Category: CNBCindonesia.com

  • Gunung Arab Berubah Hijau Disebut Tanda Kiamat, Ulama RI Buka Suara

    Gunung Arab Berubah Hijau Disebut Tanda Kiamat, Ulama RI Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena gurun di wilayah Arab yang berubah menjadi hijau kerap kali dianggap sebagai tanda-tanda kiamat. Hal ini pun memancing sejumlah ulama Indonesia untuk buka suara.

    Sebelumnya, media The New Arab telah menjelaskan fenomena ini secara ilmiah. Menurutnya, hijaunya pegunungan Arab disebabkan oleh tingginya curah hujan di bulan Desember lalu. Meski demikian, sebagian masyarakat mengaitkan hal ini sebagai tanda-tanda datangnya kiamat.

    Ulama dan Guru Besar Tafsir Quran Profesor Quraish Shihab mengimbau agar masyarakat jangan cepat-cepat mencap fenomena itu sebagai hal ‘aneh’. Pasalnya, tidak seluruh daerah di Arab Saudi merupakan daerah tandus. Ada juga daerah yang sudah ditumbuhi tumbuhan hijau sejak lama. Salah satunya daerah Taif.

    “Sebenarnya Saudi itu tidak seluruhnya tandus. Daerah Taif itu hijau…. Ya memang sejak dulu sudah hijau, jangan lantas dianggap bahwa ya itu tanda kiamat,” ujar Shihab dalam program Shihab&Shihab di YouTube, dikutip Minggu (15/1/2023).

    Mantan Menteri Agama di era Presiden Soeharto itu menambahkan, Nabi Muhammad SAW memang pernah menyebutkan sejumlah tanda-tanda kiamat, dan sebagian sudah terlihat sejak lama.

    “Memang ada tanda-tanda kiamat disebutkan oleh Nabi SAW dan itu banyak sudah kita lihat. Misalnya kedurhakaan anak terhadap orang tua, misalnya perlombaan membangun gedung-gedung tinggi. Itu sudah kita lihat. Misalnya menjamurnya perzinaan, itu tanda-tanda kiamat, semua itu tanda-tanda umum,” ucapnya.

    Namun, Quraish mengatakan ada tanda-tanda besar kiamat yang saat ini belum muncul seperti matahari yang terbit dari sebelah barat.

    Sebelumnya, mengutip The New Arab, fenomena penghijauan ini buntut dari kekeringan parah pada Oktober-November. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kerajaan, Raja Salman sempat meminta semua orang untuk berdoa mendatangkan hujan.

    Sebenarnya peningkatan hujan juga diupayakan badan meteorologi setempat. Mengutip The National News, program peningkatan hujan telah dimulai November di Riyadh, Hail dan Qassim, dan akan dipindahkan pada musim panas ke Abha.

    Hal sama juga dimuat media Haramain Sharifain. Disebutkan bagaimana Makkah menerima hujan 2-3 hari setiap tahun mengalami hujan terus menerus setiap dua hari sekali selama sekitar seminggu terakhir.

    “Alhasil lanskap dan lembah Dua Kota Suci menjadi hijau di tengah pasokan air hujan yang terus menerus. Namun diperkirakan lanskap akan kembali tandus setelah musim hujan reda,” tulis media itu dikutip Selasa (10/1/2023).

    Di sisi lain, fenomena ini ditanggapi berbeda-beda oleh warga Arab Saudi. Mereka malah membagikan gambar dan video mereka sendiri tentang tanaman hijau yang mengesankan, yang telah menyebar ke daerah lain, termasuk pemerintahan kota Laith, Taif dan Jeddah.

    “Alhamdulillah dan terima kasih kepada Tuhan saja, kami meminta Yang Mahakuasa untuk mengabadikan (tanaman hijau) sebagai berkah bagi kami dan melindunginya. dari menghilang,” kata seorang pengguna Twitter.

    (tps/tps)

  • BRI Lakukan ini untuk Reduksi Emisi dalam Operasional Perusahaan

    BRI Lakukan ini untuk Reduksi Emisi dalam Operasional Perusahaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan dalam mendukung upaya nasional dalam mengatasi persoalan sampah. Melalui inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG), BRI menjalankan program Zero Waste to Landfill sebagai langkah dalam mengelola limbah secara bertanggung jawab dan mendorong praktik bisnis ramah lingkungan.

    Zero Waste to Landfill merupakan program kolaboratif dari BRI yang dirancang untuk menekan timbunan sampah sejak dari sumbernya dan memastikan limbah tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kian terbatas kapasitasnya. Adapun sepanjang 2024, melalui program ini, BRI berhasil mengelola total 703.559,9 kg sampah dari kegiatan operasional, termasuk 119.354,2 kg di antaranya berupa sampah plastik.

    Upaya ini turut berkontribusi pada penghindaran emisi karbon sebesar 524,18 ton CO₂e, yang berdampak langsung pada penurunan jejak karbon perusahaan.

    Sebagai bagian dari penguatan budaya keberlanjutan di internal, BRI pun melibatkan para pekerjanya dalam praktik Zero Waste to Landfill melalui penyediaan mesin Reverse Vending Machine (RVM). Pekerja yang menyetor sampah botol plastik ke dalam mesin ini akan mendapatkan poin reward yang dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah.

    Tercatat, hingga Juni 2025, RVM mengumpulkan lebih dari 3.242 kg botol plastik atau setara dengan 178.720 botol plastik dengan potensi penghindaran emisi sebesar 17.693 kg CO₂e. Ini mencerminkan antusiasme tinggi pekerja BRI terhadap inisiatif ramah lingkungan ini.

    Di luar aspek operasional, BRI juga aktif mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Salah satunya program Yok Kita GAS (Gerakan Kelola Sampah) yang telah diimplementasikan secara bertahap mulai dari 2021 hingga 2025, mencakup 41 lokasi di berbagai daerah di Indonesia.

    Program ini menjangkau komunitas pasar tradisional dan lingkungan sekitarnya melalui pendirian 36 unit bank sampah dan pengembangan 5 unit pasar tradisional sebagai pusat pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Program ini pun membekali penerima manfaat dengan pelatihan pemilahan sampah, literasi keuangan, penguatan kelembagaan, serta bantuan alat seperti mesin pencacah sampah organik dan bak maggot komunal untuk mendukung proses pengolahan sampah skala komunitas.

    Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi mengatakan, bahwa pengelolaan sampah yang berkelanjutan merupakan bagian dari komitmen BRI dalam mendukung ekonomi sirkular dan penerapan prinsip ESG.

    “Kami juga terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari mitra daur ulang, pekerja, hingga komunitas, untuk memperkuat upaya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab,” ujar Hendy dikutip Jumat (6/6/2025).

    “Selain sejumlah inisiatif BRI yang sejalan dengan semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, melalui pengelolaan sampah yang konsisten dan terukur, BRI turut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 13, yakni Climate Action, sebagai bentuk komitmen menghadapi perubahan iklim,” kata dia.

    Lebih lanjut, Hendy mengajak seluruh masyarakat untuk turut ambil bagian dalam upaya menjaga lingkungan, khususnya dalam menghadapi krisis sampah plastik yang semakin mendesak.

    “Hal sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah rumah tangga, atau mendukung produk daur ulang bisa membawa dampak besar jika dilakukan bersama. Mari kita mulai dari hal kecil, demi masa depan bumi yang lebih lestari,” tutupnya. 

    (bul/bul)

  • Sosok Makhluk Mirip Alien Muncul dari Bawah Laut, Ini Kata Pakar

    Sosok Makhluk Mirip Alien Muncul dari Bawah Laut, Ini Kata Pakar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah foto yang memperlihatkan objek tak biasa sempat menghebohkan jagat maya. Foto tersebut diambil di area pantai, sehingga memunculkan asumsi ada makhluk misterius yang datang dari bawah laut.

    Bahkan, spekulasi liar menyebut foto itu merupakan penampakan alien atau monster dari ‘War of Worlds’ yang akhirnya menunjukkan batang hidung ke daratan.

    Setelah ditelusuri, ternyata objek aneh itu merupakan tanaman lidah buaya yang mati berjejer. Potretnya dibagikan ke media sosial oleh Jan Vorster dan diambil di pantai kampung halamannya di Still Bay, Western Cape, Afrika Selatan.

    Foto-foto diambil saat matahari terbit dan terbenam untuk menciptakan efek menakutkan. Tak butuh waktu lama foto tersebut langsung menimbulkan kepanikan setelah pertama kali diunggah di Facebook.

    Foto: Jan Vorster
    Tanaman laut mirip alien di pantai

    Foto: Jan Vorster
    Foto tanaman laut mati yang disangka alien

    Vorster terkejut melihat banyak komentar dari netizen yang bingung yang takut diserang atau diracuni oleh makhluk asing misterius itu.

    Beberapa dari netizen yang panik kemudian bereaksi dengan marah begitu mengetahui bahwa foto itu hanya memperlihatkan tanaman lidah buaya yang melapisi pantai. Mereka menuduh Jan telah menyebarkan informasi palsu.

    “Saya pikir saya bisa menggunakan ini sebagai metafora tentang bagaimana orang melihat tanaman ini sebagai alien, tetapi kami sebenarnya adalah alien berkaki dua yang mengacaukan dunia mereka. Itulah idenya,” kata Vorster, dikutip dari Mirror, Jumat (6/6/2025).

    “Saya terkejut [dengan reaksinya]. Saya pikir orang-orang akan bersenang-senang dengannya, tapi ternyata sangat serius, beberapa di antaranya sangat serius,” ia menambahkan.

    Histeria internet makin parah setelah Jan mengunggah gambar yang menunjukkan tanaman lidah buaya keluar dari sungai terdekat saat matahari terbit.

    Jan mengklaim bahwa salah satu netizen yang ketakutan dengan cepat menghubunginya menanyakan apakah makhluk itu sekarang juga keluar di siang hari.

    Dalam upaya untuk meredam kepanikan, ia menamai sosok itu ‘Aloeferoxes’ mengacu pada tanaman asli, namun lagi-lagi netizen masih belum percaya.

    Seorang netizen akhirnya mengirim gambar untuk diperiksa oleh seorang ilmuwan lingkungan, yang menegaskan bahwa bentuk yang menjulang sama sekali tidak berbahaya bagi manusia.

    Namun, Jan tidak terpengaruh oleh reaksi tak terduga terhadap fotografi uniknya dan masih ingin terus mengerjakan proyek serupa.

    (fab/fab)

  • Wilayah RI Dikurung Tanda Kiamat Bumi, Petaka Menerjang Bertubi-tubi

    Wilayah RI Dikurung Tanda Kiamat Bumi, Petaka Menerjang Bertubi-tubi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sekitar 40 juta kilometer persegi atau lima kali ukuran Benua Australia wilayah laut di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik mengalami gelombang panas laut sepanjang 2024. Hal itu terungkap dalam laporan terbaru Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

    Laporan berjudul State of the Climate itu mencatat bahwa suhu rata-rata kawasan meningkat 0,48 derajat Celsius dibandingkan periode referensi 1991-2020. Kenaikan suhu ini diiringi sejumlah bencana cuaca ekstrem, seperti longsor di Filipina, banjir di Australia, dan mencairnya gletser di Indonesia.

    “Kenaikan permukaan laut menjadi ancaman eksistensial bagi negara-negara kepulauan,” ujar Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, dilansir The Guardian, Jumat (6/6/2025). “Kita hampir kehabisan waktu untuk membalikkan keadaan.”

    Menurut WMO, kenaikan permukaan laut di wilayah tersebut mencapai hampir 4 milimeter per tahun, lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 3,5 milimeter.

    Gelombang panas yang melanda lautan juga menyebabkan peristiwa pemutihan karang massal kelima di Great Barrier Reef, Australia, sejak 2016. WMO menyebut peristiwa ini sebagai dampak langsung dari panas ekstrem di permukaan laut.

    Beberapa bencana besar lain yang tercatat dalam laporan tersebut meliputi banjir dan longsor di Filipina pada Januari dan Februari yang menewaskan sedikitnya 93 orang serta suhu tinggi di Australia pada Agustus yang memecahkan rekor musim panas.

    Ada juga banjir besar di Singapura dan Malaysia yang menyebabkan 137.000 orang mengungsi dan enam korban jiwa, banjir bandang di Sumatra dan Australia utara pada awal 2024.

    Selain itu, ada kehilangan es di Papua, Indonesia, yang diperkirakan akan mencair seluruhnya pada 2026, dua belas siklon tropis melanda Filipina yang menyebabkan kerugian sebesar US$430 juta, dan musim salju di Australia berakhir lebih cepat dari biasanya.

    Direktur WMO untuk Asia-Pasifik, Ben Churchill, menyatakan bahwa temuan ini menjadi peringatan kuat bagi dunia. “Laporan ini menunjukkan kita menghadapi kejadian-kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

    Pada Januari, April, Mei, dan Juni 2024, hampir seluruh wilayah laut Asia Tenggara mengalami gelombang panas dengan tingkat sedang hingga tinggi. Akibatnya, banyak spesies laut mengalami stres termal.

    “Jika suhu melewati ambang batas tertentu, organisme tidak bisa bertahan-mereka bisa pindah atau mati,” ujar Asisten Profesor Alex Sen Gupta dari University of New South Wales.

    Sen Gupta menambahkan bahwa lonjakan suhu laut yang dimulai 2023 belum sepenuhnya bisa dijelaskan. “Kami masih berupaya memahami mengapa lonjakannya sangat besar.”

    Laporan ini memperkuat seruan komunitas ilmiah akan perlunya aksi iklim yang lebih cepat dan tegas, khususnya di wilayah Asia-Pasifik yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.

     

    (luc/luc)

  • Peneliti Ungkap Asal-usul Hajar Aswad Disebut Jatuh dari Surga

    Peneliti Ungkap Asal-usul Hajar Aswad Disebut Jatuh dari Surga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hajar Aswad merupakan batu berwarna kehitaman yang sangat dimuliakan umat Muslim. Sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim dan diceritakan berasal dari surga.

    Batu tersebut awalnya berwarna putih dan memancarkan sinar. Namun kemudian berubah menjadi hitam, yang dalam cerita karena menyerap dosa-dosa umat manusia di Bumi.

    Kisah tersebut mendorong para ilmuwan mencari jawaban mengenai Hajar Aswad berdasarkan sains. Mereka telah mencari teorinya sejak lama.

    Salah satunya menyamakannya dengan batu akik. Adapula yang menyebutnya masuk dalam kategori batu meteor.

    Para ahli mengatakan pengkategorian Hajar Aswad sebagai batu meteor paling dekat jika mengacu pada kisahnya yang berasal dari surga. Mengingat pula fakta sejarah terdapat jejak-jejak meteorit dekat Kabah, tempat Hajar Aswad.

    Sementara itu, dalam New Light on the Origin of the Holy Black Stone of the Ka’ba (1980) oleh E. Thompson menceritakan mengenai peneliti Philby di Al Hadidah pada 1932 menemukan kawah meteor yang disebut Wabar. Ukurannya mencapai 100 meter dengan sejumlah pecahan berada di sekitar kawah dan gurun.

    Pecahan meteor dikabarkan dari leburan pasir dan silika yang bercampur nikel. Thompson menjelaskan campurannya membuat lapisan putih dari dalam dengan warna hitam terbungkus dari luar yang terbuat dari Nikel dan Ferum (besi) antariksa.

    Ciri-ciri yang disebutkannya mirip dengan gambaran Hajar Aswad. “Misalkan, warna putih (yang dipancarkan Hajar Aswad) mungkin berasal dari paparan bagian dalam inti hasil campuran zat kimia itu,” katanya.

    Dia juga menjelaskan soal lapisan putih yang disebutnya sangat rapuh dan tidak tahan lama. Pada akhirnya lapisan batuan berwarna hitam menyelimutinya.

    Artinya batuan berwarna putih tidak abadi dan menghilang, kemudian hanya tersisa bagian hitam saja. Artinya perubahan warna dalam narasi Hajar Aswad bisa dijelaskan secara sains, dengan bintik-bintik putih di dalamnya adalah sisa kaca dan batu pasir.

    “Batu meteor itu kemungkinan batu yang sama dengan Hajar Aswad,” tulis Thomsen.

    Namun teori ini juga punya kelemahan. Karena penelitian itu mengatakan batu meteor tidak mengapung dan tidak pecah menjadi bagian kecil.

    Meski begitu teori tersebut paling mendekati hingga sekarang. Thomsen juga mengatakan perlu penelitian material dari meteor untuk mendapatkan jawaban yang lebih tepat.

    Sementara itu, penelitian lain berupaya mencari tahu soal usia batu. Hasilnya sesuai dengan pengamatan orang Arab kuno, yakni kemungkinan dibawa ke Makkah dari Oman.

     

    (luc/luc)

  • 4 Perusahaan Gali Nikel di Raja Ampat, Ini Fakta-fakta Temuan KLH

    4 Perusahaan Gali Nikel di Raja Ampat, Ini Fakta-fakta Temuan KLH

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) melakukan pengawasan terhadap kegiatan pertambangan nikel di wilayah Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, pada tanggal 26-31 Mei 2025. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya penegakan hukum dan perlindungan lingkungan hidup di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki nilai ekologis penting.

    Adapun 4 perusahaan tambang nikel menjadi objek pengawasan, yaitu:

    1. PT Gag Nikel (PT GN)
    2. PT Kawei Sejahtera Mining (PT KSM)
    3. PT Anugerah Surya Pratama (PT ASP)
    4. PT Mulia Raymond Perkasa (PT MRP)

    Seluruhnya telah mengantongi Izin Usaha Pertambangan, namun hanya PT GN, PT KSM, dan PT ASP yang memiliki Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH). Hasil pengawasan menunjukkan berbagai pelanggaran serius terhadap peraturan lingkungan hidup dan tata kelola pulau kecil.

    PT Anugerah Surya Pratama, perusahaan Penanaman Modal Asing asal China, diketahui melakukan kegiatan pertambangan di Pulau Manuran seluas ±746 hektare tanpa sistem manajemen lingkungan dan tanpa pengelolaan air limbah larian. Di lokasi ini, KLH/BPLH memasang plang peringatan sebagai bentuk penghentian aktivitas.

    Sementara itu, PT Gag Nikel beroperasi di Pulau Gag dengan luas ±6.030,53 hektare. Kedua pulau tersebut tergolong pulau kecil, sehingga aktivitas pertambangan di dalamnya bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

    KLH/BPLH saat ini tengah mengevaluasi Persetujuan Lingkungan yang dimiliki PT ASP dan PT GN. Jika terbukti bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, izin lingkungan mereka akan dicabut. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menegaskan bahwa prinsip kehati-hatian dan keberlanjutan akan menjadi dasar penindakan terhadap pelanggaran ini.

    “Penambangan di pulau kecil adalah bentuk pengingkaran terhadap prinsip keadilan antargenerasi. KLH/BPLH tidak akan ragu mencabut izin jika terbukti merusak ekosistem yang tak tergantikan,” tegas dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/6/2025).

    Selain itu, PT Mulia Raymond Perkasa ditemukan tidak memiliki dokumen lingkungan dan PPKH dalam aktivitasnya di Pulau Batang Pele. Seluruh kegiatan eksplorasi dihentikan. Sementara PT Kawei Sejahtera Mining terbukti membuka tambang di luar izin lingkungan dan di luar kawasan PPKH seluas 5 hektare di Pulau Kawe. Aktivitas tersebut telah menimbulkan sedimentasi di pesisir pantai, dan perusahaan ini akan dikenai sanksi administratif berupa pemulihan lingkungan serta berpotensi menghadapi gugatan perdata.

    Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-XXI/2023 turut memperkuat kebijakan pelarangan aktivitas tambang di wilayah pesisir dan pulau kecil. MK menegaskan bahwa penambangan mineral di wilayah-wilayah tersebut dapat menimbulkan kerusakan yang tidak dapat dipulihkan (irreversible), melanggar prinsip pencegahan bahaya lingkungan dan keadilan antargenerasi. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen menindak tegas seluruh bentuk pelanggaran yang membahayakan lingkungan dan masa depan wilayah pesisir Indonesia.

    (wur/wur)

  • Xi Jinping Respons Seruan ‘Perang’ Terbaru Trump, Dunia Bisa Amburadul

    Xi Jinping Respons Seruan ‘Perang’ Terbaru Trump, Dunia Bisa Amburadul

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah China pimpinan Presiden Xi Jinping merespon langkah Amerika Serikat (AS) yang menjatuhkan tarif 50% atas baja buatan Negeri Tirai Bambu. Respons resmi ini disampaikan Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yongqian dalam jumpa pers pada hari Kamis (5/6/2025).

    Dalam paparannya, He mengatakan bahwa China telah berulang kali menekankan bahwa tarif Pasal 232 yang ditekan Presiden AS Donald Trump adalah tindakan unilateralis dan proteksionis yang umum. Ia mengatakan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memutuskan bahwa tarif tersebut melanggar aturannya.

    “Kenaikan tarif terbaru AS terhadap baja, aluminium, dan turunannya tidak hanya merugikan pihak lain dan dirinya sendiri, gagal meningkatkan keamanan industri, tetapi juga sangat mengganggu stabilitas rantai pasokan dan industri global,” katanya dikutip Newsweek.

    “China mendesak AS untuk menghormati hukum ekonomi, meninggalkan pemikiran zero-sum, berhenti memaksakan dan menyalahgunakan konsep keamanan nasional, menegakkan sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, mengatasi masalah melalui dialog yang setara, dan bekerja sama untuk menjaga stabilitas rantai pasokan dan industri global.”

    Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa kenaikan tarif baja dan aluminium diperlukan untuk melindungi industri dalam negeri dari praktik negara asing yang menjual baja murah ke AS dan merugikan perusahaan-perusahaan Amerika.

    “Mulai Rabu pukul 12:01 dini hari, tarif impor baja, aluminium, dan produk turunannya akan naik menjadi 50% dari sebelumnya 25%,” menurut pemberitahuan resmi Gedung Putih.

    Tarif ini diberlakukan berdasarkan Bagian 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan, dengan alasan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas produksi baja dan aluminium demi alasan ekonomi dan pertahanan.

    Namun, kalangan bisnis telah memperingatkan bahwa langkah ini dapat meningkatkan biaya bagi berbagai industri, termasuk konstruksi, otomotif, manufaktur, energi, dan produsen barang konsumen.

    “Dengan tarif 50% untuk baja, baja Amerika akan menjadi kurang kompetitif secara internasional dan membebani konsumen lebih banyak sambil menambah kantong para baron baja,” kata Peterson Institute, sebuah badan penelitian ekonomi non-partisan, mengutip salah satu peneliti mereka, Gary Clyde Hufbauer, di X.

    (tps)

  • Potret Dramatis Kapal Angkut 3.000 Mobil Terbakar di Tengah Laut

    Potret Dramatis Kapal Angkut 3.000 Mobil Terbakar di Tengah Laut

    Kapal bernama Morning Midas itu dilaporkan terbakar sekitar 300 mil (hampir 500 km) barat daya Adak, Alaska. Menurut data pelayaran, kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Yantai, China, pada 26 Mei dan tengah menuju Lazaro Cardenas, Meksiko. Asap pertama kali terlihat dari dek yang memuat kendaraan listrik, namun hingga kini belum diketahui merek-merek kendaraan yang terbakar. (U.S. Coast Guard/Air Station Kodiak/Handout via REUTERS)

  • Heboh Raja Ampat, Bahlil: Ada untuk Pariwisata, Ada Juga untuk Tambang

    Heboh Raja Ampat, Bahlil: Ada untuk Pariwisata, Ada Juga untuk Tambang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tidak menampik perihal keberadaan pertambangan nikel di wilayah Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.

    Namun Bahlil menegaskan, wilayah pertambangan nikel di Pulau Gag yang dikelola oleh PT GAG Nikel terpaut jarak hingga 30 kilo meter (km) dari pusat pariwisata di Pulau Piaynemo, Raja Ampat.

    “Dan di wilayah Raja Ampat itu betul wilayah pariwisata yang kita harus lindungi. Tapi, luas wilayah pulau-pulau Raja Ampat itu sampai ada pendekatan sampai dengan Maluku Utara. Ini juga teman-teman harus tahu. Jadi, wilayah Raja Ampat itu banyak kota konservasi, banyak pulau-pulau yang untuk pariwisata, tapi juga ada pulau-pulau yang memang ada pertambangan,” katanya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

    Bahlil mengungkapkan, sejatinya ada lima Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kepulauan Raja Ampat, namun yang baru beroperasi saat ini hanya satu tambang yakni PT GAG Nikel.

    “Jadi teman-teman, IUP di Raja Ampat itu ada beberapa, mungkin ada lima setelah saya mendapat laporan dari Dirjen. Nah, yang beroperasi sekarang itu hanya satu, yaitu PT GAG. PT GAG Nikel ini yang punya adalah Antam, BUMN,” jelas Bahlil.

    Dia menjelaskan, IUP PT GAG Nikel sudah diberikan sejak tahun 2017 dan beroperasi sejak tahun 2018 lalu. Produksi yang disetujui dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) PT GAG Nikel sebanyak 3 juta ton bijih nikel per tahun.

    Menanggapi ramainya operasi tambang di wilayah pariwisata yang dinilai harus dilindungi tersebut, Bahlil memutuskan untuk menghentikan sementara waktu operasional pertambangan nikel yang ada di Raja Ampat. Hal itu sambil pihaknya melakukan verifikasi langsung di lokasi penambangan.

    Bahlil menyebutkan, tim dari Kementerian ESDM sendiri saat ini telah diterjunkan untuk memeriksa aktivitas tambang. Dalam waktu dekat ini, ia juga akan bertolak ke Papua untuk melakukan kunjungan kerja sekaligus melihat kondisi di lapangan secara langsung, sehingga didapatkan hasil yang objektif.

    “Agar tidak terjadi kesimpangsiuran, maka kami sudah memutuskan lewat Dirjen Minerba, untuk status daripada PT GAG Nikel yang sekarang lagi mengelola, itu kan cuma satu ya, itu kami untuk sementara kita hentikan operasinya. Sampai dengan verifikasi lapangan, kita akan cek,” tegasnya.

    Melansir data Minerba One Data Indonesia (MODI), PT GAG Nikel dimiliki oleh perusahaan asal Australia yakni Asia Pacific Nickel Pty dengan kepemilikan 75% dan 25% dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

    Wilayah tambang yang dikelola PT GAG Nikel tercatat seluas 13.136 ha. Adapun Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT GAG Nikel ini berlaku sejak 30 November 2017 hingga 30 November 2047.

    (wia)

  • Video: Bantuan Upah Bakal Cair – Citigroup Bakal PHK 3.500 Karyawan

    Video: Bantuan Upah Bakal Cair – Citigroup Bakal PHK 3.500 Karyawan

    Jakarta, CNBC Indonesia -Kementerian Ketenagakerjaan akan menyalurkan Bantuan Subsidi Upah atau BSU sebesar Rp 600.000 kepada pekerja yang memenuhi syarat.

    Sementara itu, Citigroup Inc. mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 3.500 karyawan di pusat teknologi mereka di Shanghai dan Dalian.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Kamis (05/06/2025).