Category: Bisnis.com

  • DPR Siap Bahas Revisi KUHAP, Habiburokhman: Ini Sudah Emergency!

    DPR Siap Bahas Revisi KUHAP, Habiburokhman: Ini Sudah Emergency!

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman menyebut Daftar Inventarisasi Masalah atau DIM Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dari pemerintah sudah masuk ke DPR.

    Habiburokhman mengaku dirinya baru saja ditelepon oleh Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad tentang hal tersebut. Karena DIM dari pemerintah sudah masuk, maka rapat kerja (raker) membahas revisi KUHAP sudah bisa dimulai.

    “Jadi kalau mau raker kick off-nya besok pun sudah bisa, tapi gak apa-apa kita terima dulu audiensi ini,” tuturnya dalam RDPU dengan mahasiswa, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).

    Dia melanjutkan alasan revisi KUHAP ini harus cepat dilakukan karena saat ini sudah masuk masa genting (emergency). Menurutnya, semakin lama berdebar tanpa menghasilkan sesuatu yang signifikan, semakin banyak pula orang yang menderita karena masih berlakunya KUHAP yang ada saat ini.

    “Ini sudah situasi emergency harusnya teman-teman paham. Banyak sekali Pak yang client kita yang berduit aja di perlakukan tidak adil apalagi yang tidak berduit yang orang orang susah itu gak bisa didampingi, ketika didampingi advokat nya enggak bisa debat gak bisa ngomong, ya karena itu kita perlu segera,” terangnya.

    Sebagai informasi, mulai Selasa kemarin sampai Jumat (20/6/2025) mendatang Komisi III DPR RI akan menggelar RDPU dengan berbagai pihak guna membahas revisi KUHAP.

    “Kami akan menerima aspirasi dari Mahasiswa UGM, Mahasiswa FH UI, Mahasiswa FH Unila, Mahasiswa FH UBL, Program Pasca Sarjana Hukum Universitas Borobudur, LPSK, Peradi hingga beberapa orang ahli pidana ternama,” tuturnya dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (10/6/2025).

  • Ilmuwan Jepang Ciptakan Alat Perekam Mimpi, Bisa Diputar Ulang

    Ilmuwan Jepang Ciptakan Alat Perekam Mimpi, Bisa Diputar Ulang

    Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Jepang telah membuat perangkat revolusioner yang dapat merekam dan memutar ulang mimpi Anda untuk Anda tonton.

    Para ilmuwan di ATR Computational Neuroscience Laboratories di Kyoto telah melakukan penelitian di mana mereka mengamati aktivitas kognitif para relawan saat berada pada tahap awal tidur. Telah terungkap bahwa ketika peserta memasuki tidur REM, mereka dibangunkan dan ditanyai tentang mimpi mereka secara rinci – apa yang telah mereka lihat.

    Proses ini dilakukan berulang-ulang, beberapa kali untuk menyusun basis data komprehensif berisi gambar-gambar yang terhubung dengan pola-pola otak tertentu. Profesor Yukiyasu Kamitani, dari Laboratorium Ilmu Saraf Komputasi ATR, menyebutkan, “Kami mampu mengungkap isi mimpi dari aktivitas otak selama tidur, yang konsisten dengan laporan verbal subjek”.

    Dilansir dari timesofindia, teknologi luar biasa ini menggunakan kemajuan dalam pencitraan otak dan kecerdasan buatan (AI), memperkuat seseorang untuk menyelidiki alam mimpi yang misterius dengan cara yang luar biasa.

    Perangkat perekam mimpi menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk merekam aktivitas saraf terperinci yang berkorelasi dengan mimpi.

    Dengan menganalisis dengan cermat pemindaian otak ini, para ilmuwan berhasil memprediksi konten mimpi dengan tingkat akurasi 60% yang mengesankan, yang meningkat menjadi lebih dari 70% ketika difokuskan pada item visual tertentu seperti orang dan objek.

    Pencapaian yang patut dipuji ini menunjukkan potensi yang sangat besar untuk memecahkan kode aspek-aspek tertentu dari mimpi dengan memanfaatkan aktivitas otak. Signifikansi bagi ilmu saraf dan psikologi Teknologi yang menakjubkan ini tidak hanya menarik bagi masyarakat umum, signifikansinya meluas ke bidang ilmu saraf dan psikologi juga.

    Dengan menangkap dan memantau mimpi secara ekstensif, ahli saraf, psikolog, peneliti, dan spesialis lain yang terkait dengan bidang ini dapat memperoleh wawasan yang sangat berharga tentang cara kerja otak manusia yang kompleks, sifat kesadaran, dan pentingnya mimpi.

    “Ini adalah pengalaman penelitian yang menarik yang membawa kita lebih dekat dengan konsep mesin pembaca mimpi”, kata Dr. Mark Stokes, seorang ahli saraf kognitif dari Universitas Oxford. Jadi, teknologi yang luar biasa ini dapat menawarkan perspektif baru dan pemahaman yang lebih rinci tentang kesehatan mental, dan dampak mimpi pada hal yang sama.

    Menjelajahi dan menganalisis konten mimpi yang mendalam mungkin juga bermanfaat dalam mengungkap karakteristik dan misteri yang tidak diketahui dari kepribadian seseorang dan mendiagnosis gangguan psikologis dengan lebih akurat, dan nyaman.Masa depan eksplorasi mimpiMeskipun perangkat perekam mimpi menjadi subjek yang sangat menarik, penting untuk mengakui fakta bahwa itu masih dalam tahap awal dan pengembangan.

    Para ilmuwan bertujuan dan terus bekerja untuk meningkatkan resolusi mimpi yang direkonstruksi serta keakuratannya. Seiring kemajuan teknologi, kami berharap untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan wawasan baru tentang apa yang kita impikan serta emosi, perasaan, dan pengalaman yang terwujud bersama dengan mimpi-mimpi itu.Singkatnya, perangkat perekam mimpi yang dikembangkan oleh para peneliti Jepang menandai langkah terobosan dalam memahami pikiran manusia.

    Meskipun masih dalam tahap awal, teknologi ini membuka kemungkinan yang menarik untuk mengeksplorasi mimpi dan hubungannya dengan pikiran, emosi, dan kesehatan mental kita. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, kita mungkin akan segera dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang misteri mimpi kita dan cara kerja otak.

    Alat perekam mimpi buatan peneliti Jepang merupakan langkah terobosan dalam mengeksplorasi misteri alam bawah sadar kita. Seiring dengan peningkatan teknologi, alat ini menjanjikan untuk mengungkap wawasan yang lebih mendalam tentang otak, mimpi, dan kesadaran manusia. Bagikan ke Twitter

  • Lagi Banyak Dicari! Ini Daftar Mobil Bekas Terlaris Tahun Ini

    Lagi Banyak Dicari! Ini Daftar Mobil Bekas Terlaris Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Minat masyarakat terhadap mobil bekas semakin tinggi setiap tahunnya. Mobil second jadi alternatif untuk memiliki kendaraan pribadi dengan bujet terbatas.

    Data internal PT Balai Lelang Serasi (IBID) menunjukkan rata-rata pembeli mobil bekas sejak bulan Januari hingga Mei 2025 meningkat sebesar 30% dibandingkan bulan yang sama tahun 2024.

    Mobil pabrikan Jepang menjadi yang paling banyak dibeli konsumen, diantaranya Toyota, Daihatsu, dan Honda. 

    Untuk diketahui, Toyota Avanza mempertahankan titel sebagai mobil bekas terlaris di IBID. Penjualan MPV sejuta umat ini mencapai lebih dari 2.500 unit.

    Peringkat selanjutnya disusul Daihatsu Sigra dan Toyota Calya dengan catatan penjualan masing-masing lebih dari 1.000 unit.

    “Konsumen IBID tertarik dengan segmen MPV, mobil niaga, dan Hatchback. Baik stok maupun penjualannya cukup banyak,” ujar Presiden Direktur IBID Daddy Doxa Manurung dalam keterangan tertulis, Jumat (13/6).

    Doxa percaya penjualan mobil bekas di IBID akan mengalami peningkatan terlepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini.  

    Sebagai rincian, berikut daftar mobil bekas terlaris di seluruh cabang nasional IBID periode Januari–Mei 2025.

    Toyota Avanza
    Daihatsu Sigra
    Toyota Calya
    Daihatsu Gran Max BV
    Toyota Innova
    Toyota Agya
    Daihatsu Xenia
    Daihatsu Ayla
    Daihatsu Gran Max PU
    Toyota Rush

    Demi mengoptimalkan layanan, khususnya area DKI Jakarta, Kantor Pusat IBID (IBID Head Office) dan IBID Jakarta berpindah alamat ke Jl. Raya Bogor Nomor 12, RT01/RW01, Pekayon, Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13710. 

    Bagi Anda yang ingin membeli mobil bekas, ayo kunjungi lokasi baru tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi CS IBID melalui WhatsApp di 0812 8773 5544 atau Live Chat di situs web ibid.astra.co.id atau aplikasi IBID – Balai Lelang Astra. 

  • DPR Bakal Mulai Pembahasan Revisi KUHAP Setelah Masa Reses

    DPR Bakal Mulai Pembahasan Revisi KUHAP Setelah Masa Reses

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman menyampaikan pembahasan revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) akan dimulai setelah masa reses selesai.

    Hal tersebut dia sampaikan seusai menerima telepon dari Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad yang mengatakan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) KUHAP dari pemerintah sudah ada.

    “InsyaAllah, kalau sudah ada kan tinggal berarti menunggu selesai masa reses. InsyaAllah, di masa sidang yang akan datang kita sudah bisa kick off membahas KUHAP ini,” tegasnya kepada wartawan seusai Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan mahasiswa, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).

    Legislator Gerindra ini melanjutkan, rapat panitia kerja (panja) nantinya bisa segera membahas di awal masa sidang yang akan datang.

    Meski demikian, Habiburokhman memastikan pihaknya akan terus membuka pintu masukan atau aspirasi dari masyarakat. Selain melalui RDPU, juga bisa menyampaikan aspirasi melalui pesan WhatsApp, video call atau mengirim dokumen.

    “Jadi terus aspirasi dari masyarakat akan kami tampung. InsyaAllah, kalau memang, kita bahas di awal masa sidang, kalau bisa paling lama sesuai undang-undang, dua kali masa sidang kita sudah punya KUHAP yang baru,” jelasnya.

    Sebelumnya, dalam RDPU hari ini dia menjelaskan alasan revisi KUHAP ini harus cepat dilakukan karena saat ini sudah masuk masa genting. 

    Menurutnya, semakin lama berdebar tanpa menghasilkan sesuatu yang signifikan, semakin banyak pula orang yang menderita karena masih berlakunya KUHAP yang ada saat ini.

    “Ini sudah situasi emergency harusnya teman-teman paham. Banyak sekali Pak yang client kita yang berduit aja di perlakukan tidak adil apalagi yang tidak berduit yang orang orang susah itu gak bisa didampingi, ketika didampingi advokat nya enggak bisa debat gak bisa ngomong, ya karena itu kita perlu segera,” terangnya.

  • Wapres Gibran Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar

    Wapres Gibran Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar

    Bisnis.com, Jakarta — Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berziarah ke makam Presiden pertama Indonesia Soekarno di sela-sela kunjungannya ke Kota Blitar, Jawa Timur pada Rabu (18/6/2025).

    Gibran yang mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam langsung berdoa dan dipimpin juru kunci makam Kahfi Annezar, kemudian dilanjutkan dengan acara tabur bunga di Makam Bung Karno.

    Kehadiran Gibran di pusara Bung Karno itu juga merefleksikan komitmen pemerintah untuk terus menumbuhkan semangat nilai kebangsaan dan meneladani perjuangan yang diwariskan oleh para pendiri negara.

    Selain itu, Gibran pun mengenang jasa Bung Karno yang telah berhasil memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajah sekaligus membentuk jati diri bangsa.

    Ziarah yang dilakukan Gibran itu merupakan bagian dari penghormatan negara terhadap jasa para pendiri bangsa, sejalan dengan semangat Presiden Prabowo Subianto dalam menghargai perjuangan generasi pembebas Indonesia. 

    Kemudian di dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024 lalu, Presiden Prabowo juga menegaskan pentingnya mengenang dan menghormati para pahlawan, termasuk Bung Karno yang telah meletakkan dasar ideologis bangsa melalui Pancasila.

    Kehadiran Gibran kali ini sekaligus menjadi simbol penghormatan negara kepada sosok proklamator yang telah memberikan arah dan identitas bagi Indonesia modern. 

    Ziarah ini menjadi momen pengingat bahwa pembangunan Indonesia ke depan harus dilandasi rasa hormat terhadap sejarah dan para pendahulu, serta dilanjutkan dengan kerja nyata menuju cita-cita Indonesia Emas 2045. Usai ziarah, Gibran melanjutkan rangkaian agenda kunjungan kerjanya di Kota Blitar.

  • Ini Sederet Strategi DJP Pulihkan Kinerja Pajak setelah Penerimaan Mei 2025 Turun 10,1%

    Ini Sederet Strategi DJP Pulihkan Kinerja Pajak setelah Penerimaan Mei 2025 Turun 10,1%

    Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja penerimaan pajak masih terkoreksi secara tahunan, walaupun pemerintah telah menggunakan Coretax alias sistem inti perpajakan. Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mengungkap sejumlah strategi untuk memulihkan kinerja itu.

    Direktur Jenderal Pajak Bimo Wijayanto menjelaskan bahwa sebagai dirjen baru, dia dan jajarannya akan mengikuti pedoman yang termaktub dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), di antaranya dengan meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak.

    Terkait ekstensifikasi, Ditjen Pajak sedang menyelesaikan kerangka regulasi terkait pemajakan transaksi digital. Lalu terkait intensifikasi, Bimo berjanji akan memperbaiki berbagai gangguan Coretax, yang menurutnya telah menunjukkan sejumlah perkembangan positif.

    “Beberapa proses bisnis utama yang bisa kami sampaikan, untuk registrasi dan pembayaran sudah sangat stabil. Kemudian yang sedang kami sempurnakan yang terkait dengan penyampaian SPT dan pelayanan,” ujar Bimo dalam konferensi pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta pada Selasa (17/6/2025).

    Bimo juga mengungkap bahwa Ditjen Pajak akan mendorong insentif perpajakan yang lebih terarah dan terukur, juga meninjau efektivitas harmonisasi kebijakan perpajakan internasional. Implementasi reformasi perpajakan juga akan ditinjau, sembari memeriksa kebijakan pajak ke sektor-sektor yang berkontribusi besar bagi perekonomian.

    “Beberapa sektor yang booming akan kami review kembali, beberapa sektor yang kinerjanya dahulu bagus, komoditas, akan kami review sesuai arahan ibu Menkeu [Sri Mulyani Indrawati], untuk melihat apakah kebijakan untuk sektor tersebut sudah cukup mengoptimalisasi penerimaan dari sektor,” ujar Bimo.

    Sri Mulyani melaporkan bahwa penerimaan pajak Rp683,3 triliun per Mei 2025. Angka tersebut turun 10,13% secara tahunan (year on year/YoY) dari realisasi pajak Mei 2024 senilai Rp760,38 triliun.

    Realisasi penerimaan pajak tersebut diungkapkan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa edisi Juni 2025 yang berisi data realisasi APBN Mei 2025.

    “Pajak, dalam hal ini terkumpul Rp683,3 triliun atau 31,2% dari target tahun 2025 [senilai Rp2.189,3 triliun],” ucap Sri Mulyani.

    Sementara itu, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp122,9 triliun per Mei 2025 atau setara 40,7% dari target APBN 2025 sebesar Rp301,6 triliun.

    Total penerimaan perpajakan, yang terdiri dari pajak dan bea cukai, mencapai Rp806,2 triliun per Mei 2025 atau setara 32,4% dari target APBN 2025 sebesar Rp2.490,9 triliun. Angka tersebut turun 7,2% dibandingkan realisasi penerimaan perpajakan per Mei 2024 sebesar Rp869,50 triliun.

  • Nasib WNI di Iran saat Perang Israel, Mensesneg: Siap Evakuasi

    Nasib WNI di Iran saat Perang Israel, Mensesneg: Siap Evakuasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyatakan terus melakukan pemantauan dan koordinasi terkait kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran, di tengah ancaman serangan Israel.

    Hal ini disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi saat menjawab pertanyaan wartawan di kompleks Istana Negara, Selasa (17/6/2025).

    “Belum, belum [dievakuasi]. Tentunya kita harus berkoordinasi, terutama saya dengan Pak Menlu, untuk memonitor saudara-saudara kita di sana,” ujar Prasetyo.

    Menurutnya, fokus utama saat ini adalah memastikan keselamatan WNI yang masih berada di wilayah Iran. Koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terus dilakukan untuk menyusun langkah mitigasi dan rencana evakuasi apabila situasi memburuk. 

    “Kita harus memastikan saudara-saudara kita aman. Mengenai mitigasi dan rencana jika terjadi sesuatu, itu sudah kami tugaskan dan persiapkan,” tambahnya.

    Hingga kini, belum ada proses evakuasi resmi yang dilakukan, tetapi skema darurat sedang disiapkan sebagai antisipasi jika situasi keamanan di Iran memburuk dalam waktu dekat.

    Kementerian Luar Negeri sebelumnya menyatakan terdapat sejumlah WNI di Iran yang sebagian besar adalah pelajar dan pekerja. Pemerintah juga membuka jalur komunikasi darurat dan meminta masyarakat Indonesia di Iran untuk tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan dari perwakilan RI setempat.

    “Mengenai mitigasi-mitigasi dan rencana jika terjadi sesuatu itu kita tugaskan [segera],” kata Prasetyo.

  • Mantan Penasihat Trump Sarankan Tarif Pajak RI Turun agar Penerimaan Naik

    Mantan Penasihat Trump Sarankan Tarif Pajak RI Turun agar Penerimaan Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Penasihat Presiden Amerika Serikat Donald Trump sekaligus ekonom, Arthur Luffer, menyarankan pemerintah dapat menurunkan tarif pajak untuk mendapatkan penerimaan yang lebih tinggi. 

    Secara prinsip, Luffer memperkenalkan teorinya—Luffer Curve—yakni meningkatkan penerimaan dengan kebijakan low rate, broad based, flat tax atau tarif rendah, cakupan luas, dan rata alias sama untuk seluruh kelas masyarakat.

    Luffer memandang dengan pajak datar dan tarif rendah, serta cakupan luas yang tidak mendiskriminasi satu kelompok atau melawan satu kelompok, menjadikannya netral. 

    “Pajak itu ada secara eksklusif untuk mengumpulkan pendapatan, untuk membiayai program pemerintah yang perlu dibiayai. Anda perlu melakukannya,” ujarnya dalam CNBC Economic Update 2025 di Hotel Borobudur, Rabu (18/6/2025). 

    Menurutnya, pajak ada agar mendorong kelompok bawah dapat meningkatkan taraf hidupnya tanpa menarik turun kelas atas karena pajak yang tinggi. 

    Untuk dapat membiayai program-program prioritas pun, Luffer menyarankan pemerintah untuk mengendalikan belanja negara di samping menurunkan tarif pajak.

    Mengacu teorinya, bahwa tarif pajak yang tinggi tidak serta merta memberikan penerimaan yang tinggi pula. Misalnya, kenaikan tarif sebesar 10% akan memberikan tambahan pendapatan sebesar 10% pula.

    “Itu tidak benar. Jika Anda menaikkan tarif pajak sebesar 10%, Anda mungkin hanya meningkatkan pendapatan sebesar 9%, 8%, atau 6%. Anda bahkan mungkin kehilangan pendapatan,” lanjutnya.

    Luffer menuturkan saat tarif pajak suatu negara naik, justru pelaku usaha atau Wajib Pajak (WP) akan menyewa pengacara dan spesialis bahkan lebih jauh lagi meninggalkan negara tersebut. 

    Di Indonesia, pemerintah sendiri membutuhkan tambahan pendapatan untuk membiayai belanja negara yang cukup jumbo. 

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan penerimaan pajak Rp683,3 triliun per Mei 2025. Angka tersebut turun 10,13% secara tahunan (year on year/YoY) dari realisasi pajak Mei 2024 senilai Rp760,38 triliun.

    Sementara itu, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp122,9 triliun per Mei 2025 atau setara 40,7% dari target APBN 2025 senilai Rp301,6 triliun.

    Total penerimaan perpajakan, yang terdiri dari pajak dan bea cukai, mencapai Rp806,2 triliun per Mei 2025 atau setara 32,4% dari target APBN 2025 sebesar Rp2.490,9 triliun. Angka tersebut turun 7,2% dibandingkan realisasi penerimaan perpajakan per Mei 2024 senilai Rp869,50 triliun.

  • KPK Dalami Kegiatan Rapat Bank Indonesia dengan DPR Soal Penyaluran Dana CSR

    KPK Dalami Kegiatan Rapat Bank Indonesia dengan DPR Soal Penyaluran Dana CSR

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami soal pelaksanaan rapat-rapat Bank Indonesia (BI) dengan Komisi XI DPR terkait dengan penyaluran dana Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

    Hal itu didalami oleh penyidik ketika meminta keterangan tiga orang dari Sekretariat Komisi XI DPR, Selasa (17/6/2025). Mereka adalag Ageng Wardoyo selaku Kepala Subbagian Rapat Sekretariat Komisi XI DPR, Anita Handayaniputri selaku Kepala Bagian Sekretariat Komisi XI DPR, serta Sarilan Putri Khairunnisa selaku Kepala bagian Sekretariat Komisi XI DPR.

    Ada satu saksi lain yang juga dijadwalkan untuk dimintai keterangan saat itu, namun berhalangan hadir karena sedang menunaikan ibadah Haji. Satu saksi itu dari lingkungan BI, yaitu Kepala Divisi PSBI pada Departemen Komunikasi, Hery Indratno. 

    “Saksi 1-3 hadir didalami terkait dengan rapat-rapat pembahasan penyaluran PSBI,” ungkap Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan, Rabu (18/6/2025). 

    Sebelum pemeriksaan tersebut, penyidik juga sudah mendalami soal pembahasan anggaran tahunan BI sampai dengan proses penganggaran, pengajuan serta pencairan dana PSBI. Keterangan terkait dengan hal tersebut didalami dari saksi mantan Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, serta mantan Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan BI Irwan.

    Adapun penyidik KPK telah menggeledah kantor BI pada akhir 2024 lalu. Salah satu ruangan yang digeledah adalah ruangan kerja Gubernur BI Perry Warjiyo. Beberapa lokasi lain yang sudah digeledah juga kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta rumah dua anggota DPR Komisi XI 2019-2024 Satori dan Heri Gunawan.

    Pada perkembangan lain, Satori dan Heri sudah pernah diperiksa oleh penyidik KPK.  KPK menduga keduanya menerima dana PSBI melalui yayasan yang mereka miliki di daerah pemilihan (dapil) masing-masing. 

    Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu menyebut, pihaknya menduga yayasan penerima dana CSR dari bank sentral itu tidak digunakan dengan ketentuan yang benar serta tidak sesuai fungsinya.

    Misalnya, apabila awalnya dana CSR ditujukan untuk membangun rumah rakyat 50 unit, kenyataan di lapangan rumah yang dibangun tidak sampai jumlah tersebut. 

    “Tidak 50-nya dibangun. Tapi hanya misalkan 8 atau 10. Terus yang 40-nya ke mana? Ya itu tadi. Yang 40-nya dalam bentuk uangnya tidak dibangunkan rumah. Akhirnya dibelikan properti. Yang baru ketahuan baru seperti itu,” kata Asep. 

    Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso memastikan bahwa penyaluran CSR BI dilakukan dengan tata kelola/ketentuan yang benar.

    “Proses pemberian PSBI senantiasa dilakukan sesuai tata kelola/ketentuan yang benar, mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan kemanfaatan,” tuturnya, Minggu (29/12/2024).

  • Butterfly Effect Data Semu Perekonomian

    Butterfly Effect Data Semu Perekonomian

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang kembali marak di berbagai sektor pada 2024 dan awal 2025 bukanlah peristiwa biasa. Ini merupakan refleksi dari krisis struktural dalam sistem ketenagakerjaan dan perekonomian nasional.

    PHK sering dianggap keputusan logis atas tekanan pasar dan perlambatan ekonomi global. Namun, jika dicermati lebih dalam, gelombang PHK massal tidak berdiri sendiri. Kondisi ini datang bersamaan dengan tren yang jauh lebih mengkhawatirkan: penurunan produktivitas tenaga kerja dan tingginya rasio ICOR (Incremental Capital Output Ratio), yang menandakan rendahnya efisiensi investasi nasional.

    Kita tengah menghadapi kombinasi masalah sistemik yang membentuk bom waktu sosial-ekonomi. Jika tidak segera ditangani, ketiga indikator ini akan mengikis daya tahan nasional secara perlahan, memicu kemiskinan struktural, ketimpangan yang memburuk, dan bahkan potensi instabilitas keamanan.

    Produktivitas Menurun, Daya Saing Terancam

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asian Productivity Organization mencatat bahwa pertumbuhan produktivitas tenaga kerja Indonesia pada akhir 2024 mengalami kontraksi –1,55 persen secara tahunan (YoY). Ini menjadi sinyal serius bahwa tenaga kerja kita, khususnya di sektor industri dan jasa, belum mampu beradaptasi terhadap tantangan dan kebutuhan pasar yang terus berubah. Dalam jangka panjang, tren ini akan menurunkan daya saing nasional.

    Selama hampir satu dekade terakhir, pertumbuhan produktivitas tenaga kerja Indonesia stagnan di kisaran 2,5 persen per tahun. Bandingkan dengan Vietnam yang mampu mempertahankan laju produktivitas di atas 5 persen.

    Lemahnya pertumbuhan ini antara lain disebabkan tingginya proporsi pekerja informal, rendahnya kualitas pendidikan vokasi, serta kurangnya reskilling dan upskilling yang adaptif terhadap teknologi baru.

    Investasi Mahal, Pertumbuhan Lambat

    Sementara itu, ICOR Indonesia pada awal 2025 masih berada di kisaran 6. Artinya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen, dibutuhkan investasi hingga enam persen dari produk domestik bruto (PDB). Ini menunjukkan investasi yang digelontorkan, baik oleh pemerintah maupun sektor swasta, belum menghasilkan output ekonomi yang optimal.

    Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Vietnam dan Thailand memiliki ICOR di kisaran 4–5. Tingginya ICOR Indonesia mencerminkan inefisiensi dalam pelaksanaan proyek-proyek publik, tumpang tindih kebijakan sektoral, serta minimnya adopsi teknologi dalam proses produksi.

    Produktivitas yang stagnan ditambah ICOR yang tinggi menciptakan paradoks pembangunan. Kita berinvestasi besar, tetapi pertumbuhan yang dihasilkan kecil. Sementara tekanan terhadap pembiayaan negara dan sektor keuangan semakin berat, terlebih dengan melambatnya penerimaan pajak dan meningkatnya belanja sosial.

    Gejala dan Dampak Domino

    PHK massal tidak hanya menyangkut persoalan ketenagakerjaan. Namun, mencerminkan dari gagalnya sistem produksi dalam menyerap dan mempertahankan tenaga kerja secara berkelanjutan. Akibatnya, beban negara meningkat karena harus menyalurkan bantuan sosial, tunjangan pengangguran, dan subsidi kebutuhan dasar.

    Pada Maret 2025, BPS mencatat bahwa angka kemiskinan naik menjadi 8,57 persen, namun dan Bank Dunia mengumumkan laporan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 68,3% (lebih baik dari Zimbabwe). Sebagian besar berasal dari rumah tangga dengan anggota usia produktif yang kehilangan pekerjaan tetap. Di sisi lain, PHK menimbulkan tekanan psikososial—stres, kecemasan, bahkan konflik keluarga—yang bisa menjalar menjadi masalah sosial yang lebih kompleks.

    Dalam skenario ekstrem, ketidakpuasan sosial akibat pengangguran dan ketimpangan ekonomi bisa menjadi lahan subur bagi radikalisasi, kriminalitas, dan konflik horizontal. Jika tidak diantisipasi, hal ini dapat menggoyahkan stabilitas sosial dan keamanan nasional.

    Peningkatan Produktivitas dan Inklusivitas

    Kita membutuhkan perubahan pendekatan. Pertama, pemerintah harus memperbesar investasi pada pendidikan vokasi dan pelatihan kerja yang sesuai kebutuhan industri. Reskilling dan upskilling tenaga kerja, terutama korban PHK, harus menjadi prioritas nasional.

    Kedua, efisiensi investasi publik harus ditingkatkan. Proyek-proyek besar harus dievaluasi tidak hanya dari sisi serapan anggaran, tetapi juga dari kontribusinya terhadap produktivitas dan nilai tambah ekonomi.

    Ketiga, insentif fiskal dan regulasi perlu diarahkan untuk mendorong perusahaan mempertahankan pekerja, misalnya melalui skema kerja fleksibel, pengurangan jam kerja, atau pelatihan internal. PHK seharusnya menjadi langkah terakhir, bukan pertama.

    Keempat, pemerintah daerah perlu mengembangkan diversifikasi ekonomi lokal yang berbasis potensi wilayah. Ketergantungan pada satu sektor atau industri membuat daerah rentan terhadap krisis. Sektor pertanian modern, perikanan berkelanjutan, pariwisata berbasis budaya, dan ekonomi digital dapat menjadi alternatif penciptaan lapangan kerja yang berdaya saing.

    Mengatasi Government Failure

    PHK massal, produktivitas yang melemah, dan ICOR yang tinggi adalah tiga gejala dari satu penyakit: rapuhnya struktur ekonomi yang terlalu bergantung pada pertumbuhan nominal dan kurang peduli pada kualitas pertumbuhan. Indonesia tidak bisa selamanya berharap pada ekspansi investasi dan konsumsi semata. Kita harus beralih ke strategi pembangunan yang produktif, efisien, dan inklusif.

    Pada Q1-2025 menjadi bukti adanya kegagalan Pemerintah (Government Failure) dalam mengorkestrasi pertumbuhan ekonomi yang hanya tumbuh sebesar 4,87% YoY. Berdasarkan berbagai perlambatan tersebut, tidak adanya seasonal event seperti hari raya keagamaan dan panen raya serta sebanyak 16 hari libur maka pada Q2-2025 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak pada rentang 4,65 – 4,8%.

    Apabila Pemerintah tetap nyaman dengan rasionalisasi data perekonomian maka dapat dipastikan akan terjadinya butterfly effect pada perekonomian nasional ditengah dunia yang sedang bergejolak. Maka insentif yang lebih pro-pasar, dukungan pada inovasi, dan menciptakan kepastian dalam ekosistem perindustrian nasional sangat dibutuhkan.