Category: Bisnis.com Nasional

  • Kabiro Umum Setjen Kementan Diperiksa KPK soal Rekanan Pengadaan Asam Formiat

    Kabiro Umum Setjen Kementan Diperiksa KPK soal Rekanan Pengadaan Asam Formiat

    Bisnis.com, JAKARTA – Penyidik KPK telah memeriksa Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Maman Suherman (MS) sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi pengadaan Barang/Jasa Sarana Fasilitasi Pengolahan Karet pada Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021-2023.

    Dia diperiksa pada Rabu (22/10/2025) di Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan. Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan Maman diperiksa terkait rekanan pengadaan asam formiat dalam perkara tersebut.

    “Sdr.MS didalami oleh penyidik terkait pengetahuannya tentang rekanan pengadaan asam formiat,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Kamis (23/10/2025).

    Dalam perkara ini lembaga antirasuah telah menetapkan satu orang tersangka yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementan bernama Yudi Wahyudin (YW).

    Namun, Budi belum merinci jumlah tersangka dalam perkara ini dan hanya menyebut YW salah satu orang yang telah menjadi tersangka.

    “Ya terkait dengan siapa saja yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, nanti kami akan update,” katanya.

    Proses penelusuran perkara ini telah dibuka di tahap penyidikan pada 29 November 2024. Lembaga antirasuah mendeteksi adanya dugaan mark-up anggaran. 

    Pada 2 Desember 2024, KPK mengumumkan bahwa telah menetapkan satu orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi di Kementan ini. KPK juga tengah mengusut hubungan kasus dugaan korupsi pengadaan pengolahan fasilitas karet dengan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang oleh tersangka sekaligus mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL).

    Di samping itu, KPK telah mencegah delapan orang agar tidak bisa bepergian ke luar negeri, yaitu pihak swasta berinisial DS dan RIS, pensiunan berinisial DJ, dan enam orang aparatur sipil negara berinisial YW, SUP, ANA, AJH, dan MT.

  • Menlu Sugiono Pastikan Pemerintah Fasilitasi Pemulangan 67 WNI dari Kamboja

    Menlu Sugiono Pastikan Pemerintah Fasilitasi Pemulangan 67 WNI dari Kamboja

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia tengah memfasilitasi pemulangan 67 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kamboja sebagai bagian dari upaya perlindungan terhadap warga negara di luar negeri.

    Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono usai menghadiri pernyataan bersama antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Sugiono menegaskan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja telah terlibat aktif dalam proses penanganan kasus tersebut.

    “Jadi ini merupakan upaya kita dalam rangka melindungi warga negara. Upaya pemulangan ini terus berjalan, dan keterlibatan KBRI setempat merupakan sesuatu yang sudah menjadi kewajiban,” ujar Sugiono.

    Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa pemerintah melalui KBRI terus memantau kondisi para WNI dan memastikan proses pemulangan berlangsung aman dan tertib.

    “Kalau ditanya perkembangannya seperti apa, ya, kita ada di situ memonitor dan memfasilitasi pemulangan mereka,” lanjutnya.

    Terkait kondisi para WNI, Sugiono menyebut sebagian besar dalam keadaan baik, meski ada beberapa yang memilih untuk tetap tinggal di Kamboja dengan alasan ingin mencari pekerjaan di tempat lain.

    “Seperti saya katakan kemarin, kita berusaha untuk melindungi dan memulangkan mereka. Tapi dari beberapa informasi yang saya dapat, ada juga yang tidak mau pulang dengan harapan untuk bisa bekerja di tempat lain. Itu kita kembalikan kepada individu masing-masing,” jelasnya.

    Kendati demikian, Menlu menegaskan bahwa pemerintah tetap hadir dan berkomitmen menyelesaikan persoalan ini sesuai dengan prinsip perlindungan maksimal bagi seluruh WNI di luar negeri.

    “Yang pasti, pemerintah hadir untuk menyelesaikan masalah,” tegas Sugiono.

  • Prabowo dan Lula da Silva Punya Angka Keberuntungan yang Sama

    Prabowo dan Lula da Silva Punya Angka Keberuntungan yang Sama

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva memiliki angka keberuntungan yang sama.

    Hal ini diungkapkan saat menyampaikan pernyataan bersama (joint statement) dalam kunjungan kenegaraan di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Dalam suasana penuh keakraban, Prabowo menuturkan bahwa dirinya baru mengetahui ada sejumlah kesamaan unik antara dirinya dan Presiden Lula, mulai dari angka keberuntungan hingga bulan kelahiran yang sama yaitu Oktober.

    “Saya baru tahu beliau rupanya angka keberuntungannya sama dengan saya, angka 8. Dan kita juga sama-sama lahir bulan Oktober. Saya tanggal 17 Oktober, beliau tanggal 27 Oktober,” ujar Prabowo sambil tersenyum di hadapan media.

    Presiden Ke-8 RI itu pun berseloroh bahwa kedua pemimpin sepakat bertemu di tengah-tengah, yakni pada 23 Oktober malam, bertepatan dengan hari kunjungan kenegaraan Lula ke Indonesia untuk merayakan ulang tahun kedua pemimpin negara tersebut.

    “Kita sepakat ketemu di tengah-tengah, 23 malam. Jadi sebenarnya kita akan merayakan ulang tahun bersama nanti malam. Kalau diizinkan oleh Ibu Negara Brasil, tentu,” tambahnya disambut tawa. 

    Candaan ringan itu menambah nuansa hangat dalam diplomasi kedua negara yang dikenal bersahabat.

    Namun di balik keakraban tersebut, Prabowo menegaskan bahwa kesamaan dan kedekatan ini mencerminkan takdir kerja sama yang erat antara Indonesia dan Brasil, terutama dalam memperjuangkan kepentingan rakyat di tengah dinamika global.

    “Ternyata banyak persamaan. Mungkin kita ditakdirkan untuk sekarang bekerja sama sama-sama untuk membela dan memajukan rakyat kita,” kata Prabowo.

  • Prabowo Umumkan Bahasa Portugis Bakal Masuk Sistem Pendidikan Indonesia

    Prabowo Umumkan Bahasa Portugis Bakal Masuk Sistem Pendidikan Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa Bahasa Portugis akan menjadi salah satu bahasa prioritas dalam sistem pendidikan nasional. 

    Keputusan ini disampaikan Presiden Prabowo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Langkah tersebut disebut sebagai bentuk penghargaan sekaligus komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan strategis dengan Brasil, mitra utama di kawasan Amerika Latin.

    “Saya yakin dalam waktu yang akan datang kita akan menghasilkan capaian yang lebih baik. Sebagai bukti bahwa kami memandang Brasil sangat penting, saya telah membuat keputusan atau rumusan bahwa Bahasa Portugis akan menjadi salah satu prioritas bahasa di sistem pendidikan Indonesia,” ujar Prabowo.

    Kepala Negara juga menyampaikan akan segera memberikan arahan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto untuk mulai mempersiapkan pengajaran Bahasa Portugis di berbagai jenjang pendidikan di Indonesia.

    “Saya akan memberi petunjuk kepada menteri pendidikan tinggi dan menteri pendidikan dasar Indonesia untuk mulai mengajar Bahasa Portugis di sekolah-sekolah kita. Ini bukti bahwa kami memandang hubungan Brasil dan Indonesia sangat besar,” tegasnya.

    Di sisi lain, Prabowo menyampaikan apresiasi atas kunjungan balasan Presiden Lula da Silva, setelah dirinya lebih dahulu melakukan kunjungan kenegaraan ke Brasilia pada Juli 2025 lalu.

    “Ini adalah suatu kehormatan besar bagi kami menerima Yang Mulia beserta jajaran, setelah kunjungan saya ke Brasilia pada Juli lalu. Saya ucapkan terima kasih atas penerimaan yang sangat baik yang saya terima waktu berkunjung ke Brasil, dan sekarang Yang Mulia membalas kunjungan kenegaraan itu. Kami sangat berterima kasih,” ujar Prabowo.

    Dia menilai kunjungan timbal balik ini sebagai bukti nyata bahwa hubungan persahabatan antara kedua negara semakin erat. Menurutnya, momentum ini penting untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang, terutama ekonomi dan perdagangan.

    “Kunjungan kenegaraan kita berdua adalah bukti bahwa hubungan persahabatan antara kedua negara kita semakin erat. Dan itu lah yang kita inginkan mempererat hubungan persahabatan dan yang lebih penting, kerja sama di segala bidang,” tandas Prabowo.

  • Bertemu Presiden Lula, Prabowo Dorong Perjanjian Dagang RI-Amerika Latin

    Bertemu Presiden Lula, Prabowo Dorong Perjanjian Dagang RI-Amerika Latin

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan komitmen untuk memperkuat hubungan persahabatan dan mempercepat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Brasil, termasuk melalui penyelesaian Indonesia–Mercosur Comprehensive Economic Partnership Agreement (IM-CEPA). 

    Hal ini dia sampaikan saat menerima kunjungan kenegaraan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (23/10/2025). 

    Prabowo menyoroti kemajuan signifikan dalam hubungan bilateral Indonesia–Brasil, khususnya di sektor ekonomi. Dia menyebut bahwa kedua negara terus mempersiapkan dialog menuju perjanjian ekonomi komprehensif Indonesia–Mercosur (IM-CEPA), yang diyakininya akan membawa dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi kedua kawasan.

    “Yang Mulia [Presiden Lula], saya senang melihat kemajuan hubungan bilateral kita, khususnya di bidang ekonomi. Kita terus merencanakan dialog ke arah Perjanjian Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Mercosur. Saya yakin ini akan mempererat hubungan kita dan membuat kedua ekonomi kita serta ekonomi Amerika Latin berkembang pesat,” ungkap Prabowo.

    Presiden Ke-8 RI itu juga menekankan posisi strategis Indonesia dan Brasil sebagai dua kekuatan ekonomi baru dunia dengan populasi gabungan hampir setengah miliar jiwa. 

    Dia menilai kerja sama yang lebih erat, termasuk melalui BRICS dan Mercosur, akan menjadi pendorong utama lahirnya kekuatan ekonomi global baru dari negara-negara Selatan.

    “Kedua negara kita jumlahnya 500 juta manusia, setengah miliar dari populasi dunia. Apalagi kita sekarang bagian dari BRICS. Apabila kita nanti menghasilkan perjanjian Mercosur–Indonesia atau CEPA, itu akan sangat mendorong kekuatan ekonomi besar,” kata Prabowo.

    Orang nomor satu di Indonesia itu menambahkan, dalam kunjungan kali ini kedua negara akan menandatangani empat perjanjian dan nota kesepahaman penting sebagai bukti kemajuan konkret dalam waktu singkat sejak pertemuan terakhir.

    “Hari ini kita akan menandatangani empat persetujuan dan kesepahaman yang cukup penting. Ini bukti bahwa kita telah bekerja dengan cepat. Terakhir saya bertemu bulan Juli, sekarang Oktober hanya dua bulan dan kita sudah menghasilkan kemajuan yang pesat,” pungkasnya.

    Sebelumnya, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di sektor perdagangan dan investasi saat kunjungan kenegaraan Prabowo pada Juli 2025 lalu.

    Salah satunya, agar segera menyelesaikan Perjanjian Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Mercosur (IM-CEPA). Mercosur adalah blok perdagangan di Amerika Selatan yang beranggotakan Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay.

    Saat itu, Presiden Prabowo Subianto juga mendorong kerja sama bilateral melalui peran  BPI Danantara. Menurutnya, Indonesia terbuka untuk berdiskusi terkait dengan sektor peternakan, pengembangan agrikultur, serta industri pangan.

    Hubungan antara Indonesia dan Brasil memiliki sejarah panjang di dalam hubungan diplomatik yang telah berjalan sejak 1953, kedua negara secara konsisten mempererat kerja sama yang komprehensif di berbagai sektor untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Brasil merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Amerika Latin. 

    Peningkatan ekspor Indonesia ke Brasil pun sebesar 9,31% pada 2024 yang menjadi salah satu indikator positif dalam kerja sama yang dapat terus dikembangkan ke depan. Indonesia juga berupaya menjalin kerja sama ekonomi komprehensif dengan blok pasar dagang di Amerika Selatan yang dipimpin Brasil.

    Setelah pembicaraan bilateral, kedua kepala negara menyampaikan pernyataan pers bersama kepada media, menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama bilateral dan mendorong kemitraan.

    Brasil dan Indonesia saat ini juga merupakan anggota aktif dari forum strategis global seperti BRICS, yang menjadi wadah penting dalam kerja sama multilateral negara-negara berkembang.

  • Lula da Silva Ungkap Minat Investasi AI hingga Data Center ke Prabowo

    Lula da Silva Ungkap Minat Investasi AI hingga Data Center ke Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyampaikan harapan agar kunjungan kenegaraan ke Indonesia menjadi momentum memperbarui kemitraan strategis dan membuka peluang baru, termasuk di bidang perdagangan, investasi, dan inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence).

    Hal itu disampaikan dalam pertemuan tête-à-tête atau tatap muka dengan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    “Saya datang dengan harapan besar untuk memperbarui kemitraan strategis dan membentuk kesepakatan baru, tidak hanya dalam perdagangan bilateral, tetapi juga investasi di bidang-bidang baru seperti kecerdasan buatan dan pusat data untuk memperdalam inovasi ilmiah dan teknologi,” jelasnya.

    Selain itu, Presiden Brasil menekankan pentingnya memperkuat hubungan antaruniversitas dan mendorong kebijakan perdagangan yang seimbang dan saling menguntungkan bagi kedua negara.

    “Kebijakan perdagangan harus seimbang dan menjadi keuntungan bagi kedua pihak. Indonesia adalah mitra strategis bagi Brasil,” tegasnya.

    Dalam sambutannya, Presiden Lula da Silva mengungkapkan rasa bahagia dapat kembali berkunjung ke Indonesia setelah 17 tahun. Dia mengingatkan bahwa kemitraan strategis antara kedua negara telah dimulai sejak 2008 dan terus mengalami perkembangan positif, meskipun menurutnya masih ada ruang besar untuk peningkatan kerja sama.

    “Dengan penuh sukacita saya kembali ke Indonesia setelah 17 tahun. Pada 2008 kita membangun kemitraan strategis, dan sejak itu hubungan kita berkembang secara positif. Namun, saya pikir kita masih tertinggal dari potensi besar yang dimiliki kedua negara,” kata Lula da Silva. 

    Dia menyoroti besarnya potensi kedua negara yang mewakili hampir 500 juta penduduk dunia yaitu sekitar 280 juta di Indonesia dan 210 juta di Brasil serta sama-sama memiliki ekonomi berkembang. Lula menekankan pentingnya kebijakan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara.

    “Kedua bangsa kita masih memiliki banyak pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sehingga memerlukan program sosial yang kuat. Saya berharap dalam kunjungan ini dan melalui pertemuan kita, dapat dihasilkan kemajuan politik, ekonomi, sosial, dan ilmiah bagi rakyat Indonesia dan Brasil,” ujarnya.

    Lula da Silva juga mengingat kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Brasil sebelumnya, serta menyampaikan dukungannya agar Indonesia dapat menjadi anggota penuh BRICS di masa mendatang.

    “Kami berharap Indonesia dapat menjadi mitra strategis yang fundamental dan memperkuat posisi negara-negara Selatan secara global. Saya datang dengan harapan tinggi dan semangat besar untuk membangun hubungan yang lebih produktif dan membawa manfaat bagi rakyat kedua negara,” tutur Lula menutup pernyataannya.

    Sebelumnya, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di sektor perdagangan dan investasi saat kunjungan kenegaraan Prabowo pada Juli 2025 lalu. Salah satunya, agar segera menyelesaikan Perjanjian Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Mercosur (IM-CEPA). Mercosur adalah blok perdagangan di Amerika Selatan yang beranggotakan Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay.

    Saat itu, Presiden Prabowo Subianto juga mendorong kerja sama bilateral melalui peran dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Dia menambahkan, Indonesia terbuka untuk berdiskusi terkait dengan sektor peternakan, pengembangan agrikultur, serta industri pangan.

    Hubungan antara Indonesia dan Brasil memiliki sejarah panjang di dalam hubungan diplomatik yang telah berjalan sejak 1953, kedua negara secara konsisten mempererat kerja sama yang komprehensif di berbagai sektor untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Brasil merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Amerika Latin.

    Peningkatan ekspor Indonesia ke Brasil pun sebesar 9,31% pada 2024 yang menjadi salah satu indikator positif dalam kerja sama yang dapat terus dikembangkan ke depan. Indonesia juga berupaya menjalin kerja sama ekonomi komprehensif dengan blok pasar dagang di Amerika Selatan yang dipimpin Brasil.

    Setelah pembicaraan bilateral, kedua kepala negara menyampaikan pernyataan pers bersama kepada media, menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama bilateral dan mendorong kemitraan.

    Brasil dan Indonesia saat ini juga merupakan anggota aktif dari forum strategis global seperti BRICS, yang menjadi wadah penting dalam kerja sama multilateral negara-negara berkembang.

  • Lula da Silva Tegaskan Komitmen Kerja Sama Sains dan Ekonomi ke Prabowo

    Lula da Silva Tegaskan Komitmen Kerja Sama Sains dan Ekonomi ke Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyatakan keinginannya untuk memperdalam hubungan strategis antara Brasil dan Indonesia, terutama di bidang ekonomi, sains, dan teknologi.

    Hal itu disampaikan dalam pertemuan tatap muka dengan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Dalam sambutannya, Presiden Lula da Silva mengungkapkan rasa bahagia dapat kembali berkunjung ke Indonesia setelah 17 tahun. Dia mengingatkan bahwa kemitraan strategis antara kedua negara telah dimulai sejak 2008 dan terus mengalami perkembangan positif, meskipun menurutnya masih ada ruang besar untuk peningkatan kerja sama.

    “Dengan penuh sukacita saya kembali ke Indonesia setelah 17 tahun. Pada 2008 kita membangun kemitraan strategis, dan sejak itu hubungan kita berkembang secara positif. Namun, saya pikir kita masih tertinggal dari potensi besar yang dimiliki kedua negara,” kata Lula da Silva.

    Dia menyoroti besarnya potensi kedua negara yang mewakili hampir 500 juta penduduk dunia yaitu sekitar 280 juta di Indonesia dan 210 juta di Brasil serta sama-sama memiliki ekonomi berkembang. Lula menekankan pentingnya kebijakan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara.

    “Kedua bangsa kita masih memiliki banyak pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sehingga memerlukan program sosial yang kuat. Saya berharap dalam kunjungan ini dan melalui pertemuan kita, dapat dihasilkan kemajuan politik, ekonomi, sosial, dan ilmiah bagi rakyat Indonesia dan Brasil,” ujarnya.

    Lula da Silva juga menyampaikan harapan agar kunjungan kenegaraan ini menjadi momentum memperbarui kemitraan strategis dan membuka peluang baru, termasuk di bidang perdagangan, investasi, dan inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence).

    “Saya datang dengan harapan besar untuk memperbarui kemitraan strategis dan membentuk kesepakatan baru, tidak hanya dalam perdagangan bilateral, tetapi juga investasi di bidang-bidang baru seperti kecerdasan buatan dan pusat data untuk memperdalam inovasi ilmiah dan teknologi,” jelasnya.

    Selain itu, Presiden Brasil menekankan pentingnya memperkuat hubungan antaruniversitas dan mendorong kebijakan perdagangan yang seimbang dan saling menguntungkan bagi kedua negara.

    “Kebijakan perdagangan harus seimbang dan menjadi keuntungan bagi kedua pihak. Indonesia adalah mitra strategis bagi Brasil,” tegasnya.

    Lula da Silva juga mengingat kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Brasil sebelumnya, serta menyampaikan dukungannya agar Indonesia dapat menjadi anggota penuh BRICS di masa mendatang.

    “Kami berharap Indonesia dapat menjadi mitra strategis yang fundamental dan memperkuat posisi negara-negara Selatan secara global. Saya datang dengan harapan tinggi dan semangat besar untuk membangun hubungan yang lebih produktif dan membawa manfaat bagi rakyat kedua negara,” tutur Lula menutup pernyataannya.

    Sebelumnya, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di sektor perdagangan dan investasi saat kunjungan kenegaraan Prabowo pada Juli 2025 lalu. Salah satunya, agar segera menyelesaikan Perjanjian Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Mercosur (IM-CEPA). Mercosur adalah blok perdagangan di Amerika Selatan yang beranggotakan Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay.

    Saat itu, Presiden Prabowo Subianto juga mendorong kerja sama bilateral melalui peran dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Ia menambahkan, Indonesia terbuka untuk berdiskusi terkait dengan sektor peternakan, pengembangan agrikultur, serta industri pangan.

    Hubungan antara Indonesia dan Brasil memiliki sejarah panjang di dalam hubungan diplomatik yang telah berjalan sejak 1953, kedua negara secara konsisten mempererat kerja sama yang komprehensif di berbagai sektor untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Brasil merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Amerika Latin.

    Peningkatan ekspor Indonesia ke Brasil pun sebesar 9,31% pada 2024 yang menjadi salah satu indikator positif dalam kerja sama yang dapat terus dikembangkan ke depan. Indonesia juga berupaya menjalin kerja sama ekonomi komprehensif dengan blok pasar dagang di Amerika Selatan yang dipimpin Brasil.

    Setelah pembicaraan bilateral, kedua kepala negara menyampaikan pernyataan pers bersama kepada media, menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama bilateral dan mendorong kemitraan.

    Brasil dan Indonesia saat ini juga merupakan anggota aktif dari forum strategis global seperti BRICS, yang menjadi wadah penting dalam kerja sama multilateral negara-negara berkembang.

  • Sambut Presiden Brasil Lula da Silva di Istana, Prabowo: Saya Banyak Belajar dari Anda

    Sambut Presiden Brasil Lula da Silva di Istana, Prabowo: Saya Banyak Belajar dari Anda

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Federasi Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Pertemuan tatap muka antara kedua pemimpin tersebut menandai penguatan hubungan strategis antara dua negara besar di kawasan tropis yang sama-sama berperan penting dalam poros Global South atau negara-negara Selatan dunia.

    Dalam sambutan pembukanya, Presiden Ke-8 RI itu menyampaikan apresiasi atas kunjungan Presiden Lula da Silva serta mengenang pertemuan-pertemuan sebelumnya, termasuk saat dirinya berkunjung ke Brasilia dan dalam forum BRICS di Rio de Janeiro.

    “Yang Mulia, sekali lagi terima kasih banyak atas kehormatan besar yang Anda berikan dengan berkunjung ke Indonesia. Saya ingat saat Anda menerima saya di Brasilia dalam kunjungan sebelumnya, dan juga saat kita bertemu di forum BRICS di Rio. Jadi saya sangat senang bisa bertemu kembali dengan Anda,” ujar Prabowo.

    Prabowo menekankan kesamaan latar belakang antara Indonesia dan Brasil sebagai dua negara berkembang yang sama-sama memiliki kekayaan alam luar biasa, terutama hutan tropis terbesar di dunia.

    Dia menyebut Brasil sebagai pemimpin penting bagi negara-negara Selatan dan mitra strategis bagi Indonesia di berbagai bidang.

    “Brasil merupakan pemimpin penting dari negara-negara Selatan, dari negara-negara berkembang. Kita memiliki latar belakang yang sama dua negara besar dengan hutan tropis terbesar di dunia,” ucapnya.

    Prabowo juga menyinggung keberhasilan Brasil dalam sektor pertanian yang dianggapnya sebagai inspirasi bagi Indonesia. Dengan nada bersahabat, dia mengaku banyak meniru kebijakan sosial yang diterapkan Presiden Lula da Silva, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan rakyat.

    “Brasil sangat kuat dan berhasil di bidang pertanian. Hubungan kita juga berjalan baik, dan secara pribadi, dalam kapasitas saya yang baru ini, saya banyak meniru kebijakan Anda, karena Anda memberikan perhatian besar terhadap kesejahteraan rakyat. Prioritas tertinggi saya juga adalah kesejahteraan rakyat Indonesia,” tutur Prabowo yang disambut senyum hangat.

    Mengakhiri sambutannya, Prabowo kembali menyampaikan ucapan selamat datang serta harapan agar pertemuan tersebut menghasilkan langkah konkret dalam memperkuat kerja sama bilateral di bidang perdagangan, pertanian, lingkungan, dan transisi energi.

    “Sekali lagi, selamat datang, dan saya menantikan hasil pertemuan kita hari ini,” pungkas Prabowo.

    Sebelumnya, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di sektor perdagangan dan investasi saat kunjungan kenegaraan Prabowo pada Juli 2025 lalu. Salah satunya, agar segera menyelesaikan Perjanjian Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Mercosur (IM-CEPA). Mercosur adalah blok perdagangan di Amerika Selatan yang beranggotakan Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay.

    Saat itu, Kepala Negara juga mendorong kerja sama bilateral melalui peran dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Dia menambahkan, Indonesia terbuka untuk berdiskusi terkait dengan sektor peternakan, pengembangan agrikultur, serta industri pangan.

    Hubungan antara Indonesia dan Brasil memiliki sejarah panjang di dalam hubungan diplomatik yang telah berjalan sejak 1953, kedua negara secara konsisten mempererat kerja sama yang komprehensif di berbagai sektor untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Brasil merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Amerika Latin.

    Peningkatan ekspor Indonesia ke Brasil pun sebesar 9,31% pada 2024 yang menjadi salah satu indikator positif dalam kerja sama yang dapat terus dikembangkan ke depan. Indonesia juga berupaya menjalin kerja sama ekonomi komprehensif dengan blok pasar dagang di Amerika Selatan yang dipimpin Brasil.

    Setelah pembicaraan bilateral, kedua kepala negara menyampaikan pernyataan pers bersama kepada media, menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama bilateral dan mendorong kemitraan.

    Brasil dan Indonesia saat ini juga merupakan anggota aktif dari forum strategis global seperti BRICS, yang menjadi wadah penting dalam kerja sama multilateral negara-negara berkembang.

  • Puan Sambut Baik Rencana Pembentukan Ditjen Pesantren: Tingkatkan Kualitas Santri

    Puan Sambut Baik Rencana Pembentukan Ditjen Pesantren: Tingkatkan Kualitas Santri

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketua DPR Puan Maharani menyambut baik rencana pemerintah membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pondok Pesantren di bawah naungan Kementerian Agama. Puan mengatakan pembentukan Ditjen Pesantren berpeluang meningkatkan kualitas santri.

    Puan mengatakan keputusan Presiden Prabowo menyetujui pembentukan Ditjen tersebut sebagai bentuk kehadiran negara dalam pemberdayaan pesantren di era modern.

    Baginya kehadiran Ditjen Pesantren akan membuka peluang lebih besar bagi penguatan peran pesantren secara kelembagaan dan strategis. 

    “Tidak hanya dalam bidang pendidikan agama, tetapi juga pengembangan ekonomi umat, literasi digital, hingga peningkatan kualitas para santri,” kata Puan dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (23/10/2025).

    Pembentukan Ditjen Pesantren merupakan hadiah dari pemerintah saat perayaan Hari Santri Nasional (HSN). Menurutnya, santri dan pesantren adalah penjaga moral bangsa sekaligus penggerak kemajuan peradaban Indonesia di era modern.

    “Santri bukan hanya penjaga tradisi keilmuan Islam, tetapi juga aktor penting dalam sejarah masa depan bangsa,” ujar Puan.

    Dia berharap keberadaan Ditjen Pesantren juga mampu memperkuat tata kelola pendidikan pesantren dan membawa para santri menjadi pilar pemberdayaan masyarakat yang mandiri.

    Dari catatan Bisnis, menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan pembentukan Ditjen Pondok Pesantren berawal dari peristiwa yang menimpa salah satu lembaga pendidikan Islam, Pondok Pesantren Al-Qozini di Sidoarjo, beberapa waktu lalu. 

    Dari peristiwa itu, pemerintah menilai perlunya perhatian lebih terhadap keamanan, kualitas pendidikan, dan kesejahteraan pesantren.

    “Saat ini ada sekitar 42.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia. Presiden sangat konsen terhadap keamanan bangunan, karena banyak yang belum memenuhi prosedur keamanan teknis. Beliau memberi arahan kepada Kementerian PU untuk melakukan asesmen terhadap kondisi bangunan pesantren,” jelasnya usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam penyambutan kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/10/2025).

    Prasetyo menegaskan bahwa pembentukan Ditjen Pondok Pesantren juga bertujuan memperkuat pengawasan terhadap aktivitas di lingkungan pesantren, termasuk dalam hal pembangunan infrastruktur. 

    Namun pemerintah akan menyeleksi setiap pondok pesantren yang memang membutuhkan kucuran dana untuk pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga tengah memperhitungkan kesanggupan APBN dalam membiayai proyek tersebut.

  • Presiden Brasil Lula da Silva Tiba di Istana, Disambut Pelukan Hangat Prabowo

    Presiden Brasil Lula da Silva Tiba di Istana, Disambut Pelukan Hangat Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva bakal bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis (23/10/2025).

    Berdasarkan pantauan Bisnis, Presiden Lula da Silva disambut secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto, dalam Upacara Penyambutan Kenegaraan yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (23/10/2025) pagi.

    Presiden Brasil itu tiba dengan diiringi formasi 17 pasukan motoris, 60 pasukan berkuda, pasukan jajar kehormatan, serta sekitar ratusan pelajar yang berdiri rapi di sepanjang jalan sambil mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Afrika Selatan.

    Upacara dimulai dengan lagu kebangsaan Brasil yakni Hino Nacional Brasileiro diikuti Indonesia Raya, yang diiringi dentuman meriam salvo sebanyak 21 kali sebagai tanda penghormatan tertinggi bagi kepala negara yang berkunjung. Setelah itu, kedua pemimpin melakukan pemeriksaan pasukan kehormatan.

    Dalam sesi perkenalan perkenalan delegasi, Lula da Silva mengajak sejumlah pejabatnya mulai dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Brasil Mauro Vieira, Menteri Pertanian (Mentan) Brasil Carlos Fávaro, Menteri Pertambangan dan Energi Brasil Alexandre Silveira, Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Brasil Luciana Santos, Sekretaris Eksekutif Kementerian Pembangunan Industri Perdagangan dan Jasa Brasil Márcio Elias Rosa serta Presiden Bank Sentral Brasil Gabriel Galípolo, termasuk juga Presiden Badan Promosi Perdagangan dan Investasi Brasil Jorge Viana serta Presiden Institut Geografi dan Statistik Brasil (IBGE) Marcio Pochmann. 

    Sementara pejabat dari Indonesia yang hadir yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri LH Hanif Faisol, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Pendidikan Tinggi dan Saintek Brian Yuliarto, Mensesneg Prasetyo Hadi, hingga Seskab Teddy Indra Wijaya.

    Selanjutnya, kedua pemimpin menuju ruang kredensial untuk sesi foto bersama dan penandatanganan buku tamu serta foto bersama, dilanjutkan pertemuan tête-à-tête di ruang kerja Presiden Prabowo dan pembahasan mengenai Kemitraan Strategis antara kedua negara serta ditutup dengan penandatanganan awal untuk kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) kedua negara.

    Mengingat, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di sektor perdagangan dan investasi saat kunjungan kenegaraan Prabowo pada Juli 2025 lalu. Salah satunya, agar segera menyelesaikan Perjanjian Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Mercosur (IM-CEPA). Mercosur adalah blok perdagangan di Amerika Selatan yang beranggotakan Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay.

    Saat itu, Kepala Negara juga mendorong kerja sama bilateral melalui peran dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Ia menambahkan, Indonesia terbuka untuk berdiskusi terkait dengan sektor peternakan, pengembangan agrikultur, serta industri pangan.

    Hubungan antara Indonesia dan Brasil memiliki sejarah panjang di dalam hubungan diplomatik yang telah berjalan sejak 1953, kedua negara secara konsisten mempererat kerja sama yang komprehensif di berbagai sektor untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Brasil merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Amerika Latin.

    Peningkatan ekspor Indonesia ke Brasil pun sebesar 9,31% pada 2024 yang menjadi salah satu indikator positif dalam kerja sama yang dapat terus dikembangkan ke depan. Indonesia juga berupaya menjalin kerja sama ekonomi komprehensif dengan blok pasar dagang di Amerika Selatan yang dipimpin Brasil.

    Setelah pembicaraan bilateral, kedua kepala negara menyampaikan pernyataan pers bersama kepada media, menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama bilateral dan mendorong kemitraan.

    Brasil dan Indonesia saat ini juga merupakan anggota aktif dari forum strategis global seperti BRICS, yang menjadi wadah penting dalam kerja sama multilateral negara-negara berkembang.