Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Harga Pangan 14 Juli: Beras dan Minyak Goreng Naik, Bawang Merah Turun

    Harga Pangan 14 Juli: Beras dan Minyak Goreng Naik, Bawang Merah Turun

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan, mayoritas komoditas pangan di tingkat konsumen secara rata-rata mengalami peningkatan harga pada Senin pagi (14/7/2025) dibanding hari sebelumnya. Komoditas itu diantaranya beras premium dan medium serta berbagai jenis minyak goreng.

    Menyitir laman Panel Harga Bapanas, Senin (14/7/2025), pukul 07.08 WIB, harga beras premium di tingkat konsumen pagi ini berada di level Rp16.410 per kilogram (kg) atau naik 2,4% dibanding hari sebelumnya.

    Harga beras premium pagi ini terpantau berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok pemerintah yakni Rp14.900 per kg – Rp15.800 per kg.

    Kenaikan harga turut terjadi pada komoditas beras medium. Bapanas mencatat, harga komoditas ini di tingkat konsumen secara rata-rata naik 2,39% menjadi Rp14.900 per kg.

    Rata-rata harga beras medium Rp14.900 per kg itu berada di atas HET yang dipatok pemerintah yakni Rp12.500 per kg – Rp13.500 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai rawit merah naik 1,79% menjadi Rp69.429 per kg, daging ayam ras naik signifikan 6,91% menjadi Rp37.906 per kg, dan telur ayam ras naik 1,92% menjadi Rp29.905 per kg.

    Bapanas juga merekam adanya kenaikan harga untuk gula konsumsi. Di tingkat konsumen, harga komoditas ini naik 0,72% dibanding hari sebelumnya, menjadi Rp18.455 per kg.

    Harga berbagai jenis minyak goreng terekam bergerak naik. Bapanas melaporkan, harga minyak goreng kemasan naik 0,84% menjadi Rp21.000 per liter.

    Kemudian, harga minyak goreng curah pagi ini naik signifikan 2,59% menjadi Rp18.000 per liter dan Minyakita naik 0,29% dibanding hari sebelumnya, menjadi Rp17.594 per liter.

    Komoditas perikanan pagi ini juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Tercatat harga ikan kembung melambung 10,37% dibanding hari sebelumnya, menjadi Rp45.471 per kg.

    Harga ikan tongkol naik signifikan 31,01% menjadi Rp44.806 per kg dan ikan bandeng terkerek 40,36% menjadi Rp48.727 per kg di tingkat konsumen.

    Sementara itu, sejumlah komoditas pangan pada pagi ini mengalami penurunan harga. Untuk beras SPHP, Bapanas mencatat adanya penurunan sebesar 4,34% dibanding hari sebelumnya, menjadi Rp12.000 per kg.

    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak turun signifikan 2,39% menjadi Rp6.051 per kg dan kedelai biji kering impor turun 3,53% menjadi Rp10.482 per kg.

    Berbagai jenis bawang juga turut mengalami penurunan harga. Bapanas mencatat, harga bawang merah di tingkat konsumen anjlok 12,63% menjadi Rp38.882 per kg dan bawang putih bonggol turun 3,79% menjadi Rp37.412 per kg.

    Harga cabai merah keriting turun 3,72% menjadi Rp43.500 per kg, cabai merah besar turun 3,29% menjadi Rp42.333 per kg, dan daging sapi murni turun 3,65% menjadi Rp130.208 per kg.

    Bapanas juga mencatat, harga tepung terigu kemasan di tingkat konsumen turun 0,42% menjadi Rp12.895 per kg dan garam konsumsi turun signifikan yakni 12,51% dibanding hari sebelumnya, menjadi Rp10.143 per kg.

    Adapun untuk komoditas daging kerbau beku impor maupun daging kerbau segar lokal terpantau tidak mengalami perubahan harga. Bapanas melaporkan, harga daging kerbau beku impor berada pada level Rp105.201 per kg dan daging kerbau segar lokal sebesar Rp141.136 per kg. 

  • Uni Eropa Siap Balas Ancaman Tarif Trump

    Uni Eropa Siap Balas Ancaman Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Uni Eropa (UE) menyatakan siap mengambil langkah balasan guna melindungi kepentingannya apabila Amerika Serikat tetap menerapkan tarif impor sebesar 30% terhadap produk Eropa mulai 1 Agustus 2025.

    Melansir Reuters pada Senin (14/7/2025), langkah terbaru Presiden AS Donald Trump mengejutkan blok tersebut, yang merupakan mitra dagang terbesar Negeri Paman Sam. Uni Eropa sebelumnya berharap bisa menghindari perang dagang yang semakin memburuk, menyusul serangkaian negosiasi intensif dan pernyataan hangat dari Gedung Putih.

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan bahwa pihaknya tetap membuka ruang dialog hingga tenggat waktu, namun siap mengambil sikap tegas.

    “Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan Uni Eropa, termasuk mengadopsi tindakan balasan yang sepadan jika dibutuhkan,” ujar von der Leyen terkait kemungkinan pemberlakuan tarif terhadap barang AS yang masuk ke Eropa.

    Para duta besar negara anggota Uni Eropa dijadwalkan menggelar pertemuan pada Minggu (13/7/2025) waktu setempat, disusul pertemuan luar biasa para menteri perdagangan pada Senin di Brussels. 

    Mereka akan memutuskan apakah akan mengenakan tarif terhadap produk impor AS senilai 21 miliar euro sebagai balasan atas tarif AS sebelumnya terhadap baja dan aluminium, atau memperpanjang masa penangguhan yang berakhir Senin.

    Hingga saat ini, Uni Eropa masih menahan diri untuk tidak merespons langsung kebijakan tarif dari AS, meski telah menyiapkan dua paket sanksi yang secara total dapat memengaruhi barang AS senilai 93 miliar euro. 

    Sejumlah negara anggor Uni Eropa secara cepat menyatakan dukungan terhadap posisi von der Leyen. Menteri Ekonomi Jerman Katherina Reiche menyerukan agar negosiasi dapat menghasilkan solusi yang pragmatis.

    “Tarif yang diusulkan Trump akan sangat memukul perusahaan eksportir Eropa. Di sisi lain, dampaknya juga akan signifikan terhadap perekonomian dan konsumen di Amerika,” ujar Reiche.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui platform X menegaskan bahwa Komisi Eropa perlu lebih tegas dalam menunjukkan tekad Uni untuk membela kepentingan Eropa secara tegas.

    Macron menambahkan bahwa Uni Eropa mungkin perlu menggunakan instrumen anti-koersi (anti-coercion instruments) apabila Trump tidak mundur dari rencananya. 

    Instrumen yang disusun selama masa jabatan pertama Trump dan pernah digunakan terhadap China tersebut memungkinkan UE untuk menerapkan pembatasan tidak hanya pada barang, tetapi juga pada jasa, jika dinilai ada tekanan kebijakan dari tarif sepihak.

    Kementerian Ekonomi Spanyol juga menyatakan mendukung upaya negosiasi lanjutan, namun menekankan bahwa Spanyol dan negara anggota lainnya siap mengambil tindakan balasan yang proporsional jika diperlukan.

    Trump secara berkala mengecam Uni Eropa, bahkan sempat menyebut bahwa blok tersebut dibentuk untuk merugikan Amerika Serikat pada Februari lalu.

    Keluhan utama Trump adalah defisit neraca perdagangan barang AS dengan Uni Eropa, yang menurut Biro Sensus AS mencapai US$235 miliar pada 2024. Namun, UE berulang kali menyatakan bahwa surplus AS dalam sektor jasa turut menyeimbangkan neraca secara keseluruhan.

    Dampak Potensial

    Jika digabungkan, perdagangan barang, jasa, dan investasi menjadikan AS dan UE sebagai mitra dagang terbesar satu sama lain. Kamar Dagang Amerika Serikat untuk Uni Eropa memperingatkan bahwa perseteruan dagang ini bisa mengancam transaksi bisnis senilai US$9,5 triliun.

    Ketua Komite Perdagangan Parlemen Eropa Bernd Lange mengatakan bahwa tahap pertama dari paket tindakan balasan kemungkinan akan mulai diberlakukan pada Senin, diikuti oleh tahap kedua secara bertahap.

    Trump sendiri menyatakan akan membalas setiap tindakan serupa dari pihak Uni Eropa.

    Meski begitu, Trump tercatat beberapa kali mengumumkan tarif besar, namun kemudian menunda atau membatalkannya sebelum tenggat waktu yang ditetapkannya sendiri. Hal ini membuat reaksi pasar keuangan cenderung lebih tenang, setelah sebelumnya sempat terguncang akibat pengumuman “Hari Pembebasan” pada April yang menyasar banyak mitra dagang global.

    Tiga pejabat UE yang enggan disebutkan namanya menyebut ancaman tarif terbaru dari Trump hanya merupakan taktik negosiasi.

    Kepala Riset Makro Global ING, Carsten Brzeski, menilai bahwa kebuntuan perundingan selama beberapa bulan terakhir membuat hubungan dagang transatlantik berada di ambang krisis.

    “Uni Eropa kini harus memutuskan apakah akan mengalah atau melawan,” ujar Brzeski. “Situasi ini akan memicu volatilitas pasar dan meningkatkan ketidakpastian.”

    Ekonom Kepala Hamburg Commercial Bank, Cyrus de la Rubia, mencatat bahwa jika diterapkan, tarif baru dari AS justru akan membebani konsumen Amerika sendiri.

    Namun, dampaknya juga akan dirasakan di kawasan euro yang saat ini tengah berjuang menghadapi pertumbuhan ekonomi yang lemah.

    Bank Sentral Eropa menggunakan skenario tarif 10% terhadap ekspor UE ke AS sebagai dasar dalam proyeksi ekonominya, dengan estimasi pertumbuhan ekonomi zona euro sebesar 0,9% pada 2025, 1,1% pada 2026, dan 1,3% pada 2027.

    Jika tarif meningkat menjadi 20%, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan terpangkas hingga 1 poin persentase dan inflasi akan turun ke level 1,8% pada 2027 dari baseline 2,0%. ECB belum merilis estimasi untuk skenario tarif sebesar 30%.

  • Ketum Kadin Yakin Kesepakatan Indonesia-EU CEPA Bakal Dongkrak Nilai Perdagangan

    Ketum Kadin Yakin Kesepakatan Indonesia-EU CEPA Bakal Dongkrak Nilai Perdagangan

    Bisnis.com, JAKARTA – Kesepakatan yang dicapai oleh President RI Prabowo Subianto dan President European Union, (EU) Commission Ursula von der Leyen, Minggu (13/07/2025), berpotensi mendongkrak nilai perdagangan kedua pihak.

    Diperkirakan, total perdagangan Indonesia dan Uni Eropa (UE) yang mencapai EUR 27 miliar pada tahun 2024 akan meningkat signifikan pada masa akan datang.

    “Ini adalah sebuah breakthrough dalam perdagangan internasional di Indonesia dan Uni Eropa yang telah memakan hampir satu dekade dalam negosiasi,” kata Ketua Umum (Ketum) Kadin Indonesia Anindya N. Bakrie di Brussel, Minggu (13/07/2025), dalam keterangan resmi.

    Dijelaskan, political agreement yang disepakati Presiden Prabowo Subianto dan President EU Commission Ursula von der Leyen bisa mendongkrak nilai perdagangan kedua pihak. Pada tahun 2024, nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa (UE) mencapai US$  30,1 miliar atau € 27,3 miliar, terdiri atas ekspor UE ke Indonesia senilai € 9,7 miliar, dan impor UE dari Indonesia senilai € 17,5 miliar.

    Kalau kita melihat UE Vietnam CEPA, demikian Anin, total perdagangan kedua pihak naik sebesar 20%, yakni dari EUR 56 miliar sebelum penandatangan CEPA dan naik ke EUR 67 miliar setelah CEPA diratifikasi oleh Vietnam dan EU. Tren yang sama bakal terjadi antara Indonesia dan UE.

    Di era yg multipolar ini, kata Anin, berbagai perusahaan Indonesia dan para anggota Kadin harus memanfaatkan momentum ini untuk melakukan diversifikasi. Pelaku usaha harus aktif mengeksplorasi pasar baru untuk meningkatkan perdagangan internasional guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    “Saya bertemu dengan CEO Business Europe yang merupakan Kadin-nya Eropa, Kadin Indonesia dan Business Eropa akan melakukan kolaborasi intensif agar pelaku usaha dan pemimpin bisnis di Uni Eropa dan Indonesia bisa memanfaatkan CEPA,” papar Anin. Berbagai sektor seperti tekstil, komoditas, palm oil dan lain lain yang penting dan dibutuhkan oleh negara-negara di Uni Eropa.

    Presiden Komisi Eropa Ursula di Brussels mengatakan kesepakatan ini bakal mendekatkan kedua belah pihak sebagai mitra bisnis di ketidakpastian ekonomi berkelindan dengan gejolak geopolitik.

    “Ini adalah perjanjian kemitraan ekonomi yang komprehensif setelah 10 tahun perundingan. Kita telah meraih sebuah terobosan. Pesan yang kita sampaikan hari ini sangat kuat dan jelas. Di masa-masa sulit, sebagian pihak memilih untuk menutup diri menuju isolasi dan fragmentasi. “ memilih jalan yang berbeda. Jalan keterbukaan, kemitraan, dan peluang bersama,” kata Ursula.

  • Urgensi IEU-CEPA: Peluang Besar RI di Pasar Eropa dalam Bayang-Bayang Tarif Trump

    Urgensi IEU-CEPA: Peluang Besar RI di Pasar Eropa dalam Bayang-Bayang Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah ancaman tarif impor tinggi dari AS, Uni Eropa menjadi wilayah strategis untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor produk Indonesia. Tak heran, pemerintah getol mempercepat kesepakatan IEU-CEPA yang sudah mandek selama satu dekade.

    Secara historis, hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara Eropa memang tidak terlalu signifikan. Berdasarkan data Harvard Growth Lab, nilai ekspor produk asal Indonesia ke Eropa tak pernah melebihi US$29 miliar atau sekitar Rp469,8 triliun (asumsi kurs Rp16.200 per dolar AS) sejak 1995.

    Data terbaru pada 2023 misalnya, nilai ekspor ke Eropa hanya sebesar US$24,3 miliar atau setara 8,46% dari total nilai ekspor Indonesia secara global (US$287 miliar). Sebagai perbandingan, nilai ekspor ke Asia mencapai US$188 miliar atau 65,5% dari total nilai ekspor Indonesia secara global.

    Padahal, Uni Eropa merupakan wilayah pengimpor produk-produk yang banyak diproduksi di Indonesia. Contoh nyata adalah tekstil dan agrikultur.

    Dua sektor itu kini terancam tarif impor 32% yang diterapkan AS untuk produk asal Indonesia. Masalahnya, sejak 1995, sektor tekstil dan agrikultur selalu berkontribusi lebih dari 50% dari nilai total barang ekspor Indonesia ke AS (pengeculian pada krisis finansial Asia 1997 dan 1998).

    Ancaman tarif tinggi Presiden AS Donald Trump memaksa eksportir produk tekstil dan agrikultur asal Indonesia mencari pasar baru. Tak berlebih rasanya menyebut Eropa sebagai wilayah paling strategis sebagai pasar ekspor baru itu.

    Dari tahun ke tahun, Eropa merupakan wilayah pengimpor produk tekstil dan agrikultur terbesar secara global.

    Pada 2023 misalnya, Eropa mengimpor produk tekstil sekitar US$521 miliar atau setara 40% dari total nilai impor global sebesar US$1,3 triliun. Eropa turut mengimpor produk agrikultur sekitar US$969 miliar atau setara 38,76% dari total nilai impor global sebesar US$2,5 triliun.

    Sementara pada 2023, nilai ekspor produk tekstil Indonesia ke Eropa senilai US$3,49 miliar. Jumlah itu hanya setara 0,66% dari total nilai impor produk tekstil Eropa secara global (US$521 miliar) dan 17,48% dari total nilai ekspor produk tekstil Indonesia secara global (US$20 miliar).

    Artinya, peluang membuka pasar ekspor produk tekstil dan agrikultur asal Indonesia ke Eropa sangat besar, terlebih apabila pemerintah bisa segera menyelesaikan IEU-CEPA.

    Adapun IEU-CEPA merupakan singkatan dari Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement alias Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa alias.

    Selama perundingan yang sudah memakan waktu bertahun-tahun, poin-poin utama dari perjanjian adalah penghapusan tarif bea masuk hingga akses pasar yang lebih luas.

    Dalam konteks perdagangan, tentunya IEU-CEPA bisa membuat produk-produk ekspor unggulan Indonesia seperti tekstil dan agrikultur bisa lebih kompetitif di pasar Eropa, harganya besar kemungkinan akan lebih murah dibandingkan produk impor dari negara yang kena bea masuk.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sendiri tengah berada di Brussel, Belgia sejak Sabtu (12/7/2025) waktu setempat. Salah satu agendanya adalah untuk percepatan kesepakatan IEU-CEPA.

    Airlangga menjelaskan bahwa melalui perjanjian dagang ini, produk Indonesia yang masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk.

    “Berarti antara Indonesia dan EU itu produk kita akan bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” ungkapnya alam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).

    Adapun, Airlangga menyatakan bahwa rencananya perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani dan diratifikasi pada kuartal III/2025 di Jakarta. Hanya saja, untuk jadwal pasti, akan langsung diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Airlangga mengklaim semua isu dalam perundingan IEU—CEPA sudah selesai, meski dia juga tak memungkiri perundingan ini sempat berjalan alot selama 10 tahun lamanya. “Situasi global, geopolitik, itu semuanya mengubahnya,” sambungnya.

  • Ekonom Sebut Uni Eropa Bisa Jadi Pasar Lebih Menjanjikan Daripada AS

    Ekonom Sebut Uni Eropa Bisa Jadi Pasar Lebih Menjanjikan Daripada AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menyebut Uni Eropa adalah pasar yang lebih menjanjikan dibandingkan Amerika Serikat (AS), terutama dengan adanya perjanjian dagang Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA).

    Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyebut sebagai mitra dagang, Uni Eropa mengantongi permintaan yang lebih tinggi dan potensi yang lebih menjanjikan daripada Negeri Paman Sam.

    “Uni Eropa merupakan pasar yang sangat potensial bagi Indonesia, bahkan lebih menjanjikan daripada AS,” kata Wijayanto kepada Bisnis.com, Minggu (13/7/2025).

    Terlebih, Wijayanto menilai perjanjian IEU—CEPA hadir pada saat Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif resiprokal sebesar 32% terhadap Indonesia.

    Senada, Trump juga mengenakan tarif tinggi untuk Uni Eropa, yakni sebesar 30%. Untuk itu, dia memperkirakan nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa akan melonjak.

    “Nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa akan meningkat pesat, karena selama ini terhambat oleh tarif yang tinggi sehingga produk kita kalah bersaing dari produk negara lain seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand,” ujarnya.

    Adapun, Wijayanto menuturkan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya hingga tekstil dan produk tekstil dari Indonesia berpeluang meluas ke pasar Eropa. Pasalnya, dia menilai permintaan sederet produk tersebut akan melonjak di pasar Eropa.

    “CPO dan produk turunannya, tekstil dan produk tekstil, sepatu, elektronik, dan produk perhiasan atau kerajinan. Demand produk tersebut dari Uni Eropa sangat tinggi, sedangkan Indonesia merupakan produsen yang kompetitif,” tuturnya.

    Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan perjanjian IEU—CEPA bukan hanya sekadar meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara, melainkan juga mendorong agar investasi Eropa masuk ke Indonesia.

    “Tentunya goals-nya itu [dari IEU—CEPA] menurut saya bukan hanya dari sektor perdagangan saja, tetapi bagaimana kita bisa mendorong agar investasi dari Eropa itu bisa masuk ke Indonesia,” ujar Andry.

    Untuk itu, dia berharap sederet perusahaan yang bergerak di bidang maupun sektor kimia dan farmasi, teknologi tinggi, dan energi terbarukan bisa masuk ke Tanah Air. Apalagi, menurut Andry, Eropa juga berminat jika diberikan kesempatan untuk berinvestasi di sektor tersebut.

    “Jadi bagaimana kita bisa mendorong agar penggunaan sumber-sumber energi terbarukan ini semakin banyak dan banyak di antaranya itu berasal dari Eropa,” ujarnya.

    Indef juga berharap dengan produk asal Indonesia bisan masuk ke pasar Eropa dengan harga yang kompetitif tanpa adanya bea masuk seiring adanya perjanjian IEU—CEPA, termasuk CPO dan produk turunannya. Sebab, selama ini produk yang menjadi komoditas unggulan Indonesia ini sulit menembus pasar Eropa.

    “Menurut saya produk-produk yang berbahan baku sawit rasa-rasanya jadi salah satu produk yang kita dorong untuk masuk ke pasar Eropa karena selama ini kan sulit untuk produk-produk CPO kita masuk ke pasar Eropa,” tuturnya.

    Finalisasi IEU-CEPA

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut melalui perjanjian dagang IEU—CEPA, produk Indonesia yang akan masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk alias tarif 0%.

    “Berarti antara Indonesia dan EU itu akan produk kita bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” kata Airlangga dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).

    Menko Airlangga mengungkap bahwa negosiasi perjanjian dagang IEU—CEPA telah memasuki tahun ke-10 dengan lebih dari 19 putaran. Namun, dia memastikan perundingan IEU—CEPA akan rampung dan segera ditandatangani Presiden.

    “IEU—CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun seluruh isunya akan selesai. Dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian,” ujarnya.

    Rencananya, Airlangga menuturkan bahwa perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani pada kuartal III/2025 di Jakarta. Sayangnya, dia enggan memberikan informasi lebih detail terkait jadwal penandatanganan IEU—CEPA.

    “Nanti akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini dan di Jakarta. Tapi kita tunggu pengumuman dari Presiden. Jadi kita tidak, tidak spill-spill,” katanya.

  • Budi Arie: 103 Kopdes Merah Putih Percontohan Siap Meluncur

    Budi Arie: 103 Kopdes Merah Putih Percontohan Siap Meluncur

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyatakan sebanyak 103 Koperasi Desa/Kelurahan (KopDes/Kel) Merah Putih percontohan (mockup) sudah siap diperkenalkan kepada publik.

    Untuk diketahui, Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan sebanyak 80.000 unit Koperasi Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten pada 21 Juli 2025.

    Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebut melalui percontohan KopDes/Kel Merah Putih ini diharapkan koperasi desa lainnya dapat mereplikasi ekosistem yang telah dibentuk demi memperlancar operasionalisasi di masa mendatang.

    “Satgas Nasional telah menentukan 103 titik percontohan [KopDes/Kel Merah Putih] yang tersebar di seluruh provinsi, titik-titik ini menjadi model awal penerapan KopDes/Kel Merah Putih secara utuh,” kata Budi Arie dalam keterangan tertulis, Minggu (13/7/2025).

    Budi menjelaskan bahwa 103 percontohan KopDes/Kel Merah Putih ini tidak berdiri sendiri, melainkan didukung oleh beberapa lembaga pembiayaan seperti BRI, BNI, Mandiri, BSI, serta Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

    Sementara itu, skema pembiayaan KopDes/Kel Merah Putih dirancang agar bisa mengakses dana lebih mudah, tetapi dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan keberlanjutan usaha.

    Adapun, saat ini payung hukum pembiayaan KopDes/Kel Merah Putih sedang digodok Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

    “Pembiayaan bagi KopDes/Kel Merah Putih ini nantinya diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan yang saat ini sedang dimatangkan oleh pemerintah,” ungkapnya.

    Sementara itu, untuk pembiayaan yang akan diberikan melalui LPDB, KopDes/Kel Merah Putih diwajibkan memiliki usaha riil dan produktif.

    “Yang penting ada usaha yang jelas dan rencana bisnis yang realistis. Kita ingin pastikan setiap dana yang turun bisa berdampak langsung pada masyarakat,” terangnya.

    Lebih lanjut, Budi memastikan keberadaan KopDes/Kel Merah Putih ini hanya koperasi biasa, melainkan juga sebagai pusat layanan ekonomi rakyat di desa yang akan mengelola dan menyalurkan kebutuhan dasar masyarakat.

    Adapun, 80.000 KopDes/Kel Merah Putih ini dirancang sebagai badan usaha yang memiliki unit lengkap seperti gerai sembako, layanan obat murah, klinik desa, simpan pinjam, serta pengelolaan logistik.

    Selain itu, KopDes/Kel Merah Putih ini juga akan ditugaskan sebagai penyalur bantuan pemerintah seperti PKH (Program Keluarga Harapan), gas bersubsidi, hingga pupuk bersubsidi.

    Tercatat hingga 13 Juli 2025, saat ini sudah terbentuk 81.147 KopDes/Kel Merah Putih melalui musyawarah desa khusus (musdesus). Dari jumlah tersebut, sebanyak 77.888 koperasi telah memiliki badan hukum resmi dari Kementerian Hukum. 

  • Ada IEU-CEPA, Indef Harap Arus Investasi Eropa Lebih Deras Masuk ke RI

    Ada IEU-CEPA, Indef Harap Arus Investasi Eropa Lebih Deras Masuk ke RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance (Indef) berharap perjanjian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA) bisa menjadi pintu masuk Eropa menanamkan investasinya di Indonesia, termasuk investasi di sektor teknologi tinggi hingga energi terbarukan.

    Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan perjanjian IEU—CEPA bukan hanya sekadar meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara, melainkan juga mendorong agar investasi Eropa masuk ke Indonesia.

    “Tentunya goals-nya itu [dari IEU—CEPA] menurut saya bukan hanya dari sektor perdagangan saja, tetapi bagaimana kita bisa mendorong agar investasi dari Eropa itu bisa masuk ke Indonesia,” kata Andry kepada Bisnis, Minggu (13/7/2025).

    Andry berharap sederet perusahaan yang bergerak di bidang maupun sektor kimia dan farmasi, teknologi tinggi, dan energi terbarukan bisa masuk ke Tanah Air. Apalagi, menurutnya, Eropa juga berminat jika diberikan kesempatan untuk berinvestasi di sektor tersebut.

    “Jadi, bagaimana kita bisa mendorong agar penggunaan sumber-sumber energi terbarukan ini semakin banyak dan banyak di antaranya itu berasal dari Eropa,” tuturnya.

    Selain itu, Andry juga berharap dengan produk asal Indonesia bisan masuk ke pasar Eropa dengan harga yang kompetitif tanpa adanya bea masuk seiring adanya perjanjian IEU—CEPA, termasuk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya.

    Pasalnya, sambung dia, selama ini produk CPO beserta turunannya asal Indonesia sulit menembus pasar Eropa.

    “Menurut saya produk-produk yang berbahan baku sawit rasa-rasanya jadi salah satu produk yang kita dorong untuk masuk ke pasar Eropa karena selama ini kan sulit untuk produk-produk CPO kita masuk ke pasar Eropa,” tuturnya.

    Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan sudah tak ada lagi substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA.

    Budi menerangkan bahwa dalam hal bernegosiasi, semua pihak melakukan tawar-menawar, termasuk Indonesia dan Uni Eropa. Namun, lanjut dia, terkadang untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bukan sesuatu hal yang mudah.

    Kendati demikian, Budi memastikan semua substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA sudah selesai.

    “Semua sudah selesai, secara substansi sudah tidak ada masalah [terkait perundingan IEU-CEPA]. Jadi besok Presiden [Prabowo Subianto] tinggal mengumumkan. Jadi, enggak ada masalah,” ujar Budi dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).

    Untuk itu, Budi menyatakan Uni Eropa bisa menjadi pasar baru sekaligus pasar alternatif bagi Indonesia untuk memasarkan produk lebih luas. Hal ini sejalan dengan perundingan negosiasi IEU—CEPA yang telah rampung.

    “Dan ini alternatif baru buat pasar kita. Impor EU ke dunia kan US$6,6 triliun, kalau kita bandingkan Amerika US$3,3 something triliun. Jadi, kalau kita bisa masuk lebih besar ke EU, saya pikir ini pasar yang bagus buat kita untuk alternatif pasar-pasar di negara lain,” tuturnya.

    Ketika proses IEU—CEPA segera rampung, ungkap Budi, maka kebijakan produk bebas deforestasi alias European Deforestation Regulation (EUDR) yang berisiko menjadi hambatan rantai internasional akan mulai mereda. Sebabm menurutnya, Eropa akan menjalin kerja sama kemitraan dengan Indonesia ke depan.

    “Jadi nanti harapan kita, ini kita menyelesaikan EU—CEPA dulu yang lain itu sebenarnya sudah soft, sudah mulai melunak karena mereka juga tentu ingin bermitra dengan kita ke depannya,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Presiden Prabowo akan menemui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa untuk membahas perundingan IEU—CEPA.

    Menko Airlangga menuturkan, negosiasi perjanjian dagang IEU—CEPA telah memasuki tahun ke-10 alias satu dekade dengan lebih dari 19 putaran. Namun, dia memastikan perundingan IEU—CEPA akan rampung dan segera ditandatangani Presiden.

    “IEU—CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun seluruh isunya akan selesai. Dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian,” ujar Airlangga.

    Airlangga menyebut melalui perjanjian dagang ini, maka produk Indonesia yang akan masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk alias tarif 0%. “Berarti antara Indonesia dan EU itu akan produk kita bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” ungkapnya.

    Adapun, Airlangga menuturkan bahwa rencananya perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani pada kuartal III/2025 di Jakarta. Sayangnya, dia enggan memberikan informasi lebih detail terkait jadwal penandatanganan IEU—CEPA.

    “Nanti akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini dan di Jakarta. Tapi kita tunggu pengumuman dari Presiden. Jadi kita tidak, tidak spill-spill,” tandasnya.

  • Eropa Bisa Gantikan Pangsa Ekspor Indonesia ke AS, Ini Catatannya

    Eropa Bisa Gantikan Pangsa Ekspor Indonesia ke AS, Ini Catatannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengenaan bebas tarif alias 0% ke Eropa melalui perjanjian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA) dinilai membuka peluang peningkatan ekspor produk tekstil dan alas kaki Indonesia.

    Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan Eropa bisa menjadi pasar baru bagi Indonesia di tengah pengenaan tarif resiprokal Indonesia dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebesar 32%.

    “Kalau memang betul [bea masuk tarif 0% ke pasar Eropa], jelas ini adalah satu peluang ekspor yang besar, dan beberapa sektor yang selama ini tertatih-tatih sedang kesulitan untuk masuk ke pasar global, termasuk sekarang pasar Amerika yang dikenakan tarif 32%,” kata Faisal kepada Bisnis.com, Minggu (13/7/2025).

    Menurut Faisal, produk Indonesia seperti tekstil dan alas kaki bisa mudah dipasarkan ke Eropa, lantaran tidak adanya bea masuk.

    “Tapi tentu saja kita perlu melihat secara detail. Ini yang dimasukkan, yang diturunkan tarif sampai 0% ini apa [sektor apa saja],” imbuhnya.

    Faisal mengatakan bahwa Uni Eropa juga pasti telah memperhitungkan timbal balik dari perjanjian IEU—CEPA. Untuk itu, dia menyebut pemerintah harus tetap mengantisipasi konsekuensi yang menyertai ketentuan tersebut.

    “Nah, apa yang kita [Indonesia] kasih kepada mereka [Eropa], ini juga kan perlu diantisipasi. Kalau itu juga ada penurunan 0% untuk masuk ke pasar Indonesia, ini kan perlu dikalkulasi,” tuturnya.

    Di samping itu, dia menilai pemerintah juga perlu mengantisipasi hal lain seperti persyaratan dan prosedur ekspor. Hal ini mengingat perjanjian yang ditempuh adalah kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA), yang bukan hanya mencakup tarif melainkan juga non-tariff.

    “Kita masuk ke Eropa, tarifnya 0%, tapi kalau kemudian syarat-syarat dan prosedurnya banyak dan susah, NTM-nya [non-tariff measures] banyak dan susah ditembus, juga sama. Kita tetap susah juga masuk ke pasar mereka. itu jadi artinya yang perlu dianalisis juga jadi jauh lebih dalam,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut melalui perjanjian dagang IEU—CEPA, maka produk Indonesia yang akan masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk alias tarif 0%.

    “Berarti antara Indonesia dan EU itu akan produk kita bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” kata Airlangga dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).

    Menko Airlangga menuturkan, negosiasi perjanjian dagang IEU—CEPA telah memasuki tahun ke-10 alias satu dekade dengan lebih dari 19 putaran. Namun, dia memastikan perundingan IEU—CEPA akan rampung dan segera ditandatangani Presiden.

    “IEU—CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun, seluruh isunya akan selesai dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian,” ujarnya.

    Rencananya, perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani pada kuartal III/2025 di Jakarta. Sayangnya, Airlangga enggan memberikan informasi lebih detail terkait jadwal penandatanganan IEU—CEPA.

    “Nanti akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini dan di Jakarta. Tapi kita tunggu pengumuman dari Presiden. Jadi kita tidak, tidak spill-spill,” katanya.

  • Bapanas Pastikan Masyarakat Bisa Beli Beras SPHP di Pasar hingga KopDes

    Bapanas Pastikan Masyarakat Bisa Beli Beras SPHP di Pasar hingga KopDes

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan masyarakat sudah dapat membeli beras SPHP di pasar, gerakan pangan murah (GPM), maupun di Koperasi Desa/Kelurahan (KopDes/Kel) Merah Putih.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan beras SPHP merupakan program intervensi yang diharapkan dapat meredam fluktuasi harga beras di pasar.

    “Secara gradual, kita mulai salurkan dan terus masifkan [beras SPHP], termasuk ke Koperasi Merah Putih dan Kios Pangan binaan pemerintah daerah,” kata Arief dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (13/7/2025).

    Arief menuturkan, beras SPHP yang diakses masyarakat harus berkualitas baik dengan harga yang sesuai peraturan, sehingga lebih terjangkau.

    Untuk harga penjualan beras SPHP dengan pengambilan di gudang Bulog bagi para mitra penyalur dibanderol Rp11.000 per kilogram untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.

    Kemudian, harga beras untuk wilayah Sumatera (kecuali Lampung dan Sumatera Selatan), Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan dibanderol Rp11.300 per kilogram Sementara itu, harga Rp11.600 per kilogram untuk wilayah Maluku dan Papua.

    Selanjutnya, masyarakat dapat membeli beras SPHP dengan harga yang mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2024.

    Secara terperinci, beras untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi dipatok di level Rp12.500 per kilogram.

    Untuk wilayah Sumatera (kecuali Lampung dan Sumsel), Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan senilai Rp13.100 per kilogram. Sedangkan untuk wilayah Maluku dan Papua dipatok Rp13.500 per kilogram.

    Lebih lanjut, Arief menyatakan Bapanas akan meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap berbagai praktik tak wajar, baik dalam program SPHP beras maupun bantuan pangan beras bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri. Dia menegaskan penguatan sinergi dengan TNI dan Polri menjadi bagian dari strategi pelaksanaan di lapangan.

    “Komitmen pemerintah saat ini memperkuat mekanisme penyaluran ke masyarakat, terutama beras SPHP. Tidak boleh ada lagi praktik-praktik tak wajar. Outlet-outletnya harus jelas ada, sehingga masyarakat pun dapat mudah memperolehnya,” ujarnya.

    Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan distribusi awal beras SPHP diarahkan ke pasar-pasar terdekat dan akan diperluas melalui berbagai kanal penyaluran yang sudah ditentukan.

    “Jadi SPHP siap dijalankan ke pasar-pasar terdekat terlebih dahulu dan akan terus dimasifkan secara bertahap. Kemudian terus ditambahkan melalui GPM, Kios Pangan yang dibina pemerintah daerah, dan juga Koperasi Merah Putih,” ujar Ketut.

    Sebagai dasar pelaksanaan, Bapanas telah menerbitkan dua surat penugasan kepada Perum Bulog. Pertama, surat nomor 170/TS.03.03/K/7/2025 tertanggal 4 Juli 2025 untuk pelaksanaan bantuan pangan beras. Kedua, surat nomor 173/TS.02.02/K/7/2025 tertanggal 8 Juli 2025 untuk penyaluran SPHP beras.

    Adapun, penyaluran beras SPHP ditargetkan pada periode Juli hingga Desember 2025 dengan alokasi sebesar 1,318 juta ton.

  • Target Bauran EBT RI di 2035, Ekonom: Ambisius dan Sukar Dicapai

    Target Bauran EBT RI di 2035, Ekonom: Ambisius dan Sukar Dicapai

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) kelistrikan Indonesia mencapai 100% dalam 10 tahun ke depan atau 2035. Ekonom menilai target itu terlalu ambisius dan sukar dicapai.

    Adapun target tersebut disampaikan Prabowo dalam konferensi pers bersama Presiden Brasil Lula da Silva di Brasilia, Rabu (9/7/2025) lalu. Menurut Prabowo, target bauran EBT 100% mulainya bisa dicapai pada 2040, namun menurutnya itu bisa lebih cepat.

    “Kami berencana mencapai 100% energi terbarukan dalam sepuluh tahun ke depan. Targetnya, tentu saja, adalah 2040, tetapi para ahli saya mengatakan kita dapat mencapainya jauh lebih cepat,” kata Prabowo dilansir dari Bloomberg.

    Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034, penambahan pembangkit ditargetkan mencapai 69,6 gigawatt (GW). Angka tersebut pun lebih tinggi dari RUPTL 2021–2030 yang hanya 40,6 GW.

    Lebih terperinci, dalam RUPTL teranyar, 76% dari total kapasitas itu berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT). Adapun, komposisi porsi EBT itu terdiri atas 42,6 GW atau 61% dan storage 10,3 GW atau 15%. Sementara itu, PLN membidik bauran EBT mencapai 34,3% pada 2034. Hal ini juga tercantum dalam RUPTL terbaru.

    Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Muhammad Ishak Razak menilai target Prabowo untuk mencapai buaran EBT 100% pada 2035 sangat ambisius, namun sulit dicapai. Apalagi capaian bauran EBT di Indonesia tercatat di angka 14,1% pada awal 2025.

    Jika merujuk pada RUPTL sebelumnya, angka tersebut pun masih jauh dari target tahun ini yang dicanangkan mencapai 23%. 

    “Tanpa membenahi berbagai hambatan pengembangan EBT dan tanpa reformasi besar-besaran rasanya sulit untuk mencapai target tersebut,” kata Ishak kepada Bisnis, Minggu (13/7/2025).

    Menurutnya, ada beberapa hambatan yang membuat target pemerintah selalu molor, seperti keterlambatan proyek karena proses lelang lambat, negosiasi power purchasing agreement bertele-tele, masih tingginya ketergantungan pada pembangkit energi fosil, dan perencanaan yang kurang presisi sehingga terjadi kelebihan kapasitas listrik.

    Ishak pun berpendapat untuk mencapai bauran EBT setinggi mungkin, 
    solusinya antara lain menurunkan target rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTG) baru. 

    Lalu, merevisi merevisi KEN dan RUKN. Kemudian, mempercepat lelang EBT serta meningkatkan anggaran untuk membangun infrastruktur transmisi dan penyimpanan energi bersih. 

    “Selain itu diversifikasi EBT seperti panas bumi dan bioenergi perlu terus dikembangkan dengan tetap menjaga agar tidak lagi terjadi pembangunan project EBT yang justru berdampak negatif terhadap kondisi sosial dan lingkungan masyarakat lokal,” imbuh Ishak.