Category: CNBCindonesia.com News

  • Sampai Mei 2025, Produsen Minyak & Gas Setor Rp 84 Triliun ke Negara

    Sampai Mei 2025, Produsen Minyak & Gas Setor Rp 84 Triliun ke Negara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, hingga Mei 2025 penerimaan negara dari hulu minyak dan gas bumi (migas) sudah mencapai US$ 5,18 miliar atau setara Rp 83,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.197 per US$).

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan bahwa realisasi penerimaan negara dari hulu migas tersebut terhitung mencapai 39,8% target yang telah ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar US$ 13,03 miliar atau setara Rp 211,04 triliun.

    “Penerimaan negara, sampai dengan Mei (2025) US$ 5,18 miliar atau 39,8% (dari target APBN),” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

    Dia menjelaskan, realisasi penerimaan negara masih di bawah target tersebut karena realisasi harga minyak yang terpantau menurun sejak awal tahun 2025.

    “Ini dikarenakan harga minyak yang turun, targetnya adalah US$ 82 (per barel), tapi realisasinya itu angkanya US$ 65-77 per barel,” paparnya.

    Dengan begitu, dia mengungkapkan proyeksi penerimaan negara dari sektor hulu migas dalam negeri hingga akhir 2025 ini juga diperkirakan tidak mencapai target yang telah ditentukan atau hanya 81% dari target APBN 2025.

    “Perkiraan akhir tahun sebesar US$ 10,8 miliar atau 81%, karena harga minyak yang di bawah APBN,” tandasnya.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Langit RI Bakal Tertutup Awan, BMKG Ingatkan Siaga Sepekan ke depan

    Langit RI Bakal Tertutup Awan, BMKG Ingatkan Siaga Sepekan ke depan

    Daftar Isi

    Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, dalam sepekan ke depan, kondisi hujan signifikan akan melanda wilayah Indonesia, khususnya di Selatan dan Timur. Demikian peringatan yang dirilis dalam Prospek Cuaca Mingguan periode tanggal 1-7 Juli 2025.

    BMKG mencatat, saat ini sudah 25% wilayah Indonesia memasuki musim kemarau. Namun, potensi hujan dengan intensitas tinggi masih harus diwaspadai di sejumlah wilayah di Indonesia.

    “Dalam sepekan ke depan, wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan dan Timur, diperkirakan mengalami pertumbuhan awan yang cukup signifikan. Terlihat dari prediksi anomali radiasi gelombang panjang atau Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang menunjukkan nilai negatif, mencerminkan langit akan lebih banyak tertutup awan, khususnya di wilayah Indonesia bagian Selatan dan Timur,” tulis BMKG dalam keterangan di situs resmi, dikutip Selasa (1/7/2025).

    BMKG menjelaskan, kondisi ini dipicu oleh fenomena cuaca global, yakni Madden-Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif di wilayah Indonesia, khususnya di bagian Timur. Gelombang atmosfer lain, Rossby Ekuator, juga terpantau aktif di Pulau Jawa dan Sulawesi bagian Selatan.

    Sementara Gelombang Kelvin diprediksi akan aktif di Aceh, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi bagian utara, Maluku Utara, dan Papua Selatan.

    “Kombinasi dari semua faktor ini membuat potensi hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang masih tinggi di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan,” warning BMKG.

    Ditambahkan, BMKG juga memantau adanya sirkulasi siklonik yang diperkirakan di wilayah perairan barat daya Lampung dan Selat Karimata yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi), yang memanjang dari Selat Sunda hingga perairan barat daya Lampung, di Laut Jawa, dan di Selat Karimata.

    “Keberadaan sirkulasi ini turut membentuk daerah belokan dan pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang di wilayah Laut China Selatan, dan Perairan utara Maluku Utara hingga Kepulauan Papua,” jelas BMKG.

    Selain itu, peningkatan kecepatan angin permukaan (>25 knot) terdeteksi di sejumlah wilayah perairan seperti Laut Cina Selatan, di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, di Sulawesi Utara, di Laut Maluku, di Laut Banda, dan di Laut Arafuru.
    “Kondisi ini perlu diwaspadai karena berpotensi memicu gelombang tinggi di laut, khususnya di perairan terbuka atau laut lepas, yang langsung terpapar angin kencang,” sambung BMKG.

    Dorongan udara kering dari belahan bumi selatan juga memperkuat ketidakstabilan atmosfer yang mendukung cuaca signifikan di beberapa wilayah Indonesia. Intrusi udara kering tersebut bergerak dari wilayah selatan, dan diprediksi akan melintasi wilayah perairan selatan Jawa.

    “Kondisi ini mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab, sehingga memicu hujan lebat di bagian Jawa bag barat dan tengah pada pekan ini,” ungkap BMKG.

    “Dengan atmosfer yang masih aktif dan dinamis, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, meskipun sebagian wilayah telah memasuki musim kemarau,” tegas BMKG.

    Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

    Periode 1-3 Juli 2025

    Menurut BMKG, cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi cerah berawan hingga hujan ringan.

    Namun, perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Kep. Riau, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara,Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.

    Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi.

    Peringatan Dini BMKG:

    Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Papua Selatan.

    Sulawesi Selatan, Maluku, NTT, dan Papua Selatan.

    Periode 4-7 Juli 2025

    Pada periode ini, BMKG memprakirakan, cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan.

    Meski, perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.

    “Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi,” tulis BMKG.

    Peringatan Dini BMKG:

    Jawa Tengah dan Papua Pegunungan

    Bali, NTB, NTT, Maluku, dan Papua Selatan.

    “Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media,” tulis BMKG.

    Imbauan BMKG Saat Cuaca Ekstrem

    BMKG mengimbau masyarakat untuk:

    – Waspada terhadap perubahan cuaca yang sangat cepat dan signifikan, khususnya pada skala harian
    – Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir
    – Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang
    – Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada periode musim kemarau
    – Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Demo Massal & Skandal Audio Goncang Pemerintahan PM Thailand

    Video: Demo Massal & Skandal Audio Goncang Pemerintahan PM Thailand

    Jakarta, CNBC Indonesia – Thailand tengah menghadapi ujian politik terbesar dalam satu dekade terakhir. Ribuan demonstran turun ke jalan di Bangkok, menuntut Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mundur dari jabatannya.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (01/07/2025).

  • Dasco: Pemerintah akan Setor Nama Dubes RI untuk AS ke DPR Besok

    Dasco: Pemerintah akan Setor Nama Dubes RI untuk AS ke DPR Besok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan, pemerintah akan mengirimkan beberapa nama duta besar Indonesia untuk negara sahabat, termasuk Amerika Serikat, besok.

    “Menurut informasi dari Menteri Sekretaris Negara (Prasetyo Hadi) bahwa terutama duta besar beberapa negara sahabat termasuk Amerika Serikat confirmed besok akan dikirim ke DPR,” kata Dasco kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (1/7/2025).

    Dasco mengumumkan itu saat bersama Prasetyo dan Wakil Ketua Komisi I DPR Budisatrio Djiwandono saat mengantarkan Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan lawatan ke luar negeri.

    Menurut Ketua Harian DPP Partai Gerindra itu, nantinya hanya ada satu nama yang akan diserahkan oleh kepada DPR. Kemudian nama itu akan diproses melalui Komisi I DPR.

    “Karena jangka waktu sidang pada masa sidang ini pendek, kita akan usahakan secepatnya, agar dapat segera dilantik pada selesai masa sidang yang saat ini,” katanya.

    Namun pada kesempatan itu, Dasco masih belum membocorkan nama yang dubes AS yang dimaksud. Ia pun menampik pengusaha dan mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dipilih sebagai kandidatnya.

    Pada kesempatan itu, Prasetyo juga belum mau membeberkan nama kandidat dubes AS yang dimaksud. Ia meminta wartawan menunggu saat pemerintah sudah mengirimkan namanya ke DPR.

    “Besok ditunggu,” kata Prasetyo, singkat.

    (miq/miq)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BI Siap Jaga Rupiah di Level Rp 16.100 – Rp 16.500

    BI Siap Jaga Rupiah di Level Rp 16.100 – Rp 16.500

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) memastikan akan menjaga pergerakan nilai tukar rupiah agar tidak melebihi Rp 16.500 per dolar AS pada tahun ini dan 2026 mendatang.

    Hal ini ditegaskan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran, DPR RI, Selasa (1/7/202).

    Perry mengungkapkan bank sentral melakukan upaya menjaga stabilitas Nilai tukar rupiah dengan melakukan intervensi, tidak hanya di pasar dalam negeri, tetapi juga di pasar luar negeri, yakni melalui pasar offshore non-delivery forward (NDF).

    Dari upaya ini, BI berhasil memperkuat rupiah Rp 16.900 per dolar AS menjadi Rp 16.100 per dolar AS. Ini berlaku saat hari pertama setelah libur panjang Lebaran. BI akan terus mengedepankan strategi intervensi ini.

    “Kemungkinan-kemungkinan kamu akan jaga stabilitas untuk menjaga lebih lajut tahun ini Rp 16.100- Rp 16.500 tahun depan Rp 16.000- Rp 16.500,” papar Perry.

    Adapun, Perry melihat dolar AS saat ini cukup stabil. Namun demikian, BI memastikan akan tetap menjaga pergerakan rupiah.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Belanja Pegawai Tembus Rp 163,3 T pada Akhir Juni, Ini Rinciannya!

    Belanja Pegawai Tembus Rp 163,3 T pada Akhir Juni, Ini Rinciannya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Keuangan telah mencairkan anggaran senilai Rp 163,3 triliun untuk belanja pegawai sepanjang semester I-2025. Realisasi tersebut merupakan 53,4% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Realisasi anggaran tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 154,8 triliun.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani merincikan bahwa sepanjang semester pertama 2025, pemerintah telah merealisasikan pembayaran gaji dan tunjangan ASN sebesar Rp131,1 triliun.

    Selain itu, untuk realisasi Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji 13 telah digelontorkan Rp 32,2 triliun untuk 2,2 juta ASN pusat, TNI, dan Polri.

    “Untuk belanja pegawai gajinya kita bayar setiap bulan semester satu sudah termasuk THR dan gaji ke 13, pensiun juga sama untuk THR dan pensiun ke 13,” ujar Sri Mulyani dalam dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (1/7/2025).

    Belanja pegawai juga termasuk penghargaan pemerintah untuk 3,6 juta pensiunan ASN, TNI dan Polri sebesar Rp 106,4 triliun yang terdiri dari manfaat reguler Rp 83,1 triliun serta THR dan pensiun 13 sebesar Rp 23,3 triliun.

    Dengan adanya percepatan pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN), pemerintah pun mengeluarkan Rp 11,6 triliun untuk penataan non-ASN dan peningkatan kualitas layanan publik Rp 11,6 triliun.

    “Sedangkan tahun ini ada pengangkatan calon ASN butuh dana Rp 11,6 triliun,” ujarnya.

    Sementara untuk peningkatan kesejahteraan guru dan dosen, pemerintah meningkatkan Tenaga Profesi Guru (TPG) non ASN pemerintah meningkatkan dari Rp 1 juta menjadi Rp 2 juta dengan jumlah tenaga pendidik non ASN 385,4 ribu guru. Jumlah ini meningkat dari tahun 2024, yakni 241,4 ribu guru. Adapun untuk tunjangan 31,1 ribu dosen, dikeluarkan Rp 2,6 triliun.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wamenperin Kasih Bocoran Subsidi Motor Listrik Meluncur di Agustus

    Wamenperin Kasih Bocoran Subsidi Motor Listrik Meluncur di Agustus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Subsidi motor listrik masih menggantung meski sudah memasuki semester II 2025. Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkapkan bahwa sudah ada pertemuan terakhir dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan beberapa Menteri lain, Ia memperkirakan di bulan depan subsidi ini bakal berlangsung.

    “Mungkin Agustus (diterapkan), (Nilainya 7 juta?) masih sama dengan usulan kita,” kata Faisol di Kantor Kemenperin, Selasa (1/7/2025).

    Dalam waktu dekat juga rencananya akan ada pembahasan dengan Kementerian Bidang Perekonomian dan Kementerian lain untuk pembahasan lebih lanjut. Ia pun sudah berani membocorkan nilai subsidi yang berpotensi keluar.

    “Kira-kira Rp 250 miliar (anggaran yang disetujui). Kan jadi enggak besar, jadi akhirnya beliau (Menkeu) memahami,” ujar Faisol.

    Foto: Penjualan motor listrik di awal tahun cukup tersendat imbas tidak adanya subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Pantauan CNBC Indonesia di dua diler motor listrik wilayah Jakarta Selatan pada Senin (13/1/2024) minim pengunjung yang datang. (Dok. Istimewa)
    Penjualan motor listrik di awal tahun cukup tersendat imbas tidak adanya subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Pantauan CNBC Indonesia di dua diler motor listrik wilayah Jakarta Selatan pada Senin (13/1/2024) minim pengunjung yang datang. (Dok. Istimewa)

    Ia juga merespon kabar sudah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) pada industri motor listrik akibat menggantungnya insentif, dimana banyak masyarakat menahan pembelian karena berharap tetap mendapat insentif.

    “Kita minta lagi. Kita pastikan ke beliau karena waktu itu kan ada dua usulan. Kalau tidak salah (salah satu usulan) enggak yang seperti yang sebelumnya (nilai subsidi),” ungkap Faisol.

    Stok motor listrik di tingkat produsen tengah menumpuk hingga ribuan unit, disebabkan oleh minimnya pembelian kendaraan roda dua bertenaga listrik itu di tengah-tengah masyarakat. Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setyadi mengatakan, ribuan unit motor listrik yang menumpuk itu disebabkan masyarakat tengah melakukan penghentian pembelian atau stop buying.

    Aksi penghentian pembelian motor listrik itu ia katakan disebabkan masyarakat menantikan keputusan pemerintah untuk melanjutkan pemberian subsidi pembelian motor listrik atau tidak, yang telah habis kuotanya sejak 2024. Bukan hanya itu, akibat dari ketidakjelasan subsidi motor listrik sudah terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di pabrik motor listrik.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Juni 2025, Kinerja Manufaktur RI Masih Lesu

    Video: Juni 2025, Kinerja Manufaktur RI Masih Lesu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aktivitas Manufaktur Indonesia ambruk pada Juni 2025. Tak hanya alami kontraksi, tetapi Manufaktur Indonesia juga hampir mendekati level yang sama saat Indonesia dihantam gelombang covid-19 varian delta.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (01/07/2025).

  • Aturan Disederhanakan, Sektor Pertanian Berhasil Tumbuh Positif

    Aturan Disederhanakan, Sektor Pertanian Berhasil Tumbuh Positif

    Jakarta, CNBC Indonesia – Realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2025 yang tercatat sebesar 4,87% menimbulkan fenomena menarik. Meski pertumbuhan ekonomi nasional berada di bawah 5%, namun sektor pertanian mampu memberi harapan baru bagi Indonesia.

    Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai, sektor pertanian dapat dikatakan menjadi penyelamat perekonomian Indonesia berkat pertumbuhannya yang melesat.

    Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, pertumbuhan sektor pertanian terwujud lantaran adanya gebrakan Presiden Prabowo Subianto yang memangkas 145 peraturan di sektor ini menjadi hanya satu Peraturan Presiden (Perpres).

    “Pertumbuhan ekonomi 4,87 persen dan nampaknya menekankan itu sektor-sektor yang langsung terkena ancaman global. Tetapi yang sangat menarik dan harusnya ini sering kita bahas, sektor pertanian tumbuh mencapai 10,45 persen, sepanjang sejarah belum pernah,” jelasnya dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (1/7/2025).

    Febrio menambahkan, sektor pertanian yang sanggup tumbuh 10,45% menjadi yang pertama kali terjadi sepanjang sejarah berdirinya Republik Indonesia. Dia pun menyoroti kondisi sektor pertanian sebelumnya yang berbanding seratus delapan puluh derajat. Dalam hal ini, pada masa lalu Indonesia kerap kali harus mengimpor beras dan jagung.

    “Bahkan kalau lihat 10 tahun terakhir bukan hanya tumbuhnya rendah, tumbuhnya selalu negatif, makanya sering kita impor beras, impor jagung,” jelas dia.

    Pencapaian tersebut, tidak lepas dari langkah reformasi regulasi yang dilakukan oleh Prabowo.

    “Apa yang terjadi pada triwulan I-2025, banyak sekali peraturan tentang penyaluran pupuk, 145 peraturan dipotong, ditebas habis jadi satu Perpres,” ungkapnya.

    Penyederhanaan aturan tersebut, lanjut dia, berdampak positif terhadap sektor pertanian dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta memberikan dampak berkelanjutan bagi ketahanan pangan dan ekonomi nasional.

    “Bayangkan dulu kalau mau melakukan penyaluran pupuk itu kita butuh waktu hampir satu semester urus distribusi saja. Karena apa? Aturannya panjang sekali dari pemerintah pusat, provinsi, turun lagi ke kabupaten, kelurahan dan baru sampai ke petani,” tutur dia.

    Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kontribusi besar dari sektor pertanian dalam menopang pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025 sebesar 4,87 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

    Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, BPS membagi sumbangan dalam dua faktor. Pertama, dari sisi produksi, di mana pertumbuhan tertinggi dicatatkan sektor lapangan usaha pertanian sebesar 1,11 persen.

    “Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada kuartal I-2025, lapangan usaha pertanian menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu sebesar 1,11 persen,” katanya di Kantor BPS, Jakarta beberapa waktu lalu.

    Lebih jauh, pertumbuhan ekonomi ini juga ditopang oleh lapangan usaha yang memberikan andil terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu industri pengolahan yang memberikan sumber pertumbuhan 0,93 persen, perdagangan 0,66 persen, serta informasi dan komunikasi 0,53 persen.

    Selain itu, ada tambahan 1,64 persen disumbang dari sektor lapangan usaha lain. Menurutnya, melesatnya pertumbuhan sektor pertanian ini disebabkan suksesnya panen raya serta peningkatan permintaan domestik di kuartal I-2025.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pengusaha RI Mulai Goyang: Usahanya Membaik Tapi Tak Pede, Ada Apa?

    Pengusaha RI Mulai Goyang: Usahanya Membaik Tapi Tak Pede, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pelaku usaha di Indonesia sepertinya makin tak yakin dengan kondisi perekonomian ke depan. Meski, sebagian besar pelaku usaha masih optimistis dengan kondisi usahanya dalam 6 bulan ke depan.

    Hal itu terungkap dari hasil survey Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tentang Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dilakukan setiap bulan. Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, IKI pada bulan Juni 2025 berada pada fase ekspansi, yakni di level 51,84.

    Disebutkan, IKI bulan Juni 2025 turun dari posisi di bulan Mei 2025 yang mencapai 52,11. Juga lebih rendah dibandingkan IKI pada Juni 2024 yang ada di level 52,50.

    Lebih lanjut, IKI sektor industri berorientasi ekspor tercatat sebesar 52,19 (turun 0,14 poin dari Mei), dan sektor domestik 51,32 (turun 0,50 poin). Katanya, hal ini dipengaruhi ketidakpastian global seperti kebijakan tarif AS yang mengganggu rantai pasok serta kenaikan harga energi dunia terutama harga gas akibat peningkatan eskalasi konflik di Timur Tengah.

    Menurut Febri, posisi IKI yang masih di fase ekspansi ini menunjukkan ketangguhan sektor manufaktur nasional dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan persaingan di pasar domestik.

    “Pelemahan IKI dipicu penurunan variabel produksi yang menurun ke 46,64, sementara variabel pesanan justru naik signifikan ke 54,21. Hal ini mencerminkan kehati-hatian pelaku industri dalam merespons kenaikan permintaan melalui produk yang telah diproduksi sebelumnya,” kata Febri dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (1/7/2025).

    “Meski ada perlambatan, 18 dari 23 subsektor masih berada di zona ekspansi, dan 18 subsektor yang ekspansi tersebut berkontribusi sebesar 92,2% terhadap PDB industri nonmigas triwulan I-2025. Jadi, industri manufaktur Indonesia masih ekspansif pada bulan Juni 2025 disebabkan karena 18 subsektor yang kontribusi PDB besar berada pada fase ekspansif,” tambahnya.

    Febri menyebut, industri manufaktur nasional selama ini ditopang oleh stabilitas inflasi dan tren surplus neraca perdagangan selama lima tahun terakhir.

    “Di sisi lain, dinamika industri dalam negeri turut dipengaruhi oleh peningkatan belanja pemerintah pada belanja infrastruktur dan konstruksi. Begitu juga dengan kebijakan relaksasi impor produk jadi juga ikut menekan permintaan domestik beberapa industri,” ujarnya.

    Kebijakan relaksasi yang kemudian memicu lonjakan impor produk jadi, sebutnya, telah menekan utilisasi industri dalam negeri. Disertai dengan penutupan industri serta ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) terutama di 8 kelompok industri utama seperti alas kaki, elektronik, kosmetik, dan pakaian jadi.

    Karena itu, pencabutan Permendag No 8/2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor lewat Paket Deregulasi Tahap I mendapat dukungan dari Kemenperin. Keputusan itu disebut sebagai langkah mitigasi sekaligus upaya menjaga ketahanan industri nasional.

    “Dengan pembatasan impor secara selektif, maka pesanan produk dalam negeri akan meningkat. Karena itu, setelah kebijakan tersebut diterapkan, kami yakin dampaknya akan positif terhadap variabel pesanan dalam IKI, khususnya pada subsektor industri tekstil dan pakaian jadi,” ucapnya.

    “Pada Juni 2025, pesanan pada industri tekstil, produk pakaian jadi, dan aksesoris pakaian jadi mengalami kontraksi. Ini menunjukkan, relaksasi impor sebelumnya
    telah menekan permintaan domestik. Maka, revisi kebijakan ini diharapkan akan memulihkan permintaan dan meningkatkan utilisasi industri dalam negeri,” sambungnya.

    Optimisme Pengusaha Tergerus

    Namun di sisi lain, meski keyakinan pelaku industri terhadap prospek usaha dalam 6 bulan ke depan masih cukup terjaga. Dan para pelaku usaha masih optimistis memandang kondisi usaha 6 bulan ke depan. Tapi optimisme itu semakin menurun.

    Kemenperin melaporkan, tingkat optimisme mencapai 65,8%, sedangkan yang menjawab pesimis hanya 9,0%.

    Namun, optimisme pelaku usaha ini terus menurun sejak November 2024, dari 73,4% menjadi 65,8% pada Juni 2025.

    “Penurunan optimisme pelaku usaha pada Juni 2025 yang turun hampir 1% dibanding bulan sebelumnya dipicu oleh eskalasi konflik di Timur Tengah. Khususnya ketegangan Iran-Israel yang meningkatkan kekhawatiran atas lonjakan harga energi dan biaya logistik,” tukasnya.

    “Sebagian industri kita sangat bergantung pada energi, termasuk gas sebagai bahan baku. Sehingga rentan terhadap gejolak harga. Selain itu, gangguan jalur logistik global turut mendorong kenaikan biaya produksi dan distribusi,” terangnya.

    Yang perlu jadi catatan penting adalah, survey IKI Kemenperin itu menemukan, secara keseluruhan, mayoritas pelaku industri mencatatkan perbaikan atau stabilitas usaha pada Juni 2025.

    “Sebanyak 32,1 persen menyatakan kondisi usaha membaik (naik dari 28,9 persen bulan sebelumnya). Dan 45,1 persen menyatakan stabil. Hanya 22,8 persen yang menyatakan penurunan kondisi usaha-lebih rendah dibanding bulan Mei (25,7 persen),” kata Febri.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]