Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Resmi Naik! Ini Daftar Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell, BP, Vivo per 6 Juli

    Resmi Naik! Ini Daftar Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell, BP, Vivo per 6 Juli

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga BBM (bahan bakar minyak) di SPBU Pertamina, Shell, BP, dan Vivo mengalami kenaikan harga serentak yang berlaku per 1 Juli 2025.

    Merujuk dari situs resmi MyPertamina, Minggu (6/7/2025) harga Pertamax (RON 92) kini menjadi Rp12.500 per liter, naik dari Rp12.100 pada bulan sebelumnya. 

    Tak hanya itu, harga Pertamax Green (RON 95) juga meningkat dari Rp12.800 menjadi Rp13.250 per liter, sedangkan Pertamax Turbo (RON 98) naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.500 per liter.

    Selanjutnya, harga Dexlite (CN 51) naik dari Rp12.740 menjadi Rp13.650 per liter. Untuk Pertamina Dex (CN 53), harganya turut naik dari Rp13.200 menjadi Rp13.320 per liter. 

    Namun, harga BBM bersubsidi seperti Pertalite (RON 90) dan solar subsidi masih tetap, masing-masing Rp10.000 dan Rp6.800 per liter.

    Di sisi lain, SPBU Shell juga mengikuti langkah serupa dengan menaikkan seluruh harga BBM mereka. Shell Super kini dijual seharga Rp12.810 per liter, naik dari Rp12.370. 

    Harga Shell V-Power kini Rp13.300, meningkat dari Rp12.840. Shell V-Power Diesel naik dari Rp13.250 menjadi Rp13.830, sementara Shell V-Power Nitro+ meningkat dari Rp13.070 menjadi Rp13.540 per liter.

    SPBU BP juga menyesuaikan harga seluruh jenis BBM. Harga BP Ultimate kini Rp13.300, dari sebelumnya Rp12.840 per liter. 

    Selain itu, harga BP 92 mengalami kenaikan menjadi Rp12.600 dari Rp12.370. BP Ultimate Diesel juga naik dari Rp13.250 menjadi Rp13.800 per liter.

    Sementara itu, SPBU Vivo turut menaikkan harga BBM. Revvo 90 kini dibanderol Rp12.730 per liter, naik dari Rp12.260. 

    Revvo 92 naik dari Rp12.340 menjadi Rp12.810, sedangkan Revvo 95 mengalami kenaikan dari Rp12.810 menjadi Rp13.300. Harga Diesel Primus Plus juga meningkat dari Rp13.210 menjadi Rp13.800 per liter.

    Berikut perincian harga BBM terbaru per 6 Juli 2025:

    Pertamina

    Pertalite (RON 90): Rp10.000/liter

    Solar Subsidi: Rp6.800/liter

    Pertamax (RON 92): Rp12.500/liter

    Pertamax Green (RON 95): Rp13.250/liter

    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.500/liter

    Dexlite (CN 51): Rp13.650/liter

    Pertamina Dex (CN 53): Rp13.320/liter

    Shell

    Shell Super: Rp12.810/liter

    Shell V-Power: Rp13.300/liter

    Shell V-Power Diesel: Rp13.830/liter

    Shell V-Power Nitro+: Rp13.540/liter

    BP

    BP Ultimate: Rp13.300/liter

    BP 92: Rp12.600/liter

    BP Ultimate Diesel: Rp13.800/liter

    Vivo

    Revvo 90: Rp12.730/liter

    Revvo 92: Rp12.810/liter

    Revvo 95: Rp13.300/liter

    Diesel Primus Plus: Rp13.800/liter

  • Harga Pangan Sepekan: Harga Cabai, Beras & Minyak Goreng Kompak Naik

    Harga Pangan Sepekan: Harga Cabai, Beras & Minyak Goreng Kompak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga pangan sebagian besar mengalami kenaikan secara rata-rata nasional pada pekan pertama Juli 2025. Adapun, kenaikan harga terjadi pada komoditas beras, cabai, hingga minyak goreng. 

    Menurut data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), periode Senin (30/6/2025) hingga Minggu (6/7/2025) pukul 07.54 WIB, harga beras medium naik 0,62% menjadi Rp14.157 per kg dibandingkan pekan lalu.

    Hal yang sama terjadi pada harga beras premium yang naik sebesar 0,65% menjadi Rp15.901 per kg, sedangkan harga beras SPHP turun 0,03% menjadi Rp12.574 per kg.

    Komoditas pangan yang harganya juga naik yaitu cabai merah keriting naik 0,1% menjadi Rp43.312 per kg, sedangkan harga cabai rawit merah turun 6,52% menjadi Rp64.048 per kg.

    Sementara itu, harga bawang merah turun 1,83% menjadi Rp44.223 per kg, sedangkan bawang putih bonggol turun 0,88% dengan harga Rp39.228 per kg.

    Di sisi lain, kedelai biji kering impor turun harganya 0,02% menjadi Rp10.845 per kg dan harga jagung tingkat peternak naik 0,54% menjadi Rp6.175 per kg. 

    Di samping itu, harga telur ayam ras turun 0,16% menjadi Rp29.247 per kg. Sementara, harga daging ayam ras naik 0,52% menjadi Rp34.977per kg. 

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 0,16% menjadi sebesar Rp135.082 per kg. Di sisi lain, harga gula konsumsi turun 0,17% menjadi Rp18.407 per kg. 

    Sementara itu, harga minyak goreng kemasan sederhana berada di angka Rp20.567 per liter atau turun 0,29% dari hari sebelumnya.

    Di sisi lain, harga tepung terigu curah naik 0,04% menjadi Rp12.991 per kg. Sedangkan, minyak goreng curah turun 0,09% menjadi Rp17.560 per liter.

    Berbagai jenis ikan seperti ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng memiliki harga bervariasi. Harga ikan kembung hari ini yaitu Rp40.855 per kg atau turun 0,1% dari pekan sebelumnya. 

    Sementara itu, harga ikan tongkol turun 0,38% menjadi Rp33.782 per kg dan ikan bandeng turun 0,02% menjadi Rp34.433 per kg.

  • Wings Air Layani Rute Penerbangan Kupang–Labuan Bajo Mulai 20 Juli 2025, Cek Jadwalnya

    Wings Air Layani Rute Penerbangan Kupang–Labuan Bajo Mulai 20 Juli 2025, Cek Jadwalnya

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Angkasa Pura Indonesia (API) melalui Bandara El Tari Kupang mengumumkan pembukaan rute penerbangan langsung Kupang–Labuan Bajo oleh Wings Air mulai 20 Juli 2025, sebagai bagian dari upaya mendukung sektor pariwisata dan konektivitas di Nusa Tenggara Timur (NTT).

    General Manager Bandara El Tari Kupang Aidhil P. Julian mengatakan rute baru ini akan memberikan kemudahan dan efisiensi perjalanan bagi masyarakat, wisatawan, maupun pelaku bisnis.

    “Rute baru ini, yang akan dilayani oleh Wings Air, dijadwalkan memulai penerbangan perdananya pada 20 Juli 2025, menawarkan kemudahan dan efisiensi perjalanan bagi warga, wisatawan, dan pelaku bisnis,” ujarnya dikutip dari Antara, Sabtu (5/7/2025).

    Dia menambahkan, selama ini perjalanan dari Kupang ke Labuan Bajo kerap membutuhkan waktu dan biaya tambahan karena harus transit. Kehadiran penerbangan langsung diharapkan memangkas waktu tempuh secara signifikan dan meningkatkan kenyamanan perjalanan.

    Wings Air akan mengoperasikan rute ini menggunakan pesawat ATR 72 berkapasitas 72 kursi kelas ekonomi. Jenis pesawat ini dinilai sesuai untuk rute pendek dan efisien dalam konsumsi bahan bakar.

    Adapun jadwal penerbangan yang mulai berlaku 20 Juli 2025 adalah:

    IW 1925: Kupang (KOE) – Labuan Bajo (LBJ), pukul 07.20–09.05 WITA (setiap hari)
    IW 1924: Labuan Bajo (LBJ) – Kupang (KOE), pukul 12.45–14.20 WITA (setiap hari)

    Julian menegaskan Bandara El Tari siap mendukung kelancaran operasional rute baru ini. “Ini adalah langkah maju dalam mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi di NTT. Sebagai pengelola Bandara El Tari Kupang, kami siap sepenuhnya mendukung kelancaran operasional rute baru ini demi kenyamanan dan kepuasan pengguna jasa,” ujarnya.

    Dia juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan rute tersebut untuk keperluan wisata, bisnis, maupun kunjungan keluarga. Tiket sudah tersedia di kanal resmi maskapai, agen perjalanan daring, maupun agen perjalanan terdekat.

  • Proyek Listrik Tenaga Angin Raksasa Milik Perancis Terlambat 2 Tahun Capai Commissioning

    Proyek Listrik Tenaga Angin Raksasa Milik Perancis Terlambat 2 Tahun Capai Commissioning

    Bisnis.com, JAKARTA – Pembangunan ladang pemanen angin raksasa lepas pantai Prancis oleh Electricite de France SA (EDF) diperkirakan baru akan selesai pada 2027. Estimasi ini mundur 2 tahun dari jadwal saat proyek raksasa ini ditetapkan.

    Proyek ladang angin lepas pantai Calvados berkapasitas 448MW terletak sekitar 10 km dari garis pantai Bessin, Normandy, Prancis.

    Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (5/7/2025), penundaan ini disebabkan keterlambatan pekerjaan pondasi oleh kontraktor utama proyek, Saipem SpA dari Italia.

    Juru bicara unit energi terbarukan EDF menyampaikan bahwa pengeboran baru akan dilanjutkan bulan depan, dan proses commissioning bertahap dijadwalkan baru dimulai pada paruh kedua 2027. 

    EDF telah mengumumkan revisi jadwal proyek ladang angin Calvados yang terletak di lepas pantai Normandia. Revisi tersebut terjadi setelah terungkap bahwa Saipem SpA, kontraktor asal Italia yang bertanggung jawab atas pengeboran dasar laut, menghadapi kendala dalam pemasangan tiang pondasi turbin.

    Saipem menyatakan pihaknya berharap dapat melanjutkan pengeboran untuk 60 pondasi yang tersisa pada akhir musim panas ini, dengan target penyelesaian pada 2026.

    Pemegang saham proyek raksasa ini adalah konsorsium yang terdiri dari anak perusahaan EDF Group, EDF Renewables, anak perusahaan Enbridge, EIH, dan WPD, sebuah perusahaan energi terbarukan Eropa.

    EDF Renewables dan EIH masing-masing memiliki 42,5% saham dalam proyek tersebut melalui usaha patungan Eolien Maritime France, sementara 15% saham sisanya dimiliki oleh WPD.

    Proyek pembangkit tenaga angin Calvados diperkirakan menelan biaya sekitar €2 miliar (US$2,4 miliar), yang sebagian besar akan dibiayai melalui pinjaman tanpa jaminan. Proyek ini awalnya dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2024. Dengan daya yang dihasilkan, ladang angin ini diharapkan dapat menghasilkan energi bersih bagi 630.000 orang atau lebih dari 90% populasi Calvados.

    Bloomberg menilai, keterlambatan proyek ini mencerminkan tantangan yang lebih luas dalam industri angin lepas pantai, yang tengah bergulat dengan peningkatan biaya dan hambatan logistik.

  • Penerbangan Komersial ke Karimunjawa Dibuka, Ini Harganya

    Penerbangan Komersial ke Karimunjawa Dibuka, Ini Harganya

    Bisnis.com, JAKARTA – Wisatawan kini mulai punya opsi tambahan untuk berlibur ke Pulau Karimunjawa, Jawa Tengah. Jika sebelumnya jalur laut menjadi satu-satu pilihan moda transportasi, kali ini sudah dibuka penerbangan secara komersial.

    Penerbangan komersial berjadwal yang melayani Bandar Udara Dewadaru Karimunjawa dimulai kemarin Jumat (4/7/2025).

    Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Haribowo Lesmono mengatakan bahwa pembukaan rute penerbangan tersebut menjadi langkah nyata dalam memperluas konektivitas udara menuju wilayah kepulauan yang selama ini bergantung pada jalur laut.

    “Penerbangan perdana ini dilayani oleh maskapai Susi Air melalui rute dari dan ke Semarang serta Yogyakarta yang dijadwalkan tiga kali seminggu,” katanya saat mengikuti seremonial penerbangan perdana dikutip melalui siaran pers, Sabtu (5/7/2025).

    Haribowo menjelaskan bahwa pada penerbangan perdana tersebut, pesawat Cessna Grand Caravan mendarat di Bandar Udara Dewadaru pukul 08.25 WIB dari Yogyakarta membawa delapan penumpang, lalu terbang ke Semarang dengan satu penumpang. 

    Pada siang hari, penerbangan dari Semarang tiba pukul 10.45 WIB membawa tujuh penumpang dan kembali ke Yogyakarta dengan dua penumpang, menandai dimulainya operasional reguler yang memberikan akses lebih cepat dan andal menuju Karimunjawa.

    “Layanan penerbangan ini dijadwalkan beroperasi setiap Senin, Jumat, dan Minggu, dengan waktu tempuh dari Semarang ke Karimunjawa sekitar 40 menit,” kata Haribowo.

    Tarif penerbangan ditetapkan sebesar Rp1.050.000 untuk rute Semarang–Karimunjawa dan Rp1.450.000 untuk rute Yogyakarta – Karimunjawa. 

    Dengan kapasitas 12 penumpang, penerbangan ini ditujukan untuk menjawab kebutuhan akses cepat dan stabil menuju pulau, sekaligus membuka peluang usaha yang lebih luas bagi masyarakat lokal.

    Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Lukman F. Laisa menyampaikan bahwa penerbangan berjadwal ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas antarwilayah, khususnya ke daerah kepulauan. 

    “Hadirnya rute ini merupakan jawaban atas kebutuhan konektivitas yang selama ini dirasakan masyarakat dan pelaku usaha di Karimunjawa. Kita ingin agar wilayah seperti Karimunjawa tidak lagi terpencil secara transportasi, melainkan menjadi bagian utuh dari sistem logistik dan pariwisata nasional,” katanya.

    Moda udara ini diharapkan dapat melengkapi pilihan transportasi bagi masyarakat, terutama saat kondisi cuaca tidak memungkinkan pelayaran laut berlangsung dengan aman. 

    “Kami berharap kehadiran penerbangan ini mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisata dan juga mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” jelas Lukman.

    Setelah tersedianya rute berjadwal, tambah Lukman, Karimunjawa tidak lagi sekadar destinasi yang jauh, melainkan telah terhubung langsung dengan dua kota besar di Jawa. 

    Harapannya, jumlah penumpang maupun aktivitas kargo dapat terus meningkat. Dengan begitu, frekuensi penerbangan dapat ditambah, baik oleh Susi Air maupun maskapai lainnya. 

    “Upaya membuka langit ke wilayah-wilayah seperti ini adalah bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam pemerataan akses transportasi yang berkeadilan,” ujar Lukman. 

  • Menilik Wacana Skema LPG 3 Kg Satu Harga, Berapa Tarif yang Ideal?

    Menilik Wacana Skema LPG 3 Kg Satu Harga, Berapa Tarif yang Ideal?

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menggodok aturan untuk menjadikan skema penjualan LPG 3 kg satu harga di seluruh Indonesia. Penetapan harga menjadi diskursus lantaran perlu mempertimbangkan biaya logistik. 

    Selama ini, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg, harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 kg ditetapkan oleh pemerintah daerah (pemda) masing-masing.  

    Namun, penetapan harga oleh pemda itu harus berdasarkan pedoman dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM dan BPH Migas. Oleh karena itu, besaran HET LPG 3 kg bisa berbeda-beda di tiap provinsi atau kabupaten/kota.

    Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, aturan yang berlaku saat ini membuat disparitas harga LPG 3 kg di setiap daerah cukup tinggi. Padahal, negara telah menggelontorkan dana subsidi hingga Rp87 triliun per tahun untuk LPG 3 kg. 

    “Kami akan ubah beberapa metode agar kebocoran enggak terjadi, termasuk harga yang selama ini diberikan pada daerah, ini ada kemungkinan dalam pembahasan Perpres [Peraturan Presiden], kami tentukan saja satu harga, supaya jangan ada gerakan tambahan di bawah,” tutur Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (2/7/2025). 

    Bahlil mengatakan, masyarakat seharusnya mendapatkan harga LPG paling mahal sekitar Rp19.000 per tabung. Dia menyebut, harga LPG 3 kg setelah subsidi dari pemerintah adalah Rp12.000 per tabung. Sementara itu, harga sampai di pangkalan resmi hanya mencapai Rp16.000 per tabung. 

    Adapun, saat ini harga LPG di setiap daerah dibanderol antara Rp18.000 hingga Rp20.000 per tabung. Namun, Bahlil mengungkapkan ada daerah yang menjual LPG 3 kg hingga Rp50.000 per tabung.

    Harga Ideal LPG 3 Kg

    Hingga saat ini, Kementerian ESDM belum bisa mengungkapkan berapa harga ideal LPG 3 kg jika kelak menjadi satu harga di seluruh Indonesia.

    Sementara itu, Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Muhammad Ishak Razak menilai untuk menetapkan harga jual LPG 3 kg dalam skema satu harga di seluruh Indonesia, harga ideal berkisar Rp18.000 per tabung di tingkat pangkalan.

    “Harga ideal kemungkinan berkisar antara Rp16.000–Rp19.000 per tabung, dengan patokan sekitar Rp18.000 untuk menyeimbangkan HET nasional dan biaya logistik,” kata Ishak kepada Bisnis, Sabtu (5/7/2025).

    Menurutnya, harga itu mengacu pada HET di Jakarta senilai Rp16.000 dan daerah lain seperti Jawa Barat atau Kepulauan Seribu yang berada di level Rp19.000 hingga Rp19.500 per tabung.

    Namun, penetapan harga ini tidak menyelesaikan masalah kenaikan harga di lapangan jika rantai distribusinya tidak efisien. Ishak juga menyebut potensi kenaikan subsidi pasti akan terjadi jika HET satu harga mengikuti harga yang terendah. 

    Dia berpendapat biaya logistik di daerah, khususnya di daerah terpencil, yang sering menyebabkan harga jauh di atas harga resmi, sebenarnya dapat ditangani melalui optimalisasi oleh PT Pertamina (Persero) lewat penambahan depo dan pangkalan resmi.

    Selain itu, status pengecer dinaikkan menjadi sub-pangkalan. Lalu, menggunakan moda transportasi hemat, misalnya kapal kargo untuk distribusi ke daerah kepulauan. 

    “Dengan demikian, harga seragam dapat dipertahankan tanpa membebani konsumen. Pengalaman program BBM Satu Harga yang menambah penyalur di daerah terpencil untuk menyeragamkan harga bisa menjadi pertimbangan,” imbuh Ishak.

    Pertamina Berisiko Tanggung Beban 

    Praktisi Migas Hadi Ismoyo menilai wacana menetapkan LPG 3 kg satu harga di seluruh Indonesia bukan pilihan bijak. Dia berpendapat hal itu malah menambah beban bagi Pertamina.

    Pasalnya, perusahaan pelat merah itu bisa menanggung beban logistik lebih tinggi jika HET gas melon di daerah terpencil ditekan dan mengikuti harga nasional.

    “Di mana logistic cost dari satu titik ke titik lainnya butuh biaya yang tidak sedikit. Siapa yang akan menanggung cost logistiknya?” ucap Hadi.

    Mantan sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) itu tak memungkiri kebijakan populis itu akan sangat membantu masyarakat bawah yang saat ini daya belinya tertekan karena melambatnya pertumbuhan ekonomi. Namun, hal ini bisa membuat APBN jebol lantaran membayar bea logistik bagi Pertamina juga.

    Di samping itu, Hadi juga berpendapat kebijakan LPG 3 kg satu harga tidak menjamin dapat memberantas kecurangan di lapangan. Pasalnya, akan selalu ada ketimpangan harga subsidi dan nonsubsidi. 

    Oleh karena itu, Hadi menilai kecurangan peredaran gas melon di lapangan bisa diatasi dengan membangun sistem IT. Dengan sistem IT, pengawasan data dan monitoring dilakukan Depo Pertamina, Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE), agen, pangkalan, pengecer, konsumen, hingga pengembalian tabung. 

    “Dengan IT yang demikian berkembang pesat, peredaran tabung LPG 3 kg tersebut harusnya bisa di-mapping time to time, jika tabung tersebut nyasar seharusnya bisa dideteksi. Tinggal niat mau membuat IT yang canggih apa tidak,” ucap Hadi.

    Respons Pengusaha dan Pertamina 

    Sementara itu, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Sumatra Utara (Sumut) menyatakan siap mendukung rencana pemerintah untuk menyamaratakan harga LPG 3 kg di seluruh daerah. 

    Sekretaris Hiswana Migas Sumut Suwandi mengatakan, pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut atas rencana kebijakan terbaru dari pemerintah pusat ini. 

    “Karena ini masih rencana, kami masih memantau terus perkembangan informasinya. Tentu kami koordinasi juga dengan Pertamina Patra Niaga Sumbagut [Sumatra bagian utara] selaku operator di sini, serta pemerintah terkait,” ujarnya.

    Adapun, di Sumatra Utara, HET LPG 3 kg ditetapkan sebesar Rp15.000 per tabung di tingkat agen, sedangkan di pangkalan, harganya Rp17.000 per tabung. Namun, masih ada pangkalan yang menjual di atas HET tersebut.

    Musababnya, harga di pangkalan berbeda-beda karena jarak tempuhnya. Patokan penggunaan HET itu maksimal 60 km dari Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE).

    “Jika lebih jaraknya, harga jual bisa jadi lebih mahal,” sambung Suwandi.

    Oleh karena itu, pihaknya belum menganalisa lebih jauh terkait dampak dari penerapan satu harga LPG 3 kg yang diklaim dapat mencegah kebocoran penyaluran. Dia meyakini rencana tersebut sudah pasti baik bagi masyarakat dan menegaskan pihaknya siap melaksanakan program ini jika telah ditetapkan. 

    “Pada dasarnya kami siap mendukung dan melaksanakan program yang sudah tentu baik ini. Apalagi [distribusi] LPG 3 kg ini, kan, penugasan dari negara, apapun keputusan dari pemerintah tentu kami siap mendukung dan melaksanakan,” ucapnya.

    Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, wacana pukul rata harga gas melon itu saat ini masih dikaji pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM. 

    Menurutnya, jika aturan terkait skema baru tersebut rampung, pihaknya siap mengikuti. Terlebih, Pertamina Patra Niaga merupakan pelaksana tugas penjualan dan distribusi LPG 3 kg.  

    “Jika nanti sudah ditetapkan regulasinya, kami selaku pelaksana penugasan tentu akan mengikuti kebijakan yang ditetapkan pemerintah,” kata Heppy.

  • Maskapai Fly Jaya Resmi Mengudara, Cek Jadwal Penerbangan & Harga Tiketnya!

    Maskapai Fly Jaya Resmi Mengudara, Cek Jadwal Penerbangan & Harga Tiketnya!

    Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai baru berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) Fly Jaya resmi memulai operasional penerbangannya sejak Jumat (4/7/2025).

    Mengacu informasi di akun media sosial Instagram resmi Fly Jaya, rute perdana yang dilayani maskapai tersebut yakni Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta menuju Bandara Adisutjipto Yogyakarta, dan sebaliknya. Layanan penerbangan itu pun tersedia setiap hari.

    “Terbang paling pagi ke Halim [HLP] pukul 06.00 WIB, tiba paling sore di Adisutjipto [JOG] pukul 15.55 WIB,” tulis manajemen Fly Jaya melalui Instagram resminya @flyjaya dikutip Sabtu (5/7/2025).

    Adapun, lokasi bandara yang strategis di tengah kota sehingga memudahkan mobilitas penumpang di Jakarta maupun di Yogyakarta.

    Terkait harga tiketnya, mengacu laman resmi Fly Jaya, untuk rute penerbangan Jakarta-Yogyakarta dibanderol mulai Rp1,3 jutaan sekali jalan. Harga yang sama juga berlaku via online travel agent (OTA) Traveloka.

    Terdapat tiga layanan yang dihadirkan oleh maskapai tersebut, yakni Fly Saver, Fly Comfort dan Fly Flexi+ dengan tarif yang berbeda-beda. 

    Misalnya, untuk tiket Fly Saver termasuk kabin bagasi 7 kg dan free check-in bagasi, sementara untuk layanan Fly Comfort termasuk seat selection atau bebas memilih kursi.

    Adapun, untuk layanan Fly Flexi+ menawarkan sejumlah keuntungan, di antaranya yakni kabin bagasi 7 kilogram, free check-in bagasi, seat selection, dan free reschedule. Namun, dari segi harga memang sedikit lebih tinggi, yakni mulai Rp1,45 juta.

    Pada tahap awal, Fly Jaya menghadirkan promo beli 5 tiket gratis 1 untuk perjalanan bisnis atau liburan. Periode beli sampai dengan 30 September 2025, sedangkan periode terbang hingga 31 Desember 2025.

    Maskapai ini menggunakan pesawat jenis ATR72-500 dengan kapasitas sekitar 72 penumpang, serta jarak jangkau sekitar 1.370 km yang ideal untuk menempuh rute jarak pendek dan menengah.

    Maskapai Fly Jaya dikelola oleh PT Surya Mataram Nusantara yang didirikan sejak tahun 2024 dan berkantor pusat di Jakarta.

    Manajemen Fly Jaya menyebut, keunggulan perseroan yaitu mampu beroperasi secara efisien pada rute regional jarak pendek dengan biaya operasional yang relatif rendah. 

  • KPPU Tuding Pertamina Diskriminatif dalam Proyek Digitalisasi SPBU Rp3,6 Triliun

    KPPU Tuding Pertamina Diskriminatif dalam Proyek Digitalisasi SPBU Rp3,6 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA —  Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan dugaan pelanggaran persaingan usaha yang sehat dalam proyek digitalisasi SPBU milik PT Pertamina (Persero) yang bernilai Rp3,6 triliun.

    Adapun, dugaan pelanggaran itu merujuk pada indikasi adanya praktik diskriminasi yang dilakukan Pertamina dalam memilih metode pengadaan penyedia terkait proyek tersebut.

    Proyek digitalisasi SPBU Pertamina secara umum mencakup pengadaan sistem near real-time monitoring distribusi dan penjualan BBM di 5.518 titik dari total sekitar 7.000 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Tujuan utama dilaksanakan proyek tersebut untuk melakukan monitoring atau pengawasan konsumsi BBM khususnya solar subsidi di setiap SPBU di seluruh Indonesia.

    “Dalam rangka mengimplementasikan proyek yang bernilai Rp3,6 triliunan tersebut, Pertamina telah melakukan penunjukan langsung salah satu BUMN dengan alasan sinergi BUMN tanpa mempertimbangkan berbagai pelaku usaha lain yang memiliki potensi dan kemampuan melaksanakan proyek tersebut,” tulis KPPU melalui keterangan resmi, Sabtu (5/7/2025).

    KPPU menilai tindakan penunjukan langsung tersebut berpotensi mengarah pada praktik diskriminasi yang dilarang oleh Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

    Menurut KPPU, pelanggaran itu sebagaimana tindakan yang juga pernah dilakukan Pertamina dalam penunjukan langsung untuk proyek pembuatan logo yang telah diputus KPPU melalui Putusan KPPU Nomor: 02/KPPU-L/2006.

    KPPU menilai bahwa proyek digitalisasi ini memiliki nilai yang cukup besar dan secara langsung memiliki keterkaitan dengan pengeluaran negara terkait BBM bersubsidi. Oleh karena itu, seharusnya Pertamina terlebih dahulu membuka kesempatan kepada seluruh pelaku usaha di Indonesia yang memiliki kemampuan melaksanakan proyek tersebut sehingga diperoleh penawaran harga dan kualitas terbaik.

    Hal tersebut sejalan dengan saran dan rekomendasi KPPU terhadap pemerintah agar meninjau ulang kebijakan berkaitan dengan sinergi BUMN. Pasalnya, kebijakan itu memiliki potensi terjadinya inefisiensi dan hambatan usaha sebagaimana diduga juga terjadi dalam pelaksanaan proyek ini.

    “Alternatif pengadaan berbasis wilayah dengan mekanisme tender terbuka seharusnya bisa menjadi solusi agar kinerja dan efisiensi dapat diukur, serta kompetisi usaha tetap terjaga karena mengurangi hambatan masuk [entry barrier] dalam industri tersebut,” imbuh KPPU.

    Hal ini mengingat fakta bahwa masih ada berbagai pelaku usaha lain yang sebelumnya menyatakan kesediaan untuk turut ambil bagian dalam proyek serupa. Namun, tidak diberi ruang untuk berkompetisi.

    Dengan kata lain, penunjukan langsung yang tidak membuka kesempatan bagi pelaku usaha lain menunjukkan adanya dugaan praktik diskriminasi. Menurut KPPU, praktik ini mengarah pada pelanggaran Pasal 19 huruf d UU Nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.

    Merespons bukti awal tersebut, KPPU memutuskan untuk mulai melakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran Pasal 19 huruf d UU Nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktik diskriminasi yang dilakukan Pertamina terhadap pelaku usaha tertentu.

    “Langkah ini menjadi bagian dari komitmen KPPU untuk menjaga iklim persaingan yang sehat, transparan, dan akuntabel, terutama dalam proyek-proyek strategis nasional yang melibatkan dana publik dalam skala besar,” kata KPPU.

    Sementara itu, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, pihaknya menghormati proses yang sedang dilakukan KPPU tersebut. Perusahaan juga berjanji untuk bersikap kooperatif.

    “Kami menghormati proses yang sedang berlangsung di KPPU dan akan bersikap kooperatif,” kata Heppy kepada Bisnis.

  • Harga Bioetanol Juli 2025 Anjlok jadi Rp10.832 per Liter

    Harga Bioetanol Juli 2025 Anjlok jadi Rp10.832 per Liter

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan harga indeks pasar (HIP) untuk bahan bakar nabati jenis biodiesel dan bioetanol untuk Juli 2025. 

    Tercatat, HIP bioetanol dipatok Rp10.832 per liter untuk Juli 2025. Harga tersebut turun dibandingkan HIP bioetanol pada Juni yang sebesar Rp13.356 per liter.

    Perhitungan HIP BBN bioetanol tersebut menggunakan formula yang telah ditetapkan, yaitu HIP = (harga tetes tebu KPB rata-rata periode 3 bulan x 4,125 kg per liter) + US$0,25 per liter. Dengan harga tetes tebu KPB rata-rata (15 Maret 2025 – 14 Juni 2025) adalah Rp1.636 per kg.  

    Kemudian, 4,125 kg per liter merupakan faktor satuan konversi dari kilogram ke liter. Lalu, untuk US$0,25 per liter adalah nilai konversi bahan baku menjadi bioetanol. Untuk konversi nilai kurs menggunakan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp16.339 per US$. 

    Sementara itu, HIP biodiesel Juli 2025 ditetapkan sebesar Rp12.874 per liter ditambah ongkos angkut. Angka ini turun tipis dibanding HIP biodiesel Juni yang sebesar Rp12.890 per liter ditambah ongkos angkut.  

    Lalu, besaran konversi crude palm oil (CPO) menjadi biodiesel adalah sebesar US$85 per metrik ton pada Juli 2025 ini. Angka tersebut masih tak berubah dari Juni 2025 lalu. 

    Adapun, besaran HIP BBN jenis biodiesel dimaksud dihitung berdasarkan ketentuan Diktum KESATU Keputusan Menteri ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel yang Dicampurkan ke Dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar dan besaran Ongkos Angkut berdasarkan ketentuan Lampiran I Keputusan Menteri ESDM Nomor 153.K/EK.05/DJE/2024. 

    Lebih terperinci, harga HIP BBN biodiesel diperoleh dari formula, HIP = (harga CPO KPB rata-rata + US$85 per ton) x 870 kg per m³ + ongkos angkut. 

    Sementara itu, 870 kg per m³ adalah faktor satuan dari kilogram ke liter. Lalu, untuk konversi nilai kurs menggunakan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp16.303 per US$. 

  • Aspebindo Optimistis Persetujuan RKAB per Tahun Mampu Kerek PNBP

    Aspebindo Optimistis Persetujuan RKAB per Tahun Mampu Kerek PNBP

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) menilai rencana pemerintah mengubah mekanisme persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) mineral dan batu bara (minerba) kembali menjadi tiap 1 tahun membawa dampak positif.

    Adapun, saat ini penerbitan RKAB dilakukan 3 tahun sekali melalui sistem digitalisasi, yaitu e-RKAB. Hal ini sesuai yang telah diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara. 

    Wakil Ketua Umum Aspebindo Fathul Nugroho menilai upaya mengubah persetujuan RKAB menjadi 1 tahun berdampak positif untuk penerimaan negara melalui peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor minerba.

    “Kami Aspebindo menilai positif dengan inisiatif Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Komisi XII DPR RI mengenai wacana pengembalian ke RKAB dengan sistem tahunan,” ujar Fathul dalam keterangannya dikutip Sabtu (5/7/2025).

    Dia mencontohkan, berdasarkan RKAB 2025, Indonesia menargetkan produksi hingga sekitar 900 juta ton batu bara dan sekitar 600 juta ton untuk pasar ekspor. 

    Namun, di lapangan terkadang demand side atau jumlah penyerapan pasar jauh di bawah angka tersebut sehingga mengakibatkan oversupply. Hal ini mengakibatkan pada jatuhnya harga ekspor batu bara dan menurunnya PNBP.

    Fathul menjabarkan, realisasi PNBP dari sektor pertambangan minerba pada kuartal I/2025 menurun 7,42% secara tahunan, menjadi Rp23,7 triliun. Penurunan ini utamanya dipicu oleh melemahnya harga komoditas batu bara. 

    Sementara itu, Kementerian ESDM menetapkan target PNBP minerba 2025 sebesar Rp124,5 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian kumulatif tahun sebelumnya yang mencapai sekitar Rp142 triliun.

    “Salah satu faktor menurunnya PNBP ini adalah sistem RKAB yang disetujui setiap 3 tahun yang mengakibatkan oversupply,” ucap Fathul.

    Dia pun optimistis dengan pengembalian sistem persetujuan RKAB secara tahunan dapat meningkatkan harga ekspor yang nantinya membawa dampak positif bagi negara dan perusahaan tambang.

    Apalagi, wacana perubahan sistem RKAB ini tidak hanya berlaku pada batu bara saja, tetapi juga pada komoditas lain seperti nikel dan bauksit.

    “Harapannya, dengan perubahan sistem RKAB menjadi tahunan negara dapat mengendalikan volume produksi batu bara nasional dan memastikan bahwa tidak terjadi keadaan yang dipengaruhi oleh faktor fluktuasi harga batu bara dunia. Hal ini diharapkan dapat membuat harga ekspor batu bara Indonesia meningkat dan berujung pada peningkatan PNBP sektor mineral dan batu bara,” ujar Fathul. 

    Wacana mengembalikan penerbitan RKAB minerba menjadi 1 tahun sekali sejatinya merupakan usulan Komisi XII DPR RI. Usulan itu disampaikan langsung kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam Rapat Kerja pada Rabu (2/7/2025). 

    Gayung bersambut, Bahli pun merasa sependapat dengan anggota dewan, lantaran kondisi pasar minerba khususnya batu bara global yang buruk belakangan ini. 

    “Jadi menyangkut RKAB, memang kalau kita membuat 1 tahun, nanti dikirain kita ada main-main lagi. Tapi karena ini sudah menjadi keputusan politik, makanya kita lakukan. Tapi mulai hari ini dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, kami terima usulan dari Komisi XII untuk kita buat RKAB per tahun,” ucap Bahlil.

    Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu menjelaskan, saat ini jumlah batu bara yang diperjualbelikan di pasar global mencapai 1,2 miliar hingga 1,3 miliar ton per tahun, sementara Indonesia memproduksi 600 juta hingga 700 juta ton per tahun. 

    Artinya, lebih dari 50% penjualan batu bara global dikuasai Indonesia. Namun, menurut Bahlil, produksi batu bara RI itu terlalu jor-joran. Hal itu tak lepas dari penerbitan RKAB yang dilakukan tiga tahun sekali. Akibatnya, produksi menjadi tak terkendali. 

    “Saya mengatakan ini jor-joran, akibat RKAB yang kita lakukan per 3 tahun, itu buahnya adalah tidak bisa kita mengendalikan antara produksi batu bara dan permintaan dunia. Apa yang terjadi? Harga jatuh,” kata Bahlil.

    Bahlil pun mengatakan, anjloknya harga batu bara tentunya berimbas pada PNBP minerba. 

    “PNBP kita pun itu turun. Akibat dari apa? Kebijakan kita bersama yang membuat [RKAB] 3 tahun ini. Itu dari sisi batu bara. Nikel pun demikian. Bauksit pun demikian,” tutur Bahlil.