Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Wall Street Menghijau, Ada Efek Komentar Menkeu AS soal Perang Dagang dengan China

    Wall Street Menghijau, Ada Efek Komentar Menkeu AS soal Perang Dagang dengan China

    Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street bangkit kembali pada Selasa (22/4/2025) didorong serangkaian laporan laba kuartalan dan sinyal tentang meredanya ketegangan perdagangan AS-China yang menarik minat investor.

    Melansir Reuters pada Rabu (23/4/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1.016,57 poin, atau 2,66%, menjadi 39.186,98. Kemudian, indeks S&P 500 naik 129,56 poin atau 2,51%, menjadi 5.287,76 dan Nasdaq Composite juga ditutup naik 429,52 poin, atau 2,71%, menjadi 16.300,42.

    Semua 11 sektor utama dalam S&P 500 naik, dengan sektor keuangan dan barang konsumsi mengalami persentase kenaikan terbesar.

    Reli mendorong ketiga indeks utama AS menguat lebih dari 2,5% karena investor mengabaikan serangan Trump terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang secara luas dianggap sebagai kekuatan penstabil bagi pasar.

    Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, ketika ditanya tentang serangan Trump terhadap Powell, mengatakan independensi Fed adalah dasar untuk hasil ekonomi yang lebih baik.

    Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa meskipun negosiasi perdagangan dengan Beijing kemungkinan akan berjalan lambat, dia yakin bahwa akan ada penurunan ketegangan perdagangan AS-China.

    “Pergolakan terus berlanjut sebagian agresi antara AS dan China mencair, berkat komentar Bessent, yang membantu mendorong keadaan menjadi lebih baik,” kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha.

    Dia menambahkan Washington memahami bahwa ketidakpastian seputar tarif merugikan pasar dan diharapkan bisa mendapatkan beberapa jenis berita positif di bidang perdagangan.

    Ketidakpastian tersebut mendorong Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memangkas perkiraannya terhadap pertumbuhan ekonomi AS menjadi 1,8% pada tahun 2025, dengan alasan dampak tarif AS, yang sekarang mencapai titik tertinggi dalam 100 tahun.

    Adapun, musim laporan keuangan perusahaan pada kuartal I/2025 mulai memanas. Sejauh ini, 82 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerjanya. Dari jumlah tersebut, 73% telah melampaui ekspektasi, menurut LSEG.

    Analis kini memperkirakan pertumbuhan laba agregat S&P 500 sebesar 8,1% untuk periode Januari – Maret, turun dari perkiraan pertumbuhan 12,2% di awal kuartal, menurut LSEG.

    “Laba saat ini menunjukkan kelanjutan fundamental yang baik, yang tidak mengejutkan,” kata Bill Merz, kepala Riset Pasar Modal di U.S. Bank Wealth Management, Minneapolis.

    Merz menambahkan, investor sedang mengkaji panduan perusahaan untuk kejelasan tentang apa yang direncanakan perusahaan untuk menanggapi kebijakan tarif.

  • Pengusaha Waswas Aksi Boikot Israel Mulai Gerogoti Penjualan Ritel RI

    Pengusaha Waswas Aksi Boikot Israel Mulai Gerogoti Penjualan Ritel RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat penjualan sejumlah produk kebutuhan harian masyarakat yang belakangan dituding terafiliasi dengan Israel mengalami penurunan hingga 40%. 

    Direktur Eksekutif Aprindo Setyadi Surya mengatakan, pihaknya meminta pemerintah turun tangan untuk mengantisipasi dampak ekonomi yang berpotensi timbul dari merosotnya permintaan, termasuk mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. 

    ”Kita tidak bisa melihat masalah ini dari satu sisi saja. Boikot dan tekanan ekonomi bisa berdampak pada stabilitas sosial, mulai dari meningkatnya angka pengangguran hingga potensi konflik di rumah tangga dan di masyarakat,” kata Setyadi, dikutip dari siaran pers, Selasa (22/4/2025). 

    Untuk itu, dia menilai pemerintah harus hadir dengan kebijkaan yang konkret dan terukur. Pengusaha ritel meminta kebijakan yang seimbang antara makro dan mikro agar lapangan kerja tetap terlindungi. 

    Setyadi juga menilai aksi boikot yang tidak berlandaskan data justru dapat memperburuk kondisi ekonomi nasional dan memperbesar angka pengangguran. 

    “Saatnya solidaritas diperkuat dengan strategi yang rasional dan berpihak pada kepentingan jangka panjang bangsa,” ujarnya. 

    Apalagi, gelombang PHK pun sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir di sektor industri. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor seperti penurunan permintaan pasar, efisiensi bisnis, dan tekanan ekonomi global. 

    Tak hanya itu, dia menegaskan sejumlah produk dari perusahaan yang diboikot sebenarnya merupakan perusahaan nasional yang dikelola oleh manajemen lokal dan melibatkan pekerja dalam negeri serta rantai pasok dalam negeri. 

    Oleh karena itu, pengusaha mengimbau boikot yang dilakukan tanpa verifikasi justru bisa menyasar pelaku usaha nasional, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta sektor ritel yang menopang ekonomi lokal. 

    Senada, Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengatakan, meskipun aksi boikot bukan penyebab utama PHK, dampaknya akan tetap signifikan.  

    “Boikot memang merugikan perekonomian, terutama jika produk yang diboikot adalah produk konsumtif. Dalam situasi seperti itu, PHK kerap menjadi opsi terakhir untuk efisiensi,” jelas Eko. 

    Dia memberikan contoh usaha yang mengalami penutupan selain Sritex Group maupun PT Sanken Indonesia. Sektor makanan dan minuman cepat saji juga tidak luput dari tekanan. 

    Misalnya, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemegang lisensi KFC di Indonesia, mencatat kerugian hingga Rp558 miliar pada kuartal III/2024 dan telah melakukan PHK 2.274 karyawan.  

    Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga menegaskan bahwa masyarakat berhak menunjukkan solidaristasnya terhadap Palestina. Namun, dia mengingatkan agar ekspresi tersebut dilakukan dengan cara yang lebih bijak dan tidak menimbulkan efek domino negatif terhadap tenaga kerja dan stabilitas ekonomi dalam negeri.  

    “Indonesia memiliki prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif, serta konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina. Namun, kita juga harus memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil tidak merugikan perekonomian nasional,” terangnya.  

  • Anjlok! IMF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Global 2025 Hanya 2,8%

    Anjlok! IMF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Global 2025 Hanya 2,8%

    Bisnis.com, JAKARTA — Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2025 sebesar 2,8%.

    Hal itu tercantum dalam dokumen World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025 yang diterbitkan pada Selasa (22/4/2025). IMF menilai bahwa tekanan ekonomi global masih akan berlanjut pada 2025 karena serangkaian guncangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Tarif Trump atau tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan, terutama karena berada pada tingkat tertinggi dalam satu abad terakhir. Kebijakan Presiden AS Donald Trump itu menjadi guncangan besar terhadap ekonomi global dan membuat proyeksi menjadi sulit.

    IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan turun menjadi 2,8%. Padahal, pada awal tahun ini, IMF masih memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,3%.

    “Pertumbuhan global diperkirakan turun menjadi 2,8% pada 2025 dan 3% pada 2026, dari 3,3% untuk kedua tahun menurut WEO Januari, penurunan kumulatif sebesar 0,8 poin persentase, dan jauh di bawah rata-rata historis 3,7% [2000—2019],” dikutip dari laporan IMF pada Selasa (22/4/2025).

    IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju 1,4% pada tahun ini, dengan pertumbuhan ekonomi AS turun menjadi 1,8% dari sebelumnya 2,7%. Adapun, di negara-negara berkembang, pertumbuhan ekonomi 2025 diperkirakan menjadi 3,7%, dengan penurunan terbesar di negara-negara terdampak tarif Trump—terutama China.

    Lembaga yang pernah dipimpin oleh Sri Mulyani Indrawati itu juga memproyeksikan inflasi global turun menjadi 4,3% pada 2025 dan menjadi 3,6% pada 2026. Inflasi di negara maju diperkirakan naik, sedangkan di negara berkembang akan sedikit turun.

    Risiko ekonomi global ke depannya didominasi oleh dampak perang dagang yang semakin intensif, risiko guncangan karena terbatasnya ruang kebijakan, ketidakstabilan pasar keuangan global dan volatilitas nilai tukar, hingga risiko tekanan lebih besar di negara berpendapatan rendah.

    Berlakunya tarif Trump menjadi variabel besar dalam perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya tarif yang tinggi, ketidakpastian dalam pelaksanaannya pun berisiko memperburuk aktivitas ekonomi.

    Laporan IMF itu menyajikan proyeksi acuan (reference forecast) berdasarkan informasi hingga 4 April 2025, termasuk tarif resiprokal yang berlaku 2 April 2025 dan berbagai respons awalnya. Proyeksi IMF juga disertai dengan berbagai skenario mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi global, berdasarkan asumsi kebijakan perdagangan yang berbeda.

    Proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari IMF, berdasarkan World Economic Outlook edisi April 2025. / dok IMF

  • Dibayangi ‘Perang Dingin’, Wamenkeu Nyatakan RI Tak Akan Condong ke AS atau China

    Dibayangi ‘Perang Dingin’, Wamenkeu Nyatakan RI Tak Akan Condong ke AS atau China

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono menyatakan pemerintah tidak akan condong ke Amerika Serikat atau China, meski geoekonomi dibayangi polarisasi akibat perang dagang antara dua negara perekonomian terbesar di dunia itu.

    Tommy, sapaan Thomas Djiwandono, mengakui bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump ke negara-negara mitra dagangnya meningkat resiko dan ketidakpastian prospek perekonomian global.

    Dia mencontohkan, sejumlah negara besar melakukan retaliasi dengan membalas tarif Trump tersebut. China menjadi yang paling mencolok.

    Akibatnya, kini China mematok tarif bea masuk 125% atas barang-barang asal AS. Sementara itu, AS menaikkan tarif impor barang-barang China menjadi 145%.

    Kendati demikian, Tommy menyatakan Indonesia tidak ingin terlibat dalam ‘perang dingin’ antara China-AS tersebut. Dia menegaskan Indonesia masih mengedepan diplomasi non-blok.

    “Indonesia sebagai negara ekonomi berkembang yang besar memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang erat dengan kedua negara tersebut,” ujar Tommy dalam acara HSBC Summit 2025, Selasa (22/4/2025).

    Keponakan Presiden Prabowo Subianto itu menjelaskan dalam lima tahun terakhir, China maupun AS selalu masuk ke dalam 5 besar investor di Indonesia.

    China, sambungnya, berfokus ke investasi mineral dan energi. Sementara itu, AS banyak berinvestasi ke sektor farmasi dan barang konsumsi.

    Oleh sebab itu, Tommy menegaskan pemerintah tidak akan memilih untuk condong ke salah satu negara melainkan tetap dekat dengan keduanya karena sama-sama penting untuk perkembangan ekonomi nasional.

    “Sangat penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus menjaga hubungan baik dengan kedua negara tersebut sebagaimana diamankan oleh konstitusi meskipun terjadi gejolak akibat perang tarif,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Tommy mengungkapkan penerapan tarif Trump belakangan membuat terjadi pergeseran kerangka kerja sama antar negata.dari yang awalnya multilateral menjadi bilateral.

    Masalahnya, kerja sama bilateral jauh lebih sulit tercapai karena ada ketimpangan kekuatan antar dua negara. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat.

    Hanya saja, dia menjelaskan fundamental ekonomi Indonesia masih cukup baik seperti pertumbuhan ekonomi yang terjadi di angka 5,03% pada tahun lalu, inflasi yang rendah di angka 1,03% secara tahunan pada Maret 2025, hingga surplus perdagangan dalam 59 bulan belakangan.

    “Dalam jangka pendek, prospek Indonesia tetap positif, didukung oleh konsumsi rumah tangga yang kuat dan momentum kembalinya aktivitas manufaktur,” jelas Tommy.

    Keponakan Presiden Prabowo Subianto itu menjelaskan PMI Manufaktur mencatat angka sebesar 52,4 pada Maret 2025. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak Juni 2024.

    Menurut Tommy, terjadi peningkatan produksi dan permintaan baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh sebab itu, dia menyimpulkan bahwa produsen tetap optimis atas prospek ekonomi Indonesia ke depan.

    “Kita mengharapkan pertumbuhan output yang berkelanjutan sepanjang tahun 2025,” ujarnya.

  • Sawit RI Kalah Kompetitif dari Malaysia, Gapki Minta Keringanan Beban Ekspor

    Sawit RI Kalah Kompetitif dari Malaysia, Gapki Minta Keringanan Beban Ekspor

    Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta pemerintah untuk meringankan beban ekspor kelapa sawit agar produk sawit Indonesia dapat lebih kompetitif di pasar global. 

    Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengatakan, beban ekspor sawit di Indonesia lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Menurutnya, beban ekspor yang tinggi ini membuat langkah pengusaha sulit bersaing dengan negara lain, terutama untuk mengekspor ke Amerika Serikat (AS).

    “Ternyata dari hitungan yang kami lakukan di Gapki, ternyata beban ekspor untuk produk sawit kita itu tinggi, melebihi dari Malaysia. Jadi beban ekspor kita ada pungutan ekspor, ada lagi bea keluar, kemudian ada lagi DMO [domestic market obligation],” kata Mukti dalam acara Editorial Circle ‘Driving responsible growth for palm oil industry’ di UOB Plaza, Jakarta, Selasa (22/4/2025). 

    Berdasarkan perhitungan Gapki, beban ekspor Indonesia mampu mencapai US$251 per ton. Kondisi ini berbeda dengan Malaysia dengan beban ekspor sekitar US$140-an per ton.

    “Jadi kalau kami dari pengusaha, kalau kita mau bersaing, usulan kami adalah bagaimana agar beban ekspor ini bisa dikurangi, apakah dari PE [pungutan ekspor],” ujarnya.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi mengatakan, beban ekspor sejatinya merupakan kebijakan yang telah dihitung secara komprehensif dan melibatkan berbagai pihak.

    Di samping itu, kata dia, kebijakan ini juga telah memperhatikan kebutuhan dalam negeri. “Karena kan, itu tadi kan untuk replanting dan sebagainya. Jadi, saya akan sampaikan ke pimpinan [terkait pengurangan beban ekspor],” ujar Punto saat ditemui Bisnis.

    Lebih lanjut, Punto menyampaikan bahwa umumnya pengenaan PE dikeluarkan berdasarkan harga sehingga sudah ada formula sebelum menetapkan PE.

    “Jadi PE yang dikenakan itu nanti berdasarkan harga dan sebagainya. Artinya sudah ada rumusannya sih,” pungkasnya.

  • Bapanas Ungkap Alasan Beras SPHP dan Bansos Belum Digelontorkan

    Bapanas Ungkap Alasan Beras SPHP dan Bansos Belum Digelontorkan

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan alasan pemerintah belum menggelontorkan beras baik untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun bantuan sosial (bansos), meski stok dalam negeri melimpah.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, program SPHP akan dijalankan ketika harga beras dalam negeri melonjak. Mengingat, tujuan program SPHP adalah sebagai stabilisasi pasokan dan harga.

    “Kalau misalnya harga beras naik, ya kita [gelontorkan beras] SPHP,” kata Arief kepada wartawan di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa (22/4/2025).

    Sama halnya dengan bansos. Arief mengatakan, pemerintah akan menggelontorkan bantuan berupa beras ketika harga beras dalam negeri melonjak. 

    Mengenai kekhawatiran penurunan kualitas beras, Arief menyebut bahwa beras yang ada di gudang Bulog akan dijaga kualitasnya oleh Perum Bulog.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya memperkirakan, stok beras dalam negeri dapat mencapai 4 juta ton pada musim panen Mei 2025.

    Amran mengatakan, perkiraan tersebut datang dari stok beras yang ada saat ini, yang telah mencapai sekitar 3,3 juta ton dan juga perkiraan stok pada awal Mei 2025 sekitar 3,5 juta ton – 3,7 juta ton.

    “Kemungkinan di Mei itu masuk 4 juta ton,” kata Amran ketika ditemui di Kantor Kementan, Selasa (22/4/2025).

    Menurutnya, perkiraan stok tersebut merupakan yang tertinggi dalam 20-30 tahun. Kondisi ini, lanjut dia, bahkan tidak pernah terjadi selama Indonesia merdeka.

    “Itu tidak pernah terjadi selama [Indonesia] merdeka. Ini kerja keras kita semua,” ujarnya.

    Adapun, produksi beras dalam negeri diproyeksi cukup bagus tahun ini. Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Februari 2025, total produksi padi pada Januari-Mei 2025 diperkirakan mencapai 34,47 ton GKP. 

    Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi masyarakat, produksi beras sementara mencapai sekitar 16,62 juta ton beras pada periode Januari-Mei 2025.

    Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,83 juta ton beras atau 12,40% dibandingkan produksi beras pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak 14,78 juta ton beras.

  • Catat! ASN yang Pindah Perdana ke IKN Bakal Dapat Tunjangan Khusus

    Catat! ASN yang Pindah Perdana ke IKN Bakal Dapat Tunjangan Khusus

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB) memastikan bakal memberikan tunjangan atau insentif khusus bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pindah perdana ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

    Menteri PAN RB, Rini Widyanti menjelaskan bahwa wacana pemberian insentif itu diperlukan guna mendorong minat para ASN lain untuk turut pindah ke IKN.

    “Pegawai ASN yang dipindah pada tahap pertama tentunya perlu diberikan tunjangan khusus. Ini untuk mendorong ASN yang lain ikut bisa stimulan untuk mau pindah ke IKN,” kata Rini dalam RDP Bersama Komisi II DPR RI, Selasa (22/4/2025).

    Namun demikian, Rini belum dapat merinci kapan tepatnya pemindahan ASN gelombang perdana tersebut bakal dilakukan. Pasalnya, hingga saat ini pihaknya masih melakukan harmonisasi ulang lantaran terdapat perubahan Kementerian dan Lembaga (K/L) antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto.

    Rini menjelaskan, saat ini Kementerian PAN-RB tengah melakukan pendataan ulang dan menyeleksi kembali jajaran ASN yang bakal dipindahkan ke IKN. Menurutnya, proses ini selambat-lambatnya bakal rampung 2026. 

    Selain itu, Rini menyebut penundaan itu juga terjadi lantaran hingga saat ini belum ada regulasi final yang mengatur skema pemindahan ASN dari Jakarta ke IKN. 

    “Rencana pemindahan ASN ke IKN tentunya belum dapat dilaksanakan, adapun jadwal finalnya nanti akan kami belum mendapatkan arahan dari Bapak Presiden mengingat juga Perpres mengenai pemindahan sampai hari ini juga belum ditandatangani oleh Bapak Presiden,” tambahnya. 

    Mendukung rencana pemindahan ASN tersebut, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebut bakal segera merampungkan sebanyak 77 rumah susun (rusun) yang akan digunakan para ASN dan PNS pada 2028. 

    Deputi Sarana dan Prasarana OIKN, Danis H. Sumadilaga menjelaskan bahwa pada tahap perdana pemerintah bakal menyelesaikan sebanyak 47 tower dan ditargetkan rampung pada Juni 2025.

     “Sudah lebih dari 90% progresnya yang 47 tower itu dan Juni ini kita selesaikan,” pungkasnya.

  • CEK FAKTA: E-Money Tidak Dapat Digunakan untuk Transaksi KRL

    CEK FAKTA: E-Money Tidak Dapat Digunakan untuk Transaksi KRL

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Commuter Indonesia (Persero) atau KAI Commuter membantah informasi terkait penggunaan Kartu Bank Elektronik e-Money Mandiri sudah tidak bisa digunakan lagi untuk transaksi pembayaran tiket Commuter Line mulai 23 April 2025. 

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menyampaikan bahwa informasi terkait e-Money yang beredar di media sosial dan pesan berantai merupakan berita tidak benar atau Hoax. Pihaknya tidak pernah mengeluarkan pengumuman tersebut. 

    “Informasi tersebut merupakan informasi yang tidak benar dan KAI Commuter tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut,” kata Joni, dikutip Selasa (23/4/2025). 

    Joni mengatakan sampai dengan saat ini, Kartu Bank Elektronik e-Money Mandiri tetap masih bisa digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran tiket Commuter Line. Terkait informasi hoaks yang sudah beredar luas, KAI Commuter mengimbau masyarakat untuk jeli dan tidak menyebarkan berita yang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya. 

    Sumber: akun X @commuterline

    “Informasi yang akurat hanya disampaikan secara resmi oleh manajemen KAI Commuter melalui akun resmi perusahaan @commuterline atau informasi langsung yang diberikan oleh pejabat berwenang di KAI Commuter kepada wartawan media massa,” kata dia. 

    Sebelumnya beredar di media sosial X terkait pengumuman penggunaan e-Money Mandiri. Warganet merespons beragam, beberapa bahkan mengaku mendengar langsung pengumuman di dalam KRL. 

    “Test ombak kah itu kci? Tadi pagi ada announcementnya di krl blue line. Kalau kita kaga protes juga jalan terus itu kebijakan, kebiasaan,” tulis @yourpandawann. 

    Respons lain datang dari @naninsdimple, “Sepertinya bener infonya, barusan naik ke arah tanah abang ada announcementnya.” 

  • Tol Kuala Tanjung-Indrapura Mulai Bertarif Besok, Segini Besarannya

    Tol Kuala Tanjung-Indrapura Mulai Bertarif Besok, Segini Besarannya

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) bakal resmi memberlakukan tarif tol pada ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (Kutepat) seksi 2 Kuala Tanjung – Indrapura mulai besok, Rabu (23/4/2025). 

    Direktur Utama Hamawas, Dindin Solakhuddin menjelaskan bahwa jalan tol tersebut sebelumnya telah dioperasikan tanpa tarif selama 1,5 bulan.

    Adapun, penetapan tarif tersebut sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) Pekerjaan Umum Nomor 329/KPTS/M/2025.

    “Dengan diberlakukannya tarif di Jalan Tol Kuala Tanjung – Indrapura, kami mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk mengecek besaran tarif yang berlaku dan memastikan saldo uang elektronik mencukupi sebelum melakukan perjalanan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (22/4/2025).

    Dindin menekankan bahwa kepastian saldo elektronik itu diperlukan guna memastikan proses transaksi di gerbang tol berjalan lancar. 

    Secara terperinci, berikut besaran tarif yang bakal berlaku pada ruas Tol Kutepat Seksi 2 Kuala Tanjung – Indrapura. 

    Kuala Tanjung – IC Indrapura

    Golongan I: Rp11.000

    Golongan II & III: Rp16.500

    Golongan IV & V: Rp22.000

     

    Kuala Tanjung – Junction Indrapura

    Golongan I: Rp17.000

    Golongan II & III: Rp25.500

    Golongan IV & V: Rp34.000

     

    Kuala Tanjung – IC Tebing Tinggi

    Golongan I: Rp39.500

    Golongan II & III: Rp59.500

    Golongan IV & V: Rp79.500

     

    Kuala Tanjung – Tebing Tinggi KM86+250

    Golongan I: Rp42.000

    Golongan II & III: Rp62.500

    Golongan IV & V: Rp83.500

     

    Kuala Tanjung – IC Dolok Merawan

    Golongan I: Rp74.500

    Golongan II & III: Rp111.500

    Golongan IV & V: Rp149.000

     

    Kuala Tanjung – IC Sinaksak 

    Golongan I: Rp91.500

    Golongan II & III: Rp137.000

    Golongan IV & V: Rp183.000

  • Bos Bapanas Jelaskan Maksud Prabowo soal Kuota Impor Dihapus

    Bos Bapanas Jelaskan Maksud Prabowo soal Kuota Impor Dihapus

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) kembali mengklarifikasi mengenai pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal penghapusan kuota impor, utamanya untuk komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pernyataan tersebut bukan berarti pemerintah membebaskan semua komoditas untuk diimpor.

    “Pak Presiden itu maksudnya bukan membebaskan impor semuanya masuk bukan, bukan itu. Orang salah mendefinisikan,” kata Arief kepada wartawan di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa (22/4/2025).

    Dia menuturkan, impor untuk sejumlah komoditas tetap diatur dengan mempertimbangkan produksi dalam negeri dan kebutuhan nasional. Jika stok dalam negeri tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut akan dipenuhi dari pengadaan luar negeri alias impor.

    Misalnya, kata dia, kebutuhan nasional untuk komoditas bawang putih mencapai 600.000 ton dan produksi dalam negeri hanya 50.000 ton. Untuk memenuhi kebutuhan nasional, pemerintah perlu mengimpor sekitar 550.000 ton.

    Rencana pengadaan ini, kata dia, yang kemudian dibuka untuk semua pihak. Artinya, semua pihak dapat mengimpor bawang putih sesuai dengan rencana pengadaan yang telah dibuat oleh pemerintah. Dengan demikian, kegiatan importasi tidak dikuasai oleh kelompok tertentu.

    “Nah itu jangan dikuasai oleh Pak Jafar sendiri atau pak Arief sendiri, tapi di-open semua orang supaya bisa [impor]. Itu maksudnya Pak Presiden, bukan dibuka semuanya sebanyak-banyaknya,” jelasnya. 

    Dia mengatakan, kegiatan importasi harus dilakukan dengan perhitungan yang pas agar tidak merugikan petani dan peternak dalam negeri.

    “Jadi Pak Presiden itu maksudnya tetap ada hitungan seperti itu. Ya kalo nggak ada hitungan terus nanti lama-lama kita kayak Singapura loh, kita nggak punya petani, nggak punya peternak,” pungkasnya. 

    Kepala Negara sebelumnya memerintahkan kementerian/lembaga terkait untuk menghilangkan kuota impor, utamanya untuk komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

    Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo di hadapan pengusaha, ekonom hingga akademisi pada acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Perintah tersebut disampaikan Prabowo ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua DEN Luhut B. Pandjaitan. 

    “Yang jelas, Menko, Menkeu, Gubernur BI, Ketua DEN, saya sudah kasih perintah hilangkan kuota-kuota impor terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata Prabowo dalam Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga meminta Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso untuk tidak lagi memberlakukan kebijakan kuota impor. 

    “Siapa mau impor daging silakan, siapa saja boleh impor. Silakan buka saja, rakyat juga pandai kok, enggak usah ada kuota [impor],” ujarnya