Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi

    Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi

    Bisnis.com, JAKARTA – The Federal Reserve (The Fed) menutup 2024 dengan pemangkasan suku bunga ketiga berturut-turut pada pertemuan periode Desember. Bank sentral Amerika Serikat itu juga mengindikasikan bahwa kekhawatiran inflasi kembali mengemuka. 

    Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan dalam konferensi pers pada Rabu (18/12/2024) waktu setempat bahwa proyeksi inflasi akhir tahun bank sentral agak meleset.

    Para pejabat kini melihat butuh waktu lebih lama bagi inflasi untuk mencapai target 2% mereka, yang telah mereka lewatkan selama hampir empat tahun. Akibatnya, mereka mengurangi ekspektasi untuk pemotongan suku bunga tahun depan, dan Powell menjelaskan bahwa penyesuaian apa pun akan bergantung pada kemajuan lebih lanjut dalam mendinginkan kenaikan harga.

    Fokus yang lebih kuat pada inflasi merupakan perubahan strategi yang signifikan sejak September ketika para pejabat melihat pelemahan pasar tenaga kerja sebagai risiko yang lebih besar. Namun, data terkini telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang inflasi yang terhenti di atas target 2% bank sentral — seperti halnya proposal kebijakan dari Presiden terpilih Donald Trump. 

    “Saat kita memikirkan pemotongan lebih lanjut, kita akan mencari kemajuan pada inflasi. Kita telah bergerak menyamping pada inflasi 12 bulan,” kata Powell dikutip dari Bloomberg pada Kamis (19/12/2024).

    Pembuat kebijakan kini hanya melihat median pengurangan sebesar setengah poin persentase tahun depan, setengah dari yang diharapkan pada bulan September. 

    Pasar bereaksi cepat dan keras terhadap jalur baru yang diproyeksikan Fed. Pasar dan saham Treasury AS anjlok, sementara dolar AS menguat ke level terkuat dalam lebih dari dua tahun.

    Beberapa bulan yang lalu, Powell membujuk komite untuk memangkas suku bunga setengah poin sebagai langkah pertama mereka. Dengan pemangkasan seperempat poin pada bulan November dan Rabu, Fed telah mengurangi biaya pinjaman hingga satu persen penuh selama tiga pertemuan, serangkaian pemangkasan paling tajam di luar krisis sejak tahun 2001.

    Langkah terbaru, yang menurunkan suku bunga dana federal ke kisaran 4,25%-4,5%, merupakan keputusan yang lebih tepat, kata Powell. Presiden Fed Cleveland Beth Hammack memberikan suara menentang tindakan tersebut, lebih memilih untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

    Risiko Inflasi

    “Sejak saat ini, akan jauh lebih sulit untuk mendapatkan pemangkasan suku bunga tanpa perbaikan lebih lanjut pada inflasi,” kata Conrad Dequadros, penasihat ekonomi senior di Brean Capital LLC. “Saya membayangkan bahwa kurangnya konsensus mungkin lebih besar daripada yang ditunjukkan oleh satu perbedaan pendapat.”

    Lima belas dari 19 pejabat sekarang melihat risiko inflasi yang lebih tinggi akan melebihi ekspektasi mereka daripada di bawah ekspektasi mereka, perubahan besar dari tiga pejabat yang merasakan hal yang sama pada bulan September. Dan 14 pejabat mengatakan mereka melihat ketidakpastian yang lebih tinggi seputar perkiraan inflasi mereka.

    Banyak ekonom mengatakan rencana Trump untuk pemotongan pajak, deportasi massal, dan tarif baru berisiko memicu inflasi. Powell mengatakan beberapa orang mulai memasukkan kebijakan yang diusulkan ke dalam perkiraan mereka pada pertemuan Desember.

    “Ini adalah akal sehat untuk berpikir bahwa ketika jalannya tidak pasti, Anda akan melaju sedikit lebih lambat. Ini tidak seperti mengemudi di malam yang berkabut atau berjalan ke ruangan gelap yang penuh dengan perabotan. Anda hanya memperlambat laju kendaraan,” ujar Powell.

    The Fed kini memperkirakan inflasi sebesar 2,5% pada akhir tahun depan, naik dari median September sebesar 2,1% dan di atasnya, yang menurut mereka pertumbuhan harga akan stabil pada akhir tahun ini. Para pembuat kebijakan kini tidak berharap untuk mencapai target 2% mereka hingga tahun 2027, proyeksi terbaru menunjukkan.

    “Komite ini jelas berfokus pada tantangan inflasi bagi masyarakat dan mereka berkomitmen pada mandat untuk menurunkannya kembali,” kata Patricia Zobel, kepala penelitian ekonomi makro di Guggenheim Investments dan mantan pejabat senior di New York Fed. 

    Meskipun inflasi sejauh ini telah mereda tanpa banyak kerusakan pada perekonomian, Powell mengakui bahwa lonjakan tingkat harga masih membebani kantong masyarakat Amerika.

    “Masyarakat masih merasakan harga yang tinggi,” Powell mengakui. “Yang terbaik yang dapat kami lakukan untuk mereka, dan itulah yang kami perjuangkan, adalah menurunkan inflasi kembali ke targetnya.”

  • Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs

    Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs

    Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan, namun mengisyaratkan lebih sedikit penurunan lanjutan pada 2025.

    Melansir Reuters, Kamis (19/12/2024), Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memangkas suku bunga Fed Fund Rate (FFR) ke kisaran 4,25%-4,5%.

    “Aktivitas ekonomi terus berkembang dengan kecepatan yang solid dengan tingkat pengangguran yang ‘tetap rendah’ dan inflasi yang ‘tetap sedikit meningkat,” jelas FOMC dalam pernyataannya.

    Dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga, Powell mengatakan sikap kebijakan The Fed saat ini jauh lebih longgar setelah memangkas suku bunga hingga 100 bps dari puncaknya sepanjang 2024.

    “Oleh karena itu, kami dapat lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami,” jelas Powell, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (19/12/2024).

    Nilai tukar mata uang regional termasuk rupiah berisiko tertekan keputusan The Fed karena dolar AS menguat ke level tertinggi sejak 2022.

    Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS naik 0,9% pada hari Rabu. Lonjakan tersebut membuat mata uang utama lainnya melemah. Euro, pound, dan franc Swiss turun 1% terhadap dolar AS pada siang hari, sementara yuan offshore China turun ke level terendah sejak 2023.

    Indeks dolar AS naik lebih dari 7% sepanjang tahun ini. Dolar menguat terhadap semua mata uang utama di negara maju dan berada di untuk mencatat tahun terbaik sejak 2015.

    Analis valas Barclays Skylar Montgomery Koning mengatakan data ekonomi telah datang dengan kuat ditambah dengan ekspektasi the Fed menjadi lebih hawkish turut mendukung pergerakan dolar AS.

    Janji presiden terpilih Donald Trump untuk memberlakukan tarif yang keras terhadap banyak mitra dagang AS sebelumnya turut membantu reli dolar AS menjelang Pilpres. Reli juga berlanjut karena ekonomi AS terus meningkat melampaui banyak negara lain.

    Sementara itu, banyak bank sentral di seluruh dunia harus secara agresif memangkas suku bunga untuk membantu pertumbuhan ekonomi yang stagnan.

    Direktur pendapatan tetap dan valas Amundi US Inc Paresh Upadhyaya mengatakan setiap detail dari kebijakan The Fed tidak dapat disangkal lagi adalah sikap yang hawkish.

    “Semua ini berarti dolar AS yang lebih kuat secara tajam karena terus memperkuat pertumbuhan AS yang luar biasa,” jelasnya seperti dikutip Bloomberg.

    Indeks mata uang negara-negara berkembang tergelincir 0,4% ke level terendah sejak Agustus pada hari Rabu. Real Brasil melemah sekitar 3% terhadap dolar pada hari itu dan diperdagangkan pada rekor terendah karena para investor menjadi semakin khawatir akan krisis fiskal di negara tersebut.

    Analis valas Wells Fargo Brendan McKenna mengatakan ketika divergensi dalam jalur kebijakan moneter The Fed terungkap, bersama dengan beberapa faktor lainnya, dolar AS diperkirakan akan menguat secara signifikan selama 2025.

    Banyak analis Wall Street memperkirakan greenback ini akan mencapai puncaknya pada pertengahan tahun depan sebelum mulai menurun pada tahun 2025 karena penurunan suku bunga di seluruh dunia akan mulai menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi di luar AS.

    Jeda Pemangkasan

    The Fed mengindikasikan jeda penurunan suku bunga acuan dalam pertemuan kebijakan pada 2025 mendatang, dengan mengatakan akan bersikap hati-hati menilai data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.

    Perkiraan kuartalan baru menunjukkan beberapa pejabat memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih sedikit untuk tahun depan dibandingkan dengan perkiraan mereka beberapa bulan yang lalu. Mereka sekarang melihat suku bunga acuan mencapai kisaran 3,75% hingga 4% pada akhir tahun depan, mengimplikasikan dua penurunan seperempat poin persentase, menurut estimasi median.

    Dot plot atau proyeksi suku bunga triwulanan terbaru The Fed menunjukkan sejumlah pejabat memperkirakan penurunan suku bunga lebih sedikit untuk tahun depan daripada yang mereka perkirakan beberapa bulan yang lalu, menimbang laju penurunan inflasi yang lebih lambat pada 2025.

    Para pejabat saat ini memperkirakan suku bunga acuan mencapai kisaran 3,75%-4% pada akhir 2025, menyiratkan dua kali penurunan masing-masing sebesar 25 bps, menurut perkiraan median. Hanya lima pejabat yang mengindikasikan preferensi untuk lebih banyak pemangkasan tahun depan.

    Imbal hasil obligasi dan dolar AS melonjak setelah keputusan The Fed, sehingga menekan harga emas. Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas batangan.

     

  • OPINI : Stimulus Ekonomi untuk Kesejahteraan

    OPINI : Stimulus Ekonomi untuk Kesejahteraan

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus memperkuat fondasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan menghadirkan paket kebijakan stimulus ekonomi terbaru.

    Dengan fokus pada aspek keadilan dan gotong royong, kebijakan ini dirancang dengan azas keberpihakan untuk menjaga daya beli masyarakat, mendukung sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Salah satu elemen utama dari kebijakan ini adalah penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% dari sebelumnya 11% menjadi 12%, sebagai salah satu amanat Undang Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Kebijakan ini mengedepankan perlindungan terhadap kelompok masyarakat kurang mampu dengan tetap memberikan pembebasan PPN untuk kebutuhan pokok, jasa pendidikan, kesehatan, dan sektor-sektor lain yang esensial. Langkah ini sejalan dengan azas keadilan, memastikan bahwa negara hadir untuk masyarakat yang membutuhkan, sementara mereka yang mampu berkontribusi lebih besar.

    Sementara azas keberpihakan dibuktikan pemerintah dengan memberikan insentif perpajakan, yang pada 2025 diproyeksikan sebesar Rp445,6 triliun, di mana proyeksi besaran insentif PPN nya saja sebesar Rp265,6 triliun. Dari jumlah tersebut sebagian besar merupakan pembebasan PPN untuk bahan makanan sebesar Rp77,1 triliun, pembebasan PPN untuk UMKM sebesar Rp61,2 triliun, pembebasan PPN untuk sektor transportasi sebesar Rp34,4 triliun, dan pembebasan PPN untuk sektor kesehatan dan pendidikan sebesar Rp30,8 triliun.

    Terhadap beberapa barang yang sangat diperlukan oleh masyarakat umum berupa tepung terigu, gula untuk industry, dan Minyak Kita, Pemerintah menanggung beban kenaikan 1% PPN tersebut, sehingga tarif PPN yang dibayarkan masyarakat tidak berubah, yakni tetap 11% seperti saat ini. Semua kebijakan itu merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membuktikan keberpihakan pemerintah kepada masyarakat.

    Azas yang tidak kalah pentingnya adalah azas gotong royong, di antaranya tercermin dari kebijakan Pemerintah mengenakan PPN bagi barang dan jasa yang selama ini diberikan fasilitas pembebasan tetapi sebenarnya dikonsumsi masyarakat mampu, antara lain untuk kelompok makanan berharga premium, layanan rumah sakit kelas VIP keatas, dan pendidikan berstandar internasional yang berbayar mahal.

    Menjaga Daya Beli

    Dalam rangka membantu masyarakat yang kurang mampu atas dampak kenaikan tarif PPN, maka pemerintah mengambil kebijakan untuk memberikan stimulus tambahan untuk perlindungan sosial sekaligus memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga. Bantuan pangan berupa beras 10 kg per bulan selama Januari—Februari 2025 diberikan kepada 16 juta penerima manfaat. Diskon listrik 50% untuk pelanggan dengan daya hingga 2200 VA juga akan diterapkan dalam periode yang sama.

    Selain itu, untuk pembelian rumah dengan harga jual hingga Rp5 miliar di tahun 2025, Pemerintah memberikan diskon PPN 100% di semester pertama 2025 serta diskon PPN sebesar 50% di paruh kedua 2025, atas Rp2 milyar pertama dari harga rumah tersebut. Kebijakan ini diberikan tidak hanya untuk rumah tangga kurang mampu tetapi juga untuk masyarakat kelas menengah yang selama ini juga telah menikmati kurang lebih setengah dari insentif PPN.

    Paket ini diyakini efektif dalam menjaga stabilitas konsumsi domestik, daya beli, dan tingkat inflasi. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun tarif PPN naik menjadi 11%, pasar tenaga kerja tetap tumbuh, dan daya beli masyarakat tidak terganggu.

    Selain itu, paket stimulus ini mencakup insentif pajak bagi sektor padat karya, seperti keringanan PPh Pasal 21 untuk pekerja berpenghasilan hingga Rp10 juta per bulan. Industri padat karya mendapat subsidi bunga sebesar 5% untuk revitalisasi mesin, yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan daya saing. Program ini juga dilengkapi dengan bantuan 50% biaya Jaminan Kecelakaan Kerja selama 6 bulan.

    Pemerintah memperpanjang masa berlaku tarif PPh Final 0,5% hingga 2025 disamping tetap memberikan pembebasan sepenuhnya PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dengan omzet di bawah Rp500 juta per tahun. Kebijakan ini memberikan ruang bernapas bagi pelaku usaha kecil untuk semakin tumbuh dan berkontribusi dalam perekonomian nasional.

    Di sisi lain, sektor kendaraan listrik dan hybrid turut menjadi fokus dengan berbagai insentif, seperti PPN DTP dan pembebasan Bea Masuk. Langkah ini mendukung agenda transisi energi bersih sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor otomotif hijau.

    Dalam jangka panjang, kebijakan ini dirancang untuk memperkuat ruang fiskal Indonesia. Dengan penerapan tarif PPN 12%, penerimaan negara diharapkan meningkat, memungkinkan pemerintah untuk lebih optimal dalam mendukung pembiayaan Pembangunan sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Langkah ini menempatkan Indonesia dalam jalur yang lebih sejajar dengan negara-negara lain di dunia, di mana tarif PPN rata-rata lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Namun, kebijakan ini tidak hanya tentang meningkatkan pendapatan. Ini adalah bagian dari upaya menyeluruh untuk membangun sistem perpajakan yang lebih adil, resilient, transparan, dan berkeadilan.

    Paket kebijakan stimulus ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat, daya saing usaha, dan keberlanjutan fiskal. Dengan pendekatan yang inklusif dan berkeadilan, kebijakan ini tidak hanya menjawab tantangan ekonomi saat ini tetapi juga mempersiapkan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan di masa depan. Melalui gotong royong dan kolaborasi seluruh elemen bangsa, Indonesia dapat mewujudkan visi kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

  • Pacu Kontribusi Industri Padat Karya untuk Kue Perekonomian

    Pacu Kontribusi Industri Padat Karya untuk Kue Perekonomian

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memberikan guyuran insentif untuk industri padat karya mulai dari insentif PPh21 ditanggung pemerintah (DTP) hingga fasilitas pembiayaan revitalisasi mesin. 

    Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan insentif khusus untuk industri padat karya tersebut diberikan guna mendorong industri untuk tetap berekspansi ditengah berbagai tekanan. 

    “Oleh sebab itu, perlu juga relaksasi bagi industri yang kolaps. Kalau tidak, industri lari lagi ke Vietnam, jadi itulah yang diambil pemerintah, apa yang dilakukan untuk balancing itu semua,” kata Adie di Yogyakarta, dikutip Rabu (18/12/2024). 

    Adie tak menampik bahwa industri padat karya merupakan sektor yang paling rentan terhadap pengangguran. Sektor-sektor industri yang banyak menyerap tenaga kerja itu tengah menghadapi pelemahan daya beli sehingga produk minim terserap di pasar. 

    Hal ini juga yang melatarbelakangi pemerintah memutuskan untuk menaikkan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 6,5% tahun depan. Sementara itu, pemerintah juga berniat untuk menaikkan PPN 12% yang menjadi beban baru industri. 

    “Kalau itu naik berarti akan menghantam industri nya dengann biaya produksi naik, output pun pasti naik, sementara rata-rata itu kontraknya sekian tahun, gak bisa nilainya [harga] ditambahkan,” ujarnya. 

    Alhasil, pemerintah memberikan fasilitas revitalisasi mesin untuk mendorong produktivitas, meringankan kredit investasi dengan range plafon kredit yang bunga nya disubsidi 5% serta PPh21 DTP. 

    Dengan industri padat karya yang bisa bergerak lebih leluasa, diharapkan akan berdampak pada pencapaian pertumbuhan ekonomi 8%, sesuai dengan target Presiden Prabowo Subianto.

    Target Ekonomi Tumbuh 8%

    Badan Pembangunan Nasional atau Bappenas memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 8% seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto akan tercapai pada 2029.

    Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Rd Siliwanti menjelaskan pihaknya sudah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025—2029. Dalam dokumen tersebut, salah satu yang diproyeksikan adalah pertumbuhan ekonomi per tahunnya.

    Dia merincikan trajektori pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3% pada 2025. Jumlah tersebut lebih tinggi dari asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2025 sebesar 5,2%.

    “Sehingga untuk mencapainya tentu diperlukan extra effort [upaya],” ujar Siliwanti dalam FGD Bisnis Indonesia Economic & Financial Report 2014—2024 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2024).

    Selanjutnya diproyeksikan pertumbuhan ekonomi 6,3% pada 2026, 7,5% pada 2027, 7,7% pada 2028, dan 8% pada 2029. Bahkan, Bappenas memproyeksikan pendapatan nasional bruto mencapai US$7.920 per kapita pada 2029—tumbub dari US$5.000 per kapita pada 2024.

    Lalu, tingkat kemiskinan diproyeksikan menjadi 4,5—5% pada 2029. Angka tersebut turun dari 7—8% pada 2029.

    Ketimpangan antara si kaya dan si miskin turut diproyeksikan menipis: rasio gini dari 0,379—0,382 pada 2022 menjadi 0,372—0,375 pada 2029.

    Sementara itu, indeks modal manusia diproyeksikan meningkatkan dari 0,56 pada 2023 menjadi menjadi 0,59 pada 2029.

    Siliwanti mengakui sejumlah trajektori dan sasaran tersebut tidak mudah tercapai. Oleh sebab itu, lanjutnya, diperlukan berbagai strategi yang berfokus pada penciptaan sumber pertumbuhan baru dan merata di seluruh Indonesia.

    Dari sisi permintaan misalnya, yang perlu penguatan sektor riil, eksternal, fiskal, moneter, dan keuangan. Di sisi suplai, Siliwanti menekankan pentingnya peningkatan produktivitas pertanian untuk ketahanan pangan dan hilirisasi industri produktif.

    “Serta pembangunan industri baru, kawasan ekonomi khusus, dan perkembangan sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan ekonomi biru,” jelasnya.

    Tak lupa, Siliwanti menekankan reformasi struktural perlu dilanjutkan termasuk penyederhanaan birokrasi dan deregulasi untuk mempermudah perizinan usaha, mengurangi potensi korupsi, dan meningkatkan fleksibilitas pasar.

    Kebutuhan Industri Padat Karya

    Sejumlah insentif fiskal yang diberikan pemerintah kepada industri padat karya adalah untuk mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo.

    Tak dipungkiri, beberapa waktu belakangan industri padat karya dihantam banyak krisis sehingga rontok satu per satu. Efeknya adalah PHK massal terjadi yang berefek domino pada pelemahan daya beli masyarakat.

    Sebagaimana diketahui, industri tekstil menjadi salah satu industri padat karya yang banyak mengalami tekanan. Hal ini tercerminkan dari 38 pabrik tekstil yang telah berhenti beroperasi dalam 2 tahun terakhir. Sejak awal tahun hingga September 2024, sebanyak 46.000 pekerja industri TPT terkena PHK. Jumlahnya diproyeksi bertambah 30.000 pekerja hingga akhir tahun.

    Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai kebijakan insentif industri padat karya berupa PPh21 ditanggung pemerintah (DTP) dan subsidi kredit investasi dapat menjadi angin segar kendati yang paling diperlukan industri yaitu pengetatan laju impor. 

    Wakil Ketua Umum API David Leonardi mengatakan, pelaku usaha tengah menantikan pemulihan daya beli masyarakat untuk mendorong pesanan baru sehingga produktivitas industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dapat terdongkrak. 

    “Jika berbicara tentang peningkatan produktivitas, lonjakan impor yang tinggi juga perlu ditekan, terutama karena kondisi pasar saat ini sedang tidak stabil,” kata David kepada Bisnis, (18/12/2024). 

    Menurut David, upaya pemerintah untuk meningkatkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% dapat menekan kembali daya beli masyarakat. 

    Sementara itu, kenaikan upah minimum provinsi sebesar 6,5% belum mampu menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan daya beli, telebih dalam situasi ketidakpastian terkait keterbukaan lapangan pekerjaan.

    “Dalam menghadapi kondisi ekonomi seperti ini, kebijakan yang melindungi pasar dalam negeri dan disertai stimulus terhadap industri lokal menjadi solusi yang tepat untuk mendorong aktivitas produksi,” ujarnya. 

    Sebab, menurut dia, kebijakan perlindungan pasar domestik akan meningkatkan permintaan terhadap produk industri dalam negeri, yang pada akhirnya akan memicu peningkatan penyerapan tenaga kerja dan memberikan pendapatan kepada masyarakat sehingga daya beli meningkat. 

    “Selain itu, stimulus terhadap industri akan meringankan beban yang dihadapi oleh pelaku usaha sehingga level playing field Indonesia dapat lebih kompetitif,” jelasnya. 

    Dia pun berharap produk-produk Indonesia akan memiliki harga yang lebih bersaing dengan produk impor sehingga dapat memperkuat daya saing industri nasional. 

  • Top 5 News BisnisIndonesia.id: Tawar Insentif Industri Padat Karya hingga Tren Ritel Mal

    Top 5 News BisnisIndonesia.id: Tawar Insentif Industri Padat Karya hingga Tren Ritel Mal

    Bisnis,JAKARTA— Pemerintah mengguyur industri padat karya dengan sederet insentif agar bisa berekspansi. Namun, stimulus tersebut dinilai belum menyentuh aspek peningkatan daya tahan perusahaan.
    Insentif industri padat karya hingga Geliat Tren Ritel Mal menjadi berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.ID edisi Kamis (18/12/2024). Berikut laporan selengkapnya:
    1. Rasa Tawar Insentif Industri Padat Karya
    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap alasan pemerintah memberikan guyuran insentif untuk industri padat karya mulai dari insentif PPh21 ditanggung pemerintah (DTP) dan fasilitas pembiayaan revitalisasi mesin.
    Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan insentif khusus untuk industri padat karya tersebut diberikan guna mendorong industri untuk tetap berekspansi di tengah berbagai tekanan.
    “Oleh sebab itu, perlu juga relaksasi bagi industri yang kolaps. Kalau enggak, industri lari lagi ke Vietnam, jadi itulah yang diambil pemerintah, apa yang dilakukan untuk balancing itu semua,” kata Adie, dikutip Rabu (18/12/2024).
    Adie tak menampik bahwa industri padat karya merupakan sektor yang paling rentan terhadap pengangguran. Sektor-sektor industri yang banyak menyerap tenaga kerja itu tengah menghadapi pelemahan daya beli sehingga produk minim terserap di pasar.
    Hal ini juga yang melatarbelakangi pemerintah memutuskan untuk menaikkan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 6,5% tahun depan. Sementara itu, pemerintah juga berniat untuk menaikkan PPN 12% yang menjadi beban baru industri.
    “Kalau itu naik berarti akan menghantam industri nya dengann biaya produksi naik, output pun pasti naik, sementara rata-rata itu kontraknya sekian tahun, enggak bisa nilainya [harga] ditambahkan,” ujarnya.
    Alhasil, pemerintah memberikan fasilitas revitalisasi mesin untuk mendorong produktivitas, meringankan kredit investasi dengan range plafon kredit yang bunganya disubsidi 5% serta PPh21 DTP.
    2.Suara Emiten Bersiap soal Tangkal Dampak Tarif PPN 12%
    Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% yang berlaku 1 Januari 2025 membuat sejumlah emiten bersiap menangkal dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan.
    Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), misalnya mengantisipasi dampak kenaikan tarif PPN terhadap harga obat-obatan yang dikenai PPN. Direktur Kalbe Farma Kartika Setiabudy mengatakan pada dasarnya saat ini perseroan masih menunggu kejelasan dari kebijakan tarif PPN pada 2025. Sebab, sebelumnya Presiden RI Prabowo Subianto menjelaskan bahwa kenaikan tarif PPN menjadi 12% hanya untuk barang mewah.
    Meski begitu, perseroan pun bersiap mengantisipasi dampak tarif baru bila menyentuh produk kesehatan. Dia mengatakan seiring dengan dinamika tarif PPN yang sedang belangsung, perseroan berupaya untuk mempertahankan harga obat-obatan.
    “[Harga] obat belum mengarah ke sana [kenaikan]. Obat yang pada umumnya generik saat ini pun harganya sudah terjangkau,” ujar Kartika dalam acara Media Plant Visit Kalbe Farma pada Rabu (18/12/2024).
    Di sisi lain, harga bahan baku obat-obatan saat ini, menurutnya, stabil. Fokus berikutnya, menurutnya, lebih pada sisi daya beli masyarakat. Seperti diketahui daya beli masyarakat yang lemah berimbas pada deflasi bulanan yang terjadi pada Mei hingga September 2024.
    Daya beli masyarakat yang lemah juga membuat laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartalan melandai. Berdasarkan catatan Bisnis, PDB RI mencapai 5,11% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada kuartal I/2024. Kemudian, melandai menjadi 5,05% YoY pada kuartal II/2024 dan mencapai 4,95% YoY pada kuartal III/2024.
    “Daya beli yang lemah juga jadi fokus,” tutur Kartika.
    Dia mengatakan dalam menjaga kinerja bisnis, saat ini perseroan berupaya untuk mempertahankan margin agar tetap bisa stabil. KLBF pun mengandalkan sejumlah produk dengan margin yang tinggi, di antaranya jenis produk konsumen.
    3.Jalur Lambat Pelonggaran Moneter
    Strategi pelonggaran moneter Bank Indonesia sepanjang 2024 ternyata tidak seagresif Federal Reserve (The Fed) lantaran dibayang-bayangi depresiasi rupiah.
    Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan alias BI Rate di level 6% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17—18 Desember 2024. Artinya, Bank Indonesia telah menahan suku bunga selama 4 bulan berturut-turut.
    Hal ini dilakukan di tengah pelemahan rupiah yang membayangi. Mata uang rupiah ditutup menguat minor 0,02% atau 3 poin ke level Rp16.097,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Adapun indeks dolar AS bergerak ke level 106,96.
    Sepanjang 2024, Bank Indonesia hanya memangkas BI rate sekali pada September 2024. Sementara itu, The Fed yang biasa menjadi cerminan BI, setidaknya sudah memangkas suku bunga dua kali pada pertemuan September dan November. Adapun pertemuan terakhir di tahun ini masih ada peluang pemangkasan meski kecil.
    Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sudah menjadi fokus utama Bank Indonesia setelah inflasi berhasil terjaga di bawah target bank sentral 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
    Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan suku bunga moneter lebih lanjut.
    4.Meneropong Prospek Properti Hunian Kala BI Rate Bertahan 6%
    Bank Indonesia menahan suku bunga acuan alias berada di level 6% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17—18 Desember 2024.
    Dalam pengumuman suku bunga BI hari ini, bank sentral juga menetapkan suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,25% dan suku bunga lending facility tetap sebesar 6,75%.
    Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
    Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan Amerika Serikat dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah.
    Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) kuartal III/2024, penjualan properti residensial primer pada kuartal III/2024 mengalami penurunan sebesar 7,14% (Year–on–Year/YoY). Pada kuartal sebelumnya, penjualan properti residensial primer mengalami pertumbuhan sebesar 7,3% YoY.
    Penurunan penjualan terjadi pada tipe kecil sebesar 10,05% YoY dan tipe menengah sebesar 8,8% YoY. Namun demikian, untuk tipe besar masih mengalami pertumbuhan yang melambat yakni hanya 6,83% YoY dari kuartal sebelumnya yang bisa tumbuh 27,41% YoY.
    Secara kuartalan, penjualan properti residensial primer di kuartal III/2024 terkontraksi 7,62% (Quarter–to–Quarter/QtQ) dari kuartal sebelumnya yang juga terkontraksi 12,8%.
    5.Membaca Geliat Tren Ritel Mal Sekitar Jakarta
    Prospek properti ritel di Bodetabek dinilai sangat prospektif. Hingga kuartal IV/2024, dengan masuknya Living World Kota Wisata di Bogor, AEON Mall Deltamas di Bekasi, Pakuwon Mall Bekasi, Eastvara BSD, dan Hampton Square di Gading Serpong, total pasokan mengalami kenaikan sebesar 16,2% menjadi 3.256.356 meter persegi.
    Director of Strategic Consulting of Cushman & Wakefield Arief Rahardjo mengatakan total pasokan kumulatif mencapai 3.265.000 meter persegi pada 2024. Adapun terdapat lima proyek besar yang akan menambah pasokan ruang ritel sampai akhir tahun 2025 dan akan menambah total pasokan sebesar 5,0% menjadi 3.427.000 meter persegi.
    Beberapa proyek yang akan masuk ke pasar properti ritel diantaranya adalah Mall at Little Tokyo Jababeka, Summarecon Mall Bekasi 2, Living World Grand Wisata, Market Lane Sentul, dan Jakarta Premium Outlets Alam Sutera.
    Arief menuturkan penyerapan bersih pada tahun 2024 menurun dibandingkan tahun 2023 dengan tingkat hunian rerata berada di 70,9%. Melihat potensi pertumbuhan keluarga pada area Bodetabek, berbagai sektor ritel terus memperluas keberadaannya yang menyebabkan permintaan kumulatif diprediksi mencapai 2.410.000 meter persegi pada 2025.
    “Tingkat kekosongan diperkirakan meningkat sebesar 2,1% menjadi 29,7% pada 2025 akibat selesainya proyek-proyek ritel besar,” ujarnya, Rabu (18/12/2024).
    Adapun rerata harga sewa mengalami kenaikan dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp462.600 meter persegi per bulan atau tumbuh 2,4% YoY. Diproyeksikan akan mengalami kenaikan sebesar 0,5% di tahun 2025.

  • Powell Buka-Bukaan Alasan The Fed Hanya Isyaratkan 2 Kali Cut Rate Tahun Depan

    Powell Buka-Bukaan Alasan The Fed Hanya Isyaratkan 2 Kali Cut Rate Tahun Depan

    Bisnis.com, JAKARTA – Chairman Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bank sentral AS akan lebih bersikap hati-hati dalam memutuskan pemangkasan suku bunga pada tahun mendatang, usai The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) pada Rabu (18/12/2024).

    Melansir Reuters, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memangkas suku bunga Fed Fund Rate (FFR) ke kisaran 4,25%-4,5%.

    “Aktivitas ekonomi terus berkembang dengan kecepatan yang solid dengan tingkat pengangguran yang ‘tetap rendah’ dan inflasi yang ‘tetap sedikit meningkat,” jelas FOMC dalam pernyataannya.

    Dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga, Powell mengatakan sikap kebijakan The Fed saat ini jauh lebih longgar setelah memangkas suku bunga hingga 100 bps dari puncaknya sepanjang 2024.

    “Oleh karena itu, kami dapat lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami,” jelas Powell seperti dikutip Bloomberg, Kamis (19/12/2024).

    Meskipun demikian, Powell menambahkan bahwa suku bunga masih “secara signifikan” menahan aktivitas ekonomi, dan The Fed berada di jalur yang tepat untuk terus memangkas. Namun, para pejabat harus melihat lebih banyak kemajuan pada inflasi sebelum melakukan penurunan suku bunga tambahan.

    Dot plot atau proyeksi suku bunga triwulanan terbaru The Fed menunjukkan sejumlah pejabat memperkirakan penurunan suku bunga lebih sedikit untuk tahun depan daripada yang mereka perkirakan beberapa bulan yang lalu, menimbang laju penurunan inflasi yang lebih lambat pada 2025.

    Para pejabat saat ini memperkirakan suku bunga acuan mencapai kisaran 3,75%-4% pada akhir 2025, menyiratkan dua kali penurunan masing-masing sebesar 25 bps, menurut perkiraan median. Hanya lima pejabat yang mengindikasikan preferensi untuk lebih banyak pemangkasan tahun depan.

    Proyeksi ini lebih rendah dari mayoritas ekonom dalam survei Bloomberg yang memperkirakan estimasi median suku bunga akan mengarah pada tiga kali pemangkasan tahun depan.

    Indeks S&P 500 melemah setelah pengumuman tersebut, sementara imbal hasil Treasury AS dan indeks doalr AS menguat. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun, yang lebih sensitif dibandingkan obligasi bertenor lebih panjang terhadap perubahan kebijakan The Fed, memimpin pergerakan Treasury dengan penguatan 8 basis poin menjadi 4,33%, level tertinggi sejak 25 November.

    Powell juga menjawab pertanyaan tentang bagaimana bank sentral dapat menanggapi potensi tarif dari pemerintahan Trump.

    Ia mengatakan bahwa beberapa pembuat kebijakan telah mulai mempertimbangkan dampak potensial dari tarif yang lebih tinggi yang mungkin akan diterapkan oleh Presiden terpilih Donald Trump. Namun ia mengatakan bahwa dampak dari proposal kebijakan tersebut pada saat ini masih sangat tidak pasti.

    “Kami hanya tidak tahu, sungguh, sangat tidak tahu sama sekali tentang kebijakan-kebijakan yang sebenarnya. Jadi masih terlalu dini untuk mencoba menyimpulkan apa pun,” jelas Powell.

  • Gibran Minta Proyek MRT Fase 2A Glodok-Kota Selesai Sesuai Target

    Gibran Minta Proyek MRT Fase 2A Glodok-Kota Selesai Sesuai Target

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengingatkan agar proyek MRT Fase 2A Glodok-Kota segera dirampungkan.

    Hal itu disampaikan Gibran ketika tengah meninjau perkembangan proyek MRT Jakarta Fase 2A Glodok-Kota di Stasiun MRT Glodok, Rabu 18 Desember 2024.

    Gibran menyebut proyek tersebut masuk ke dalam salah satu proyek strategis negara (PSN) dan sesuai dengan komitmen dari Presiden Prabowo Subianto di dalam Asta Cita untuk melanjutkan pengembangan infrastruktur.

    “Proyek MRT Jakarta Fase 2A ini sangat esensial guna meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat Jakarta,” tutur Gibran dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (18/12/2024).

    Tidak hanya itu, pembangunan tersebut menurut Gibran juga sekaligus menjadi komitmen pemerintah dalam mempercepat penyelesaian infrastruktur strategis.

    Jika proyek tersebut rampung, beberapa manfaat yang akan dirasakan masyarakat adalah mengurangi kemacetan sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon di Jakarta. 

    “Saya berharap pembangunan ini dapat selesai tepat waktu,” katanya.

    Berkaitan dengan itu, Gibran juga turut menyampaikan apresiasinya atas kerja sama seluruh pihak dalam memastikan kelancaran proyek MRT Jakarta. 

    “Standar keselamatan pekerja yang telah berkontribusi dalam menyukseskan proyek ini dapat terus dijaga,” ujarnya.

  • The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Isyaratkan Hanya Dua Kali di 2025

    The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Isyaratkan Hanya Dua Kali di 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan 25 basis poin dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir Rabu (18/12/2024).

    Melansir Reuters, Kamis (19/12/2024), The Fed memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) 25 bps ke kisaran 4,25%-4,50%.

    “Aktivitas ekonomi terus berkembang dengan kecepatan yang solid dengan tingkat pengangguran yang ‘tetap rendah’ dan inflasi yang ‘tetap sedikit meningkat,” jelas FOMC dalam pernyataannya.

    Namun The Fed mengindikasikan jeda penurunan suku bunga acuan dalam pertemuan kebijakan pada 2025 mendatang, dengan mengatgakan akan bersikap hati-hati menilai data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.

    Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa lebih banyak penurunan suku bunga bergantung pada kemajuan lebih lanjut dalam menurunkan inflasi yang sangat tinggi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan mulai memperhitungkan prospek perubahan ekonomi yang luas di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.

    Referensi eksplisit Powell mengguncang Wall Street, membuat saham-saham turun tajam dan memacu penurunan estimasi pasar mengenai seberapa jauh suku bunga akan turun tahun mendatang.

    “Saya pikir kita berada di tempat yang baik, tetapi saya pikir dari sini ini adalah fase baru dan kami akan berhati-hati tentang pemotongan lebih lanjut,” kata Powell pada konferensi pers setelah berakhirnya pertemuan FOMC.

    The Fed dan Powell secara luas diperkirakan akan memberikan penurunan suku bunga “hawkish” dengan memperkirakan sekitar setengah dari pelonggaran kebijakan pada tahun 2025 dari 100 basis poin yang diproyeksikan oleh para pembuat kebijakan tiga bulan yang lalu.

    Namun, pada saat Powell selesai berbicara, pasar hanya memperkirakan akan terjadi satu kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun mendatang.

    Memang, keputusan untuk menurunkan suku bunga menarik perbedaan pendapat dari Presiden Fed Cleveland Beth Hammack, yang bergabung dengan bank sentral awal tahun ini dan mengindikasikan bahwa ia lebih suka membiarkan suku bunga tidak berubah pada pertemuan minggu ini.

    Para gubernur bank sentral AS saat ini memproyeksikan bahwa mereka hanya akan menurunkan suku bunga dua kali, masing-masing sebesar 25 bps pada 2025.

    Ini berarti pelonggaran kebijakan tahun depan lebih sedikit 50 bps dari yang diantisipasi oleh para pejabat pada bulan September, dengan proyeksi inflasi The Fed untuk tahun pertama pemerintahan Trump yang baru melonjak dari 2,1% pada proyeksi sebelumnya menjadi 2,5% pada proyeksi saat ini, jauh di atas target 2% bank sentral.

    Progres penurunan inflasi yang lebih lambat menuju target The Fed sebesar 2%, diterjemahkan ke dalam laju penurunan suku bunga yang lebih lambat dan titik akhir yang sedikit lebih tinggi sebesar 3,1%, juga tercapai pada tahun 2027.

  • Tren Permintaan Ruang Ritel Komersial Melambat hingga 7,6%

    Tren Permintaan Ruang Ritel Komersial Melambat hingga 7,6%

    Bisnis.com, JAKARTA – Tren permintaan ruang ritel yang dijual mengalami perlambatan di tengah dinamika ekonomi dan politik yang berlangsung sepanjang tahun 2024 ini.

    Berdasarkan data Rumah123 selama periode Januari hingga November 2024, porsi permintaan untuk ruang usaha yang disewa mencapai 69,5%, sedangkan permintaan akan ruang usaha yang dijual sebesar 30,5%. 

    CEO Rumah123 Wasudewan memaparkan pertumbuhan permintaan ruang usaha yang disewa tercatat meningkat sampai 18,5% secara tahunan per November 2024.

    Sebaliknya, permintaan ruang usaha yang dijual mengalami perlambatan hingga sebesar 7,6%. Hal ini terjadi mengingat preferensi pelaku bisnis terhadap model sewa merupakan pilihan yang lebih fleksibel di tengah dinamika ekonomi saat ini.

    “Pengusaha sepanjang tahun ini cenderung hitung-hitungan. Mereka banyak mencoba-coba dulu dengan menyewa properti komersial, sambil melihat apakah properti itu lokasinya tepat dan yang terbaik,” ujarnya, Selasa (17/12/2024).

    Wasudewan berpendapat kondisi tersebut diakibatkan karena pada tahun ini merupakan tahun politik sehingga pengusaha lebih memilih untuk menunggu kondisi pasar dengan keputusan menyewa terlebih dahulu.

    Namun demikian, harapannya para pengusaha akan lebih percaya diri setelah kepastian politik dan kebijakan pemerintah menjadi lebih jelas.

    “Sekali lagi tahun ini banyak ketidakpastian. Itu yang terjadi dan menyebabkan kenapa jual beli ruang komersial malah minus. Mungkin setelah ini dengan politik yang lebih stabil kebijakan dan rumusan ekonomi yang lebih jelas, pelaku lebih percaya diri mengambil risiko untuk membeli,” imbuhnya.

    Guna menyiasati perlambatan tersebut, lanjut Wasudewan, sejumlah pengembang memberikan insentif kepada pembeli dengan menggaransi nilai sewa melalui pemberian cashback ketika ruang komersial sudah beroperasi. 

    Selain itu, lanjutnya, isu stagnasi dan penurunan daya beli juga menjadi tantangan tersendiri sepanjang 2024 ini. Kendati demikian, Wasudewan optimistis pebisnis tetap bisa bertahan dan telah memiliki strategi dalam kondisi ekonomi apa pun sehingga melalui pemilihan produk yang mengikuti selera pasar.

    Dari kacamata pemilik ritel, Manager Non-Fuel Retail Business PT Pertamina Patra Niaga Kania Hapsari mencermati saat ini tren sewa ritel yang masuk ke SPBU adalah sektor makanan dan minuman atau F&B.

    Hal itu dikarenakan tren konsumen yang masuk ke area SPBU terbilang tinggi, dan biasanya pengunjung gemar membeli sesuatu atau melakukan transaksi lain sebelum melanjutkan perjalanan, seperti beristirahat sejenak sambil membeli makanan dan minuman ringan, hingga menarik uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM). 

    Sisi lain data Colliers menyebutkan hingga kuartal III 2024, Jakarta memiliki luas ruang ritel yang signifikan, mencapai total 4,89 juta meter persegi. Namun, kawasan Bodetabek memiliki luas ruang ritel yang lebih kecil, yaitu 3,18 juta meter persegi. Kondisi ini mencerminkan besarnya persaingan di pasar ritel Jakarta, di mana berbagai pusat perbelanjaan terus berusaha menarik minat pengunjung dengan berbagai inovasi.

    Pengelola mal di kawasan Jabodetabek, khususnya yang sudah lama berdiri, juga tidak tinggal diam menghadapi kehadiran mal baru. Mereka melakukan berbagai upaya untuk tetap kompetitif, termasuk mengubah tampilan mal agar lebih menarik. Langkah ini dilakukan untuk mempertahankan pengunjung, terutama di mal-mal yang sudah berada di lokasi strategis.

  • Investasi Asing Masih Sulit Masuk, Anak Buah Zulhas Ungkap Masalahnya

    Investasi Asing Masih Sulit Masuk, Anak Buah Zulhas Ungkap Masalahnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Staf Ahli Menko Pangan Drajad Wibowo menuturkan tidak konsistennya kebijakan hilirisasi menjadi penyebab sulitnya investasi masuk ke dalam negeri.

    Perubahan kebijakan yang mendadak ini mengarah pada ketidakstabilan yang dapat merugikan investor. Pemerintah, kata Drajad, harus memahami bahwa untuk menciptakan iklim investasi yang sehat, konsistensi regulasi sangat penting. 

    Jika pemerintah terus mengubah kebijakan tanpa memberi kepastian, maka akan sulit untuk menarik investasi besar, terutama di sektor-sektor yang membutuhkan komitmen jangka panjang.

    Menurutnya, banyak negara lain seperti Vietnam justru lebih dipilih oleh investor asing karena kepastian hukum dan kebijakan yang lebih stabil. 

    Meskipun seringkali Indonesia mengundang investor dengan janji-janji menggiurkan, kenyataannya banyak investor yang justru merasa kecewa setelah berinvestasi di Indonesia karena adanya perubahan aturan yang tidak terduga.

    “Jika kita ingin mendorong hilirisasi dan industrialisasi, kita harus memperbaiki kualitas kebijakan dan komitmen kita. Ini adalah tantangan besar yang harus segera kita atasi, agar Indonesia bisa menjadi tujuan utama investasi,” kata Drajad dalam FGD Bisnis Indonesia Economic & Financial Report 2014—2024 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2024).

    Paling baru, Drajad mengatakan dirinya mendapatkan keluhan dari duta besar (dubes) salah satu negara sahabat mengenai kesulitan meyakinkan industri besar di negaranya untuk berinvestasi di Indonesia.

    Dubes tersebut, kata Drajad mengungkapkan  meskipun pihaknya menawarkan potensi investasi sebesar US$2 miliar. Namun hal tersebut tidak bisa terjadi karena adanya kebijakan yang tidak pasti.

    “Begitu dia investasi, ya otomatis karena dia investasi, jual produknya harganya relatif agak tinggi. Tiba-tiba negara memutuskan, karena ada satu negara yang produknya gak bisa dijual di Eropa, kemudian didam masuk ke Indonesia,” ujarnya.