Category: CNBCindonesia.com News

  • Video: AS Jadi Negara Pembeli Utama Produk Rajut – Alas Kaki Dari RI

    Video: AS Jadi Negara Pembeli Utama Produk Rajut – Alas Kaki Dari RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia untuk komoditas pakaian dan alas kaki. Badan pusat statistik mencatat sepanjang periode januari hingga Maret 2025, volume ekspor pakaian rajut dari Indonesia ke Amerika Serikat mencapai lebih dari 38.000 Ton.

    Selengkapnya saksikan di Program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (21/04/2025).

  • Video: China Minta RI Lawan Unilatelarisme & Proteksionisme

    Video: China Minta RI Lawan Unilatelarisme & Proteksionisme

    Video

    Video: China Minta RI Lawan Unilatelarisme & Proteksionisme

    News

    3 jam yang lalu

  • Video: Pertek Pentik Untuk Melindungi Pasar Domestik

    Video: Pertek Pentik Untuk Melindungi Pasar Domestik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bos manufaktur elektronik tekankan pentingnya persetujuan teknis atau pertek. Kalangan pengusaha manufaktur elektronik menyatakan pertimbangan teknis penting untuk melindungi pasar domestik dari banjirnya produk impor.

    Selengkapnya saksikan di Program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (21/04/2025).

  • Video: AS Merapat ke Filipina di Tengah Ketegangan dengan China

    Video: AS Merapat ke Filipina di Tengah Ketegangan dengan China

    Video

    Video: AS Merapat ke Filipina di Tengah Ketegangan dengan China

    News

    3 jam yang lalu

  • Catat! Kamu Bisa Dapat Rumah Subsidi Asal Gaji Maksimal Rp 14 Juta

    Catat! Kamu Bisa Dapat Rumah Subsidi Asal Gaji Maksimal Rp 14 Juta

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait kembali menegaskan syarat maksimal gaji warga untuk bisa mendapatkan rumah subsidi.

    “Nanti (penghasilan) Rp0 sampai misalnya Rp14 juta (per bulan) ya. Jadi makin luas. Jadi jangan salah ngerti,” sebut Ara kepada wartawan, Senin (21/4/2025).

    Sebelumnya, syarat penerima subsidi dengan status menikah, harus memiliki gaji maksimal Rp 13 juta, namun kini naik menjadi Rp 14 juta per bulan.

    Perubahan batas maksimal gaji merupakan rekomendasi dari Badan Pusat Statistik (BPS).

    Sekretaris Jenderal PKP Didyk Choiroel menyebut bakal memfinalkan regulasi mengenai syarat maksimal gaji ini dalam waktu tiga pekan ke depan.

    “Batas penghasilan MBR membutuhkan keputusan menteri PKP karena sebelumnya keputusan Menteri PUPR, saat ini lagi dibahas BPS dan PKP dan mempertimbangkan beberapa kajian jadi target kemarin dengan ditetapkan 21 April 2025,” kata Didyk yang dikutip pada Senin (21/4/2025).

    Beberapa tahun lalu, batasan maksimal penghasilan per bulan untuk lajang adalah Rp 7 juta dan yang sudah berkeluarga Rp 8 juta, sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 242/KPTS/M/2020. Regulasi ini juga menyesuaikan standar desil 8 penghasilan masyarakat di setiap provinsi.

    (wia)

  • MA Gagalkan Rencana Trump, Begini Potret Situasi Perbatasan AS

    MA Gagalkan Rencana Trump, Begini Potret Situasi Perbatasan AS

    FOTO Internasional

    MA Gagalkan Rencana Trump, Begini Potret Situasi Perbatasan AS

    News

    3 jam yang lalu

  • Video: Cerita Uskup Agung Jakarta Soal Kesederhanaan Paus Fransiskus

    Video: Cerita Uskup Agung Jakarta Soal Kesederhanaan Paus Fransiskus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kardinal Ignatius juga berbagi cerita tentang sosok Paus Fransiskus yang dikenal amat sederhana. Ia mengaku mengalami banyak momen bersama paus fransiskus yang menunjukkan kesederhanaannya.

    Selengkapnya saksikan di Program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (21/04/2025).

  • Video: Uskup Agung Jakarta Sempat Tidak Percaya Paus Fransiskus Wafat

    Video: Uskup Agung Jakarta Sempat Tidak Percaya Paus Fransiskus Wafat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo mengaku sempat tidak percaya atas kematian Paus Fransiskus. Pasalnya, Paus masih menampakkan diri kepada umat di Basilika Santo Petrus pada Misa Paskah sehari sebelumnya.

    Selengkapnya saksikan di Program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (21/04/2025).

  • Video: AS Sebut QRIS & GPN Hambat Perdagangan, BI Buka Suara!

    Video: AS Sebut QRIS & GPN Hambat Perdagangan, BI Buka Suara!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penerapan sistem pembayaran domestik indonesia seperti Quick Response Indonesian Standard atau QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional atau GPN memperoleh sorotan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi tarif resiprokal dengan RI.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Senin, 21/04/2025) berikut ini.

  • Israel Akui Ada Kegagalan Profesional Saat Bunuh 15 Tenaga Medis Gaza

    Israel Akui Ada Kegagalan Profesional Saat Bunuh 15 Tenaga Medis Gaza

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah gelombang kecaman global dan desakan internasional untuk dilakukan penyelidikan kejahatan perang, militer Israel akhirnya mengakui terjadinya sejumlah “kegagalan profesional” serta pelanggaran perintah dalam insiden tragis yang menewaskan 15 petugas penyelamat di Gaza selatan pada 23 Maret lalu.

    Dalam pernyataan resmi yang dirilis Minggu (20/4/2025), militer Israel menyatakan bahwa penyelidikan internal menemukan bahwa peristiwa tersebut melibatkan “kesalahan operasional”, pelanggaran prosedur, dan kegagalan dalam pelaporan.

    “Investigasi telah mengidentifikasi beberapa kegagalan profesional, pelanggaran perintah, dan kegagalan untuk melaporkan insiden secara penuh,” kata militer Israel, dilansir The Guardian.

    Sebagai akibat dari temuan tersebut, wakil komandan Brigade Golani IDF yang memimpin operasi saat itu akan diberhentikan dari jabatannya karena dinilai bertanggung jawab di lapangan serta memberikan laporan yang “tidak lengkap dan tidak akurat” selama pengarahan.

    Sementara itu, seorang komandan lain yang unitnya juga beroperasi di Rafah, tempat kejadian berlangsung, akan dikenakan sanksi disipliner karena tanggung jawab keseluruhan atas insiden tersebut.

    Namun, meskipun mengakui kesalahan, militer Israel tidak merekomendasikan adanya tindakan pidana terhadap unit-unit yang terlibat. Mereka juga menyatakan tidak ditemukan pelanggaran terhadap kode etik militer IDF. Hasil penyelidikan tersebut kini telah diserahkan kepada Jaksa Militer Israel.

    Pernyataan ini memicu respons tajam, termasuk dari Menteri Keamanan Nasional Israel yang beraliran sayap kanan ekstrem, Itamar Ben-Gvir, yang menyebut keputusan untuk memecat wakil komandan sebagai “kesalahan besar”.

    Kuburan Massal

    Insiden ini menewaskan delapan paramedis Bulan Sabit Merah Palestina, enam petugas pertahanan sipil, dan satu staf PBB saat mereka tengah menjalankan misi penyelamatan di Gaza selatan.

    Jenazah mereka baru ditemukan beberapa hari kemudian dalam kuburan massal berpasir, bersama kendaraan mereka yang hancur. Seorang pejabat PBB mengatakan bahwa para korban “dibunuh satu per satu”.

    Awalnya, Israel mengeklaim bahwa kendaraan medis tersebut tidak menyalakan sinyal darurat saat terjadi penembakan. Namun, klaim itu terbantahkan setelah ditemukan rekaman video dari ponsel salah satu korban yang menunjukkan adanya lampu darurat menyala saat penembakan terjadi.

    Penyelidikan militer menemukan bahwa kejadian tersebut merupakan “kesalahpahaman operasional” akibat penglihatan malam yang buruk, yang menyebabkan komandan batalion menduga bahwa ambulans yang ada adalah milik kelompok Hamas.

    Namun, video dari lokasi menunjukkan bahwa ambulans jelas terlihat dengan lampu darurat menyala.

    “Kami mengatakan ini adalah kesalahan, namun bukan kesalahan yang terjadi setiap hari,” ujar Mayor Jenderal Yoav Har-Even, ketua tim investigasi militer.

    Selain itu, laporan militer juga menyatakan bahwa penembakan terhadap kendaraan PBB yang melintas 15 menit kemudian juga merupakan pelanggaran perintah langsung.

    Kecaman Internasional

    Bulan Sabit Merah Palestina secara tegas menolak hasil penyelidikan militer Israel.

    “Laporan itu penuh kebohongan. Tidak sah dan tidak dapat diterima karena mencoba membenarkan pembunuhan dan mengalihkan tanggung jawab kepada kesalahan pribadi komando lapangan, padahal kenyataannya sangat berbeda,” tegas Nebal Farsakh, juru bicara Bulan Sabit Merah kepada AFP.

    Para pengacara hak asasi manusia juga mengkritik keras proses penyelidikan, menyebutnya tidak independen karena dilakukan oleh militer Israel sendiri.

    “Tidak ada yang objektif atau netral dari penyelidikan ini. Kasus ini seharusnya langsung masuk ke penyidikan pidana. Tapi yang terjadi justru militer menyelidiki dirinya sendiri, dan lagi-lagi bukti pelanggaran hukum internasional serta kejahatan perang disapu di bawah karpet,” ujar Sawsan Zaher, pengacara HAM Palestina yang berbasis di Israel.

    Laporan tersebut juga menyatakan bahwa enam dari 15 korban adalah militan Hamas, meskipun tidak disertai bukti lebih lanjut. Klaim semacam ini sebelumnya juga kerap dibantah oleh Bulan Sabit Merah.

    Seorang pejabat forensik di Gaza, Ahmed Dhair, yang melakukan otopsi terhadap para korban, mengungkapkan bahwa para korban tewas akibat tembakan di kepala dan dada, serta luka-luka yang disebabkan oleh bahan peledak, termasuk dugaan peluru peledak.

    Namun, ia mengatakan tidak menemukan tanda-tanda korban diikat, sebagaimana dugaan dari sejumlah saksi dan keluarga korban.

    Organisasi HAM Israel, Yesh Din, menyebut insiden ini sebagai contoh lain dari impunitas hampir total yang diberikan kepada tentara dalam operasi di Gaza.

    “Ini contoh lain dari impunitas hampir total bagi tentara atas insiden di Gaza. Dalam kasus ini, mereka cepat bertindak karena menghadapi tekanan internasional. Tapi dengan hanya memberikan sanksi ringan pada satu komandan, mereka justru menggagalkan peluang untuk penyidikan pidana yang lebih luas,” ujar Ziv Stahl, Direktur Eksekutif Yesh Din.

    Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant sedang dalam proses penyelidikan atas dugaan kejahatan perang.

    Meski begitu, Israel yang bukan anggota ICC selalu menyatakan bahwa sistem hukumnya mampu menyelidiki pelanggaran militer secara internal. Netanyahu bahkan menuduh ICC bersikap antisemit.

    Sementara itu, satu dari dua paramedis yang selamat dalam insiden tersebut, Assad al-Nsasrah, dilaporkan masih ditahan oleh Israel hingga pekan lalu, menurut pernyataan Bulan Sabit Merah Palestina.

    (luc/luc)