Category: Detik.com Ekonomi

  • Daerah Ramai-ramai Protes Data Kemenkeu Tak Akurat, Begini Jawaban Purbaya

    Daerah Ramai-ramai Protes Data Kemenkeu Tak Akurat, Begini Jawaban Purbaya

    Jakarta

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menekankan data adalah hal penting dan pihaknya berpegang pada data resmi. Hal ini terkait banyak daerah yang protes data terkait dana daerah di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dianggap tidak akurat.

    “Ketika saya atau Kemenkeu bicara tentang dana di daerah, banyak sekali daerah yang protes dan agak sedikit menyalahkan Kemenkeu dengan data yang tidak akurat. Tapi kita selalu berpegang pada data yang resmi dan sudah dicek berkali-kali,” kata Purbaya dalam Upacara Hari Pemuda ke-97 dan Hari Oeang ke-79 dikutip dari YouTube Kemenkeu, Jumat kemarin.

    Purbaya menyebut kredibilitas Kemenkeu bisa dijaga dan terkait daerah berada di bawah Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Askolani. Bendahara Negara itu meminta seluruh anak buahnya untuk melakukan dobel cek untuk memastikan setiap uang yang dianggarkan dibelanjakan tepat waktu dan tepat sasaran.

    “Saya minta teman-teman semua juga ke depan melakukan hal yang sama, cek dobel cek, cek dobel cek, pastikan uang dibelanjakan tepat waktu, tepat sasaran dan pastikan setiap rupiah yang kita berikan atau alokasikan untuk anggaran digunakan secara semaksimal mungkin untuk kemakmuran masyarakat,” tuturnya.

    Menurut Purbaya, seluruh jajaran Kemenkeu harus bekerja sama dengan semua stakeholder agar setiap rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat. Saat ini banyak daerah dinilai belum bisa mengelola anggaran dengan baik.

    “Kalau kita beberapa minggu terakhir kan kelihatan ada daerah-daerah yang belum bisa mengelola anggarannya dengan baik, untuk itu ke depan Kemenkeu harus lebih proaktif, mungkin kita akan mengajarkan mereka bagaimana mengelola anggaran dan membelanjakan anggarannya dengan baik. Jadi nanti pak Askolani dan teman-teman ada tugas tambahan lagi kelihatannya,” imbuhnya.

    Alasan Sambangi Kementerian

    Terkait kedatangan Purbaya ke beberapa kementerian dan lembaga (K/L), ia menyebut tujuannya untuk menanyakan penyerapan APBN yang masih rendah dan bukan untuk mengganggu kebijakan masing-masing K/L.

    Purbaya mengatakan pengelolaan APBN harus berjalan optimal baik di pusat maupun daerah. Dengan demikian uang yang dialokasikan dipakai dan berdampak semaksimal mungkin untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

    “Ketika saya datang (ke) kementerian-kementerian, untuk menanyakan penyerapan APBN mereka, bukan untuk mengganggu kebijakan masing-masing kementerian, tapi untuk memastikan bahwa uang yang kita alokasikan dipakai semaksimal mungkin dan berdampak semaksimal mungkin juga untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” kata Purbaya.

    Sebagaimana diketahui, Purbaya aktif mendatangi beberapa K/L sejak dilantik jadi Bendahara Negara per 8 September 2025. Beberapa yang sudah didatangi di antaranya Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Pekerjaan Umum (PU), hingga Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).

    Pemerintah rencananya akan menarik anggaran dari K/L yang realisasinya masih rendah untuk dialihkan ke program lain. Para K/L tersebut diberikan waktu hingga akhir Oktober 2025 untuk menggenjot realisasi belanjanya.

    (aid/hns)

  • Daerah Ramai-ramai Protes Data Kemenkeu Tak Akurat, Begini Jawaban Purbaya

    Daerah Ramai-ramai Protes Data Kemenkeu Tak Akurat, Begini Jawaban Purbaya

    Jakarta

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menekankan data adalah hal penting dan pihaknya berpegang pada data resmi. Hal ini terkait banyak daerah yang protes data terkait dana daerah di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dianggap tidak akurat.

    “Ketika saya atau Kemenkeu bicara tentang dana di daerah, banyak sekali daerah yang protes dan agak sedikit menyalahkan Kemenkeu dengan data yang tidak akurat. Tapi kita selalu berpegang pada data yang resmi dan sudah dicek berkali-kali,” kata Purbaya dalam Upacara Hari Pemuda ke-97 dan Hari Oeang ke-79 dikutip dari YouTube Kemenkeu, Jumat kemarin.

    Purbaya menyebut kredibilitas Kemenkeu bisa dijaga dan terkait daerah berada di bawah Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Askolani. Bendahara Negara itu meminta seluruh anak buahnya untuk melakukan dobel cek untuk memastikan setiap uang yang dianggarkan dibelanjakan tepat waktu dan tepat sasaran.

    “Saya minta teman-teman semua juga ke depan melakukan hal yang sama, cek dobel cek, cek dobel cek, pastikan uang dibelanjakan tepat waktu, tepat sasaran dan pastikan setiap rupiah yang kita berikan atau alokasikan untuk anggaran digunakan secara semaksimal mungkin untuk kemakmuran masyarakat,” tuturnya.

    Menurut Purbaya, seluruh jajaran Kemenkeu harus bekerja sama dengan semua stakeholder agar setiap rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat. Saat ini banyak daerah dinilai belum bisa mengelola anggaran dengan baik.

    “Kalau kita beberapa minggu terakhir kan kelihatan ada daerah-daerah yang belum bisa mengelola anggarannya dengan baik, untuk itu ke depan Kemenkeu harus lebih proaktif, mungkin kita akan mengajarkan mereka bagaimana mengelola anggaran dan membelanjakan anggarannya dengan baik. Jadi nanti pak Askolani dan teman-teman ada tugas tambahan lagi kelihatannya,” imbuhnya.

    Alasan Sambangi Kementerian

    Terkait kedatangan Purbaya ke beberapa kementerian dan lembaga (K/L), ia menyebut tujuannya untuk menanyakan penyerapan APBN yang masih rendah dan bukan untuk mengganggu kebijakan masing-masing K/L.

    Purbaya mengatakan pengelolaan APBN harus berjalan optimal baik di pusat maupun daerah. Dengan demikian uang yang dialokasikan dipakai dan berdampak semaksimal mungkin untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

    “Ketika saya datang (ke) kementerian-kementerian, untuk menanyakan penyerapan APBN mereka, bukan untuk mengganggu kebijakan masing-masing kementerian, tapi untuk memastikan bahwa uang yang kita alokasikan dipakai semaksimal mungkin dan berdampak semaksimal mungkin juga untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” kata Purbaya.

    Sebagaimana diketahui, Purbaya aktif mendatangi beberapa K/L sejak dilantik jadi Bendahara Negara per 8 September 2025. Beberapa yang sudah didatangi di antaranya Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Pekerjaan Umum (PU), hingga Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).

    Pemerintah rencananya akan menarik anggaran dari K/L yang realisasinya masih rendah untuk dialihkan ke program lain. Para K/L tersebut diberikan waktu hingga akhir Oktober 2025 untuk menggenjot realisasi belanjanya.

    (aid/hns)

  • SPBU BP Sudah Terisi, Shell Masih Kosong: Ada Apa?

    SPBU BP Sudah Terisi, Shell Masih Kosong: Ada Apa?

    Jakarta

    Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Badan Usaha (BU) swasta mulai terisi bahan bakar minyak (BBM). Salah satunya pada SPBU swasta yang dikelola BP-AKR.

    Nasib lain dialami kompetitornya yakni Shell Indonesia. Stok BBM SPBU itu masih mengalami kekosongan hingga saat ini.

    President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, menegaskan belum ada kesepakatan dengan Pertamina Patra Niaga terkait perjanjian jual-beli BBM. Pihaknya masih terus melakukan pembahasan lanjutan dengan Pertamina Patra Niaga dan pemerintah.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini belum mencapai kesepakatan business-to-business (B2B) terkait aspek komersial untuk pasokan base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Pembahasan B2B terkait pasokan impor base fuel terus berlanjut,” ungkap Ingrid kepada detikcom, Jumat kemarin.

    Ingrid menambahkan, koordinasi terus dilakukan untuk memastikan produk BBM di jaringan SPBU Shell Indonesia kembali tersedia. Ia juga memastikan, BBM di SPBU Shell Indonesia sesuai standar keselamatan dan prosedur pengadaan.

    “Kami berkoordinasi dengan pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya agar produk BBM jenis bensin tersedia kembali di jaringan SPBU Shell sesuai dengan standar keselamatan operasional, prosedur dan pedoman pengadaan BBM, serta standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global,” imbuhnya.

    Sebagai informasi, terdapat beberapa jenis bensin yang hingga saat ini belum tersedia di SPBU Shell. BBM tersebut adalah Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+. Namun, SPBU Shell tetap beroperasi dengan produk BBM Shell V-Power Diesel serta produk dan layanan lainnya, seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

    “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” pungkasnya.

    Stok BBM di SPBU BP Mulai Terisi

    Manajemen BP-AKR menginformasikan bahwa kini stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU BP sudah mulai tersedia lagi. Kini SPBU BP sudah menjual BBM jenis BP 92 dan BP Ultimate Diesel.

    Manajemen BP-AKR menegaskan pihaknya senantiasa mengusahakan agar pasokan BBM kembali normal di jaringan SPBU BP.

    Berdasarkan informasi ketersediaan BBM di laman resminya, BBM jenis BP 92 sudah tersedia di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, dan Purwakarta. Sementara produk BBM jenis BP Ultimate hanya tersedia di SPBU Tomang Raya.

    Kemudian untuk produk BBM jenis BP Ultimate Diesel berada di wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Depok, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Bandung, Surabaya dan Malang.

    “BP-AKR menginformasikan bahwa saat ini SPBU bp melayani penjualan produk BP 92 dan BP Ultimate Diesel,” tulis Manajemen BP-AKR di laman resminya, Kamis lalu.

    (acd/acd)

  • Kabar Gembira! Bansos Beras-Minyak Mulai Disebar

    Kabar Gembira! Bansos Beras-Minyak Mulai Disebar

    Jakarta

    Pemerintah mulai menyalurkan Bantuan Pangan (Banpang) Beras dan Minyakita untuk alokasi Oktober-November 2025. Bantuan ini disalurkan sebagai langkah memastikan ketersediaan pasokan dan mengurangi dampak gejolak harga beras bagi masyarakat desil satu.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengatakan program bantuan ini bukan hanya bentuk dukungan sosial, tetapi juga langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

    “Bantuan pangan berupa beras dan minyak goreng ini bukan hanya sekadar bantuan, tapi menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam menjaga daya beli masyarakat, mengurangi beban rumah tangga, dan memastikan akses terhadap bahan pangan pokok, terutama beras dan minyak goreng,” ujar Amran,dalam keterangan.

    Secara nasional, program Banpang ini menargetkan 18,27 juta Penerima Bantuan Pangan (PBP) masing-masing menerima 20 kilogram beras dan 4 liter Minyakita selama periode alokasi tersebut. Penyaluran dilakukan secara serentak melalui jaringan distribusi Perum Bulog di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Perbatasan (3TP).

    Menteri Pertanian itu juga menyebut bansos ini bagian penting dalam menjaga keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.

    “Pemerintah, melalui Bapanas dan Bulog, serta kementerian/lembaga terkait terus memperkuat sinergi lintas sektor agar upaya pengendalian pangan berjalan efektif dari hulu hingga hilir,” jelasnya.

    Bantuan ini dilakukan disalurkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Perum Bulog. Penyaluran secara simbolis dilaksanakan di Gudang Perum Bulog Kelapa Gading, Jakarta.

    Khusus untuk di wilayah DKI Jakarta, jumlah PBP mencapai 217.975 orang dengan total bantuan sebesar 4.359.500 kg beras dan 871.900 liter Minyakita. Pada waktu yang sama, penyaluran banpang juga resmi dimulai di Sorong, Papua Barat Daya, kepada 43.935 PBP dengan total distribusi mencapai 878 ton beras dan 175 kiloliter Minyakita.

    Adapun program Banpang beras dan minyak goreng ini merupakan tindak lanjut penugasan resmi Bapanas kepada Perum Bulog melalui Surat Nomor 347/TS.03.03/K/2025, yang mengamanatkan distribusi beras dan Minyakita kepada masyarakat penerima di seluruh Indonesia.

    (acd/acd)

  • Kabar Gembira! Bansos Beras-Minyak Mulai Disebar

    Kabar Gembira! Bansos Beras-Minyak Mulai Disebar

    Jakarta

    Pemerintah mulai menyalurkan Bantuan Pangan (Banpang) Beras dan Minyakita untuk alokasi Oktober-November 2025. Bantuan ini disalurkan sebagai langkah memastikan ketersediaan pasokan dan mengurangi dampak gejolak harga beras bagi masyarakat desil satu.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengatakan program bantuan ini bukan hanya bentuk dukungan sosial, tetapi juga langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

    “Bantuan pangan berupa beras dan minyak goreng ini bukan hanya sekadar bantuan, tapi menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam menjaga daya beli masyarakat, mengurangi beban rumah tangga, dan memastikan akses terhadap bahan pangan pokok, terutama beras dan minyak goreng,” ujar Amran,dalam keterangan.

    Secara nasional, program Banpang ini menargetkan 18,27 juta Penerima Bantuan Pangan (PBP) masing-masing menerima 20 kilogram beras dan 4 liter Minyakita selama periode alokasi tersebut. Penyaluran dilakukan secara serentak melalui jaringan distribusi Perum Bulog di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Perbatasan (3TP).

    Menteri Pertanian itu juga menyebut bansos ini bagian penting dalam menjaga keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.

    “Pemerintah, melalui Bapanas dan Bulog, serta kementerian/lembaga terkait terus memperkuat sinergi lintas sektor agar upaya pengendalian pangan berjalan efektif dari hulu hingga hilir,” jelasnya.

    Bantuan ini dilakukan disalurkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Perum Bulog. Penyaluran secara simbolis dilaksanakan di Gudang Perum Bulog Kelapa Gading, Jakarta.

    Khusus untuk di wilayah DKI Jakarta, jumlah PBP mencapai 217.975 orang dengan total bantuan sebesar 4.359.500 kg beras dan 871.900 liter Minyakita. Pada waktu yang sama, penyaluran banpang juga resmi dimulai di Sorong, Papua Barat Daya, kepada 43.935 PBP dengan total distribusi mencapai 878 ton beras dan 175 kiloliter Minyakita.

    Adapun program Banpang beras dan minyak goreng ini merupakan tindak lanjut penugasan resmi Bapanas kepada Perum Bulog melalui Surat Nomor 347/TS.03.03/K/2025, yang mengamanatkan distribusi beras dan Minyakita kepada masyarakat penerima di seluruh Indonesia.

    (acd/acd)

  • Terbaru! Daftar Harga BBM di Semua SPBU Pertamina, Ada yang Naik

    Terbaru! Daftar Harga BBM di Semua SPBU Pertamina, Ada yang Naik

    Jakarta

    Pengumuman! PT Pertamina (Persero) menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mulai hari ini, Sabtu 1 November 2025.

    Mengutip situs MyPertamina, harga Pertamina Dex (CN 53) dan Dexlite (CN 51) naik.

    Sementara, harga Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), dan Pertamax Green (RON 95), tetap.

    Sebagai contoh di DKI Jakarta harga Pertamax tetap dibanderol Rp 12.200/liter. Harga Pertamax Turbo tetap berada di Rp 13.100/liter, dan Pertamax Green tetap Rp 13.000/liter

    Harga Dexlite naik jadi Rp 13.900/liter dari sebelumnya Rp 13.700/liter. Harga Pertamina Dex naik jadi Rp 14.200/liter dari sebelumnya Rp 14.000/liter.

    Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum

    Khusus harga BBM subsidi, Pertalite dan Solar subsidi (biosolar) tidak berubah. Pertalite tetap Rp 10.000/liter, dan solar Rp 6.800/liter.

    Berikut Daftar Harga BBM Nonsubsidi di semua SPBU Pertamina mulai 1 November 2025 dari Aceh sampai Papua:

    Aceh
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Free Trade Zone (FTZ) Sabang
    Pertamax: Rp 11.500/liter
    Dexlite: Rp 13.000/liter

    Sumatera Utara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sumatera Barat
    Pertamax: Rp 12.800/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.700/liter
    Dexlite: Rp 14.500/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.800/liter

    Riau
    Pertamax: Rp 12.800/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.700/liter
    Dexlite: Rp 14.500/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.800/liter

    Kepulauan Riau
    Pertamax: Rp 12.800/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.700/liter
    Dexlite: Rp 14.500/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.800/liter

    Free Trade Zone (FTZ) Batam
    Pertamax: Rp 11.700/liter
    Pertamax Turbo: Rp 12.450/liter
    Dexlite: Rp 13.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 13.500/liter

    Jambi
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Bengkulu
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sumatera Selatan
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Bangka Belitung
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Lampung
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    DKI Jakarta
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Banten
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Jawa Barat
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Jawa Tengah
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    DI Yogyakarta
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Jawa Timur
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Bali
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Nusa Tenggara Barat
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Nusa Tenggara Timur
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter
    Solar Non Subsidi: Rp 14.300/liter

    Kalimantan Barat
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Kalimantan Tengah
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Kalimantan Selatan
    Pertamax: Rp 12.800/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.700/liter
    Dexlite: Rp 14.500/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.800/liter

    Kalimantan Timur
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Kalimantan Utara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Utara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Gorontalo
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Tengah
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Tenggara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Selatan
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Barat
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Maluku
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Maluku Utara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Papua
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400

    Papua Barat
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Papua Selatan
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Papua Pegunungan
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Papua Tengah
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Papua Barat Daya
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    (hns/hns)

  • Usai Pertemuan APEC, RI Lanjut Bujuk AS Kasih Tarif 0%

    Usai Pertemuan APEC, RI Lanjut Bujuk AS Kasih Tarif 0%

    Jakarta

    Indonesia masih negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS) untuk produk kelapa sawit, kakao, karet, hingga mineral. Melalui negosiasi ini, pemerintah berharap bisa mendapatkan tarif 0% untuk produk tersebut masuk ke AS.

    Jika tidak ada halangan, negosiasi dengan AS akan digelar usai KTT APEC Korea Selatan.

    “Negosiasi dengan Amerika kita akan lanjutkan sesudah APEC ini. Komuditas yang di-nol-kan hampir sama dengan Malaysia yang tidak bisa di produksi Amerika Serikat, sawit, cocoa, rubber, dan laiinya,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Jumat (31/10/2025).

    Sementara untuk komoditas mineral krisis, terang Airlangga, negosiasi akan dilakukan secara terpisah.

    “Critical mineral pembahasan sendiri terkait dengan suplay chain dan dalam joint statement kita sebutnya sebagai industrial communitie,” jelasnya.

    Meski begitu, Airlangga mengatakan tarif sebesar 19% dari AS untuk Indonesia sudah bersifat final. Negosiasi lanjutan hanya untuk beberapa komoditas yang dikecualikan.

    “Yang 19% sudah final. Jadi tinggal mencari komoditas-komoditas yang dikecualikan. Dan yang kedua, yang paling banyak bukan mengenai tarif, tapi non tarif barrier,” tutur Airlangga.

    (hns/hns)

  • Cek! Harga BBM di Semua SPBU Pertamina, Berlaku Mulai 1 November

    Cek! Harga BBM di Semua SPBU Pertamina, Berlaku Mulai 1 November

    Jakarta

    Pengumuman! PT Pertamina (Persero) menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mulai besok, Sabtu 1 November 2025.

    Mengutip situs MyPertamina, harga Pertamina Dex (CN 53) dan Dexlite (CN 51) naik. Sementara, harga Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), dan Pertamax Green (RON 95), tetap.

    Sebagai contoh di DKI Jakarta harga Pertamax tetap dibanderol Rp 12.200/liter. Sementara harga Pertamax Turbo tetap berada di Rp 13.100/liter, dan Pertamax Green tetap Rp 13.000/liter

    Kemudian, harga Dexlite naik jadi Rp 13.900/liter dari sebelumnya Rp 13.700/liter. Harga Pertamina Dex juga naik jadi Rp 14.200/liter dari sebelumnya Rp 14.000/liter.

    Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

    Khusus harga BBM subsidi, Pertalite dan Solar subsidi (biosolar) tidak berubah. Pertalite tetap Rp 10.000/liter, dan solar Rp 6.800/liter.

    Berikut Daftar Harga BBM Nonsubsidi Pertamina mulai 1 November 2025 dari Aceh sampai Papua:

    Aceh
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Free Trade Zone (FTZ) Sabang
    Pertamax: Rp 11.500/liter
    Dexlite: Rp 13.000/liter

    Sumatera Utara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sumatera Barat
    Pertamax: Rp 12.800/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.700/liter
    Dexlite: Rp 14.500/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.800/liter

    Riau
    Pertamax: Rp 12.800/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.700/liter
    Dexlite: Rp 14.500/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.800/liter

    Kepulauan Riau
    Pertamax: Rp 12.800/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.700/liter
    Dexlite: Rp 14.500/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.800/liter

    Free Trade Zone (FTZ) Batam
    Pertamax: Rp 11.700/liter
    Pertamax Turbo: Rp 12.450/liter
    Dexlite: Rp 13.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 13.500/liter

    Jambi
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Bengkulu
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sumatera Selatan
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Bangka Belitung
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Lampung
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    DKI Jakarta
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Banten
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Jawa Barat
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Jawa Tengah
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    DI Yogyakarta
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Jawa Timur
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Bali
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Nusa Tenggara Barat
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Nusa Tenggara Timur
    Pertamax: Rp 12.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    Dexlite: Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.200/liter
    Solar Non Subsidi: Rp 14.300/liter

    Kalimantan Barat
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Kalimantan Tengah
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Kalimantan Selatan
    Pertamax: Rp 12.800/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.700/liter
    Dexlite: Rp 14.500/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.800/liter

    Kalimantan Timur
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Kalimantan Utara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Utara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Gorontalo
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Tengah
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Tenggara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Selatan
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Sulawesi Barat
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Maluku
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Maluku Utara
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Papua
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamax Turbo: Rp 13.400

    Papua Barat
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    Papua Selatan
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Papua Pegunungan
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Papua Tengah
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter

    Papua Barat Daya
    Pertamax: Rp 12.500/liter
    Dexlite: Rp 14.200/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.500/liter

    (hns/hns)

  • Bos Danantara Ungkap Lotte Tawarkan Porsi 35% di Proyek Petrokimia

    Bos Danantara Ungkap Lotte Tawarkan Porsi 35% di Proyek Petrokimia

    Jakarta

    Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani mengungkapkan tawaran dari perusahaan raksasa asal Korea Selatan, Lotte.

    Menurut Rosan, Lotte menawarkan Danantara ikut terlibat dalam proyek Petrokimia di Cilegon, dengan porsi saham 35%.

    “Di chemical product, yang di mana kebetulan ada diskusi juga dengan Danantara untuk ikut masuk di dalam perusahaan chemical-nya Lotte yang akan diresmikan ini,” ujar Rosan di sela agenda KTT APEC 2025 di Ruang Agenas, Hotel Lahan Select Gyeongju, Korea Selatan, dalam keterangan tertulis Jumat (31/10/2025).

    “Mereka menawarkan 35% tapi ya kita sedang mulai kaji karena ini kan produk yang sangat baik ya dan ini proyek juga sudah selesai. Risikonya juga lebih terukur kita bisa lihat potensi-potensi ke depannya sekarang saya perintahkan untuk segera mengkaji penawaran dari Lotte ini,” terang Rosan.

    Rencananya, kata Rosan, para petinggi Lotte akan berkunjung ke Indonesia pada 6 November untuk membahas tawaran tersebut. Di sisi lain, Lotte telah mengguyur investasi senilai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 66,63 triliun (kurs Rp 16.659/US$), di Indonesia

    (hns/hns)

  • Bocoran Investasi Raksasa Korea di RI: Lotte, EcoPro, hingga Posco

    Bocoran Investasi Raksasa Korea di RI: Lotte, EcoPro, hingga Posco

    Jakarta

    Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani buka-bukaan soal investasi perusahaan raksasa Korea Selatan. Ia mengungkap, beberapa perusahaan, seperti EcoPro, Lotte, dan Posco.

    Rosan mengatakan telah menemui perusahaan tersebut disela gelaran Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Ia menyebut, investasi Lotte yang telah diselesaikan senilai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 66,63 triliun (asumsi kurs Rp 16.659).

    “Saya memang kebetulan selain acara di APEC ini, saya juga bertemu dengan beberapa perusahaan yang sudah ke Indonesia, dengan EcoPro. Lotte nanti saya juga bertemu juga dan yang lainnya juga. Karena memang Lotte-kan menyelesaikan investasi dengan nilainya US$ 4 miliar,” kata Rosan di sela agenda KTT APEC 2025 di Ruang Agenas, Hotel Lahan Select Gyeongju, Korea Selatan, dalam keterangan tertulis Jumat (31/10/2025).

    Rosan menyebut, Lotte juga akan berkunjung ke Indonesia pada tanggal 6 November mendatang. Ia mengatakan, akan ada diskusi dengan Danantara untuk masuk ke proyek di Cilegon.

    “Di chemical product, yang di mana kebetulan ada diskusi juga dengan Danantara untuk ikut masuk di dalam perusahaan chemical-nya Lotte yang akan diresmikan ini,” jelasnya.

    “Mereka menawarkan 35% tapi ya kita sedang mulai kaji karena ini kan produk yang sangat baik ya dan ini proyek juga sudah selesai. Risikonya juga lebih terukur kita bisa lihat potensi-potensi ke depannya sekarang saya perintahkan untuk segera mengkaji penawaran dari Lotte ini,” terang Rosan

    Kemudian untuk EcoPro, terang Rosan, tengah berinvestasi dengan nilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 33,31 triliun. Ia mengaku telah menemui pimpinan EcoPro pada saat kunjungannya ke Seoul, Korea Selatan.

    “EcoPro juga investasinya kurang lebih US$ 2 miliar untuk ekspansi yang baru. Itu saja juga bertemu chairman-nya juga kemarin di Seoul dan itu juga mengajak danantara masuk juga ke dalam kepemilikan. Saya akan tindaklanjuti, saya akan lihat karena ini juga investasi juga di hilirisasi di EV Battery,” ungkapnya.

    Rosan menambahkan, terdapat potensi kerja sama antara Posco dan Krakatau Steel. Ia mengaku akan menindaklanjuti peluang kerja sama tersebut.

    “Ini juga kita akan tindaklanjuti untuk potensinya dan rencana juga dengan Posco untuk melihat potensi kerja sama berikutnya dengan Krakatau Steel,” imbuhnya.

    Selain EcoPro, Lotte, dan Posco, terdapat perusahaan lain yang juga berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Perusahaan tersebut adalah Hyundai sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

    Namun, Airlangga tak menyebut nilai potensi investasi di Indonesia. Akan tetapi, ia memastikan Hyundai tertarik berinvestasi di sektor EV battery.

    “Itu nanti akan dibahas tetapi, mereka siap dengan model tertentu dan itu perlu pembahasan lebih detail dan tentu yang namanya kendaraan ini kan ada desainnya, ada basisnya, tetapi, basisnya yang dibahas berbasis EV (kendaraan listrik),” terangnya.

    (hns/hns)