Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Purbaya Tak Main-main Soal Pembekuan Bea Cukai: Betul-betul Beku!

    Purbaya Tak Main-main Soal Pembekuan Bea Cukai: Betul-betul Beku!

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa secara terbuka memastikan akan membekukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) apabila tidak berhasil membenahi diri selama satu tahun ke depan. 

    Purbaya mengaku diberikan target oleh Presiden Prabowo Subianto untuk membenahi salah satu unit Kemenkeu itu dalam satu tahun ke depan. Apabila gagal, maka ada peluang Bea Cukai bakal dibekukan seperti pada pemerintahan Presiden ke-2 Soeharto, di mana tugasnya diserahkan ke perusahaan Swiss, SGS. 

    “Bebas. Nanti kami lihat seperti apa. Kalau memang enggak bisa perform ya kami bekukan dan betul-betul beku. Artinya, 16.000 pekerja Bea Cukai kami rumahkan, tetapi saya minta waktu ke Presiden untuk memperbaiki Bea Cukai,” ujarnya kepada wartawan usai menghadiri Rapimnas Kadin 2025, Jakarta, Senin (1/12/2025). 

    Namun demikian, Purbaya menyebut tidak semua petugas Bea Cukai bermasalah. Dia melihat masih ada petugas di sana yang bisa dibentuk dan memperbaiki diri. 

    “Sebaiknya kami perbaiki diri dulu sendiri selama setahun, daripada kami langsung tutup tanpa warning kan jelek. Jadi dikasih kesempatan untuk memperbaiki diri,” lanjut mantan Deputi di Kemenko Maritim dan Investasi itu. 

    Keluhan Pengusaha

    Sebelumnya, saat masih dalam sesi tanya jawab rapimnas Kadin yang dihadiri olehnya, Purbaya mendapatkan keluhan dari pengusaha konstruksi baja.

    Pengusaha meminta agar Bea Cukai memperketat pengawasan terhadap impor konstruksi baja, padahal produksi di dalam negeri juga tinggi. 

    Keluhan itu disampaikan kepada Purbaya oleh Ketua Umum Indonesia Society of Steel Construction (ISSC) Budi Harta Winata, pada rapat pimpinan nasional (rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Senin (1/12/2025). 

    Budi menyampaikan bahwa dia bersama sekitar 1.000 orang sebelumnya telah menggelar aksi di depan kantor pusat Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Oktober 2025 lalu. Dia menceritakan bahwa gempuran impor konstruksi baja ke Indonesia itu menyebabkan perusahaan-perusahaan konstruksi dalam negeri harus merumahkan karyawannya. 

    Pemilik PT Artha Mas Graha Andalan itu mengatakan, perusahaannya harus melakukan efisiensi pekerja dari awalnnya 1.000 orang juru las menjadi tinggal 70 orang saja.

    Budi mengakui bahwa harusnya permasalahan ini bukan disampaikan ke Purbaya selaku Menkeu. Namun, mengingat Bea Cukai berada di bawah kewenangannya, maka dia meminta agar pengawasan keluar masuk barang di pelabuhan bisa diperketat. 

    “Kami minta Bea Cukai lebih ketat, mestinya produksi barang yang bisa dibikin dalam negeri, mestinya janganlah boleh masuk, Pak. Karena kami tukang las-tukang las dalam negeri yang mengerjakan,” ucapnya. 

    Purbaya pun menyatakan bakal memelajari masalah yang disampaikan oleh Budi dan para pelaku usaha konstruksi baja. Dia berjanji akan melihat langsung seperti apa pelaksanaan tugas Bea Cukai di lapangan dalam hal pengawasan. 

    “Kalau saya tanya ke anak buah saya, bagus terus. Saya tanya Bea Cukai ada impor baja? ‘Enggak ada Pak’. Saya tanya pelaku, ada. Yang mana yang bener, tapu gua yakin anak buah gua ngibulin gue. Nanti anda kirim laporan ke saya,” ucapnya sambil disambut tawa oleh peserta Rapimnas Kadin. 

    Ekonom yang pernah menjabat Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu juga mengakui tengah melakukan ‘bersih-bersih’ di Bea Cukai. “Kami betulin setahun ke depan, kalau dalam setahun enggak beres, Bea Cukai betul-betul dibekukan. Saya ganti SGS,” tegasnya. 

  • Tanggulangi Bencana Banjir Sumatra, Purbaya Siap Tambah Dana BNPB

    Tanggulangi Bencana Banjir Sumatra, Purbaya Siap Tambah Dana BNPB

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) yang dianggarkan di bawah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menangani bencana di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.

    Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menyebut prioritas utama pemerintah dalam kondisi bencana seperti saat ini adalah penyelamatan masyarakat, evakuasi, layanan logistik, pengungsian, kesehatan, dan lain-lain. Semuanya dibiayai oleh APBN melalui DSP yang dikelola di bawah BNPB.

    “Ini dibiayai negara melalui BNPB dengan skema Dana Siap Pakai. BNPB membelanjakan Dana Siap Pakai ini sesuai kebutuhan masyarakat terdampak selama Tanggap Darurat,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/12/2025). 

    Kendati demikian, mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pada pemerintahan Joko Widodo itu tak memerinci lebih lanjut besaran DSP dimaksud. Dia menyebut besaran dananya akan disesuaikan dengan kebutuhan untuk kepentingan Tanggap Darurat, dan akan dibelanjakan secara akuntabel.

    Secara terpisah, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan siap untuk memberikan tambahan anggaran ke BNPB untuk penanganan bencana alam di Aceh dan Sumatera. Menurut Bendahara Negara, saat ini BNPB masih memiliki sisa anggaran sekitar Rp500 miliar lebih. Apabila merujuk kepada Buku II Nota Keuangan RAPBN 2026, outlook anggaran BNPB 2025 adalah Rp2 triliun. 

    “Terus kalau nanti butuh dana tambahan, kami siap juga menambah, dan sudah ada di anggarannya. Ini tergantung permintaan BNPB. Kan Anda tahu saya kaya,” ujar Purbaya kepada wartawan saat ditemui usai Rapimnas Kadin 2025 di Park Hyatt, Jakarta, Senin (1/12/2025). 

    Purbaya tidak mengingat jelas pos anggaran di APBN yang sudah disiapkan untuk kebutuhan situasi darurat bencana seperti saat ini. Namun, dia menyebut pengalokasian tambahan anggaran itu bakal langsung diberikan seketika BNPB menyampaikan pengajuan. 

    Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu menjamin bahwa dana untuk anggaran biaya tambahan (ABT) itu cukup, termasuk untuk rehabilitasi dampak bencana. 

    “Tinggal BNPB mengajukan ABT [Anggaran Biaya Tambahan] ke kami. Nanti kami proses,” pungkasnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, pada hari ini, Presiden Prabowo dan sejumlah pejabat turut bertolak ke Sumatra untuk memantau kondisi daerah terdampak bencana. 

  • Surplus Neraca Dagang RI Susut, Purbaya Sebut Akibat Permintaan Domestik Pulih

    Surplus Neraca Dagang RI Susut, Purbaya Sebut Akibat Permintaan Domestik Pulih

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai surplus neraca dagang Indonesia pada Oktober 2025 yang semakin susut justru menandai perbaikan permintaan domestik. 

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2025 mengalami surplus senilai US$2,39 miliar. Ini menjadi surplus ke-66 kalinya secara beruntun sejak Mei 2020, tetapi menjadi yang terendah sejak April 2025 dan lebih rendah dari Oktober 2024 yaitu US$2,71 miliar.

    Namun demikian, Purbaya menilai pembukuan surplus yang lebih rendah itu menjadi tanda bahwa permintaan domestik membaik. Sebaliknya, surplus neraca dagang yang terlalu besar, di mana berarti nilai ekspor melambung tinggi, dinilai olehnya menjadi tanda-tanda bahwa permintaan domestik buruk. 

    “Kalau surplusnya kegedean, tandanya apa? Permintaan domestik kan jelek. Kalau surplusnya menyusut tetapi masih surplus, artinya ada tanda-tanda perbaikan di domestic demand. Jadi Anda enggak bisa terjemahkan langsung satu titik aja,” terangnya kepada wartawan saat ditemui usai Rapimnas Kadin 2025, Park Hyatt, Jakarta, Senin (1/12/2025). 

    Menurut Purbaya, perlu untuk melihat seperti apa perkembangan neraca perdagangan Indonesia ke depan. Dia memperkirakan apabila kinerja surplus perdagangan membaik, maka bisa jadi menjadi tanda bahwa ekonomi domestik membaik. 

    “Kita lihat beberapa bulan ke depan seperti apa. Kalau balik ke normal, artinya ekonomi domestik mulai normal lagi dengan permintaan yang lebih bagus dibanding sebelum-sebelumnya,” jelasnya. 

    Seperti diberitakan sebelumnya, BPS mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus US$2,39 miliar secara tahunan (year on year/YoY) pada Oktober 2025. Angka itu merupakan surplus neraca perdagangan terendah sejak April 2025 atau dalam enam bulan terakhir. 

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Isnartini mengatakan bahwa Indonesia mencatatkan ekspor Oktober sebesar US$24,24 miliar atau turun 2,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

    Sementara itu, nilai impor Oktober 2025 mencapai US$21,84 miliar atau turun 1,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan impor migas.

    “Neraca perdagangan Indonesia dengan ini telah mencatat surplus selama 66 bulan berturut turun sejak Mei 2020,” ujar Pudji pada Rabu (1/10/2025). 

    Surplus pada Oktober 2025 lebih ditopang pada komoditas nonmigas yaitu sebesar US$4,41 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama lemak dan minyak hewan/nabati, kemudian bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

    Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas defisit US$1,92 miliar dengan komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak.

  • Janji Libas Barang Impor Ilegal, Purbaya Balik Tagih Pajak dari Pengusaha

    Janji Libas Barang Impor Ilegal, Purbaya Balik Tagih Pajak dari Pengusaha

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan janjinya untuk melindungi industri dan pelaku usaha di dalam negeri. Sebaliknya, dia juga meminta pengusaha juga taat membayar kewajiban pajaknya. 

    Hal itu disampaikan Purbaya saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Nasional) Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (1/12/2025). 

    Purbaya mengatakan bahwa akan menjaga jalur-jalur perbatasan atau pintu masuk arus barang dari luar negeri. Dia mencontohkan upayanya selama ini menertibkan pakaian impor bekas yang secara aturan ilegal.

    “Saya jaga border kita dari [barang-barang] ilegal. Kemarin kan ada ribut-ribut thrifting, nanti habis itu baja, habis itu lagi sepatu. Jadi kami jaga domestic demand dan domestic market,” terangnya kepada para peserta Rapimnas Kadin di Park Hyatt, Jakarta, Senin (1/1/2025). 

    Usai permintaan domestik dan pasar dalam negeri yang diperbaiki, Purbaya lalu mengingatkan kewajiban pengusaha kepada negara yakni membayar pajak.  “Untuk teman-teman pengusaha, kalau sudah sukses jangan lupa bayar pajak,” ujarnya. 

    Usai acara tersebut, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik upaya pemerintah untuk melakukan deregulasi dan debottlenecking dunia usaha. Dia menyatakan Kadin siap mendukung pemerintah dalam meningkatkan daya saing serta daya beli masyarakat maupun investasi. 

    Di sisi lain, Anindya juga menyatakan dunia usaha siap untuk menyerap likuiditas yang telah disiapkan pemerintah melalui Menkeu Purbaya di bank-bank BUMN. Berdasarkan catatan Bisnis, Purbaya sejak September 2025 telah memindahkan kas pemerintah dari Bank Indonesia (BI) ke bank umum serta bank daerah dengan total Rp276 triliun. 

    “Kami siap juga untuk menyerap likuiditas yang telah disediakan untuk memajukan ekonomi setelah terus mencapai perlahan mencapai 8%,” tuturnya. 

  • Ada Event Belanja Nasional Akhir 2025, Transaksi Dibidik Tembus Rp120 Triliun

    Ada Event Belanja Nasional Akhir 2025, Transaksi Dibidik Tembus Rp120 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melakukan sejumlah langkah optimalisasi event belanja nasional pada akhir tahun 2025 atau bertepatan dengan periode hari raya Natal dan tahun baru (Nataru).

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa hal tersebut diupayakan dengan penerapan diskon transportasi, pergelaran pariwisata, kampanye belanja di gerai ritel modern, serta belanja online.

    “Kita melakukan optimalisasi event belanja nasional, angka total yang di-spending ditargetkan Rp120 triliun,” kata Airlangga saat berbicara dalam Rapimnas Kadin Indonesia 2025 di Jakarta, Senin (1/12/2025).

    Secara terperinci, diskon transportasi terdiri dari moda kapal laut, kereta api, penyeberangan, dan pesawat udara hingga 10 Januari 2026.

    Sementara itu, optimalisasi belanja dilakukan dengan penyelenggaraan Epic Sale pada 1—31 Desember 2025 yang melibatkan gerai ritel modern dengan target transaksi Rp56 triliun, dan lebih dari 220 gerai ritel terlibat.

    Airlangga lantas menyampaikan bahwa transaksi dari hari belanja online nasional (Harbolnas) dibidik mencapai Rp34 triliun sepanjang periode 10 hingga 16 Desember 2026.

    Terdapat pula event Belanja di Indonesia Aja (Bina) yang menggelar event Bina Indonesia Great Sale pada 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Targetnya ialah menghasilkan hingga Rp30 triliun.

    “Sehingga ke depan kami optimistis di tahun 2026 pemerintah akan membelanjakan untuk program prioritas sebanyak Rp2.567,9 triliun dari anggaran Rp3.842 triliun,” ujar Airlangga

    Adapun, Mandiri Institute mencatat Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025 berada di level 312,8, atau tumbuh 1,5% secara mingguan (week on week/WoW).  

    Kenaikan ini relatif stabil jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada pekan sebelumnya yang mencapai 1,7%. Sebagai catatan, MSI tercatat mengalami tren penurunan sepanjang kuartal III/2025.

    Tim Ekonom Mandiri Institute pun menilai kenaikan belanja ini menjadi sinyal awal penguatan konsumsi menjelang periode libur Nataru. Secara spesifik, peningkatan belanja jelang akhir tahun mulai terlihat signifikan pada sektor transportasi, khususnya moda darat.  

    “Belanja tiket kereta melanjutkan tren akselerasi, naik 6,3% WoW, lebih tinggi dibandingkan 5,1% pada minggu sebelumnya. Sementara itu, tiket pesawat naik 2,4% WoW setelah sempat terkontraksi 1,7% pada minggu sebelumnya,” tulis Office of Chief Economist Bank Mandiri dalam laporannya, dikutip Selasa (25/11/2025).  

  • Sensus Ekonomi 2026 Turut Petakan Potensi Sektor Ekonomi Kreatif

    Sensus Ekonomi 2026 Turut Petakan Potensi Sektor Ekonomi Kreatif

    Bisnis.com, JAKARTA — Perkembangan ekonomi kreatif di Tanah Air menjadi ujung tombak bagi perkembangan perekonomian. Kontribusi dari sektor kreatif ditargetkan akan terus meningkat dari waktu ke waktu.
     
    Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, ekonomi kreatif saat ini menjadi aktivitas yang paling dinamis dan penuh potensi dalam sistem perekonomian Indonesia.
     
    Dia menuturkan dalam satu dekade terakhir, geliat pelaku usaha ekonomi kreatif semakin jelas terlihat, terutama di kota-kota besar yang menjadi pusat inovasi dan budaya populer.
     
    “Menariknya, laju pertumbuhan sektor ini tidak lagi didominasi pemain lama. Justru generasi muda yang kini mengambil posisi terdepan, memanfaatkan perkembangan teknologi, media sosial, dan perubahan gaya hidup untuk menciptakan usaha-usaha baru yang kreatif, adaptif, dan kompetitif,” ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (1/12/2025).
     
    BPS mencatat berdasarkan Sensus Ekonomi 2016, tergambar bahwa transformasi ekonomi kreatif mulai terlihat jelas. Pada periode tersebut, subsektor yang kini menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi kreatif seperti kuliner, fesyen, dan kriya sudah menunjukkan pertumbuhan yang pesat.
     
    Berkaca dari hasil sensus ekonomi pada 2016 itu, mayoritas pelaku usaha kreatif merupakan usaha mikro dan kecil yang berkembang terutama di wilayah perkotaan.
     
    “Meskipun Sensus Ekonomi 2016 belum memotret seluruh subsektor ekonomi kreatif seperti saat ini, sensus tersebut sudah menandai awal kebangkitan industri kreatif di berbagai daerah,” katanya.
     
    Saat ini, Amalia menuturkan sektor kreatif tumbuh jauh lebih kompleks. Usaha kuliner modern semakin beragam, brand fashion lokal bermunculan di hampir semua kota, pelaku seni visual memanfaatkan platform digital sebagai galeri virtual, dan usaha berbasis teknologi seperti animasi, gim, hingga pengembangan aplikasi semakin diminati oleh lulusan muda dari berbagai bidang.
     
    Menariknya, generasi muda tampil sebagai aktor utama dalam perkembangan ekonomi kreatif.
     
    “Mereka tidak hanya mengejar peluang ekonomi, tetapi juga menjadikan kreativitas sebagai identitas. Banyak usaha kreatif dimulai dari kamar tidur, studio sederhana, co-working space, atau dari sebuah komunitas hobi,” ujarnya.
     
    Dengan kehadiran media sosial, mereka dapat menjangkau pasar yang jauh lebih luas tanpa memerlukan modal besar untuk membuka toko fisik.
     
    Hal ini menjadikan roda ekonomi kreatif berputar lebih cepat dan lebih fleksibel dibandingkan sektor-sektor tradisional yang membutuhkan infrastruktur besar.
     
    Kemampuan generasi muda dalam beradaptasi dengan teknologi menjadi salah satu pendorong utama mengapa aktivitas ekonomi kreatif berkembang begitu pesat. Dalam banyak kasus, keputusan bisnis mereka sangat dipengaruhi tren global, pola konsumsi digital, dan kemampuan memanfaatkan data dari platform pemasaran.
     
    Fenomena seperti maraknya konten kreator, toko daring produk lokal, brand streetwear, hingga komunitas game online menunjukkan bagaimana kreativitas dan teknologi berpadu erat dalam membentuk model bisnis baru. Semua ini sekaligus menunjukkan perlunya data yang lebih komprehensif, akurat, dan mutakhir mengenai perkembangan sektor ini di Indonesia.
     
    Amalia menuturkan perkembangan tersebut menjadikan Sensus Ekonomi 2026 nantinya akan sangat sentral dalam memotret aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya sektor ekonomi kreatif.
     
    “Sensus ini akan mendata seluruh kegiatan usaha nonpertanian dalam berbagai skala, dari mikro hingga besar, termasuk seluruh subsektor ekonomi kreatif yang kini menjadi perhatian publik dan pemerintah,” kata Amalia.

    Sebaran Pelaku Usaha

    Dengan adanya Sensus Ekonomi 2026, nantinya BPS akan memperoleh gambaran terkini mengenai jumlah dan sebaran pelaku usaha kreatif di seluruh Indonesia, karakteristik usaha, pemanfaatan teknologi, tenaga kerja yang terlibat, hingga tantangan yang dihadapi para pelaku.
     
    Nantinya, hasil sensus menjadi landasan penting dalam penyusunan berbagai kebijakan pengembangan ekonomi kreatif ke depan. Pemerintah pusat maupun daerah akan memiliki gambaran lebih jelas mengenai subsektor apa saja yang sedang berkembang pesat, wilayah mana yang menjadi pusat pertumbuhan pelaku kreatif muda, serta bagaimana kebutuhan pendukung seperti pembiayaan, pelatihan, dan infrastruktur teknologi dapat dirancang agar lebih tepat sasaran.
     
    Dengan data tersebut, berbagai program seperti pengembangan kota kreatif, peningkatan daya saing UMKM, dan perluasan ekosistem ekonomi digital dapat diarahkan secara lebih strategis.
     
    Selain bagi pembuat kebijakan, Sensus Ekonomi juga bermanfaat besar bagi pelaku usaha kreatif itu sendiri. Data hasil sensus akan membantu mereka memahami posisi usaha mereka dalam konteks yang lebih luas, melihat peluang ekspansi, serta memetakan potensi pasar.
     
    “Dalam banyak kasus, pelaku usaha kreatif tumbuh melalui proses coba-coba, berbasis inovasi tetapi tanpa analisis pasar yang mendalam. Kehadiran data sensus dapat menjadi acuan bagi mereka untuk mengambil keputusan usaha yang lebih terukur dan akan menjadi momen penting untuk menangkap potret terbaru sektor kreatif Indonesia.” (*)

  • Garuda (GIAA) Beberkan Kesiapan Maskapai Jelang Musim Haji 2026

    Garuda (GIAA) Beberkan Kesiapan Maskapai Jelang Musim Haji 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyampaikan, maskapai akan fokus pada penyiapan armada menjelang Musim Haji 2026 yang akan mulai pada 21 April 2026. 

    Direktur Operasi Garuda Indonesia Dhani Haikal Iriawan menyebutkan dalam implementasi operasional Ibadah Haji 2026, pihaknya bakal fokus pada rotasi pesawat agar berjalan lebih efektif. 

    “Kami fokus memperkuat kesiapan armada dan efektivitas rotasi,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI, Senin (1/12/2025). 

    Selain itu, juga dilakukan koordinasi lintas negara agar musim haji berikutnya dapat dilaksanakan dengan standar pelayanan dan ketepatan waktu yang semakin tinggi.

    Berkaca dari Musim Haji 2025, Garuda Indonesia menuntaskan operasional haji dengan kinerja yang jauh lebih solid, dengan mencatatkan on time performance (OTP) keberangkatan sebesar 96,4%.

    Capaian tersebut tumbuh signifikan sebesar 16,9% dibandingkan dari periode sebelumnya yang mencatatkan angka OTP sebesar 79,5%, sedangkan pada OTP kepulangan, Garuda mencatatkan capaian sebesar 96%, tumbuh 18,4% dibandingkan tahun lalu sebesar 77,6%. 

    Pada musim Haji 2025, kami melayani 7 embarkasi dengan total 91.000 jemaah yang diterbangkan dengan 14 pesawat untuk 247 kloter penerbangan. 

    Garuda Indonesia sendiri akan melayani pengangkutan jemaah haji dan petugas kloter sebanyak 102.502 orang yang berasal dari embarkasi Aceh, Medan, Padang, sebagian Jakarta (Pondok Gede), Banten, Solo, Jogja, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.

    Per November 2025, Garuda Indonesia tercatat mengoperasikan 58 pesawat. melayani 72 rute dan 53 destinasi, yang terdiri dari 52 rute domestik dengan 38 destinasi, serta 20 rute internasional mencakup 15 destinasi utama.

    Sementara saat ini, Garuda Indonesia tengah menyelesaikan perawatan armada yang dimiliki menggunakan aliran dana hasil suntikan dana dari Danantara senilai Rp8,7 triliun. 

    Sebelumnya, Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) menetapkan dua maskapai yakni Garuda Indonesia dan Saudia Airlines untuk melayani jemaah haji Indonesia pada musim haji 1447 Hijriah/2026 masehi.

    Lion Air yang sebelumnya menjadi maskapai haji 2025, absen dalam pelayanan haji tahun depan. 

    Sebelumnya pun, Pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo mengingatkan agar Garuda memastikan kesiapan armada sejak dini. Menurut Gatot, ketersediaan pesawat, suku cadang, dan kesiapan teknis menjadi faktor krusial di tengah ketatnya pasokan pesawat global.

    Selama ini Garuda Indonesia memang kerap menyewa pesawat untuk kebutuhan haji. Untuk itu, persiapan penyewaan harus dilakukan lebih awal agar tidak terkendala ketersediaan armada mendekati musim haji. 

    Selain aspek teknis, pengamat tersebut juga menyoroti pentingnya koordinasi dengan otoritas penerbangan Arab Saudi untuk mendapatkan slot penerbangan yang ideal. 

    Untuk diketahu, penyelenggaraan ibadah haji tahun depan akan dimulai pada 21 April 2026 dengan masuknya jemaah haji di seluruh embarkasi Indonesia. Selanjutnya, pada 22 April 2026 dimulai pemberangkatan kloter pertama sementara pemulangan jemaah haji akan berakhir pada 1 Juli 2026. 

  • Permintaan Naik, Industri Makanan dan Minuman Pede Tumbuh 6% di 2025

    Permintaan Naik, Industri Makanan dan Minuman Pede Tumbuh 6% di 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengungkap permintaan industri makanan dan minuman (mamin) menunjukkan tren kenaikan memasuki kuartal IV/2025. 

    Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan, peningkatan ini terutama dipicu momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), yang akan berlanjut ke perayaan Imlek dan Ramadan yang membuat kondisi pasar pada akhir tahun mulai bergerak positif.

    “Q4 ini permintaan sudah mulai naik ya, dari sektor retail ya karena memang menghadapi Nataru dan langsung nyambung Imlek sama Lebaran,” ujar Adhi saat ditemui di sela-sela agenda Rapimnas Kadin Indonesia 2025, Senin (1/12/2025). 

    Meski demikian, Gapmmi menilai bahwa pemulihan penjualan ritel ke konsumen (selling out) masih sangat dipengaruhi daya beli, terutama masyarakat berpendapatan rendah. Adhi menegaskan bahwa kinerja industri akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah menjaga momentum konsumsi. 

    Untuk itu, Gapmmi mengapresiasi berbagai program perlindungan sosial pemerintah, termasuk bantuan langsung tunai (BLT) dan program magang yang dinilai dapat membantu menggerakkan ekonomi. 

    “Mudah-mudahan dengan program-program pemerintah yang terus-menerus, kemarin ada BLT, kemudian ada program magang dan lain sebagainya, mudah-mudahan bisa membangkitkan ekonomi kita,” ujarnya.

    Dia menambahkan, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah menjadi fokus perhatian karena sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi. Pemerintah disebut perlu mempercepat penyerapan anggaran kementerian dan lembaga sebagai salah satu cara mendongkrak permintaan masyarakat.

    Adhi mengungkapkan bahwa dari sisi produsen, kapasitas suplai, dan distribusi sudah meningkat signifikan. Permintaan dari distributor hingga ritel tercatat bergerak positif dalam beberapa minggu terakhir. Namun, dia menekankan perlunya dorongan tambahan agar penjualan dari ritel ke konsumen dapat ikut meningkat.

    Dengan kondisi tersebut, Gapmmi tetap optimistis bahwa industri makanan dan minuman mampu mencatat pertumbuhan yang kuat hingga akhir 2025. 

    “Kalau saya yakin sih pertumbuhan seharusnya di atas 6%. Di atas 6% ya sepanjang tahun ini, sampai akhir tahun,” tuturnya. 

    Dia menyebut, sebagian besar pelaku industri telah menyiapkan distribusi hingga ke berbagai wilayah, termasuk daerah-daerah terpencil. Kesiapan ini diyakini dapat menjaga kelancaran pasokan selama periode permintaan tinggi pada akhir tahun.

    Selain itu, Gapmmi berharap berbagai langkah pemerintah, khususnya kebijakan fiskal dan bantuan penguatan daya beli, dapat berjalan sinkron sehingga dampaknya terasa langsung pada konsumsi masyarakat. 

    Adhi menegaskan bahwa jika kebijakan berjalan efektif, prospek ekonomi nasional pada akhir tahun akan lebih solid.

  • RI Banjir Tax Holiday dan Allowance buat Pengusaha, Ekonomi 2026 Diyakini Lampaui 5,4%

    RI Banjir Tax Holiday dan Allowance buat Pengusaha, Ekonomi 2026 Diyakini Lampaui 5,4%

    Bisnis.com, JAKARTA — Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengingatkan pengusaha bahwa pemerintah masih menggelontorkan berbagai insentif dan pembebasan pajak. Dengan insentif pajak berupa tax holiday maupun tax allowance itu, target pertumbuhan ekonomi 2026 sebesar 5,4% itu diharapkan bisa terlampaui.

    Pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin) Indonesia, Airlangga menyampaikan kepada para pengusaha yang tergabung di organisasi tersebut akan insentif fiskal yang sudah disediakan pemerintah untuk dunia usaha.

    Airlangga menyebut pada 2026 pemerintah masih menganggarkan belanja perpajakan berupa tax holiday untuk pengurangan pajak penghasilan (PPh) bagi penanaman modal minimal Rp500 miliar, untuk periode 5 sampai dengan 20 tahun.

    “Kemudian juga ada tax untuk [investasi] Rp100 miliar itu tax holiday-nya Rp50 miliar. Ada tax allowance pembebasan impor dan super tax deduction masih ada,” terangnya kepada para pengusaha di Rapimnas Kadin 2025, Park Hyatt, Jakarta, Senin (1/12/2025). 

    Dengan berlanjutnya insentif fiskal, Airlangga menyatakan optimistis target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 sebesar 5,4% bisa tercapai. Dia bahkan meyakini target itu bisa tercapai dengan berbagai fasilitas pengurangan pajak yang sudah diberikan untuk pengusaha. 

    “Tentu kami optimis tahun 2026 Indonesia harapannya bisa lebih tinggi dari APBN 5,4%, dan ini kuncinya pada yang hadir di ruangan ini. Jadi kalau yang di ruangan ini optimistis, Indonesia akan optimistis,” ucapnya. 

    Sejalan dengan hal tersebut, Airlangga mengatakan bahwa dunia usaha juga memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk membantu pemerintah dalam hal penyerapan tenaga kerja. 

    Merujuk data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM yang dipaparkan olehnya, realisasi investasi tahun ini sudah mencapai Rp1.434 triliun dari target Rp1.900 triliun. Dari investasi tersebut, jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 1,95 juta orang. 

    “Program-program Bapak Presiden yang harus ataupun diharapkan bisa didukung oleh Kadin, termasuk kami menyiapkan anak-anak muda untuk siap kerja. Kita punya lulusan 1,5 juta sarjana setiap tahun dan kalau Bapak-Bapak buka lowongan ditulis di bawahnya berpengalaman 1 tahun 2 tahun, sehingga yang mau masuk ke lapangan kerja itu di-reject duluan,” papar Airlangga. 

  • Ramalan Mendag soal Kinerja Ekspor RI Jelang Akhir 2025

    Ramalan Mendag soal Kinerja Ekspor RI Jelang Akhir 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan bahwa kinerja ekspor Tanah Air mengalami penurunan di tengah dinamika perdagangan internasional.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan bahwa ekspor kumulatif RI periode Januari–Oktober 2025 tumbuh 6,96% menjadi US$234,04 miliar. Secara tren, persentase tersebut menurun dibandingkan periode kumulatif Januari–September 2025 yang masih tumbuh 8,14%.

    “Kemungkinan Desember bisa turun, ya, karena kan biasanya kalau Desember ada yang tertunda. Tadi makanya pesannya jangan lama-lama ekspor angkutannya itu tertahan,” kata Budi dalam sesi diskusi panel Rapimnas Kadin Indonesia 2025 di Jakarta, Senin (1/12/2025).

    Dia lantas menyampaikan bahwa meningkatkan ekspor bukanlah pekerjaan mudah, sehingga perlu banyak dilakukan pembenahan terutama pada lingkup domestik.

    Budi menyoroti pentingnya pembenahan regulasi ekspor, perluasan target pasar baru, hingga mewujudkan iklim usaha yang lebih baik.

    Tak hanya di pasar ekspor, dia menyebut bahwa pemerintah bersama pengusaha dapat mendorong optimalisasi sumber daya yang dinilai akan dapat menambah daya saing produk dalam negeri.

    “Resource space kita bisa produknya, bisa regulasi dalam negeri, bisa iklim usaha yang baik, itulah yang bisa mendongkrak ekspor kita,” ujar Budi.

    Dia lantas menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekspor kumulatif sepanjang 2025 sebesar 7,1%.

    Mengingat angka terbaru per Oktober menunjukkan pertumbuhan kumulatif sebesar 6,96%, Budi menargetkan setidaknya angka yang sama tercapai pada akhir tahun, sehingga tetap sejalan dengan visi pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029.

    “Karena hitung-hitungan kami ketika [ekspor tumbuh] 7,1%, kemudian tahun depan 7,09%, dan seterusnya sampai tahun 2029 itu 9,6%. Itu artinya pertumbuhan ekonomi 8% akan tetap. Jadi kita sudah simulasi berapa pertumbuhan ekspor yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%,” ujar Budi.

    Untuk diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor tahun ini sebesar US$294,45 miliar atau tumbuh 7,1% year-on-year (yoy) dapat tercapai. Hal ini seiring kinerja perdagangan menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Dengan nilai ekspor mencapai US$234 miliar per Oktober, maka realisasinya baru 79,5% dari target tahun ini.

    Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2025 mencapai US$24,24 miliar, turun 2,31% dibanding periode sama tahun lalu. Penurunan terutama dipicu oleh melemahnya ekspor bahan bakar mineral (BBM) dan tembaga.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan BBM menjadi komoditas ekspor yang mengalami penurunan terbesar.

    “Secara tahunan, komoditas ekspor yang mengalami penurunan terbesar itu yang pertama adalah bahan bakar mineral atau HS27, nilainya turun 19,04% dan volumenya turun 7,26%,” kata Pudji dalam Rilis BPS, Senin (1/12/2025).