Category: Detik.com Ekonomi

  • Buruh Sindir Data Serapan Tenaga Kerja: Asal Bapak Senang?

    Buruh Sindir Data Serapan Tenaga Kerja: Asal Bapak Senang?

    Jakarta

    Data serapan tenaga kerja nasional yang dipaparkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dikritik habis-habisan oleh buruh. Kemenperin menyebutkan sejak Januari hingga Juni 2025 serapan tenaga kerja nasional mencapai 303 ribu orang.

    Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan data ini bersifat politis. Dia menyebutkan data tersebut seolah-olah dibuat hanya untuk membuat pimpinan gembira alias ‘asal bapak senang.’

    “Buruh menyatakan data Kemenperin RI tentang serapan tenaga kerja 303 ribu orang ini diduga asal bapak senang dan bersifat politis,” kata Said Iqbal dalam keterangannya, Jumat kemarin.

    Data yang dipaparkan Kemeperin seakan-akan menunjukkan dunia ketenagakerjaan baik-baik saja di tengah hantaman gelombang PHK besar-besaran di sektor riil dalam kurun waktu Januari hingga Juni 2025.

    Menurutnya, PHK marak terjadi di sektor industri tekstil, garmen, elektronik, komponen elektronik, retail, perdagangan mal, hotel, dan sektor padat karya lainnya selama satu semester pertama di 2025. Pihaknya mencatat ada sekitar 54.047 buruh yang kena PHK di semester pertama 2025.

    Ada sekitar 6 alasan Said Iqbal dan para buruh memprotes habis-habisan data Kemenperin. Berikut ini ulasannya.

    Pertama, Kemenperin RI dinilai tidak menyajikan data dalam bentuk tabel jenis industri, nama perusahaan, jumlah serapan tenaga kerja, sektor formal atau informal, dan di daerah mana saja terjadi serapan tenaga kerja. Buruh curiga Kemenperin hanya asal memberi pernyataan.

    Kedua, data Kemenperin soal penyerapan tenaga kerja nasional dalam semester pertama 2025 bertolak belakang dengan data yang disajikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Data BPJS Ketenagakerjaan dalam kurun waktu yang sama mencatat jumlah peserta BP Jamsostek menurun akibat banyaknya buruh ter-PHK yang mengambil JHT dan menerima JKP.

    “Bila mengikuti alur berfikir Kemenperin RI, seharusnya peserta BPJS TK jumlahnya bertambah sebanyak 303 ribu orang. Karena setiap orang yang bekerja di sektor formal ketika masuk bekerja maka pada saat itu langsung didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan,” papar Said Iqbal.

    Ketiga, buruh juga curiga Kemenperin mencampur adukkan penyajian data serapan tenaga formal dengan menggabungkan pekerjaan informal sebagai orang yang bekerja sebagai tenaga kerja yang diserap. Misalnya, orang yang diserap bekerja sebagai mitra pengemudi ojek dan kurir online, pekerja paruh waktu, dan pekerjaan informal lainnya.

    Keempat, buruh juga bertanya-tanya apakah Kemenperin ketika menyajikan data serapan tenaga kerja sebesar 303 ribu orang tersebut menggunakan definisi BPS, yang mendefinisikan orang yang bekerja adalah orang yang bekerja 1 jam selama satu Minggu. Bila definisi ini yang dipakai, maka data Kemenperin dinilai bias.

    Kelima, fakta di lapangan melalui media televisi atau media sosial sangat jelas terlihat sulitnya cari kerja terjadi di mana-mana. Sederet pelaksanaan job fair diprediksi tak mampu menyerap tenaga kerja maksimal.

    “Misal job fair di Bekasi dan Cianjur, menjelaskan fenomena susahnya orang mencari kerja dan tidak ada serapan tenaga kerja yang sesuai dengan data yang disajikan oleh Kemenperin RI,” lanjut Said Iqbal.

    Keenam, Said Iqbal memaparkan memang ada beberapa industri sepatu dari investor luar negeri yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Bahkan satu perusahaan bisa menyerap ribuan buruh tetapi mereka melakukan secara bertahap dalam beberapa tahun untuk menyerap tenaga kerjanya.

    “Bukan langsung satu semester terjadi penyerapan tenaga kerja besar-besaran karena industri sepatu tersebut perlu membangun pabrik yang baru dan investasi mesin mesin yang baru secara bertahap dalam tiga sampai lima tahun ke depan,” papar Said Iqbal.

    Buruh menuntut pemerintah untuk menyajikan data tentang lapangan kerja dan secara terbuka, terukur, tidak membuat kondisi yang terjadi di lapangan bias, seolah-olah lapangan kerja terbuka luas di Indonesia dengan mudahnya. Padahal kondisi di lapangan berbeda jauh dari harapan.

    (acd/acd)

  • Merapat! Harga AC Split 1 PK Diskon hingga Rp 1,2 Jutaan

    Merapat! Harga AC Split 1 PK Diskon hingga Rp 1,2 Jutaan

    Jakarta

    Transmart Full Day Sale kembali hadir lagi Minggu 10 Agustus 2025. Ada diskon hingga 50+20% menanti para pelanggan setia, untuk berbagai produk, termasuk barang elektronik.

    Gelaran diskon ini akan berlangsung dari toko buka hingga tutup pukul 22.00. Salah satu produk yang promo adalah AC Split 1 PK berbagai merek dibanderol dengan harga miring.

    AC Split 1 PK ditawarkan dengan harga promo Rp 4.124.000 dari harga awal Rp 4.549.000. Makin murah menggunakan Allo Prime, Kartu Kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah, jadi Rp 3.299.200.

    Dengan demikian, pelanggan beli AC Split 1 PK dengan menggunakan Allo Prime, Kartu Kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah bisa menghemat dengan total Rp 1,25 jutaan dibandingkan harga normal. Murah kan?

    Selain AC, ada juga produk lain yang mendapat diskon hingga 50%+20%, seperti produk rumah tangga, furniture, elektronik, hingga sepeda listrik. Tambahan 20% bisa didapatkan jika melakukan pembayaran menggunakan Allo Prime, Kartu Kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah.

    Untuk yang belum punya Kartu Kredit Bank Mega, nggak perlu khawatir. Ada unit pembukaan instan yang tersedia di gerai Cibubur dan Central Park. Sementara untuk yang belum punya Allo Prime, cukup download aplikasi Allo Bank di PlayStore atau AppStore. Tinggal klik link ini, download, dan upgrade ke Allo Prime.

    (ada/fdl)

  • Ekonomi Tumbuh 5,12%, tapi Penerimaan Pajak Malah Anjlok! Kok Bisa?

    Ekonomi Tumbuh 5,12%, tapi Penerimaan Pajak Malah Anjlok! Kok Bisa?

    Jakarta

    Ekonomi Indonesia baru diumumkan tumbuh 5,12% secara tahunan pada kuartal II-2025. Kinerja positif itu tidak sesuai dengan beberapa indikator ekonomi lainnya, termasuk penerimaan pajak yang justru mengalami penurunan.

    Pengamat perpajakan yang juga merupakan Eks Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan ada beberapa penyebab penerimaan pajak turun saat ekonomi tumbuh hingga 5,12%.

    “BPS baru saja mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Q2 sebesar 5,12%. Harapan lantas menyembul di tengah berbagai ketidakpastian dan tantangan yang datang silih berganti. Tapi kenapa penerimaan pajak turun? Ada beberapa penyebab dan penjelasan menurut saya,” katanya dikutip dari unggahan resmi media sosial X @prastow.

    Sebagai informasi, sampai semester I-2025 realisasi penerimaan pajak turun 6,21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlahnya terkumpul Rp 837,8 triliun atau 38% dari target.

    Menurut Prastowo, penyebab pertama adalah adanya kejadian yang tidak berulang, seperti restitusi. Awal tahun 2025 terdapat restitusi (pengembalian kelebihan pajak) yang jumlahnya cukup besar dan tidak terjadi di tahun sebelumnya.

    “Tentu ini berpengaruh pada penerimaan neto kita. Semester II-2025 mestinya restitusi akan melandai dan normal,” ucapnya.

    Penyebab kedua adalah bedanya waktu pencatatan karena administrasi pajak pada umumnya menggunakan basis bulan penuh untuk mencatat dan menghitung kewajiban, sehingga pembayaran/pelaporan dilakukan di bulan berikutnya. Misal kinerja Mei yang dicatat BPS di kuartal II, akan menjadi penerimaan pajak di Juni atau kuartal III.

    Penyebab ketiga turunnya penerimaan pajak karena batalnya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% yang sebelumnya berpotensi menambah Rp 71 triliun. Hal ini membuat target terlalu besar dan gap melebar.

    Di sisi lain, pemerintah tetap memberikan berbagai stimulus dan insentif, termasuk insentif pajak yang menjadi penyebab keempat turunnya penerimaan pajak.

    “Tentu ini akan mengurangi realisasi penerimaan pajak, meski sebagai kebijakan berdampak positif terhadap perekonomian. Maka dalam menilai kinerja perpajakan, seyogianya juga memperhitungkan tax expenditure,” tuturnya.

    Penyebab kelima adalah adanya pengaruh Coretax. Dampak pemberlakuan Coretax di awal tahun yang belum sempurna untuk mendukung pelaksanaan kewajiban perpajakan, membuat pembayaran mengalami penundaan.

    “Akibatnya, pembayaran tertunda ke bulan-bulan berikutnya. Hal ini berangsur normal dan mestinya stabil di semester II,” jelas Prastowo.

    Penyebab keenam adalah adanya sektor yang tumbuh dan stagnan yang bisa jadi sebagai penyumbang besar penerimaan. Kemudian di awal tahun ada penyesuaian atau efisiensi belanja pemerintah yang berpengaruh ke penerimaan pajak.

    “Semoga kinerja perekonomian konsisten membaik, penerimaan pajak lekas pulih dan pemerintah dapat terus fokus ke upaya penciptaan lapangan kerja, menjaga daya beli dan pemerataan kesejahteraan,” harap Prastowo.

    (aid/rrd)

  • Mengejutkan! Tukang Sayur Jadi Penyelamat Ekonomi RI

    Mengejutkan! Tukang Sayur Jadi Penyelamat Ekonomi RI

    Jakarta

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2025 tercatat sebesar 5,12%. Angka ini termasuk yang tertinggi di G20 dan ASEAN. Tapi siapa yang sebenarnya menopang pertumbuhan ini? Bukan korporasi, bukan gedung-gedung pencakar langit, termasuk konglomerat.

    Justru sektor informal, dalam arti paling sederhana, yakni para pelaku ekonomi seperti pedagang kaki lima, buruh harian, tukang sayur, dan warung makan yang menjadi tulang punggungnya.

    “Penjualan kendaraan, transaksi kartu kredit, impor barang tahan lama konsumen, semuanya melemah daripada sebelumnya. Tetapi konsumsi masyarakat justru menguat. Jadi saya pikir inilah yang membuat angka PDB tetap kuat pada kuartal Juni,” ujar Chief Economist Indonesia & India HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, Jumat kemarin.

    Menurut Pranjul, sektor informal menyumbang 60% lapangan kerja dan 55% konsumsi nasional. Artinya, ketika sektor formal yang berisi para pekerja kantoran, bankir, CEO manufaktur dan eksekutif perusahaan besar, masih lesu. Para pelaku ekonomi kecil justru yang lebih menjaga ekonomi tetap hidup.

    “Kita melihat bahwa indikator sektor formal masih lemah, misalnya, penjualan mobil, alat rumah tangga, dan barang konsumsi tahan lama menurun. Tapi indikator sektor informal lebih kuat, belanja makanan, minuman, pakaian, dan barang-barang kebutuhan dasar lainnya mengalami peningkatan,” jelasnya.

    Kunci pertumbuhan ini ada pada pembelanjaan harian masyarakat kelas bawah dan menengah, yang sensitif terhadap harga dan cepat bereaksi pada perubahan daya beli. Daya beli ini membaik seiring inflasi yang rendah, naiknya hasil pertanian usai El Nino, dan bantuan sosial dari pemerintah.

    “Dengan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih longgar di 2025, apakah dampaknya sudah mulai terlihat? Menurut saya, ya,” ucap Pranjul.

    Ia mencatat bahwa defisit fiskal naik dari 1,6% PDB di 2023 menjadi sekitar 2,8% PDB di 2025, menunjukkan stimulus fiskal yang cukup besar di dua tahun terakhir. Namun, di sisi lain, sektor formal yang seharusnya bisa menjadi penggerak ekonomi jangka panjang masih stagnan. Ini karena korporasi besar masih enggan berinvestasi.

    “Bagaimana kita bisa mencapai pertumbuhan PDB yang lebih tinggi dalam beberapa kuartal mendatang atau mungkin beberapa tahun mendatang? Dan menurut saya, yang benar-benar dibutuhkan adalah peningkatan investasi korporasi,” tutur Pranjul.

    Ia menyebutkan bahwa saat ini banyak perusahaan lebih memilih menabung daripada berinvestasi. Padahal, investasi korporasi berpotensi memiliki multiplier effect yang besar, menciptakan lapangan kerja berkualitas, meningkatkan kapasitas produksi, hingga mengerek upah.

    “Dan ketika kita melihat investasi korporasi, kita menemukan bahwa investasinya tidak terlalu tinggi. Perusahaan-perusahaan (lebih memilih) menabung. Jadi ada banyak tabungan di luar sana, tetapi mereka tidak berinvestasi. Apa yang akan membuat korporasi berinvestasi? Itulah pertanyaan besar yang dihadapi Indonesia,” kata dia.

    Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi saat ini bukan ditarik oleh para CEO yang membangun pabrik atau memperluas bisnis. Tapi justru oleh ‘tukang sayur’ yang tetap berjualan di pagi hari, warung madura, ojek online, dan jutaan pekerja informal yang menggerakkan konsumsi dasar masyarakat.

    (fdl/fdl)

  • 18 Agustus Cuti Nasional? Belum Tentu Libur buat Kamu!

    18 Agustus Cuti Nasional? Belum Tentu Libur buat Kamu!

    Jakarta

    Pemerintah resmi menetapkan 18 Agustus sebagai cuti bersama. Tapi jangan buru-buru senang dulu-bagi banyak pekerja, belum tentu hari itu jadi libur. Sebab, keputusan soal libur atau tidak tetap dikembalikan ke masing-masing perusahaan.

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sinta Kamdani, menyebut sektor industri seperti manufaktur bisa saja tetap beroperasi agar tidak mengganggu target produksi. Sementara sektor usaha yang lebih fleksibel mungkin bisa ikut menikmati libur tambahan usai Hari Kemerdekaan.

    “Dengan demikian, perusahaan dapat menyesuaikan keputusan sesuai karakteristik operasional dan kebutuhan produksinya. Bagi industri yang memiliki ritme produksi berkelanjutan seperti manufaktur, cuti bersama dapat disesuaikan agar tidak mengganggu target produksi atau distribusi,” ujar Shinta kepada detikcom, Jumat kemarin.

    Sebaliknya, sektor usaha yang lebih fleksibel bisa memanfaatkan cuti bersama sebagai jeda kerja yang berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi lainnya. Ia berharap ke depan penetapan cuti bersama dilakukan dengan masukan lintas sektor agar tetap memberi manfaat tanpa mengganggu sektor strategis.

    Pemerintah resmi menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yang mengatur perubahan jadwal libur nasional dan cuti bersama tahun 2025. Dalam SKB terbaru, 18 Agustus 2025 ditetapkan sebagai cuti bersama tambahan.

    “Langkah ini diambil untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada masyarakat dalam merayakan momen bersejarah kemerdekaan dengan khidmat, semarak, dan penuh kebanggaan nasional,” ujar Sekretaris Kemenko PMK Imam Machdi dalam keterangan tertulis.

    Pemerintah mengajak masyarakat aktif mengikuti kegiatan seperti upacara, perlombaan tradisional, pesta rakyat, hingga acara kebudayaan dan edukatif dalam suasana peringatan Hari Kemerdekaan RI.

    SKB ini ditandatangani oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, dan Menteri PAN-RB Rini Widyantini. Penetapan dilakukan dalam rapat di Kemenko PMK yang dipimpin oleh Deputi Warsito dan Imam Machdi serta dihadiri perwakilan kementerian terkait.

    (rrd/rrd)

  • Bisnis Sepeda Ratusan Juta Berdarah-darah! Disapu Tren Padel

    Bisnis Sepeda Ratusan Juta Berdarah-darah! Disapu Tren Padel

    Jakarta

    Bisnis sepeda mewah ratusan juta rupiah ikut ambruk bersama memudarnya tren gowes. Toko-toko mulai tutup, stok menumpuk, dan diskon gila-gilaan tak mampu melawan tren baru bernama padel.

    Runtuhnya penjualan sepeda dalam negeri hingga banyaknya toko yang gulung tikar ini dibenarkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo. Ia mengatakan sejak tren gowes memudar pada 2021 hingga sekarang, secara umum penjualan sepeda di Indonesia jatuh hingga 70%.

    “Sebenarnya tahun paling berat itu tahun kemarin sama tahun ini. Volumenya luar biasa turun jauh. Kalau dihitung mulai dari tahun 2021, turunnya sudah 70%. Kan tren bersepeda itu naik tinggi pas pandemi, 2020 itu, dari situ sudah turun hingga 70%,” kata Eko kepada detikcom, Jumat (8/8/2025).

    Sehingga bukan suatu yang mengherankan jika banyak penjual sepeda pada akhirnya tidak bisa bertahan karena kurang pembeli. Bahkan menurutnya kondisi ini tidak hanya membuat banyak toko sepeda tutup, namun juga berdampak pada para importir hingga pabrik-pabrik sepeda dalam negeri.

    Lebih lanjut Eko mengatakan kondisi penurunan tren gowes ini paling berdampak ke toko-toko dan importir sepeda kelas atas alias branded yang dibanderol bisa sampai ratusan juta itu. Sebab sepeda-sepeda mewah ini biasanya dibeli sebagai salah satu tren ‘gaya hidup’, yang kini sudah tidak ngetren lagi.

    “Sepeda itu kemarin kan ramai yang untuk barang branded karena lifestyle. Pada saat lifestyle itu berubah, yang paling berdekatan itu kayak lari, pada saat mereka sudah seneng sepeda terus mereka pindah lari, ya sudah tren sepedanya turun. Penjualan tuh efek sekali,” papar Eko.

    “Nah sekarang ini padel (sedang tren), ya habis sudah. Efek karena budget mereka juga terbatas, mereka akan memilih prioritas mana yang lagi tren dan mereka mau ikutin,” jelasnya lagi.

    Toko Sepeda Ratusan Juta di STC Senayan Berguguran, Hanya Tersisa Satu

    Foto: freepik/Freepik

    Tren bersepeda yang sempat booming awal pandemi itu kini sudah redup. Penjualan sepeda turun drastis, membuat toko-toko di STC Senayan gulung tikar. Bahkan kini hanya menyisakan satu toko sepeda saja yang masih bertahan, yakni One Bike Shop.

    “Iya, di sini toko sepeda tinggal ini doang, yang lain sudah pada tutup. Ada yang tutup permanen, ada yang pindah,” kata seorang pegawai satu-satunya toko sepeda yang tersisa di STC Senayan kepada detikcom, Jumat kemarin.

    Meski masih bertahan, satu-satunya toko sepeda yang tersisa di STC Senayan itu juga turut merasakan imbas dari penurunan tren gowes khususnya di Jakarta. Hal ini terlihat dari penurunan jumlah pembeli sepeda baru di toko.

    “Setelah pandemi tuh sudah ada turun 50%. Habis itu sekarang turun lagi 30% dari yang terakhir. Sekarang ya palingnya sebulan itu kita masih bisa jual sampai 10 atau 15. Sudah paling banyak itu,” ucapnya.

    Menurutnya, salah satu alasan kenapa toko itu masih bisa bertahan karena mereka adalah salah satu dealer resmi dan hanya menjual sepeda Brompton. Sehingga para pecinta sepeda lipat asal Inggris ini masih sering berkunjung.

    Selain itu, toko ini juga menyediakan jasa pemeliharaan dan perbaikan khusus sepeda Brompton yang menjadi alasan lain para pecinta gowes sepeda lipat untuk mampir. Bahkan saat detikcom berkunjung terdapat seorang pelanggan yang datang membawa dua sepeda Brompton untuk diperbaiki.

    Biar bagaimana pun, penjaga toko itu tak memungkiri jika tren bersepeda sudah sangat turun dan beralih ke aktivitas olahraga lainnya seperti yang belakangan ini tengah naik daun, padel.

    “Mungkin karena musim hobinya ganti-ganti kali ya. Jadi kan sekarang lagi trennya kan kayak padel gitu, tenis. Sekarang bukan sepeda lagi. Tren olahraganya lagi berubah, lebih kelari gitu. Mungkin toko padel lagi ramai sekarang gitu,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (igo/fdl)

  • Raih Cuan Multibagger dengan Strategi Investasi Lokal Bareng Andry Hakim

    Raih Cuan Multibagger dengan Strategi Investasi Lokal Bareng Andry Hakim

    Jakarta

    Dalam dunia investasi, memahami teori memang penting, tapi lebih penting lagi adalah tahu bagaimana teori itu diterapkan secara tepat di kondisi pasar yang sebenarnya. Terutama pasar saham Indonesia, yang punya dinamika dan rahasia tersendiri.

    Kalau kamu sudah familiar dengan prinsip-prinsip value investing ala Warren Buffet, saatnya kamu naik level. Karena di pasar saham, strategi tersebut bisa lebih tajam jika dikombinasikan dengan pendekatan lokal yang telah terbukti melahirkan cuan berlipat ganda alias multibagger.

    Strategi ini bukan teori semata, menjadi pendekatan nyata yang digunakan oleh Andry Hakim, investor berpengalaman dengan portofolio transparan dan pencapaian mencengangkan: cuan Rp11 miliar hanya dalam 7 hari.

    Lewat kelas Strategi Profit dari Saham Multibagger, Andry akan membimbing kamu memahami bagaimana ia menyaring peluang di pasar Indonesia, menghindari jebakan saham, hingga menemukan potensi multibagger yang sering kali tak disadari investor lain.

    Apa yang Akan Kamu Dapatkan?Hari 1-4 (Online):Pelajari cara menggabungkan value investing dengan rahasia pasar lokal. Sesi intensif bersama Andry akan membuka pola pikir baru tentang bagaimana mengenali saham dengan potensi kenaikan luar biasa.Hari ke-5 (Offline): Sesi yang tidak akan direkam atau dibagikan ulang. Andry akan membahas Secrets of Indonesian Stock Market, pengalaman investasinya yang paling menantang, dan strategi aktual yang sedang ia jalankan. Kamu juga akan mendapat sneak peek portofolio pribadinya yang tengah aktif.Cocok untuk Siapa?

    Kelas ini dirancang untuk kamu yang serius ingin belajar, baik kamu yang baru mulai, maupun kamu yang sudah pernah masuk pasar saham tapi belum menemukan ritmenya. Andry tidak akan memberikan “ikan” berupa rekomendasi saham siap beli. Tapi akan memberimu “pancing” terbaik agar kamu bisa menemukan multibagger kamu sendiri.

    Ilmu yang kamu dapat di kelas ini akan membantu kamu memfilter informasi di pasar yang penuh noise. Kamu akan tahu mana saham yang
    layak dikoleksi jangka panjang, dan mana yang sebaiknya dihindari.

    Segera daftar dan jadilah bagian dari komunitas investor yang berpikir strategis dan bertindak cerdas. Beli tiketnya sekarang juga melalui detikevent!

    (hns/hns)

  • Ombudsman Ungkap Beras Sisa Impor Menumpuk Setahun di Gudang Bulog

    Ombudsman Ungkap Beras Sisa Impor Menumpuk Setahun di Gudang Bulog

    Jakarta

    Ombudsman mengungkap beras sisa impor tahun lalu yang masih berada di Gudang Bulog. Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika mengatakan umur stok beras tersebut pun sudah setahun lamanya dan tidak disalurkan ke pasar.

    “Sebagian beras yang ada di Bulog itu kan beras impor tahun lalu. Ada yang berumurnya sudah 1 tahun, dari Februari 2024. Jadi sudah 1 tahun lebih, otomatis pasti mohon maaf, bau apek. Nah, sementara di dalam persyaratan mutu label, pelaku usaha dilarang mengolah ataupun juga menggunakan beras apek sebagai bahan baku untuk trading (perdagangan) beras,” kata dia dalam konferensi pers di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

    Menurutnya beras di gudang Perum Bulog yang sudah mengalami bau tidak sedap karena kondisi lamanya penyimpanan, tetap bisa dikonsumsi masyarakat. Namun hal itu bisa dilakukan jika beras tersebut dilakukan proses perbaikan lagi oleh Perum Bulog.

    “Lantas kalau bau apek itu, masyarakat masih bisa konsumsi. Karena bisa diolah lagi, bisa diproses lagi. Jadi jangan dipikir bahwa nanti beras apek, lantas konsumen tidak akan bisa konsumsi, tidak. Itu persoalan penyimpanan saja. Jadi itu bisa diproses lagi. Namun proses ini (terkendala) peraturan tadi, dilarang memproses yang baru apek. Akhirnya, ya, ketersediaan beras sebagai pasokan nanti berkurang,” ungkapnya.

    Dia pun mendorong Badan Pangan Nasional agar memberikan kebijakan kepada Perum Bulog untuk segera melakukan pelepasan stok tersebut ke pasaran demi menstabilkan harga.

    “Ke depan diharapkan Badan pangan Nasional lentur untuk merespons pemberlakuan Perbadan nomor 2 tahun 2023 terkait mutu beras. Terkait mutu dan label beras, kalau tidak salah agar beras bisa tersedia di pasar, beras harus segera dilepas,” terang Yeka.

    Penggilingan padi tutup, pasokan beras mulai seret

    Menurut Yeka kelangkaan beras mulai terjadi di penggilingan padi dan ritel modern. Ia mengatakan temuan ini setelah dirinya dan tim melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah penggilingan di Kecamatan Tempuran, Karawang, Jawa Barat.

    Dari sidak itu didapat informasi di kawasan tersebut terdapat 23 penggilingan padi. Namun sudah ada 10 penggilingan yang gulung tikar. Temuan berikutnya, stok beras di penggilingan telah menipis.

    Kondisi ini terjadi karena dua hal. Pertama karena produksi padi yang menurun dan kedua ketakutan penggilingan tersebut menjalankan usahanya. Ketakutan ini terjadi imbas pemeriksaan dari penegak hukum terkait mutu, kualitas, hingga kasus oplosan beras.

    “Stok mereka berkisar antar 5% sampai 10%. Jadi misalnya biasanya mereka punya 100 ton rata-rata stok, sekarang itu baru punya 5 ton. Jadi stok penggilingan bukan kosong lah, stoknya menipis,” ujarnya.

    Kemudian, Yeka juga telah mengundang sejumlah pelaku usaha untuk mengkonfirmasi temuan tersebut. Menurutnya, terdapat penggilingan besar yang stoknya juga menipis. Sayangnya, dia enggan menyebutkan nama penggilingan besar tersebut.

    “Ada penggilingan besar yang biasanya punya stok 30 ribu ton, stok 30 ribu ton setiap hari, sekarang tinggal 2 ribu ton. Ada yang punya 5 ribu ton, sekarang tinggal 200 ton,” ungkapnya.

    Selain kelangkaan beras di penggilingan, Yeka juga menyebut saat ini kondisi serupa terjadi di ritel modern. Menurutnya beras di rak-rak khusus beras di ritel modern mulai hilang.

    “Hari ini, tadi pagi saya terjunkan untuk melihat beras di pasar modern retail kosong, bahkan raknya sudah berganti yang tadinya rak beras, sekarang sudah berganti jadi rak aqua,” tutur Yeka.

    (ada/hns)

  • India Tunda Beli Senjata-Pesawat AS Usai Digebuk Trump Tarif 50%

    India Tunda Beli Senjata-Pesawat AS Usai Digebuk Trump Tarif 50%

    Jakarta

    India menunda rencana pembelian persenjataan dan pesawat baru dari Amerika Serikat (AS) buntut memburuknya hubungan dagang kedua negara.

    Langkah ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tambahan 25% terhadap barang-barang India pada 6 Agustus, sehingga total bea masuk ekspor India melonjak menjadi 50%.

    Kebijakan tarif tersebut disebut sebagai hukuman atas keputusan India membeli minyak dari Rusia. Tarif ini menjadi salah satu yang tertinggi yang dikenakan AS kepada mitra dagangnya dalam beberapa dekade terakhir.

    Dikutip dari Reuters, Jumat (8/8/2025), seorang pejabat India menyebut pembelian alat pertahanan akan dilanjutkan setelah ada kejelasan soal tarif dan arah hubungan bilateral. Namun, proses ini diyakini akan memakan waktu cukup lama.

    Pejabat lain yang mengetahui penundaan itu mengatakan belum ada pernyataan tertulis terkait keputusan tersebut. Menurutnya, India masih punya opsi untuk membalikkan arah keputusan, meski sejauh ini belum ada tanda-tanda hal itu akan dilakukan.

    Kementerian Pertahanan India dan Pentagon belum memberikan tanggapan atas permintaan konfirmasi dari Reuters.

    Sebelumnya, Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi pada Februari lalu mengumumkan rencana pengadaan dan produksi bersama perlengkapan militer. Salah satu yang dibahas adalah pembelian enam pesawat pengintai Boeing P8I dan sistem pendukungnya untuk Angkatan Laut India.

    Kesepakatan senilai US$ 3,6 miliar itu disebut telah masuk tahap akhir pembicaraan. Menteri Pertahanan India Rajnath Singh bahkan dijadwalkan mengumumkannya dalam kunjungan ke AS, namun perjalanan tersebut kini dibatalkan.

    (rrd/rrd)

  • Pengusaha Kunjungi Rumah Prabowo di Hambalang Sebelum Retret ke Magelang

    Pengusaha Kunjungi Rumah Prabowo di Hambalang Sebelum Retret ke Magelang

    Jakarta

    Para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berkumpul di kediaman pribadi Presiden Prabowo Subianto, kawasan Hambalang, Bogor, Jumat (8/8/2025).

    Mengutip Instagram Sekretariat Kabinet, @sekretariat.kabinet, sebanyak 230 orang anggota Kadin hadir di Hambalang dipimpin langsung Ketua Umum Anindya Bakrie.

    Para anggota Kadin ini akan menggelar retret di Magelang mulai 8-10 Agustus 2025.

    “Atas undangan Ketua Umum Kadin, Presiden Prabowo memberikan arahan sekaligus melepas keberangkatan peserta retret tersebut,” dikutip dari Instagram Sekretariat Kabinet, Jumat (8/10).

    Retrat tersebut diselenggarakan untuk membentuk kedisiplinan, nasionalisme, ketekunan, pengetahuan serta wawasan kebangsaan kepada para peserta yang merupakan pimpinan dan pemegang usaha industri swasta yang bergerak di berbagai bidang.

    Sebelumnya, Anindya Bakrie mengatakan Anindya Bakrie Arahan Prabowo menjadi salah satu rangkaian retret yang dilakukan Kadin.

    “Hari ini hari spesial, tanggal 8/8. 8 Agustus menuju ke HUT Kemerdekaan ke 80. Dan kepada teman-teman yang ada di sini, tadi pagi, nggak lama lalu, kita dapat konfirmasi. Nanti insyaallah. Jam 3 kita diterima oleh Presiden ke-8. Pak Presiden Prabowo. Tepuk tangan untuk beliau,” ujar Anin di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (8/8/2025).

    (hns/hns)