Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Data BPS RI Impor 16.469 Ton Kurma pada Ramadan Februari 2025

    Data BPS RI Impor 16.469 Ton Kurma pada Ramadan Februari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mendatangkan kurma dari luar negeri sebanyak 16.469 ton pada Februari 2025. Jumlah tersebut sedikit mengalami peningkatan sebesar 0,26% dari bulan sebelumnya sebanyak 16.426 ton.

    Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, impor kurma tercatat sebesar 16.469 ton atau senilai US$18,09 juta pada Februari 2025.

    “Pada Februari 2025, impor kurma tercatat sebesar 16.470 ton atau senilai US$18,09 juta,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (17/3/2025).

    Amalia menuturkan, impor kurma paling banyak berasal dari Mesir yakni sebanyak 9.240 ton dengan share terhadap total kurma yang diimpor Indonesia sebesar 56,12%.

    Di posisi kedua, ditempati oleh Arab Saudi dengan total impor kurma pada Februari 2025 sebanyak 2.690 ton dengan pangsa 16,32%, diikuti Uni Emirat Arab 1.190 ton dengan pangsa sebesar 7,22%.

    Secara kumulatif, Amalia mengatakan bahwa impor kurma tercatat sebanyak 32.890 ton atau senilai US$38,76 juta sepanjang Januari-Februari 2025.

    “Secara kumulatif sepanjang Januari-Februari 2025, impor kurma tercatat 32.890 ton atau senilai US$38,76 juta,” ungkapnya.

    Adapun sepanjang periode tersebut, Indonesia paling banyak mendatangkan kurma dari Mesir sebanyak 19.390 ton dengan pangsa 58%, diikuti Arab Saudi 13,87%, dan Uni Emirat Arab sebesar 8,96%.

    Kemudian, Tunisia menempati urutan keempat dengan share terhadap total kurma yang diimpor Indonesia pada Januari-Februari 2025 sebesar  5,87%, dan Iran sebesar 7,22%. 

    Amalia menyebut, tren impor kurma sendiri mulai terlihat mengalami peningkatan dalam lima bulan jelang periode Ramadan dan Lebaran 2025.

    “Yang paling tinggi tentu ada di bulan Januari dan Februari 2025,” pungkasnya.

  • MBG Berpeluang Turunkan Pemborosan Pangan, Pemerintah Atur Porsi Makan

    MBG Berpeluang Turunkan Pemborosan Pangan, Pemerintah Atur Porsi Makan

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat menilai program makan bergizi gratis (MBG) yang diusung Presiden Prabowo Subianto berpeluang menurunkan perilaku pemborosan pangan. Pemerintah hadir dalam mengatur porsi makan masyarakat. 

    Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan bahwa dalam program MBG, takaran makan seseorang sudah ditentukan.

    Menurutnya, hal ini memungkinkan mencegah seseorang mengambil makanan melebihi porsi dan tidak habis, sehingga dibuang dan terjadi pemborosan.

    Namun, Khudori menyebut bahwa dampak dari penurunan perilaku pemborosan pangan ini tergantung dari realisasi program MBG. Meski begitu, menurutnya, MBG memiliki kontribusi untuk menurunkan pemborosan pangan.

    “Tentu MBG punya kontribusi menurunkan pemborosan pangan,” ujar Khudori kepada Bisnis, dikutip pada Senin (17/3/2025).

    Di sisi lain, lanjut dia, pemborosan pangan sudah ditanggulangi oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). Misalnya, ritel modern bekerja sama dengan foodbank atau penjual makanan di sebuah mal atau kawasan bekerja sama dengan foodbank.

    “Barang-barang yang hampir kadaluarsa atau makanan tak habis terjual bisa dimanfaatkan foodbank untuk disalurkan ke yang memerlukan, baik diolah dulu atau tidak,” tuturnya.

    Namun, menurutnya, sejumlah upaya ini belum dilakukan secara masih. Untuk itu, dia menilai perlu ada regulasi yang mengikat semua pihak untuk menjadikan ini sebagai gerakan bersama.

    Sebelumnya diberitakan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut perilaku pemborosan pangan bisa mengancam ketahanan pangan nasional.

    Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas Nita Yulianis menuturkan bahwa upaya menurunkan pemborosan pangan menjadi tantangan bagi Indonesia. Pasalnya, kata dia, dampak dari pemborosan pangan bersifat multiaspek.

    Nita menjelaskan bahwa pemborosan pangan tidak hanya berdampak pada lingkungan, melainkan juga berimbas pada ekonomi dan ketahanan pangan nasional. Untuk itu, menurutnya, upaya untuk menurunkan perilaku pemborosan pangan menjadi perhatian semua pihak.

    “Berbagai riset baik skala global maupun nasional menunjukkan bahwa perilaku pemborosan pangan berdampak buruk pada ketahanan pangan kita, bahkan juga pada lingkungan dan ekonomi,” kata Nita dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (16/3/2025).

    Nita menilai generasi muda, khususnya Milenial dan Gen Z, memiliki peran penting dalam menciptakan kebiasaan konsumsi yang lebih bertanggung jawab untuk menurunkan angka pemborosan pangan. 

    Lebih lanjut, Nita menyampaikan bahwa Bapanas berkomitmen untuk menyelamatkan pangan melalui dua pendekatan utama. Rinciannya, mencegah pemborosan pangan melalui penetapan kebijakan dan sosialisasi/promosi/advokasi, serta fasilitasi aksi penyelamatan pangan berkolaborasi dengan mitra donatur dan bank pangan/penggiat penyelamatan pangan.

    Menurut data Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) pada 2011, secara global sepertiga dari pangan yang diproduksi atau 1,3 miliar ton pangan terbuang.

    Bahkan, di Indonesia, data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas pada 2021 mencatat timbulan susut dan sisa pangan (SSP) mencapai 23–48 juta ton per tahun. Angkanya setara dengan 115–184 kilogram per kapita per tahun.

    Mengacu data tersebut, jika pangan tersebut diselamatkan dapat memberi makan 61–125 juta orang, atau 29–47% dari total populasi Indonesia. Serta, dampak terhadap lingkungan berkontribusi terhadap 7,29% emisi gas rumah kaca. Selain itu, secara ekonomi, kehilangan pangan ini diperkirakan mencapai Rp213–551 triliun per tahun.

    Teranyar, selama 2024, sekitar 1.298,7 ton pangan terselamatkan dan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui kolaborasi dengan berbagai penggiat pangan.

  • Ekspor Batu Bara RI ke China hingga India Anjlok

    Ekspor Batu Bara RI ke China hingga India Anjlok

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penurunan nilai ekspor batu bara terus berlanjut pada Februari 2025. Secara volume, ekspor batu bara ke negara-negara tujuan utama juga mengalami penurunan signifikan.
     
    Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, nilai ekspor batu bara pada Februari 2025 mencapai US$2,09 miliar atau turun 3,79% (month-to-month/mtm) dibanding bulan sebelumnya US$2,17 miliar. Jumlah tersebut juga turun 19,73% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan Februari 2024 sebesar US$2,60 miliar.
     
    “Nilai ekspor batu bara turun 3,79% secara bulanan dan juga secara tahunan alami penurunan 19,73%,” ungkap Amalia dalam Rilis BPS, Senin (17/3/2025).
     
    Amalia menuturkan, menurunnya ekspor komoditas emas hitam ini didorong oleh harga batu bara di pasar internasional pada Februari 2025 tercatat sebesar US$106,93 per mt, menyentuh level terendah sejak Mei 2021.
     
    “Hal ini menjadi kontribusi nilai ekspor batu bara 3,79% secara bulanan pada Februari 2025,” ungkap Amalia. 
     
    Dari sisi volume, BPS mencatat terjadi kenaikan volume ekspor batu bara sebesar 1,35% mtm pada Februari 2025. Namun, sepanjang Januari-Februari 2025, Amalia mengungkap bahwa volume ekspor komoditas ini ke China, India, dan Jepang mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.
     
    Secara terperinci, volume ekspor batu bara ke China turun 18,68% yoy, India turun 13,04% yoy, dan Jepang sebesar 16,08% yoy.
     
    Sementara itu, ekspor komoditas unggulan Indonesia lainnya seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya mengalami peningkatan. BPS mencatat nilai ekspor CPO dan turunannya pada Februari 2025 mencapai US$2,27 miliar atau naik 58,35% dibanding bulan sebelumnya US$1,44 miliar.
     
    Nilai tersebut juga mengalami peningkatan sebesar 89,54% yoy dibanding Februari 2024 yang tercatat sebesar US$1,20 miliar.
     
    Untuk besi dan baja, nilai ekspor komoditas ini mencapai US$1,99 miliar atau mengalami penurunan sebesar 6,20% mtm dibanding bulan lalu US$2,12 miliar.
     
    Namun, secara tahunan, nilai ekspor besi dan baja mengalami peningkatan sebesar 19,52% dibanding Februari 2024 yang tercatat sebesar US$1,67 miliar.

  • Neraca Perdagangan Februari 2025 Surplus US,12 Miliar, Rekor 58 Bulan Beruntun

    Neraca Perdagangan Februari 2025 Surplus US$3,12 Miliar, Rekor 58 Bulan Beruntun

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan barang Indonesia mencapai surplus US$3,12 miliar per Februari 2025.

    Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan surplus neraca perdagangan ditopang oleh komoditas nonmigas sebesar US$4,84 miliar.

    “Pada Februari 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$3,12 miliar atau turun sebesar US$0,38 miliar secara bulanan,” ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Senin (17/3/2025).

    Surplus perdagangan pada Februari 2025 ditopang oleh keuntungan dagang dari pada komoditas nonmigas, di mana komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72)

    Di sisi lain, neraca perdagangan komoditas migas mencatat defisit US$,72 miliar yang berasal dari defisit hasil minyak maupun minyak mentah.

    BPS juga melaporkan bahwa ekspor Indonesia pada Februari 2025 mencapai US$21,98 miliar, mengalami kenaikan 2,58% secara bulanan (month to month/mtm) atau 15,04% secara tahunan (year on year/YoY). Kenaikan ini didorong oleh ekspor migas dan nonmigas yang masing-masing naik 8,25% dan 2,29%.

    Sementara itu, nilai impor Indonesia Februari 2025 mencapai US$18,86 miliar, naik 5,18% mtm dibandingkan dengan Januari 2025 dan 2,3% secara YoY. Impor migas mencapai US$2,87 miliar, naik 15,50%, sedangkan impor nonmigas mencapai US$16 miliar atau naik 3,52%.

    Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memperkirakan surplus neraca perdagangan menyusut ke angka US$1,85 miliar dari Januari yang mencapai US$3,45 miliar.

    Surplus yang menurun tersebut sejalan dengan moderasi ekspor akibat penurunan harga dan volume ekspor batu bara. 

    Asmo, sapaannya, memperkirakan ekspor masih akan tumbuh positif sebesar 7,8% secara tahunan atau year on year (YoY), namun terkontraksi sebesar 3,2% secara bulanan atau month to month (MtM).

    “Penurunan ekspor secara bulanan diperkirakan disebabkan oleh penurunan ekspor batu bara [data ESDM] yang secara volume turun 1% YoY atau turun 9% MtM,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (16/3/2025).

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA David E. Sumual lebih optimistis dalam proyeksinya. Dia mengestimasi surplus perdagangan Februari 2025 menyentuh US$3,25 miliar.

    Dia memperkirakan adanya lonjakan ekspor secara tahunan sebesar 13,13% YoY. Ekspor juga akan tumbuh 1,64% secara bulanan setelah sempat terkoreksi hingga 8,56% month to month (mtm) pada bulan sebelumnya.

    Kenaikan ekspor secara tahunan terutama disebabkan oleh basis rendah pada ekspor komoditas tahun lalu seperti batu bara, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan gas alam.

    Dari sisi impor, David memperkirakan kenaikan secara bulanan sebesar 3,06% setelah kontraksi cukup dalam sebesar 15,18% mtm pada Januari 2025. Kenaikan importasi komoditas pangan menjadi faktor utama penopang pertumbuhan bulanan ini.

    “Menjelang Ramadan, mulai ada efeknya ke peningkatan impor,” ujarnya, Minggu (16/3/2025). 

  • Ekspor RI Melesat 14,05% Jadi US,98 Miliar per Februari 2025

    Ekspor RI Melesat 14,05% Jadi US$21,98 Miliar per Februari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja ekspor Indonesia tercatat tumbuh sebesar 14,05% secara tahunan dengan nilai mencapai US$21,98 miliar pada Februari 2025.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan utamanya didorong peningkatan ekspor nonmigas, khususnya komoditas Lemak Minyak Hewani/Nabati (HS 15), Logam Mulia dan Perhiasan/Permata (HS 71), serta komoditas Besi dan Baja (HS 72). 

    Sementara secara bulanan, nilai ekspor tumbuh 2,58% month to month (MtM) yang disumbangkan oleh nilai ekspor nonmigas naik sebesar 2,29% MtM dengan nilai mencapai US$20,84 miliar.

    “Secara bulanan [ekspor] naik didorong kenaikan nilai ekspor nonmigas pada komoditas Lemak Minyak Hewani Nabati [HS 15] yang naik 37,04%, andilnya sebesar 3,71% MtM,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/3/2025). 

    Selain itu, nilai ekspor minyak dan gas (migas) yang  tercatat senilai US$1,14 miliar atau naik 8,25% month to month/MtM.

    Amalia lebih lanjut menjelaskan komoditas lainnya yang menopang ekspor adalah Mesin dan Peralatan Mekanis serta Bagiannya (HS 84) yang naik sebesar 37,85% MtM dan andilnya sebesar 0,92%.  

    Selain itu, komoditas Logam Mulia dan Perhiasan/Permata (HS 71), naik 16,45% MtM atau andil 0,66%.

    Adapun untuk kenaikan nilai ekspor migas terutama didorong peningkatan nilai ekspor minyak mentah dengan andil sebesar 0,56% terhadap ekspor bulanan. 

    Melihat ekspor nonmigas berdasarkan sektor, peningkatan nilai ekspor nonmigas secara bulanan utamanya didorong oleh sektor industri pengolahan. 

    Di mana nilai ekspor industri pengolahan naik 3,17% MtM pada Februari 2025, dari US$17,11 miliar menjadi US$17,65 miliar, dengan andil peningkatan sebesar 2,53%. 

    Sementara nilai ekspor dari sektor pertambangan turun 3,41% MtM dari US$2,72 miliar menjadi US$2,63 miliar pada Februari 2025. 

    Adapun nilai ekspor dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatatkan peningkatan dari US$0,55 miliar pada Januari 2025 menjadi US$0,56 miliar pada Februari 2025. 

    Pada Februari 2025, BPS pun mencatat adanya peristiwa yang mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia, yakni dari perubahan harga komoditas di pasar internasional yang mengalami peningkatan secara bulanan maupun tahunan, kecuali komoditas energi. 

    “Komoditas energi turun diiringi penurunan harga minyak mentah dan batu bara. Batu bara di pasar internasional menyentuh level terendah sejak Mei 2021,” ujarnya. 

    Realisasi ini terpantau sejalan dengan proyeksi Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau Bank BCA David E. Sumual yang melihat akan ada lonjakan ekspor secara tahunan sebesar 13,13% YoY. 

    Secara bulanan, ekspor akan tumbuh 1,64% MtM usai pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi hingga 8,56% MtM. 

    “Utamanya secara YoY, ekspor meningkat tinggi karena low base harga komoditas ekspor tahun lalu, seperti batu bara, CPO, dan gas alam,” ujarnya, Minggu (16/3/2025). 

  • Diskon Tarif Tol 20% dari Jasa Marga Dibagi 2 Periode, Catat Syarat dan Tanggalnya!

    Diskon Tarif Tol 20% dari Jasa Marga Dibagi 2 Periode, Catat Syarat dan Tanggalnya!

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Jasa Marga akan memberikan potongan atau diskon tarif tol sebesar 20% untuk perjalanan mudik Lebaran 2025.

    Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menjelaskan bahwa pemberlakuan diskon tarif tol dilakukan selama 8 hari yang antinya dibagi menjadi dua periode.

    Periode pertama diimplementasikan selama 4 hari pada arus mudik mulai dari tanggal 24 Maret 2025 pukul 05.00 WIB sampai 28 Maret 2025 pukul 05.00 WIB untuk pengguna jalan dari GT Cikampek Utama menuju GT Kalikangkung.

    “Dan 4 hari pada arus balik untuk pengguna jalan yang melakukan perjalanan dari GT Kalikangkung menuju GT Cikampek Utama,” jelas Lisye dalam keterangan tertulis, Senin (17/3/2025).

    Pemberlakuan diskon tarif tol dari GT Cikampek Utama hingga GT Kalikangkung berlaku pada 26 Maret 2025 pukul 05.00 WIB hingga 28 Maret 2025 pukul 05.00 WIB.

    Ini artinya, diskon tarif tol sebesar 20% hanya berlaku untuk perjalanan menggunakan Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat sampai GT Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah.

    Diskon juga hanya berlaku pada tanggal dan waktu yang telah ditentukan.

    Besaran Diskon Tarif Tol 20%

    Besaran tarif tol yang dibayarkan para pemudik selama melintas pada periode diskon 20% secara integrasi dari GT Cikampek Utama hingga GT Kalikangkung yakni sebagai berikut.

    Periode 24-26 Maret 2025

    – Kendaraan Golongan I: Semula Rp440.000 menjadi Rp352.000, potongan tarif sebesar Rp88.000

    – Kendaraan Golongan II dan III: Semula Rp679.500 menjadi Rp543.600, potongan tarif sebesar Rp135.900

    – Kendaraan Golongan IV dan V: Semula Rp894.500 menjadi Rp715.600, potongan tarif sebesar Rp178.900

    Periode 26-28 Maret 2025

    – Kendaraan Golongan I: Semula Rp440.000 menjadi Rp408.500, potongan tarif sebesar Rp31.500

    – Kendaraan Golongan II dan III: Semula Rp679.500 menjadi Rp632.300, potongan tarif sebesar Rp47.200

    – Kendaraan Golongan IV dan V: Semula Rp894.500 menjadi Rp830.500, potongan tarif sebesar Rp64.000

  • 38 Pabrik Tutup dan PHK Massal dalam 3 Bulan Pertama 2025

    38 Pabrik Tutup dan PHK Massal dalam 3 Bulan Pertama 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penutupan pabrik makin marak terjadi periode awal tahun ini. Tak hanya raksasa tekstil, Sritex Group yang berada di pusaran kebangkrutan, puluhan pabrik lain menutup operasional dan mengorbankan puluhan ribu buruh. 

    Merujuk data terbaru yang terverifikasi dari situs resmi Satu Data Kemnaker, sebanyak 3.325 pekerja menjadi korban PHK pada Januari 2025. Namun, belum ada laporan data terbaru Februari-Maret 2025. 

    Sementara itu, pada periode Januari-Maret 2024 lalu jumah tenaga kerja yang ter-PHK mencapai 12.395 pekerja. Kondisi ini paling banyak terjadi di DKI Jakarta, kala itu, sebanyak 5.225 orang kehilangan pekerjaan pada periode tersebut. 

    Kendati demikian, laporan dari berbagai serikat buruh menyebut setidaknya puluhan ribu buruh terimbas PHK massal akibat penutupan pabrik, efisiensi karyawan, hingga relokasi pabrik ke wilayah atau negara lain. 

    Data dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sebanyak 44.069 buruh yang ter-PHK pada Januari-Februari 2025 dari 37 perusahaan. Adapun, 37 perusahaan tersebut ada yang menutup pabriknya, pailit, dalam PKPU, efisiensi, dan relokasi. 

    Beberapa informasi perusahaan besar yang tutup misalnya, Sritex Group dengan total karyawan ter-PHK sebanyak 11.025 buruh, PT Yamaha Music Piano 1.110 buruh PHK, PT Sanken Indonesia 900 butuh PHK, hingga PT Victory Ching Luh 2.000 PHK. 

    Kabar terbaru datang dari pabrik pengolahan kelapa menjadi krim santan dan kelapa parut kering, PT Pulau Sambu atau Sambu Group yang berlokasi di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang disebut melakukan PHK 1.800 pekerja. 

    Wakil Menteri Ketenagakejaan Immanuel Ebenezer mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi terkait PHK di perusahaan pengolahan kelapa terbesar di Riau itu. Kendati demikian, dia tak memungkiri 

    “Saya baru dengar informasi itu, nanti kita cek. Kalau krisis bahan baku, memang itu sering terjadi, dari impor nya susah Bea Cukai juga kan kadang-kadang main disana,”ujar pria yang akrab disapa Noel kepada Bisnis, Minggu (16/3/2025). 

    Bisnis juga mencoba untuk konfirmasi ke sejumlah serikat buruh seperti Presiden KSPI Said Iqbal dan Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi. Keduanya mengaku sudah mendengar, namun masih memperdalam kebenaran atas kabar tersebut. 

    Daftar 38 Pabrik yang melakukan PHK pada 3 bulan pertama 2025 ….

  • Impor Meningkat Jelang Ramadan, Surplus Neraca Dagang Diprediksi Turun untuk Februari 2025

    Impor Meningkat Jelang Ramadan, Surplus Neraca Dagang Diprediksi Turun untuk Februari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas impor diperkirakan tumbuh 2,01% secara bulanan dan 4,51% secara tahunan pada Februari 2025, didorong peningkatan permintaan domestik menjelang Ramadan.

    Kepala Ekonom PT Bank Pertama Tbk. (BNLI) Josua Pardede memperkirakan ekspor untuk periode yang sama justru melemah karena ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi China.

    Negeri Panda sendiri merupakan mitra dagang utama Indonesia, baik dari sisi ekspor maupun impor. Performa ekonomi negara tersebut hampir pasti berdampak pada neraca dagang Indonesia.

    “Surplus perdagangan Februari 2025 diperkirakan menyempit menjadi US$1,69 miliar daripada bulan sebelumnya yang senilai US$3,45 miliar,” ujar Josua, Minggu (16/3/2025).

    Josua mengatakan stabilisasi harga komoditas global dan risiko perang dagang yang muncul turut menjadi faktor yang berkontribusi terhadap penurunan tersebut.

    Bangkitnya impor pada Februari 2025, usai kontraksi 2,67% year on year (YoY) pada Januari 2025, diestimasi ditopang oleh kenaikan signifikan importasi produk-produk utama seperti bahan bakar dan kurma.

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA David E. Sumual lebih optimistis dalam proyeksinya. Dia mengestimasi surplus perdagangan Februari 2025 menyentuh US$3,25 miliar.

    Dia memperkirakan adanya lonjakan ekspor secara tahunan sebesar 13,13% YoY. Ekspor juga akan tumbuh 1,64% secara bulanan setelah sempat terkoreksi hingga 8,56% month to month (mtm) pada bulan sebelumnya.

    Kenaikan ekspor secara tahunan terutama disebabkan oleh basis rendah pada ekspor komoditas tahun lalu seperti batu bara, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan gas alam.

    Dari sisi impor, David memperkirakan kenaikan secara bulanan sebesar 3,06% setelah kontraksi cukup dalam sebesar 15,18% mtm pada Januari 2025. Kenaikan importasi komoditas pangan menjadi faktor utama penopang pertumbuhan bulanan ini.

    “Menjelang Ramadan, mulai ada efeknya ke peningkatan impor,” ujarnya, Minggu (16/3/2025). 

    Meski dua ekonom mengestimasikan dua angka yang berbeda, namun neraca perdagangan Indonesia tetap diprediksi melanjutkan surplus untuk 58 bulan berturut-turut. 

    Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan kinerja ekspor, impor, dan neraca perdagangan Indonesia periode Februari 2025 pada Senin (17/3/2025) mulai pukul 11.00 WIB. 

  • Badai Tornado Hantam AS, 32 Orang Tewas dan Ratusan Ribu Rumah Rusak

    Badai Tornado Hantam AS, 32 Orang Tewas dan Ratusan Ribu Rumah Rusak

    Bisnis.com, JAKARTA – 32 orang dinyatakan tewas setelah badai dan tornado dahsyat melanda sebagian wilayah Amerika Serikat (AS) bagian tengah dan selatan.

    Dikutip melalui laman Aljazeera, sejumlah patroli dan lembaga lokal tengah melanjutkan operasi penanganan insiden di beberapa lokasi

    “Negara bagian Midwest itu mencatat lebih banyak korban jiwa daripada negara bagian lain karena tornado yang tersebar semalam menewaskan sedikitnya 12 orang,” kata Patroli Jalan Raya Negara Bagian Missouri dalam sebuah pernyataan dikutip Minggu (16/3/2025)

    Koroner Jim Akers dari Butler County pun menggambarkan bahwa tornado itu turut menghancurkan banyak rumah hingga tidak dapat dikenali lagi dan bersisa berupa puing-puing.

    “Lantainya terbalik. Kami berjalan di atas tembok,” ucapnya

    Patroli jalan raya melaporkan pohon-pohon tumbang dan kabel-kabel listrik serta kerusakan pada bangunan-bangunan perumahan dan komersial setelah beberapa daerah terkena dampak parah dari tornado, badai petir, dan hujan es besar itu.

    Belum lagi, badai akhir musim dingin juga telah menyebabkan lebih dari 185.000 rumah tangga dan bisnis tanpa listrik di enam negara bagian AS, karena tornado dan angin kencang mendatangkan malapetaka selama akhir pekan.

    Menurut data dari PowerOutage, Missouri menjadi kawasan yang menanggung beban terberat dari beberapa tornado sejak Jumat (14/3) malam hingga Sabtu (15/3) pagi, melaporkan jumlah pemadaman listrik tertinggi, dengan 68.798 pelanggan terkena dampak.

    Alabama menyusul dengan 51.393 pemadaman listrik, sementara Georgia mencatat 26.667 pemadaman listrik. Tennessee, Illinois, dan Mississippi juga menghadapi gangguan yang signifikan, dengan masing-masing 16.451, 10.074, dan 12.248 pelanggan tanpa listrik.

    Gubernur Mississippi Tate Reeves menanggapi situasi tersebut dalam jumpa pers, dengan menyatakan bahwa saat ini petugas sedang berupaya memulihkan listrik secepat mungkin.

    Di negara bagian tetangga Arkansas, para pejabat mengatakan tiga orang tewas dan 29 orang terluka akibat badai tersebut. Gubernur Sarah Huckabee Sanders mengumumkan keadaan darurat.

    Dia menekankan bahwa pihaknya sudah mengerahkan tim untuk meninjau kerusakan akibat tornado tadi malam dan menempatkan petugas tanggap darurat di lapangan untuk membantu.

    “Sementara itu, saya baru saja mengeluarkan $250.000 dari dana Pemulihan Bencana kami untuk menyediakan sumber daya bagi operasi ini bagi masing-masing komunitas yang terdampak,” kata Huckabee Sanders dalam sebuah pernyataan.

    Pada hari Jumat, pihak berwenang mengatakan tiga orang tewas dalam kecelakaan mobil saat badai debu di Amarillo di Texas Panhandle.

    Sistem badai besar yang bergerak melintasi negara tersebut melepaskan angin yang mengakibatkan badai debu dan mengipasi lebih dari 100 kebakaran hutan.

    Cuaca ekstrem – termasuk angin kencang berkekuatan badai – diperkirakan akan memengaruhi wilayah yang dihuni lebih dari 100 juta orang. Angin kencang dengan kecepatan hingga 130 kilometer per jam (80 mil per jam) diperkirakan terjadi dari perbatasan Kanada hingga Texas, yang mengancam kondisi badai salju di wilayah utara yang lebih dingin dan risiko kebakaran hutan di wilayah selatan yang lebih hangat dan kering.

    Evakuasi diperintahkan di beberapa komunitas Oklahoma karena lebih dari 130 kebakaran dilaporkan terjadi di seluruh negara bagian. Patroli Jalan Raya Oklahoma mengatakan angin bertiup sangat kencang hingga menumbangkan beberapa truk gandeng. Gubernur negara bagian mengatakan lebih dari 200 rumah telah rusak atau hancur akibat kebakaran hutan.

  • Bukan MBG, Pakar Nilai Diskon Tarif Listrik jadi Kebijakan Prabowo Paling Berdampak

    Bukan MBG, Pakar Nilai Diskon Tarif Listrik jadi Kebijakan Prabowo Paling Berdampak

    Bisnis.com, JAKARTA — Makan Bergizi Gratis alias MBG yang telah dirasakan lebih dari 2 juta masyarakat penerima manfaat ternyata bukanlah program Presiden Prabowo Subianto yang paling berdampak terhadap ekonomi.

    Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dalam hasil survei terbarunya menunjukkan bahwa dari 10 kebijakan selama 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran, pemberian diskon tarif listrik 50% menjadi hal yang dinilai paling berdampak positif terhadap ekonomi. 

    “Diskon tarif listrik dianggap sebagai agenda pemerintah yang paling berdampak [40,5%], diikuti oleh penghapusan kredit macet UMKM [31,0%] dan kenaikan upah minimum serta kebijakan PPN [26,2%],” tulis LPEM FEB UI dalam laporannya, dikutip pada Minggu (16/3/2025). 

    Dari 42 pakar yang disurvei, hanya 19% yang memilih program MBG sebagai program yang paling berdampak terhadap ekonomi. Sementara 11,9% lainnya memilih program 3 juta rumah. 

    Adapun langkah Prabowo yang membawa Indonesia menuju keanggotaan BRICS hanya dinilai berdampak oleh 9,5% responden, kemudian pemeriksaan kesehatan gratis 7,1%, efisiensi anggaran 2,4%, dan diskon tiket liburan (2,4%) dianggap kurang berdampak. 

    Tercatat, 23,8% responden percaya bahwa tidak ada satupun dari program-program ini yang akan memberikan dampak positif.

    Melihat realisasi pemberian diskon tarif listrik selama Januari dan Februari, program tersebut telah berhasil memoderasi inflasi pada dua bulan pertama 2025. 

    Badan Pusat Statsitik (BPS) mencatat diskon tarif listrik ini menyebabkan deflasi 32,03% secara bulanan dengan andil terhadap indeks harga konsumen (IHK) sebesar 1,47% pada Januari 2025. 

    Sementara pada Februari 2025, diskon tarif listrik memberikan andil deflasi bulanan sebesar 0,67%. 

    Di samping diskon listrik yang bersifat sementara, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA David E. Sumual yang menjadi salah satu responden survei meyakini perluasan penerima program MBG dan 3 juta rumah bakal memberikan efek lebih positif terhadap ekonomi. 

    “[Dengan catatan] untuk 3 juta rumah harus diikuti peningkatan kapasitas produksi ekosistem properti domestik,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (16/3/2025). 

    Sebagai informasi, survei LPEM UI ini digelar pada 14 Februari 2024 melalui platform daring. Responden terdiri dari 42 pakar ekonomi dari berbagai daerah di Indonesia, Inggris, dan Amerika Serikat. 

    Perinciannya, 38% pakar berasal dari universitas di Indonesia, 26% dari universitas luar negeri, 17% dari lembaga penelitian, 10% dari lembaga internasional, 7% pakar independen, dan 2% tak memberi keterangan.

    Khusus untuk survei program yang berdampak, responden diminta untuk memilih tiga program pemerintah yang dipercaya akan memberikan efek positif terhadap sosial dan ekonomi.