Category: CNBCindonesia.com News

  • Video: Tarif 19% Dimulai, Tekstil Cs RI Bersaing Ketat Dengan Vietnam

    Video: Tarif 19% Dimulai, Tekstil Cs RI Bersaing Ketat Dengan Vietnam

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Amerika Serikat pada 7 Agustus 2025 akan mulai menerapkan tarif impor sebesar 19% untuk produk-produk Indonesia yang masuk ke pasar negeri Paman Sam, sementara untuk produk AS yang masuk ke Indonesia diberlakukan tarif 0%.

    Menilik dampak tarif 19% terhadap kinerja ekspor-impor RI terhadap AS, Anggota Komisi VI DPR RI , Darmadi Durianto menyebutkan tarif impor Presiden Trump ini tidak akan besar mempengaruhi aktivitas impor, meski pemerintah harus memperhatikan efeknya terhadap hubungan dagang RI dengan negara yang berkurang permintaannya dari Indonesia.

    Sementara dari sisi ekspor akan sedikit bermasalah mengingat produk unggulan RI yakni tekstil, alas kaki, furnitur hingga elektronik akan bersaing ketat dengan Vietnam. Sebelum ada tarif baru, Vietnam mampu mengekspor serupa ke AS hingga 4 kali lipat saat selisih tarif RI dan Vietnam mencapai 5%.

    Jika saat ini RI mendapat tarif 19% sementara Vietnam 20% maka akan semakin sulit untuk bersaing. Selain itu RI juga akan menghadapi ancaman banjir produk China yang terganjal masuk AS yang jika tidak diantisipasi bisa membuat manufaktur RI akan terancam, padahal saat ini PMI Manufaktur terus mengalami kontraksi.

    Lalu seperti apa efek tarif 19% AS ke RI? antisipasi yang harus dilakukan pemerintah RI? Selengkapnya simak Shinta Zahara dengan Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 05/08/2025)

  • Pantes Konsumsi RI Tinggi, ‘Check Out’ Shopee Cs Jadi Motor Ekonomi

    Pantes Konsumsi RI Tinggi, ‘Check Out’ Shopee Cs Jadi Motor Ekonomi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan pada kuartal II-2025, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Sampai-sampai membuat ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% yoy pada kuartal II-2025, di luar ekspektasi para pelaku pasar keuangan.

    BPS mencatat, konsumsi rumah tangga pada periode itu mampu tumbuh 4,97% yoy dengan kontribusi mencapai 54,25%. Angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu lebih tinggi dari kuartal I-2025 yang sebesar 4,95%, demikian juga dibanding kuartal II-2024 sebesar 4,93%.

    Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud enggan mengklaim, tumbuhnya konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2025 itu dipicu oleh pemulihan daya beli masyarakat. Namun, ia menganggap, lebih cenderung semakin luasnya pendataan belanja masyarakat oleh BPS saat ini.

    Konsumsi rumah tangga itu pun ia tegaskan naik dipicu oleh meningkatnya belanja kebutuhan dasar seperti bahan makanan dan makanan jadi karena aktivitas pariwisata selama periode libur hari besar keagamaan (Idulfitri, Waisak, Kenaikan Isa Almasih, dan Iduladha) hingga libur sekolah.

    “Jadi apakah daya beli sudah pulih? kita hanya menyampaikan data, memang konsumsinya demikian,” tegas Edy.

    Edy menjelaskan, untuk konsumsi rumah tangga memang juga ada perluasan cakupan dalam data PDB yang kini dicatat BPS, yakni belanja masyarakat melalui media online atau e-commerce yang sebelumnya belum pernah tercatat detail di data PDB.

    “Jadi ada hal yang baru yang mungkin belum pernah diungkap yaitu tadi adanya fenomena adanya shifting dari belanja secara offline ke belanja online yang barangkali belum diungkap,” kata Edy.

    “Jadi kita memang mudah melihat fenomena atau secara langsung atau secara offline, tapi yang secara online barangkali cukup sulit untuk bisa dilihat,” tegasnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tok! Tarif Tol Becakayu Segera Naik, Jakarta-Bekasi Jadi Segini

    Tok! Tarif Tol Becakayu Segera Naik, Jakarta-Bekasi Jadi Segini

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Kresna Kusuma Dyandra Marga, pengelola Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Becakayu sepanjang 16,78 Km akan segera menaikkan tarif dalam waktu dekat. Kenaikan tarif diputuskan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 685/KPTS/M/2025 tanggal 22 Juli 2025.

    Besaran kenaikan tarif Tol Becakayu berlaku berbeda pada masing-masing zona dan golongan kendaraan, dan diterapkan saat pengguna melakukan transaksi di masing-masing gerbang tol. Untuk Golongan I, penyesuaian tarif sebesar Rp 500 hanya terjadi di Zona 3 (GT Bintara Jaya dan Jakasampurna) serta Zona 4 (GT Marga Jaya 1 & 2).

    Sedangkan Untuk Golongan II, III, IV dan V penyesuaian tarif berlaku di seluruh zona, dengan kenaikan antara Rp 500 hingga Rp 1.000. Sementara di Zona 1 (GT Jatiwaringin 1 dan 2) dan Zona 2 (GT Pondok Kelapa 1 dan 2) tarif Golongan I tetap.

    [Gambas:Instagram]

    Berikut rincian penyesuaian tarif berdasarkan golongan kendaraan dan gerbang tol:

    1. Casablanca-GT Jatiwaringin 1 dan 2 (Zona 1)

    Golongan I tetap Rp 10.500Golongan II & III sebelumnya Rp 15.500 menjadi Rp 16.000 (naik Rp 500)Golongan IV & V sebelumnya Rp 20.500 menjadi Rp 21.000 (naik Rp 500)

    2. Casablanca-GT Pondok Kelapa 1 dan 2 (Zona 2)

    Golongan I tetap Rp 16.000Golongan II & III sebelumnya Rp 23.500 menjadi Rp 24.000 (naik Rp 500)Golongan IV & V sebelumnya Rp 31.500 menjadi Rp 32.000 (naik Rp 500)

    3. Casablanca-GT Bintara Jaya dan Jakasampurna (Zona 3)

    Golongan I sebelumnya Rp 22.500 menjadi Rp 23.000 (naik Rp 500)Golongan II & III sebelumnya Rp 33.500 menjadi Rp 34.000 (naik Rp 500)Golongan IV & V sebelumnya Rp 44.500 menjadi Rp 45.500 (naik Rp 1.000)

    4. Casablanca-GT Marga Jaya 1 & 2 (Zona 4)

    Golongan I sebelumnya Rp 28.500 menjadi Rp 29.000 (naik Rp 500)Golongan II & III sebelumnya Rp 43.000 menjadi Rp 43.500 (naik Rp 500)Golongan IV & V sebelumnya Rp 57.000 menjadi Rp 58.000 (naik Rp 1.000)Foto: Tarif tol becakayu naik. (Dok Instagram/kkdm.becakayu)
    Tarif tol becakayu naik. (Dok Instagram/kkdm.becakayu)

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • “Neraka Bolong” di Jepang, Suhu Panas Rekor 41,6 Derajat Celcius

    “Neraka Bolong” di Jepang, Suhu Panas Rekor 41,6 Derajat Celcius

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jepang mencatat rekor suhu 41,6 derajat Celcius Selasa (5/8/2025) di kota Isesaki. Kantor cuaca setempat, Badan Meteorologi Jepang (JMA), bahkan memperingatkan bahwa suhu dapat terus meningkat.

    “Tingkat suhu ini melampaui rekor sebelumnya, yaitu 41,2 derajat Celcius, yang baru saja dicatat minggu lalu,” tulis badan itu, dikutip AFP.

    “Rekor suhu tertinggi sebelumnya adalah 41,1 derajat Celcius, tercatat pada tahun 2020 dan 2018.”

    Sebelumnya Senin, Jepang juga mencatat 17 rekor suhu panas. Gelombang panas semakin intens dan sering terjadi di seluruh dunia akibat perubahan iklim.

    Mengutip laman yang sama, salah satunya adalah kota Komatsu, di wilayah tengah Ishikawa. Rekor baru suhu tercatat 40,3 derajat Celcius.

    Kota Toyama di Prefektur Toyama, juga mencapai suhu tertinggi sejak pencatatan dimulai, mencapai 39,8 derajat Celcius. Sementara 15 lokasi lain di berbagai kota dan kabupaten mencatat suhu tertinggi baru antara 35,7C (96F) dan 39,8C, menurut JMA, yang memantau suhu di lebih dari 900 titik di Jepang.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan mengatakan dengan curah hujan yang rendah dan suhu panas, beberapa bendungan di wilayah utara hampir kosong. Petani khawatir bahwa kekurangan air dan suhu panas yang ekstrem dapat mengakibatkan panen yang buruk.

    Di sisi lain, para ahli memperingatkan bahwa pohon sakura kesayangan Jepang mekar lebih awal karena iklim yang lebih hangat, atau terkadang tidak mekar sepenuhnya karena musim gugur dan musim dingin tidak cukup dingin untuk memicu pembungaan. Lapisan salju Gunung Fuji yang terkenal tidak terlihat untuk periode terlama yang tercatat tahun lalu, baru muncul pada awal November, dibandingkan dengan rata-rata awal Oktober.

    Menurut data global dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), di belahan dunia lain, Eropa mengalami pemanasan tercepat per dekade sejak tahun 1990. Ini kemudian diikuti oleh negara-negara Asia.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: AS Tempatkan Senjata Baru Dekat RI – Bumi Berotasi Lebih Cepat

    Video: AS Tempatkan Senjata Baru Dekat RI – Bumi Berotasi Lebih Cepat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat memutuskan untuk menempatkan senjata hipersonik di wilayah Australia Utara. Hal ini pasca latihan militer antara Washington dan Canberra pada bulan Juli lalu. Selain itu hari ini 5 Agustus 2025 durasi waktu di Bumi akan sedikit lebih singkat dari biasanya. Penyebabnya rotasi Bumi sedang mengalami percepatan dan ini bukan kebetulan.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Selasa 05/08/2025) berikut ini.

  • Fenomena Baru Warga RI: Downgrade dari Alphard ke Innova, Tanda Apa?

    Fenomena Baru Warga RI: Downgrade dari Alphard ke Innova, Tanda Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menurunnya geliat ekonomi di industri juga terasa di penjualan kendaraan mobil bekas. Selain banyaknya konsumen yang kesulitan membayar cicilan setelah tenor beberapa tahun, juga mulai muncul fenomena downgrade kendaraan ke mobil yang lebih murah.

    “Sekarang banyak yang downgrade, misal dari Alphard ke Innova. Karena maunya bayar cicilan yang lebih rendah, mungkin ada kesulitan keuangan atau uangnya butuh untuk bayar kebutuhan yang lain,” kata Owner Focus Motor Group Agustinus kepada CNBC Indonesia dikutip Selasa (5/8/2025).

    Sebagai gambaran, Alphard bekas tahun 2016 dengan harga sekitar Rp 550 juta dan DP Rp 55 juta dengan tenor 5 tahun, maka cicilannya bisa sekitar Rp 13,5 juta per bulan.

    Sedangkan Toyota Innova bekas di tahun yang sama dengan harga Rp 230 juta dan DP lebih ringan di Rp 36 juta dengan tenor 5 tahun maka cicilannya masih di Rp 5,6 juta per bulan.

    Ada perbedaan angka yang cukup besar dari cicilan tersebut. Karenanya preferensi mobil yang dicari masyarakat juga kian menurun.

    “Yang dicari di bawah 300 juta, sekarang Stargazer, Hyundai Creta, Innova-Innova masih jalan, Honda City, Vios, Altis gitu,” sebut Agustinus.

    Karenanya pedagang mobil bekas pun harus berputar otak untuk bisa menjual mobilnya dengan lebih baik, apalagi biasanya pada momentum atau ajang GIIAS kerap mengalami penurunan penjualan.

    “Dari kemarin belum ada GIIAS aja turun, ini dialami semua pedagang mobil bekas, jadi ya harus pintar-pintar aja berjualan yang benar,” ujar Agustinus.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II-2025, Semua Kaget!

    Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II-2025, Semua Kaget!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Semua kaget dengan rilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang telah diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 5,12%, Selasa (5/8/2025).

    Kalangan ekonom kompak menyebut angka pertumbuhan itu di luar dugaan dan bahkan ada yang menyebut janggal.

    Ekonom yang mengaku terkejut dengan angka itu ialah Kepala Ekonom BCA David Sumual. Angka pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang dirilis BPS hari ini memang jauh di atas ekspektasi nya yang memperkirakan hanya di kisaran 4,69%-4,81% karena masih besarnya tekanan indikator belanja masyarakat dan kinerja sektor manufaktur pada periode itu.

    “Cukup suprising, tidak ada yang prediksi di atas 5%, apalagi 5,12%,” kata David kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/8/2025).

    David mengatakan, komponen PDB yang tumbuhnya menurut BPS sangat tinggi hingga mampu mendorong ekonomi tumbuh 5,12% yoy di antaranya ialah pertumbuhan angka investasi yang mencapai 6,99%, tertinggi sejak kuartal II-2021.

    “Investasi angkanya sangat akseleratif. Angka pertumbuhan kuartal I juga banyak revisi dan investasi memang kami juga expect akselerasi, tapi tidak setajam angka BPS,” ucap David.

    Ia juga cenderung bertanya-tanya dengan melesatnya angka pertumbuhan industri pengolahan atau manufaktur yang pada kuartal II-2025 disebut BPS mencapai 5,68%, dari yang selama ini pergerakannya selalu di kisaran 4% sejak kuartal II-2022.

    Head of Macro Economic & Financial Market Research Permata Bank Faisal Rachman juga mengaku terkejut dengan angka pertumbuhan kuartal II-2025. Ia mengatakan, pertumbuhan PDB Indonesia mengalami akselerasi yang signifikan melampaui ekspektasi pasar.

    “Perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan sebesar 5,12% yoy pada Triwulan II 2025, jauh di atas ekspektasi pasar yang memproyeksikan pertumbuhan tetap di bawah 5%,” tegas Faisal.

    Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang juga tak bisa menutupi keterkejutannya dengan angka realisasi investasi kuartal II-2025. Ia mengatakan, seharusnya kinerja PMTB pada kuartal II-2025 yang tumbuh cepat menurut BPS tak banyak berefek pada dorongan cepat ekonomi karena hanya terdiri dari belanja modal pemerintah berupa mesin dan impor barang modal meski bahan baku melambat.

    “Cenderung enggak banyak spill over ke domestik pada semester I-2025 ini,” ucap Hosianna.

    Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto juga mengungkapkan keterkejutannya dengan angka rilis BPS ini. Sebab, proyeksi secara keseluruhan para pelaku pasar keuangan tak ada yang menyebut ekonomi pada kuartal II-2025 bisa tembus di atas 5%.

    “Suprising, karena ekspektasi kita di bawah 5%,” tutur Myrdal.

    Dugaan Kejanggalan

    Sementara itu, sejumlah ekonomi dari lembaga think tank, menganggap ada kejanggalan dari data ekonomi kuartal II-2025 ini. Misalnya, sebagaimana disampaikan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.

    Sama seperti David Sumual yang turut mempertanyakan cepatnya pertumbuhan kinerja industri manufaktur, Bhima menyebut angka janggal pertumbuhan itu berlainan dengan data PMI Manufaktur yang malah kini tengah dalam zona pesimis.

    Berdasarkan data S&P Global, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2025 tercatat sebesar 49,2, yang berarti berada di zona kontraksi. Ini menjadi bulan keempat berturut-turut PMI berada di bawah ambang ekspansi (50,0), menandakan pelemahan yang konsisten dalam aktivitas manufaktur nasional.

    Sebelumnya, PMI manufaktur Indonesia tercatat di level 46,7 pada April, 47,4 pada Mei, dan 46,9 pada Juni 2025. Meskipun angka pada Juli menunjukkan sedikit perbaikan, posisi yang masih berada di bawah 50 menandakan bahwa pelaku industri tetap menghadapi tekanan, terutama dari sisi permintaan dan produksi.

    “Pertumbuhan industri pengolahan tidak sinkron dengan data PMI Manufaktur. Ini ada yang janggal,” tegas Bhima.

    Sementara itu, Head of Center Macroeconomics and Finance INDEF M. Rizal Taufikurahman mengingatkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% (yoy) pada kuartal II 2025 patut dicermati secara lebih kritis.

    Ia menyebut, secara nominal, angka pertumbuhan ini memang di luar ekspektasi karena di kisaran 4,7-5,0%. Bahkan, mampu tumbuh tinggi di atas periode yang memiliki dorongan faktor musiman seperti pada kuartal I-2025 dengan capaian hanya 4,87%.

    “Sangat mengejutkan, di luar ekspektasi,” tegas Rizal.

    Namun, Rizal mengingatkan, jika dilihat dalam konteks historis, capaian ini sebenarnya masih merefleksikan pola pertumbuhan yang masih stagnan sejak pasca-pandemi.

    “Artinya, kita tidak menyaksikan lonjakan pertumbuhan struktural, melainkan repetisi siklus musiman yang seringkali terdorong oleh momen Lebaran dan pola konsumsi jangka pendek, tanpa transformasi signifikan di sisi produktif,” paparnya.

    “Ini menandakan bahwa struktur ekonomi nasional belum sepenuhnya pulih dalam kualitas, meskipun terlihat stabil dalam kuantitas,” tegas Rizal.

    Lebih jauh, ia mengingatkan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan berasal dari lonjakan impor (11,65%), konsumsi rumah tangga, dan PMTB (investasi tetap bruto), bukan dari peningkatan ekspor bersih atau efisiensi belanja pemerintah di mana konsumsi pemerintah justru tumbuh negatif (-0,33%).

    “Ini mengindikasikan bahwa permintaan domestik masih menjadi tulang punggung utama, sementara sisi produksi dan ekspor masih belum cukup kuat menopang pertumbuhan jangka menengah,” paparnya.

    Ketergantungan terhadap sektor konsumsi dan importasi bahkan dapat memperlebar defisit transaksi berjalan dan meningkatkan tekanan terhadap neraca pembayaran bila tidak dibarengi dengan penguatan sektor tradable.

    Dengan kata lain, ia melihat pertumbuhan Q2‑2025 lebih mencerminkan stabilitas struktural ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global, meskipun masih bergantung pada faktor musiman dan permintaan domestik,

    Walaupun ia anggap angka ini belum terjadi pergeseran strategis menuju industrialisasi dan produktivitas sektor riil. Dengan kata lain, Rizal menekankan, pertumbuhan ekonomi kuartal II‑2025 sebesar 5,12% memang cukup impresif secara headline, tetapi belum menjawab tantangan struktural ekonomi Indonesia.

    “Ketergantungan pada konsumsi dan investasi tanpa dukungan kuat dari sektor produksi dan ekspor yang dapat menjadikan capaian pertumbuhan rawan tidak sustain,” tegas Rizal.

    (arj/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Australia Borong Kapal Perang Siluman Jepang Senilai Rp 98,5 T

    Video: Australia Borong Kapal Perang Siluman Jepang Senilai Rp 98,5 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Australia akan membeli 12 Fregat canggih dari Jepang dalam kesepakatan senilai 6 Miliar Dolar Amerika Serikat atau sekitar 98,5 Triliun Rupiah.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Selasa 05/08/2025) berikut ini.

  • Video: RI Borong Gandum AS – Trump Ancam Swiss Tarif 39%

    Video: RI Borong Gandum AS – Trump Ancam Swiss Tarif 39%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia Franciscus Welirang menegaskan Indonesia akan mengimpor 800.000 Ton gandum dari Amerika Serikat tahun ini.

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif impor baru sebesar 39 % untuk produk-produk dari Swiss.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (04/08/2025).

  • Video: Butuh Rp 300 T Untuk Bersihkan Sampah Indonesia

    Video: Butuh Rp 300 T Untuk Bersihkan Sampah Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia –Indonesia butuh hampir Rp 300 Triliun untuk menuntaskan persoalan sampah. Angka fantastis tersebut hanya untuk pembangunan infrastruktur belum termasuk pendidikan kelembagaan dan operasional.

    Selengkapnya dalam program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (04/08/2025).