Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Danantara Meluncur, ID Food: Peluang Baru untuk Investasi Sektor Pangan

    Danantara Meluncur, ID Food: Peluang Baru untuk Investasi Sektor Pangan

    Bisnis.com, JAKARTA — Holding BUMN Pangan ID Food memandang keberadaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan membuka peluang baru untuk investasi di sektor pangan nasional.

    Menurut VP Sekretaris Perusahaan ID Food Yosdian Adi Pramono, dana investasi yang dikelola Danantara sangat potensial untuk menggerakkan sektor-sektor strategis, termasuk sektor pangan yang saat ini menjadi prioritas pemerintah melalui program percepatan swasembada pangan.

    “Masuknya investasi di sektor pangan diharapkan dapat mendorong pengembangan skala bisnis, daya saing, serta nilai tambah produksi pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan nasional,” kata Yosdian dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (24/2/2025).

    Yosdian memandang, keberadaan Danantara memberikan peluang baru bagi investasi di sektor pangan.

    “ID Food siap dan terbuka untuk melakukan kolaborasi investasi dalam rangka mendukung swasembada pangan,” ujarnya.

    Dalam hal peluang pengembangan dan investasi di sektor pangan, misalnya, Yosdian mengungkap bahwa saat ini fokus yang dijalankan ID Food adalah pengembangan perbenihan, peningkatan produksi gula melalui perluasan lahan, peningkatan produktivitas peternakan, perikanan, dan garam, serta penyediaan fasilitas logistik pangan melalui optimalisasi aset.

    Untuk pengembangan industri benih, lanjut Yosdian, ID Food melakukan refocusing bisnis PT Sang Hyang Seri sebagai produsen benih nasional bersertifikat.

    Dia menjelaskan, PT Sang Hyang Seri memiliki fasilitas yang end-to-end dalam industri perbenihan, di antaranya aset lahan pertanian Sukamandi di Kabupaten Subang seluas hampir 3.200 hektare dan memiliki 42 unit pabrik benih padi yang tersebar di berbagai wilayah strategis dengan kapasitas lebih dari 136.000 ton per tahun.

    Di sektor industri gula, ID Food juga tengah gencar mendorong perluasan lahan tebu pada 2025 yang mencapai 65.000 hektare. Perluasan lahan tebu ini untuk mencapai target produksi gula sebanyak 350.000 ton pada 2025, atau lebih tinggi dibanding produksi gula di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 306.000 ton.

    Adapun, di sektor peternakan, ID Food melalui PT Berdikari mendorong pengembangan perluasan kandang serta peningkatan kapasitas Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU).

    Yosdian menambahkan, untuk di sektor perikanan, akan dilakukan pengembangan bisnis penangkapan ikan terukur melalui skema KSO dan pengembangan lini bisnis pengelolaan pelabuhan ikan.

    “Untuk sektor industri garam, ID Food melalui PT Garam tengah melakukan peningkatan produksi dengan menyusun skema pembangunan pabrik baru,” ungkapnya.

    Untuk diketahui, saat ini ID Food memiliki 1.085 aset gudang dengan total kapasitas 2,5 juta ton yang tersebar dari Aceh hingga Papua yang terdiri dari 525 unit dry non-food warehouses dengan kapasitas 1,4 juta ton, 535 unit dry food warehouses dengan kapasitas 1 juta ton, dan 25 unit cold storage dengan kapasitas 19.000 ton.

    Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto menuturkan bahwa keberadaan BPI Danantara bukan hanya sekadar pengelola investasi, melainkan juga sebagai instrumen pembangunan nasional.

    “Danantara Indonesia bukan sekadar badan pengelola investasi, melainkan harus menjadi instrumen pembangunan nasional yang akan mengoptimalkan cara kita mengelola kekayaan Indonesia,” kata Prabowo, Senin (24/2/2025).

    Adapun, Danantara akan memiliki aset kelolaan lebih dari US$900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun (asumsi kurs Rp16.350 per dolar AS).

    Nantinya, dana jumbo itu akan digunakan untuk mengembangkan proyek berkelanjutan di sektor energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, hingga produksi pangan.

    Adapun, BPI Danantara akan mengelola tujuh BUMN dengan aset jumbo. Ketujuh BUMN yang dimaksud di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan MIND ID. 

  • Pemerintah Targetkan Ekspor UMKM Tembus Rp307 Triliun Tahun Ini

    Pemerintah Targetkan Ekspor UMKM Tembus Rp307 Triliun Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menargetkan ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke 33 negara dengan nilai mencapai US$18,84 miliar atau setara Rp307 triliun (kurs Jisdor Rp16.303) tahun ini.

    Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan, nilai ekspor UMKM yang ditargetkan mengalami peningkatan sebesar 12,54% jika dibanding tahun sebelumnya.

    “Bahwasanya kami mempunyai target ekspor untuk UMKM di 33 negara dan khususnya untuk di 2025 ini sebesar US$18,84 miliar,” kata Roro usai melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan Kementerian BUMN tentang Sinergi Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM Siap Ekspor di Kantor Kemendag, Senin (24/2/2025).

    Untuk mencapai target tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Kemendag adalah menggandeng Kementerian BUMN, dengan menandatangani nota kesepahaman untuk mengembangkan dan memberdayakan UMKM agar siap ekspor.

    Penandatanganan nota kesepahaman ini telah dilaksanakan hari ini, Senin (24/2/2025) di Kantor Kemendag, yang turut dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

    Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim menuturkan, nota kesepahaman ini merupakan bentuk komitmen kedua kementerian dalam upaya peningkatan ekspor khususnya produk-produk UMKM.

    “Nota kesepahaman ini merupakan bentuk komitmen antara kedua belah pihak dalam upaya peningkatan ekspor khususnya untuk produk-produk UMKM,” ujar Isy. 

    Pembahasan nota kesepahaman ini telah berlangsung sejak 11 Desember 2024 dan dalam kurun waktu dua bulan, kedua kementerian menyelesaikan pembahasan substansi kerja sama secara intensif serta melakukan finalisasi konsep nota kesepahaman.

    Isy mengatakan, nota kesepahaman ini berlaku selama 3 tahun dengan empat ruang lingkup yang dikerjasamakan. Pertama, pengembangan dan pemberdayaan UMKM untuk peningkatan ekspor yang meliputi penguatan rantai pasok dalam negeri.

    Selanjutnya, peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan dukungan skema pembelian. Keempat, kegiatan lainnya dalam rangka sinergi pengembangan dan pemberdayaan UMKM sehingga ekspor yang disepakati oleh kedua belah pihak.

    Adapun, nota kesepahaman ini dapat diperpanjang oleh perjanjian kerja sama atau bentuk lainnya yang dibuat dan disepakati oleh kedua kementerian yang ditunjuk atau diberi kewenangan oleh Kemendag dan Kementerian BUMN. 

  • BSI, Visa, BTN Siap Pinang Hak Penamaan Stasiun LRT Jabodebek

    BSI, Visa, BTN Siap Pinang Hak Penamaan Stasiun LRT Jabodebek

    Bisnis.com, JAKARTA – LRT Jabodebek mengatakan hak penamaan tiga stasiun LRT Jabodebek siap dibeli oleh tiga perusahaan yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), perusahaan jasa keuangan Visa, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN). 

    Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi mengatakan saat tiga perusahaan ini berminat membeli hak penamaan yaitu BRIS di Stasiun Cawang, Visa di Stasiun Kuningan dan BTN di Stasiun Setiabudi. 

    “Kami sedang purpose adalah Stasiun Kuningan dengan Visa. Visa ini unik nantinya akan menjadi lead. Kami sedang berkoordinasi dengan Visa bagaimana kartu kredit nanti bisa dipergunakan untuk pembayaran seperti uang elektronik,” kata Purnomo di Depo LRT Jabodebek, Senin (24/2/2025). 

    Meski demikian, Purnomo tidak merincikan berapa kontrak yang akan disetujui oleh tiga perusahaan ini maupun jangka waktu yang disepakati. Namun, Dia mengatakan harga paling tinggi yang ditawarkan LRT Jabodebek adalah Rp12 miliar per tahun dengan jangka waktu maksimal lima tahun. 

    Lebih lanjut, Purnomo mengatakan pihaknya menargetkan setidaknya lima stasiun akan dibeli hak penamaannya sepanjang 2025. 

    “Harapan kita sih bisa lima stasiun. Target kita 5 stasiun,” jelasnya. 

    Teranyar, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membeli hak penamaan Stasiun LRT Dukuh Atas. Stasiun tersebut sah berganti nama menjadi Stasiun LRT Dukuh Atas BNI, Rabu (20/11/2024).  

    Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan, program Naming Rights ini menjadi salah satu langkah strategi untuk memperluas visibilitas merek sekaligus mendukung peningkatan kualitas layanan transportasi publik di Jabodetabek. Program ini memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk memanfaatkan aset transportasi publik sebagai media pengenalan brand yang efektif.

    Melalui program Naming Rights, mitra perusahaan yang bekerja sama akan mendapatkan berbagai manfaat, seperti penempatan nama brand di media KAI, termasuk aplikasi Access by KAI, situs web resmi KAI, papan penunjuk arah (signage), peta jalur, pengumuman hingga media publikasi lainnya.

  • Usai VinFast, BKPM Rayu Vietnam Tanam Modal Dukung Hilirisasi SDA

    Usai VinFast, BKPM Rayu Vietnam Tanam Modal Dukung Hilirisasi SDA

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal alias BKPM mengundang Vietnam untuk ikut serta menanamkan modalnya lebih banyak—usai membangun pabrik VinFast—dalam mendukung hilirisasi sumber daya alam.

    Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi Nurul Ichwan mempromosikan bahwa terdapat lebih dari 28 komoditas untuk dilakukan hilirisasi.

    “Dengan kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia, kami ingin mengundang teman-teman kami, saudara-saudara kami dari Vietnam untuk melakukan investasi di Indonesia,” ujarnya dalam 70th Anniversary of Indonesia—Vietnam Diplomatic Relations, Senin (24/2/2025).

    Minat negara mitra terhadap investasi di Indonesia sudah ditunjukkan berbagai pihak, utamanya China.

    Tidak dapat dipungkiri, China memang memiliki teknologi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) paling efisien dan telah berinvestasi di Vietnam.

    Untuk itu, pemerintah berharap investasi yang masuk dari Vietnam dapat lebih banyak, utamanya terkait energi baru terbarukan (EBT).

    Dalam 10 tahun terakhir, total realisasi investasi dari Vietnam mencapai US$66,3 miliar atau sekitar Rp1.079 triliun (asumsi kurs Rp16.280 per dolar AS).

    Nilai tersebut meningkat signfikan utamanya pada 2024 usai perusahaan mobil listrik VinFast merambah pasar Tanah Air dan dilanjutkan dengan munculnya taksi Vietnam Xanh SM.

    Nurul Ichwan memaparkan bahwa sejauh ini, 89,9% investasi dari Vietnam terpusat di Jawa Barat dengan sektor sekunder. Sementara sisanya tersebar di Jakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Di mana sektor primer hanya mencakup 2%, dan tersier sebesar 8,2%.

    Terdapat lima sektor utama yang Vietnam investasikan di Indonesia, yakni kendaraan, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, perikanan, dan konstruksi.

    “Kami tahu bahwa Vietnam selangkah lebih maju dari Indonesia karena kami tahu bahwa ketersediaan energi hijau di Vietnam sudah ada. Kami sedang bergerak maju menuju investasi energi hijau yang berkelanjutan ini. Namun, karena kita memiliki program industri hilir, ketersediaan energi hijau tidak cukup untuk mendukung industri hilir,” tuturnya.

    Adapun, pada tahun ini pemerintah menargetkan investasi dari foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing (PMA) dan PMDN mencapai Rp1.905 triliun. 

  • Andre Rosiade Optimistis Danantara Pintu Gerbang Indonesia ke Negara Industri

    Andre Rosiade Optimistis Danantara Pintu Gerbang Indonesia ke Negara Industri

    Bisnis.com, JAKARTA – Gerak Cepat (Gercep) optimistis peluncuran Daya Anagata Nusantara (Danantara) menjadi pintu gerbang Indonesia untuk menuju negara Industri.

    Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mengatakan bahwa peluncuran badan Super Holding BUMN ini merupakan lompatan ekonomi nasional yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto.

    “Yang dilantik itu adalah top profesional semua, Dewan Pengawas (Dewas), Ketua Pak Erick Thohir, Pak Muliaman dan Ibu Sri Mulyani jadi anggota Dewas BP Danantara,”katanya lewat rilisnya, Senin (24/2/2025) 

    Di sisi lain, Andre meyakini bahwa komposisi saham yang matang dari Danantara memberikan statement positif bagi pemerintah terhadap masyarakat nantinya.

    Mengingat, kata Andrem Danantara memiliki komposisi saham 1% Saham Seri A dipegang Kementrian BUMN lalu 99% Saham Seri B dipegang Danantara.

    “Danantara menjadi pintu gerbang Indonesia segera Menjadi Negara Industri  Negara akan Investasi besar-besaran di Mega Proyek Hilirisasi dalam Asta Cita Prabowo. Dengan begitu jaminan membuka Jutaaan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi 8% menjadi mungkin,” tandas Andre Rosiade

  • Momen Uni Eropa Tuding Indonesia ‘Dumping’ Sepatu

    Momen Uni Eropa Tuding Indonesia ‘Dumping’ Sepatu

    E-Paper Bisnis Indonesia merupakan replika digital edisi cetak Harian Bisnis
    Indonesia. Dan bisa mengakses E-Paper Bisnis Indonesia melalui alat-alat digital
    seperti telepon pintar (smartphone), komputer genggam tablet, laptop, atau
    komputer
    meja (desktop). Untuk memperoleh informasi lebih detail tentang berlanganan
    E-Paper
    Bisnis Indonesia, kunjungi https://epaper.bisnis.com/. Konten
    Premium adalah konten yang dapat diakses dengan sistem berlangganan pada situs
    dalam
    jaringan (online). Konten Premium disajikan dengan artikel yang lebih mendalam.

  • Wamentan: Industri Wajib Serap Susu dari Peternak Lokal

    Wamentan: Industri Wajib Serap Susu dari Peternak Lokal

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan agar seluruh industri pengolahan susu wajib menyerap susu dari peternak dalam negeri.

    “Industri pengolahan susu wajib mengambil susu lokal. Kalau tidak dia laksanakan, maka izin impornya dan kuota impornya bisa kita bekukan atau kami tahan,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (24/2/2025).

    Sudaryono menyebut bahwa saat ini Indonesia masih mengimpor sekitar 80% kebutuhan susu nasional, sementara produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 20%. 

    Pemerintah pun menargetkan untuk menekan angka impor ini dengan meningkatkan produksi susu dalam negeri.

    “Kami ingin instruksi dari Presiden Prabowo adalah bagaimana industri susunya kita naikkan, impornya kita tekan. Jadi orangnya bukan dibatasi untuk minum susu, orang boleh minum susu tapi dari 100% yang kita minum bagaimana kuotanya ini lama-lama harus kita balik,” jelasnya.

    Guna mendukung hal tersebut, Sudaryono mengatakan, pemerintah mencanangkan investasi dalam pengadaan induk sapi. Pemerintah memiliki target untuk mendatangkan 2 juta sapi indukan ke Indonesia.

    “Sudah ada 167 perusahaan yang commit untuk berinvestasi mendatangkan sapi. Jadi negara tidak mengeluarkan APBN tapi mereka berinvestasi, sumber sapinya dari mereka, mereka yang pelihara, mereka yang bermitra dengan peternak-peternak lokal dan seterusnya,” tuturnya.

    Di sisi lain, Sudaryono menekankan bahwa pemerintah juga memastikan Program Makan Bergizi Gratis akan didukung dengan sumber protein lokal. Saat ini, susu belum masuk dalam program tersebut karena keterbatasan produksi dalam negeri.

    “Kita tidak ingin memberikan susu impor kepada anak-anak kita. Kita ingin substitusi dulu dengan sumber protein yang lain, dengan telur, daging ayam dan seterusnya,” pungkas Sudaryono.

  • Cita-Cita Jadi Negara Maju, RI-Vietnam Perkuat Kerja Sama Kendaraan Listrik hingga Pangan

    Cita-Cita Jadi Negara Maju, RI-Vietnam Perkuat Kerja Sama Kendaraan Listrik hingga Pangan

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia dan Vietnam yang saat ini berstatus sebagai negara berkembang memiliki satu cita-cita yang sama, yakni lulus dan menjadi negara maju.

    Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi menyakini kolaborasi dua negara akan meningkatkan kemitraan yang semakin strategis dan komprehensif sehingga menopang Indonesia dan Vietnam menjadi negara maju. 

    “Seiring dengan upaya kita untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045, Saya percaya beberapa bidang utama akan menentukan kerja sama kita,” ujarnya dalam acara 70th Anniversary of Indonesia—Vietnam Diplomatic Relations, Senin (24/2/2025). 

    Pertama, kerja sama dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik regional dan mempromosikan transisi energi bersih. 

    Kedua, memperluas kolaborasi dalam teknologi, penelitian, dan inovasi seperti artificial intelligence (AI), semikonduktor, dan transformasi digital. 

    Ketiga, memajukan kerja sama dalam memperkuat ketahanan pangan, termasuk pertanian berkualitas tinggi dan industri perikanan yang berkelanjutan.

    “Kemitraan Indonesia-Vietnam harus lebih dari sekadar mitra dagang yang kuat dan fokus untuk memanfaatkan kekuatan masing-masing negara untuk membangun rantai pasokan regional yang kolaboratif, bernilai tambah tinggi, dan berkelanjutan,” lanjut Denny. 

    Melalui kerja sama dan saling melengkapi kekuatan masing-masing, Denny berharap dapat menciptakan ekosistem ekonomi regional yang lebih tangguh, inklusif, dan bermanfaat bagi kedua negara. 

    Hubungan diplomatik Indonesia dengan Vietnam yang genap 70 tahun mencatatkan total nilai perdagangan kedua negara tercatat mencapai US$16 miliar atau setara dengan Rp260,4 triliun (kurs Rp16.280 per dolar AS) pada 2024. 

    Ke depan, kedua negera menargetkan nilai perdagangan tersebut akan meningkat ke level US$18 miliar pada 2028 atau lebih cepat.

    Denny menyebutkan bahwa proyek-proyek utama seperti Ciputra Group telah menjadi pelopor investasi antara kedua negara. Sementara Pabrik Vaksin Hewan Vaksindo dan ekosistem kendaraan listrik VinFast telah menjadi contoh utama. 

    Teranyar, VinFast baru saja memberikan dukungan terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia. 

    Bahkan dalam hal konektivitas antarmasyarakat, interaksi antarmasyarakat Indonesia dan Vietnam terus berkembang pesat, yang dikontribusikan oleh tersedianya 112 penerbangan langsung per minggu antara Indonesia dan Vietnam.

    “Oleh karena itu, saya menghargai inisiatif dan upaya yang dilakukan oleh Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Vietnam. Ke depannya, saya mendorong semua pihak untuk memanfaatkan momentum ini dan menjajaki peluang-peluang kolaborasi baru,” tutupnya. 

     

     

  • RI Jajaki Pasar Timur Tengah hingga Eropa Timur, Buka Peluang Baru

    RI Jajaki Pasar Timur Tengah hingga Eropa Timur, Buka Peluang Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) akan memperluas perjanjian perdagangan bilateral dengan menyasar kawasan Timur Tengah hingga Eropa Timur sebagai langkah membuka peluang baru di pasar nontradisional.

    Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa saat ini perdagangan bilateral Indonesia didominasi dengan China. Selain Negeri Tirai Bambu, dia menyebut Eropa dan AS juga memiliki porsi perdagangan bilateral yang besar terhadap Indonesia.

    “Tetapi kita tentu selalu membuka peluang mencari pasar. Salah satu pasar yang selalu kita cari adalah pasar di Timur Tengah, Afrika, dan juga di Eropa Timur. Itu adalah pasar non-tradisional yang selalu kita cari dan kita buka, karena potensinya memang ada,” kata Arrmanatha saat ditemui di sela-sela acara IVFA Gathering 2025: 70th Anniversary of Indonesia—Vietnam Diplomatic Relations di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Apalagi, di tengah ketidakpastian dunia, Arrmanatha memandang bahwa Indonesia harus mencari pasar lain dan memperkuat keberadaan Indonesia di pasar-pasar tradisional, seperti Eropa, AS, China, Asia Tenggara. “Tapi kita juga harus membuka dan mencari pasar nontradisional lainnya,” ujarnya.

    Misalnya saja, dengan Vietnam, pemerintah menargetkan perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Vietnam akan mencapai US$18 miliar atau sekitar Rp292,95 triliun (asumsi kurs Rp16.280 per dolar AS) pada 2028.

    “Tapi kalau melihat trennya, saya yakin target itu bisa tercapai sebelum 2028,” imbuhnya.

    Arrmanatha memandang, target yang akan tercapai sebelum 2028 itu seiring dengan perkembangan dan hubungan yang baik antara Indonesia dan Vietnam.

    Adapun, perdagangan bilateral antara Indonesia—Vietnam mencapai US$16 miliar atau sekitar Rp260,4 triliun pada 2024.

    Sementara itu, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia—Vietnam (IVFA) sekaligus Managing Director Ciputra Group Budiarsa Sastrawinata mengatakan Indonesia menjadi magnet investor untuk menanamkan investasi di Tanah Air, termasuk Vietnam.

    Dalam hal sektor, misalnya, Budiarsa menyebut kendaraan listrik (electric vehicle/EV) hingga energi hijau saat ini menjadi gaya hidup, sekaligus membuka peluang untuk menggelontorkan investasi di Indonesia.

    “Buktinya investasi VinFast itu besar sekali. Karena mereka melihat peluang di Indonesia besar. Makanya mereka berani membangun pabrik VinFast di sini. VinFast juga sudah mulai membuka layanan taksi,” ujarnya.

    Budiarsa menyampaikan bahwa Vietnam melihat Indonesia sebagai peluang yang besar, seiring dengan 280 juta populasi. “Yang besar kan di ASEAN hanya tiga, Indonesia, Filipina, Vietnam. Jadi, mereka melihat satu sama lain sebagai peluang,” ungkapnya.

    Asal tahu saja, 2024 menjadi tonggak penting bagi investasi luar negeri Vietnam. Di Indonesia dengan nilai investasi yang mencapai US$41,81 juta, dengan kontribusi terbesar yang berasal dari ekosistem kendaraan listrik VinFast. Investasi ini ditandai dengan peresmian pabrik di Subang pada Juli serta peluncuran layanan taksi listrik Xanh SM pada Desember 2024.

  • MIND ID Pede Danantara Mampu Pacu Hilirisasi & Industrialisasi RI

    MIND ID Pede Danantara Mampu Pacu Hilirisasi & Industrialisasi RI

    Bisnis.com, JAKARTA — BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID meyakini bahwa pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara merupakan langkah strategis untuk memperkuat investasi hilirisasi dan industrialisasi nasional.

    MIND ID merupakan salah satu perusahaan pelat merah yang akan dikelola oleh Danatara. Selain MIND ID, BUMN lain yang berada di bawah nauangan Danantara adalah PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

    Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menegaskan pihaknya berkomitmen untuk konsisten menjalankan peran sebagai tulang punggung hilirisasi dan industrialisasi berbasis sumber daya alam mineral dan batu bara di Indonesia.

    Dia pun menegaskan bahwa hadirnya Danantara adalah bagian dari transformasi BUMN. Hal ini terutama dalam mengoptimalkan aset negara agar mampu memberikan nilai tambah berlipat ganda bagi perekonomian RI.

    “Dengan komitmen kuat terhadap hilirisasi dan industrialisasi, kami yakin bahwa pendirian Danantara ini juga akan membawa dampak nyata bagi kedaulatan ekonomi Indonesia di masa depan,” kata Hendi melalui keterangan resmi, Senin (24/2/2025).

    Menurut Hendi, dengan pengelolaan investasi yang lebih strategis, Danantara mampu menjadi akselerator dalam meningkatkan daya saing industri berbasis sumber daya alam.

    Presiden Prabowo resmi meluncurkan BPI Danatara pada hari ini, Senin (24/2/2025). Peresmian tersebut ditandai saat Presiden Prabowo menandatangani Undang-undang No 1 Tahun 2025 tentang Perubahan ketiga atas UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi Danantara.  

    “Selanjutnya, saya juga menandatangani Keputusan Presiden No 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana BPI Danantara Indonesia,” ujar Prabowo sambil meneken dasar hukum Danantara.

    Menurut Prabowo, Danantara bukan sekadar badan pengelola investasi, melainkan instrumen pembangunan nasional yang akan mengubah cara Indonesia dalam mengelola kekayaan negara demi kesejahteraan seluruh rakyat.

    Dia menyebut dengan pengelolaan kekayaan negara dengan disiplin, pengelolaan keuangan yang ketat, dan tata kelola yang bertanggung jawab, pihaknya mampu mengamankan belanja negara lebih dari Rp300 triliun. 

    Kini, dana tersebut dikelola oleh Danantara dan dapat diinvestasikan ke dalam lebih dari 20 proyek nasional sebagai bagian dari hilirisasi dan industrialisasi.

    “Kami berencana untuk memulai sekitar 15 hingga 20 proyek bernilai miliaran dolar, yang akan menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi negara kami. Saya sangat yakin, saya sangat optimistis. Indonesia akan maju dengan kecepatan penuh,” ucap Prabowo.

    Presiden ke-8 RI itu mengungkap sejumlah proyek prioritas yang dimaksud. Ini seperti hilirisasi nikel, bauksit, dan tembaga.

    Lalu, pembangunan pusat data artificial intelligence (AI), kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, aquaculture, serta energi terbarukan.

    “Ini lah sektor yang akan menentukan masa depan kita, kesejahteraan kita, dan kemandirian bangasa kita,” kata Prabowo.