Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Pembangunan Kopdes Merah Putih dari APBN, Purbaya Bakal Cicil Rp240 Triliun ke Himbara

    Pembangunan Kopdes Merah Putih dari APBN, Purbaya Bakal Cicil Rp240 Triliun ke Himbara

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui bahwa pembangunan fisik 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih akan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

    Purbaya menjelaskan bahwa PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero) akan menjadi pelaksana pembangunan fisik Kopdes/Kel Merah Putih. Adapun, dana pembangunan akan dikucurkan oleh bank-bank BUMN alias Himbara sebagai pinjaman

    Kendati demikian, mantan ketua dewan komisioner Lembaga Penjamin Simpanan itu menyatakan Himbara tidak perlu khawatir Agrinas gagal bayar karena akan dijamin oleh APBN.

    “Agrinas pinjem ke Himbara, nanti setiap tahun pemerintah cicil Rp40 triliun atau lebih untuk pembayaran pinjaman tadi, setiap tahun selama 6 tahun ke depan. Jadi pinjamannya secure [terjamin], perbankan enggak menghadapi risiko yang signifikan,” kata Purbaya kepada wartawan, Minggu (16/11/2025).

    Artinya, jika pemerintah menyicil Rp40 triliun ke Himbara selama enam tahun maka total dana APBN yang akan dipakai untuk pembangunan 80.000 Kopdes/Kel Merah Putih mencapai Rp240 triliun.

    Lebih lanjut, Purbaya menyatakan pihaknya akan segera menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terbaru yang mengatur selama baru pendanaan pembangunan Kopdes/Kel Merah Putih tersebut. “Itu gampang kok [penerbitan PMK-nya], cuma coret 1-2 baris, selesai,” ujarnya.

    Sebelumnya, Menteri Koperasi Ferry Juliantono menjelaskan skema pendanaan pembangunan fisik Kopdes/Kel Merah Putih diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2025 (Inpres 17/2025) tentang Percepatan Pembangunan Fisik Gerai, Pergudangan, dan Kelengkapan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

    Mengacu beleid tersebut, pendanaan untuk pelaksanaan Inpres bersumber dari APBN, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    “Ya dari sumber itu, APBN, keuangan [untuk membangun gerai fisik KopDes/Kel Merah Putih]. APBN-nya dari negara, itu tanya Menteri Keuangan [Purbaya Yudhi Sadewa]. Tapi kan ini Himbara, [kemudian] Himbara ke PT Agrinas,” kata Ferry saat ditemui di Kantor Kemenkop, Jakarta, Kamis (6/11/2025).

    Ferry menyampaikan plafon maksimal Rp3 miliar per Kopdes/Kel Merah Putih itu akan masuk sebagai modal investasi berupa pembangunan gudang gerai dan sarana pendukung lainnya. Sisanya, lanjut dia, akan digunakan untuk modal kerja.

    Dia juga memastikan setiap Kopdes/Kel Merah Putih akan mendapatkan kemudahan penilaian kredit dari Himbara. Hal ini lantaran Kopdes/Kel Merah Putih masuk ke dalam program unggulan pemerintah atau program strategis nasional.

    Adapun, hingga saat ini, Ferry mengatakan, Agrinas Pangan tengah membangun 7.923 titik untuk gerai fisik Kopdes/Kel Merah Putih dengan pembayaran muka sekitar Rp600 miliar dari Himbara.

    “Kali Rp3 miliar. Itu sebagian dipakai untuk investasi. Ya rata-rata sih gitu, kan plafonnya Rp3 miliar. Tidak semua [dipakai], sebagian ada yang itu [untuk investasi], sebagian ada [untuk modal kerja],” jelasnya.

    Ke depan, Ferry membidik inventarisasi tanah untuk membangun Kopdes/Kel Merah Putih yang akan masuk mencapai 40.000 titik pada November 2025. Sebab, hingga saat ini, baru ada sekitar 11.000 titik yang sudah terdata.

    “Kemudian yang akan dibangun itu bisa 20.000, itu November. Desember kemudian kami akan bangun 40.000–50.000 [titik gerai],” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Ferry menambahkan Agrinas akan membangun 80.000 Kopdes/Kel Merah Putih sehingga dapat beroperasi pada Maret 2025. ”Kami perkirakan insyaallah bulan Maret itu bisa selesai bangunan fisik gudang-gudang, gerai, dan sarana pendukung selesai,” pungkasnya.

  • IWIP Geber Transisi Energi, Bangun PLTB hingga Pakai Truk Listrik

    IWIP Geber Transisi Energi, Bangun PLTB hingga Pakai Truk Listrik

    Bisnis.com, WEDA – PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) gencar mengembangkan proyek energi bersih untuk bertransformasi menjadi kawasan industri hijau dan berkelanjutan.

    Pusat pengolahan nikel terintegrasi yang berlokasi di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara itu tengah mengembangkan sejumlah proyek energi hijau senilai total US$2 miliar atau sekitar 33,38 triliun (asumsi kurs Rp16.690 per US$). 

    Proyek tersebut mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 2 gigawatt (GW) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 500 megawatt (MW). Kedua pembangkit ini akan menyuplai energi bersih untuk mendukung kebutuhan industri di kawasan Weda Bay.

    Direktur IWIP Scott Ye menyampaikan bahwa transisi energi hijau kini menjadi salah satu strategi operasional kawasan industri.

    “Transisi energi hijau menjadi prioritas kami untuk menciptakan kawasan industri yang lebih efisien dan rendah emisi. Penggunaan energi baru dan terbarukan [EBT] di Kawasan Industri IWIP merupakan wujud komitmen kami untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan mencapai net zero emission,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).

    PLTB di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP)/Dok. IWIP

    Selain mengembangkan pembangkit EBT, IWIP juga secara bertahap menerapkan penggunaan kendaraan listrik ramah lingkungan dalam operasional dan logistik, termasuk alat berat dan truk listrik.

    Scott menuturkan, penggunaan kendaraan berbasis listrik ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan dari aktivitas transportasi di dalam kawasan industri.

    “Melalui berbagai inisiatif yang tengah dijalankan, IWIP berkomitmen untuk terus menurunkan emisi karbon, sejalan dengan visi jangka panjang menjadikan kawasan industri Weda Bay sebagai ekosistem industri hijau yang terintegrasi dan berkelanjutan,” kata Scott.

    Dia mengimbuhkan, upaya dekarbonisasi IWIP tidak hanya berkontribusi terhadap penurunan emisi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global energi terbarukan.

    Hilirisasi di kawasan Weda Bay mengembangkan ekosistem pengolahan nikel dari bahan baku hingga produk akhir berupa baterai kendaraan listrik (EV).
    Nikel, sebagai salah satu bahan baterai dan baja tahan karat, menjadikan Indonesia pemain strategis dalam transisi energi global.

    Melalui langkah-langkah tersebut, kata Scott, IWIP menjadi contoh nyata implementasi semangat transisi energi pemerintah di tingkat industri.

    “Dengan mengombinasikan investasi teknologi hijau, elektrifikasi operasional, dan hilirisasi berkelanjutan, IWIP bertekad menjadikan kawasan industri Weda Bay sebagai pusat industri hijau terintegrasi yang mendukung masa depan energi bersih Indonesia,” tutur Scott.

    Adapun, IWIP adalah kawasan industri terintegrasi pertama di Indonesia yang berfokus pada pengolahan nikel dan hilirisasi industri berbasis nikel, termasuk produksi bahan baku baterai kendaraan listrik.

    Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, IWIP termasuk dalam prioritas nasional 5, yang menitikberatkan pada hilirisasi sumber daya alam, industri padat karya terampil, serta inovasi teknologi industri.

    Selain itu, IWIP juga masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2024.

  • Dua Maskapai Murah Negeri Jiran Terbaik di Dunia, Gimana Citilink–Lion Air?

    Dua Maskapai Murah Negeri Jiran Terbaik di Dunia, Gimana Citilink–Lion Air?

    Bisnis.com, JAKARTA – Skytrax merilis daftar 20 maskapai berbiaya rendah (low-cost carriers/LCC) terbaik dunia tahun 2025.

    Adapun, dua maskapai dari Negeri Jiran yaitu Singapura dan Malaysia berada di puncak daftar tersebut.

    Sementara itu, berada di kelas yang sama, dua maskapai dari Indonesia yaitu Lion Air dan Citilink tak masuk daftar.

    Dilansir dari laman Skytrax, maskapai asal Malaysia, AirAsia dinobatkan sebagai Maskapai Penerbangan Berbiaya Rendah Terbaik Dunia selama 16 tahun berturut-turut pada tahun 2025, sedangkan maskapai Singapura, Scoot dinobatkan sebagai Maskapai Penerbangan Berbiaya Rendah Jarak Jauh Terbaik Dunia.

    Kemudian, Eurowings sebagai Maskapai Penerbangan Berbiaya Rendah Terbaik di Eropa, dan Allegiant Air sebagai Maskapai Penerbangan Berbiaya Rendah Terbaik di Amerika Utara.

    Daftar 20 Maskapai Low-Cost Terbaik versi Skytrax

    AirAsia
    Scoot
    IndiGo
    Eurowings
    Vueling Airlines
    Volotea
    Transavia France
    Iberia Express
    Flynas
    EasyJet
    Ryanair
    Jet2.com
    HK Express
    flyDubai
    Allegiant Air
    airBaltic
    JetSMART Airlines
    SKY Airline
    FlyArystan
    Jetstar Airways

  • Bukan Upah Tinggi, Buruh Blak-blakan Regulasi Penyebab PHK Massal

    Bukan Upah Tinggi, Buruh Blak-blakan Regulasi Penyebab PHK Massal

    Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengungkapkan penyebab PHK massal khususnya di sektor padat karya seperti garmen dan tekstil dalam beberapa waktu terakhir.

    Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan bahwa daya beli masyarakat yang menurun imbas upah murah menjadi penyebab pertama PHK massal, seiring penyebab kedua yaitu peraturan yang merugikan dunia usaha.

    Dia mencontohkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 8/2024 sebagai beleid yang membuka keran impor besar-besaran, sehingga menurunkan daya saing produk nasional. Aturan itu saat ini telah dicabut.

    “Regulasi yang merugikan para pengusaha, contohnya Permendag No. 8/2024 yang membolehkan impor dari China ugal-ugalan untuk barang tekstil dan garmen,” kata Said kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (16/11/2025).

    Menurut Said, kebijakan tersebut telah diperbaiki pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Namun demikian, dia menekankan bahwa PHK tidak disebabkan oleh pemberian upah tinggi untuk buruh. Dia mencontohkan bahwa Jawa Tengah, salah satu provinsi penyumbang tenaga kerja ter-PHK paling banyak sepanjang dua tahun terakhir, tercatat sebagai provinsi dengan upah minimum (UMP) terendah se-Tanah Air.

    Oleh karena itu, KSPI tetap meminta pemerintah untuk menetapkan kenaikan UMP 2026 setidaknya sama dengan UMP 2025 yang naik 6,5%.

    Said mengeklaim bahwa pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan kalangan pengusaha yakni Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) hanya menyepakati kenaikan UMP 2026 pada rentang 3% hingga 6%.

    Apabila hal itu disepakati menjelang tenggat pengumuman kenaikan UMP pada 21 November mendatang, KSPI mengancam akan melakukan mogok kerja besar-besaran.

    “Kemungkinan Kemnaker hanya ingin menaikkan 3,5% sampai di bawah 6%. Kami menolak,” ujar Said.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi mencabut Permendag No. 8/2024 yang tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, termasuk pengaturan baru untuk industri tekstil, produk tekstil, dan pakaian jadi. 

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan beberapa komoditas tekstil akan tetap dikenakan larangan dan pembatasan (lartas). Pada Permendag 8/2024, Budi menjelaskan bahwa beleid itu mengatur tekstil dan produk tekstil, tekstil dan produk tekstil motif batik, dan barang tekstil sudah jadi lainnya selama ini dikenakan persetujuan impor (PI) dan pertimbangan teknis dari kementerian/lembaga teknis, serta laporan surveyor (LS).

    “Jadi ketiga tadi, [komoditas] tekstil dan produk tekstil, tekstil dan produk tekstil motif batik, dan barang tekstil sudah jadi lainnya ini tetap dikenakan lartas,” kata Budi dalam konferensi pers Deregulasi Kebijakan Impor dan Deregulasi Kemudahan Berusaha di kantor Kemendag, Jakarta, Senin (30/6/2025) lalu.

    Kemendag pun telah memecah aturan lama tersebut menjadi 8 klaster peraturan anyar, antara lain seputar tekstil dan produk tekstil; pertanian dan peternakan; garam dan komoditas perikanan; bahan kimia, bahan berbahaya, dan bahan tambang; elektronik dan telematika; barang industri tertentu; barang konsumsi; serta barang dalam keadaan tidak baru.

  • Ada Diskon Tiket, Jumlah Penumpang Rombongan Whoosh Naik Dua Kali Lipat

    Ada Diskon Tiket, Jumlah Penumpang Rombongan Whoosh Naik Dua Kali Lipat

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatatkan jumlah penumpang rombongan Whoosh meningkat dua kali lipat usai penerapan promo tiket diskon rombongan hingga 20% pada November 2025.

    GM Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menyampaikan bahwa rerata perjalanan rombongan per hari yang sebelumnya berada pada kisaran 6 rombongan per hari selama Oktober, kini naik dua kali lipat menjadi hampir 12 rombongan per hari pada November.

    “Selama periode 1–15 November 2025, KCIC telah melayani 177 rombongan dengan total 15.123 penumpang yang sudah melakukan transaksi,” kata Eva dalam keterangan resmi, Minggu (16/11/2025).

    Lebih lanjut, rata-rata penumpang rombongan per hari naik dari sekitar 360 penumpang per hari selama Oktober menjadi lebih dari 1.000 penumpang per hari selama paruh pertama bulan kesebelas tahun ini.

    Dia memperkirakan peningkatan jumlah penumpang rombongan ini masih akan berlanjut hingga akhir bulan ini, mengingat promo rombongan yang masih berlangsung.

    Menurut Eva, KCIC masih menghadirkan promo diskon rombongan untuk pemesanan Whoosh pada 12–25 November dan keberangkatan pada 17–30 November 2025.

    Program ini memberikan potongan harga 20% untuk perjalanan pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis, serta diskon 10% untuk keberangkatan Jumat sampai Senin.

    Dia lantas memaparkan bahwa promo berlaku untuk minimal 20 penumpang dalam satu perjalanan, dan pemesanan dilakukan melalui Whoosh Group Reservation di WhatsApp pada hari kerja.

    Eva menjelaskan KCIC berharap promo ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh instansi, lembaga pendidikan, perusahaan, hingga komunitas yang membutuhkan perjalanan menggunakan kereta cepat Whoosh.

    “Program ini menjadi bagian dari komitmen KCIC dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap transportasi modern yang aman dan andal,” tutup Eva.

  • Sambungan Gerbong KA Majapahit Lepas, KAI Minta Maaf

    Sambungan Gerbong KA Majapahit Lepas, KAI Minta Maaf

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (Persero) alias PT KAI buka suara perihal insiden sambungan (coupler) gerbong KA 246 Majapahit relasi Pasar Senen–Malang yang lepas pada Jumat (14/11/2025).

    Ixfan Hendriwintoko selaku Manajer Humas PT KAI Daop 1 Jakarta menjelaskan bahwa penyebab lepasnya alat perangkai gerbong itu masih dalam pengusutan oleh petugas berwenang.

    Pihaknya pun menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan yang ditimbulkan akibat insiden tersebut, serta mengapresiasi kesigapan petugas dan masyarakat dalam membantu proses penanganan.

    “Keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api merupakan prioritas utama kami. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk memperkuat prosedur operasional di lapangan dan mencegah terulangnya kejadian serupa,” kata Ixfan dalam keterangan resmi yang diterima pada Minggu (16/11/2025).

    Dia kemudian memaparkan bahwa insiden tersebut terjadi sesaat setelah KA 246 berangkat dari Stasiun Pasar Senen. Pemeriksaan disebutnya telah dilakukan petugas, yang meliputi aspek kebersihan, ketersediaan fasilitas pelayanan, serta pengecekan teknis sarana.

    Menurutnya, petugas telah memastikan penyambungan coupler, saluran air brake, dan rantai penghubung berada dalam kondisi baik dan berfungsi optimal.

    Petugas juga telah melakukan uji rem statis untuk memastikan sistem pengereman bekerja normal dan tekanan udara dari lokomotif terdistribusi hingga kereta paling belakang.

    Ixfan pun menyebut seluruh pemeriksaan dicatat dan dinyatakan laik operasi melalui dokumen resmi yang ditandatangani petugas.

    “Setelah seluruh persyaratan teknis terpenuhi, persinyalan dan semboyan keberangkatan diberikan. Masinis merespons dengan membunyikan klakson sesuai prosedur. Namun, sesaat setelah rangkaian bergerak meninggalkan peron, coupler pada KA 246 mengalami gangguan dan terlepas,” lanjutnya.

    Saat rangkaian kereta mulai bergerak, dia bertutur bahwa masinis dan asisten masinis turut memantau kondisi rangkaian ke arah belakang.

    Beruntung, informasi tambahan dari petugas keamanan stasiun dan warga sekitar yang melihat adanya indikasi gangguan turut membantu proses deteksi dini. Rantai pengaman dan selang air brake dalam kondisi tetap terhubung, sehingga rangkaian dapat dihentikan dengan aman.

    “Masinis segera melakukan pengereman, dan petugas di lapangan dengan sigap melakukan penyambungan ulang coupler. Setelah dilakukan pengecekan lanjutan dan dinyatakan aman, KA 246 kembali melanjutkan perjalanan dengan keterlambatan sekitar dua menit,” beber Ixfan.

  • Medco Power Bidik Ekspor 600 MW Listrik Hijau ke Singapura pada 2028

    Medco Power Bidik Ekspor 600 MW Listrik Hijau ke Singapura pada 2028

    Bisnis.com, BANDUNG — PT Medco Power Indonesia (Medco Power) menargetkan bisa mengekspor listrik hijau sebesar 600 megawatt (MW) ke Singapura pada 2028.

    Presiden Direktur Medco Power Indonesia Eka Satria menuturkan, ekspor itu bisa dilakukan lewat proyek yang tengah dibangun, yakni pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Pulau Bulan. Proyek senilai US$3 miliar itu dapat menghasilkan listrik sebesar 2 gigawatt peak (GWp).

    Dia mengatakan proyek itu ditargetkan rampung pada 2028. Dari total kapasitas, sebesar 600 MW dapat di ekspor ke Singapura melalui kabel bawah laut 400 kV.

    “Jadi ini bisa menjadi potensi ekspor pertama dari green energy. Manfaatnya besar, nanti ini bisa buat tenaga kerja, industri buat ke depan, devisa, green economy, di mana ini bisa mendukung green growth ke depan buat Indonesia,” tutur Eka dalam acara media Briefing di Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat, Sabtu (15/11/2025).

    Eka menjelaskan,  Indonesia memiliki potensi energi terbarukan mencapai 3.686 GW. Namun, baru sekitar 0,3% dari potensi tersebut yang saat ini dimanfaatkan.

    Menurutnya, besarnya potensi tersebut menjadi peluang besar bagi sektor swasta. Terlebih, dia memproyeksi pertumbuhan permintaan listrik nasional dapat mencapai sekitar 8% per tahun.

    “Jadi Indonesia punya potensi, kita bisa supply ke bentuk Indonesia, regional, dan juga active market ke depan,” ucap Eka.

    Lebih lanjut, Eka menyebut pihaknya terus mengakselerasi sejumlah proyek energi bersih. Ini terutama untuk pembangkit bertenaga panas bumi dan surya.

    Adapun beberapa proyek yang berjalan antara lain Ijen Geothermal 110 MW di Jawa Timur, Bonjol Geothermal 55 MW di Sumatera Barat, Samosir Geothermal 40 MW, serta pembangunan Solar PV 25 MWp di Bali Timur.

    “Jadi Indonesia ini tidak hanya dikaruniai banyak potensi oil and gas, ternyata potensi renewable-nya luar biasa, nomor satu,” kata Eka.

    Ekspor Listrik jadi Game Changer

    Dalam kesempatan terpisah, Eka menyebut proyek ekspor listrik, khususnya ke Singapura, sebagai peluang strategis yang dapat mendorong industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dipandang mirip dengan momentum ekspor LNG pada era 1970-80an.

    Namun, untuk mendorong industrialisasi, investor memerlukan kepastian regulasi dan iklim investasi yang kompetitif agar potensi besar energi terbarukan dalam negeri dapat lebih dimanfaatkan.

    Eka menegaskan bahwa proyek ekspor listrik berbasis energi tenaga surya ke Singapura, seperti yang sedang digarap Medco Power di Pulau Bulan merupakan peluang yang tidak akan datang dua kali. 

    Dia menggambarkan momen ini dengan keputusan Indonesia mengembangkan LNG pada masanya, yang membawa devisa, industri, dan lapangan kerja.

    “Kita membutuhkan devisa dan investasi (FDI) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (GROW). Proyek ekspor listrik ini memenuhi kedua hal tersebut. Ini baik untuk negara kita,” tegasnya di sela Singapore International Energy Week (SIEW) 2025, Selasa (28/10/2025).

    Namun, Ketua Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) ini juga menyoroti bahwa Indonesia harus waspada. Pasalnya, negara seperti Malaysia (Sarawak) dan Thailand juga agresif menawarkan listrik hijau ke Singapura.

    “Kita berkompetisi. Potensi ini kalau tidak digarap secepatnya ya hilang. Yang rugi kita sendiri,” katanya.

    Saat ini pihaknya tengah menanti terbitnya izin ekspor listrik dari pemerintah Indonesia. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan kabar terbaru terkait proyek energi hijau hasil kerja sama antara Indonesia dan Singapura. 

    Dia menjelaskan, dalam kerja sama tersebut, Indonesia akan mengekspor listrik bersih ke Singapura. Sementara itu, pemerintah Singapura telah memastikan akan memulai pengembangan kawasan industri hijau yang potensial di wilayah Bintan, Batam, dan Karimun, Kepulauan Riau (Kepri). 

    “Sudah tentu ekspor listrik ini saling menguntungkan. Jangan ada satu negara yang merasa lebih hebat daripada negara lain, kita saling menguntungkan,” ujar Bahlil di acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025, Jumat (10/10/2025). 

    Kabar terbaru, Bahlil mengatakan, pemerintah sedang membahas mekanisme secara lebih detail terkait aturan di masing-masing negara sebelum mulai melaksanakan proyek tersebut.

  • Produksi Migas Medco Diproyeksi Tembus 160 Mboepd, Didongkrak Akuisisi PI Corridor

    Produksi Migas Medco Diproyeksi Tembus 160 Mboepd, Didongkrak Akuisisi PI Corridor

    Bisnis.com, BANDUNG — PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) pede produksi minyak dan gas bumi (migas) mencapai 160 million barrels of oil equivalent per day (mboepd) pada akhir 2025.

    Target tersebut lebih tinggi dari realisasi produksi migas emiten energi keluarga Panigoro itu yang sebesar 150 mboepd per kuartal III/2025.

    Amri Siahaan, Direktur & Chief Administrative Officer Medco Energi optimistis bisa meningkatkan produksi migas usai mengakuisisi 24% Participating Interest (PI) di Corridor PSC dari Repsol E&P S.à r.l.

    Di samping itu, MEDC juga baru saja mengambil alih 45% PI sekaligus hak pengelolaan (operating interest) di Sakakemang PSC. 

    “Akhir tahun kita expect itu antara 155-160 karena kita sudah mengambil PI dari Repsol yang ada di corridor itu ada 24%. Jadi kita sekarang di Corridor itu 70% Medco, yang 30% milik Pertamina,” ucap Amri dalam acara Media Briefing di Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat, Sabtu (15/11/2025).

    Tak hanya itu, Amri juga menuturkan pada tahun ini pihaknya mencatat sejumlah capaian penting lain. Capaian itu seperti keberhasilan pengembangan lapangan migas Forel dan Terubuk di South Natuna Sea Block B.

    Di sisi lain, Medco E&P berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca lebih dari 1,5 juta ton CO2e dibandingkan base year 2019, hasil dari efisiensi operasi dan program dekarbonisasi berkelanjutan. 

    “Kami memperkuat portofolio migas nasional dengan proyek bernilai tinggi dan sekaligus mempercepat pengembangan energi rendah karbon,” ucap Amri.

    Berdasarkan rapor keuangan perusahaan semester I/2025, Medco membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar US$37,36 juta. Laba bersih itu anjlok 81,52% year-on-year (YoY) dari US$202,27 juta pada semester I/2024.  

    Penurunan itu sejalan dengan penjualan yang turun tipis, yakni sebesar US$1,13 miliar dibanding US$1,16 miliar pada periode semester I/2024.  

    Dalam kesempatan terpisah, Amri mengatakan bahwa strategi perseroan untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan ke depan adalah dengan banyak mengandalkan akuisisi-akuisisi.

    “Dan ini tidak pernah berhenti. Jadi kami rutin selalu mempelajari dan mengevaluasi setiap kesempatan yang ada. Selama ini juga kami punya rekam jejak akuisisi yang baik termasuk kemarin mengakuisisi Repsol di Corridor,” katanya beberapa waktu lalu.

  • RI Pacu Industri Petrokimia, Tekan Defisit hingga Jadikan PSN

    RI Pacu Industri Petrokimia, Tekan Defisit hingga Jadikan PSN

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia tengah memperkuat fondasi industri petrokimia nasional. Upaya yang dilakukan yakni menekan defisit kebutuhan bahan baku dan rencana pemerintah menjadikan industri tersebut menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). 

    Data dari Asosiasi Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) menunjukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir, Indonesia masih dibayangi defisit besar pada komoditas petrokimia. Defisit pada 2020 tercatat sebesar 7,32 juta ton atau senilai US$7,1 miliar, kemudian meningkat menjadi 8,10 juta ton atau US$10,8 miliar pada 2021. 

    Pada 2022, defisit berada di level 7,75 juta ton atau US$11 miliar dan kembali naik menjadi 8,50 juta ton US$9,5 miliar pada 2023. Tren ini berlanjut pada 2024 ketika defisit melonjak menjadi 10,5 juta ton dengan nilai sekitar US$11 miliar. 

    Sekjen Inaplas Fajar Budiyono mengatakan peningkatan defisit ini menggambarkan betapa besarnya kebutuhan bahan baku yang belum mampu dipenuhi oleh kapasitas produksi dalam negeri.

    Untuk itu, pihaknya telah menggodok Roadmap Pengembangan Industri Petrokimia 2025–2045 sebagai bagian dari strategi meningkatkan kemandirian industri sekaligus menurunkan ketergantungan terhadap impor bahan baku yang terus melonjak dalam beberapa tahun terakhir. 

    Fajar menerangkan kenaikan defisit bahan baku petrokimia tak hanya menjadi beban bagi industri hulu, tetapi juga menghambat pertumbuhan industri hilir yang membutuhkan pasokan stabil dengan harga kompetitif.

    “Kondisi defisit yang kita hadapi setiap tahun menunjukkan bahwa ketergantungan terhadap impor sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Industri hilir kita tumbuh pesat, sementara kapasitas hulu belum mengikuti,” kata Fajar dalam Outlook Industri Petrokimia 2026, dikutip Sabtu (15/11/2025). 

    Pabrik Petrokimia

    Untuk diketahui, sektor ini memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan berbagai industri hilir, mulai dari plastik, farmasi, kimia dasar, hingga komposit untuk kebutuhan industri penerbangan masa depan.

    Di samping itu, Fajar menerangkan roadmap tersebut tidak semata fokus pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga pada penguatan integrasi antara refinery dan cracker sehingga Indonesia mampu menghadirkan produk petrokimia yang lebih kompetitif, menghemat devisa, dan memperkuat struktur industri secara menyeluruh.

    Lebih lanjut, dokumen Inaplas juga mencatat bahwa tekanan terhadap industri petrokimia global semakin kuat akibat berbagai dinamika internasional, seperti pandemi Covid-19, perang Rusia–Ukraina. 

    Tak hanya itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, kebijakan tarif Amerika Serikat, kampanye negatif terhadap plastik, percepatan transisi energi hijau, hingga melemahnya kinerja manufaktur global juga mendorong pelemahan industri. 

    Untuk menghadapi tekanan global tersebut, industri petrokimia saat ini fokus diarahkan pada pemulihan kapasitas produksi dan penyelesaian proyek kilang seperti RDMP serta pembangunan cracker kedua, mengingat tekanan global yang masih cukup berat. 

    Memasuki 2030, Indonesia ditargetkan mencapai kecukupan pasokan melalui pembangunan cracker ketiga, fasilitas GRR baru, pembangunan Condensate Splitter Unit, serta penerapan energi hijau untuk menurunkan ketergantungan impor.

    Selanjutnya pada 2035, Indonesia bersiap memasuki fase pengembangan produk bernilai tambah tinggi, termasuk engineering plastic yang menjadi bahan utama komposit untuk industri pesawat masa depan. 

    Pada 2045, tahap akhir roadmap menargetkan terwujudnya integrasi penuh antara kilang dan petrokimia sehingga Indonesia tidak hanya mampu memenuhi seluruh kebutuhan domestik, tetapi juga mengekspor produk akhir bernilai tinggi.

    “Integrasi refinery dan petrokimia akan memberikan keuntungan besar bagi negara. Biaya logistik turun, produk lebih kompetitif, dan kita bisa mengurangi devisa impor yang selama ini membebani neraca perdagangan. Itu sebabnya pembangunan GRR dan cracker baru menjadi prioritas dalam roadmap,” jelasnya. 

    Industri Petrokimia Jadi PSN 

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan pemerintah tengah berencana untuk menjadikan industri petrokimia sebagai PSN. Hal ini juga telah dikoordinasikan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 

    Untuk diketahui, saat ini PSN industri petrokimia yang tengah digarap yaitu pabrik kimia Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) yang akan dibangun PT  Tbk. (TPIA) dan ditargetkan mulai produksi pada kuartal I/2027. 

    Fasilitas manufaktur ini juga telah resmi menyandang status proyek strategis nasional (PSN) yang didukung pemerintah. Hal ini tertuang dalam RPJMN 2025-2029 dalam Perpres No. 12/2025. 

    “Sudah ada pembahasan di Kementerian Perekonomian. Untuk PSN Petrokimia ini sebenarnya sudah beberapa kali pembahasan, dua hari lalu juga masih ada pembahasan terkait ini, masih berproses,” jelasnya. 

    Dalam hal ini, Wiwik juga menerangkan bahwa berbagai persyaratan untuk menjadikan industri petrokimia ini telah dipenuhi dan dilengkapi. Sebagai pembina industri, Kementerian Perindustrian juga terus bersurat ke Kemenko Perekonomian. 

    “Jadi kita menunggu penetapan yang semoga dalam waktu dekat sudah bisa ditetapkan,” tuturnya. 

    Penetapan status PSN ini lantaran pihaknya menilai penguatan sektor petrokimia nasional menjadi langkah strategis dalam menjaga stabilitas pasokan bahan baku bagi berbagai industri hilir. 

    Sebab, industri petrokimia memiliki peran fundamental sebagai pemasok utama bahan baku untuk plastik, serat sintetis, karet sintetis, bahan kimia fungsional, hingga berbagai bahan kebutuhan industri tekstil dan farmasi.

    “Kebutuhan industri petrokimia nasional terus meningkat pesat, namun kapasitas produksi dalam negeri belum mampu mengimbanginya. Ini menyebabkan ketergantungan yang sangat besar terhadap impor. Karena itu, penguatan struktur industri hulu menjadi urgensi nasional,” pungkasnya. 

  • MIND ID Pacu Hilirisasi Bauksit, Smelter SGAR Fase II Diperluas

    MIND ID Pacu Hilirisasi Bauksit, Smelter SGAR Fase II Diperluas

    Bisnis.com, JAKARTA — Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID memperkuat hilirisasi bauksit sebagai bahan baku aluminium untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasok industri energi bersih dunia.

    Salah satu proyek hilirisasi bauksit yang akan diperluas yakni Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat yang merupakan kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). 

    Fasilitas pemurnian tersebut memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dari hasil pemanfaatan cadangan bauksit dalam negeri. Produk alumina yang dihasilkan SGAR menjadi bahan utama untuk memproduksi aluminium oleh Inalum di Kuala Tanjung. 

    MIND ID juga disebut akan memperluas proyek SGAR Fase II dengan kemampuan produksi tambahan 1 juta ton alumina per tahun, dan fasilitas Smelter Aluminium Baru di Mempawah dengan kapasitas 600.000 ton per tahun.

    Corporate Secretary MIND ID Pria Utama mengatakan pihaknya terus berkomitmen menjadi penggerak utama hilirisasi bauksit yang tidak hanya memperkuat industri nasional, tetapi juga mendukung pencapaian target transisi energi Indonesia.

    Sebagai pengelola mineral strategis nasional, dari total cadangan bauksit sebesar 198,43 juta ton, Grup MIND ID memproduksi 1,33 juta ton pada 2024.

    “Kami berupaya konsisten untuk mendukung terwujudnya kemajuan peradaban masa depan yang lebih baik. Hilirisasi bauksit yang dijalankan secara terintegrasi ini menjadi salah satu kunci percepatan transisi energi di Indonesia,” kata Pria dalam keterangan resminya, Minggu (16/11/2025).

    Apalagi, aluminium merupakan material kunci dalam teknologi transisi energi berkat sifatnya yang ringan, tahan korosi, dan dapat didaur ulang. Dalam satu fasilitas panel surya berkapasitas 1 MW dibutuhkan sekitar 21 ton aluminium untuk rangka dan sistem pemasangan.

    Selain itu, aluminium juga berperan penting dalam produksi turbin angin, membentuk struktur bilah dan kerangka utama, serta menyusun hingga 30% dari total bobot baterai kendaraan listrik (EV) dan komponen bodi mobil listrik.

    “MIND ID berkomitmen tidak hanya mengeksplorasi sumber daya alam, tetapi juga memastikan peningkatan nilai tambahnya hingga menjadi produk bernilai strategis. Kami percaya, industrialisasi yang berkelanjutan akan menjadi fondasi kemajuan peradaban masa depan Indonesia,” pungkasnya.