Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Negara-Negara dengan Surplus & Defisit Perdagangan Terbesar pada 2024, AS hingga China

    Negara-Negara dengan Surplus & Defisit Perdagangan Terbesar pada 2024, AS hingga China

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik mencatat Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan paling besar dengan Amerika Serikat (AS) selama 2024. Pada saat yang sama, Indonesia mencatat defisit perdagangan dengan China.

    Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan surplus neraca perdagangan dengan Amerika Serikat mencapai US$16,84 miliar.

    “Ini didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, pakaian dan aksesoris rajutan, dan alas kaki” ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).

    Surplus neraca perdagangan terbesar kedua yaitu dengan India. Total, Indonesia untung US$15,38 miliar berdagang dengan India yang ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati, serta basi dan baja.

    Kemudian surplus neraca perdagangan terbesar ketiga yaitu dengan Filipina. Total, Indonesia untung US$8,84 miliar berdagang dengan Filipina yang ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta makanan olahan.

    Sebaliknya, penyumbang defisit terdalam yaitu dengan China. Total, Indonesia tekor hingga US$11,4 miliar berdagang dengan China.

    “Ini didorong oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan peralatan elektrik dan bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya,” jelas Amalia.

    Defisit neraca perdagangan terbesar kedua yaitu dengan Australia. Total, Indonesia tekor US$4,76 miliar berdagang dengan Australia yang ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral, logam mulai dan permata, serta biji logam, terak, dan abu.

    Kemudian defisit neraca perdagangan terbesar ketiga yaitu dengan Thailand. Total, Indonesia tekor US$3,84 miliar berdagang dengan Thailan yang ditopang oleh komoditas plastik dan barang dari plastik, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan kendaraan dan bagiannya.

    Secara keseluruhan, neraca perdagangan barang Indonesia surplus mencapai US$31,4 miliar selama 2024. Angka tersebut melemah atau lebih rendah dari realisasi 2023 yang mencapai US$36,93 miliar.

    “Surplus neraca perdagangan barang Indonesia, mencapai US$31,04 miliar atau lebih rendah sebesar US$5,84 miliar dibandingkan surplus 2023,” ungkap Amalia.

    Dia merincikan, neraca perdagangan non migas mengalami surplus sebesar US$51,44 miliar selama 2024. Angka tersebut lebih rendah US$5,53 miliar dibandingkan realisasi 2023.

    “Surplus terbesar tahun 2024 ini disumbang komoditas bahan bakar mineral yang surplus US$35,27 miliar,” lanjut Amalia.

    Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas mencapai US$20,40 miliar.

  • Luhut Singgung Nasib Family Office, Usul Dibentuk Bulan Depan

    Luhut Singgung Nasib Family Office, Usul Dibentuk Bulan Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa rencana pembentukan family office terus berjalan dan diharapkan berdiri bulan depan atau Februari 2025.

    Luhut menyampaikan saat ini family office atau suatu perusahaan swasta yang akan menangani kekayaan konglomerat tersebut terus berlanjut karena Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui pembentukannya. 

    “Kami mau cepet, kalau saya ketemu presiden, kalau saya boleh usul, bulan depan boleh kita jadikan, kita sudah lama studi kok,” ujarnya di IDN HQ, Rabu (15/1/2025). 

    Sebelumnya, keinginan untuk memiliki family office telah disebut-sebut sejak pertengahan tahun lalu. Namun hingga kini belum ada kabar kelanjutannya. 

    Luhut pun ingin pembentukan tersebut disegerakan agar tidak kalah saing dengan negara tetangga, yakni Malaysia, yang justru diam-diam langsung membentuk serupa family office pada Oktober lalu. 

    “Mereka [Malaysia] kasih insentif yang sangat kompetitif. Kita harus [lebih kompetitif insentifnya], kalau ngga, kita kalah,” lanjutnya. 

    Sebelumnya, Luhut ketika masih menabat sebagai Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi menyampaikan adanya kendala dalam membentuk family office. Di mana terdapat kendala di satu kementerian sehingga proses pembentukannya terhambat.  

    Meski demikian, Luhut tak menyebutkan kementerian mana yang menghambat pembentukan family office.

    “Saya mengusulkan membuat family office, saya laporkan kepada presiden terpilih, beliau bilang, ‘bang setuju, kita kerjakan’, tetapi berhenti di satu kementerian hanya karena, enggak ngerti kenapa,” ungkapnya dalam 15th Kompas 100 CEO Forum, Jumat (11/10/2024).

    Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun sebelumnya menyampaikan pemerintah saat ini memiliki beragam insentif yang dapat diterapkan pada family office di Indonesia.

    Sebut saja, pemerintah telah mengimplementasikan insentif seperti tax holiday dan tax allowance yang diterapkan pada daerah-daerah penyerap investasi, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Kementerian Keuangan pun telah melakukan benchmarking atau studi terhadap pusat-pusat family office di berbagai negara.

    Adapun beberapa aspek yang sedang dikaji di antaranya adalah minimal dana yang harus disimpan, kewajiban investasi, jumlah karyawan yang harus dipekerjakan, dan lain-lain.

    Pembentukan family office juga akan berdampak positif ke Indonesia, salah satunya adalah masuknya modal asing (capital inflow) yang dapat memperkuat cadangan devisa negara.

    Dampak positif lain dari pembentukan family office adalah adanya investasi di Indonesia dan terbukanya lapangan kerja.

  • Neraca Perdagangan RI Surplus US,4 Miliar sepanjang 2024, Rekor 5 Tahun Beruntun!

    Neraca Perdagangan RI Surplus US$31,4 Miliar sepanjang 2024, Rekor 5 Tahun Beruntun!

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik mengumumkan neraca perdagangan barang Indonesia mencapai US$31,4 miliar selama 2024. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus selama lima tahun berturut-turut sejak 2021.

    Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan angka surplus neraca perdagangan tersebut melemah atau lebih rendah dari surplus neraca perdagangan 2023 yang mencapai US$36,93 miliar.

    “Surplus neraca perdagangan barang Indonesia, mencapai US$31,04 miliar atau lebih rendah sebesar US$5,84 miliar dibandingkan surplus 2023,” ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Jakarta Pusat pada Rabu (15/1/2025).

    Dia merincikan, neraca perdagangan non migas mengalami surplus sebesar US$51,44 miliar selama 2024. Angka tersebut lebih rendah US$5,53 miliar dibandingkan realisasi 2023.

    “Surplus terbesar tahun 2024 ini disumbang komoditas bahan bakar mineral yang surplus US$35,27 miliar,” lanjut Amalia.

    Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas mencapai US$20,40 miliar.

    Jika dilihat menurut negara maka defisit neraca perdagangan non migas kumulatif terbesar sepanjang 2024 terjadi dengan China. Total, Indonesia tekor US$1,41 miliar dengan China selama tahun lalu.

    “Surplus terbesar adalah dengan Amerika Serikat sepanjang tahun 2024 dan kedua terbesar adalah dengan India,” ungkap Amalia.

    Dengan Amerika Serikat, Indonesia untung hingga US$16,84 miliar. Sementara dengan India, Indonesia mencapai surplus US$15,39 miliar.

  • 5 Komoditas Nonmigas Ekspor Terbesar RI Sepanjang 2024, Baja hingga Kendaraan

    5 Komoditas Nonmigas Ekspor Terbesar RI Sepanjang 2024, Baja hingga Kendaraan

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) ungkap lima komoditas non migas yang paling banyak di ekspor Indonesia sepanjang 2024. Diantaranya, bahan bakar mineral, besi dan baja, serta kendaraan dan bagiannya.

    Plt Kepala BPS, Ibu Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, bahan bakar mineral (HS 27) menjadi komoditas yang paling banyak di ekspor Indonesia sepanjang 2024. 

    “Komoditas ini mencakup sekitar 15,94% dari total ekspor non migas dengan nilai ekspor sebesar US$39,65 miliar,” ungkap Amalia dalam Rilis BPS, Rabu (15/1/2025).

    Amalia menyebut, China menjadi tujuan utama ekspor komoditas bahan bakar mineral dengan pangsa pasar mencapai 35,03%, disusul India 17,59%, Jepang 9,77%, Filipina 6,98%, dan Malaysia 6,51%.

    Kemudian di posisi kedua ditempati oleh lemak dan minyak hewani/nabati (HS15) yang mencakup sekitar 10,78% dari total ekspor non migas di 2024 dengan nilai ekspor mencapai US$26,82 miliar. China, India, dan Pakistan menjadi tiga negara tujuan utama ekspor komoditas ini.

    Posisi ketiga, lanjut Amalia, ditempati oleh besi dan baja. Ekspor komoditas dengan HS 72 itu tercatat mencapai US$25,80 miliar dengan share sebesar 10,37%. Tercatat, China, Taiwan, dan India menjadi tiga negara tujuan utama ekspor besi dan baja.

    Selanjutnya yakni komoditas mesin dan perlengkapan elektrik (HS85). Dalam paparan yang disampaikan Amalia, nilai ekspor komoditas ini mencapai US$15,05 miliar dengan share sebesar 6,05% terhadap total ekspor nonmigas.

    BPS mengungkap, komoditas ini paling banyak di ekspor ke Amerika Serikat dengan share 27,78%, diikuti Singapura 12,37%, Jepang 11,35%, Korea Selatan, dan Hong Kong.

    Di posisi kelima, ada kendaraan dan bagiannya (HS87) di mana nilai ekspornya mencapai US$11,01 miliar dengan share sebesar 4,43%. Komoditas ini utamanya di ekspor ke Filipina, Vietnam, Arab Saudi, Malaysia, dan Meksiko.

    “Tujuan utama ekspor kendaraan Indonesia adalah ke Filipina yang sebesar 25,5% dari total ekspor kendaraan kita dan negara tujuan utama ekspor yang kedua adalah vietnam dengan pangsa ekspor kendaraan sebesar 12,03%,” pungkasnya.

  • Kebakaran Los Angeles Jadi Pukulan Telak bagi Asuransi
                                    
                                
                    
                    1 jam yang lalu

    Kebakaran Los Angeles Jadi Pukulan Telak bagi Asuransi 1 jam yang lalu

    Kebakaran Los Angeles Jadi Pukulan Telak bagi Asuransi

    1 jam yang lalu

  • Gunung Raja Paksi (GGRP) Ekspor Baja Rp24,45 Miliar ke Selandia Baru

    Gunung Raja Paksi (GGRP) Ekspor Baja Rp24,45 Miliar ke Selandia Baru

    Bisnis.com, CIKARANG — Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan pelepasan ekspor produk baja welded beam sebanyak 1.200 metrik ton milik PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) ke Selandia Baru. Nilai ekspor ini mencapai US$1,5 juta atau setara Rp24,45 miliar (asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS).

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menuturkan bahwa ekspor baja yang dilakukan GGRP diharapkan bisa memotivasi eksportir pelaku baja ke kancah luar internasional. Apalagi, kata dia, emiten produsen baja bersandi saham GGRP ini telah mengambil andil dengan mengekspor ke Selandia Baru.

    “Ekspor [produk baja welded beam Gunung Raja Paksi] ke New Zealand ini US$1,5 juta. Sementara ekspor kita ke New Zealand adalah US$10,9 juta. Jadi [GGRP] sudah memberikan kontribusi US$1,5 juta,” kata Budi di Cikarang Barat, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025).

    Di samping itu, Budi menyebut ekspor produk baja yang dilakukan GGRP dikenakan bea masuk 0% ke Selandia Baru. Hal ini mengingat adanya perjanjian perdagangan bebas Asean-Australia-Selandia Baru (AANZFTA).

    “Ketika kita ekspor baja ke New Zealand jadi bea masuknya 0%, karena kita ada ASEAN FTA, sehingga baja [bea] masuknya 0%,” ungkapnya.

    Adapun, Budi menuturkan bahwa Indonesia sendiri menjadi negara nomor 7 eksportir baja. Kendati demikian, dia juga tak menyangkal bahwa kebutuhan baja dalam negeri juga masih membutuhkan sekitar 4 juta ton. Alhasil, Indonesia masih mengimpor baja.

    “Makanya kita juga masih impor baja, tetapi kita kalau ada pasar dalam negeri untuk ekspor, ya, kita ekspor,” jelasnya.

    Di sisi lain, Budi menyebut permintaan dunia selama 5 tahun terakhir berada di angka 9,13% atau dengan nilai mencapai US$865 miliar. 

    Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Fedaus mengatakan bahwa sebanyak 1.200 metrik ton produk baja welded beam GGRP ini akan diekspor secara bertahap ke Selandia Baru.

    Fedaus menjelaskan bahwa ekspor baja ini akan digunakan untuk mendukung pengembangan infrastruktur vital di Selandia Baru. Produk ini, kata dia, tidak hanya mencerminkan kualitas tinggi, melainkan juga komitmen GGRP terhadap keberlanjutan dan inovasi.

    “Ekspor ini kami kirimkan secara bertahap dari Desember sampai Maret 2025, dan total mencapai US$1,5 juta,” kata Fedaus.

    Adapun pada tahun lalu, Fedaus mengungkap bahwa GGRP berhasil membukukan nilai ekspor senilai US$20 juta. Bukan hanya itu, selama tiga tahun berturut-turut, akumulasi ekspor Gunung Raja Paksi mencapai hampir US$87 juta.

    “Capaian ini tentu sangat membanggakan bagi kami, tidak hanya karena produk kami diminati pasar global, tapi juga karena kami dapat memberikan kontribusi positif terhadap neraca perdagangan ekspor Indonesia,” ujarnya.

    Menurutnya, hal ini menunjukkan produk Indonesia, terutama produk baja dari GRPP dapat bersaing di pasar internasional, baik dari sisi kualitas maupun keberlanjutan.

    Dia mengeklaim bahwa produk ini telah mendapatkan sertifikasi Environmental Product Decoration (EPD). Kami bangga dan dipakai di New Zealand dan Australia.

    “Sertifikasi ini menjadi bukti, bahwa produk dalam negeri Indonesia mampu memenuhi persyaratan nilai emisi green ke negara-negara maju, seperti Selandia Baru,” ujarnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Pj Bupati Bekasi Dedy Supriyadi memandang bahwa pelepasan ekspor baja welded beam Gunung Raja Paksi ke Selandia Baru membuktikan produk baja nasional mampu bersaing di pasar global.

    “Kami percaya kolaborasi antara pemerintah pusat daerah dan pelaku usaha adalah kunci untuk membuka ruang baru di pasar global,” pungkasnya.

  • Neraca Perdagangan Desember 2024 Surplus US,24 Miliar, 56 Bulan Beruntun!

    Neraca Perdagangan Desember 2024 Surplus US$2,24 Miliar, 56 Bulan Beruntun!

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$2,24 miliar pada Desember 2024. Realisasi tersebut melanjutkan tren surplus neraca dagang Indonesia dalam 56 bulan terakhir.

    Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan tren surplus tersebut sudah bertahanan sejak Mei 2020. Kendati demikian, realisasi tersebut turun dibandingkan November 2024

    “Nilainya kira-kira turun US$2,1 miliar dibandingkan bulan lalu,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).

    Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

    Di samping itu, pada saat yang sama neraca perdagangan migas tercatat defisit sebesar US$1,6 miliar.

    “Yang komoditas penyumbang utama defisitnya adalah hasil minyak dan minyak mentah,” lanjut Amalia.

    Sebelumnya, nilai tengah estimasi neraca dagang Desember 2024 dari konsensus ekonom Bloomberg surplus senilai US$3,8 miliar atau sekitar US$32,67 miliar sepanjang tahun.

    Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual menjelaskan surplus pada Desember sejalan dengan proyeksi ekspor pada Desember masih akan tumbuh sebesar 7,6% (year on year/YoY) sementara impor tumbuh lebih tinggi mencapai 10,4%.

    “Untuk Desember sendiri ada faktor musiman sehingga secara nominal ekspor dan impor cenderung tinggi, terutama untuk impor,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (14/1/2025).

    Melihat secara historis, Indonesia mulai mencatatkan surplus pada masa awal pandemi Covid-19 atau Mei 2020 lalu yang mencapai US$2,09 miliar. Defisit neraca perdagangan terakhir terjadi pada April 2020, yaitu sebesar US$-0,37 miliar.

    Bahkan melihat periode 2018 dan 2019, neraca dagang kerap mencatatkan defisit. Surplus tertinggi hanya terjadi pada Juni 2018 senilai US$1,67 miliar.

  • Menko Airlangga soal Pagar Laut 30 Km di Tangerang: Bukan Bagian PSN

    Menko Airlangga soal Pagar Laut 30 Km di Tangerang: Bukan Bagian PSN

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa keberadaan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, bukan bagian dari Proyek Strategis Nasional/PSN. 

    Airlangga menuturkan bahwa meski keberadaan pagar laut tersebut berdekatan dengan kawasan PIK 2, tetapi bukan bagian dari PSN. 

    “Enggak ada [kaitannya pagar laut dengan PSN],” ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (14/1/2025). 

    Pasalnya kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 telah ditetapkan menjadi PSN untuk mengembangkan Green Area dan Eco-City. Proyek Tropical Coastland ini memiliki nilai investasi sekitar Rp65 triliun.

    Airlangga menegaskan PSN yang berada di PIK hanya mencakup kawasan mangrove, bukan pagar laut.  “Enggak ada hubungan pagar, PSN kan hanya untuk perizinan di kawasan mangrove, bukan di PIK-nya,” lanjut Airlangga. 

    Berbagai pihak pun membahas kepemilikan pagar laut tersebut, termasuk Pengembang PIK 2, yang menyatakan pihaknya tidak ada kaitan dengan kemunculan pagar laut di Tangerang.

    “Itu tidak ada kaitan dengan kita, nanti selanjutnya oleh kuasa hukum yang akan menyampaikan dengan tindak lanjut,” kata Manajemen PIK 2 Toni di Tangerang, Banten, Minggu (12/1/2025).

    Sebelumnya, Anggota Ombudsman RI, Yeka Fatika Hendra mengatakan nelayan menanggung kerugian miliaran rupiah akibat adanya pagar laut di Tangerang. 

    “Ini jelas bukan kawasan Proyek Strategis Nasional [PSN]. Kok ada pemasangan pagar bambu di laut hingga 1 km dari pinggir laut? Ini jelas merugikan nelayan. Tidak kurang dari Rp8 miliar nelayan rugi gara gara pagar bambu ini. Saya ragu kalau Aparat Penegak Hukum [APH] tidak tahu hal ini. Pagar bambu berlapis-lapis ini harus segera dicabut, demi pelayanan terhadap nelayan,” kata Yeka dalam keterangan resmi dikutip Kamis (9/1/2025). 

    Yeka menjelaskan temuan pagar laut itu diketahui usai Ombudsman melakukan kunjungan kerja langsung ke lokasi pada (5/12/2024). Dia menegaskan, kehadiran pagar laut itu mengganggu mobilitas para nelayan. 

    Dia menyebut adanya indikasi pemagaran laut yang berdampak besar pada akses masyarakat pesisir. Pagar bambu berlapis-lapis terlihat membatasi pergerakan kapal nelayan, sedangkan penimbunan tambak dan aliran sungai memperparah situasi.

  • Khofifah Beberkan Muslimat NU Belum Diajak Diskusi PBNU Soal Pengelolaan Tambang

    Khofifah Beberkan Muslimat NU Belum Diajak Diskusi PBNU Soal Pengelolaan Tambang

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa mengaku belum ada ajakan diskusi atau pembahasan dengan PBNU terkait dengan pengelolaan tambang.

    Khofifah menyebut bahwa meskipun anggota badan otonom (banom) Muslimat NU memiliki anggota terbanyak, tetapi sejauh ini memang belum ada ajakan untuk pembahasan isu tersebut. 

    “Belum dibahas antara PBNU dengan banom. Muslimat ini kan badan otonom, ya. Kebetulan kami memang punya warga paling besar di NU, 38 juta anggota Muslimat sekarang, tetapi dalam hal ini kebetulan saja kami belum diajak untuk membahas itu,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (14/1/2025).

    Sejauh ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masih menghitung potensi untuk melakukan hilirisasi batu bara usai membentuk PT BUMN alias PT Berkah Usaha Muamalah Nusantara. 

    Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, badan usaha tambang yang dikelola oleh koperasi NU itu dibentuk usai mengantongi izin pengelolaan wilayah izin usaha pertambangan khusus (WIUPK) seluas 25.000-26.000 hektare (ha) di Kalimantan Timur.

    Yahya menuturkan, NU tengah menyiapkan proses eksplorasi. Setelah itu, NU akan secara efektif mengeruk batu bara. Di sisi lain, NU juga sedang melakukan studi lingkungan sebagaimana dipersyaratkan oleh negara. 

    “Nah, tentu saja nanti kami akan mengikuti alur yang ada itu karena ini sudah izinnya sudah diberikan kepada kami. Semua akan kami penuhi,” kata Yahya dalam konferensi pers secara virtual dikutip Selasa (7/1/2024).

    Selain itu, NU juga masih mencari investor untuk membiayai biaya reklamasi sebagai syarat pengoperasian tambang.

    “Pemerintah sudah ada aturan tentang itu sebelum mulai itu kami diwajibkan menyetor uang jaminan reklamasi jumlahnya besar, maka kami harus cari investor yang bisa membantu kami melakukan pendanaan itu nantinya,” ucap Yahya. 

    Dia menjelaskan, dana jaminan reklamasi itu tidak akan hilang. Nantinya, uang tersebut akan disetorkan kepada pemerintah dan pada ujungnya tetap digunakan untuk membiayai reklamasi pascatambang.

    Menurutnya, hal ini merupakan keniscayaan untuk menjamin tetap terjaganya lingkungan.

    “Itu secara otomatis dijalankan. kalau nggak jalan itu jadi masalah hukum, memang ada kewajiban untuk itu [reklamasi], memang harus dijalankan,” pungkas Yahya.

  • LAPORAN DARI FRANKFURT: Messe Frankfurt Bidik Omzet 800 Juta Euro Sepanjang 2025

    LAPORAN DARI FRANKFURT: Messe Frankfurt Bidik Omzet 800 Juta Euro Sepanjang 2025

    Bisnis.com, FRANKFURT—The Heimtextil 2025 menandai bergulirnya kembali pameran, konvensi, dan event skala internasional di Kota Frankfurt, Jerman. Eksibisi yang berlangsung selama 14—17 Januari 2025 ini tidak hanya menghubungkan sejumlah perusahaan tekstil, tapi juga menciptakan platform untuk pertumbuhan industri garmen secara global.

    Managing Director Messe Frankfurt Detlef Braun, dalam sambutannya pada pembukaan The Heimtextil 2025, mengatakan bahwa pameran fisik dan interaksi langsung dalam bisnis sangatlah penting di tengah tantangan ekonomi dunia. Sejumlah pihak, ujarnya, perlu fokus dan merapatkan kepentingan untuk memikirkan inovasi dan kolaborasi secara bersama-sama.

    “Messe Frankfurt telah memiliki sejarah selama 784 tahun. Tahun lalu, kami menyelenggarakan 330 acara besar dengan 98.000 peserta pameran di Frankfurt dan 4,1 juta pembeli profesional dari seluruh dunia,” ujarnya, Selasa (14/1/2025).

    The Heimtextil 2025Perbesar

    Sepanjang 2024, Messe Frankfurt mencatatkan pendapatan senilai total 780 juta euro. Braun berharap pihaknya dapat meningkatkan pendapatan dengan perolehan lebih dari 800 juta euro selama perhelatan event berskala internasional tahun ini.

    The Heimtextil sebagai event pembuka bakal dihadiri oleh lebih dari 3.000 perusahaan dengan 95% peserta internasional dari 130 negara. Pameran dan eksibisi ini menampilkan beragam produk tekstil untuk variasi kebutuhan interior di rumah serta perhotelan.

    Menurut Braun, segmen produk karpet dan permadani mengalami pertumbuhan signifikan dengan lebih dari 300 peserta pameran baru. Messe Frankfurt sampai harus menambah aula hanya untuk memamerkan produk karpet yang bertambah signifikan.

    Sejumlah perusahaan karpet ternama telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka di The Heimtextil 2025. Di antaranya adalah nama-nama besar internasional seperti Bhadohi Carpets (India), Balta Home (Belgia) dan Kaleen Lifestyle (India), yang akan memamerkan produk mereka untuk pertama kalinya di The Heimtextil 2025.

    Sementara itu, merek-merek ternama lainnya seperti Lalee OHG (Jerman), Mittal International (India), Oriental Weavers Group (Mesir), Ragolle Rugs (Belgia), dan Universal XXI (Spanyol) juga kembali hadir di pameran tahun ini.

    “Heimtextil menjadi tujuan inovasi di industri tekstil rumah, tren, dorongan berkelanjutan, dan berbagai peluang unik bagi bisnis kami. Kami mendapat manfaat dari pengenalan yang luar biasa dan banyak kontak internasional baru,” kata Yasmine Khamis, Head of Oriental Weavers Group.

    Pelaku industri tekstil dari Indonesia juga hadir memamerkan produknya di The Heimtextil 2025. PT Ateja Tritunggal yang tahun lalu juga berpartisipasi, kini kembali menempatkan produknya di aula 6 The Heimtextil 2025.

    Produk yang dipamerkan oleh perusahaan desain interior asal Bandung itu mulai dari kain sofa, jok mobil, hingga produk interior lainnya. Ateja telah berdiri lebih dari 50 tahun dan mengekspor produknya ke 84 negara di dunia.

    The Heimtextil 2025 menjadi medium pertemuan strategis perusahaan-perusahaan tekstil dunia dengan pembeli profesional berskala global. Tahun ini, Messe Frankfurt menyematkan tema ‘Future Continuous’ untuk menegaskan komitmen industri tekstil terhadap masa depan yang berkelanjutan.

    “Kami menganggap Heimtextil seperti ‘batu karang’ yang solid di tengah ketidakpastian ekonomi,” tegas Braun.