Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan tekad Brasil dan Indonesia untuk memperkuat posisi negara-negara Global South dalam tatanan dunia yang tengah berubah cepat.
Hal itu disampaikan Lula dalam joint statement bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Dalam pernyataannya, Lula menyebut Indonesia dan Brasil sebagai dua kekuatan demokrasi besar dari belahan Selatan dunia yang memiliki tanggung jawab moral dan historis untuk memperjuangkan tatanan global yang lebih adil dan berkeadilan.
“Sebagai suara aktif dari Global South, kita juga membahas isu-isu penting dalam agenda internasional. Indonesia dan Brasil adalah dua negara yang bertekad untuk mengambil posisi yang pantas dalam tatanan dunia yang sedang mengalami perubahan mendalam,” ujar Lula.
Presiden Lula memberikan penghormatan khusus kepada Indonesia sebagai negara yang meletakkan dasar solidaritas negara-negara Selatan melalui Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.
“Dunia berkembang berutang budi kepada Indonesia. Tujuh puluh tahun lalu, Konferensi Bandung meletakkan dasar bagi gerakan solidaritas negara-negara Selatan,” ucapnya.
Dia menegaskan bahwa Brasil dan Indonesia memiliki komitmen yang sama terhadap perdamaian dunia, pembangunan berkelanjutan, dan penegakan keadilan internasional.
Salah satu bentuk nyata dari kesamaan sikap itu, kata Lula, adalah penolakan tegas terhadap genosida di Gaza dan dukungan atas solusi dua negara untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.
“Pemerintah kita bersatu menentang genosida di Gaza dan terus mendukung solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian di Timur Tengah,” tegas Lula.
Lebih lanjut, Presiden Brasil menyoroti pentingnya reformasi Dewan Keamanan PBB agar dapat lebih representatif dan efektif dalam menangani konflik global.
“Hanya reformasi menyeluruh terhadap Dewan Keamanan PBB yang dapat mengatasi kurangnya representasi dan kebuntuan yang ada saat ini,” ujarnya.
Lula juga menegaskan dukungan bersama terhadap perdagangan global berbasis aturan yang berpusat pada WTO (World Trade Organization), serta menyoroti peran BRICS sebagai wadah perjuangan kepentingan pembangunan negara-negara berkembang.
“Kita juga sepakat tentang peran penting BRICS sebagai platform untuk memperjuangkan kepentingan pembangunan negara-negara Selatan,” katanya.
Presiden Lula turut menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Prabowo atas partisipasi aktif Indonesia dalam KTT BRICS di Rio de Janeiro dan dalam pertemuan virtual pada September lalu.
“Saya menegaskan kembali dukungan Brasil terhadap keanggotaan Indonesia dalam New Development Bank (Bank BRICS),” ujar Lula.
Di sisi lain, Lula menyoroti kerja sama konkret kedua negara dalam menghadapi krisis iklim, mengingat Indonesia dan Brasil merupakan dua negara dengan hutan tropis terbesar dan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
“Presiden Prabowo dan saya juga sepakat tentang urgensi bertindak tegas dalam menghadapi krisis iklim. Indonesia telah menjadi mitra penting dalam perjuangan ini,” ucapnya.
Keduanya juga bersepakat untuk mendorong transisi energi yang adil serta pengembangan biofuel dan ekonomi hijau yang tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial.
“Kita juga merupakan produsen utama biofuel, yang akan memainkan peran penting dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon. Indonesia dan Brasil akan bekerja sama untuk transisi energi yang adil, ekonomi yang lebih bersih dan berkelanjutan, sambil menciptakan lapangan kerja berkualitas dan mengurangi kesenjangan sosial,” kata Lula.
Presiden Brasil juga memuji dukungan Presiden Prabowo terhadap penyelenggaraan COP30 di Belem, serta partisipasi Indonesia dalam Tropical Forests Forever Fund — sebuah inisiatif global yang digagas Brasil untuk pelestarian hutan tropis dunia.
Selain isu iklim, Lula menekankan pentingnya kerja sama melawan kelaparan dan kemiskinan global. Ia mengapresiasi dukungan Indonesia terhadap Aliansi Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan yang diluncurkan Brasil saat memimpin G20, serta menilai program makan bergizi gratis (MBG) yang dijalankan pemerintahan Prabowo sebagai model nyata keberpihakan kepada rakyat.
“Aliansi Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan telah mendapat dukungan Indonesia sejak awal. Kebijakan pemberian makan di sekolah yang dijalankan oleh pemerintahan Presiden Subianto, yang patut diakui, kini menjadi bagian dari program percepatan implementasi aliansi tersebut,” tandas Lula.









