Category: Bisnis.com

  • Ekspos Uang Sitaan dan Tersangka Dinilai Berlebihan, Pakar Minta Diatur Dalam Revisi KUHAP

    Ekspos Uang Sitaan dan Tersangka Dinilai Berlebihan, Pakar Minta Diatur Dalam Revisi KUHAP

    Bisnis.com, JAKARTA — Pakar Hukum Pidana, Chairul Huda memandang tindakan aparat penegak hukum yang memajang uang hasil sitaan dan menunjukkan terduga tersangka dalam konferensi pers kepada publik adalah hal yang berlebihan dan tidak bermanfaat.

    Selain itu, baginya lucu bila terduga tersangka hanya disebut inisialnya, tetapi jabatannya disebut lengkap. Hal tersebut dia sampaikan kala menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2025).

    Padahal menurutnya, praktek-praktek seperti itu seharusnya dapat dikontrol secara jelas dalam revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Karena selama ini dia melihat aparat hukum kerap kali bertindak sewenang-wenang.

    “Kalau menurut saya ini tindakan yang berlebihan dan itu sepertinya tidak terkontrol oleh KUHAP. Padahal orang belum tentu bersalah nih, kan baru diduga bersalah, baru jadi tersangka. Nah proses-proses ini menurut saya menggambarkan proses yang tidak wajar, proses yang berlebihan,” bebernya.

    Selain dianggap berlebihan dan tidak bermanfaat, dia juga menilai tindakan hal yang dilakukan aparat hukum tersebut dapat memengaruhi pengambilan keputusan hakim. 

    Menurutnya, ada kekhawatiran hakim bisa jadi tidak objektif dalam menilai kasus karena masyarakat sudah terlanjur beropini yang macam-macam. Padahal, orang terduga tersangka itu belum tentu benar melakukan tindak pidana.

    “Ya hormati dong hak-haknya. Jangan kemudian seolah-olah dibentuk suatu opini seolah-olah dia sudah pasti bersalah. Dan itu menyulitkan Hakim. Ya Hakim jadi kesulitan mengambil putusan sehingga kecenderungannya adalah ya sudah bersalah saja deh. Padahal nanti di pengambilan pada tingkat kasasi dibebaskan,” terangnya.

    Lebih jauh, Chairul mengatakan meskipun sistem peradilan pidana harus efektif dalam menanggulangi kejahatan (crime control), akan tetapi tetap harus menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan perlindungan bagi seseorang yang belum tentu terbukti bersalah.

    “Jangan sampai tindakan yang dilakukan itu mendahului proses yang seharusnya misalnya puncaknya ada di pengadilan,” ucapnya.

    Sebab itu, dia mengusulkan agar revisi KUHAP didesain secara netral, tidak semata-mata hanya berpihak pada crime control, tetapi juga due process juga perlu diperhatikan.

  • Lagi Tren, Kini Blackberry Ramai Jadi Incaran Gen Z

    Lagi Tren, Kini Blackberry Ramai Jadi Incaran Gen Z

    Bisnis.com, JAKARTA – Blackberry tiba-tiba menjadi ponsel incaran para anak muda kelahiran 1997-2012 alias Gen Z.

    Tren penggunaan Blackberry pun semakin meluas, di mana banyak anak muda mulai memamerkan ponsel lawas tersebut di akun sosial media mereka seperti TikTok.

    Melansir New York Post, Blackberry banyak diincar Gen Z sebagai ponsel jadul yang aesthetic dan mampu memberikan kesan vintage.

    Kemudian muncul juga pergerakan “Social Media Detox” yang membuat para anak muda rehat sejenak dari iPhone mereka ke Blackberry.

    Apabila melakukan pencarian cepat di TikTok dengan kata kunci “Blackberry”, akan menampilkan ribuan video Gen Z yang membeli ponsel Blackberry yang sudah tidak terpakai di eBay.

    Selain itu, mereka juga memamerkan Blackberry bekas pemakaian orang tuanya.

    Dalam salah satu video, seorang gen Z memamerkan menghias ponsel lawasnya itu dan menunjukkan keyboard yang berbunyi klik dan layak untuk direkam dengan suara ASMR.

    Namun tak hanya Blackberry, para anak muda kini memang sedang ramai mengincar gawai lawas seperti iPod, kamera pocket, hingga Walkman.

    China Rebranding Blackberry

    Makin diincar oleh anak-anak muda, perusahaan asal China, Zinwa Technologies, pun melihat potensi cemerlang.

    Zinwa Technologies siap membawa kembali BlackBerry seri Classic Q20 dengan perombakan internal agar bisa digunakan oleh masyarakat modern.

    BlackBerry Classic Q20 hasil modifikasi akan diberi nama Zinwa Q25 yang akan dirilis pada pada Agustus 2025 mendatang, dikutip dari TechRadar.

    Ponsel ini akan dilengkapi perangkat keras baru dengan tetap mempertahankan banyak komponen ikonik asli termasuk layar sentuh 720×720, keyboard fisik, lampu notifikasi LED, dan rangka luar.

    Proyek ini bertujuan untuk memadukan bentuk BlackBerry yang nostalgia dengan kemampuan telepon pintar modern.

    Spesifikasi ponsel ini yakni kurang lebih akan mempunyai chipset MediaTek Helio G99, RAM LPDDR4x 12 GB, dan penyimpanan UFS 2.x 256 GB.

    Baterainya ditingkatkan menjadi 3.000 mAh dan sistem kameranya mencakup sensor belakang 50MP dan kamera depan 8MP.

    Q25 akan menjalankan Android 13, tetapi tidak ada rencana untuk meningkatkan ke Android 14 atau yang lebih baru.

    Meskipun begitu, Zinwa berencana untuk menyediakan pembaruan rutin untuk mengatasi bug dan menambahkan fitur-fitur kecil.

    Perusahaan akan mengirimkan Q25 dengan NFC, USB-C, jack headphone, dukungan kartu MicroSD, dan satu slot SIM. Modem di motherboard baru mendukung semua pita 4G LTE global, sehingga ponsel ini kompatibel dengan sebagian besar jaringan di seluruh dunia.

  • Lautan di Bumi Kian Menjadi Gelap, Ini Dampaknya

    Lautan di Bumi Kian Menjadi Gelap, Ini Dampaknya

    Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan mengungkapkan jika lebih dari 20% lautan Bumi telah menjadi gelap selama 20 tahun terakhir.

    Kondisi ini, berpotensi meninggalkan beberapa kehidupan laut dalam kegelapan, menurut penelitian baru dari University of Plymouth.

    Dilansir dari newsnation, para peneliti mengamati penggelapan di zona fotik lautan, tempat cahaya menyaring air dengan cara yang cukup untuk menopang spesies yang bergantung pada sinar matahari dan cahaya bulan.

    Diperkirakan 90% kehidupan laut hidup di zona ini, yang biasanya meluas hingga kedalaman 200 meter. Berkurangnya sinar matahari berarti spesies penting yang hidup di sana mungkin menderita, yang berpotensi mengejutkan stok ikan global dan mengganggu rantai makanan di darat dan laut.

    Antara tahun 2003 dan 2022, sekitar 30 juta mil persegi lautan mengalami penggelapan zona fotik. Itu sama besarnya dengan gabungan luas daratan Eropa, Afrika, Cina, dan Amerika Utara.

    Tanpa cahaya untuk membimbing mereka, beberapa spesies laut dapat mengalami proses biologis yang kacau, siklus reproduksi berubah, dan banyak lagi.

    “Penggelapan lautan global merupakan pengurangan kedalaman tempat fotobiologi yang didorong oleh bulan dan matahari dapat berlangsung, dan dengan demikian merupakan bentuk hilangnya habitat yang tersebar luas secara global yang masih belum terukur,” demikian bunyi penelitian tersebut.

    Para peneliti menduga bahwa penggelapan tersebut merupakan produk potensial dari perubahan mekarnya alga, pergeseran suhu permukaan, atau perubahan cahaya buatan. Khususnya, bentangan lautan yang terkena dampak tidak terbatas pada pesisir, yang sebelumnya terutama dikaitkan dengan fenomena tersebut.

    Namun, tidak semuanya suram para peneliti juga mencatat adanya pencerahan di 10% lautan, sekitar 14 juta mil persegi.

    Penting untuk dicatat bahwa para peneliti berpendapat bahwa data mereka selama dua dekade “tetap tidak cukup untuk sepenuhnya mengesampingkan” kemungkinan bahwa tren tersebut hanyalah perubahan alami selama beberapa dekade.

  • KPK Panggil Politisi PDIP, PKS hingga Deputi BI di Kasus CSR

    KPK Panggil Politisi PDIP, PKS hingga Deputi BI di Kasus CSR

    Bisnis.com, JAKARTA — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Wakil Ketua Komisi XI DPR Dolfie Othniel Frederic Palit sebagai saksi kasus dugaan korupsi penyaluran dana Program Sosial Bank Indonesia atau PSBI. 

    Dolfie dipanggil oleh tim penyidik KPK untuk untuk dimintai keterangan hari ini, Kamis (19/6/2025), bersama dengan tiga orang saksi lainnya. 

    Meski demikian, berdasarkan pengumuman KPK, anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) itu dipanggil dalam kapasitasnya sebagai Ketua Panja Pengeluaran Rencana Kerja dan Anggaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

    Sebagaimana diketahui, Komisi XI atau Komisi Keuangan DPR bermitra dengan lembaga pemerintah seperti BI, OJK, LPS hingga Kementerian Keuangan, yang merupakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). 

    “Hari ini Kamis (19/6), KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap saksi dugaan TPK terkait penyaluran dana Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK atas nama DOF Ketua Panja Pengeluaran Rencana Kerja dan Anggaran OJK,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan, Kamis (19/6/2025). 

    Selain Dolfie, penyidik KPK turut menjadwalkan pemeriksaan terhadap anggota DPR lainnya. Dia adalah Ecky Awal Mucharam, anggota Komisi XI DPR 2019-2024 dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

    Kemudian, dua orang saksi lainnya yang turut dipanggil adalah Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta serta Sahruldin, seorang karyawan swasta. 

    Adapun terkait dengan pemanggilan Filianingsih, Ketua KPK Setyo Budiyanto mengonfirmasi bahwa tim penyidik telah mengirimkan surat pemanggilan terhadapnya beberapa waktu lalu. Dia berharap Filianingsih, yang merupakan salah satu anggota Dewan Gubernur BI, hadir pada pemeriksaan yang sudah dijadwalkan.  

    “Permintaan keterangan untuk besok,” ujar Setyo kepada Bisnis, Rabu (18/6/2025). 

    Untuk diketahui, kasus dugaan korupsi penyaluran dana CSR telah diusut KPK di tahap penyidikan sejak sekitar akhir 2024. Pada Desember 2024, penyidik menggeledah kantor BI dan OJK di Jakarta. Salah satu ruangan yang digeledah di kompleks perkantoran BI, adalah ruangan kerja Gubernur BI Perry Warjiyo. 

    Selain kantor BI dan OJK, tim penyidik sudah melakukan penggeledahan di beberapa tempat seperti rumah dua anggota DPR Komisi XI periode 2019-2024, Satori dan Heri Gunawan.

    Satori dan Heri juga telah diperiksa oleh penyidik KPK sebagai saksi. Satori, yang merupakan politisi Nasdem, serta Heri yang merupakan politisi Gerindra, diduga menerima dana CSR melalui yayasan milik mereka di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.

  • Nama-nama Wamen yang Rangkap Jabatan sebagai Komisaris BUMN di Era Prabowo

    Nama-nama Wamen yang Rangkap Jabatan sebagai Komisaris BUMN di Era Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, fenomena rangkap jabatan wakil menteri kembali menjadi sorotan publik.

    Sebanyak 25 dari total 56 Wakil Menteri (wamen) Kabinet Merah Putih tercatat merangkap posisi sebagai komisaris di berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak perusahaannya.

    Praktik ini memunculkan diskursus mengenai efektivitas kerja pemerintahan dan potensi konflik kepentingan di tengah tuntutan transparansi dan akuntabilitas publik. 

    Saat ini, dua penunjukan terbaru yang mendapat sorotan adalah Sudaryono yang merupakan Wakil Menteri Pertanian dan diangkat sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia (Persero).

    Selain itu, Immanuel Ebenezer Gerungan yang merupakan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, juga dipercaya sebagai Komisaris PT Pupuk Indonesia (Persero).

    Keduanya menjadi bagian dari jajaran wakil menteri yang memegang jabatan strategis di lingkup korporasi negara atau perusahaan pelat merah.

    Berikut penjabaran lengkap 25 wakil menteri atau wamen Kabinet Prabowo Subianto yang merangkap jabatan komisaris BUMN.

    25 Wamen Kabinet Prabowo Subianto jadi Komisaris BUMN

    Sektor Pertanian, Energi, dan Kelautan

    Wakil Menteri Pertanian Sudaryono  – Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia
    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung – Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
    Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Didit Herdiawan Ashaf – Komisaris Utama PT Perikanan Indonesia
    Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto – Komisaris Utama PT Dahana

     

    Sektor Teknologi dan Telekomunikasi 

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo – Komisaris Utama PT Telkom Indonesia
    Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Ossy Dermawan – Komisaris PT Telkom Indonesia
    Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Silmy Karim – Komisaris PT Telkom Indonesia
    Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono – Komisaris Utama PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel)
    Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria – Komisaris Telkomsel
    Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Ratu Isyana Bagoes Oka – Komisaris PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel)
    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria – Komisaris Utama PT Indosat Tbk

     

    Sektor Perhubungan dan Infrastruktur

    Wakil Menteri Perhubungan Suntana – Komisaris Utama PT Pelindo
    Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti – Komisaris Utama PT Brantas Abipraya
    Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro – Komisaris Utama PT Jasa Marga
    Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah – Komisaris PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

     

    Sektor Keuangan dan Perbankan

    Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara – Komisaris PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
    Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Aminuddin Ma’ruf – Komisaris PT PLN (Persero)
    Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo – Komisaris Utama PT BRI

     

    Sektor Kesehatan dan Sosial 

    Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono – Komisaris PT Pertamina Bina Medika
    Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Christina Aryani – Komisaris PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
    Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan – Komisaris PT Pupuk Indonesia (Persero)

     

    Sektor Budaya dan UMKM

    Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha – Komisaris PT Garuda Maintenance Facility (GMF)
    Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Helvy Yuni Moraza – Komisaris PT BRI

     

    Investasi dan Perdagangan

    Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri – Komisaris Utama PT Sarinah
    Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinator Penanaman Modal Todotua Pasaribu – Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

  • Tok! Prabowo Cabut Aturan Tambahan PMN ke Waskita Karya (WSKT)

    Tok! Prabowo Cabut Aturan Tambahan PMN ke Waskita Karya (WSKT)

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto resmi mencabut aturan penambahan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).

    Keputusan tersebut sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2025 tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan.

    “Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Waskita Karya Tbk (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O22 Nomor 195) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,” demikian bunyi beleid tersebut, dikutip Kamis (19/6/2025). 

    Adapun, aturan pencabutan penambahan PMN kepada WSKT itu mulai berlaku pada saat PP Nomor 20/2025 diundangkan pada 6 Mei 2025. Di mana, keputusan itu juga telah ditanda tangani oleh Presiden Prabowo pada hari yang sama.

    Penghentian injeksi negara ke PT WSKT ini juga sempat disampaikan oleh Presiden Prabowo secara langsung. Dia menilai terdapat sejumlah BUMN Karya yang tidak efisien dalam menjalankan proyek lantaran kerap mengandalkan penyertaan modal negara.

    “Sering kali BUMN-BUMN ini merasa kalau dia kerjanya lambat tak apa-apa. Kalau nanti dia boros tak apa-apa karena ada Menkeu yang akan [berikan] PMN,” kata Prabowo dalam acara puncak International Conference of Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center, Kamis (12/6/2025).

    Seiring dengan hal itu, Prabowo meminta agar BUMN karya dapat mencontoh praktik kerja perusahaan swasta yang diklaim jauh lebih efisien dan tepat waktu.

    Pada saat yang sama, Prabowo juga menyebut bakal memberikan kesempatan penuh bagi pihak swasta untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur nasional lantaran dinilai lebih efisien dan tepat waktu. 

    “Di bidang tertentu terutama di bidang konstruksi pembangunan fisik sektor swasta dan juga sektor swasta internasional sering lebih modern, lebih efisien dan dapat mencapai prestasi tepat waktu dengan menghemat anggaran yang besar,” pungkasnya. 

  • Ramalan SBY Soal Konflik Iran-Israel: Masa Depan Ada di 5 Pemimpin Negara

    Ramalan SBY Soal Konflik Iran-Israel: Masa Depan Ada di 5 Pemimpin Negara

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memandang masa depan dunia dari sisi perdamaian dan keamanan akan ditentukan oleh lima orang terkuat saat ini.

    Mengutip unggahan X @SBYudhoyono pada Kamis (19/6/2025), SBY menyebut kelima orang ini adalah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    Selanjutnya, imbuhnya, tiga orang yang lebih kuat lagi adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden China Xi Jinping.

    “Saat ini, situasi di Timur Tengah semakin berbahaya. Jika Perang Iran-Israel menjadi out of control, dunia benar-benar di ambang malapetaka,” tulisnya dalam unggahan tersebut.

    Sebab itu, ayah dari Menko Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini berharap kelima pemimpin tersebut diberikan kearifan jiwa dan kejernihan pikiran oleh Tuhan dalam mengambil keputusan serta tindakan.

    “Jangan ada salah keputusan dan miscalculation. Kalau gegabah dan salah, akan menimbulkan kematian dan kehancuran yang dahsyat di banyak bangsa dan negara,” terangnya.

    SBY menyoroti bahwa sejarah mencatat, banyak peperangan yang terjadi karena ego dan ambisi para pemegang kekuasaan (power holders). 

    Meskipun dia juga menyebut bahwa dari abad ke abad pasti selalu ada pemimpin yang sangat gemar berperang atau warlike leaders. Padahal, menurutnya sejatinya manusia sedunia lebih mencintai kedamaian dan perdamaian.

    “Perang besar, apalagi Perang Dunia ke-3, masih bisa dicegah. Harus bisa dicegah. Waktu dan jalan masih ada,” tutupnya.

  • Diminta Kejagung Serahkan Uang Kasus CPO, Musim Mas Bakal Ikuti Wilmar?

    Diminta Kejagung Serahkan Uang Kasus CPO, Musim Mas Bakal Ikuti Wilmar?

    Bisnis.com, JAKARTA — Musim Mas Group merespons pernyataan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait dengan penyerahan uang dalam perkara korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) korporasi.

    Sebelumnya, Wilmar Group telah menyerahkan Rp11,8 triliun terkait dengan kasus rasuah tersebut. Uang triliunan tersebut kemudian disita atas penetapan pengadilan.

    Kemudian, Direktur Penuntutan (Dirtut) Sutikno mengharapkan bahwa dua terdakwa korporasi lainnya yakni Musim Mas Group dan Permata Hijau Group agar mengambil langkah yang serupa dengan Wilmar.

    Adapun, Corporate Communication Musim Mas, Reza Rinaldi menyatakan bahwa perusahaan selama ini telah mendukung kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan sebaik mungkin sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    “Saat ini, perusahaan terus berkoordinasi dengan pihak otoritas terkait, termasuk Kantor Kejaksaan Agung untuk mendukung kelancaran proses hukum yang sedang berlangsung,” ujar Reza saat dihubungi, Kamis (19/6/2025).

    Berkaitan dengan penyerahan itu, Reza meminta agar semua pihak bisa menunggu dan menghargai setiap penanganan hukum yang ada.

    Pada intinya, Musim Mas menyatakan bahwa perusahaan bakal mengikuti dan taat kepada proses hukum terkait perkara CPO tersebut.

    “Kami berkomitmen untuk tetap menjalin komunikasi yang konstruktif dengan semua pemangku kepentingan dan taat akan proses hukum yang berlaku,” pungkas Reza.

    Selain Musim Mas dan Wilmar, Permata Hijau Group juga merupakan terdakwa dalam perkara CPO ini. Dalam catatan Bisnis, jaksa penuntut umum (JPU) sebelumnya telah menuntut uang pengganti kepada Permata Hijau Group mencapai Rp937,56 miliar. 

    Sementara itu, untuk Musim Mas Group Rp4,9 miliar. Keduanya juga dihukum agar dibebankan juga denda Rp1 miliar.

  • Sumut Raih WTP ke 11 dari BPK, Bobby Minta Jajaran Mempertahankannya

    Sumut Raih WTP ke 11 dari BPK, Bobby Minta Jajaran Mempertahankannya

    Bisnis.com, MEDAN – Pemprov Sumatera Utara kembali menerima predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) tahun anggaran 2024.

    Capaian ini sekaligus menandakan ke-11 kalinya Sumut secara berturut-turut mendapat opini WTP dari BPK RI sejak tahun 2014.

    Gubernur Sumatra Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution mengapresiasi predikat yang diberikan BPK atas LKPD Pemprov Sumut tahun anggara 2024. Dia menyebut pemberian opini WTP membuktikan upaya Pemprov untuk menyajikan laporan keuangan yang transparan dan akuntabel, dan meminta jajarannya mempertahankan capaian ini.

    “Sumut telah mempertahankan opini WTP selama 11 tahun berturut-turut. Ini tak lepas dari upaya kami untuk menyajikan laporan keuangan yang transparan dan akunabel,” kata Bobby dalam agenda penyerahan laporan hasil pemeriksaan (LHP) LKPD Pemprov Sumut di DPRD Sumut, Kamis (12/6/2025).

    Kendati, dia mengingatkan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) jajarannya tak menganggap capaian ini sebagai tradisi. Dia menyebut opini WTP harus mampu menumbuhkan semangat dan mencerminkan budaya kerja yang selaras dengan opini tersebut.

    Lebih jauh dia mengatakan, capaian ini juga tak menandakan suatu pemerintahan bersih dari korupsi. Dia menekankan tugas penting pembangunan kepada pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) jajarannya, yakni untuk menyejahterakan masyarakat.

    “WTP belum tentu menjadikan moral kita bersih dari korupsi. Oleh karena itu, saya mengingatkan diri saya sendiri dan semua yang ada di ruangan ini untuk menjadikan diri kita insan yang jauh dari korupsi,” tambah Bobby.

    Terkait dengan catatan berulang yang disoroti BPK atas LKPD Pemprov Sumut, Bobby mengatakan akan segera menindaklanjutinya. Dia juga meminta DPRD Sumut selaku Lembaga legislatif di tingkat daerah terus menjalankan fungsi pengawasannya demi mewujudkan pembangunan yang benar-benar menyejahterakan rakyat Sumut.

    “Kami juga mengharapkan kepada pimpinan dan seluruh anggota DPRD Sumut, kalau ada OPD kami yang anggarannya aneh-aneh, dicoret saja. Ini agar kejadian-kejadian negatif atau belanja yang tidak efektif tak terulang lagi,” pintanya.

    Adapun Anggota IV BPK RI Haerul Saleh mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan atas LKPD Pemprov Sumut dengan mengikuti prosedur ketat sesuai ketentuan yang berlaku.

    Dia menyebut ada beberapa tahapan penilaian yang dilakukan BPK, mulai dari kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintah; system pengendalian internal; kepatuhan; hingga kecukupan pengungkapan.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, BPK memberi opini Wajar Tanpa Pengecualian kepada LKPD Pemprov Sumut tahun 2024.

    “Dari hasil pemeriksaan, opini BPK atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara Tahun 2024 ialah Wajar Tanpa Pengecualian,” kata Haerul saat menyampaikan sambutan dalam agenda penyerahan LHP LKPD Pemprov Sumut di DPRD Sumut, Kamis (12/6/2025).

    Meski demikian, terang Haerul, pemberian opini WTP oleh BPK tidak mengindikasikan ketiadaan kasus korupsi di suatu pemerintahan. Dia mengungkap bahwa BPK hanya memeriksa laporan keuangan semata. Terpenuhinya standar pengujian oleh pemerintah daerah menjadi landasan BPK dalam pemberian opini atas LKPD tersebut.

    “Tetapi memang Opini WTP bukan berarti tidak ada korupsi, karena yang kami lihat adalah laporan keuangan. Dan ini berdasarkan sampel saja, mengingat keterbatasan waktu dan sumber daya,” ujarnya.

  • Meta Tawarkan Bonus Rp1,6 Triliun, OpenAI Singgung Loyalitas

    Meta Tawarkan Bonus Rp1,6 Triliun, OpenAI Singgung Loyalitas

    Bisnis.com, JAKARTA — Persaingan memperebutkan talenta terbaik di bidang kecerdasan buatan (AI) makin menggila. Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, dilaporkan menawarkan bonus penandatanganan hingga $100 juta atau Rp1,6 triliun dan gaji tahunan yang lebih tinggi untuk menarik peneliti AI dari OpenAI, pencipta ChatGPT. 

    Sementara itu, CEO OpenAI Sam Altman menegaskan “orang-orang terbaik” di timnya menolak tawaran menggiurkan tersebut. 

    Dilansir dari Techcrunch dan Quartz, Kamis (19/6/2025) Sam mengaku terkejut dengan besarnya tawaran dari Meta, yang mulai membuat tawaran besar ke banyak orang di OpenAI seperti bonus penandatanganan US$100 juta.

    “Ini gila. Saya sangat senang, sejauh ini, tidak ada dari orang terbaik kami yang menerimanya,” ujar Sam. 

    Sam menilai, alasan utama peneliti OpenAI bertahan bukan soal uang, melainkan keyakinan bahwa OpenAI punya peluang lebih besar untuk mewujudkan superintelligence—AI yang melampaui kecerdasan manusia dalam memori, penalaran, dan pengetahuan. 

    Dia juga menyoroti budaya kerja unik OpenAI yang lebih menekankan misi dan dampak global, bukan sekadar insentif finansial.

    Langkah agresif Meta ini terjadi di tengah upaya CEO Mark Zuckerberg membentuk tim “superintelligence” beranggotakan 50 peneliti terbaik. Salah satu strategi utama Meta adalah investasi besar pada Scale AI, startup data labeling penting untuk pelatihan model AI. 

    Pekan lalu, Meta mengumumkan investasi US$14,3 miliar untuk mengambil 49% saham Scale AI dan merekrut CEO-nya, Alexandr Wang, ke dalam tim superintelligence Meta. 

    Wang, yang dikenal sebagai miliarder muda dan pendiri Scale AI, akan memimpin divisi baru di Meta, meski bukan dari latar belakang ilmuwan riset. Langkah ini dinilai sebagai upaya Meta untuk mempercepat komersialisasi dan pengembangan AI, sekaligus mendapatkan akses ke jaringan talenta dan data yang luas milik Scale AI.

    Fortune menyebut Meta dan OpenAI sebagai raksasa teknologi dengan jumlah pengguna terbesar. Meta AI, asisten AI buatan Meta, telah mencapai satu miliar pengguna aktif bulanan di seluruh aplikasi Meta. Sementara OpenAI melaporkan 500 juta pengguna aktif mingguan untuk ChatGPT dan produk turunannya pada April 2025. 

    Sam mengkritik pendekatan Meta yang terlalu fokus pada kompensasi finansial. Dia menilai, strategi semacam ini tidak akan membangun budaya inovasi yang kuat dalam jangka panjang. “Saya pikir orang-orang melihat dua jalur: OpenAI punya peluang bagus untuk benar-benar mewujudkan superintelligence dan mungkin suatu hari akan jadi perusahaan yang lebih bernilai,” kata Altman.

    Di sisi lain, beberapa pengamat menilai Meta memang tengah berjuang mengejar ketertinggalan setelah beberapa tahun terakhir kehilangan sejumlah peneliti AI utama dan menerima respons dingin atas model AI terbaru mereka, Llama 3.