Category: Bisnis.com Nasional

  • Kemhan Soal Pengadaan 700 Maung MV3 PT Pindad

    Kemhan Soal Pengadaan 700 Maung MV3 PT Pindad

    Bisnis.com, JAKARTA–TNI dan Polri telah diberikan 700 unit kendaraan khusus (ransus) Maung MV3 buatan PT Pindad. Pengadaan 700 kendaraan maung itu menuai polemik, apalagi terjadi ketika pemerintah mengetatkan dan mengefisiensi anggaran.

    Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan penyerahan ransus Maung MV3 merupakan momen bersejarah bagi industri pertahanan nasional.

    Menurutnya, penyerahan Maung MV3 itu merupakan bukti industri nasional PT Pindad telah memenuhi target mendukung kemampuan Indonesia menjaga stabilitas nasional.

    “Jadi Hari ini, pemerintah secara resmi menyerahkan produk nasional industri pertahanan yang dikelola oleh PT Pindad untuk digunakan TNI dan Polri,” tuturnya di Jakarta, Sabtu (1/3/2025).

    Dia menjelaskan kendaraan tersebut akan digunakan secara terus menerus di seluruh pelosok wilayah Indonesia mulai dari tingkat Pangdam hingga Babinsa maupun tingkat Bhabinkamtibmas

    Menurutnya, langkah tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung operasional TNI dan Polri dalam menjaga kedaulatan negara. 

    “Ini merupakan kebanggaan nasional yang harus kita bangkitkan agar Indonesia tampil sebagai negara bermartabat dan setara dengan negara lain,” katanya.

    Seperti diketahui, sebanyak 700 unit Maung MV3 yang diserahkan itu terdiri dari, 50 unit untuk Markas Besar TNI, 400 unit untuk TNI Angkatan Darat, 100 unit untuk TNI Angkatan Laut, 100 unit untuk TNI Angkatan Udara, dan 50 unit untuk Polri.

  • Akhir Kejayaan Sritex, Bangkrut, Aset Dilelang untuk Bayar Utang

    Akhir Kejayaan Sritex, Bangkrut, Aset Dilelang untuk Bayar Utang

    Bisnis.com, JAKARTA — Tim kurator akan akan melelang aset milik PT Sri Rejeki Isman Tbk. alias Sritex dan ketiga anak yang telah dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Niaga Semarang.

    Sritex sebelumnya telah diputus pailit pada Oktober 2024. Putusan itu telah mendapatkan kekuatan hukum tetap alias inkrah di tingkat kasasi dua bulan kemudian atau Desember 2024. 

    Sebelum akhirnya dinyatakan dalam keadaan insolvensi alias bangkrut Sritex sejatinya telah beberapa kali menggelar rapat kreditur dengan tim kurator. Kedua belah pihak bahkan diberi waktu 21 hari untuk melakukan mediasi. Namun, tidak ada titik temu.

    Tanggal 26 Februari 2025 lalu, kurator melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK terhadap lebih dari 10.000 pekerja Sritex. Ada banyak alasan. Salah satunya adalah untuk menjaga aset dan supaya harta kepailitan tidak tergerus.

    Adapun, pihak kurator kemudian mengambil langkah pemberesan. Langkah itu telah disetujui oleh kreditur dan debitur. Seluruh harta pailit Sritex alias SRIL akan dilelang dan hasilnya digunakan membayar kewajiban kepada para kreditur.

    “Pemberesan melalui penjualan harta pailit akan segera dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap harta pailit terdaftar melalui Kantor Jasa Penilai Publik dan melakukan penjualan melalui lelang di muka umum,” tulis tim Kurator yang dikutip, Senin (4/3/2025). 

    Kurator menjamin akan sangat terbuka dalam proses pengurusan pemberesan harta palit dengan melakukan penjualan aset secara terintegrasi maupun parsial.

    Selain itu, sebelum aset laku terjual 
    untuk merawat harta pailit, mereka membuka opsi untuk menyewakan pabrik dan mesin serta bisa memperkerjakan karyawan yang telah di PHK saat ini oleh penyewa.

    “Hal ini dilakukan demi menjaga agar harta pailit tidak terbengkalai dan tetap terjaga perawatannya sembari menunggu proses lelang serta dapat memberikan pekerjaan baru bagi ribuan karyawan yang terdampak PHK, oleh karena itu Tim Kurator terbuka terhadap para investor untuk berkomunikasi.”

    Alasan Going Concern Gagal

    Dalam penjelasan resminya, kurator juga mengemukakan tentang alasan gagalnya mengambil opsi keberlanjutan usaha alias going concern.

    Menurut kurator, opsi itu tidak memungkinkan dikarenakan working capital (Modal Kerja) tidak ada dan 
    pemasukan terbatas serta biaya lain seperti tagihan listrik per bulan serta beban karyawan yang terlalu tinggi tidak dapat ditutup dengan jalannya usaha debitur sehingga berpotensi akan merugikan harta pailit.

    Adapun, tim Kurator dengan debitur pailit untuk penyelesaian proses kepailitan PT 
    Sri Rejeki Isman, Tbk, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandijaya adalah dengan cara pemberesan melalui penjualan aset-aset milik para debitur pailit.

    “Bahwa akhirnya pada tanggal 26 Februari 2025 didapatkan suatu keputusan berat yaitu untuk melakukan PHK kepada seluruh karyawan debitur pailit karena skema Going Concern tidak memungkinkan dilaksanakan dan akan semakin merugikan Harta pailit.”

    Total Utang Sritex 

    Bisnis mencatat bahwa total tagihan kreditur yang diberikan kepada tim kurator Sritex mencapai Rp35,7 triliun. Namun demikian, setelah proses verifikasi, jumlah tagihan yang diakui oleh kurator Sritex mencapai Rp29,8 triliun. Sementara yang tidak diakui sebanyak Rp4,3 triliun.

    Adapun dari jumlah Rp29,8 triliun tersebut, mayoritas tagihan berasal dari kreditur konkuren atau yang tidak memiliki hak istimewa dalam pelunasan piutang, senilai Rp28,3 triliun.

    Kemudian kreditur separaris atau yang memiliki hak jaminan kebendaan atas piutangnya senilai Rp919,7 miliar. Sedangkan kreditur atau kreditur yang memiliki hak istimewa misalnya pajak dan bea cukai, senilai Rp619,5 miliar.

    Berdasarkan posisi laporan keuangan kuartal III/2024, SRIL mencatatkan total aset sebesar US$594,01 juta atau susut 8,47% dari posisi total aset yang berakhir 31 Desember 2023.

    SRIL melaporkan total aset lancar sebesar US$167,24 juta dan total aset tidak lancar mencapai US$426,76 juta.

    Di sisi lain, total liabilitas SRIL sampai September 2024 naik ke level US$1,61 miliar, yang berasal dari liabilitas jangka panjang sebesar US$1,48 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$133,84 juta.

    Adapun, SRIL mencatatkan kerugian sebesar US$66,04 juta pada periode 9 bulanan 2024. Posisi rugi itu cenderung berkurang dua kali lipat dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya yang sempat minus US$155,2 juta.

    Pernyataan Sritex 

    Sementara itu, Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Iwan Kurniawan Lukminto berterima kasih kepada karyawannya yang kini terkena pemutusan hubungan kerja alias PHK massal. 

    “Kalau dihitung para karyawan ini sudah bersama selama 21.382 hari sejak Sritex berdiri pada 16 Agustus 1966,” kata Iwan dilansir dari Antara.

    Iwan menuturkan bahwa terdapat sekitar 8 ribu karyawan Sritex di Kabupaten Sukoharjo yang harus kehilangan pekerjaan akibat pailit tersebut. Sementara secara keseluruhan, terdapat 12 ribu karyawan Sritex dan tiga anak usahanya yang kehilangan pekerjaan.

    “Kami berduka, namun kami harus terus memberi semangat,” katanya.

    Iwan juga menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah selama proses kepailitan ini bergulir. Dia menegaskan manajemen Sritex akan kooperatif dan bekerja sama dengan kurator agar proses pemberesan tersebut bisa berjalan lancar.

    Selain itu, dia juga memastikan akan mengawal proses pemberesan kepailitan sehingga hak-hak para karyawan dipastikan terpenuhi.

  • SBY Bela Prabowo, Minta Masyarakat Ikut Kawal Danantara

    SBY Bela Prabowo, Minta Masyarakat Ikut Kawal Danantara

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi kekhawatiran sejumlah pihak terkait Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang dinilai tidak memberikan manfaat dan berpotensi menimbulkan masalah bagi perekonomian Indonesia.

    SBY dalam postingannya di platform X “Twitter” @SBYudhoyono, SBY mengakui bahwa ia mengamati peluncuran Danantara mendapat tanggapan kritis dari ekonom, pengamat, hingga politisi. 

    “Kalangan tersebut menyangsikan governance, transparansi dan akuntabilitas lembaga investasi baru ini. Juga dikhawatirkan jika ada konflik kepentingan dan ‘political envolvement’ yang tidak semestinya,” tulisnya dalam platform tersebut, Minggu (2/3/2025). 

    Menanggapi hal tersebut, SBY menilai niat dan tujuan Presiden Prabowo Subianto membentuk Danantara sebenarnya baik. Pasalnya, kata dia, Danantara diharapkan memperkuat investasi nasional, terutama untuk yang bersifat strategis (long-term strategic investment) yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 

    Sebab demikian, dia mengatakan kecemasan masyarakat harus dilihat dari kacamata positif, yakni mereka tak ingin melihat Danantara yang bertujuan “mulia” tersebut gagal dan tak mencapai tujuan seharusnya. 

    “Terhadap suara rakyat seperti itu justru mesti membuat para pengelola Danantara tertantang dan mesti pula membuktikan bahwa kecemasan rakyat itu tak akan terjadi,” tulisnya. 

    SBY kemudian menuturkan, bahwa kuncinya Danantara harus memiliki good governance, pengelola yang cakap, economic & business judgement yang tepat dan pruden, akuntabilitas dan transparansi, kepatuhan pada pranata hukum dan ada progres positif dari waktu dan waktu. 

    “Pengelolaan Danantara harus bebas dari konflik kepentingan, bebas dari unsur politik. Kemajuan Danantara juga harus diinformasikan kepada masyarakat,” imbuhnya. 

  • Sinar Mas dan APP Group Wakafkan Ribuan Alquran kepada ICMI

    Sinar Mas dan APP Group Wakafkan Ribuan Alquran kepada ICMI

    Bisnis.com, JAKARTA – Sinar Mas bersama pilar bisnisnya, APP Group, menyerahkan 2.000 mushaf Al Quran ke Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk dibagikan ke masyarakat guna meningkatkan amal ibadah publik selama Ramadan.

    Hal ini penting, mengingat keutamaan dalam meraih akhlak mulia saat Ramadan adalah dengan membaca Alquran berikut menjalankan makna yang ada di dalamnya. 

    Ketua Umum Yayasan Muslim Sinar Mas (YMSM) Saleh Husin mengatakan momentum Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk berbagi dengan masyarakat. 

    “Agar bersama-sama kita berkesempatan meraih akhlak mulia melalui berpuasa serta memaknai dan mengamalkan nilai kebaikan dan toleransi dalam Alquran,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Minggu (2/3/2025).

    Adapun, secara simbolis mushaf tersebut diserahkan ke Ketua Umum ICMI Arif Satria. Menurut Saleh, sebanyak 2.000 mushaf akan disalurkan oleh ICMI ke berbagai masjid serta lembaga pendidikan Islam.

    Pada kesempatan yang sama, Dewan Pengawas YMSM sekaligus Vice Director APP Group Irsyal Yasman bersyukur masih bisa melakukan aktivitas sosial berbasis produk unggulan buatan Sinar Mas.

    “Mushaf yang kami wakafkan, tercetak di atas kertas premium Sinar Tech, atau lebih dikenal sebagai Quran Paper (QPP), yang pengembangan dan produksinya kami lakukan guna pencetakan kitab suci dan buku agama,” ujarnya.

    Tidak hanya pada Ramadan kali ini, Sinar Mas dan APP Group juga mewakafkan ribuan mushaf kepada ICMI pada Ramadan dua tahun terakhir.

    Irsyal menambahkan, YMSM hadir mewadahi praktik keislaman yang terbuka, toleran, setara, dan penuh kasih di lingkup Sinar Mas, dan secara eksternal mereka mendukung dan bekerja sama dengan sosok maupun lembaga dengan niatan serupa.

    Tercatat, sejak 2008, setidaknya ada 1,3 juta mushaf telah didonasikan, baik melalui pilar bisnis Sinar Mas yang tersebar di berbagai wilayah, menjangkau lembaga keagamaan, entitas pendidikan, komunitas, hingga kesatuan TNI-Polri di berbagai wilayah, termasuk daerah-daerah terpencil di Nusantara.

    Selain wakaf, APP Group juga memperluas program ini dengan mendistribusikan lebih dari 200.000 buku panduan membaca Alquran atau Juz Amma, yang ditujukan untuk berbagai lapisan usia. 

    Tujuannya untuk mengenalkan anak-anak pada cara membaca Alquran dengan baik dan benar sejak dini. Turut hadir menyaksikan penyerahan simbolik mushaf Alquran di ICMI Center, di antaranya Dewan Pembina YMSM Laksamana (Purn) TNI Marsetio, Ketua 1 YMSM Irsyal Yasman, Ketua 2 YMSM Yan Partawijaya dan Sekjen ICMI Andi Yuliana Paris, serta Waketum ICMI Jafar Hafsah.

  • DPR: PHK Karyawan Sritex Jelang Ramadan-Lebaran Tidak Tepat

    DPR: PHK Karyawan Sritex Jelang Ramadan-Lebaran Tidak Tepat

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi IX DPR menilai keputusan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) PT Sri Rejeki Isman atau Sritex menjelang Ramadan dan sebelum Hari Rata IdulFitri tidak tepat.

    Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengatakan bahwa keputusan PHK Sritex di momen jelang Ramadan dan IdulFitri dapat menambah beban bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan. 

    Pasalnya, berdasarkan Permenaker No 6 Tahun 2016 Pasal 7 ayat 3, pekerja yang hubungan kerjanya berakhir lebih dari 30 hari sebelum hari raya maka tidak berhak atas Tunjangan Hari Raya (THR). 

    “Oleh karena itu, pekerja yang terkena PHK kemungkinan besar tidak akan menerima THR kecuali ada kebijakan khusus dari perusahaan atau intervensi dari pemerintah,” jelasnya, Minggu (2/3/2025). 

    Sebab demikian, Nihayatul meminta agar Sritex harus memastikan PHK dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dia juga meminta agar perusahaan menjelaskan secara transparan alasan penghentian operasional tersebut. 

    “Kami akan memastikan bahwa pekerja yang terkena PHK mendapatkan hak mereka termasuk pesangon, jaminan sosial dan kompensasi lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya. 

    Sebagai informasi, PT Sritex resmi berhenti beroperasi pada Sabtu (1/3/2025) dengan asas keberlangsungan usaha atau going concern dalam penyelesaian kasus kepailitan. 

    Keputusan tersebut dibacakan dalam rapat kreditor yang digelar di Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah pada Jumat (28/2/2025. Akibatnya, sekitar 12.000 karyawan mengalami PHK. 

  • Kronologi Dua Pendaki Meninggal di Puncak Carstensz: Ada Badai, Kena Hipotermina

    Kronologi Dua Pendaki Meninggal di Puncak Carstensz: Ada Badai, Kena Hipotermina

    Bisnis.com, JAKARTA – Dua pendaki perempuan, yang bernama Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia saat mendaki puncak Carstensz di Papua. Simak kronologi lengkapnya dari sudut pandang pendaki Indira Alaika.

    Indira Alaika mengonfirmasi bahwa dirinya merupakan salah satu dari pihak ikut dalam dalam rombongan untuk mendaki puncak Carstensz bersama almarhum Lilie dan Elsa. 

    Dikutip melalui instagram pribadi @indiraalaika, Indira membagikan unggahan melalui instastorynya untuk menjelaskan kronologi dapat selamat dari cuaca ekstrem yang melanda Puncak Carstensz.

    “Sebanyak 3 Pendaki selamat dan 2 pendaki meninggal dunia akibat cuaca yang sangat buruk hujan salju, hujan deras dan angin kencang sehingga menyebabkan hipotermia,” ujarnya melalui unggahan Instagram Story yang dikutip Minggu (2/3/2025).

    Dia melanjutkan bahwa dua Pendaki meninggal dunia Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono bertempat di teras 2. Pada saat perjalanan turun dari Puncak Carstensz, keduanya menghembuskan nafas terakhir akibat hipotermia atau kedinginan akut akibat cuaca buruk.  

    Sementara itu, tiga pendaki yang selamat terjebak terpaksa bermalam di area Summit Ridge dekat puncak hingga tim rescue datang, yaitu Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana. dan Saroni.

    Detik-detik Dua Pendaki Meninggal di Puncak Carstensz

    Indira menceritakan bahwa Insiden ini bermula pada pukul 04.00 WIT atau ketika rombongan pendaki berangkat menuju Puncak Carstensz, salah satu gunung tertinggi di Indonesia.

    Rombongan yang terdiri dari 20 orang, termasuk lima orang pemandu, tujuh pendaki WNI, enam pendaki WNA, dan dua pendaki dari Taman Nasional Lorentz, memulai perjalanan mereka dari Basecamp Yellow Valley.

    Sebelumnya, mereka telah melakukan aklimatisasi dan latihan teknis selama dua hari di basecamp untuk mempersiapkan pendakian menuju puncak. 

    Namun, perjalanan tersebut tidak berjalan sesuai rencana. Sekitar pukul 20.45 WIT, seorang pemandu lokal bernama Nurhuda, tiba di basecamp dalam kondisi hipotermia dan meminta bantuan untuk menyelamatkan rekan-rekannya yang terjebak di atas. Tim basecamp pun segera melakukan briefing untuk mencari solusi terbaik guna memberikan pertolongan. 

    Upaya penyelamatan dilakukan oleh beberapa pemandu. Yustinus Sondegau, salah satu guide lokal, mencoba naik untuk mencapai para korban yang berada di summit ridge, tetapi terkendala oleh cuaca buruk di teras besar.

    Selanjutnya, guide asal Nepal Dawa Gyalje Sherpa juga berusaha memberikan bantuan di teras dua. Sayangnya, langkah mereka terhenti saat menemui dua pendaki, yaitu Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    Poxy dan Damar, dua guide lainnya, kembali naik untuk memberikan pertolongan di teras dua dan menghubungi basecamp untuk melaporkan kondisi para korban. Kedua korban Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal dunia. 

    Tim penyelamat kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Tim pertama, yang terdiri dari tiga guide internasional, Garret Madison, Tashi Sherpa, dan Ben Jones, berhasil mencapai tiga pendaki yang masih hidup, yaitu Indira, Alvin Reggy, dan Saroni, yang berada di summit ridge.

    Ketiganya dalam kondisi kritis, dan tim memberikan pertolongan pertama dengan mengganti pakaian, memberi isotonik, makanan, dan obat-obatan. 

    Setelah memberikan pertolongan, tim penyelamat bersama dengan para survivor akhirnya berhasil turun ke basecamp Yellow Valley. Pada akhirnya, seluruh tim penyelamat dan tiga pendaki yang selamat tiba kembali di basecamp dalam keadaan selamat, meski mengalami masa-masa kritis yang penuh tantangan. 

    Keberhasilan penyelamatan menjadi momen duka lantaran tidak bisa menyelamatkan nyawa Lilie dan Elsa. Namun, semua pihak tetap mengapresiasi dedikasi tim penyelamat. 

    Sementara itu, pegiat jurnalisme sastrawi Andreas Harsono mengamini bahwa dua pendaki Puncak Jaya atau Carstensz di Papua meninggal dunia lantaran disebabkan oleh hipotermia atau kedinginan akut. 

    Saat dihubungi oleh Bisnis, Andreas Harsono, seorang jurnalis dan juga merupakan teman SMA dari Lilie mengonfirmasi bahwa dua pendaki yang meninggal itu adalah Lilie Wijati Poegiono dan Elsa Laksono.

    “Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, keduanya berumur 60 tahun, meninggal dunia karena kedinginan di di Puncak Carstensz, dekat Timika, Papua. Lilie perancang busana di Bandung, Elsa dokter gigi di Jakarta. Mereka alumni SMA Dempo Malang tahun 1984,” katanya kepada Bisnis melalui pesan teks, Minggu, (2/3/2025).

    Di sisi lain, penyanyi Fiersa Besari turut mengunggah emoji patah hati tak lama setelah beredar kabar dua korban meninggal di pendakian ke Puncak Carstenz yang menewaskan dua orang pendaki.

    Berdasarkan akun X @Jateng_Twit, Fiersa pun menjadi salah satu pihak yang tergabung dalam tim pendakian ke Puncak Carstenz yang menelan korban. Kendati demikian, Fiersa Besari belum memberi pernyataan apa pun terkait dengan kejadian ini.

    Pria kelahiran 3 Maret 1984 itu hanya membagi cerita di Instagram @fiersabesari melalui unggahan Instastory berlatar hitam dengan emotikon ‘broken heart’ atau patah hati yang menyisipkan lagu Now At Last dari Fesit sebagai backsound.

    Kronologi Pendakian Puncak Carstensz hingga Lilie dan Elsa Meninggal Dunia

    1. Rombongan berangkat dari Bandara Moses Kilangin Timika menuju basecamp Yellow Valley Carstensz Pyramid menggunakan helikopter.

    2. Setelah sampai di basecamp Yellow Valley Carstensz Pyramid, rombongan melakukan aklimatisasi selama 2 hari.

    3. Rombongan melaksanakan kegiatan aklimatisasi dan latihan teknis hingga Teras 1 (Teknik ascending dan descending).

    4. Rombongan pendaki yang berjumlah 20 orang berangkat untuk melakukan summit dari basecamp Yellow Valley menuju Puncak Carstensz pukul 04.00 WIT (5 orang guide, 7 WNI pendaki, 6 WNA pendaki, dan 2 pendaki Taman Nasional Lorentz).

    5. Tim BC melakukan briefing untuk mengupayakan pertolongan terhadap korban dan sekitar pukul 20.45 WIT Nurhuda (Guide WNI) tiba di basecamp sendirian dengan gejala hipotermia, selanjutnya meminta bantuan kepada Tim BC. Beliau istirahat sebentar untuk kemudian naik membantu pendaki yang ada di atas.

    6. Yustinus Sondegau (Guide lokal) berusaha naik untuk mencapai titik lokasi survivor yang berada di summit ridge korban atas nama Indira, Alvin Reggy, dan Saroni, dengan membawa bantuan emergency (sleeping bag), flysheet, air panas, dan radio. Tetapi upaya tersebut terhenti di teras besar karena cuaca semakin memburuk dan pada perjalanan turun, Yustinus bertemu dengan Luddy dan mendampingi Luddy hingga ke basecamp. Seluruh peralatan yang dibawa ditinggal di teras besar.

    7. Guide Nepal Dawa Gyalje Sherpa naik untuk memberikan pertolongan, tetapi terhenti di teras dua untuk memberikan pertolongan terhadap kedua korban, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono yang kemudian meninggal dunia. 

    8. Poxy (guide lokal) dan Damar (Guide) kembali mencoba naik ke teras dua untuk memberikan bantuan kepada korban, menghubungi basecamp dan melaporkan sudah memberikan pertolongan kepada kedua korban, namun korban Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal dunia.

    9. Octerus (Guide) yang berkomunikasi dengan Poxy dan Dawa menginformasikan dari basecamp bahwa dua pendaki WNI atas nama Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia.

    10. Huda (Guide) naik untuk mencoba menolong Indira, Alvin, dan Saroni yang berada di summit ridge.

    11. Huda mengabarkan bahwa mereka tiba di basecamp dan tidak sanggup lagi meneruskan ke titik posisi Indira, Alvin, dan Saroni. (Barang untuk melaksanakan emergency sudah disimpan di bawah summit ridge). 

    12. Dibagi dua tim penyelamat, tim 1 terdiri atas tiga guide Internasional. Garret Madison, Tashi Sherpa, dan Ben Jones kembali mendaki untuk menyelamatkan Indira, Alvin, dan Saroni di Summit Ridge, dan tim 2 yaitu Dokter Adnan dan Meidi bergerak menuju korban di teras dua. 

    13. Tashi, Garret, dan Ben bertemu dengan tiga pendaki (Indira, Alvin, dan Saroni), menginformasikan ke basecamp bahwa semuanya masih hidup dan dalam kondisi kritis. Tim rescue memberikan pertolongan pertama dan menormalisasi dengan mengganti pakaian, memberikan isotonik, makanan, obat-obatan.

    14. Tim rescue dan survivor melakukan perjalanan turun ke basecamp Yellow Valley.

    15. Tim rescue dan survivor dari Summit Ridge tiba di basecamp Yellow Valley.

  • Pengamat Ungkap Pesan Puan di Balik Hubungan Megawati-Prabowo

    Pengamat Ungkap Pesan Puan di Balik Hubungan Megawati-Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensat) menyoroti pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Ketua DPP PDIP Puan Maharani saat acara retreat kepala daerah di Magelang, Jawa Tengah.

    Hensat menilai manuver Puan dilakukan sebagai upaya menjaga hubungan baik antara Megawati dengan Presiden Prabowo Subianto di tengah situasi politik yang sensitif. Menurutnya, langkah tersebut adalah cerminan sikap strategis partai berlogo banteng di tengah situasi yang tak mudah bagi PDIP. 

    “Jadi kan semakin jelas, Megawati juga sebetulnya enggak ingin ada kegaduhan politik. Dia cukup saja, ingin enggak ada kegelisahan politik,” ujar Hensat dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (2/2/2025). 

    Dia menilai keputusan PDIP menunda keikutsertaan dalam retreat kepala daerah bukan sekadar langkah spontan, melainkan respons reaktif terhadap situasi yang mengejutkan bagai partai pemenang Pemilu 2024 tersebut.

    Kondisi itu merujuk pada penangkapan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 20 Februari 2025.

    “Hasto ditangkap [KPK]. Sekjen ditangkap itu kan dia belum pernah mengalami itu, jadi respon reaktif Megawati ya [penundaan) retreat,” terang Hensa.

    Penangkapan ini, lanjutnya, menjadi pukulan psikologis dan politis bagi PDIP, mengingat Hasto merupakan figur kunci dalam struktur partai.

    Namun, di balik langkah reaktif tersebut, dia melihat adanya upaya Megawati untuk menjaga hubungan baik dengan Prabowo. Pesan yang disampaikan melalui Puan Maharani, menurutnya, menjadi sinyal bahwa PDIP tidak ingin memperkeruh situasi politik meski tengah menghadapi tekanan.

  • Dua Pendaki Perempuan Meninggal di Puncak Carstensz karena Hipotermia

    Dua Pendaki Perempuan Meninggal di Puncak Carstensz karena Hipotermia

    Bisnis.com, JAKARTA – Dua pendaki perempuan yang bernama Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia lantaran terkena hipotermia atau kedinginan saat mendaki puncak Carstenz, Papua. 

    Kabar duka tersebut disampaikan oleh jurnalis senior Andreas Harsono melalui akun X resmi miliknya @andreasharsono, yang telah diizinkan untuk dikutip. 

    Andreas Harsono, yang ternyata merupakan teman SMA dari Lilie, mengonfirmasi bahwa dua pendaki yang meninggal itu adalah Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono.

    “Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, keduanya berumur 60 tahun, meninggal dunia karena kedinginan di di Puncak Carstensz, dekat Timika, Papua. Lilie perancang busana di Bandung, Elsa dokter gigi di Jakarta. Mereka alumni SMA Dempo Malang tahun 1984,” katanya kepada Bisnis melalui pesan teks, Minggu, (2/3/2025).

    Andreas menambahkan Lilie dan Elsa ikut dalam kelompok pendaki puncak Carstenz yang terdiri dari 10 orang. Rombongan tersebut termasuk 1 orang warga negara Rusia, 2 warga negara Turki, penyanyi Fiersa Besari, dan lima orang pemandu. 

    Di sisi lain, penyanyi Fiersa Besari turut mengunggah emoji patah hati tak lama setelah beredar kabar dua korban meninggal di pendakian ke Puncak Carstenz yang menewaskan dua orang pendaki.

    Berdasarkan akun X @Jateng_Twit, Fiersa pun menjadi salah satu pihak yang tergabung dalam tim pendakian ke Puncak Carstenz yang menelan korban.

    Pendakian dilakukan pada akhir Februari 2025 tersebut berakhir dengan meninggalnya Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono.

    Menurut pantauan Bisnis, hingga berita ini dibuat, sudah lebih dari 4.100 netizen ikut memantau pergerakan kabar duka ini. Kendati demikian, Fiersa Besari belum memberi pernyataan apa pun terkait dengan kejadian ini.

    Pria kelahiran 3 Maret 1984 itu hanya membagi cerita di Instagram @fiersabesari melalui unggahan Instastory berlatar hitam dengan emotikon ‘broken heart’ atau patah hati yang menyisipkan lagu Now At Last dari Fesit sebagai backsound.

  • Fiersa Besari Unggah Insta Story Patah Hati Usai 2 Pendaki Carstensz Meninggal Dunia

    Fiersa Besari Unggah Insta Story Patah Hati Usai 2 Pendaki Carstensz Meninggal Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA – Penyanyi Fiersa Besari mengunggah emoji patah hati melalui akun Instagram Story miliknya tak lama setelah beredar kabar dua pendaki yang meninggal dunia  pendakian ke Puncak Carstenz.

    Berdasarkan akun X @Jateng_Twit, Fiersa pun menjadi salah satu orang yang tergabung dalam tim pendakian ke Puncak Carstenz. Pendakian dilakukan pada akhir Februari 2025. Dua orang pendaki yang dikabarkan meninggal dunia dalam pendakian tersebut, yaitu Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono

    Kabar duka tersebut dibenarkan jurnalis senior Andreas Harsono. Andreas merupakan juga merupakan teman SMA Lilie. Dikutip dari akun twitter atau X @andreasharsono dan sudah mendapatkan konfirmasi, Andreas menyebut Lilie meninggal dunia dalam pendakian bersama sahabatnya Elsa Laksono karena hipotermia atau kedinginan saat berada Puncak Carstensz, Papua. 

    Menurutt pantauan Bisnis hingga berita ini ditayangkan pada pukul 13.50 WIB, sudah lebih dari 4.100 netizen ikut memantau pergerakan kabar duka ini.

    Kendati demikian, Fiersa Besari belum memberi pernyataan apa pun terkait dengan kejadian ini.

    Pria kelahiran 3 Maret 1984 itu hanya membagi cerita di Instagram @fiersabesari melalui unggahan Instastory berlatar hitam dengan emotikon ‘broken heart’ atau patah hati yang menyisipkan lagu Now At Last dari Fesit sebagai backsound.

  • Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Indonesia memeringati lima tahun sejak kasus pertama  virus Covid-19 terdeteksi di Tanah Air, yaitu tepatnya pada 2 Maret 2025. 

    Kejadian tersebut menjadi titik balik yang mengubah banyak aspek kehidupan di Indonesia, mulai dari sektor kesehatan, sosial, hingga ekonomi.

    Pada 2 Maret 2020, Indonesia mengonfirmasi dua kasus pertama Covid-19, yakni dua warga negara Indonesia yang terpapar virus SARS-CoV-2 setelah kontak dengan warga negara Jepang. Kasus pertama ini menandai awal dari perjalanan panjang pandemi di Indonesia.

    Setelah penemuan dua kasus pertama, kasus Covid-19 mulai meningkat pesat. Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan berbagai langkah pembatasan sosial, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, termasuk Jakarta, yang menjadi pusat penyebaran awal. 

    Pada akhir Juni 2020, jumlah kasus secara keseluruhan terdapat 56.385 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kala itu, kasus sembuh secara total mencapai 24.806 kasus dan untuk kasus meninggal dunia mencapai 2.876 orang serta secara total terdapat 803.898 spesimen terkait virus corona yang sudah diuji di Indonesia.

    Pada Juli 2021, Indonesia mengalami lonjakan kasus terbesar yang disebut dengan Gelombang Kedua yang berhubungan erat dengan varian Delta yang lebih menular.

    Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan, 37.284 terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (31/7/2021). Dengan demikian, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terhitung sejak Maret 2020 menjadi 3.409.658 orang.

    Pasien sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 mencapai 2.770.092 orang. Sementara, kasus kematian di Tanah Air jumlahnya menjadi 94.119 orang.

    Pada periode ini, kapasitas rumah sakit penuh dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat untuk membatasi mobilitas warga. Program vaksinasi nasional juga dimulai pada Januari 2021, meskipun distribusi vaksin masih terhambat pada tahap awal. 

    Pandemi Covid telah menyebabkan lonjakan angka kematian dan peningkatan jumlah kasus sakit. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada 2022, setelah program vaksinasi berjalan dengan lebih lancar, angka kasus Covid-19 mulai menurun. Kasus terkonfirmasi mencapai 5,5 juta, dengan tingkat kematian tercatat sekitar 150.000.

    Lalu, pada 202 Pandemi Covid-19 makin terkendali berkat vaksinasi yang masif dan protokol kesehatan yang diperketat. Jumlah kasus menurun, tetapi angka kematian total mencatatkan lebih dari 160.000 orang. 

    Sejak 2019, angka kematian akibat Covid-19 terus mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan jumlah kasus konfirmasi Covid-19.Virus tersebut memberikan dampak yang signifikan di berbagai aspek terutama kesehatan, hingga menyebabkan kematian. Kasus konfirmasi positif hingga kematian yang disebabkan paparan Covid-19 cukup tinggi baik di dunia dan Indonesia.

    erdasarkan hasil data Satgas Covid-19 Kementerian Kesehatan hingga 2022 menunjukkan jumlah kematian akibat Covid-19 dari tahun 2019 hingga 2022, yaitu 155.000 kematian atau sebesar 2,6% dari kasus konfirmasi. 

    Memasuki 2024, Indonesia memasuki fase pemulihan, dengan angka kasus yang sangat rendah. Namun, Covid-19 tetap menjadi ancaman dengan beberapa lonjakan kasus sporadis. Meski begitu, tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia tercatat mencapai lebih dari 95%, berkat pengobatan yang lebih efektif, serta vaksinasi yang makin luas.

    Perbesar

    Dampak Ekonomi

    Pandemi Covid-19 juga membawa dampak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Banyak sektor ekonomi, terutama pariwisata, transportasi, dan UMKM, mengalami penurunan signifikan.

    Misalnya, pada 2020, Indonesia mencatatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar -2,07%, yang merupakan resesi pertama dalam dua dekade terakhir 

    Meskipun sempat mencatat pertumbuhan negatif saat diterpa badai pandemi Covid-19 pada 2020, tetapi perekonomian nasional terus menunjukan resiliensi dan beranjak pulih lebih cepat.  

    Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh makin kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan, yakni mencapai 3,70% pada 2021.

    Tahun 2022, secara full year, pertumbuhan ekonomi Indonesiajuga mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,31% (ctc). Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 5,2% (ctc), dan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi. Adapun, pada 2023 perekonomian Indonesia juga masih berada di level 5% yaitu 5,05%.

    Pemerintah Indonesia mengimplementasikan berbagai kebijakan stimulus ekonomi, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi listrik, dan dukungan untuk UMKM. Selain itu, program vaksinasi yang massif juga mempercepat pemulihan sektor-sektor ekonomi yang terdampak pandemi 

    Saat ini, setelah lima tahun berlalu, Indonesia telah melalui banyak tantangan dan mengalami proses pemulihan. Namun, Covid-19 masih tetap menjadi ancaman yang memerlukan kewaspadaan. Pandemi ini mengajarkan pentingnya ketahanan sistem kesehatan, pentingnya solidaritas sosial, serta perlunya transformasi digital dalam menghadapi krisis.

    Baiknya, peringatan lima tahun ini juga menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk terus memperkuat ketahanan bangsa dalam menghadapi pandemi global yang mungkin akan datang di masa depan.