Category: Bisnis.com Ekonomi

  • PPN 12% Barang Mewah, Potensi Tambahan Pendapatan Negara ‘Cuma’ Rp3 Triliun

    PPN 12% Barang Mewah, Potensi Tambahan Pendapatan Negara ‘Cuma’ Rp3 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo mengungkapkan potensi tambahan penerimaan negara akibat penerapan PPN 12% khusus barang mewah tidak terlalu signifikan.

    Suryo mengaku sudah melakukan perhitungan dengan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu terkait potensi tambahan penerimaan negara akibat keputusan Presiden Prabowo Subianto yang ingin PPN 12% hanya untuk barang mewah.

    “Hitung-hitungan kami dengan Pak Febrio kemarin ya range-nya [rentannya] sekitar Rp1,5 triliun sampai Rp3 triliunan,” ucap Suryo dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).

    Dia pun menyatakan akan terus memperluas basis perpajakan agar pendapatan negara bisa dimaksimalkan. Direktorat Jenderal Pajak, sambungnya, akan melakukan intensifikasi agar setiap wajib pajak membayar kewajibannya yang terutang dan ekstensifikasi sumber baru penerimaan.

    Untuk itu, Suryo mengaku tidak bisa bekerja sendiri. Dia menyatakan akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

    “Kami pun juga melakukan join [kerja sama] untuk paling tidak mencari sumber-sumber baru tadi yang belum ke-cover [tercakup] selama ini atau mungkin kurang kami cover,” jelasnya.

    Sebagai informasi, penerapan tarif PPN 12% khusus untuk barang mewah diperkirakan dapat mengurangi penerimaan negara hingga Rp71,8 triliun.

    Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan bahwa potensi pendapatan negara dari penerapan PPN 12% khusus barang mewah hanya sekitar Rp3,2 triliun. Padahal, sambungnya, potensi penerimaan negara apabila PPN 12% diberlakukan pada semua barang/jasa mencapai Rp75 triliun.

    “Ini tentunya pilihan yang sulit bagi pemerintah,” kata Dasco dalam keterangannya, dikutip pada Rabu (1/1/2025).

    Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto memastikan pemerintah akan tetap memberikan paket insentif fiskal sebesar Rp38,6 triliun meski PPN 12% hanya berlaku untuk barang mewah. Paket insentif fiskal tersebut berupa diskon pajak untuk pembelian rumah, diskon listrik, dan pajak gaji karyawan ditanggung pemerintah.

    Sementara itu, ruang fiskal pemerintah seperti yang ditetapkan dalam APBN 2025 memang sempit. Kementerian Keuangan mencatat profil utang jatuh tempo pemerintah pada 2025 mencapai Rp800,33 triliun.

    Jumlah tersebut terdiri dari jatuh tempo SBN sejumlah Rp705,5 triliun dan jatuh tempo pinjaman senilai Rp94,83 triliun.

    Untuk pembayaran bunga utang pada 2025 direncanakan senilai Rp552,9 triliun. Alhasil, Pemerintahan Prabowo perlu menyiapkan uang dari kas negara sekitar Rp1.353,23 triliun untuk membayar utang pokok dan bunga utang.

    Di sisi lain, APBN 2025 telah menetapkan belanja pemerintahan senilai Rp3.621,3 triliun. Dengan skema ini, hanya Rp2.268,07 triliun yang dapat dibelanjakan karena sisanya digunakan untuk membayar utang.

  • Injourney Airports Layani 9,24 Juta Penumpang Sepanjang Nataru 2024/2025

    Injourney Airports Layani 9,24 Juta Penumpang Sepanjang Nataru 2024/2025

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura Indonesia (Persero) atau Injourney Airports mencatatkan peningkatan jumlah penumpang menjadi sebanyak 9,24 juta di 37 bandara yang dikelolanya sepanjang periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. 

    Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, menyatakan bahwa selama periode angkutan Nataru yang berlangsung dari 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025, jumlah penumpang pesawat di 37 bandara InJourney Airports mengalami peningkatan signifikan, dengan optimalisasi utilisasi slot time penerbangan di bandara.  

    “Selain itu, tingkat keterisian pesawat atau load factor tergolong tinggi, dan program aktivasi penumpang pesawat di bandara berhasil dijalankan dengan baik,” ujar Faik dalam keterangan resmi Selasa (7/1/2025).

    Selama 19 hari penyelenggaraan angkutan Nataru 2024/2025, sebanyak 9,24 juta penumpang pesawat dilayani di 37 bandara, meningkat sekitar 11% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 8,31 juta penumpang.

    Faik Fahmi menjelaskan bahwa peningkatan signifikan ini, dengan persentase dua digit, disebabkan oleh dua faktor utama yaitu kebijakan penurunan harga tiket pesawat yang dijalankan pemerintah dan permintaan perjalanan udara yang terus meningkat setelah pandemi. 

    Berdasarkan data dari Posko Nataru InJourney Airports, bandara dengan jumlah penumpang terbanyak selama 19 hari adalah Bandara Soekarno-Hatta Tangerang sebanyak 3,13 juta penumpang, I Gusti Ngurah Rai Bali sebanyak 1,35 juta penumpang, Juanda Surabaya sebanyak 768 ribu penumpang, Sultan Hasanuddin Makassar sebanyak 532 ribu penumpang, dan Kualanamu Deli Serdang sebanyak 463 ribu penumpang. 

    Untuk destinasi penerbangan domestik, Denpasar, Medan, Surabaya, Makassar, dan Palembang menjadi yang paling populer. Sedangkan untuk penerbangan internasional, destinasi utama meliputi Singapura, Kuala Lumpur, Jeddah, Hong Kong, dan Doha. 

    Selama periode tersebut, bandara-bandara InJourney Airports juga berhasil mengoptimalkan utilisasi slot time penerbangan. Faik Fahmi mencatat bahwa utilisasi slot time secara kumulatif mencapai 82%. Sepanjang periode Nataru 2024/2025, terdapat 66.680 penerbangan take-off dan landing di 37 bandara, meningkat 4% dibandingkan tahun sebelumnya, termasuk 2.170 penerbangan tambahan atau extra flight.

    Selama periode Nataru ini, InJourney Airports melayani 1.297 rute penerbangan yang terkoneksi melalui 37 bandara, dengan rincian 827 rute domestik dan 470 rute internasional. Rata-rata tingkat keterisian penumpang atau load factor dari bandara InJourney Airports juga tercatat cukup tinggi, yakni sebesar 82%.

    “Slot time penerbangan di bandara dan tingkat keterisian pesawat tergolong tinggi. Kolaborasi antara InJourney Airports dan maskapai berhasil memastikan lalu lintas penerbangan tetap aktif di 37 bandara,” pungkas Faik Fahmi.

  • Kominfo hingga Polri Setor PNBP Terbesar ke Sri Mulyani, Capai Rp57,3 Triliun

    Kominfo hingga Polri Setor PNBP Terbesar ke Sri Mulyani, Capai Rp57,3 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan mencatat lima Kementerian/Lembaga memberikan kontribusi terbesar terhadap kas negara berupa penerimaan negara bukan pajak atau PNBP senilai Rp57,3 triliun selama 2024.

    Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyampaikan lima teratas K/L tersebut dipimpin oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) atau kini dikenal dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan realisasi mencapai Rp22,6 triliun.

    “Kominfo lebih tinggi dari [target] APBN, sementara Polri lebih rendah [dari target APBN],” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/1/2025).

    Anggito memaparkan realisasi yang lebih tinggi Rp0,6 triliun dari target awal tersebut utamanya berasal dari peningkatan pendapatan penggunaan spektrum frekuensi radio.

    Urutan kedua, Kepolisian RI (Polri) menyumbang Rp10 triliun yang berasal dari pendapatan penerbitan dan perpanjangan SIM, pendapatan misi pemeliharaan perdamaian dunia, dan pendapatan BPJS pada Faskes Tingkat Pertama dan Lanjutan.

    Meski demikian, realisasi tersebut tak mencapai target APBN yang senilai Rp11 triliun maupun outlook 2024 senilai Rp10,8 triliun.

    Kemudian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berhasil memberikan Rp10,5 triliun kepada kas negara, lebih tinggi dari target Rp8,5 triliun. Hal ini berasal dari pendapatan jasa transportasi dari pendapatan kepelabuhan, pendapatan dari konsesi bidang transportasi, dan pendapatan Track Access Charge (TAC).

    Posisi keempat, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) juga berhasil menyetorkan Rp11,2 triliun ke kas negara dari target Rp8 triliun. 

    Kenaikan ini berasal dari pendapatan pelayanan administrasi dan hukum (visa dan paspor). Hal ini dipengaruhi peningkatan volume kunjungan wisata ke Indonesia, didukung aplikasi visa elektronik melalui MOLINA Imigrasi. 

    Terakhir, Kementerian ATR/BPN menyumbang Rp3,1 triliun atau naik Rp0,1 triliun dari target sebagai akibat tingginya volume permohonan layanan perizinan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang (KKPR). 

    Secara umum, realisasi PNBP K/L meningkat atau mencapai 156,9% dari target APBN 2024. Anggito dalam paparannya menyebutkan bahwa kondisi tersebut utamanya didukuung peningkatan layanan, perbaikan tata kelola, dan penyempurnaan regulasi PNBP. 

    Sementara PNBP secara keseluruhan tercatat mencapai Rp579,5 triliun sepanjang 2024 atau 117% melebihi target APBN. 

    Meskipun demikian, membandingkan dengan realisasi 2023 lalu yang mencapai Rp612,5 triliun, realisasi PNBP 2024 mengalami kontraksi 5,4%.

  • Kemenkop Pastikan Menu MBG Pakai Bahan Baku Lokal

    Kemenkop Pastikan Menu MBG Pakai Bahan Baku Lokal

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) menekankan bahan baku untuk penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berasal dari dalam negeri alias lokal.

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengatakan bahwa sejumlah koperasi akan memenuhi kebutuhan dapur MBG untuk memasok bahan baku, mulai dari koperasi sayur, peternakan ayam, ayam petelur, maupun peternakan ayam potong. Adapun, bahan baku untuk penyelenggaraan MBG ini berasal dari dalam negeri.

    “Yang terpenting adalah juga karena kemarin arahannya penggunaan bahan-bahan untuk makan bergizi gratis [MBG] ini diharapkan bisa menggunakan bahan baku lokal, supply chain ini juga kita sedang persiapkan,” kata Ferry saat ditemui di Kantor Kemenkop, Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Terlebih, Ferry menyampaikan bahwa Kemenkop mendapatkan amanat untuk bisa ikut terlibat mendorong koperasi menjadi pemasok bahan baku, bahan olahan, juga menjadi dapur atau unit pelayanan.

    Adapun, Ferry menyatakan koperasi yang paling siap memasok bahan baku program MBG adalah koperasi pondok pesantren. “Karena mereka memang biasa melayani kebutuhan makanan untuk ribuan siswa atau santri,” terangnya.

    Meski begitu, Ferry menyampaikan bahwa sebanyak 1.331 koperasi ikut memasok bahan-bahan untuk penyelenggaraan program MBG. Di samping itu, juga ada koperasi yang kini sudah mulai mempersiapkan dapur MBG.

    Di sisi lain, dia juga tak mengelak akan adanya trial and error. “Pasti ada trial-error-nya, kami juga akan simulasikan kemampuan mereka, jadi memang harus disimulasikan,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Ferry menyampaikan bahwa program MBG kemarin sudah dilaksanakan secara bertahap. Dia menjelaskan sudah ada beberapa koperasi yang sudah disiapkan, termasuk koperasi pondok pesantren. “Ada banyak koperasi yang sekarang sudah mulai mempersiapkan dapur-dapur,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui produk lokal.

    “Karena pesan Presiden sangat jelas program MBG harus produk lokal. Karena itu desa, koperasi, dan juga bumdes maksimal dalam berpartisipasi mensukseskan dan mendukung MBG,” jelasnya. 

    Seperti diketahui, program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai pada Senin (6/1/2025). Di DKI Jakarta, sebanyak 12.054 siswa dari 41 sekolah telah mendapatkan MBG di hari pertama.

  • Petinggi Apple Sambangi Kemenperin, Negosiasi Investasi di RI Dimulai

    Petinggi Apple Sambangi Kemenperin, Negosiasi Investasi di RI Dimulai

    Bisnis.com, JAKARTA — Tim Apple Inc. dari kantor pusat Amerika Serikat (AS) menyambangi kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam rangka negosiasi proposal investasi Apple yang diwacanakan sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun di Indonesia.

    Berdasarkan pantauan Bisnis, Selasa (7/1/2025), Vice President of Global Policy Apple Nick Amman yang mengenakan setelan jas berwarna abu-abu, bersama timnya hadir di Kemenperin pada pukul 14.30 WIB.

    Saat ditanya media, tim Apple yang hadir tidak memberikan pernyataan dan hanya melambaikan tangan ke arah kamera sebelum masuk ke lift untuk bertemu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Setia Diarta.

    Pertemuan ini merupakan yang pertama kali antara Apple dari kantor pusat dengan Kemenperin setelah kabar pemblokiran penjualan produk Apple terbaru, termasuk iPhone 16.

    Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, negosiasi antara pihaknya dengan Apple berlangsung pada 7-8 Januari 2025.

    “Negosiasi tidak akan mudah, Apple akan menempatkan kepentingan atau interest mereka, yang kita bisa belajar secara letterless adalah untungnya berapa, cuannya berapa, sementara kami pemerintah juga punya prinsip-prinsip yang harus kita pegang, yang tidak mungkin kita kesampingkan,” kata Agus di Kantor Kemenperin, Jumat (3/1/2025). 

    Menurut Agus, Apple akan berupaya mengutamakan kepentingan usahanya, sementara pemerintah akan tetap bertekad untuk mementingkan keadilan berusaha serta menciptakan nilai tambah dalam negeri. 

    Dalam hal ini, pemerintah melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM juga akan melakukan negosiasi agar Apple membangun fasilitas produksi di Indonesia dan menciptakan lapangan kerja. 

    “Bagaimana akan cari titik temu, win-win solusi anta pemerintah dan Apple itu merupakan sebuah seni tersendiri dari negosiasi. Tapi kami Kemenperin akan menempatkan kepentingan bangsa dan negara,” jelasnya.

  • Sederet Peluang dan Risiko setelah Indonesia Jadi Anggota Penuh BRICS

    Sederet Peluang dan Risiko setelah Indonesia Jadi Anggota Penuh BRICS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat Hukum Internasional Hikmahanto Juwana menilai bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS merupakan hal yang positif.

    Menurut Hikmahanto, Indonesia akan memiliki alternatif kerja sama internasional lain ditengah dominasi negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS).

    Dia memaparkan bahwa sejauh ini AS menjadi salah satu pemain dominan di perekonomian internasional. Hal ini terlihat dari penggunaan mata uang dolar AS dalam hampir seluruh transaksi perdagangan dunia.

    Dominasi tersebut membuat dunia pun harus menyesuaikan dengan perekonomian atau mengikuti peraturan yang dirancang oleh AS.

    “Kalau kita masuk BRICS, idenya adalah Indonesia akan punya alternatif lain. Bahwa perekonomian dunia tidak hanya ditentukan oleh negara Barat seperti Amerika Serikat dan Eropa,” jelas Hikmahanto pada Selasa (7/1/2025).

    Hikmahanto melanjutkan, bergabungnya status anggota penuh BRICS juga tidak bertentangan dengan kebijakan politik internasional Indonesia yang bebas aktif dan non blok.

    Pasalnya, Indonesia juga tengah mengurus aksesi untuk masuk ke Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang kebanyakan berisi negara-negara Barat seperti AS, Kanada, Belgia, dan lainnya.

    Di sisi lain, Pemerintah Indonesia juga perlu mencermati beberapa risiko yang mungkin akan muncul dari status anggota penuh BRICS ini. Dia menuturkan, Indonesia perlu memantau dampak bergabungnya Indonesia ke BRICS  saat Presiden terpilih AS Donald Trump mulai menjabat pada 20 Januari 2025 mendatang.

    Hikmahanto menuturkan, Trump telah mengeluarkan ancaman sanksi kepada negara-negara BRICS jika kelompok tersebut melanjutkan langkah dedolarisasinya. Menurutnya, potensi sanksi yang dapat diberikan umumnya seperti pengenaan tarif atau pencabutan fasilitas-fasilitas yang umumnya diberikan kepada negara berkembang, termasuk Indonesia.

    “Pemerintah harus mengkaji kalau fasilitas-fasilitas itu dicabut itu konsekuensinya bagaimana, misalnya kepada industri Indonesia yang biasanya kita mengekspor ke AS,” katanya.

    Selain itu, Indonesia juga harus mencermati perannya di BRICS di tengah persaingan AS dan China. Menurutnya, Pemerintah Indonesia harus dapat memposisikan diri dengan baik di tengah persaingan kedua negara tersebut.

    “Jangan sampai di tengah persaingan itu, seolah-olah kita ada di belakang China yang berhadapan dengan AS. Kita boleh ikut (organisasi kerja sama internasional) mana saja, tetapi yang harus dijadikan tolok ukur adalah kepentingan nasional kita,” kata Hikmahanto.

    Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam keterangan resminya menyebut, Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi secara aktif dalam agenda BRICS. Hal ini termasuk mendorong ketahanan ekonomi, kerja sama teknologi, pembangunan berkelanjutan, dan mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat.

    Kemlu menyebut, BRICS menjadi wadah penting bagi Indonesia untuk menguatkan kerja sama Selatan-Selatan, memastikan suara dan aspirasi negara-negara Global South terdengar dan terwakili dalam proses pengambilan keputusan global.

    “Kami berdedikasi penuh untuk bekerja sama dengan seluruh anggota BRICS, ataupun dengan pihak lainnya, untuk mewujudkan terciptanya dunia yang adil, damai, dan sejahtera,” jelas Kemlu dalam keterangan tersebut.

  • Makan Bergizi Gratis Pakai Uang Pribadi Prabowo, Ekonom: Penyimpangan Pengelolaan APBN

    Makan Bergizi Gratis Pakai Uang Pribadi Prabowo, Ekonom: Penyimpangan Pengelolaan APBN

    Bisnis.com, JAKARTA — Peneliti Hukum Center of Economic and Law Studies atau Celios, Muhamad Saleh, menilai terjadi penyimpangan serius terhadap prinsip dasar pengelolaan keuangan negara karena pemerintah menggunakan uang pribadi Presiden Prabowo Subianto untuk membiayai program makan bergizi gratis di sejumlah daerah.

    Saleh menekankan Pasal 1 angka 1 dan Pasal 3 ayat (5) Undang-Undang Nomor 17/2003 (UU Keuangan Negara) mengatur bahwa semua penerimaan dan pengeluaran negara harus dikelola dalam mekanisme resmi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    “Ketentuan ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menjadi dasar akuntabilitas publik terhadap penggunaan keuangan negara,” ujar Saleh dalam keterangannya, Selasa (7/1/2025).

    Dia mengingatkan pengelolaan keuangan negara yang baik menuntut transparansi, efisiensi, dan tanggung jawab sebagaimana diamanatkan Pasal 3 ayat (1) UU Keuangan Negara. Ketika seorang pejabat menggunakan dana pribadi untuk membiayai program negara, sambungnya, transparansi pengelolaan menjadi kabur karena tidak dapat diaudit secara resmi.

    Oleh sebab itu, Saleh menekankan program pemerintah yang dibiayai uang pribadi akan membuka ruang bagi potensi penyalahgunaan wewenang dan mengaburkan garis tegas antara kepentingan pribadi dan publik.

    “Tindakan ini mengabaikan mekanisme formal yang telah diatur dan mengirimkan sinyal bahwa pelanggaran terhadap aturan administratif dapat ditoleransi demi alasan pragmatis,” jelasnya.

    Saleh menambahkan keputusan dan tindakan pejabat harus tunduk pada Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (2) UU Nomor 30/2014 tentang Administrasi Pemerintaan. 

    Apabila pejabat negara melanggar asas itu mencederai kepercayaan publik sekaligus merusak legitimasi institusi pemerintahan itu sendiri. Apalagi, penggunaan dana pribadi untuk program negara juga berpotensi menciptakan  konflik kepentingan.

    “Tindakan menggunakan dana pribadi untuk membiayai program pemerintah mencerminkan kegagalan pemerintah dalam memastikan alokasi anggaran yang tepat waktu dan sesuai kebutuhan,” lanjut Saleh.

    Jika memang terdapat hambatan administratif dalam penggunaan anggaran resmi maka seharusnya pemerintah harus mencari solusi legal seperti revisi anggaran atau percepatan birokrasi—bukan dengan mengandalkan dana pribadi pejabat.

    Saleh pun menyarankan jika Prabowo ingin menyumbangkan dana pribadi untuk program pemerintahan maka dana tersebut harus diserahkan ke kas negara melalui mekanisme penerimaan negara dan didaftarkan sebagai sumbangan atau hibah sehingga tercatat dalam administrasi keuangan negara.

    Program Makan Bergizi Gratis Resmi Berjalan

    Program MBG resmi diterapkan pada Senin (6/1/2025). Dalam peluncuran perdananya, program unggulan presiden Prabowo Subianto itu diselenggarakan di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi.

    Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi membenarkan ada beberapa wilayah yang masih menggunakan uang pribadi Prabowo untuk kebutuhan program MBG.

    Hasan mengatakan bahwa salah satu wilayah yang melakukan pengadaan MBG tanpa menyentuh sepeser pun dana APBN terletak di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

    “[Pelaksanaan MBG] di Kendari memang itu dia masih punya sisa anggaran uji coba dari yang diberikan oleh Pak Prabowo sebelumnya. Jadi, mereka masih menggunakan dana yang itu,” katanya kepada wartawan, Senin (5/1/2025). 

    Dia menjelaskan bahwa sebelum menggunakan APBN, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG memang memanfaatkan anggaran yang sebelumnya telah ada. Salah satunya, dana pribadi Presiden Ke-8 RI itu.

    Nantinya, dia melanjutkan bahwa sejumlah wilayah yang belum memakai APBN, termasuk SPPG di Kendari akan memakai dana yang telah disediakan negara untuk makan bergizi gratis.

    “Ya setelah itu nanti mereka akan menggunakan yang dari APBN yang dari BGN [Badan Gizi Nasional],” ucapnya.

  • Peternak Respons Rencana RI Impor Gandum untuk Pakan Ternak

    Peternak Respons Rencana RI Impor Gandum untuk Pakan Ternak

    Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pemerintah melakukan impor gandum untuk pakan sebagai alternatif jagung mendapat respon dari Asosiasi Peternak Layer.

    Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Musbar Mesdi menyampaikan, pemakaian jagung untuk peternak ayam maupun pabrikan pakan tidak dapat diubah. Apalagi, efisiensi biaya jagung jauh lebih tinggi dibanding gandum.

    “Pabrikan pakan atau peternak lebih suka pakai jagung di banding gandum,” kata Musbar kepada Bisnis, Rabu (7/1/2025).

    Musbar mengatakan, saat ini tidak ada yang menggunakan gandum untuk pakan. Apalagi untuk menggunakan gandum sebagai pakan, perlu adanya feed additive atau imbuhan pakan.

    Sebagai informasi, feed additive merupakan bahan yang ditambahkan ke pakan guna meningkatkan kualitas pakan, kesehatan, dan produktivitas hewan.

    Alih-alih gandum, para peternak maupun pabrikan menggunakan jagung lokal lantaran harganya yang murah. Musbar mengungkap, harga jagung saat ini dipatok dikisaran Rp5.200 – Rp5.400 per kilogram.

    “Saat ini tidak ada yang pakai gandum karena harga jagung dalam negeri murah,” ujarnya.

    Di sisi lain, rencana tersebut menimbulkan pertanyaan di kalangan peternak. Mengingat pada Februari 2025, Indonesia memasuki panen raya jagung. Langkah ini, menurutnya dapat merugikan petani.

    “Ini bisa menghancurkan harga jagung, petani akan marah,” ungkapnya.

    Rencana itu juga dinilai tidak sejalan dengan rencana swasembada pangan. Di mana, pemerintah sebelumnya berencana untuk menghentikan impor sejumlah komoditas pangan untuk mendukung swasembada pangan.

    Dalam catatan Bisnis, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan berencana untuk impor gandum. Rencana ini akan dibahas lebih lanjut dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) dengan kementerian/lembaga terkait.

    “Tadi sepakat, nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu, ada gandum. Gandum untuk pakan, itu harganya murah. Ini nanti kita akan rataskan,” kata Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (6/1/2025).

    Alih-alih jagung, Zulhas menyebut bahwa pemerintah bakal impor gandum untuk pakan ternak. Pasalnya, para petani saat ini tengah bersemangat menanam jagung. Dia tidak ingin, semangat itu luntur lantaran pemerintah mendatangkan jagung dari luar negeri.

    Namun demikian, pemerintah belum menetapkan berapa banyak gandum untuk pakan yang bakal diimpor dan kapan rencana tersebut akan direalisasikan.

  • Kemenkop: Koperasi RI Bakal Punya Pabrik Minyak Goreng hingga Susu

    Kemenkop: Koperasi RI Bakal Punya Pabrik Minyak Goreng hingga Susu

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyatakan koperasi Indonesia akan memiliki pabrik pengolahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sendiri. Hal ini lantaran ditemukan banyak kejadian petani sawit yang mengantre minyak goreng.

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengatakan bahwa Indonesia memiliki koperasi petani sawit di banyak lokasi lahan sawit.

    Sayangnya, Ferry mengungkap banyak di antara petani sawit yang merupakan anggota koperasi harus mengantre minyak goreng. Untuk itu, Ferry menilai, koperasi tidak boleh bergantung lagi dengan pemilik pabrik CPO.

    “Jadi sudah kami putuskan sekarang koperasi bisa punya pabrik CPO sendiri. Bahkan, kalau bisa punya pabrik minyak goreng sendiri,” kata Ferry saat ditemui di Kantor Kemenkop, Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Adapun, Ferry menyampaikan bahwa rencana akan adanya pabrik minyak goreng tengah dipersiapkan. “Kalau nggak, [koperasi petani] tergantung, karena penguasaan hulu hilir kelapa sawit banyak dikelola oleh swasta,” tuturnya.

    Selain itu, Kemenkop juga telah memutuskan agar koperasi memiliki pabrik pengolahan susu sendiri. Maka dari itu, Ferry menyampaikan bahwa Kemenkop memutuskan agar koperasi masuk ke sektor industri.

    “Koperasi harus punya kemampuan untuk masuk ke sektor industri, masuk ke sektor yang selama ini dianggap koperasi tidak mampu untuk melakukannya,” ujarnya.

    Apalagi, ungkap dia, Presiden Prabowo Subianto menaruh harapan besar agar Kemenkop mendukung koperasi masuk ke industri.

    Menurut Ferry, Indonesia harus belajar dari beberapa negara, terutama di Belanda atau Eropa. Di mana, badan usaha koperasi seperti Frisian Flag atau bagian dari FrieslandCampin merupakan koperasi peternak sapi perah. Serta, Rabobank yang merupakan lembaga perbankan dari kelompok koperasi.

    “Diharapkan kita bisa mendapatkan pemahaman supaya pengalaman sukses pengelolaan koperasi di negara-negara lain bisa dijadikan sebagai role model bagi kita di Kementerian Koperasi untuk mendorong koperasi-koperasi kita masuk ke sektor industri,” tandasnya.

  • Jangan Salah Paham! Begini Cara Hitung Opsen Pajak Kendaraan 66%

    Jangan Salah Paham! Begini Cara Hitung Opsen Pajak Kendaraan 66%

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah resmi memberlakukan aturan opsen pajak pada Minggu (5/1/2025). Namun, masyarakat perlu mengetahui cara penghitungan opsen pajak dengan tarif 66% agar tidak salah paham.

    Opsen pajak adalah pungutan tambahan pajak menurut persentase tertentu, berdasarkan Undang-Undang No. 1/2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

    Sebelum adanya aturan opsen, terdapat lima kolom pungutan pajak, yakni Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), Biaya administrasi STNK, dan Biaya Administrasi TNKB.

    Nah, setelah ada aturan opsen, nantinya pemerintah kabupaten atau kota dapat memungut opsen dari PKB dan opsen BBNKB sehingga ada dua kolom tambahan di STNK. Sementara itu, pemerintah provinsi dapat memungut opsen dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).

    Ditinjau berdasarkan tarifnya, tarif opsen PKB dan opsen BBNKB adalah sebesar 66%. Sementara itu, opsen MBLB sebesar 25%. Kebijakan tersebut berlaku pada 5 Januari 2025.

    Namun, bukan berarti pajak kendaraan naik sebesar 66%. Perlu dipahami bahwa aturan opsen itu tidak menambah beban wajib pajak. Walaupun objek pajak bertambah, jumlah pajak yang dibayarkan oleh masyarakat relatif tidak berubah.

    Tidak adanya penambahan beban itu disebabkan oleh penurunan tarif PKB. Dalam aturan lama yakni UU No. 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atau PDRD, tarif PKB paling tinggi sebesar 2%. Namun, dalam aturan baru UU HKPD, tarif paling tinggi menjadi hanya 1,2%.

    Dengan kata lain, implementasi opsen dipraktikkan sebagai mekanisme bagi hasil oleh pemerintah provinsi (pemprov) kepada pemerintah kabupaten atau kota.

    Alhasil, penerapan opsen tidak menambah jumlah pajak yang dibayarkan. Sebaliknya, opsen justru menambah penerimaan bagi pemkab/pemkot. Tentu ini menjadi perangkat baru yang akan meningkatkan kemandirian fiskal daerah

    Berikut Simulasi Cara Hitung Opsen Pajak Kendaraan 66%:

    Aturan lama UU No. 28/2009:

    Wajib pajak A memiliki mobil dengan asumsi nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) sebesar Rp200 juta dan tarif PKB provinsi yang bersangkutan sebesar 2%.  

    Maka pajak yang dibayarkan senilai: Rp200 juta x 2% = Rp4 juta. 

    Nah, dari jumlah Rp4 juta tersebut, pemprov mendapatkan bagian sebesar Rp2,8 juta atau 1,4% dari Rp200 juta. Lalu, pemkab/pemkot mendapatkan bagian Rp1,2 juta atau 0,6% dari Rp200 juta.

    Aturan baru UU HKPD No. 1/2022:

    Adapun, dalam aturan baru terkait opsen pajak yang tertuang di UU HKPD, dengan asumsi NJKB Rp200 juta dan tarif PKB 1,2%.

    Maka, PKB terutangnya adalah 1,2% x Rp200 juta= Rp2,4 juta (jumlah ini masuk ke Rekening Kas Umum Daerah atau RKUD Provinsi yang bersangkutan)

    Opsen PKB-nya sebesar 66% x Rp2,4 juta = Rp1,58 juta (masuk ke RKUD Pemda Kabupaten atau Kota sesuai alamat atau NIK wajib pajak)

    Jika dijumlahkan PKB terutang dan opsen PKB, maka sebesar Rp3,98 juta. 

    Alhasil, jumlah pajak yang diatur di UU HKPD itu tidak jauh berbeda dibandingkan aturan sebelumnya di UU No. 28/2009.