Category: Detik.com Ekonomi

  • Transaksi Business Matching UMKM hingga Agustus 2025 Capai US$ 90,90 Juta

    Transaksi Business Matching UMKM hingga Agustus 2025 Capai US$ 90,90 Juta

    Jakarta

    Kegiatan business matching pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan buyer luar negeri selama periode Januari-Agustus 2025 berhasil mencatatkan total transaksi sebesar US$ 90,90 juta (setara Rp 1,49 triliun).

    Total nilai transaksi tersebut berasal dari purchase order (PO) sebesar US$ 55,95 juta dan potensi transaksi sebesar US$ 34,95 juta. Capaian tersebut adalah bagian dari Program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor) yang diinisiasi Kementerian Perdagangan RI (Kemendag).

    Kemendag, melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), konsisten mendorong pelaku UMKM menembus pasar global dengan menjadi eksportir.

    “Hasil transaksi UMKM senilai US$ 90,90 juta hingga Agustus ini bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata bahwa produk UMKM kita mampu memenuhi kebutuhan dan standar pasar internasional. Hal ini menunjukkan bahwa ketika UMKM diberi akses, pendampingan, dan peluang bertemu buyer global, mereka mampu bersaing sejajar dengan pemain besar,” ujar Mendag RI Budi Santoso (Busan), dalam keterangan tertulis, Rabu (10/9/2025).

    Sementara itu, transaksi khusus pada Agustus 2025 adalah US$ 861 ribu dalam bentuk PO (purchase order). Menurut Busan, capaian bulanan dan kumulatif ini menunjukkan optimisme yang besar sekaligus bukti bahwa produk UMKM Indonesia semakin diminati di pasar global.

    Busan memaparkan selama delapan bulan (Januari-Agustus 2025), Kemendag telah menyelenggarakan 462 kegiatan business matching yang terdiri atas 312 sesi presentasi UMKM dengan perwakilan perdagangan RI di luar negeri (pitching) dan 150 sesi pertemuan langsung dengan calon buyer internasional. Selama periode tersebut, telah ikut serta 110 UMKM Indonesia dari berbagai sektor unggulan, mulai dari fashion, kerajinan, dekorasi rumah, furnitur, kopi, bambu, rempah-rempah, hingga makanan dan minuman olahan.

    Direktur Jenderal PEN Kemendag Fajarini Puntodewi menyatakan capaian business matching Januari-Agustus 2025 merupakan hasil sinergi berbagai pihak. Sebanyak 15 lembaga pembina UMKM turut mendukung terlaksananya program ini.

    Beberapa di antaranya adalah Bank Indonesia; Bank Negara Indonesia; Bank Rakyat Indonesia; Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia; PT Asuransi ASEI Indonesia; Pertamina; Bank Jatim; jaringan Export Center di Surabaya, Batam, dan Balikpapan; serta Dinas Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

    “Capaian ini membuktikan sinergi pemerintah dengan perwakilan perdagangan RI di luar negeri, lembaga pembina UMKM, dan pelaku usaha mampu meningkatkan daya saing UMKM di kancah internasional. Kemendag akan terus memperluas akses pasar dan memperkuat pendampingan agar semakin banyak UMKM siap menembus pasar ekspor,” ujar Puntodewi.

    Puntodewi menjelaskan Kemendag akan memperkuat dukungan berbasis kebutuhan nyata bagi pelaku usaha, mulai dari sertifikasi, logistik, hingga akses pembiayaan.

    “Pendampingan yang berkesinambungan akan terus menjadi prioritas kami. Kami berharap, transaksi yang semula bernilai ribuan dolar terus berkembang hingga puluhan juta dolar dalam beberapa tahun ke depan,” ucap Puntodewi.

    Kemendag juga memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan perempuan pelaku usaha lewat business matching yang menyediakan ruang khusus bagi eksportir wanita, seperti business matching dengan perwakilan perdagangan RI di Swiss, Hungaria, Inggris, dan Malaysia yang melibatkan 14 pelaku usaha dengan produk makanan dan minuman, batik, dan produk tekstil.

    “Langkah ini merupakan wujud nyata dukungan Kemendag terhadap peningkatan peran perempuan dalam perdagangan internasional. Kegiatan ini rutin dijadwalkan setiap akhir bulan,” pungkasnya.

    (ega/ega)

  • Mendag Resmikan Desa BISA Ekspor, Dorong Produk Lokal Tembus Pasar Global

    Mendag Resmikan Desa BISA Ekspor, Dorong Produk Lokal Tembus Pasar Global

    Jakarta

    Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso meresmikan Program Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor di Kabupaten Jembrana, Bali, kemarin. Budi menyebut, Desa BISA Ekspor menjadi gerakan kolaboratif antara pemerintah dan swasta untuk menjadikan desa sebagai motor penggerak ekspor Indonesia.

    “Hari ini, kita bersinergi meluncurkan Program Desa BISA Ekspor. Keberhasilan ekspor tidak bisa dicapai sendirian, melainkan melalui kerja sama erat pemerintah, swasta, koperasi, dan masyarakat. Mari kita bersama-sama menjadikan desa sebagai motor penggerak ekspor Indonesia,” ujar Budi dalam keterangan tertulis, Rabu, (10/9/2025).

    Menurut Budi, Desa BISA Ekspor yang merupakan kolaborasi Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pertanian, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank, Astra, serta pihak-pihak terkait lainnya dapat menggali potensi produk unggulan lokal yang ada di desa. Program ini diyakini akan membawa kesejahteraan nyata bagi masyarakat desa.

    “Saat ini, kita patut berbangga karena beberapa desa telah berhasil mengekspor produk mereka. Ini adalah capaian awal yang membanggakan dan semoga terus meningkat di masa mendatang,” kata Budi.

    Selain itu, program Desa BISA Ekspor menyinergikan berbagai inisiatif pemerintah yang telah lebih dulu berjalan, meliputi Program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (BISA Ekspor) dari Kemendag; Program Desa Ekspor dari Kemendes PDT; Program Desa Organik dari Kementerian Pertanian; Program Desa Devisa dari LPEI; serta Program Desa Sejahtera Astra.

    Ke depannya, Budi berharap Program Kampung Nelayan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) diharapkan dapat bergabung dalam program ini. Budi menjelaskan, hingga September 2025, pemerintah bersama mitra-mitra strategis berhasil memetakan 2.357 desa ke dalam dua klaster. Tercatat, 741 desa masuk dalam Klaster 1 yang sudah siap ekspor, sementara 1.616 desa berada di Klaster 2 yang butuh pendampingan untuk menjadi siap ekspor.

    “Kemendag bersama Kemendes PDT, Kementan, LPEI, dan Astra telah memetakan 2.357 desa. Sebanyak 741 desa terkategori siap ekspor dan sisanya desa yang perlu pembinaan lanjutan. Semua ini akan difasilitasi dengan pelatihan, klinik bisnis, hingga dukungan agregator dari BUMN dan sektor swasta,” terang Budi.

    Di kesempatan yang sama, Wamendes PDT, Ariza Patria mengatakan saat ini setidaknya ada lebih dari 55.941 Badan Usaha Milik (BUM) Desa aktif dan 80.000 lebih KDMP yang mengelola berbagai unit usaha. Unit-unit usaha ini termasuk sektor perdagangan, pertanian, peternakan, energi terbarukan, industri kreatif, pariwisata, logistik, hingga layanan publik.

    Ariza menuturkan kehadiran BUM Desa dan KDMP akan menjadi tulang punggung ekonomi desa. Jika dikelola dengan baik, BUM Desa dan KDMP dapat menjadi motor pertumbuhan nasional yang inklusif dan berkeadilan.

    “Hari ini, kita meluncurkan Desa BISA Ekspor, sebuah inisiatif kolaboratif yang telah melakukan pemetaan terhadap lebih dari 2.300 desa binaan dengan klasifikasi desa yang siap ekspor maupun desa yang masih perlu pendampingan,” ujar Ariza.

    Dari Kakao hingga Hortikultura, Produk Desa Devisa Tembus Pasar Dunia

    Foto: dok. Kemendag

    Pelepasan Ekspor Produk Desa Devisa Peluncuran program Desa BISA Ekspor juga ditandai dengan pelepasan ekspor simbolis dari Desa Devisa binaan LPEI. Desa Devisa Kakao Jembrana melepas ekspor kakao fermentasi senilai Rp 2,4 miliar ke Prancis, Desa Devisa Benih Bandeng Buleleng mengekspor benih bandeng senilai Rp45 juta ke Filipina, sementara Desa Devisa Benih Hortikultura Bali mengekspor buah, sayur, dan bunga senilai Rp6 juta ke Singapura.

    Plt. Direktur Eksekutif LPEI, Sukatmo Padmosukarso menjelaskan program perdana di Desa Devisa Kakao Jembrana telah melibatkan 13 desa dan 609 petani, termasuk petani perempuan, yang berfokus pada produk kakao fermentasi. Produk tersebut telah berhasil menembus pasar Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Jepang, dan Australia.

    “Desa Devisa Kakao Jembrana resmi berkolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk pendampingan berkelanjutan agar semakin mendunia. Melalui sinergi lintas kementerian, pemerintah daerah, dan mitra strategis, kami berkomitmen memastikan desa binaan LPEI mampu meningkatkan produksi sekaligus memperluas pasar global secara berkesinambungan. Manfaatnya tidak hanya berupa peningkatan ekspor, tetapi juga pembentukan ekosistem ekspor yang berkelanjutan, pemberdayaan desa, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan kesejahteraan komunitas lokal,” jelas Sukatmo.

    Sementara itu, Pembina Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS), Agung Widiastuti mengungkapkan pihaknya telah melakukan pendampingan kepada petani kakao di Jembrana untuk meningkatkan kualitas produksi, khususnya pada biji kakao fermentasi (BKF). Upaya ini membuahkan hasil dengan berhasil menembus pasar ekspor ke berbagai negara.

    “Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran besar Kemendag yang hadir sebagai fasilitator, terutama melalui dukungan Atase Perdagangan RI yang menjadi jembatan penting dalam memperluas akses pasar global,” kata Agung.

    Agung menambahkan, Koperasi KSS berhasil menjalin kolaborasi dengan produsen cokelat ternama dunia, yaitu Valrhona di Perancis. Kendala regulasi ekspor yang sempat dihadapi dapat diatasi berkat fasilitasi penuh Atase Perdagangan RI di Paris.

    “Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi koperasi lokal dengan pemerintah mampu mengangkat potensi kakao Jembrana ke pasar internasional,” imbuh Agung.

    Kolaborasi Lintas Pihak untuk Ekspor Desa Berkelanjutan

    Sebagai wujud dukungan, telah diluncurkan pula Logo Desa BISA Ekspor. Logo Desa BISA Ekspor merupakan kombinasi TUNESA (Tunas Desa) dan ANYASA (Anyaman Desa). TUNESA menggambarkan desa sebagai benih dengan daya tumbuh besar. Melalui kolaborasi, digitalisasi, keberanian bertransformasi, peran pemerintah dan swasta, benih desa dapat berkembang menjadi kekuatan ekonomi bangsa yang mampu bersaing di pasar global.

    ANYESA menggambarkan simpul yang kuat seperti desa, pelaku usaha, pemerintah, swasta dan mitra global yang terhubung dalam satu ekosistem kolaboratif. Selain itu terdapat Dashboard Desa BISA Ekspor yang menyajikan data komoditas dari setiap desa di seluruh Indonesia. Dashboard ini akan terus diperbarui sehingga mampu menampilkan data suplai yang akurat dan transparan, sekaligus menjadi panduan penting bagi pelaku usaha khususnya agregator, pemerintah dan pembina desa.

    Lebih rinci, penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Berdayakan Desa Dalam ditandatangani oleh oleh Kemendag, Kemendes PDT, dan LPEI terkait pemberdayaan desa dalam pengembangan ekspor nasional. Kerja sama ketiga lembaga juga akan meliputi fasilitasi pengembangan desa melalui empat pilar pendampingan, yaitu peningkatan sumber daya ekspor; promosi produk ke pasar global; perluasan akses permodalan atau pembiayaan; serta penguatan logistik, rantai pasok, dan digitalisasi.

    Dalam perjanjian ini, beberapa ruang lingkup strategis diikutsertakan, termasuk pertukaran data dan informasi antarinstansi sebagai dasar pengembangan desa berorientasi ekspor, pemetaan dan klasterisasi desa ekspor yang dilakukan sesuai pedoman yang telah ditetapkan, serta penetapan desa percontohan yang akan menjadi model pembinaan Desa BISA Ekspor.

    Para pihak juga sepakat mendorong kemitraan pemasaran dalam ekosistem ekspor desa dan membuka ruang bagi berbagai kegiatan lain yang relevan dengan aktivitas pengembangan ekspor.

    Selanjutnya, untuk desa yang sudah siap ekspor, sejumlah langkah promosi telah dilakukan, meliputi integrasi data 15 eksportir dan agregator ke dalam platform ekspor INAEXPORT milik Kemendag agar dapat dihubungi calon buyer luar negeri, memfasilitasi business pitching antara 31 perusahaan eksportir dan perwakilan perdagangan RI di luar negeri, serta penjajakan bisnis (business matching) antara dua eksportir desa dan buyer asal India dan Australia.

    Sementara itu, desa yang perlu pembinaan lanjutan akan mendapatkan pendampingan intensif untuk memperkuat ekosistem ekspor. Program ini meliputi pengembangan kualitas dan kuantitas produk, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), perluasan akses pemasaran, dukungan pembiayaan, serta pendampingan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing desa.

    Turut hadir pada acara ini, yaitu Wamendes PDT Ahmad Riza Patria, Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan, Irjen Kemendag Putu Jayan Danu Putra, Sekretaris Jenderal Kemendes Taufik Madjid, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Daerah Tabrani, Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta, Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Plt. Direktur Eksekutif LPEI Sukatmo Padmosukarso, serta Head of Corporate Social Responsibility Astra Diah Suran Febrianti.

    (prf/ega)

  • Tekan Putin, Trump Desak Eropa Kenakan Tarif 100% ke China-India

    Tekan Putin, Trump Desak Eropa Kenakan Tarif 100% ke China-India

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar Uni Eropa (UE) menjatuhkan tarif hingga 100% ke China dan India. Hal ini sebagai upaya untuk menekan Rusia agar mengakhiri perang dengan Ukraina.

    China dan India merupakan pembeli utama minyak Rusia. Oleh karena itu, kedua negara itu dinilai mempunyai peran penting dalam menjaga perekonomian Rusia di tengah invasi yang terus dilakukan ke Ukraina sejak 2022 lalu.

    Menurut pejabat yang mengetahui persoalan ini, Trump menyampaikan permintaan ini saat mengikuti rapat virtual pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat bersama pejabat senior AS dan UE di Washington. Pertemuan tersebut membahas upaya untuk meningkatkan beban ekonomi Moskow.

    Diplomat Uni Eropa mengatakan AS siap mengikuti tarif yang serupa dilakukan UE ke India dan China. Hal ini semakin membuat bea impor dari kedua negara itu semakin melonjak ke AS.

    “Mereka berkata, ‘Kami akan melakukan ini tetapi Anda harus melakukannya bersama kami,” kata diplomat itu, dikutip dari Reuters, Rabu (10/9/2024).

    Upaya ini diumumkan setelah Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri KTT pekan lalu. Dilaporkan Financial Times, Trump mengancam akan mengenakan tarif tinggi ke China dan India karena masih membeli minyak dari Rusia.

    Trump telah mengenakan tambahan tarif ke India 25% karena masih terus membeli minyak Rusia. Namun, China belum secara khusus menjadi target kenaikan tarif akibat pembelian minyak Rusia.

    (acd/acd)

  • Video Menkeu Purbaya Janji Tak Buat Kebijakan Fiskal Aneh-aneh

    Video Menkeu Purbaya Janji Tak Buat Kebijakan Fiskal Aneh-aneh

    Video Menkeu Purbaya Janji Tak Buat Kebijakan Fiskal Aneh-aneh

    Video: Nottingham Forest Pecat Nuno Santo, Gaet Ange Postecoglou

    12,603 Views | Selasa, 09 Sep 2025 21:57 WIB

    Menteri Keuangan baru pengganti Sri Mulyani, Purbaya Yudhi Sadewa janji tak akan membuat kebijakan fiskal yang aneh-aneh.

    Ini dikatakan Purbaya merespons kabar negatif pasar terhadap penunjukan dirinya. Purbaya juga mengaku sudah minta agar diajari oleh Sri Mulyani.

    Wasti Samaria Simangunsong – 20DETIK

  • Celios Minta MUI Buat Fatwa Gaji Menteri/Wamen yang Rangkap Jabatan

    Celios Minta MUI Buat Fatwa Gaji Menteri/Wamen yang Rangkap Jabatan

    Center of Economic and Law Studies (Celios) kirimkan surat kepada Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mereka minta dijelaskan soal fatwa tentang Menteri dan Wakil Menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris di BUMN meski bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 128/PUU-XXIII/2025.

    Dalam surat itu Celios memohon penjelasan terkait 3 hal. Berikut video lengkapnya…

    detikers, klik di sini untuk menonton video 20Detik lainnya!

  • Armani Group Tutup Toko Saat Pemakaman Giorgio Armani

    Armani Group Tutup Toko Saat Pemakaman Giorgio Armani

    Foto Bisnis

    Tripa Ramadhan – detikFinance

    Selasa, 09 Sep 2025 23:00 WIB

    Italia – Toko Armani Group di seluruh Eropa tutup serentak pada Senin (8/9) untuk mengenang Giorgio Armani. Penutupan bertepatan dengan pemakaman pribadinya di Rivalta.

  • PIK 2 Pede Bisa Kantongi Pra-Penjualan Rp 5,3 T Tahun Ini

    PIK 2 Pede Bisa Kantongi Pra-Penjualan Rp 5,3 T Tahun Ini

    Jakarta

    PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) atau PIK 2 menetapkan marketing sales atau pra-penjualan sebesar Rp 5,3 triliun di tahun 2025. Namun hingga semester I 2025, perseroan baru mengantongi pra-penjualan sebesar Rp 1,2 triliun.

    Direktur Pantai Indah Kapuk Dua, Yohanes Edmond Budiman, mengaku optimis target tersebut dapat tercapai. Di sisi lain, perseroan juga masih akan meninjau pertumbuhan pra-penjualan PANI di kuartal III mendatang.

    “Kami masih akan melihat pencapaian 9 bulan 2025 nanti akan diumumkan pada bulan Oktober. Sampai saat ini dari sisi manajemen masih terus berusaha untuk bisa mencapai target yang telah kami tetapkan sebesar Rp 5,3 triliun,” ungkap Yohanes dalam acara Public Expose Live secara virtual, Selasa (9/9/2025).

    Yohanes menjelaskan, pra-penjualan masih dapat ditingkatkan mengingat pemerintah telah memberikan sinyal positif untuk menggenjot Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) di semester II 2025 hingga Rp 2.121 triliun.

    “Hal yang menjadi pertimbangan kami adalah karena pemerintah akan menggenjot pengeluaran APBN semester II 2025 sekitar Rp 2.121 triliun yang kami harapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat,” jelasnya.

    Di sisi lain, pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga menjadi katalis positif bagi sektor properti. Alhasil, cost of funding dapat ditarik turun untuk pembiayaan di bidang properti.

    “Tren penurunan suku bunga BI yang telah dua kali turun dari 5,5% menjadi 5% diharapkan menunjukkan tren positif terhadap ekonomi nasional, di mana cost of funding akan ditarik turun dan sebagian besar pembiayaan bidang properti juga turun terutama pembelian rumah dan rumah,” tutupnya.

    Untuk diketahui, kinerja PANI di semester I 2025 menunjukkan tren pertumbuhan berkelanjutan. Hingga Juni 2025, PANI berhasil mencatatkan kinerja yang solid di tengah dinamika pasar properti nasional dengan pendapatan usaha mencapai Rp 1,6 triliun atau tumbuh 22% YoY.

    Capaian ini didorong oleh serah terima unit hunian dan komersial pada kuartal II dan tren penurunan suku bunga acuan yang mendorong minat beli masyarakat terhadap properti. Sementara pra-penjualan, tercatat mencapai Rp 1,2 triliun sepanjang paruh pertama 2025, dengan lonjakan 50% secara kuartalan pada kuartal II.

    (rrd/rrd)

  • Jadi Menkeu, Purbaya Janji Tak Ada Kebijakan Aneh-aneh

    Jadi Menkeu, Purbaya Janji Tak Ada Kebijakan Aneh-aneh

    Jakarta

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berjanji tidak akan membuat kebijakan yang mengganggu investor, termasuk di pasar modal. Pernyataan ini sekaligus merespons Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang jatuh dua hari terakhir.

    Purbaya menekankan fokusnya adalah menggenjot laju pertumbuhan ekonomi.

    “Yang jelas kita tidak akan ambil kebijakan fiskal yang aneh-aneh, yang ada dioptimalkan sehingga menciptakan pertumbuhan yang cepat,” kata Purbaya merespons IHSG yang negatif di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/9/2025).

    Selain itu, menurut Purbaya sistem finansial akan lebih dioptimalkan untuk membiayai program pemerintah agar pertumbuhan ekonomi bisa berjalan lebih cepat.

    “Jadi ke depan sistem finansial kita akan lebih liquid untuk membiayai pertumbuhan ekonomi dan program pemerintah akan berjalan cepat dibandingkan sebelumnya,” terang Purbaya.

    Saat ini pemerintah sedang dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Di dalamnya dirancang target penerimaan negara sebesar Rp 3.147 triliun, sementara total belanja direncanakan sebesar Rp 3.786,5 triliun sehingga defisit mencapai Rp 638,8 triliun atau 2,48% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

    Purbaya memastikan defisit APBN tidak akan lebih dari 3% terhadap PDB, sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam Undang-undang Keuangan Negara.

    “Kita akan ikuti UU yang ada. Itu kan bukan keputusan saya, itu keputusan pemerintah secara keseluruhan,” tegasnya.

    Purbaya juga tidak segan untuk bertanya kepada pendahulu, seperti Sri Mulyani Indrawati. “Saya bilang ke Bu Sri Mulyani tadi, saya akan bertanya ke dia dari waktu-waktu dan dia bersedia, bersedia ngajarin saya,” pungkasnya.

    (hns/hns)

  • AHY Ajak Investor Tanam Modal di Proyek Tanggul Laut Raksasa

    AHY Ajak Investor Tanam Modal di Proyek Tanggul Laut Raksasa

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bicara terkait pendanaan pembangunan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall. Sejumlah skema disebut telah disimulasikan terkait kebutuhan pembangunannya.

    “Ini masih terus dilengkapi supaya lebih detail. Kami ingin meyakinkan bahwa segala sesuatunya itu lebih tepat sasaran, efisien, tetapi benar-benar bisa menjawab permasalahan yang ada,” kata AHY di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (9/9/2025).

    AHY memastikan pembangunan Giant Sea Wall tidak hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia mengundang pihak swasta untuk investasi sebesar-besarnya di proyek ini.

    “Berbicara project besar ini membutuhkan investasi, tidak hanya kita bisa bersandar pada fiskal yang kita miliki. Tentunya kita mengundang investasi sebesar-besarnya, tentu yang bisa menjawab berbagai tantangan di berbagai daerah tadi,” ucapnya.

    Sayangnya AHY belum bisa merinci terkait target investasi yang dibutuhkan, termasuk negara mana saja yang sudah berminat. Saat ini terkait pendanaan masih bersifat studi awal dan akan dilengkapi lagi.

    “Ada dalam dan luar negeri, sejumlah negara. Tentu kita sedang pertimbangkan masak-masak semuanya,” imbuhnya.

    AHY mengatakan kehadiran Giant Sea Wall sangat perlu untuk menyelamatkan masyarakat yang tinggal di pesisir Pantura Jawa. Mereka setiap saat disebut terancam bencana akibat penurunan permukaan tanah.

    “Proteksi Pantura Jawa ini bukan hanya perlu, tetapi benar-benar sangat esensial dalam rangka menyelamatkan masyarakat yang tinggal di pesisir Pantura Jawa yang setiap saat terancam bencana akibat penurunan permukaan tanah, land subsidence dan juga banjir rob. Termasuk kita ingin melindungi berbagai kawasan industri strategis dan kawasan ekonomi khusus yang juga banyak tergelar di pantai utara Jawa,” kata AHY.

    (aid/rrd)

  • Luhut Buka Suara soal Purbaya Gantikan Sri Mulyani

    Luhut Buka Suara soal Purbaya Gantikan Sri Mulyani

    Jakarta

    Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara merespons Menteri Keuangan (Menkeu) baru Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya ditunjuk Presiden Prabowo Subianto menggantikan Sri Mulyani Indrawati.

    “Pak Purbaya orang baik, saya kira punya pengalaman yang bagus,” ujar Luhut di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, dikutip dari 20detik Selasa (9/9/2025).

    Luhut meminta masyarakat melihat dulu kinerja Purbaya seiring berjalannya waktu setelah pelantikan ini. Ia yakin mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu mampu berbuat banyak untuk ekonomi nasional.

    “Saya yakin Pak Purbaya akan bisa berbuat banyak untuk membantu keinginan Bapak Presiden dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi maupun penciptaan lapangan kerja,” ujar Luhut.

    Sebagai informasi, Purbaya merupakan salah satu orang terdekat Luhut. Purbaya pernah menjadi anak buah Luhut saat menjabat Menteri Koordinator di era Presiden Joko Widodo.

    Saat Luhut menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Purbaya sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (November 2015-Juli 2016).

    Kemudian saat Luhut menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Purbaya menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Juli 2016-Mei 2018). Di tempat yang sama, ia pernah sebagai Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi (Mei 2018-September 2020).

    (hns/hns)