Category: Detik.com Ekonomi

  • Tanah Rp 510 Miliar Milik Bos Sritex Disita, Ini Rinciannya

    Tanah Rp 510 Miliar Milik Bos Sritex Disita, Ini Rinciannya

    Jakarta

    Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita aset berupa tanah milik Iwan Setiawan Lukminto (ISL) senilai Rp 510 miliar. ISL merupakan tersangka dalam perkara dugaan korupsi penyaluran kredit oleh Bank BJB, Bank DKI, dan Bank Jateng kepada PT Sritex Tbk beserta anak usahanya.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna menjelaskan bahwa penyitaan tersebut berkaitan dengan perkara tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang berawal dari kasus dugaan korupsi kredit pemberian kredit.

    Tanah yang disita terletak di berbagai lokasi di Jawa Tengah. Total ada 57 bidang tanah hak milik atas nama Iwan Setiawan yang tersebar di beberapa wilayah.

    “57 bidang tanah hak milik atas nama Iwan Setiawan Lukminto di Kelurahan Banmati, Combongan, Jetis, Kedungwinong, Mandan, dan Tanjung, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah,” ungkapnya, dilansir dari Antara, Jumat (12/9/2025).

    Selain itu, terdapat 94 bidang tanah yang terdaftar atas nama Megawati, istri dari Iwan Setiawan Lukminto, yang berlokasi di Kelurahan Gupit, Jangglengan, Pengkol, serta Plesan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.

    Ada pula satu bidang tanah dengan status Hak Guna Bangunan (HGB) milik PT Sukoharjo Multi Indah Textile Mill yang berada di Kelurahan Mojorejo, Kabupaten Sukoharjo.

    “Nilai estimasi aset yang disita diperkirakan sekitar Rp 510 miliar,” tambah dia.

    Anang menambahkan pemasangan plang sita terhadap aset milik tersangka Iwan Setiawan akan dilakukan secara bertahap di sejumlah daerah. Di Kabupaten Sukoharjo terdapat 152 bidang tanah dengan total luas 471.758 meter persegi.

    Di Kota Surakarta, penyitaan dilakukan pada satu bidang tanah dengan luas 389 meter persegi. Sementara itu, di Kabupaten Karanganyar ada lima bidang tanah seluas 19.496 meter persegi, dan di Kabupaten Wonogiri sebanyak enam bidang tanah dengan total luas 8.627 meter persegi.

    “Total keseluruhan aset yang disita mencapai 500.270 meter persegi atau setara dengan 50,02 hektare,” ujar Anang.

    Penyitaan ini, ujar dia, merupakan bentuk keseriusan Kejagung dalam penegakan hukum dengan tidak hanya memberikan hukuman pidana, tetapi juga dengan upaya memulihkan keuangan negara.

    Adapun Iwan Setiawan Lukminto selaku Direktur Utama PT Sritex Tbk pada tahun 2005-2022 dan saudara kandungnya, Iwan Kurniawan Lukminto (IKL) selaku Mantan Wakil Direktur Utama PT Sritex Tbk, ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan tindak pidana awal kasus dugaan korupsi pemberian kredit dari bank daerah kepada PT Sritex.

    Keduanya ditetapkan sebagai tersangka TPPU pada 1 September 2025 lalu oleh penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung.

    (ily/hns)

  • Tak Akan Ada Sisa Uang Berlebihan Seperti Dulu

    Tak Akan Ada Sisa Uang Berlebihan Seperti Dulu

    Jakarta

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmennya untuk mempercepat belanja negara secara efektif. Ia mau di bawah kepemimpinannya tidak ada lagi sisa anggaran yang berlimpah di akhir tahun.

    “Saya inginkan nanti di akhir tahun semua uang yang kita punya bisa dipakai secara efektif. Jadi nggak akan ada sisa uang yang berlebihan seperti dulu lagi. Uang dipakai untuk pembangunan,” kata Purbaya usai rapat terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (12/9/2025).

    Purbaya mengaku akan melakukan tinjauan rutin untuk melihat program-program pemerintah mana yang tidak efektif dalam menyerap anggaran, supaya bisa dialokasikan ke program lain yang manfaatnya bisa dirasakan langsung masyarakat.

    “Jadi ini bukan kejutan jangka pendek yang dampaknya kecil. Ini akan memberikan kejutan jangka panjang yang dampaknya jangka panjang ke perekonomian. Jadi selama ini yang macet-macet akan kita lancarkan dan dana yang nganggur akan saya optimalkan untuk pembangunan,” ucapnya.

    Purbaya menekankan, ia bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Investasi/Kepala BKPM akan membentuk tim khusus bernama Tim Akselerasi Program Pembangunan untuk mereview percepatan penyerapan anggaran dan efektivitas belanja negara.

    “Mungkin dari triwulan III agak lambat sedikit, belanjanya dan ekonomi agak melambat, tapi saya yakin bulan Oktober, November, Desember semuanya akan berbalik arah,” imbuhnya.

    “Kalau itu jalan semua, program ini jalan, saya yakin target-targetnya akan sampai dan pertumbuhan ekonominya akan setinggi yang kita prediksi sebelumnya. Saya optimis, saya optimis sekali,” tambahnya.

    (aid/fdl)

  • 2 Hari Jabat Menteri Jadi Orang Paling Viral

    2 Hari Jabat Menteri Jadi Orang Paling Viral

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menghadiri rapat kerja perdana dengan Komisi XI DPR RI hari ini. Anggota Komisi XI DPR, Harris Turino, menyambut Purbaya dalam rapat perdana tersebut.

    Harris menyebut Purbaya sebagai sosok yang paling viral di Indonesia setelah dilantik sebagai Menteri Keuangan.

  • Video SPBU Swasta Diarahkan Beli BBM Pertamina, Bahlil: Bukan Soal Persaingan

    Video SPBU Swasta Diarahkan Beli BBM Pertamina, Bahlil: Bukan Soal Persaingan

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, tahun ini pemerintah sudah memberikan kuota impor BBM untuk SPBU swasta sebesar 110 persen dibanding kuota pada 2024.

    Ia juga memastikan jumlah yang diberikan itu adil. Namun untuk memenuhi stok BBM di SPBU swasta, pemerintah mendorong agar badan swasta membeli langsung BBM dari Pertamina.

  • Purbaya Jelaskan Beda Kondisi Ekonomi di Era SBY & Prabowo

    Purbaya Jelaskan Beda Kondisi Ekonomi di Era SBY & Prabowo

    Jakarta

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan ekonomi di jaman Presiden Prabowo Subianto bisa lebih parah dibanding ekonomi di jaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu bisa terjadi jika kesalahan mengelola kebijakan fiskal dan moneter di masa lalu terulang lagi.

    “Zaman Pak Prabowo bisa sama. Ini sekarang masih baru. Kalau pemerintahnya masih lambat belanjanya dan mencekik perekonomian juga dari sisi lain dan moneternya juga sama, maka akan lebih buruk dibandingkan dua jaman sebelumnya,” kata Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (10/9/2025).

    Purbaya menyebut pertumbuhan ekonomi di jaman SBY rata-rata tumbuh 6% karena dari sisi kebijakan moneter mendukung banjirnya likuiditas. Alhasil perbankan memutar uangnya di masyarakat dan sektor swasta dalam bentuk penyaluran kredit.

    “Zaman Pak SBY rata-rata (uang beredar) tumbuh 17% lebih. Akibatnya uang di sistem cukup, kredit tumbuh 22%. Jadi pada waktu jaman Pak SBY, walaupun dia nggak bangun infrastruktur habis-habisan, private sector yang hidup yang menjalankan ekonomi. Itu berhubungan juga dengan tax rasio, ketika private sector jalan, dia akan lebih banyak bayar pajak dibanding pemerintah,” beber Purbaya.

    Sementara di jaman Jokowi, Purbaya menilai pemerintah hanya fokus dari sisi kebijakan fiskal melalui pembangunan infrastruktur. Di sisi lain kebijakan moneternya tidak mendukung ekspansi likuiditas.

    “Memang ekonomi sedang dicekik, cuma saya nggak tahu waktu itu karena saya di maritim (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi). Begitu 2020 saya diminta bantu (ke LPS), saya kaget. Pak kenapa begini, bapak bangun LPS mati-matian pun nggak bisa karena mesin ekonomi kita pincang, hanya pemerintah yang jalan sedangkan 90% berhenti atau diperlambat,” imbuhnya.

    Oleh karena itu, di jaman Prabowo ini, Purbaya mau menghidupkan perekonomian dari kedua mesin yakni fiskal dan moneter. Dari sisi fiskal akan mempercepat belanja dan dari sisi moneter akan mengguyur likuiditas ke sistem perbankan.

    “Saya mohon restu dari parlemen untuk saya menjalankan tugas itu,” tambahnya.

    (aid/kil)

  • Kedubes Thailand Buka Lowongan di Jakarta, Gaji Rp 8,8 Juta buat Lulusan SMA!

    Kedubes Thailand Buka Lowongan di Jakarta, Gaji Rp 8,8 Juta buat Lulusan SMA!

    Jakarta

    Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Jakarta membuka lowongan kerja untuk Warga Negara Indonesia (WNI). Lowongan kerja ini terbuka untuk posisi sopir atau Driver purnawaktu alias full time.

    Melansir dari laman resmi Kedutaan Besar Thailand, pendaftaran lowongan kerja ini dibuka sampai 12 September 2025 pukul 17.00 WIB. Untuk surat lamaran bisa dikirimkan secara langsung ke Gedung Kedubes yang terletak di kawasan Mega Kuningan, Jakarta atau melalui email di alamat thaiembassyjkt.job@gmail.com dengan subjek “Job Application Driver”.

    Dalam lamarannya, calon pekerja harus menyertakan dokumen seperti resume, salinan KTP, salinan SIM, pas foto, salinan ijazah, surat pengalaman kerja/referensi, sertifikat pelatihan (jika ada), SKCK dari Kepolisian, dan surat keterangan sehat dari dokter.

    Kedubes Thailand menawarkan gaji pokok sebesar US$ 540 per bulan atau Rp 8.886.780 (kurs Rp 16.457/dolar AS). Jika diterima, pengemudi akan mulai efektif bekerja pada 1 Oktober 2025 nanti.

    Uraian Pekerjaan dan Tanggung Jawab

    1. Mengoperasikan kendaraan Kedutaan Besar sesuai instruksi, termasuk pengangkutan penumpang dan paket.

    2. Melakukan pemeriksaan perawatan kendaraan, termasuk oli mesin dan sistem pendingin, sistem kelistrikan dan rem, ban, aki, AC, dan bensin, untuk memastikan kendaraan dalam kondisi kerja yang baik.

    3. Menjaga kendaraan tetap bersih dan dalam kondisi baik, serta siap digunakan.

    4. Melaksanakan tugas sesuai tugas dan mematuhi peraturan lalu lintas setempat yang berlaku.

    5. Melaksanakan fungsi lain yang ditugaskan oleh Kedutaan Besar.

    Persyaratan Umum

    1. Harus warga negara Indonesia atau Penduduk Tetap di Indonesia.

    2. Memiliki SIM Indonesia yang masih berlaku minimal lima tahun dan memiliki pengalaman mengemudi minimal lima tahun.

    3. Memiliki pengetahuan yang baik tentang peraturan lalu lintas di Indonesia.

    4. Tidak memiliki kondisi kesehatan yang dapat memengaruhi pelaksanaan tugas (tekanan darah tinggi, buta warna, penyakit jantung, atau penyakit lain yang mungkin tidak sesuai untuk mengemudi); Surat keterangan dokter akan diperlukan.

    5. Memiliki pengetahuan yang baik tentang jalan dan petunjuk arah di Jakarta.

    6. Memiliki pengetahuan dasar tentang mekanik, perawatan mobil, dan mampu mengemudikan kendaraan dengan transmisi otomatis dan manual.

    7. Tidak mengonsumsi alkohol melebihi batas yang diizinkan dan tidak terobsesi dengan perjudian atau terlibat dalam narkoba.

    8. Tidak pernah bangkrut atau dipenjara atau didakwa dengan pelanggaran lalu lintas yang serius, kecuali untuk pelanggaran ringan.

    9. Memiliki sikap positif dan profesional, bertanggung jawab dengan keterampilan interpersonal yang baik, mampu memberikan layanan yang andal, efisien, dan sopan kepada atasan dan orang lain.

    10. Pendidikan SMA atau lebih tinggi dengan kemampuan berbahasa Inggris yang baik; dan

    11. Bersedia bekerja lembur dan di akhir pekan serta hari libur, sesuai penugasan.

    “Untuk pertanyaan lebih lanjut, silakan kirim email ke thaiembassyjkt.job@gmail.com dengan mencantumkan subjek ‘Lamaran Kerja Pengemudi’,” tulis Kedubes Thailand dalam pengumuman lamaran kerjanya.

    (igo/fdl)

  • Harga Batu Bara Rontok, Laba ITMG Turun 29,51%

    Harga Batu Bara Rontok, Laba ITMG Turun 29,51%

    Jakarta

    PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan penurunan laba dan pendapatan imbas rontoknya harga batu bara. Hingga semester I 2025, ITMG membukukan laba bersih sebesar US$ 90,98 juta atau sekitar Rp 1,49 triliun (asumsi kurs Rp 16.468), turun sekitar 29,51% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

    Kemudian dari sisi pendapatan, ITMG membukukan penurunan sebesar 19% menjadi sebesar US$ 919 juta. Penurunan pendapatan ini terjadi imbas penurunan harga jual rata-rata batu bara (ASP) sebesar 19%.

    Direktur Indo Tambangraya Megah, Junius Prakarsa Darmawan, menjelaskan penurunan harga rata-rata batu bara menekan penjualan perseroan. Ia menyebut, harga batu bara turun dari US$ 81 per ton menjadi US$ 74 per ton. Hal tersebut berdampak langsung pada EBITDA dan laba bersih perseroan.

    “Meskipun volume penjualan dan biaya dapat dipertahankan sepanjang kuartal ke-2 2025, namun tren penurunan harga pasar batu bara memberikan tekanan pada rata-rata harga jual batu bara perusahaan yang tercatat sebesar US$ 74 per ton atau turun dari US$ 81 per ton dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal ini berdampak pada menurunnya EBITDA dan net profit perusahaan menjadi sebesar US$ 72 juta dan US$ 28 juta,” ungkap Junius dalam acara Public Expose Live secara virtual, Rabu (10/9/2025).

    Meski begitu, ITGM berhasil menurunkan biaya sewa alat berat dan melakukan efisiensi operasional lainnya. Junius menyebut, perseroan berhasil menurunkan biaya operasional menjadi sebesar US$ 55 per ton dibandingkan dengan US$ 56 per ton pada kuartal I 2025.

    “Posisi keuangan dan struktur permodalan perusahaan tetap dalam kondisi yang baik, dengan rasio debt to equity berada pada level 0,03 kali, dan kas terhadap total aset tercatat sebesar 44%,” jelasnya.

    Junius menambahkan, ITMG mencatat aset sebesar US$ 2,39 miliar hingga Juni 2025. Adapun posisi kas tercatat sebesar US$ 1 miliar yang dihasilkan dari aktivitas operasi mencapai US$ 281 juta. Kemudian, terjadi arus keluar untuk investasi sebesar US$ 45 juta, pembayaran dividen final tahun 2024 sebesar US$ 153 juta, dan arus keluar untuk pendanaan sebesar US$ 30 juta.

    “Dari sisi liabilitas, total pinjaman bank, baik jangka pendek maupun jangka panjang, tercatat sebesar US$ 51 juta, yang sebagian besar berasal dari pembiayaan akuisisi dua anak perusahaan pertabangan batubara, yaitu PT Graha Panca Karsa dan PT Tepian Indah Sukses,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Indo Tambangraya Megah, Yulius Kurniawan Gozali, menyebut harga batu bara akan kembali stabil di semester II 2025. Di sisi lain, ITMG juga memproyeksikan pertumbuhan produksi batu bara.

    Hingga Juni 2025, ITMG mencatatkan total produksi batu bara sebesar 10,4 juta ton, atau naik sebesar 12% year-on-year (yoy), dibandingkan periode yang sama di tahun 2024 sebesar 9,3 juta ton. Capaian ini juga diikuti dengan peningkatan volume penjualan yang mencapai 11,7 juta ton, atau meningkat sebesar 8% year-on-year.

    “Hal yang berita baiknya adalah di semester dua ini kita melihat harga batubara akan cukup stabil dan juga dari sisi produksi akan lebih tinggi. Sehingga dari sisi pendapatan kita memperkirakan bahwa pendapatan akan naik lebih tinggi dibandingkan dengan semester yang pertama,” imbuhnya.

    Tonton juga Video: TPST Ini Olah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif Pengganti Batu Bara

    (rrd/rrd)

  • Purbaya Jelaskan Beda Kondisi Ekonomi di Era SBY & Prabowo

    Purbaya Ungkap Biang Kerok Krisis Moneter 1997-1998

    Jakarta

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap biang kerok krisis moneter 1997-1998 yang memporak-porandakan perekonomian Indonesia. Indonesia belum berpengalaman menghadapi situasi serupa kala itu.

    Purbaya mulanya bercerita bahwa dirinya telah berkecimpung di ranah ekonomi cukup lama, sejak tahun 2000 silam. Lalu sejak 1995 iya mulai intens mempelajari ekonomi, namun sebelum lulus sekolah, terjadi krisis

    “Tapi sebelum sekolah selesai 1998 krisis, pulang negara sudah berantakan pada waktu itu. Pada 2000 pertumbuhan mendekati 0 rendah kan, habis itu kita bantu ke sana dan waktu itu Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) bisa meningkatkan pertumbuhan sampai mendekati 6%,” kata Purbaya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2025).

    Biang Kerok Krisis Moneter 1997-1998

    Purbaya menjelaskan, terjadinya krisis moneter dimulai dari beberapa negara di Asia, sehingga pada kala itu muncul istilah yang dikenal sebagai Krisis Keuangan Asia 1997. Pada kala itu, negara-negara yang lebih dulu kena seperti Thailand hingga Korea, namun yang terkena dampak paling buruk Indonesia.

    Atas kondisi tersebut, Purbaya melakukan pendalaman untuk menemukan penyebab dari kondisi yang dialami Indonesia saat itu. Analisis dilakukannya mengacu pada pengalaman krisis di Amerika Serikat (AS) pada 1930 yang juga telah dianalisis oleh berbagai ekonom peraih Nobel.

    “Di buku moneter itu ada pemenang Nobel yang bilang bahwa dia mempelajari krisis tahun 1930 di Amerika. Dia bilang waktu itu krisis mereka debat bunga dinolkan, kok masih krisis? Rupanya pada waktu itu, walaupun suku bunga rendah, nol, tapi uang vitamin yang di sistem perekonomian itu negatif, jadi ekonominya dicekik,” jelasnya.

    Saat krisis melanda AS, suku bunga sudah mencapai titik terendahnya di kisaran 0%. Namun ekonomi tidak mampu bergerak akibat peredaran uang primer (base money) justru sedikit.

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjalani rapat perdana bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (10/9/2025). Didampingi tiga Wakil Menteri Keuangan, yakni Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara, dan Anggito Abimanyu, Purbaya memaparkan rencana kerja serta anggaran Kementerian Keuangan tahun 2026. Foto: Grandyos Zafna

    Suku Bunga Naik

    Indonesia pun melakukan kebijakan serupa pada periode krisis 1997-1998. Purbaya mengatakan, kala itu suku bunga di Indonesia telah dinaikkan untuk meredam tekanan kurs, namun peredaran uang primer malah diperbanyak hingga menyebabkan tekanan inflasi secara signifikan.

    “Tahun 1997, kita melakukan kesalahan yang fatal. Pada waktu itu Bank Indonesia menaikkan bunga sampai 60% lebih karena untuk menjaga rupiah. Semua berpikir kita melakukan kebijakan uang ketat, bunga tinggi mana ada yang pinjam,” ujar Purbaya.

    “Tapi kalau kita lihat di belakangnya apa yang terjadi kita mencetak uang itu tumbuhnya 100%, jadi kebijakannya kacau balau. Mau apa? Mau ketat atau longgar?,” sambungnya.

    Menurutnya, kebijakan itu menjadi awal mula kehancuran perekonomian Indonesia pada 1998. Bahkan Purbaya menyebut, Indonesia membiayai kehancuran ekonomi sendiri pada kala itu tanpa sadar.

    “Kalau kita melahirkan kebijakan kacau, yang keluar adalah setan-setannya dari kebijakan itu. Bunga yang tinggi menghancurkan riil sektor, uang yang banyak dipakai untuk menyerang nilai tukar rupiah kita. Jadi kita membiayai kehancuran ekonomi kita pada waktu itu tanpa sadar,” kata dia.

    Namun demikian, Purbaya menegaskan, kekacauan yang terjadi bukan disebabkan karena kelalaian para ekonom pada kala itu, melainkan karena Indonesia belum pernah menghadapi kondisi serupa, seperti yang sempat terjadi di AS pada 1930.

    “Ini bukan karena ekonom-ekonom yang dulu bodoh atau bagaimana, tapi kita memang belum pernah menghadapi keadaan seperti itu. Jadi, kita belum tahu seperti apa dan saya simpulkan kesalahan kita di situ. Jadi, pada waktu 2008 ada Global Financial Meltdown, kebijakan kita ubah,” ujar Purbaya.

    Halaman 2 dari 2

    (shc/ara)

  • PGN Bakal Evaluasi Harga Gas ke Industri Setiap Kuartal

    PGN Bakal Evaluasi Harga Gas ke Industri Setiap Kuartal

    Jakarta

    PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN akan melakukan evaluasi berkala di setiap kuartal untuk menentukan harga gas bumi untuk industri imbas fluktuasi harga Liquefied Natural Gas (LNG). Harga LNG sendiri kuat dipengaruhi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dan kondisi pasar global.

    Direktur Komersial PGN, Aldiansyah Idham, faktor tersebut berlaku meski pasokan LNG PGN didapat dari produksi domestik. Di sisi lain, struktur harga gas yang dijual PGN memuat biaya produksi dan pengiriman seperti pendinginan, transportasi, penyimpanan, dan regasifikasi.

    “Harga LNG yang diperoleh PGN dipengaruhi oleh harga minyak mentah Indonesia atau ICP, serta kondisi pasar global, sehingga membuat harga LNG fluktuatif mengikuti indeksasi harga minyak dunia atau referensi Indonesia, meskipun pasokan LNG yang didapatkan berasal dari domestik,” ungkap Aldi dalam acara Public Expose Live, Selasa (10/9/2025).

    Karenanya, terang Aldi, PGN akan melakukan evaluasi harga jual gas seiring pergerakan harga LNG setiap kuartal. Evaluasi harga jual ini didasarkan pada kebijakan pemerintah dan ICP.

    “Harga LNG akan kami evaluasi setiap kuartal berdasarkan kebijakan pemerintah dan ICP historis,” jelasnya.

    Aldi menambahkan, penetapan harga yang kompetitif bagi pelanggan menjadi salah satu upaya prioritas PGN untuk menjaga penyaluran gas. Evaluasi harga menjadi langkah jangka panjang di tengah tantangan fluktuasi minyak dunia.

    Seandainya PGN menerima harga murah untuk LNG, maka perseroan akan segera melakukan penyesuaian. Begitu juga sebalik, harga jual gas dapat meningkat jika pasokan LNG yang diperoleh dipatok lebih tinggi.

    “Jika PGN dapat memperoleh pasokan LNG dengan harga yang lebih rendah, maka PGN akan dengan memberikan penyesuaian harga juga ke pelanggan dan program-program komersial yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Namun sebaliknya, jika PGN memperoleh pasokan dengan harga yang relatif lebih tinggi, maka PGN memperhitungkannya ke dalam harga jual kepada pelanggan dengan tetap memperhitungkan harga yang paling kompetitif,” imbuhnya.

    Tonton juga Video: Anugerah Ekonomi Hijau: PGN hingga Wuling Sabet Kategori Program Ramah Lingkungan

    (rrd/rrd)

  • Kemenperin Evaluasi Kebijakan TKDN Buntut Desakan 400 Ekonom

    Kemenperin Evaluasi Kebijakan TKDN Buntut Desakan 400 Ekonom

    Jakarta

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merespons desakan 400 ekonom yang tergabung dari Aliansi Ekonom Indonesia. Ekonom mendesak pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh dan pelonggaran kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    Spesifiknya adalah evaluasi TKDN pada pada sektor yang belum memiliki pemasok lokal berkualitas dan pembinaan pada industri lokal yang dengan memperkuat pada sisi investasi SDM, transfer teknologi, dan pembangunan infrastruktur.

    Menanggapi itu, Kemenperin menyampaikan telah melakukan apa yang menjadi tuntutan melalui reformasi kebijakan TKDN. Reformasi TKDN terutama ditujukan pada tata cara perhitungan skor TKDN yang lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat dan tentu tidak kaku.

    “Menteri Perindustrian, Bapak Agus Gumiwang Kartasasmita dan jajaran di Kemenperin sudah mengevaluasi dan mereformasi kebijakan TKDN. Evaluasi dan reformasi didasarkan pada suara publik, industri, investor, ekonom dan semua yang terlibat dalam ekosistem industri terutama industri yang memproduksi produk ber TKDN,” jelas Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni dalam keterangan tertulis, Rabu (10/9/2025).

    Hasilnya lahirlah Permenperin Tata Cara Perhitungan TKDN yang sangat memperhatikan kebutuhan dan kepentingan industri lokal terutama industri kecil dan menengah dalam memperoleh sertifikat TKDN. Regulasi baru dianggap bisa meningkatkan daya saing perusahaan industri dan produknya, menyerap tenaga kerja lebih besar, mendatangkan investasi dari dalam dan luar negeri dan yang paling penting memperkuat ekosistem dan rantai pasok industri dalam negeri.

    Menurut Febri, Kemenperin menempuh langkah reformasi TKDN karena regulasi lama yang sudah berlaku lebih dari satu dekade perlu dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan industri dalam negeri saat ini.

    Terutama merespon permintaan domestik yang berasal dari kebutuhan pemerintah atau kebutuhan rumah tangga atas produk manufaktur tertentu. Reformasi TKDN dilakukan dengan penekanan pada prinsip murah, mudah, cepat, dan berbasis insentif.

    “Jika dahulu proses sertifikasi bisa memakan waktu lebih dari 20 hari kerja dengan biaya relatif tinggi, kini lewat skema baru, sertifikasi bisa selesai hanya dalam 10 hari kerja. Untuk industri kecil, bahkan cukup tiga hari melalui mekanisme self declare,” ungkapnya.

    Reformasi ini juga menghadirkan insentif tambahan, seperti nilai TKDN minimal 25% bagi perusahaan yang berinvestasi dan menyerap tenaga kerja lokal, hingga tambahan 20% bagi yang melakukan riset dan pengembangan.

    “Dengan begitu, penghitungan TKDN bukan lagi sekadar kewajiban administratif, tapi menjadi reward system yang mendorong inovasi dan investasi,” imbuhnya.

    Melalui reformasi TKDN, lanjut Febri, Kemenperin justru memberi perhatian khusus bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Pelaku IKM kini mendapat kemudahan dalam pengajuan sertifikasi TKDN, termasuk dengan skema self declare yang berlaku selama lima tahun.

    “Dengan metode self declare, IKM bisa lebih cepat memperoleh sertifikat TKDN dengan biaya yang sangat ringan, bahkan dapat mencapai nilai TKDN lebih dari 40% tanpa kerumitan administrasi seperti sebelumnya. Ini adalah bentuk afirmasi agar IKM bisa sejajar dengan industri menengah dan besar,” tuturnya.

    Terkait TKDN sektoral seperti TKDN untuk HKT yang dinilai kaku dan menghambat investasi, Kemenperin hanya membuat kebijakan tata cara perhitungan dan pemenuhan TKDN pada produk sektor yang Threshold TKDN nya telah ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga lain.

    Regulasi tata cara perhitungan TKDN tersebut juga menyesuaikan kebutuhan dan kepentingan industri dan investor pada sektor tersebut. Bahkan, investor asing terutama investor atau pebisnis yang belum bisa membangun fasilitas produksi di Indonesia mengharapkan kebijakan TKDN sektoral tersebut tetap diberlakukan.

    “Alasan mereka, kebijakan TKDN sektoral membantu mereka dalam persaingan di pasar domestik. Jadi, kebijakan TKDN sektoral terutama bagi produk industri dalam negeri yang menyasar atau memenuhi kebutuhan rumah tangga dan swasta juga mereka harapkan tetap dipertahankan. Dan kami juga sudah mengevaluasi dan memperbaiki kualitas regulasi tersebut dalam reformasi kebijakan TKDN ,” ujar Febri.

    Menurut Febri, reformasi TKDN juga lahir dari hasil evaluasi berbagai kendala yang selama ini dihadapi pelaku usaha, mulai dari tingginya biaya pengurusan sertifikat, masa berlaku yang terlalu singkat, hingga fenomena TKDN washing oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, proses sertifikasi dilakukan secara digital sehingga meminimalisir kontak antara pelaksana verifikasi dan pemohon sertifikasi TKDN.

    “Lewat regulasi baru, sertifikat TKDN kini berlaku hingga lima tahun dengan mekanisme pengawasan lebih ketat. Kami juga membentuk Tim Pengawas di bawah Inspektorat Jenderal untuk memastikan tidak ada lagi praktik manipulasi sertifikasi, kecurangan yang menjadi celah korupsi, baik oleh pelaku usaha maupun lembaga verifikasi,” jelasnya.

    Sebagai informasi, Aliansi Ekonom Indonesia menyampaikan bahwa kebijakan TKDN yang kaku berdampak terhadap kenaikan biaya produksi dan belum menghasilkan produk berkualitas sehingga menghilangkan daya saing produk Indonesia dipasar global. Kebijakan TKDN yang kaku juga memunculkan celah korupsi dalam proses perizinan dan pengadaan.

    Aliansi ini juga menyampaikan dampak buruk penerapan kebijakan TKDN terhadap iklim investasi, harga produk di tingkat konsumen, daya saing industri, alokasi sumberdaya, potensi pelanggaran aturan WTO, perdagangan internasional Indonesia, dan akses Indonesia pada pasar global.

    Aliansi ekonomi juga merujuk penelitian ERIA (2023) dan CSIS (2023) yang menggambarkan dampak penerapan TKDN yang memperburuk iklim investasi, menurunkan produktivitas industri, membebani konsumen dengan harga lebih mahal, menurunkan daya saing industri, memicu distorsi.

    (acd/acd)