Category: CNBCindonesia.com News

  • Bukan Menteng & Pondok Indah, Harga Tanah di DKI Ini Rekor Termahal

    Bukan Menteng & Pondok Indah, Harga Tanah di DKI Ini Rekor Termahal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga tanah di DKI Jakarta khususnya kawasan perkotaan dan bisnis terus mengalami kenaikan. Bahkan saat ini, ada tanah yang harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah per meter persegi. 

    Nilai tanah di wilayah pusat kota Jakarta mencapai ratusan juta khususnya di wilayah bisnis atau Central Business District (CBD). Namun, ternyata wilayah yang terkenal seperti Menteng bukan menjadi yang termahal di Jakarta. Sedangkan kawasan perumahan mewah Pondok Indah harga tanah di sana masih di bawahnya.

    “Menteng karena masih dekat kawasan bisnis Rp 70-100 juta per meter persegi, Pondok Indah lebih murah di Rp 40-60 juta per meter persegi,” ujar Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia Martin Hutapea di Media Briefing Leads Property, dikutip Sabtu (20/6/2025).

    Foto: Kawasan SCBD. (Dok. scbd.com)
    Kawasan SCBD. (Dok. scbd.com)

    Sedangkan nilai tanah di sekitar kawasan CBD juga tinggi, nilainya mencapai ratusan juta, misalnya di daerah Sudirman.

    “Sudirman Rp 180-200 juta per meter persegi,” ujar Martin.

    Semakin mengarah ke pusat kota maka nilainya bakal semakin mahal. Nilai tanah tertinggi di Jakarta saat ini pun berada di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD).

    “Paling mahal ya di SCBD nilainya sekitar Rp 200-300 juta per meter persegi, itu nilai ya artinya perkiraan, setelah transaksi bisa berubah,” sebut Martin.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Batu Bara China Diam-Diam Banjiri RI, Banyak Dikirim ke Daerah Ini

    Batu Bara China Diam-Diam Banjiri RI, Banyak Dikirim ke Daerah Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dikenal sebagai pengekspor batu bara terbesar ke China. Lantas apa jadinya kalau China yang sekarang gantian, mengekspor batu bara produksinya ke China?

    Jangan kaget, ternyata hal itu adalah faktanya. Dikutip dari Reuters, China telah mengirimkan sedikitnya tiga kargo batubara kokas ke pengolah bahan baku di Sulawesi, Indonesia pada Mei 2025.

    Ini adalah langkah yang jarang terjadi karena China biasanya adalah pengimpor utama, bukan pengekspor, bahan bakar pembuat baja ini.

    Seperti diketahui, batu bara kokas merupakan salah satu bahan bakar utama dalam industri baja. Hal ini berbeda dengan batu bara thermal yang dipakai sebagai bahan bakar pembangkit umum.

    Pengiriman tersebut, diperkirakan dijual oleh perusahaan milik negara China Shanxi Coking Coal Group. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk menilai apakah batubara kokas China dapat bersaing secara ekonomi di pasar luar negeri melawan pemasok tradisional seperti Australia, Rusia, dan Mongolia, kata sumber tersebut.

    Foto: ist
    eskcavator dan batu bara

    Batu bara itu dikirimkan ke:

    China Risun Group, untuk digunakan di pabrik pengolahan kokas mereka di Sulawesi;
    Hong Kong Jinteng Development Ltd, yang kemudian mengekspor batubara itu ke Indonesia;
    Dan ke sebuah fasilitas milik Dexin Steel di Indonesia.

    Pengiriman ini adalah ketiga kalinya sejak awal 2024. Langkah ini tidak biasa mengingat China adalah importir batu bara terbesar dan bukan pengekspor.

    Harga batubara kokas China umumnya tidak kompetitif dibandingkan dengan produk dari Australia, Rusia, dan Mongolia, Namun, permintaan yang meningkat di Asia Tenggara, terutama di Sulawesi yang menjadi pusat pemrosesan kokas dan baja, telah membuka celah bagi penjualan batubara kokas China.

    “Ini lebih seperti uji pasar daripada tren baru. Biayanya masih lebih tinggi dibandingkan pemasok utama lainnya.” kata seorang pedagang internasional, dikutip dari Reuters.

    Sumber perdagangan lainnya menyebutkan bahwa produksi baja yang melambat di China telah menyebabkan kelebihan pasokan batubara kokas, sehingga membuka kemungkinan ekspor, meski untuk volume kecil.

    Di Indonesia, kapasitas pabrik pengolahan kokas di Sulawesi belum sepenuhnya dimanfaatkan, hanya beroperasi di sekitar 60-70%, sebagian karena pembatasan impor dari India, menurut seorang sumber industri di wilayah tersebut.

    Langkah China ini menggarisbawahi bagaimana dinamika perdagangan batubara kokas global mulai bergeser, meskipun pasar percaya bahwa ekspor batubara kokas dari China ke Indonesia kemungkinan akan tetap terbatas dalam waktu dekat karena faktor biaya dan kualitas.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ekspor Magnet Tanah Jarang China Anjlok 70%, Terendah Sejak 2015

    Ekspor Magnet Tanah Jarang China Anjlok 70%, Terendah Sejak 2015

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ekspor magnet tanah jarang China terus menurun pada bulan Mei. Ini ditunjukkan oleh data resmi Jumat (20/6/2025).

    Hal ini mencerminkan pembatasan yang diberlakukan oleh Beijing selama perang dagangnya dengan Amerika Serikat (AS). China adalah produsen tanah jarang terkemuka di dunia, yang digunakan untuk membuat magnet yang penting bagi industri otomotif, elektronik, dan pertahanan.

    Sejak April, China telah mengharuskan pedagang untuk mendapatkan lisensi sebelum mereka mengekspor bahan-bahan strategis. Ini merupakan sebuah langkah yang dipandang sebagai pembalasan atas pembatasan AS terhadap impor barang-barang China.

    Banyak produsen, khususnya di sektor otomotif, telah menyesalkan apa yang mereka lihat sebagai penerbitan lisensi yang sporadis. Sementara data bea cukai China mengungkapkan pada hari Jumat bahwa ekspor magnet tanah jarang negara itu anjlok hingga 70% tahun-ke-tahun (yoy) menyusul perlambatan awal yang diamati pada bulan April.

    “Ekspor turun di bawah angka US$60 juta, mencapai level terendah sejak 2015 tidak termasuk pandemi Covid-19,” tulis AFP.

    Sebenarnya setelah pembicaraan antara China dan AS di London bulan ini, Beijing mengatakan telah mengeluarkan “sejumlah tertentu” lisensi ekspor untuk tanah jarang. Presiden AS Donald Trump mengatakan minggu lalu di platform Truth Social-nya bahwa “tanah jarang yang diperlukan… akan dipasok, di muka, oleh China”.

    China juga mengatakan akan meluncurkan “saluran hijau” untuk memfasilitasi ekspor tanah jarang ke Uni Eropa (UE). Namun ekspor magnet tanah jarang ke UE pada bulan Mei anjlok hingga 81% tahun-ke-tahun, menurut angka bea cukai.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bos Inalum Beberkan Strategi Tekan Efek Tarif Trump, Ini Caranya

    Bos Inalum Beberkan Strategi Tekan Efek Tarif Trump, Ini Caranya

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membeberkan strategi perusahaan agar aluminium Indonesia tetap eksis di kancah global. Meskipun, saat ini Amerika Serikat (AS) memberlakukan tarif tinggi, termasuk pada produk aluminium yang masuk ke negara tersebut.

    Direktur Utama Inalum Melati Sarnita mengungkapkan bahwa pihaknya terus menggunakan sumber energi bersih seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk memproduksikan aluminium.

    Penggunaan energi bersih tersebut membuat perusahaan bisa menghasilkan produk ‘green aluminium’ yang memiliki nilai jual tinggi dan bisa bersaing dengan pemasok aluminium lainnya.

    “Makanya, harapan kita, identitas kita sebagai green aluminium, itu kita bisa pakai, kita perkuat, sehingga kan orang-orang pakai barang kita, itu, ada efek lain. Dia bisa masuk ke green-green industry. Misalnya, kayak mobil listrik BMW atau Mercedes, maunya, kan, barangnya produk green. Kayak gitu-gitu, kan, dia bisa masuk,” jelas Melati saat ditemui di sela acara Economic Update CNBC Indonesia di Jakarta, dikutip Jumat (20/6/2025).

    Dengan dikenakannya kenaikan tarif impor aluminium menjadi 50% sejak awal Juni 2025 dari sebelumnya 25%, maka menurutnya ini justru akan membebani konsumen aluminium di AS itu sendiri. Pasalnya, produsen aluminium akan membebankan kenaikan tarif impor pada harga jual ke konsumen.

    Bila harga impor aluminium ini semakin tinggi, maka dia tak menampik dikhawatirkan ini akan terjadi pengalihan sumber pasokan aluminium AS.

    “Kalau, kan, ada banyak pemain, itu, yang memang pasar major-nya di Amerika. Kalau affordability-nya turun, kayak tadi, otomatis pasar mereka hilang, kan. Pasti dia nyari pasar pengganti. Nah, pasti dia nyari pasar-pasar lain, yang mungkin pasar kita, atau pasar yang lain,” jelasnya.

    Namun, menurutnya pihaknya tetap optimistis produk yang dihasilkan Inalum tetap bisa bersaing di pasar AS.

    “Jadi, kan, itu spesifik. Yang lain belum tentu dia bisa. Gak semua, I think only like 20% of the player yang actually pakai hydro, kan. Gak semuanya,” tandasnya.

    Tarif Impor Aluminium AS

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menghantam perdagangan. Dalam pidato populis di hadapan buruh pabrik baja AS, Trump mengumumkan bahwa tarif impor baja dan aluminium akan digandakan.

    Tak tanggung-tanggung, tarif impor baja dan aluminium akan naik menjadi 50% dari sebelumnya 25%. Kebijakan ini berlaku 4 Juni 2025.

    “Kita naikkan tarif baja dari 25% menjadi 50%,” seru Trump lantang di fasilitas US Steel, Pennsylvania, negara bagian yang menjadi kunci kemenangannya di Pilpres 2024, dikutip AFP, Senin (2/6/2025).

    “Tak ada yang bisa menghindar dari ini!,” tegasnya.

    Tak lama setelah pidato tersebut, Trump pun mempertegas lewat unggahan di Truth Social. Ia mengatakan kebijakan serupa juga akan berlaku untuk aluminium.

    PLTA Milik Inalum

    Inalum sudah berdiri sejak Januari 1976 dan sudah melakukan banyak terobosan untuk pembangunan ekonomi Indonesia serta masyarakat.

    Salah satu terobosan besar yang dilakukan perusahaan adalah membangun industri aluminium dengan fondasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara.

    Perusahaan memanfaatkan kekuatan Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Sumatera Utara sebagai sumber energi yang tak hanya murah tetapi juga berkelanjutan. Sebanyak 95% produksi aluminium di Inalum menggunakan renewable energi yang bersumber dari PLTA.

    PLTA sudah beroperasi sejak 1981 atau lebih dari 43 tahun lalu.

    Sebagai catatan, dibutuhkan 14.000- 14.300 kWh untuk memproduksi satu ton aluminium. Dengan sumber listrik yang lebih murah maka ongkos produksi juga bisa ditekan.

    Inalum sendiri kini memiliki tiga unit bendungan yakni Bendungan Pengatur, Bendungan Sigura Gura dan Bendungan Tangga serta dua PLTA yakni PLTA Sigura Gura dan PLTA Tangga. Kedua PLTA tersebut berkapasitas 603 Mega-watt (MW).

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Kaya Tambang Tapi Minim Manfaat, Otonomi Daerah Dipertanyakan

    Video: Kaya Tambang Tapi Minim Manfaat, Otonomi Daerah Dipertanyakan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bupati Mimika Johannes Rettob menyuarakan keprihatinannya atas pengelolaan dana dari sektor tambang yang dinilai tidak berpihak pada daerah penghasil. Ia menyoroti bahwa meski Kabupaten Mimika menjadi lokasi tambang besar, namun manfaat ekonomi belum sepenuhnya dirasakan masyarakat setempat.

    Menurut Johannes, realisasi dana bagi hasil yang diterima daerah kerap tidak sesuai dengan perjanjian awal. Hal ini menyulitkan pemerintah daerah dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara akurat.

    Johannes juga mempertanyakan makna otonomi daerah dalam konteks ini. Dia pun berharap adanya evaluasi serius terhadap keadilan fiskal bagi daerah penghasil sumber daya alam.

    Simak dialog Shania Alatas bersama Bupati Mimika Papua Tengah Johannes Rettob di Program Nation Hub CNBC Indonesia, Jumat (20/06/2025).

  • Video: Konflik Israel-Iran Memanas, Hizbullah Angkat Suara

    Video: Konflik Israel-Iran Memanas, Hizbullah Angkat Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penguasa Lebanon, Hizbullah, memberi respons terkait situasi Israel dan Iran. Pemimpinnya Naim Qassem berkomentar setelah utusan khusus AS untuk suriah memperingatkan hizbullah agar tidak terlibat dalam perang.

    Selengkapnya dalam program Nation Hub CNBC Indonesia, Jumat (20/06/2025).

  • Bos Inalum Buka-bukaan Efek Kenaikan Tarif Impor Aluminium Trump

    Bos Inalum Buka-bukaan Efek Kenaikan Tarif Impor Aluminium Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membeberkan dampak yang terjadi pada ekspor aluminium dari Indonesia ke Amerika Serikat (AS) setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan tarif impor aluminium dua kali lipat menjadi 50% sejak awal Juni 2025.

    Direktur Utama Inalum Melati Sarnita mengakui bahwa terjadi pelambatan pada ekspor aluminium ke AS. Adapun ekspor aluminium Inalum ke AS biasanya mencapai 30 ribu ton per tahun.

    Namun, lanjutnya, bila AS mengenakan kenaikan tarif impor aluminium tersebut, maka menurutnya kenaikan tarif impor ini akan dilimpahkan kepada konsumen di AS itu sendiri. Pasalnya, perusahaan tidak akan menanggung beban kenaikan tarif impor tersebut. Pada akhirnya, konsumen aluminium di AS sendiri lah yang menanggung beban lonjakan tarif impor ini.

    “Jadi, gini, ya. Yang lama, 30 ribu (ton), itu, kan, nggak pake tarif (kenaikan tarif impor baru). Yang sekarang, itu agak melambat. Tapi, kalaupun melambat, it doesn’t mean harganya turun, kan. Yang bayar tarifnya siapa, sih, sebenarnya? Kita yang jual, apa yang beli? Yang beli kan,” jelasnya di sela acara Economic Update CNBC Indonesia di Jakarta, dikutip Jumat (20/6/2025).

    “Karena, kan, misalnya, kayak saya, saya, kan, nggak akan mau jual ke Amerika, tapi saya rugi, nggak mau, dong. Pasti saya akan keep sama. Harganya akan keep sama, kan. Secara korporasi, kita pasti, ya, terserah, harga saya segini. Ya, kalau nyampe di Amerika, yang beli di-charge, ya, dia yang bayar,” tambahnya.

    Namun demikian, Melati tidak menampik bahwa imbas dari lonjakan tarif impor ini, permintaan aluminium dari AS akan menurun.

    “Pasti berkurang. Karena, gini, barang saya, itu, kan, sebenarnya COGS-nya, dia, kan, materialnya, dia, kan. Kalau itu mahal, profitability-nya turun atau naik? Kan, ada dua cara, kan. Dia naikin harga jual. Harga jual yang nanggung siapa? Jadi, efeknya, makanya, di Amerika jadi ribut, kan. Karena mereka yang nanggung. Bukan kita yang nanggung,” paparnya.

    Melati juga mewaspadai adanya potensi peralihan sumber pasokan aluminium AS. Meskipun ada potensi itu, dia menegaskan produk aluminium yang dijual oleh pihaknya memiliki nilai jual tinggi karena diproduksi dengan sumber energi bersih dan menghasilkan ‘green aluminium’.

    “Pasti dia nyari pasar pengganti. Nah, pasti dia nyari pasar-pasar lain, yang mungkin pasar kita, atau pasar yang lain. Makanya, harapan kita, identitas kita sebagai green aluminium, itu kita bisa pakai, kita berkuat. Sehingga, kan, orang-orang pakai barang kita, itu, ada efek lain. Dia bisa masuk ke green-green industry,” imbuhnya.

    “Misalnya, kayak mobil listrik BMW atau Mercedes, maunya, kan, barangnya produk green. Kayak gitu-gitu, kan, dia bisa masuk. Jadi, kan, itu spesifik. Yang lain belum tentu dia bisa. Gak semua, I think only like 20% of the player yang actually pakai hydro, kan. Gak semuanya,” tandasnya.

    Tarif Impor Aluminium AS

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menghantam perdagangan. Dalam pidato populis di hadapan buruh pabrik baja AS, Trump mengumumkan bahwa tarif impor baja dan aluminium akan digandakan.

    Tak tanggung-tanggung, tarif impor baja dan aluminium akan naik menjadi 50% dari sebelumnya 25%. Kebijakan ini berlaku 4 Juni 2025.

    “Kita naikkan tarif baja dari 25% menjadi 50%,” seru Trump lantang di fasilitas US Steel, Pennsylvania, negara bagian yang menjadi kunci kemenangannya di Pilpres 2024, dikutip AFP, Senin (2/6/2025).

    “Tak ada yang bisa menghindar dari ini!,” tegasnya.

    Tak lama setelah pidato tersebut, Trump pun mempertegas lewat unggahan di Truth Social. Ia mengatakan kebijakan serupa juga akan berlaku untuk aluminium.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Perdagangan RI ke Eurasia Bakal Bebas Tarif!

    Video: Perdagangan RI ke Eurasia Bakal Bebas Tarif!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia dan Negara-Negara Anggota Kawasan Uni Ekonomi Eurasia resmi mengumumkan penyelesaian secara substantif perundingan kesepakatan perdagangan bebas Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement

    Selengkapnya dalam program Nation Hub CNBC Indonesia, Jumat (20/06/2025).

  • Video: RI-Rusia Kerja Sama Nuklir – Alasan Trump Tunda Blokir Tiktok

    Video: RI-Rusia Kerja Sama Nuklir – Alasan Trump Tunda Blokir Tiktok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subiantomelakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Konstantinovsky, SaintPetersburg Rusia. Dalam pertemuan itu, ada beberapa kerja sama yang disepakati antara kedua negara.

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi memperpanjang batas penegakan hukum untuk menentukan nasib Tiktok di negeri Paman Sam, pada Kamis 19 Juni waktu setempat.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Jumat (20/06/2025).

  • Video: Trump Tunda Serang Iran – Iron Dome Israel Dibobol Iran

    Video: Trump Tunda Serang Iran – Iron Dome Israel Dibobol Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak dunia mendingin setelah presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi sinyal bahwa keputusan terkait aksi militer ke Iran..

    Sementara itu, Iran berhasil mengguncang dominasi udara Israel dalam serangan balasan atas gempuran Tel Aviv pada 13 Juni lalu.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Jumat (20/06/2025).