Category: CNNindonesia.com Ekonomi

  • Rupiah Tersenyum Tipis Rp16.190 per Dolar AS Sore Ini

    Rupiah Tersenyum Tipis Rp16.190 per Dolar AS Sore Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Nilai tukar rupiah bertengger di Rp16.190 per dolar AS pada Selasa (24/12) sore. Mata uang Garuda menguat 6 poin atau plus 0,04 persen dari perdagangan sebelumnya.

    Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.208 per dolar AS akkan pada perdagangan hari ini.

    Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Tercatat, won Korea Selatan melemah 0,53 persen, yuan China minus 0,04 persen, dan dolar Singapura minus 0,11 persen.

    Sedangkan baht Thailand plus 0,34 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,05 persen.

    Sementara, mata uang di negara maju terpantau kompak melemah. Dolar Australia minus 0,06 persen, euro Eropa minus 0,11 persen, dolar Kanada melemah 0,03 persen, dan franc Swiss melemah 0,11 persen.

    Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan rupiah terpantau bergerak datar terhadap dolar AS di tengah minimnya rilis data-data

    ekonomi penting menjelang masa libur Natal.

    “Dolar AS sendiri juga terpantau datar,” katanya kepada CNNIndonesia.com.

    (fby/sfr)

  • Airlangga Sebut QRIS, E-Money dan Kartu Kredit Tak Kena PPN 12 Persen

    Airlangga Sebut QRIS, E-Money dan Kartu Kredit Tak Kena PPN 12 Persen

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan transaksi menggunakan QRIS, e-money, dan berbagai layanan keuangan digital lainnya tetap bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

    “Transaksi tidak di QRIS, tidak (tidak kena PPN 12 persen). Mastercard, visa semua nggak ada PPN. Jadi itu yang kemarin diramaikan,” ujar Airlangga dalam diskusi dengan pemimpin media massa di Jakarta, Senin (23/12).

    Ia menegaskan jasa, bahan pokok, dan barang penting, seperti beras dan kebutuhan pokok lainnya, tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) karena sejak awal telah ditetapkan bebas dari pajak tersebut.

    “Jadi kalau bicara PPN, yang pasti jasa, bahan pokok, dan penting itu semuanya bebas PPN. Karena memang tidak pernah dikenakan PPN. Ini mulai dari beras dan kebutuhan pokok itu,” tambahnya.

    Selain transaksi digital, Airlangga menyebutkan sejumlah sektor lain yang juga bebas dari kewajiban PPN, seperti transportasi, kesehatan, pendidikan, pulsa, hingga jasa asuransi dan jasa keuangan.

    “Transportasi enggak bayar PPN. Kesehatan enggak bayar PPN. Pendidikan enggak bayar PPN. E-Toll tidak bayar PPN. Pulsa tidak bayar PPN,” pungkasnya.

    Airlangga sebelumnya mengatakan hingga saat ini dirinya belum mengantongi daftar produk-produk yang akan terdampak PPN 12 persen. Adapun penetapan barang kena PPN 12 persen ini dilakukan oleh Kementerian Keuangan.

    “Belum terima setoran (daftar barang mewah dari Sri Mulyani),” kata Airlangga sembari tersenyum, saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (12/12).

    (lau/pta)

  • Rencana Sritex Demi ‘Bertahan Hidup’ Usai Diputus Pailit

    Rencana Sritex Demi ‘Bertahan Hidup’ Usai Diputus Pailit

    Jakarta, CNN Indonesia

    PT Sri Isman Rejeki Tbk atau Sritex mengungkap rencana keberlanjutan perusahaan usai pengajuan kasasi raksasa tekstil tersebut atas putusan pailit ditolak oleh Mahkamah Agung (MA).

    Corporate Secretary Sritex Welly Salam mengatakan salah satu upaya yang dilakukan termasuk mencari investor dan mitra untuk memperbaiki kondisi perusahaan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

    “Perseroan akan bekerja sama dengan para kreditur khususnya dalam pembentukan panitia kreditur, serta tetap menjalin komunikasi dengan para stakeholder,” ujar Welly dalam keterangan di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/12).

    “Selain itu, perseroan akan berupaya untuk mendapatkan strategic investor maupun strategic partner untuk tetap menjaga kelangsungan hidup perseroan, dengan tetap memperhatikan ketentuan UUK,” imbuhnya.

    Di samping itu, Welly menyebut perusahaa tetap akan melakukan upaya hukum terakhir agar terlepas dari status pailit dan tetap menjadi perusahaan tercatat di BEI.

    “Perseroan akan terus berupaya semaksimal mungkin dalam mengajukan upaya hukum terakhir melalui upaya hukum peninjauan kembali terhadap putusan kasasi agar terlepas dari status pailit dan tetap menjadi perusahaan tercatat di BEI,” lanjut.

    Selain itu, Welly mengatakan pihaknya akan patuh pada peraturan-peraturan yang berlaku.

    “Perseroan juga akan senantiasa mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku sehubungan dengan pasar modal termasuk namun tidak terbatas pada peraturan, penetapan, surat edaran, keputusan atau dokumen lainnya yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta BEI sehubungan dengan pengaturan terkait perusahaan publik dengan berkolaborasi dengan tim kurator dan hakim pengawas pada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang,” ucap Welly.

    Welly juga mengungkap Sritex bakal melakukan upaya Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan kasasi dan mengupayakan untuk mendapatkan going concern kepada PN Niaga Semarang.

    Hal ini guna kelangsungan operasional perusahaan tetap dapat beroperasi dengan tetap memperhatikan ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUK).

    “Perseroan akan menempuh upaya PK dan perseroan berupa agar dapat tetap melaksanakan kegiatan usahanya melalui penetap going concern,” ujarnya.

    (del/sfr)

  • Prabowo Bisa Rilis Perppu Solusi Cepat Batalkan PPN 12 Persen

    Prabowo Bisa Rilis Perppu Solusi Cepat Batalkan PPN 12 Persen

    Jakarta, CNN Indonesia

    Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mendesak Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk membatalkan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) ke 12 persen mulai 1 Januari 2025.

    Direktur Hukum CELIOS Mhd Zakiul Fikri mengatakan langkah tersebut perlu diambil Prabowo untuk mencegah dampak buruk kenaikan PPN bagi ekonomi dan masyarakat.

    “Penerbitan perppu menjadi solusi cepat mengatasi permasalahan hukum dan ekonomi, terutama saat DPR sedang reses,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (24/12).

    Zakiul mengatakan pemerintah sebenarnya bisa saja mengevaluasi kenaikan PPN dengan menurunkannya hingga 5 persen atau menaikkannya hingga maksimum 15 persen.

    Ketentuan itu diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) pasal 7 Ayat (3) pada Bab IV.

    Namun, revisi tarif PPN memakan proses yang panjang dan rumit karena pemerintah harus merembukkannnya dengan DPR. Apalagi DPR sedang berada pada masa reses dari 6 Desember 2024 sampai 15 Januari 2025 mendatang sehingga tidak mungkin persoalan PPN dibicarakan bersama dalam waktu dekat.

    “Oleh sebab itu, terhadap perintah Pasal 7 ayat (1) Bab IV Pasal 4 Angka 2 UU HPP 2021, pemerintah wajib menganulirnya melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu),” katanya.

    Keberadaan perppu dalam politik regulasi Indonesia selama 10 tahun terakhir, sambungnya, bukanlah hal langka. Semasa pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ada delapan jenis perppu dengan berbagai alasan mendesak yang berbeda telah diterbitkan.

    Delapan perppu tersebut yakni Perppu Nomor 1 Tahun 2015 tentang TIPIKOR; Perppu Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak; Perppu Nomor 1 Tahun 2017 tentang Kepentingan Pajak; Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas; Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan
    Keuangan Negara di Kala Pandemi; Perppu Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pilkada, Perppu Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pemilu, dan Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.

    Zakiul mengatakan jika Prabowo tak mengeluarkan perppu dan PPN tetap naik ke 12 persen mulai tahun depan maka kelas menengah diprediksi mengalami penambahan pengeluaran hingga Rp354.293 per bulan atau Rp4,2 juta per tahun.

    Sementara, keluarga miskin diprediksi menanggung kenaikan pengeluaran hingga Rp101.880 per bulan atau Rp1,2 juta per tahun.

    “Kian mencekik bagi masyarakat karena meningkatnya jumlah pengeluaran berbanding terbalik dengan peningkatan pemasukan dari gaji bulanan yang rata-rata hanya tumbuh 3,5 persen per tahun,” katanya.

    (lau/sfr)

  • Berapa Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Rute Karawang?

    Berapa Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Rute Karawang?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kereta cepat Whoosh akan mulai melayani naik turun penumpang dari Stasiun Karawang-Halim dan sebaliknya serta Karawang-Padalarang/Tegalluar Summarecon mulai hari ini, Selasa (24/12).

    General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan pemesanan tiket dari dan menuju Stasiun Karawang sudah mulai dipesan sejak Minggu (22/12) kemarin. Pemesanan tiket dapat dilakukan di seluruh kanal penjualan daring dan luring untuk keberangkatan mulai keberangkatan Selasa ini.

    “Pembukaan penjualan tiket pembukaan penjualan tiket Whoosh dari dan menuju Stasiun Karawang yang mulai tersedia hari ini menjadi momentum penting menjelang libur Natal dan Tahun Baru,” kata Eva dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (22/12), mengutip Antara.

    Lantas berapa harga tiket kereta Whoosh dari dan menuju Stasiun Karawang?

    Eva mengatakan harga tiket Whoosh rute Halim – Karawang dan sebaliknya dibanderol Rp125 ribu untuk kelas Premium Economy. Sedangkan untuk rute Karawang-Padalarang/Tegalluar Summarecon dan sebaliknya dibanderol Rp175 ribu untuk kelas Premium Economy.

    Sementara, untuk Business Class dan First Class tarifnya masih sama, yakni Rp450 ribu dan Rp600 ribu.

    Eva mengatakan dari 48 jadwal Whoosh yang beroperasi selama Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, terdapat 20 perjalanan Whoosh yang berhenti di Stasiun Karawang dengan rincian 10 keberangkatan menuju Stasiun Halim dan 10 keberangkatan menuju Stasiun Padalarang/Tegalluar Summarecon.

    Rute Halim-Karawang dan sebaliknya, sambung Eva, dapat ditempuh hanya dalam waktu 15 menit. Sedangkan Padalarang-Karawang dan sebaliknya dapat ditempuh dalam waktu 20 menit.

    Ia menambahkan penumpang Whoosh yang memiliki tiket Karawang-Padalarang/Tegalluar Summarecon dan sebaliknya, juga berhak menggunakan fasilitas KA feeder yang menghubungkan Stasiun Padalarang dengan Stasiun Bandung dan Cimahi.

    “Secara total, perjalanan Whoosh yang melayani naik turun penumpang di Stasiun Karawang akan mengalami penambahan waktu tempuh selama tujuh menit,” katanya.

    (fby/pta)

  • Harga Minyak Mentah Naik Tipis Jelang Nataru Berkat AS dan India

    Harga Minyak Mentah Naik Tipis Jelang Nataru Berkat AS dan India

    Jakarta, CNN Indonesia

    Harga minyak mentah dunia naik tipis pada perdagangan Selasa (24/12), menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Kenaikan ini ditopang kinclonya data ekonomi Amerika Serikat (AS), juga meningkatnya permintaan minyak di India yang merupakan importir minyak terbesar ketiga dunia.

    Minyak mentah berjangka Brent naik 33 sen atau 0,45 persen menjadi US$72,95 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 29 sen atau 0,42 persen menjadi US$69,53 per barel.

    Pesanan baru untuk barang modal utama buatan AS melonjak pada November lalu, di tengah permintaan yang kuat untuk mesin. Selain itu, penjualan rumah baru juga pulih sehingga menjadi tanda ekonomi AS berada pada posisi yang solid menjelang akhir tahun.

    AS adalah konsumen minyak terbesar dunia. Dalam jangka pendek, para pedagang mencari indikasi permintaan AS dari data stok minyak mentah dan bahan bakar yang akan dirilis oleh kelompok industri American Petroleum Institute hari ini.

    “Saya menduga kita tetap tertahan dalam kisaran sempit di kedua sisi yaitu US$69,50 per barel, mungkin sampai Wall Street dibuka kembali pada 27 (Desember),” kata analis pasar IG Tony Sycamore kepada Reuters.

    Sementara itu, impor minyak mentah oleh India naik 2,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi 19,07 juta metrik ton pada November. Kuatnya permintaan minyak di India terjadi lantaran meningkatnya aktivitas ekonomi dan perjalanan.

    Di Timur Tengah, upaya baru oleh mediator Mesir, Qatar, dan AS untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hamas di Palestina telah mendapatkan momentum pada bulan ini, serta kesenjangan antara kedua belah pihak menyempit, menurut pernyataan pejabat Israel dan Palestina. Namun, perbedaan krusial belum terselesaikan.

    (fby/pta)

  • Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.184 Pagi Ini

    Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.184 Pagi Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp16.184 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (24/12) pagi. Mata uang Garuda naik 12 poin atau plus 0,07 persen.

    Sementara itu, mayoritas mata uang Asia tak sanggup melawan dolar AS. Yen Jepang turun 0,05 persen, yuan China merosot 0,01 persen, ringgit Malaysia amblas 0,04 persen, dan peso Filipina jatuh 0,03 persen.

    Mata uang utama negara maju dominan dibuka melemah. Poundsterling Inggris layu 0,05 persen, euro Eropa minus 0,03 persen, dolar Australia melemah 0,10 persen, dan dolar Kanada turun 0,07 persen.

    Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah akan bangkit hari ini.

    Pasalnya, dolar AS terkoreksi setelah rilis data pemesanan barang tahan lama atau durable goods lebih lemah dari perkiraan.

    “Rupiah juga diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS di tengah perdagangan yang lebih sepi menjelang liburan Nataru” katanya kepada CNNIndonesia.com.

    Ia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp16.150 sampai Rp16.250 per dolar AS pada hari ini.

    (fby/pta)

  • Pengangguran Capai 7,5 Juta Orang, Pariwisata Digalakkan

    Pengangguran Capai 7,5 Juta Orang, Pariwisata Digalakkan

    Medan, CNN Indonesia

    Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Yassierli mengatakan jumlah pengangguran di Indonesia saat ini mencapai 7,5 juta orang. Salah satu solusi pemerintah adalah dengan mengadakan pelatihan bagi para calon pencari kerja, terutama di bidang pariwisata.

    “Pengangguran kita saat ini sekitar 7,5 juta, jadi solusi terdekat beberapa minggu yang lalu saya diskusi dengan Presiden RI, beliau menyampaikan, untuk short term adalah pariwisata,” kata Yassierli saat mendampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dalam kunjungan di Kota Medan, Senin (23/12).

    Dia mengajak perusahaan dan kepala daerah untuk memanfaatkan fasilitas dan kapasitas balai vokasi/pelatihan untuk bisa upskilling/reskilling terkait profil tenaga kerja.

    “Kami sudah berkoordinasi, menindaklanjuti, jadi balai-balai, di awal tahun depan (tahun 2025), kita akan fokus untuk pelatihan terkait pariwisata,” ujarnya.

    Menurut Yassierli, pelatihan terkait pariwisata perlu dilakukan karena durasi pelatihannya yang memang juga cukup cepat.

    “Durasi pelatihannya cukup cepat, kemudian requirement peserta tidak tinggi, sedangkan kebutuhan itu ada. Ini paralel dengan program pemerintah untuk menyiapkan lima daerah unggulan pariwisata,” ucapnya.

    Dalam kesempatan itu, Gibran Rakabuming Raka didampingi istri Selvi Ananda mengunjungi sejumlah stan Perusahaan (pemberi kerja) pada Festival Vokasi Temu Mitra Industri di BBPVP Medan, Jalan Amal, Medan Sunggal.

    Gibran yang mengenakan kemeja biru muda, langsung mengunjungi stan-stan perusahaan yang ada di acara Job Fair tersebut. Dirinya juga melakukan dialog dengan perusahaan yang sedang mencari tenaga kerja dan para calon pelamar kerja.

    Selain itu Wapres Gibran juga menanyakan kompetensi apa saja yang diperlukan para perusahaan dan berapa peluang pencari kerja disabilitas untuk bisa diterima di perusahaan. Perwakilan perusahaan tersebut tampak antusias menjelaskan lowongan pekerjaan yang ditawarkan perusahaan.

    (fnr/sfr)

  • Menyibak Alasan Prabowo Enggan Batalkan Kenaikan PPN 12 Persen

    Menyibak Alasan Prabowo Enggan Batalkan Kenaikan PPN 12 Persen

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah ngotot menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen ke 12 persen mulai 1 Januari 2025. Padahal, gelombang penolakan kenaikan PPN terus menggema.

    Petisi berisi penolakan kenaikan PPN menjadi 12 persen bahkan menembus 171 ribu tanda tangan per Senin (23/12) pagi pukul 07.40 WIB.

    Pembuat petisi menganggap PPN 12 persen menyulitkan rakyat. Dia mengingatkan daya beli masyarakat sedang buruk.

    “Rencana menaikkan kembali PPN merupakan kebijakan yang akan memperdalam kesulitan masyarakat. Sebab harga berbagai jenis barang kebutuhan, seperti sabun mandi hingga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan naik. Padahal keadaan ekonomi masyarakat belum juga hinggap di posisi yang baik,” tulis Bareng Warga, inisiator petisi tersebut.

    Kenaikan PPN tak heran membuat masyarakat marah. Pasalnya, harga barang dan jasa yang selama ini dikonsumsi sehari-hari akan ikut terkerek.

    Awalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim kebijakan kenaikan PPN ini bersifat selektif dan hanya menyasar barang dan jasa kategori mewah atau premium.

    Sejumlah barang mewah yang ia maksud di antaranya beras premium; buah-buahan premium; daging premium (wagyu, daging kobe); ikan mahal (salmon premium, tuna premium); udang dan crustacea premium (king crab); jasa pendidikan premium; jasa pelayanan kesehatan medis premium; dan listrik pelanggan rumah tangga 3500-6600 VA.

    Namun, kenyataannya PPN 12 persen tak hanya menyasar barang-barang mewah. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan tarif PPN 12 persen berlaku untuk seluruh barang dan jasa yang selama ini dikenakan tarif 11 persen.

    Artinya, kenaikan PPN menjadi 12 persen akan berlaku untuk barang dan jasa yang biasa dibeli masyarakat mulai dari sabun mandi, pulsa, hingga langganan video streaming seperti Netflix.

    Lantas apa yang membuat pemerintah seolah menutup telinga terhadap protes kenaikan PPN 12 persen?

    Direktur Kebijakan Publik Celios Media Wahyudi Askar mengatakan peluang kenaikan PPN ditunda atau dibatalkan sebenarnya terbuka. Pasalnya, dalam UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) pasal 7 Ayat (3) pada Bab IV disebutkan tarif PPN bisa diubah dalam rentang 5 hingga 15 persen.

    Namun, langkah ini akan memakan waktu lama karena perlu kesepakatan antara pemerintah dan DPR.

    Media mengatakan sebenarnya ada jalan pintas untuk membatalkan kenaikan PPN yakni dengan Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk mengubah kebijakan kenaikan PPN 12 persen pada 2025.

    Namun sayangnya, Prabowo tak mengambil langkah itu hingga saat ini.

    “Akan jadi heroik sekali Pak Prabowo kalau menerbitkan Perppu membatalkan kenaikan tarif PPN 12 persen karena memang membebani masyarakat menengah ke bawah. Jadi akan dianggap sebagai presiden yang baik di mata masyarakat,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (23/12).

    Media menilai pemerintah tak kunjung membatalkan kenaikan PPN lantaran sudah kebakaran jenggot saat ini. Menurutnya, perencanaan kebijakan PPN 12 persen sudah salah sejak awal karena tidak diputuskan dengan matang.

    Hal itu setidaknya terlihat dari pernyataan pemerintah yang berubah-ubah di mana yang awalnya mereka menyebut PPN 12 persen hanya untuk barang mewah. Namun, kemudian pemerintah menjelaskan PPN 12 persen berlaku untuk semua barang dan jasa yang dikenakan PPN 11 persen selama ini.

    Selain itu, pemerintah katanya sepertinya tidak mengira bahwa kritik masyarakat akan sangat tajam terhadap kenaikan PPN menjadi 12 persen.

    “Jadi sekarang (pemerintah) udah kayak kebakaran jenggot. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sekarang diminta sebagai garda depan untuk berbicara kepada publik. Jadi seakan-akan ya sudah ini tanggung jawab Kemenkeu. Padahal Kemenkeu juga sudah bingung karena ini adalah kesepakatan antara pemerintah dan DPR,” katanya.

    “Jadi pemerintah khususnya Prabowo takut malu seandainya membatalkan kenaikan PPN, sehingga mereka enggan membatalkan sekarang. Jadi udah heboh di publik, sekarang kalau ditarik lagi kebijakannya seakan menjilat ludah sendiri,” katanya.

    Sementara, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan alasan pasti pemerintah tetap menaikkan PPN ke 12 persen bukan lah hanya demi menjalankan UU HPP seperti yang selama ini disampaikan Airlangga cs. Pasalnya beleid itu memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk membatalkan kebijakan kenaikan tarif PPN.

    Menurutnya, alasan paling utama PPN tetap dinaikkan adalah karena pemerintah butuh uang untuk pembiayaan program andalan Prabowo-Gibran.

    “Mereka butuh uang banyak, yang mereka ambil dari masyarakat dalam bentuk pajak. PPN merupakan instrumen termudah dan mengikat bagi pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara. Porsi PPN juga relatif besar, daripada effort lebih untuk ekstensifikasi pajak melalui pencarian objek pajak baru atau pematuhan subjek pajak,” katanya.

    Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet melihat pemerintah kekeh menaikkan PPN menjadi 12 persen lantaran pemerintah butuh uang untuk program baru yang siap dieksekusi di tahun depan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Di saat yang bersamaan, pemerintahan Prabowo juga butuh uang untuk melanjutkan beberapa program yang sudah diinisiasi oleh pemerintahan Jokowi seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Alasan lainnya adalah pemerintah akan dihadapkan pada kondisi utang jatuh tempo dalam lima tahun ke depan. Makan mau tak mau, pemerintah harus mencari cara untuk mencari tambahan sumber pendanaan.

    [Gambas:Photo CNN]

    “Terkait dengan sumber pendanaan sebenarnya pemerintah bisa mencari melalui pos lain seperti misalnya pajak windfall dan batubara, yang secara spesifik bisa dijalankan ketika sebuah komoditas dalam hal ini misalnya batubara tengah mengalami kenaikan harga di sebabkan oleh beberapa faktor,” katanya.

    Selain itu, sambungnya, pemerintah juga masih bisa menjalankan pajak karbon yang sebenarnya ketentuannya sudah diatur bersamaan dengan UU HPP.

    Yusuf pun mengaku bingung kenapa pemerintah begitu percaya diri mengerek tarif PPN di tengah kondisi ekonomi saat ini. Pasalnya, saat ini sudah terlihat jelas jumlah kelas menengah dan daya beli masyarakat tertekan. Kondisi itu sudah menjadi indikasi yang jelas bahwa kondisi perekonomian sedang tidak baik-baik saja.

    Namun, sayangnya pemerintah hanya melihat ekonomi yang tumbuh di kisaran 5 persen, tanpa melihat masalah yang sebenarnya terjadi di dalamnya.

    “Pandangan inilah yang saya kira menjadikan pemerintah tetap menaikkan tarif PPN karena menganggap pertumbuhan ekonomi yang terjadi merupakan indikator satu-satunya yang menggambarkan kondisi perekonomian saat ini. Padahal pemerintah seharusnya melihat lebih jauh terkait kondisi perekonomian kita saat ini terutama ketika mempertimbangkan akan menjalankan kebijakan tarif baru PPN ini,” katanya.

  • Menyibak Alasan Prabowo Enggan Batalkan Kenaikan PPN 12 Persen

    Bagaimana Cara Menghitung PPN 12 Persen saat Belanja?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah memastikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) naik dari 11 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025.

    Tarif PPN 12 persen tidak hanya berlaku untuk barang mewah seperti yang sebelumnya disampaikan pemerintah.

    Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen berlaku untuk seluruh barang dan jasa yang selama ini dikenakan tarif 11 persen.

    Artinya, kenaikan PPN menjadi 12 persen akan berlaku untuk barang dan jasa yang biasa dibeli masyarakat mulai dari sabun mandi, makanan siap saji di restoran, pulsa telepon, tiket konser, hingga layanan video streaming seperti Netflix.

    Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu Dwi Astuti dalam rilis resminya Minggu (22/12) menegaskan bahwa hanya ada 3 barang pokok yang tak terdampak kenaikan tarif PPN mulai 1 Januari 2025 yakni minyak goreng curah pemerintah dengan merek Minyakita, tepung terigu, serta gula industri. Ketiganya tetap dengan tarif lama 11 persen.

    “Untuk ketiga jenis barang tersebut, tambahan PPN sebesar 1 persen akan ditanggung oleh pemerintah (DTP). Sehingga penyesuaian tarif PPN ini tidak mempengaruhi harga ketiga barang tersebut,” ujarnya.

    Lantas bagaimana cara menghitung harga barang dan jasa yang dikenakan PPN 12 persen?

    DJP menjelaskan rumus untuk menghitung PPN adalah Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dikali tarif PPN. Adapun DPP adalah harga barang atau jasa yang diserahkan penjual kepada konsumen.

    Misalnya, Anda ingin membeli barang seharga Rp5 juta dan tarif PPN yang berlaku sebesar 11 persen, maka PPN yang harus dibayar adalah Rp550 ribu. Angka itu didapat dari 11 persen dikali Rp5 juta.

    Dengan demikian, total harga yang harus dibayarkan konsumen menjadi Rp5,550 juta.

    Jika PPN naik menjadi 12 persen, maka PPN yang perlu dibayar untuk harga barang Rp5 juta adalah sebesar Rp600 ribu. Angka itu didapat dari 12 persen dikalikan Rp5 juta sehingga total harga yang dibayar menjadi Rp5,6 juta.

    (fby/sfr)