Category: Bisnis.com Nasional

  • Tiba di Yordania, Prabowo Disambut Raja Abdullah II

    Tiba di Yordania, Prabowo Disambut Raja Abdullah II

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto disambut langsung oleh Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein saat tiba di pada Minggu (13/4/2025).  

    Tiba di Bandar Udara Militer Marka, Amman, Presiden Ke-8 RI itu langsung disambut hangat oleh Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein dalam sebuah prosesi penyambutan yang sarat simbol persaudaraan dan penghormatan tinggi antarkedua negara.

    Momen istimewa sudah dimulai sejak pesawat kepresidenan memasuki wilayah udara Yordania, di mana sejumlah jet tempur Angkatan Udara Yordania melakukan pengawalan udara hingga mendarat di Marka. 

    Presiden Prabowo disambut langsung oleh Raja Abdullah II dengan jabat tangan erat dan pelukan hangat—sebuah gestur yang mencerminkan kedekatan personal kedua pemimpin.

    Keduanya kemudian berjalan berdampingan melewati pasukan jajar kehormatan, memperkenalkan delegasi masing-masing sebelum naik ke podium utama. 

    Di sana, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Yordania dikumandangkan dengan khidmat, disertai dentuman meriam sebanyak 21 kali sebagai bentuk penghormatan kenegaraan.

    Setelah prosesi resmi, kedua kepala negara menyaksikan atraksi flypass dari jet tempur Yordania. Momen kedekatan kedua pemimpin yang paling mengesankan adalah Raja Abdullah II mengantar langsung Presiden Prabowo menuju hotel tempatnya bermalam—bahkan Raja Abdullah II langsung yang mengemudikan sendiri mobil Kepresidenan bersama Presiden Prabowo yang duduk di kursi penumpang di sebelahnya.

    Kunjungan resmi ini tidak hanya mempererat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Yordania, tetapi juga menjadi simbol kuat persahabatan antar pemimpin yang terjalin dalam suasana penuh rasa saling menghormati dan persaudaraan.

    Turut serta mendampingi Presiden Prabowo dalam upacara penyambutan ini adalah Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Duta Besar RI untuk Yordania Ade Padmo Sarwono.

  • SBY Mengaku Hati-hati Nge-Tweet Soal Pemerintahan di Media Sosial: Bagi Saya Ini Etika

    SBY Mengaku Hati-hati Nge-Tweet Soal Pemerintahan di Media Sosial: Bagi Saya Ini Etika

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku selalu berhati-hati saat ingin menyampaikan pendapatnya soal pemerintahan melalui cuitan alias tweet di media sosial.

    Dia melakukan itu karena pernah menjadi orang nomor satu di Indonesia atau presiden, sehingga saat ini dirinya merasa harus hemat bicara dan berhati-hati dalam memberikan pandangannya.

    Termasuk, merespons soal kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu saat Indonesia terkena sebesar 32 persen. 

    “Tidak akan saya lepas [pandangan soal tersebut] dalam bentuk tweet, karena saya tahu sebagai seorang yang pernah memimpin negeri ini saya harus hemat bicara dan berhati-hati dalam bicara. Saya akan memastikan setiap yang saya sampaikan politic corect dan itu bagi saya etika,” ujarnya dalam acara diskusi The Yudhoyono Institute (TYI), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (13/4/2025).

    Dia melanjutkan, dirinya lebih memilih menulis tujuh butir hal yang sebaiknya Indonesia lakukan untuk menyikapi pengumuman Trump. Akan tetapi, sikap itu tidak dipublikasikan karena menjaga etika yang dia maksud.

    Kemudian, lanjutnya dua hari kemudian dia mendengar kebijakan pemerintah Indonesia dalam merespons kebijakan Trump. Dia mengaku bersyukur karena yang dilakukan pemerintah 80 persen sama dengan yang dia pikirkan.

    “Saya khawatir kalau Indonesia terlalu reaktif, lebih emosional, dan kurang rasional ketika kita menyadari kita ini siapa, dunia seperti apa, Amerika Serikat seperti apa. Kita harus tahu kemampuan dan batas kemampuan, kita harus tahu apa yang bisa Indonesia lakukan dan apa yang tidak bisa Indonesia lakukan,” jelasnya.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif TYI sekaligus putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpandangan bahwa hal yang dilakukan ayahnya ini adalah karena menghormati Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Yang dimaksudkan oleh Pak SBY lebih hemat berbicara apalagi menyampaikan statement secara publik, mengapa? karena beliau sangat menghormati Bapak Presiden Prabowo Subianto,” katanya di tempat yang sama seusai acara diskusi selesai.

    Menurut AHY, SBY tentunya paham betul posisi Prabowo saat ini karena menjadi pemimpin sebesar negara Indonesia bukanlah hal yang mudah, sehingga juga memberikan empatinya.

    “Jadi tentunya Pak SBY tidak ingin disalahartikan, justru beliau yang diam lebih banyak memberikan masukan. Saya tahu persis beliau reguler cukup sering memberikan masukan-masukan kepada bapak presiden Prabowo Subianto,” pungkasnya.

  • Wamenlu Sebut RI Dorong Reformasi PBB dan Lembaga Multilateral

    Wamenlu Sebut RI Dorong Reformasi PBB dan Lembaga Multilateral

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir membeberkan bahwa Indonesia mendorong adanya reformasi PBB dan lembaga multilateral lainnya dalam lima tahun ke depan.

    Prioritas itu, katanya, dilakukan dalam upaya untuk memperkuat diplomasi Indonesia. Hal ini karena diplomasi Indonesia bisa melemah apabila tidak diiringi dengan perubahan tata kelola global.

    Arrmanatha menegaskan organisasi internasional harus mampu membawa dunia kepada keseimbangan di dalam dunia yang semakin multipolar (beragam).

    “Kenyataannya, tata kelola global saat ini tidak mencerminkan keseimbangan, kekuatan maupun realitas dunia. PBB misalnya sudah tidak lagi fit for purpose,” ungkapnya dalam acara diskusi yang diselenggarakan The Yudhoyono Institute (TYI), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (13/4/2025).

    Selain PBB, imbuhnya, struktur institusi multilateral seperti Bretton Woods dan WTO yang merupakan refleksi pascaPerang Dunia ke-II nyatanya juga tidak banyak mewakili aspirasi dan kepentingan negara global south.

    “Indonesia percaya bahwa sistem multilateral yang efektif harus dibuat lebih inklusif, lebih demokratis, representatif, dan adil. Oleh karena itu, buat Indonesia mendorong reformasi PBB dan lembaga multilateral lainnya akan menjadi prioritas lima tahun ke depan,” tegas dia.

    Dia melanjutkan disepakatinya Pack of the Future (Pakta untuk Masa Depan) oleh Kepala Negara pada Sidang Majelis Umum PBB ke-79 merupakan langkah awal untuk melakukan proses reformasi menyeluruh terhadap sistem multilateral. 

    “Di saat dunia yang sedang di tengah perubahan besar dan perubahan ini akan kita, perlu kita membuat pilihan terbaik untuk pembentukan masa depan bangsa. Indonesia memilih jalan kerjasama dan bukan konfrontasi. Serta jalan inklusivitas, bukan eksklusivitas,” pungkasnya.

  • Respons Demokrat soal Banyak Menteri Prabowo yang Bertemu Jokowi

    Respons Demokrat soal Banyak Menteri Prabowo yang Bertemu Jokowi

    Bisnis.com, JAKARTA — Partai Demokrat memandang pertemuan antara sejumlah menteri Kabinet Merah Putih dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) merupakan hal yang lumrah terjadi.

    Seperti diketahui, sejumlah menteri Kabinet Prabowo-Gibran berkunjung ke Solo untuk menemui Joko Widodo dalam momen Lebaran 2025, di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji.

    Selain mereka, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koperasi Budi Arie, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, hingga Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

    Menanggapi hal itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra beranggapan bahwa Presiden Prabowo Subianto merupakan orang yang terbuka, begitu pula kepada para menterinya. 

    “Jadi kalau dari kami melihatnya, kalau menteri-menteri masih ada yang suka datang ke Pak Jokowi, ya biasa aja. Karena yang suka datang ke Pak SBY juga banyak kok, biasa aja gitu. Tapi itu semuanya dalam konteks apa? Lagi-lagi semua sepengetahuan Pak Prabowo sebagai Presiden,” katanya di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat pada Minggu (13/4/2025).

    Dia melanjutkan para menteri juga melakukan hal tersebut supaya bisa mendapatkan masukan-masukan dari dua tokoh bangsa itu yang nantinya juga bisa digunakan di lapangan.

    Selain itu, dia juga menyoroti bahwa itu dilakukan dalam rangka menjaga silaturahmi. Menurutnya, kegiatan tersebut tak hanya terbatas untuk para menteri saja. 

    “Jadi menurut kami, janganlah kemudian silaturahmi, misalnya ya, tadi kemudian diartikan lalu sebuah hal yang negatif,” urainya.

    Sebab itu, Herzaky menilai yang dibangun saat ini oleh Prabowo adalah suatu kohesi atau dalam kata lain hubungan yang erat dengan perpaduan yang kokoh.

    “Bagaimana beliau misalnya sudah berkunjung ke Pak SBY, sering diskusi dengan Pak SBY, sering diskusi dengan Pak Jokowi. Ini kan ditiru oleh menterinya. Kan dicontohkan oleh Pak Presiden, kan hal yang baik,” ujarnya.

    Bahkan, imbuhnya, Prabowo juga telah berdiskusi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) sekaligus Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri beberapa waktu kemarin. Ini membuktikan bahwa semua pihak dia rangkul, karena yang penting saat ini adalah rakyat.

    “Hari ini yang penting Bangsa Indonesia. Bagaimana kita bisa membangun bersama, sehingga masyarakat, rakyat kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Nah, itu yang paling penting, karena situasi hari ini sangat kompleks ya,” tutup dia.

  • Tiba di Qatar, Prabowo Bakal Saksikan Sejumlah Penandatanganan MoU

    Tiba di Qatar, Prabowo Bakal Saksikan Sejumlah Penandatanganan MoU

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto melanjutkan kunjungannya ke Doha, Qatar, sebagai bagian dari lawatan kenegaraannya ke kawasan Timur Tengah. Prabowo dikabarkan bakal melakukan pertemuan bilateral dengan pimpinan negara tersebut. 

    Prabowo melakukan kunjungan resmi ke Istana Amiri Diwan, Doha, Qatar, pada Minggu, 13 April 2025. Dia telah tiba di Doha pada Sabtu malam (12/4/2025) sekitar 21.12 waktu setempat, setelah menempuh penerbangan dari Kairo, Mesir. 

    “Alhamdulillah malam ini sekitar pukul 21.12 waktu Doha, Bapak Presiden Prabowo telah tiba mendarat dengan selamat setelah beliau melakukan perjalanan penerbangan dari Kairo menuju Doha,” ucap Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, kepada para wartawan, Minggu (13/4/2025).

    Prabowo akan memulai agendanya dengan berkunjung kepada Emir Qatar, Yang Mulia Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, di Istana Amiri Diwan. Nantinya, Prabowo akan disambut melalui upacara penyambutan, mencakup pengumandangan lagu kebangsaan kedua negara serta inspeksi pasukan kehormatan.

    “Di sana nantinya akan dikumandangkan dua lagu kebangsaan dari masing-masing negara. Setelah itu, beliau akan melakukan inspeksi pada pasukan kehormatan,” jelas Yusuf.

    Lalu, Prabowo dan Emir Qatar akan menggelar pertemuan bilateral dan pertemuan tête-à-tête untuk membahas kerja sama strategis di berbagai bidang. Nantinya mereka akan menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman (MoU) penting.

    Kegiatan di Istana Amiri Diwan nantinya akan ditutup dengan jamuan santap siang resmi sebagai bentuk penghormatan dari Emir Qatar kepada Presiden Indonesia.

    Lalu, setelah menyelesaikan agenda di Doha, pada sore harinya Prabowo akan melanjutkan perjalanan ke Amman, Jordania, untuk meneruskan rangkaian kunjungannya.

    Hasil Kunjungan Mesir

    Sebelumnya, Prabowo dengan Presiden Republik Arab Mesir, Abdel Fattah El-Sisi di Istana Al Ittihadiya menandatangani Pernyataan Bersama tentang Kemitraan Strategis antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Arab Mesir.

    Yusuf menuturkan bahwa penandatanganan ini menegaskan keseriusan kedua negara. Penguatan di bidang prioritas ini meliputi dari politik, ekonomi, pertahanan, keamanan, hubungan budaya dan pendidikan, hingga hubungan antar masyarakat. 

    “Pernyataan kemitraan strategis ini menandai hubungan perjalanan panjang diplomatik antara Indonesia dan Mesir untuk menuju kemitraan bersama yang lebih tinggi lagi,” tambahnya.

    Dia juga mengklaim bahwa kunjungan ini menandai era baru dalam hubungan bilateral kedua negara, sekaligus mempertegas posisi Tanah Air sebagai mitra strategis di kawasan Timur Tengah. 

  • Oleh-oleh Prabowo Kuker ke Mesir: Kesepakatan Ekonomi, Politik, Pertahanan

    Oleh-oleh Prabowo Kuker ke Mesir: Kesepakatan Ekonomi, Politik, Pertahanan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kunjungan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Republik Arab Mesir menghasilkan kesepakatan bersama kedua negara dari bidang ekonomi, politik hingga di pertahanan. 

    Kesepakatan itu disetujui, dengan Prabowo dengan Presiden Republik Arab Mesir Abdel Fattah El-Sisi di Istana Al Ittihadiya menandatangani Pernyataan Bersama tentang Kemitraan Strategis antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Arab Mesir.

    “Ini merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia karena kemitraan strategis Indonesia dengan Mesir dilakukan dan ditandatangani langsung oleh kedua kepala negara. Tentu ini adalah hasil yang positif dari kunjungan Bapak Presiden ke Republik Arab Mesir,” Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden, Yusuf Permana dalam keterangannya di Kairo, dikutip dari Sekretariat Presiden, Sabtu (12/4/2025). 

    Yusuf menuturkan bahwa penandatanganan ini menegaskan keseriusan kedua negara. Penguatan di bidang prioritas ini meliputi dari politik, ekonomi, pertahanan, keamanan, hubungan budaya dan pendidikan, hingga hubungan antar masyarakat. 

    “Pernyataan kemitraan strategis ini menandai hubungan perjalanan panjang diplomatik antara Indonesia dan Mesir untuk menuju kemitraan bersama yang lebih tinggi lagi,” tambahnya.

    Dia juga mengklaim bahwa kunjungan ini menandai era baru dalam hubungan bilateral kedua negara, sekaligus mempertegas posisi Tanah Air sebagai mitra strategis di kawasan Timur Tengah. 

    Bahas Konflik Gaza

    Diberitakan sebelumnya, Yusuf mengatakan bahwa Prabowo dan El-Sisi bakal membahas berbagai isu krusial termasuk situasi geopolitik di kawasan Timur Tengah, khususnya konflik di Gaza, serta penguatan kerja sama strategis antara kedua negara.

    “Bapak Presiden Prabowo akan berkonsultasi dan berdiskusi dengan Presiden El-Sisi terkait dengan geopolitik di kawasan, tentang Gaza, dan juga tentang beberapa isu strategis lainnya,” ujar Yusuf. 

    Seusai pertemuan, itu kedua pemimpin dijadwalkan menyaksikan penandatanganan Joint Declaration on Strategic Partnership sebagai bentuk komitmen untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara di berbagai sektor. 

    Adapun kegiatan di Istana Al-Ittihadiya nantinya akan diakhiri dengan jamuan santap siang kenegaraan. Prabowo kemudian akan melanjutkan lawatannya ke negara lain. 

    “Setelah kegiatan di Istana Al-Ittihadiya, Bapak Presiden akan langsung menuju ke bandara untuk melanjutkan lawatan perjalanannya ke Timur Tengah ini. Beliau akan menuju ke Doha, Qatar,” kata Yusuf.

  • PKS Dukung Penuh Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

    PKS Dukung Penuh Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Legislator PKS mendukung penuh rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi warga Gaza, Palestina ke Indonesia untuk mendapat pengobatan hingga tuntas.

    Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menilai bahwa upaya Presiden Prabowo Subianto itu harus didukung penuh karena rakyat Gaza bisa diselamatkan dari kebiadaban Israel dengan mengobati mereka yang terluka dengan perawatan dan pelayanan medis yang layak dan tuntas. 

    “Ini upaya darurat untuk menyelamatkan korban sipil dengan evakuasi dan ini bukan relokasi warga Palestina dari tanah tinggal mereka,” tuturnya dikutip, Minggu (13/4/2025). 

    Jazuli mengatakan bahwa kondisi Palestina saat ini sangat memprihatinkan, terutama di sekitar Jalur Gaza. Pasalnya, kata Jazuli, tidak ada lagi fasilitas kesehatan karena semuanya sudah dihancurkan oleh Israel.

    “Faktanya di Gaza dan tempat-tempat pengungsian tidak ada lagi fasilitas medis, rumah sakit, dokter, hingga obat-obatan. Semuanya sudah dihancurkan oleh kebiadaban penjajah Israel,” kata Jazuli.

    Dia memastikan bahwa DPR bakal dukung penuh upaya Presiden Prabowo Subianto untuk menyelamatkan warga Palestina di Jalur Gaza. 

    “Ini amanat konstitusi sekaligus hutang sejarah bangsa Indonesia yang akan kita perjuangkan sampai Palestina merdeka,” ujarnya.

    Wacana Prabowo untuk merelokasi warga Gaza, meskipun sementara, menuai kritik keras karena hal tersebut sejalan dengan keinginan pihak Zionis agar warga Palestina pergi dari tanahnya sehingga Israel bisa menduduki wilayah tersebut. Bahkan, kritik di antaranya datang dari pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

    Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengatakan bahwa pernyataan Prabowo itu justru bisa saja ditafsirkan sebagai dukungan terhadap AS dalam mengosongkan wilayah Gaza.

    “Pertanyaannya untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?” kata Buya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (11/4/2025).

    Kemudian, Buya menilai bahwa jika rencana tersebut diwujudkan, maka Israel bisa lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah Gaza. Alhasil wilayah yang bertahun-tahun diperjuangkan itu bisa saja akan jatuh kepada Israel.

    Sebagai contoh, wilayah yang dikuasai rakyat Palestina yang sudah dicaplok oleh Israel adalah kota Yerusalem. Bahkan, kota tersebut sudah dijadikan Ibu Kota Israel.

    “Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel,” tutur Buya.

    Oleh sebab itu, Buya meminta Prabowo agar tidak merealisasikan rencananya untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia. Sebab, Israel belum tentu akan menerima kembali warga yang sudah dievakuasi tersebut.

    Dia juga menyarankan, apabila ingin membantu rakyat Palestina, maka lebih baik melalui bantuan untuk pengobatan, perawatan dan pasokan makanan langsung ke wilayah tersebut.

    “Sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah selama 350 tahun, kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya seribu satu cara dan tipu daya. Untuk itu kita sebagai bangsa jangan pula sampai tertipu oleh mulut manis mereka,” pungkasnya.

  • Prabowo dan Presiden El-Sisi Teken Pernyataan Kemitraan Strategis RI-Mesir

    Prabowo dan Presiden El-Sisi Teken Pernyataan Kemitraan Strategis RI-Mesir

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Republik Arab Mesir Abdel Fattah El-Sisi melakukan penandatanganan Pernyataan Bersama tentang Kemitraan Strategis antara Indonesia dan Mesir, usai pertemuan di Istana Al Ittihadiya, Kairo, pada Sabtu (12/4/2025).

    Penandatanganan pernyataan bersama tersebut menjadi tonggak penting dalam perjalanan hubungan diplomatik kedua negara, menandai komitmen kuat Indonesia dan Mesir untuk mengangkat kemitraan bilateral ke tingkat strategis.

    Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan produktif, kedua kepala negara mendiskusikan berbagai isu strategis serta arah masa depan kerja sama yang lebih erat dan terstruktur. “Kedua presiden mengadakan diskusi yang produktif guna memperkuat hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah terjalin lama antara kedua negara,” demikian bunyi dokumen pernyataan bersama tersebut.

    Presiden Prabowo dan Presiden El-Sisi juga menegaskan kembali pentingnya ikatan sejarah yang telah terjalin erat antara Indonesia dan Mesir selama beberapa dekade. Kedua negara merupakan mitra penting di dunia Islam dan negara-negara berkembang, serta memiliki sejarah panjang dalam kerja sama politik, ekonomi, dan pendidikan.

    “Menyadari hubungan historis yang telah mengikat kedua negara selama beberapa dekade, kedua pemimpin secara bersama-sama sepakat untuk meningkatkan hubungan mereka ke tingkat Kemitraan Strategis berdasarkan nilai-nilai keadilan, saling menghormati, dan saling percaya,” lanjut pernyataan tersebut dikutip dari Sekretariat Presiden, Minggu (15/4/2025).

    Melalui kemitraan strategis ini, Indonesia dan Mesir berkomitmen memperkuat kerja sama di berbagai bidang prioritas. Mulai dari politik, ekonomi, keamanan, pertahanan, hubungan budaya dan pendidikan, serta hubungan antar masyarakat.

  • Antara Prabowo, Bung Karno, dan Sosok Mustafa Kemal Ataturk

    Antara Prabowo, Bung Karno, dan Sosok Mustafa Kemal Ataturk

    Bisnis.com, JAKARTA — Ada momen menarik ketika Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato di depan parlemen Turki. Prabowo mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Mustafa Kemal Ataturk dan Sultan Mehmed Al Fatih atau Mehmed Sang Penakluk. 

    Mustafa Kemal adalah bapak bangsa Turki modern. Dia merupakan seorang pemimpin militer yang berhasil mengembalikan ‘kejayaan’ bangsa Turki, mengusir para penjajah hingga membentuk negara Turki modern seperti saat ini. Hanya saja, bentuk negaranya bukan kekhalifahan seperti Ottoman atau Usmaniah, melainkan negara modern dengan prinsip sekulerisme. 

    Sementara itu, Mehmed Al Fatih merupakan salah satu simbol kejayaan bangsa Turki. Dia adalah Sultan Ottoman ketujuh. Selama pemerintahannya, Mehmed banyak menaklukan wilayah Eropa Tenggara atau Balkan. Serbia hingga Bosnia dikuasai.

    Namun, salah satu penaklukan yang paling banyak dikenang dalam sejarah peradaban Islam maupun sejarah Barat adalah pengepungan dan penaklukan Konstantinopel. Penaklukan tersebut, mengakhiri eksistensi Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur, yang telah ada lebih dari 1000 tahun. Kaisar terakhir Romawi Timur, Konstatinus XI, ikut tewas dalam peristiwa ini. 

    “Saudara-saudara yang saya hormati, saya sendiri secara pribadi adalah pengagum sejarah Turki, saya belajar tentang sejarah Turki, saya diinspirasi oleh sejarah Turki, oleh sejarah suadara-saudara sekalian. Pahlawan saya icon saya adalah Mustafa Kemal Atartuk dan Mehmed Sang Penakluk,” katanya dalam forum itu.

    Prabowo bahkan mengungkapkan memiliki patung Mustafa Kemal Atartuk yang dipajang di kantornya. “Kalau saudara datang ke kantor saya di Jakarta kalau saudara datang ke rumah saya di Jakarta, ada patung Mustafa Kemal Atartuk, di kantor saya di rumah saya,” ucapnya.

    Menurut Prabowo bagi negara-negara yang sedang berkembang, Mustafa Kemal adalah sebuah icon, sebuah contoh keberanian, contoh kepemimpinan, contoh patriotisme, contoh semangat tidak mengenal menyerah.

    “Sudara-saudara sekalian, karena itu dunia saat ini keadaan geopolitik saat ini di dunia menurut pendapat saya memerlukan kepemimpinan yang sama, kepemimpinan penuh keberanian, kepemimpinan penuh kearifan, seperti tergambar di sosok Mustafa Kemal,” pungkas Prabowo.

    Pidato Prabowo yang menyanjung Mustafa Kemal menjadi bahan perdebatan di Turki. Ada pro dan kontra. Apalagi, belakangan ini tensi politik Turki sedang mendidih akibat penangkapan lawan politik, Recep Tayyib Erdogan. 

    Yang menarik lagi, pidato Prabowo tentang Mustafa Kemal itu disampaikan di Parlemen Turki yang notabene didominasi oleh Partai Keadilan dan Pembangunan atau AKP. Partai pendukung Erdogan yang dikenal konservatif, terutama terkait keagamaan. 

    Turki di bawah Erdogan memang berusaha menampilkan perannya di dalam dunia Islam. Salah satu kebijakan Erdogan yang memicu kontroversi dan protes keras dari Yunani adalah pengembalian fungsi Hagia Sophia sebagai masjid. 

    Bung Karno dan Mustafa Kemal 

    Tidak hanya Prabowo, Mustafa Kemal juga telah menjadi sumber inspirasi proklamator sekaligus Presiden pertama Indonesia, Sukarno atau Bung Karno, dalam menggagas bentuk negara Indonesia. 

    Indonesia dan Turki sendiri memiliki kemiripan. Mayoritas penduduknya secara formal beragama Islam. Namun demikian, secara konstitusi, keduanya bukan negara teokrasi. Indonesia dan Turki adalah negara demokrasi dan sekuler. Artinya ada pemisahan antara kehidupan bernegara dengan kehidupan keagamaan. 

    Bung Karno bahkan mengulas secara khusus sosok Mustafa Kemal dan nasionalisme Turki dalam bukunya yang legendaris Di Bawah Bendera Revolusi.

    Bung Karno mengemukakan bahwa, nasionalisme dan sekuralisme Turki telah memberikan contoh yang paling sempurna, bagaimana kehidupan negara dan agama harus dipisahkan. Pemisahan agama itu bukan berarti membenamkan agama dan membuangnya dari diskursus publik.

    Sekularisme Turki justru ingin memurnikan agama, supaya agama tidak lagi diatur-atur atau digunakan oleh segelintir orang untuk melanggengkan kekuasaannya seperti periode Ottoman dulu. Konsep inilah yang membuat Turki mampu bertahan sampai sekarang. 

    Tidak bisa dibayangkan jika Turki masih dikuasai wangsa Ottoman. Agama akan menjadi bagian dari kekuasaan raja dan para pejabat di sekelilingnya. Mana kepentingan raja, negara, dan agama akan sulit dibedakan.

    Dalam posisi ini, Mustafa adalah seorang pembebas. Dia menempatkan Turki dalam jalan yang ‘tepat’ pada waktu itu dan berhasil membangun kebanggaan bangsa Turki yang nyaris hancur karena kalah perang.

    Wajar dengan sepak terjangnya, Mustafa Kemal tetaplah seorang tokoh besar. Ketika banyak orang menghujatnya habis-habisan, bangsa Turki tetap menghargai jasa Mustafa Kemal Atatürk yang artinya memang “Bapak Bangsa Turki”.

    Jasa Mustafa Kemal kepalang besar dibandingkan citra buruk yang dideskripsikan dalam banyak narasi yang beredar di kalangan pihak tertentu. Apalagi, Mustafa Kemal adalah pemimpin gerakan nasionalis Turki.

    Tanpa Türk Ulusal Hareketi atau Gerakan Nasional Turki, wilayah eks Ottoman di Anatolia & Trakia Timur hampir pasti menjadi bagian negara lain, Yunani terutama. Jika itu terjadi, Hagia Sophia bakal balik menjadi gereja Ortodoks. Erdogan ujung-ujungnya tidak bisa nebeng popularitas dengan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid seperti saat ini.

    Sayangnya, banyak pihak memahami sejarah secara parsial. Mereka kerap terjebak pada romantisme sejarah yang bergelimang kejayaannya. Hasilnya, banyak orang lupa daratan, bias dan enggak kontekstual.

    Padahal, Ottoman abad XIX & awal abad XX berbeda dengan Ottoman abad 15 yang masyhur dengan pasukan Janissary yang kuat. Ottoman adalah The Sick Man, pesakitan Eropa yang bukan saja kalah dalam banyak peperangan, juga tertinggal dari sisi ilmu pengetahuan.

    Nasib Ottoman makin tak menentu pasca Perang Dunia I. Sebagai bagian dari Blok Sentral yang kalah perang, Ottoman harus merelakan wilayahnya yang luas dibagi-bagi dan diduduki oleh blok pemenang perang. Inggris mengambil kawasan Arab. Sementara sebagian Anatolia dikuasai Prancis & Yunani.

    Beruntung Turki punya Mustafa Kemal dan Türk Ulusal Hareketi yang kemudian melancarkan perang kemerdekaan Turki. Mereka mampu mengkonsolidasikan kekuatan yang tercerai-berai. Merebut setiap jengkal wilayah yang dikuasai Yunani dan Prancis.

    Hasilnya, pada Juli 1923 perjanjian Lausanne ditandatangani, Yunani & sekutu kalah perang. Mereka hengkang dari wilayah Anatolia dan Thrace Timur diikuti oleh pertukaran populasi muslim Turki dan Ortodoks Yunani.

    Negara Turki kemudian terbentuk, hanya jalannya bukan lagi negara konservatif seperti Ottoman, tetapi Turki modern dengan nilai sekular seperti sekarang ini. Mustafa Kemal kemudian diketahui sebagai presiden yang pertama dengan gelar Atatürk atau Bapak Bangsa Turki.

    Jalan sekular Turki menjadi inspirasi Sukarno dan tokoh pergerakan lainnya dalam merumuskan konsep negara. Meskipun kalau dicermati, langkah yang diambil para pendiri negara tidak seekstrem Turki yang secara tegas memisahkan negara dengan agama.

    Paling tidak dalam Pancasila, para pendiri negara tetap sepakat untuk menempatkan Ketuhanan yang Maha Esa di sila pertama.

  • Legislator PDIP Minta Pemerintah Pertimbangkan Rencana Evakuasi Warga Gaza ke RI

    Legislator PDIP Minta Pemerintah Pertimbangkan Rencana Evakuasi Warga Gaza ke RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan dengan matang ihwal rencana evakuasi warga Gaza, Palestina korban perang ke Indonesia.

    Legislator PDI Perjuangan (PDIP) ini memandang rencana itu termasuk niat baik yang harus diapresiasi. Namun, harus ada pertimbangan yang matang soal bagaimana mereka yang dievakuasi kembali lagi ke tempat asalnya.

    “Harus dipertimbangkan secara matang. Apakah mereka yang dievakuasi itu warga Palestina yang sakit, terluka, dan bisa dipulihkan, lalu dengan mudah kembali ke tanah airnya?” tuturnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Sabtu (12/4/2025).

    TB, sapaan akrabnya, khawatir kemungkinan Israel akan menghalangi warga Palestina yang telah dirawat di Indonesia untuk kembali ke Tanah Airnya. Jika seperti itu, bisa berujung pada pelemahan eksistensi warga Palestina di wilayahnya sendiri.

    “Kalau mereka tidak bisa kembali, justru ini bisa sejalan dengan upaya penghapusan etnis [genosida] yang dilakukan Israel. Karena tujuan Israel adalah merebut wilayah dan mengusir warga Palestina,” tegas legislator dari Dapil Jawa Barat IX itu.

    Bahkan, dia mempertanyakan rencana evakuasi besar-besaran ini merupakan kebutuhan mendesak dari warga Palestina itu sendiri atau justru ada agenda terselubung pihak luar.

    “Apa yang sebenarnya dibutuhkan Palestina? Apakah bantuan medis, logistik, atau evakuasi besar-besaran seperti yang pernah diusulkan Donald Trump? Kalau itu sejalan dengan ide Trump, patut kita waspadai. Karena pasti ada tujuan lain di baliknya,” ucapnya.

    Sebab itu, dia berpendapat bila proses evakuasi ini tidak disertai dengan jaminan pemulangan, sebaiknya rencana Prabowo itu ditunda terlebih dahulu.

    “Mengevakuasi ribuan orang ke Indonesia harus dipikirkan dampak, efek, dan mekanisme pemulangannya. Kalau tidak bisa kembali, sebaiknya jangan dilakukan. Biarkan mereka merdeka di negerinya sendiri, dan kita harus mendukung sepenuhnya,” tutupnya.