Category: CNBCindonesia.com News

  • Warga RI Doyan Simpan Emas di Bawah Bantal, Jumlahnya Capai 1.800 Ton

    Warga RI Doyan Simpan Emas di Bawah Bantal, Jumlahnya Capai 1.800 Ton

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ada Fakta menarik bahwa masyarakat Indonesia masih senang menyimpan kekayaannya secara konvensional. McKinsey & Company bahkan mencatat, bahwa ada 1.800 ton emas yang disimpan di “bawah bantal”.

    Hal ini diungkapkan, Deputi bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Ferry Irawan, dalam acara CNBC Indonesia Economic Update 2025, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (18/6/2025).

    “Target kita di catatan McKinsey itu ada sekitar 1.800 ton dalam tanda kutip di bawah bantal ini kita harapkan masuk dalam sistem kita, melalui bank Bullion, yang kita harapkan bisa kita putar ke ekonomi kita,” kata Ferry, saat memberikan sambutan.

    Ferry mengatakan bahwa diharapkan emas yang dimiliki masyarakat itu bisa masuk dalam ekosistem bank bullion. Supaya bisa juga turut serta berperan dalam ekonomi Indonesia.

    Ferry juga mengatakan setidaknya sampai saat ini kegiatan simpan emas di perbankan atau bullion bank di Indonesia saat ini terus berkembang. Setidaknya sampai 31 Mei sudah ada 20 ton emas yang masuk dalam ekosistem.

    Ferry menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tengah mendorong hilirisasi mineral untuk memutar roda ekonomi Indonesia. Ia mencontohkan seperti hasil emas yang dihasilkan oleh Freeport yang biasa diekspor, diharapkan bisa dimanfaatkan di dalam negeri dengan adanya bullion bank.

    “Jadi dari para produsen emas domestik ini kita harapkan bisa masuk ke bank bullion, ini kita harapkan bisa berputar di ekonomi kita. Realisasinya per 31 Mei itu. OJK sudah beri layanan kepada Pegadaian dan BSI. Sampai 31 Mei ada sekitar 20 ton emas yang masuk sistem ekonomi kita, yang diharapkan bisa berputar, apakah bentuknya pinjaman, trading, dan seterusnya” kata Ferry.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Daya Saing RI Merosot 13 Peringkat, Malaysia Malah Melesat

    Daya Saing RI Merosot 13 Peringkat, Malaysia Malah Melesat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Institute of Management Development (IMD) kembali merilis peringkat daya saing negara-negara di dunia dalam World Competitiveness Ranking (WCR) 2025. Hasilnya, untuk daya saing Indonesia turun 13 peringkat menjadi peringkat 40 dari total 69 negara dunia yang masuk pemeringkatan.

    Direktur World Competitive Center (WCC) IMD Arturo Bris menjelaskan, peringkat daya saing Indonesia yang turun itu beriringan dengan sejumlah negara ASEAN lain, meski masih ada yang naik seperti Malaysia. Penyebab penurunan ialah efek perang tarif dagang yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.

    “Pasca pandemi, Indonesia merupakan salah satu negara dengan performa daya saing terbaik dalam peringkat WCR yang naik 11 peringkat. Kenaikan peringkat daya saing ini didongkrak dari nilai ekspor migas dan komoditi. Namun, saat ini peringkat daya saing Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara anjlok imbas dari perang tarif yang ditujukan ke kawasan ini,” kata Arturo dikutip dari siaran pers, Kamis (19/6/2025).

    Negara lain yang juga turun 13 peringkat seperti Indonesia ialah Turki. IMD mencatat Turki dan Indonesia merupakan dua negara yang mengalami penurunan peringkat terburuk di banding negara-negara lain dalam WCR 2025.

    “Untuk Turki, kemerosotan peringkat daya saing negara itu imbas buruknya kondisi ekonomi negara itu, khususnya terkait krisis mata uang,” ucap Arturo.

    Selain itu, tiga dari lima negara Asia Tenggara yang diukur dalam survei pun turun peringkat; Thailand turun 5 peringkat dan Singapura turun satu peringkat. Namun di sisi lain, posisi Malaysia berhasil meroket 11 peringkat dan Filipina naik satu peringkat. Kenaikan peringkat kedua negara ini didorong oleh kebijakan industri dan investasi digital yang strategis.

    Berikut peringkat lima besar negara dengan daya saing terbaik di kawasan Asia Tenggara dibanding tahun lalu:

    1. Singapura peringkat 2 turun 1 peringkat

    2. Malaysia peringkat 23 naik 11 peringkat

    3. Thailand peringkat 30, turun 5 peringkat

    4. Indonesia peringkat 40, turun 13 peringkat

    5. Filipina peringkat 51, naik 1 peringkat

    Riset WCR 2025, mengukur tingkat daya saing 69 negara dunia menggunakan data keras dan hasil survei. WCC memperhitungkan 262 informasi berupa 170 data eksternal dan 92 respons survei terhadap 6.162 responden eksekutif di tiap negara.

    Berdasarkan survei, 66,1% eksekutif Indonesia menganggap kurangnya peluang ekonomi menjadi pendorong polarisasi. Artinya, masalah ekonomi mendasar seperti infrastruktur yang tidak memadai, lembaga yang lemah, dan keterbatasan talenta SDM (sumber daya manusia) mesti mendapat porsi perhatian yang besar.

    Pembangunan yang dilakukan negara dianggap tidak inklusif membuat ketimpangan struktural, angka pengangguran yang tinggi, dan pembangunan yang tidak merata. Minimnya penciptaan lapangan kerja baru ini membuat warga frustasi karena mempersulit mereka untuk “naik kelas”.

    (arj/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: BI Tahan Suku Bunga – Trump Pamer Hp Murah

    Video: BI Tahan Suku Bunga – Trump Pamer Hp Murah

    Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan di level 5,50% pada Juni 2025. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas inflasi nilai tukar rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengejutkan dunia dengan meluncurkan smartphone baru bernama T1 Phone, yang diklaim buatan Amerika Serikat.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Rabu (18/06/2025).

  • Video: Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus-Bank Dunia Guyur Rp 34,7 T

    Video: Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus-Bank Dunia Guyur Rp 34,7 T

    Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, NTT meletus pada Selasa sore kemarin disertai dengan awan panas ke segala arah. Letusan dahsyat ini menyemburkan abu vulkanik setinggi 10 Km di atas puncak.

    Sementara itu, Bank Dunia menyetujui dua investasi besar senilai total 2,13 Miliar US Dollar atau sekitar Rp 34,7 Triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menciptakan lapangan kerja serta memperluas akses energi bersih di Indonesia.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Rabu (18/06/2025).

  • Israel Tak Bisa Menang di Iran Tanpa Bantuan AS, Ini Buktinya

    Israel Tak Bisa Menang di Iran Tanpa Bantuan AS, Ini Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kendali Israel atas wilayah udara Iran membuka jalan bagi serangan udara yang semakin meluas terhadap target-target strategis di Republik Islam itu. Namun, para analis meyakini pasukan Tel Aviv akan kesulitan untuk menghancurkan fasilitas nuklir terdalam Iran tanpa campur tangan langsung militer Amerika Serikat.

    Sejak kampanye serangan dimulai Jumat lalu, jet-jet tempur Israel telah menyasar fasilitas nuklir, gudang peluru kendali, para ilmuwan, dan jenderal-jenderal senior Iran. Militer Israel bahkan menyatakan telah mencapai dominasi udara atas Iran, sebuah langkah besar yang digambarkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai “pengubah permainan”.

    “Kontrol udara atas Iran adalah perubahan besar dalam permainan,” kata Netanyahu, dilansir dari Reuters, Rabu (18/6/2025).

    Penasehat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi menambahkan bahwa para pilot Israel kini dapat “menyerang jauh lebih banyak target di Tehran” berkat hancurnya “puluhan dan puluhan” sistem pertahanan udara Iran.

    Militer Israel menyamakan kendali udaranya atas Iran dengan kontrol udara yang telah lama mereka miliki atas wilayah-wilayah konflik yang dihuni kelompok sekutu Iran, seperti Gaza dan Lebanon. Dalam perang sebelumnya, Israel dapat menyerang kapan saja di dua wilayah itu.

    Sumber intelijen regional menyebut keberhasilan Israel menembus ibu kota Iran sebagai sesuatu yang “benar-benar mengejutkan”, dengan jaringan agen rahasia yang telah dibangun dan serangan yang sangat terarah terhadap tokoh-tokoh penting, mirip dengan pola serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon pada 2024, yang menewaskan pemimpin kelompok itu, Hassan Nasrallah.

    Meski Iran mengeklaim telah menembak jatuh beberapa pesawat tempur Israel, pihak Israel menyangkalnya. Israel menyatakan tidak ada pesawat atau awaknya yang terluka dalam misi-misi udara, yang menempuh jarak pulang-pergi lebih dari 3.000 kilometer.

    Seorang sumber pertahanan Barat mengatakan, jet-jet tempur Israel telah mengisi bahan bakar di wilayah udara Suriah, negara yang dulu merupakan benteng pengaruh Iran hingga Presiden Bashar al-Assad terguling pada Desember lalu. Kini, Israel dikabarkan beroperasi di Suriah dengan “kebebasan hampir total”.

    Israel juga menerbitkan peringatan evakuasi untuk area tertentu di Tehran pada Senin, menyatakan rencana untuk menyerang “infrastruktur militer rezim Iran” di ibu kota.

    Sejumlah media Israel juga melaporkan bahwa pengiriman besar-besaran bom dari Amerika Serikat tiba pada April, termasuk bom penghancur bunker. Serangan-serangan awal pekan lalu diyakini telah difasilitasi oleh pasukan khusus Mossad di darat yang menghancurkan sistem anti-pesawat Iran.

    Justin Bronk dari lembaga riset RUSI di London mengatakan, Iran memiliki “sedikit solusi teknis” untuk menghadapi kombinasi jet siluman F-35 Israel yang mampu melakukan peperangan elektronik terhadap sistem anti-pesawat, ditambah dengan F-16 dan F-15 yang membawa rudal balistik presisi.

    Sementara itu, Barin Kayaoglu, analis pertahanan asal Turki, menyebut bahwa meskipun Israel memang unggul secara militer, kecepatan dan efektivitas serangan udara kali ini telah mengejutkan banyak pihak. “Militer Iran seperti tertidur di kemudi,” katanya.

    Namun, ia mengingatkan bahwa mempertahankan ritme serangan akan menjadi tantangan tersendiri bagi Israel karena stok amunisi dan perawatan pesawat.

    Bom Fasilitas Nuklir

    Dua gedung yang menjadi lokasi produksi komponen sentrifus untuk program nuklir Iran telah hancur di Karaj, tepat di luar ibu kota Teheran, kata Badan Tenaga Atom Internasional, Rabu (18/6/2025). Pengumuman badan PBB itu muncul beberapa jam setelah militer Israel mengatakan telah melancarkan serangkaian serangan udara di Teheran dan sekitarnya.

    “IAEA memiliki informasi bahwa dua fasilitas produksi sentrifus di Iran, bengkel TESA Karaj dan Pusat Penelitian Teheran, terkena serangan,” kata IAEA dalam sebuah unggahan di X.

    “Kedua lokasi itu sebelumnya berada di bawah pemantauan dan verifikasi IAEA sebagai bagian dari JCPOA,” tambahnya, merujuk pada kesepakatan tahun 2015 tentang program nuklir Iran.

    Dalam serangan lain di sebuah lokasi di Teheran, “satu gedung terkena serangan di mana rotor sentrifus canggih diproduksi dan diuji”, badan itu menambahkan dalam sebuah posting di X.

    Bantuan AS

    Kendati kerusakan yang ditimbulkan signifikan, sebelumnya Israel secara terbuka mengakui bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya melumpuhkan program nuklir Iran. Satu-satunya fasilitas nuklir Iran yang paling terlindungi, seperti Fordow yang dibangun di bawah gunung di selatan Tehran, belum menjadi target serangan.

    Seorang mantan pejabat keamanan senior Israel menyatakan kepada Reuters bahwa hanya Amerika Serikat yang memiliki kemampuan militer, terutama melalui bom penghancur bunker kelas berat dan pesawat pengebom strategis, untuk menghantam fasilitas semacam Fordow.

    Namun demikian, pejabat itu mengatakan Israel telah cukup merusak program nuklir Iran.

    “Jika setelah konflik berakhir Iran masih memiliki sedikit kemampuan pengayaan uranium, tapi tidak memiliki orang dan fasilitas untuk membuatnya berbahaya, maka itu sudah merupakan pencapaian besar,” katanya, tanpa ingin disebut namanya karena isu yang sensitif.

    Andreas Krieg dari King’s College London menyebut bahwa Israel telah mencapai banyak kesuksesan taktis dan operasional, namun keberhasilan strategis memerlukan lebih dari sekadar kekuatan udara.

    Bahkan jika AS terlibat, katanya, bom bunker terbesar sekalipun bisa kesulitan menembus fasilitas terdalam Iran. “Mungkin dibutuhkan operasi pasukan khusus di darat,” ujarnya.

    Meski begitu, Krieg menegaskan, “Israel kini bisa bertindak tanpa halangan, sebagaimana mereka lakukan di Lebanon.”

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Potret Rudal Iran Hantam Israel Bertubi-tubi, Warga Panik & Berlindung

    Potret Rudal Iran Hantam Israel Bertubi-tubi, Warga Panik & Berlindung

    Korban jiwa terus bertambah dari kedua belah pihak. Iran melaporkan 224 warga tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Di sisi lain, Israel menyebut 24 warga sipil tewas akibat serangan Iran, dan hampir 3.000 orang dievakuasi karena kerusakan yang ditimbulkan. (REUTERS/Ronen Zvulun)

  • Video: Agus Gumiwang Apresiasi Munaslub HKI

    Video: Agus Gumiwang Apresiasi Munaslub HKI

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Hilirisasi Batu Bara Tak Semulus Nikel, ESDM Ungkap Alasannya

    Hilirisasi Batu Bara Tak Semulus Nikel, ESDM Ungkap Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka-bukaan alasan kenapa hilirisasi batu bara atau gasifikasi batu bara tak semuluh hilirisasi nikel. Hal ini karena pemerintah masih mengkaji beberapa hal nya, termasuk keekonomian.

    Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Surya Herjuna menegaskan, bahwa sejatinya untuk hilirisasi nikel pemerintah sudah memiliki peta jalan atau road map dari hulu hingga hilirnya.

    Sementara untuk hilirisasi batu bara memiliki tantangan tersendiri. Seperti misalnya keekonomian. “Hilirisasi batubara selalu kita sampaikan keekonomian, dikaji memang dari hulu ke hilir,” ungkapnya dalam Economic Update 2025, CNBC Indonesia, Rabu (18/6/2025).

    Nah, untuk menggairahkan pembangunan hilirisasi batu bara di Indonesia, pemerintah menyiapkan beberrapa insentif. Diantaranya terkait royalti 0%, serta harga khusus.

    “Agar dari hulu ke hilir bisa jalan. Memang terkait royalti kita godok, ada masukan-masukan yang harus diolah, masih dikaji, akan kita undang pengusaha, akan sosialisasikan,” tandasnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Ketum HKI Tuntut Ada Perpres Kawasan Industri!

    Video: Ketum HKI Tuntut Ada Perpres Kawasan Industri!

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Aksi Israel Jadi Bumerang, Iran Bisa Kian Cepat Punya Senjata Nuklir

    Aksi Israel Jadi Bumerang, Iran Bisa Kian Cepat Punya Senjata Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan Israel ke Iran yang berhasil menewaskan ilmuwan dan menghantam fasilitas nuklir kunci, bukannya menghentikan, justru berisiko mempercepat ambisi Tehran memiliki senjata nuklir. Para analis memperingatkan bahwa aksi militer ini bisa menjadi bumerang, terutama jika tidak diikuti dengan solusi diplomatik jangka panjang.

    “Serangan ini hanya menunda kemampuan Iran untuk ‘break out’ selama beberapa bulan,” ujar seorang pejabat militer Israel yang enggan disebutkan namanya.

    Pernyataan ini diperkuat oleh laporan intelijen AS yang meyakini bahwa Iran masih membutuhkan waktu tiga tahun untuk benar-benar dapat meluncurkan senjata nuklir, seperti dilaporkan CNN International.

    Ironisnya, tindakan militer Israel dinilai bisa memicu efek sebaliknya. Alih-alih menghentikan proliferasi nuklir, Iran bisa jadi semakin terdorong untuk mengejar senjata nuklir sebagai langkah perlindungan.

    “Jika perang ini berakhir tanpa penghancuran total program nuklir atau kesepakatan yang ketat, Iran kemungkinan akan mempercepat usahanya,” ujar Sima Shine, mantan kepala divisi penelitian di badan intelijen Israel, Mossad, seperti dikutip The Guardian, Rabu (18/6/2025).

    Shine mengaku belum pernah melihat perbincangan publik di Iran tentang kemampuan militer nuklir sebanyak dalam satu setengah tahun terakhir. “Keputusan Iran untuk menahan diri bisa berubah kapan saja,” katanya.

    Seorang pejabat militer Barat dengan pengalaman di kawasan itu turut menyuarakan kekhawatiran serupa. “Jika mereka (Iran) masih memiliki kapasitas setelah serangan ini, mereka mungkin akan bergerak secepat mungkin untuk mendapatkan senjata nuklir,” ujarnya.

    Fasilitas Fordow di dekat Qom disebut sebagai tantangan utama karena terletak jauh di bawah pegunungan dan hanya dapat dihancurkan dengan bom bunker milik Amerika Serikat (AS). Israel sendiri tak memiliki senjata sekuat itu.

    Dalam euforia usai serangan awal, Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengingatkan bahwa militer tidak dapat menghancurkan program nuklir Iran sendirian. “Itu tidak bisa dicapai lewat kekuatan militer saja. Kami hanya bisa menciptakan kondisi untuk kesepakatan jangka panjang yang dipimpin AS,” katanya.

    Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampaknya lebih memilih opsi militer ketimbang diplomasi. Dalam wawancara dengan ABC, ia menyindir sikap pasif Washington, “Saya tidak mengerti Amerika yang sudah mati.” Netanyahu juga secara terbuka menginginkan perubahan rezim di Tehran.

    Meski demikian, setiap rudal yang menghantam wilayah sipil Iran justru memperlemah narasi moral Israel, menurut Vali Nasr, profesor hubungan internasional di Universitas Johns Hopkins.

    “Israel menunjukkan keinginan untuk membunuh sesuka hati, terutama warga sipil,” katanya, menambahkan bahwa toleransi Barat terhadap taktik brutal Israel telah mengikis kepercayaan pada tatanan liberal internasional.

    David Albright, presiden Institute for Science and International Security, memperingatkan bahwa strategi militer tanpa solusi diplomatik jangka panjang hanya akan menciptakan siklus kehancuran yang berulang. “Jika Israel berhenti mengebom, Iran bisa membangun kembali. Dan mereka harus mengebom lagi,” ujarnya.

    Sementara itu, analis militer Alex Grinberg menyebut bahwa Israel mungkin memiliki alternatif lain untuk melumpuhkan Fordow, seperti operasi khusus dengan pasukan elit. “Israel mungkin bisa menerbangkan tim menggunakan C-130 untuk menyerbu fasilitas bawah tanah,” katanya.

    Namun, banyak pihak menilai bahwa hanya melalui kesepakatan diplomatik ketat dengan mekanisme inspeksi yang kuat, ambisi nuklir Iran bisa benar-benar ditekan.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]