Category: Bisnis.com

  • Pemeriksaan Perry Warjiyo Terkait Dana CSR BI, KPK: Tunggu Kebutuhan Penyidik

    Pemeriksaan Perry Warjiyo Terkait Dana CSR BI, KPK: Tunggu Kebutuhan Penyidik

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto menyerahkan sepenuhnya kepada tim penyidik terkait kemungkinan pemeriksaan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam kasus dugaan korupsi penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR).

    Sebagaimana diketahui, ruangan kerja Perry Warjiyo menjadi salah satu lokasi penggeledahan tim penyidik KPK pada akhir Desember 2024 lalu. Namun, hingga saat ini, penyidik belum menjadwalkan permintaan keterangan kepadanya ihwal bukti yang ditemukan di ruangan kerjanya.

    Setyo mengatakan, tim penyidiknya akan memutuskan apabila perlu untuk memeriksa Perry setelah pemeriksaan saksi-saksi lain dituntaskan.

    “Nanti setelah proses pemeriksaan yang lain ini. Jadi semua tergantung kebutuhannya dari penyidik ya, apakah diperlukan pemeriksaan atau tidak,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

    Setyo membantah apabila rencana pemanggilan Perry terkendala lantaran sampai dengan saat ini belum dijadwalkan. Dia menyebut kebutuhan untuk memeriksa gubernur bank sentral itu akan disesuaikan.

    Perwira tinggi Polri bintang tiga itu juga memastikan independensi tim penyidiknya yang menangani kasus dugaan korupsi dana CSR BI.

    “Enggak ada [kendala], sementara tidak ada. Cuma kan nanti disesuaikan, perlu tidaknya itu pertimbangan penyidik. Penyidik independen,” tegasnya.

    Adapun belakangan ini penyidik KPK telah memeriksa sejumlah pejabat dan mantan pejabat bank sentral sebagai saksi pada kasus tersebut. Pada pekan lalu, Senin (2/6/2025), penyidik KPK memeriksa mantan Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dan mendalami soal proses serta prosedur dalam penganggaran, pengajuan sampai dengan pencarian PSBI.

    Itu bukan pertama kali Erwin dipanggil oleh tim penyidik terkait dengan penyidikan kasus dugaan rasuah tersebut.

    Kemudian, pada pekan ini, Selasa (10/6/2025), KPK juga memeriksa mantan Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan BI, Irwan dan mendalami keterangannya soal pembahasan anggaran tahunan BI. Selayaknya Erwin, itu juga bukan pertama kali pejabat bank sentral itu diperiksa KPK.

    Saat ditanya mengenai alasan pemanggilan saksi-saksi tersebut, lembaga antirasuah masih enggan memberikan jawaban secara terperinci. Pasal yang digunakan untuk kasus tersebut pun belum diungkap.

    “Penyidik masih terus mengumpulkan berbagai keterangan dan alat bukti. Sedangkan untuk pasal yang disangkakan belum bisa kami sampaikan pada kesempatan ini. Karena penyidik masih fokus untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang dibutuhkan sehingga perkara ini menjadi terang,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan, Rabu (11/6/2025).

    Sebagaimana diketahui, KPK telah memulai penyidikan terhadap kasus dugaan rasuah itu sejak akhir 2024 lalu. Namun, surat perintah penyidikan (sprindik) yang diterbitkan masih bersifat umum sehingga belum ada pihak yang sudah ditetapkan tersangka.

    Pada akhir tahun lalu, KPK pun telah menggeledah sejumlah lokasi salah satunya kantor BI di Jakarta. Ruangan yang ikut digeledah adalah ruangan kerja Gubernur BI Perry Warjiyo.

    Selain kantor BI, tim penyidik sudah melakukan penggeledahan di beberapa tempat seperti salah satu ruangan di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pusat serta rumah dua anggota DPR Komisi XI periode 2019-2024, Satori dan Heri Gunawan.

    Satori dan Heri juga telah diperiksa oleh penyidik KPK sebagai saksi. Satori, yang merupakan politisi Nasdem, serta Heri yang merupakan politisi Gerindra, diduga menerima dana CSR melalui yayasan milik mereka di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.

    Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu pada April 2025 lalu sempat mengungkap bahwa lembaganya tidak lama lagi akan menetapkan pihak tersangka dalam kasus tersebut. Hal itu diungkapnya saat ditanya ihwal status hukum anggota DPR Komisi XI 2019-2024 Fraksi Partai Nasdem, Satori, yang sudah beberapa kali diperiksa KPK.

    Sejauh ini, terang Asep, lembaganya menduga bahwa yayasan penerima CSR BI yang dimiliki Satori dan Heri tidak menggunakan dana bantuan itu sesuai dengan fungsinya.

    Misalnya, apabila awalnya dana CSR ditujukan untuk membangun rumah rakyat 50 unit, kenyataan di lapangan rumah yang dibangun tidak sampai jumlah tersebut.

    “Tidak 50-nya dibangun. Tapi hanya misalkan 8 atau 10. Terus yang 40-nya ke mana? Ya itu tadi. Yang 40-nya dalam bentuk uangnya tidak dibangunkan rumah. Akhirnya dibelikan properti. Yang baru ketahuan baru seperti itu,” kata Asep.

    Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso memastikan bahwa penyaluran CSR BI dilakukan dengan tata kelola/ketentuan yang benar.

    “Proses pemberian PSBI senantiasa dilakukan sesuai tata kelola/ketentuan yang benar, mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan kemanfaatan,” tuturnya, Minggu (29/12/2024).

  • Stimulus Tol Tak Sentuh Akar Masalah, Pelaku Logistik Soroti Pajak & Infrastruktur

    Stimulus Tol Tak Sentuh Akar Masalah, Pelaku Logistik Soroti Pajak & Infrastruktur

    Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha di sektor logistik menilai kebijakan insentif di sektor transportasi yang diberikan oleh pemerintah baru-baru ini belum sepenuhnya menyentuh permasalahan mendasar di sektor logistik nasional.

    Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia atau Aptrindo Agus Pratiknyo mengatakan pihaknya menyambut baik langkah diskon tarif tol, tetapi menegaskan bahwa kebijakan tersebut bersifat jangka pendek dan belum menjawab tantangan riil yang mereka hadapi saat ini.

    “Diskon tarif tol memang membantu secara sementara, tapi tidak mencerminkan beban yang sedang kami tanggung di mana selama 3–4 bulan terakhir, sektor angkutan barang mengalami penurunan aktivitas karena sepinya permintaan dari industri manufaktur dan sektor lain,” ujar Agus kepada Bisnis, dikutip, Jumat (13/6/2025).

    Lebih jauh, dia juga mengeluhkan adanya kebijakan yang baru diterapkan terkait dengan opsen pajak kendaraan bermotor. Hal ini, sebutnya, membuat beban pajak kendaraan naik drastis yang menambah beban pengusaha.

    Tak hanya itu, Agus juga memaparkan bahwa mayoritas kendaraan logistik—sekitar 75–80% masih bergantung pada jalan nasional atau jalan arteri, bukan jalan tol. Tarif tol yang tinggi membuat mereka tak bisa sepenuhnya mengandalkan akses tol.

    Ironisnya, sejumlah pemerintah daerah justru membatasi akses jalan nasional dan mengarahkan kendaraan logistik masuk ke tol dengan biaya tinggi. Terkait hal ini, Aptrindo pernah bersurat ke Kementerian Perhubungan untuk menyampaikan keberatan atas penutupan akses jalan nasional oleh pemerintah daerah karena apabila harus melalui tol, beban operasional makin berat.

    Ia juga menyinggung ketidakadilan dalam sistem penggolongan kendaraan di jalan tol.

    “Angkutan barang dibedakan berdasarkan jumlah sumbu, semakin banyak sumbu, makin mahal tarifnya. Ini tidak proporsional,” imbuhnya.

    Tak hanya itu, tarif tol rutin mengalami kenaikan setiap 2 tahun sekali sedangkan pelaku usaha angkutan tidak serta-merta bisa menaikkan ongkos angkut kepada pembeli.

    Pasalnya, di dalam dunia angkutan barang, penaikan tarif hanya bisa dilakukan apabila ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM.

    Pelaku usaha meminta pemerintah memberikan stimulus ekonomi yang lebih konkret dan berkelanjutan. Di antaranya, peninjauan ulang tarif tol bagi angkutan barang agar disamakan dengan angkutan orang, penghapusan opsen pajak kendaraan, serta evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan yang kontraproduktif dengan semangat mendorong efisiensi logistik.

    Terakhir, ia mengungkapkan bahwa asosiasi pelaku logistik juga diminta mendukung program Zero Over Dimension Over Loading (ODOL). Namun ia menekankan bahwa solusi penertiban Odol tidak cukup dengan imbauan normalisasi kendaraan saja, melainkan harus dibarengi dengan insentif yang mengimbangi biaya tinggi yang harus mereka keluarkan.

    “Makanya kami minta supaya ya dukungan daripada regulator ini dalam membuat aturan-aturan ini adalah yang benar-benar membumi.Bukan hanya sekedar narasi-narasi atau retorika yang nantinya dalam pelaksanaannya itu memunculkan biaya-biaya yang akhirnya berdampak pada biaya logistik,” tekannya.

    Sementara itu, Ketua Bidang angkutan multimoda Organisasi Angkutan Darat, Ivan Kamadjaja menilai kebijakan pemerintah tersebut masih terlalu fokus pada pengurangan biaya, bukan peningkatan pendapatan pelaku usaha.

    Meski demikian, dia menilai apapun yang dilakukan pemerintah dalam situasi seperti ini patut diapresiasi karena meski bersifat jangka pendek seperti diskon biaya dan insentif selama dua hingga enam bulan, tetap membantu meringankan beban pelaku usaha.

    Namun, Ivan menekankan bahwa akar persoalan harus ditangani dengan pendekatan yang lebih strategis.

    Dia membeberkan sebanyak delapan dari sepuluh pengusaha yang ditemuinya mengeluhkan penurunan volume usaha karena ketatnya persaingan, dan tekanan harga. Banyak yang terpaksa gulung tikar. Ia bahkan meyakini bahwa gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan terus berlanjut.

    Menurutnya dengan melihat kondisi tersebut pemerintah perlu mulai bergeser dari kebijakan berbasis pengurangi biaya ke pendekatan yang mendukung peningkatan pendapatan.

    “Misalnya, insentif yang mendorong orang untuk tetap berusaha seperti kemudahan perizinan atau akses permodalan. Untuk yang lebih spesifik lagi misalnya bunga kredit yang lebih rendah bagi pengusaha angkutan barang. Ini sangat membantu kami untuk tetap tumbuh, apalagi transportasi darat termasuk yang paling tertekan saat ini,” jelasnya.

  • Menkomdigi Minta Netflix Cs Terlibat dalam Produksi dan Pembiayaan Ekosistem Lokal

    Menkomdigi Minta Netflix Cs Terlibat dalam Produksi dan Pembiayaan Ekosistem Lokal

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meminta platform over-the-top (OTT) asing untuk mendukung keberlangsungan industri penyiaran nasional.

    Dalam pertemuan dengan Presiden MPA Asia Pasifik, Meutya meminta OTT lebih aktif mendukung produksi lokal dan membiayai ekosistem penyiaran sebagai bagian dari kedaulatan digital Indonesia.

    “Kami juga ingin Anda memberdayakan industri penyiaran,” kata Meutya dalam audiensi dengan Presiden dan Managing Director MPA untuk Asia Pasifik Mila Venugopalan di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).

    Diketahui, Over-the-top (OTT) adalah layanan media yang memungkinkan pengguna untuk mengakses dan menonton konten, seperti film, acara TV, dan video lainnya, melalui internet tanpa memerlukan langganan televisi kabel atau satelit tradisional.

    Contoh layanan OTT populer antara lain: Netflix, Amazon Prime Video, Disney+ Hotstar, YouTube Premium hingga Apple TV+. Dalam beberapa tahun terakhir, layanan OTT telah menjadi semakin populer dan telah mengubah cara orang menonton konten media.

    Menurut Meutya, industri penyiaran masih memainkan peran penting dalam menjangkau masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, terutama wilayah-wilayah yang belum terjangkau koneksi internet. Namun tantangan berat dihadapi industri ini karena beban investasi dan biaya operasional yang tinggi, sementara tren masyarakat bergeser ke konten digital melalui OTT.

    “Prinsip dasarnya adalah bahwa harus ada kondisi yang setara antara industri penyiaran dengan platform OTT,” tegas Meutya.

    Dia menyambut baik komitmen sejumlah platform OTT yang telah mulai melibatkan konten lokal dalam layanannya, namun menegaskan bahwa keberpihakan terhadap penyiaran nasional juga harus menjadi bagian dari strategi kolaboratif ke depan.

    “Anda mengatakan bagaimana Anda ingin melibatkan dan memberdayakan produksi lokal juga, itu sangat bagus. Kami menyukai ide itu. Namun pada saat yang sama, kami juga perlu membuat industri penyiaran kami bertahan,” lanjutnya.

    Presiden dan Managing Director MPA untuk Asia Pasifik Mila Venugopalan merespons positif dan menawarkan berbagi praktik terbaik dari berbagai negara, termasuk Australia, di mana penyiar lokal justru mendorong deregulasi dan efisiensi alih-alih memberatkan OTT.

    “Termasuk film dan acara televisi yang diproduksi di negara Anda—yang dikonsumsi oleh lebih dari 200 juta pengguna internet di Indonesia, yang merupakan populasi internet terbesar keempat di dunia,” ujarnya.

    MPA menyatakan komitmen untuk berinvestasi dalam bakat lokal dan cerita Indonesia. Mereka juga menyampaikan apresiasi atas langkah pemerintah dalam memblokir situs-situs pembajakan, sebagai upaya perlindungan konten digital yang berkembang pesat di era internet.

    “Kami sangat menghargai kolaborasi yang terus dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital dalam membantu mempromosikan dan melindungi konten digital,” ungkapnya.

    Pertemuan ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar, Staf Khusus Menteri Bidang Kemitraan Global dan Edukasi Digital Raline Shah, serta jajaran pimpinan dan perwakilan MPA Indonesia.

  • Menko Airlangga Sebut Program Diskon Libur Sekolah Incar Omzet Rp60 Triliun

    Menko Airlangga Sebut Program Diskon Libur Sekolah Incar Omzet Rp60 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pemerintah mendukung insentif diskon pada periode libur sekolah untuk mendorong konsumsi masyarakat yang dilaporkan turun pada Mei 2025.

    Airlangga menyebut di tengah perlambatan ekonomi global, masyarakat melakukan pengaturan pengeluarannya sehingga konsumsi tertahan. 

    Untuk memuluhkan daya beli masyarakat di tengah situasi tersebut, pemerintah meluncurkan program diskon selama masa libur sekolah selain stimulus ekonomi yang sudah berjalan. 

    “Makanya tadi pagi kami dorong [konsumsi] dengan [meluncurkan] program diskon dari Hippindo dan Aprindo, diskon selama masa liburan sekolah ini,” ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/6/2025). 

    Adapun, Airlangga baru saja meluncurkan Program Belanja Nasional Holiday Sale yang diselenggarakan selama Juni dan Juli tahun ini yang ditargetkan dapat menarik penjualan hingga Rp60 triliun. 

    Seperti diketahui, hasil survei Bank Indonesia menunjukkan optimisme masyarakat untuk melakukan spending atau belanja yang tercermin dalam Indeks Keyakinan Konsumen terhadap kondisi ekonomi turun per Mei 2025. 

    Secara perinci, keyakinan konsumen pada Mei 2025 kompak menurun pada seluruh kelompok pengeluaran. Penurunan terdalam pada responden dengan pengeluaran (spending) Rp4,1 juta hingga Rp5 juta dengan IKK yang susut 7,5 poin menjadi 117,7. 

    Masyarakat yang termasuk kategori pengeluaran terendah, yakni Rp1 juta higga Rp2 juta, justru mengalami penurunan IKK yang lebih tipis sebesar 2,4 poin ke level 112,3. 

  • Pertamina Proyeksi Kinerja Keuangan 2025 Melandai, Ada Apa?

    Pertamina Proyeksi Kinerja Keuangan 2025 Melandai, Ada Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) memprediksi kinerja keuangan tahun ini akan melandai seiring dengan melemahnya harga minyak mentah global sejak tahun lalu. 

    Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan, Perseroan tengah menggodok strategi untuk mengantisipasi tren penurunan kinerja tersebut yang segera diimplementasikan pada semester kedua tahun ini. 

    “Namun, kita lihat bahwa ini terhindarkan dari sisi ICP [Indonesian crude price], kalau kita lihat dari posisi year to date saja sekarang di level sudah di US$70 dan saat ini Mei itu levelnya sudah di US$62,” kata Emma dalam konferensi pers, Jumat (13/6/2025). 

    Tak hanya dari segi harga, kinerja Pertamina juga berpotensi melemah lantaran bisnis upstream atau hulu yang sedang tertekan. Emma juga menyinggung dari sisi investasi yang berpotensi terhambat. 

    “Jadi kalau kita lihat ini di samping investasi akan menjadi terhambat karena kalau tidak disikapi dengan regulasi yang harus ada breakthrough secara fundamental,” tuturnya. 

    Untuk itu, Pertamina akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah untuk menyikapi volatilitas dari harga minyak mentah agar tidak berdampak pada produksi dan lifting. 

    “Ini yang ke depan kita akan sikapi betul bagaimana reform dari regulatory framework dari sisi upstream dan oil and gas sektor ini yang harus kita sikapi betul untuk tidak menghambat percepatan dan target pemerintah 1 juta barel di tahun 2028 ini ke depan,” jelasnya. 

    Adapun, tren pelemahan kinerja dan parameter global di sektor migas juga terjadi pada tahun lalu. Kendati demikian, Pertamina masih membukukan net profit yang positif. 

    Pertamina membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sekitar US$3,13 miliar atau Rp49,5 triliun. Pencapaian tahun lalu tercatat turun 34,38% yoy dibandingkan laba tahun 2023 yang tercatat sebesar US$4,77 miliar. 

    “Dan revenue di US$75 miliar dan juga di EBITDA di level US$10,7 miliar. Ini sudah memperhitungkan angka impairment kilang. Tadi yang disampaikan karena crack spread-nya tidak memungkinkan untuk kita bisa membukukan positif di some holding kilang,” ujarnya. 

  • Pertamina Cari Rute Aman, Antisipasi Dampak Konflik Panas Israel-Iran

    Pertamina Cari Rute Aman, Antisipasi Dampak Konflik Panas Israel-Iran

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) akan memitigasi dampak dari konflik Israel dan Iran yang tengah memanas dengan melakukan pengalihan rute jalan yang lebih aman. 

    VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan hingga saat ini dampak langsung yang dirasakan terhadap harga maupun pasokan minyak belum terpengaruh. 

    “Itu kita mitigasi kan Timur Tengah memang selalu fluktuatif di sana dan sudah terjadi beberapa kali jadi kita mitigasi dengan biasanya kalau kapal kita re-route melalui rute-rute yang aman,” kata Fadjar kepada wartawan, Jumat (13/6/2025). 

    Dalam hal ini, dia menyebut Pertamina International Shipping dan PT Pertamina Patra Niaga yang akan menganalisis dampak lebih lanjut dari konflik Timur Tengah tersebut. 

    “Biasanya kalau kemaren kemaren yang beberapa konflik, biasanya caranya reroute, cari jalur pelayanan distribusi yang aman, kemudian mencari sumber-sumber negara lain yang bisa kita impor,” jelasnya. 

    Selain mitigasi dengan mengambil rute perjalanan impor minyak yang lebih aman, menurut dia, saat ini impor minyak mentah juga terbilang lebih fleksibel sehingga tidak terlibat dengan kontrak panjang. 

    “Jadi kita tidak terlibat kontrak panjang, kita bisa modifikasi kalau ada gangguan di satu titik, bisa shift misalnya dari Afrika,” ujarnya. 

    Diberitakan Bisnis, harga minyak mentah melonjak lebih dari 12% pada Jumat (13/6/2025), setelah serangan Israel ke Iran yang meningkatkan ketegangan di Timur Tengah dan memicu kekhawatiran gangguan pasokan energi global. 

    Melansir Reuters, harga minyak berjangka Brent melonjak 11,66% atau US$8,09 ke level US$77,45 per barel pada pukul 10.03 WIB, tertinggi sejak Februari 2025. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik US$8,47 atau 12,45% menjadi US$76,51 per barel.

    Reli harga minyak dipicu oleh serangan Israel pada Jumat dini hari waktu setempat terhadap Iran. Media Iran juga melaporkan adanya ledakan di ibu kota Teheran. 

    Ketegangan meningkat seiring upaya Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan agar Iran menghentikan produksi material nuklir yang berpotensi digunakan untuk senjata atom. 

  • 53% Kopdes Merah Putih Belum Berbadan Hukum Juni 2025

    53% Kopdes Merah Putih Belum Berbadan Hukum Juni 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) mengungkap, sebanyak 37.300 dari total 79.882 Koperasi Desa Merah Putih telah berbadan hukum. Jumlah tersebut setara dengan 47% dari total koperasi. Sisanya 53% belum berbadan hukum.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menyampaikan, per 13 Juni 2025 sudah ada sekitar 37.300 Kopdes/Kelurahan Merah Putih telah mendapatkan legalitas Badan Hukum Koperasi.

    “Dari 79.882 [Kopdes] itu, hari ini 37.300 legalitasnya sudah memenuhi persyaratan. Berarti sudah hampir 47% [berbadan hukum],” kata Zulhas di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).

    Sejalan dengan hal itu, Zulhas menyebut bahwa pemerintah tengah mempersiapkan peluncuran Kopdes/Kelurahan Merah Putih yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Juli 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi Nasional. 

    Rencananya, seremoni peluncuran Kopdes/Kelurahan Merah Putih akan dilaksanakan di empat wilayah di Indonesia. Kendati begitu, Zulhas belum dapat mengungkap empat daerah tersebut lantaran hal itu akan dibahas dalam rapat pekan depan.

    Dia juga mengungkap, sejauh ini sudah ada sekitar 140 unit yang mengajukan sebagai mock up Kopdes/Kelurahan Merah Putih. Sebagai informasi, pemerintah sebelumnya memutuskan untuk menetapkan 80 mock up Kopdes/Kelurahan Merah Putih yang akan menjadi percontohan secara nasional.

    Percontohan ini meliputi bangunan fisik koperasi, ekosistem koperasi, hingga skema bisnis yang dijalankan. 

    “Jadi sudah banyak sekali yang mengajukan mock up, sudah 140. Nanti kita akan tampung semua,” ujarnya. 

    Pemerintah sebelumnya menargetkan pengesahan badan hukum koperasi di seluruh wilayah dapat diselesaikan pada akhir Juni 2025. 

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Fery Juliantono mengatakan, salah satu solusi percepatan yang dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk posko khusus guna memfasilitasi segala permasalahan di tingkat desa/kelurahan yang dimoderasi oleh Kementerian Dalam Negeri.

    “Dalam mengakselerasi itu, saya kira butuh dukungan dari Kemendagri untuk menginstruksikan perangkat di wilayah untuk membentuk posko,” kata Ferry dalam rapat koordinasi pekan lalu. 

  • Pertamina Berencana Tambah Produksi LPG 1 Juta Metrik Ton Imbas Defisit Migas

    Pertamina Berencana Tambah Produksi LPG 1 Juta Metrik Ton Imbas Defisit Migas

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) berencana meningkatkan produksi Liquid Petroleum Gas (LPG) sebanyak 1 juta metrik ton sehingga diperkirakan tahun ini dapat menghasilkan total 2,6 juta metrik ton guna mengurangi impor dan menekan defisit migas yang terjadi saat ini.

    Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan kebutuhan impor LPG masih cukup besar seiring dengan kebutuhan LPG di Indonesia yang mencapai 8 juta metrik ton per tahun. 

    “Sementara produksi nasional kita kurang lebih sekitar 1,6 juta ton, sehingga untuk menutupi gap itu kita perlu impor. Namun dalam beberapa kesempatan juga, kami berkoordinasi juga dengan Kementerian SDM, memang masih juga ada potensi yang bisa lebih dimaksimalkan,” kata Simon dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Pertamina, Jumat (13/6/2025). 

    Berdasarkan laporan SKK Migas, terdapat 2 lapangan gas yang mempunyai potensi kandungan campuran propana (C3H8) dan butana (C4H10) sebagai bahan baku LPG. 

    Adapun, 2 lapangan tersebut berada di Wilayah Kerja (WK) Jambi Merang dan WK Offshore North West Java (ONWJ). Keduanya merupakan WK yang dioperatori oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE). 

    Kapasitas produksi LPG di WK Jambi Merang sebesar 200 metrik ton per hari, sedangkan untuk lapangan di WK ONWJ, kapasitas produksinya mencapai 180 metrik ton per hari.

    Tak hanya itu, pihak Pertamina juga mendorong program hilirisasi batu bara yang mengubahnya menjadi dimethyl ether (DME) sebagai upaya subtitusi impor dari LPG. Simon juga menambahkan upaya penguatan infrastruktur jaringan gas. 

    “Jaringan gas yang apabila ini diwujudkan tentunya akan semakin banyak gas kita yang termanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga sehingga mengurangi impor kita untuk kebutuhan LPG,” jelasnya. 

    Adapun, salah satu kendala untuk jaringan gas yaitu untuk menjangkau wilayah-wilayah kepulauan. 

    Dia meyakini untuk wilayah Jawa dan Sumatra penambahan jargas telah optimal untuk menghadirkan energi alternatif bagi kebutuhan rumah tangga. 

    Simon menerangkan dari target jaringan gas rumah tangga 200.000 sambungan rumah (SR) tahun ini, yang terealisasi mencapai 60.000 SR. 

    “Tentunya dengan dukungan dari pemerintah kami akan terus meningkatkan agar supaya infrastruktur gas ini bisa semakin maksimal dan bisa menjadi alternatif sumber energi yang lebih murah bagi masyarakat,” tuturnya. 

  • Harga Singkong Anjlok, Kementan Minta Petani Fokus pada Kualitas

    Harga Singkong Anjlok, Kementan Minta Petani Fokus pada Kualitas

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendorong petani untuk menanam varietas singkong dengan kadar pati tinggi agar dapat diserap oleh industri.

    Pernyataan itu disampaikan Sudaryono guna menanggapi harga singkong yang anjlok di tingkat petani. Harga komoditas ini dilaporkan masih di jual di bawah Rp1.000 per kilogram (kg).

    “Kita ingin mengedukasi petani untuk menanam singkong, bukan gede-gedean, berat-beratan jumlah, tapi menanam singkong dengan kandungan tapiokanya itu tinggi,” kata Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).

    Sudaryono mengatakan, singkong yang dihasilkan oleh para petani sebagian besar akan diserap oleh industri dalam negeri. Sayangnya, kata dia, selama ini petani di Indonesia kerap menanam singkong tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan industri dalam negeri.

    Dia mengatakan, petani di Indonesia kerap menanam varietas singkong dengan ukuran yang besar, alih-alih varietas singkong dengan kandungan pati yang tinggi.

    Sebagai informasi, industri membutuhkan singkong dengan kandungan pati yang tinggi sehingga memungkinkan industri untuk memproduksi tepung tapioka dalam jumlah besar.

    “Petani kita nanam [singkong] yang gede-gede. Sementara kandungan [pati]  dalam singkong yang besar tadi, kandungannya itu presentasenya kecil,” jelasnya. 

    Belajar dari kondisi ini, Sudaryono menyebut bahwa pemerintah ingin mengedukasi para petani untuk menanam varietas singkong sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan begitu, petani dapat menikmati harga yang baik, dan industri bisa mendapat singkong sesuai dengan kebutuhannya.

    “Jadi, ini juga menjadi pelajaran juga bagi petani kita, dan juga dari penyuluh kita di lapangan, termasuk juga Kementerian Pertanian,” ujarnya. 

    Kementan sebelumnya telah menetapkan harga pembelian singkong untuk industri tepung nasional sebesar Rp1.350 per kg. Kebijakan ini mulai berlaku 31 Januari 2025 sebagai upaya pemerintah melindungi petani singkong.

    Keputusan itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman usai menghadiri pertemuan dengan pelaku industri serta petani singkong dari Lampung di Kantor Kementan, Jumat (31/1/2024).

    “Saya putuskan harga per hari ini, Rp1.350 per kilogram. Kalau melanggar, berhadapan dengan saya,” kata Amran dalam keterangannya, Jumat (31/1/2025).

    Kementan juga telah mengusulkan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk melaksanakan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) pengendalian impor komoditas ubi kayu (singkong) dan produk turunannya. Usulan itu disampaikan Amran melalui surat permohonan Nomor B-191/PI.200/M/05/2025 tertanggal 14 Mei 2025.

    Melalui suratnya, Amran menyampaikan perlu adanya perlindungan untuk para petani komoditas ubi kayu dalam negeri. Dia mengemukakan petani singkong saat ini kesulitan menjual hasil panennya akibat meningkatnya produk impor.

    “Untuk melindungi petani dan menjaga stabilitas harga di tingkat produsen, perlu adanya langkah strategis dalam bentuk pengendalian impor, termasuk opsi penetapan larangan terbatas terhadap komoditas ubi kayu dan beberapa bentuk produk turunannya,” jelas Amran dalam suratnya, dikutip Sabtu (17/5/2025).

  • Sri Mulyani Lantik Pejabat Baru usai Struktur Kemenkeu Berubah, Ini Daftarnya

    Sri Mulyani Lantik Pejabat Baru usai Struktur Kemenkeu Berubah, Ini Daftarnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik sejumlah pejabat pimpinan tinggi pratama dan pejabat pada unit organisasi non eselon Kementerian Keuangan.

    Pelantikan berlangsung di aula Mezanine Gedung Djuanda Kementerian Keuangan pada Jumat (13/6/2025) sore.

    Sri Mulyani menekankan tugas pertama para pejabat baru itu adalah mendorong peningkatan penerimaan negara, seiring terus bertambahnya kebutuhan belanja dari tahun ke tahun.

    “Anda semuanya diharapkan, pertama dan utama, adalah mencapai penerimaan negara yang memadai, karena kebutuhan negara tidak pernah turun,” ujarnya saat melantik para pejabat Kemenkeu.

    Pelantikan ini berlangsung saat belum genap satu bulan Sri Mulyani resmi menggeser sejumlah pejabat eselon I. Termasuk mengganti Direktur Jenderal Pajak dari Suryo Utomo menjadi Bimo Wijayanto dan Direktur Jenderal Bea Cukai dari Askolani menjadi Djaka Budi Utama.

    Selain itu, Sri Mulyani juga melantik sejumlah pejabat di direktorat baru sesuai dengan nomenklatur yang telah ditetapkan. Salah satunya Direktur Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan yang dipimpin oleh Masyita Crystallin.

    Berikut Daftar Pejabat Kemenkeu yang Dilantik pada Jumat (13/6/2025):

    Sekretariat Jenderal

    Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan: Edy Gunawan
    Kepala Biro Umum: Arif Bintaro Yuwono
    Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan: Rahayu Puspasari
    Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Strategik: Noor Syaifudin
    Tenaga Pengkaji Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara: Ganti Lis Ariyadi

    Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal

    Sekretaris Direktorat Jenderal: Dini Kusumawati
    Direktur Strategi Stabilisasi Ekonomi: Noor Faisal Achmad
    Direktur Strategi Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi: Suska
    Direktur Strategi Produktivitas dan Pertumbuhan Ekonomi: Andriansyah
    Direktur Strategi Perpajakan: Pande Putu Oka Kusumawardani
    Direktur Strategi Penerimaan Negara Bukan Pajak: Supriyadi
    Direktur Strategi Anggaran Pendapatan an Belanja Negara: Wahyu Utomo

    Direktorat Jenderal Anggaran

    Sekretaris Direktorat Jenderal: Robi Toni
    Direktur Penyusunan APBN: Rofyanto Kurniawan
    Direktur Anggaran Bidan Perekonomian dan Kemaritiman: Tri Budhianto
    Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Riko Amir
    Direktur Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, dan Bagian Anggaran Bendahara
    Umum Negara: Dwi Pudjiastuti Handayani
    Direktur PNBP Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan: Wawan Sunarjo
    Direktur PNBP Kementerian/Lembaga: Ririn Kadariyah
    Direktur Potensi dan Pengawasan PNBP: Kukuh Sumardono Basuki
    Direktur Sistem Penganggaran: Syafriadi
    Direktur Harmonisasi Peraturran Penganggaran: Didik Kusnaini
    Tenaga Pengkaji Bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak: Diah Dwi Utami

    Direktorat Jenderal Pajak

    Sekretaris Direktorat Jenderal: Sigit Danang Joyo
    Direktur Peraturan Perpajakan II: Heri Kuswanto
    Direktur Pemeriksaan dan Penagihan: Arif Yanuar
    Direktur Keberatan dan Banding: Etty Rachmiyanthi
    Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat: Rosmauli
    Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur: Belis Siswanto
    Direktur Intelijen Perpajakan: Neilmaldrin Noor
    Kepala Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung: Retno Sri Sulistyani
    Kepala Kanwil DJP Jakarta Selatan II: Dwi Astuti
    Kepala Kanwil DJP Banten: Aim Nursalim Saleh
    Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah II: Teguh Budiharto
    Kepala Kanwil DJP Jawa Timur I: Samingun
    Kepala Kanwil DJP Jawa Timur III: Untung Supardi
    Kepala Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara
    Kepala Kanwil DJP Nusa Tenggara: Samon Jaya
    Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumentasi Perpajakan: Edward Hamonangan Sianipar
    Tenaga Pengkaji Bidang Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak: Kindy Rinaldy Syahrir
    Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber Daya Manusia: Mukhammad Faisal Artjan
    Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan an Penegakan Hukum Perpajakan: Poltak Maruli John Liberty Hutagaol

    Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

    Direktur Audit Kepabeanan dan Cukai Nugroho: Wahyu Widodo
    Kepala Kanwil DJBC Aceh: Bier Budi Kismulyanto
    Kepala Kanwil DJBC Banten: Ambang Priyonggo
    Kepala Kanwil DJBC Jakarta: Akhmad Rofiq
    Kepala Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DIY: Imik Eko Putro
    Kepala Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat: Muhamad Lukman
    Kepala Kanwil DJBC Maluku: Estty Purwadiani Hidayatie
    Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok: Sodikin
    Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Kepabeanan dan Cukai: Rusman Hadi
    Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan dan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai: Rachmad Solik
    Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Organisasi: Hengky Tomuan Parlindungan Aritonang

    Direktorat Jenderal Perbendaharaan

    Sekretaris Direktorat Jenderal: Arif Wibawa
    Direktur Pelaksanaan Anggaran: Moudy Hermawan
    Direktur Pengelolaan Kas Negara: Muhdi
    Direktur Sistem Manajemen Investasi: Basuki Purwadi
    Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum: Meirijal Nur
    Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan: Chalimah Pujihastuti
    Direktur Sistem Perbendaharaan: Sulaimansyah
    Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan: Syaiful
    Kepala Kanwil DJPb Aceh: Safuadi
    Kepala Kanwil DJPb Sumatra Barat: Mohammad Dody Fachrudin
    Kepala Kanwil DJPb Jambi: Tunas Agung Jiwa Brata
    Kepala Kanwil DJPb Lampung: Purwadhi Adhiputranto
    Kepala Kanwil DJPb Bangka Belitung: Syukriah
    Kepala Kanwil DJPb Banten: Lisbon Sirait
    Kepala Kanwil DJPb DKI Jakarta: M. Syaibani
    Kepala Kanwil DJPb Jawa Barat: Fahma Sari Fatma
    Kepala Kanwil DJPb Jawa Timur: Saiful Islam
    Kepala Kanwil DJPb Kalimantan Barat: Rahmat Mulyono
    Kepala Kanwil DJPb Kalimantan Tengah: Herry Hermawan
    Kepala Kanwil DJPb Kalimantan Selatan: Catur Ariyanto Widodo
    Kepala Kanwil DJPb Kalimantan Timur: Edih Mulyadi
    Kepala Kanwil DJPb Kalimantan Utara: Ika Hermini Novianti
    Kepala Kanwil DJPb NTT: Adi Setiawan
    Kepala Kanwil DJPb Sulawesi Tengah: Teddy Suhartadi Permadi
    Kepala Kanwil DJPb Sulawesi Tenggara: Iman Widhiyanto
    Kepala Kanwil DJPb Maluku Utara: Sakop
    Kepala Kanwil DJPb Maluku: Anang Rohmawan
    Kepala Kanwil DJPb Papua Barat: Moch Abdul Kadir
    Kepala Kanwil DJPb Papua: Izharul Haq

    Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

    Sekretaris Direktorar Jenderal: Kusumawardhani
    Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan: Mei Ling
    Direktur Transformasi dan Sistem Informasi: Edward Uncok Parlagutan Nainggolan
    Kepala Kanwil DJKN Sumatra Utara: Nofiansyah
    Kepala Kanwil DJKN DKI Jakarta: Dodok Dwi Handoko
    Kepala Kanwil DJKN Jawa Tengah dan DIY: Nikodemus Sigit Rahardjo
    Kepala Kanwil DJKN Kalimantan Barat: Bernadette Yuliasari Mulyanto
    Kepala Kanwil DJKN Kalimantan Selatan dan Tengah: Tetik Fajar Ruwandari

    Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

    Sekretaris Direktorat Jenderal: Ludiro
    Direktur Sistem Perimbangan Keuangan: Subandono

    Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko

    Sekretaris Direktorat Jenderal: Ubaidi Socheh Hamidi
    Direktur Pinjaman dan Hibah: Dian Lestari
    Direktur Pembiayaan Syariah: Deni Ridwan
    Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara: Tony Prianto
    Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur: Heri Setiawan
    Direktur Strategi dan Portfolio Pembiayaan: Hidayat Amir
    Direktur Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen: Endah Martiningrum

    Direktorat Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan

    Sekretaris Direktorat Jenderal: Yuni Wibawa
    Direktur Pengembangan Perbankan, Pasar Keuangan, dan Pembiayaan Lainnya: Adi Budiarso
    Direktur Pengembangan Dana Pensiun, Asuransi, dan Aktuaria: Ihda Muktiyanto
    Direktur Stabilitas Sistem Keuangan dan Sinkronisasi Kebijakan Sektor Keuangan: Erawati
    Direktur Kerja Sama Regional dan Bilateral: Yogi Rahmayanti
    Direktur Kerja Sama Multilateral dan Keuangan Berkelanjutan: Boby Wahyu Hermawan

    Inspektorat Jenderal

    Sekretaris Inspektorat Jenderal: Nur Achmad
    Inspektur I: Dewi Sulaksminijati
    Inspektur II: Jimmi Lapotulo
    Inspektur III: Januarti Tiurmaida
    Inspektur IV: Roberth Gonijaya
    Inspektur V: Sudarso
    Inspektur VI: Dedhi Suharto
    Inspektur VII: Ahmad Ghufron
    Inspektur Bidang Investigasi: Peter Umar

    Badan Teknologi, Informasi, dan Intelijen Keuangan

    Sekretaris Badan: Moch. Ali Hanafiah
    Kepala Pusat Manajemen Transformasi dan Perubahan: Wawan Juswanto
    Kepala Pusat Arsitektur dan Tata Kelola Teknologi Informasi: Deny Agung Pribadi
    Kepala Pusat Pengembangan Sistem Informasi: Yan Inderayana
    Kepala Pusat Data dan Informasi: Nuryani
    Kepala Pusat Infrastruktur, Layanan, dan Keamanan Informasi: Ircham Habib
    Kepala Pusat Intelijen Ekonomi dan Keuangan: Budi Susanto

    Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

    Sekretaris Badan Bambang: Juli Istanto
    Kepala Pusdiklat Kepemimpinan dan Manajemen: Wahyu Kusuma Romadhoni
    Kepala Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan: Bhimantara Widyajala
    Kepala Pudiklat Pajak: Muh. Tunjung Nugroho
    Kepala Pusdiklat Bea Cukai: Mochamad Mulyono
    Kepala Pusdiklat Keuangan Publik: Albertus Kurniadi Hendartono
    Kepala Pusat Pembinaan jabatan Fungsional dan Penjaminan: Mutu Nana Riana

    Lembaga National Single Window

    Direktur Teknologi Informasi: Wawan Ismawandi
    Direktur Pengelolaan Layanan, Data, dan Kemitraan: Indra Adiwijaya

    Non Eselon

    BPDP

    Direktur Utama: Eddy Abdurrachman
    Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan Umum: Zaid Burhan Ibrahim
    Direktur Penyaluran Dana Sektor Hulu: Normansyah Hidayat Syahruddin
    Direktur Penyaluran Dana Sektor Hilir: Mohammad Alfansyah
    Direktur Perencanaan dan Pengelolaan: Dana Lupi Hartono

    LMAN

    Direktur Utama: Kristijanindyati Puspitasari
    Direktur Keuangan dan Dukungan Organisasi: Yudi Irmawan

    Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional