seorang warga lainnya, Yuen, yang berusia 65 tahun mengatakan bahwa lingkungan tempat tinggalnya banyak dihuni para lansia yang menggunakan kursi roda dan alat bantu jalan.

    Dia juga menuturkan bahwa karena kompleks apartemen itu sedang dalam perbaikan, banyak penghuni yang menutup jendela mereka, yang mungkin membuat mereka tidak mendengar alarm kebakaran.

    Beberapa penghuni apartemen lainnya tidak menduga bahwa api akan menyebar ke bangunan lainnya akibat angin dan terus berkobar sepanjang malam.

    “Saya benar-benar merasa ini sangat menakutkan. Saya menyaksikannya menyebar dari satu gedung menjadi tiga gedung, lalu empat gedung. Sungguh mengerikan,” ucap Veezy Chan (25), seorang warga di area tersebut.

    Chan mengatakan dirinya “menyaksikan api berkobar dan tidak bisa berbuat apa-apa”.

    Wang Fuk Court di Hong Kong hangus terbakar (Foto: Vernon Yuen/Nexpher/ZUMA Press Wire/Shutterstock via The Guardian)

    Kompleks permukiman Wang Fuk Court yang berada di distrik Tai Po terdiri atas delapan gedung atau blok, masing-masing setinggi 31 lantai, yang menyediakan total 2.000 unit apartemen. Dari delapan gedung tersebut, tujuh gedung di antaranya kini hangus dilalap api.

    Pada Jumat (28/11) pagi, atau lebih dari 24 jam setelah api mulai berkobar, kebakaran hampir padam seluruhnya. Otoritas setempat mengatakan kebakaran yang melalap empat gedung di antaranya — dari tujuh gedung yang terbakar — telah dipadamkan.

    Otoritas berwenang Hong Kong mulai menyelidiki apa yang memicu kebakaran tersebut, yang tercatat sebagai yang terparah dalam hampir 80 tahun terakhir.

    Banyak pertanyaan yang perlu dijawab, termasuk mengapa blok-blok apartemen tidak dievakuasi lebih cepat setelah api mulai menyebar dari gedung pertama, dan apakah material yang mudah terbakar, termasuk papan polystyrene yang menghalangi jendela apartemen, turut berkontribusi pada kebakaran.

    Keberadaan perancah bambu dan jaring plastik yang terpasang di luar gedung sebagai bagian renovasi besar-besaran turut menjadi fokus penyelidikan.

    Badan antikorupsi Hong Kong juga meluncurkan penyelidikan terhadap pengerjaan renovasi di kompleks apartemen tersebut, beberapa jam setelah kepolisian menangkap tiga pria yang diduga melakukan kelalaian meninggalkan kemasan busa di lokasi kebakaran.

    Dalam konferensi pers, Sekretaris Keamanan Hong Kong, Chris Tang juga mengungkapkan bahwa alarm kebakaran di kompleks apartemen itu tidak berfungsi dengan baik. Dia memperkirakan penyelidikan bisa memakan waktu tiga minggu hingga empat minggu ke depan.

    2 WNI Tewas-2 Lainnya Selamat

    Konsulat Jenderal Indonesia di Hong Kong mengatakan bahwa dua korban tewas di antaranya diidentifikasi sebagai warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga migran di apartemen yang terbakar.

    “⁠KJRI Hong Kong telah berkoordinasi intensif dengan Hong Kong Police Force (HKPF) untuk memonitor kondisi lapangan. Hingga saat ini, 2 orang WNI dinyatakan meninggal dunia dan 2 orang lainnya mengalami luka-luka,” kata juru bicara Kemlu, Vahd Nabyl, saat dihubungi, Kamis (27/11/2025).

    Sementara, dua WNI yang selamat dalam insiden kebakaran apartemen di Hong Kong saat ini kondisinya mulai membaik. Satu WNI bahkan sudah keluar dari rumah sakit.

    “Dari 2 orang yg dirawat, as of kemarin satu orang sudah keluar dari RS dan saat ini tinggal di kediaman kerabat pemberi kerja (majikan),” ujar Jubir Kemlu RI Yvonne Mewengkang kepada wartawan, Jumat (28/11/2025).

    Kemudian satu WNI lainnya masih dirawat di rumah sakit. Namun, kondisinya stabil.

    Petugas mengeluarkan jenazah dari dalam apartemen Wang Fuk Court, Hong Kong, November 28, 2025. REUTERS/Tyrone Siu housing estate, Foto: REUTERS/Tyrone Siu

    “Sementara satu lainnya, sudah dalam kondisi stabil dan tinggal menunggu discharge,” jelasnya.

    Yvonne mengatakan saat ini Konjen RI Hong Kong terus memantau kondisi terkini. Untuk saat ini, belum ada laporan WNI lainnya yang turut menjadi korban kebakaran.

    “Saat ini Konjen RI Hong Kong dan sejumlah besar Satgas Pelindungan WNI KJRI kembali menuju lokasi kebakaran untuk mengunjungi warga kita yang tinggal di beberapa shelter di dekat lokasi kejadian. Satgas juga bawa bantuan makanan, minum dan barang-barang yang dibutuhkan, tidak hanya oleh warga kita, tapi juga bagi mereka yang terdampak,” jelasnya.

    Halaman 2 dari 4

    (isa/isa)