Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Beda Rapor Ekonomi 1 Tahun Prabowo, Jokowi, dan SBY, Siapa Paling Unggul?

    Beda Rapor Ekonomi 1 Tahun Prabowo, Jokowi, dan SBY, Siapa Paling Unggul?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan memasuki umur setahun pada 20 Oktober 2025. Sejumlah tantangan masih berada di depan mata apalagi kalau mau mengejar target pertumbuhan ekonomi 8%.

    Berkaca kepada tahun-tahun sebelumnya, kinerja tahun pertama pemerintahan Prabowo tidak lebih baik dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun sedikit lebih impresif dari Jokowi.

    Prabowo resmi menjabat sebagai kepala pemerintahan dan negara pada 20 Oktober 2024. Pada kuartal IV/2024 atau tiga bulan pertama pemerintahan Prabowo, ekonomi tumbuh 5,02% secara tahunan atau year on year (YoY).

    Tiga bulan selanjutnya atau kuartal I/2025, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% YoY. Kemudian pada kuartal II/2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,12% YoY.

    Artinya, dari tiga kuartal pertama pemerintahan Prabowo, perekonomian rata-rata tumbuh 5%.

    Angka itu sedikit lebih baik dari pendahulunya, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ketika pertama kali menjadi orang nomor di Indonesia pada 20 Oktober 2014. Pada kuartal IV/2015 atau tiga bulan pertama pemerintahan Jokowi, ekonomi 50,1% YoY.

    Tiga bulan selanjutnya atau kuartal I/2015, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,71% YoY. Kemudian pada kuartal II/2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 4,67%. Alhasil, rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam tiga kuartal pertama pemerintahan Jokowi sebesar 4,8%.

    Ditarik lagi ke belakang, satu tahun pertama pemerintahan SBY mempunyai catatan yang lebih impresif dari sisi pertumbuhan ekonomi. SBY pertama kali menjabat sebagai presiden pada 20 Oktober 2004.

    Pada kuartal IV/2024 atau tiga bulan pertama pemerintahan SBY, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,65% YoY. Kemudian pada kuartal I/2005, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,35%. Selanjutnya pada kuartal II/2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,54%.

    Artinya, rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam tiga kuartal pertama pemerintahan SBY tercatat di angka 6,18%.

    Dengan demikian, rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun pertama Prabowo (5%) sedikit lebih baik dari Jokowi (4,8%), namun masih jauh lebih rendah dari SBY (6,18%). 

    Apa yang Perlu Dilakukan Prabowo?

    Sejumlah pengamat memberikan pandangan terkait dengan target ekonomi yang dikejar oleh pemerintah hingga 8%.

    Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky menilai upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional dinilai masih jauh dari harapan. 

    Meski sempat mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,12%, pencapaian itu dinilainya masih lemah dan belum ditopang oleh kebijakan yang mampu mempercepat laju ekonomi menuju target ambisius 8%.

    “Pencapaian target makro sangat lemah. Memang kemarin 5,12%, tapi belum terlihat ada program yang benar-benar mendukung pertumbuhan. Saat ini mempertahankan angka 5% saja sudah sulit,” ujarnya kepada Bisnis.com dikutip Sabtu (18/10/2025).

    Dia meminta pemerintah mengurangi misalokasi sumber daya fiskal yang menyebabkan belanja negara tidak efektif dalam mendorong produktivitas ekonomi. 

    Dia menekankan perlunya perbaikan kualitas institusi agar anggaran dapat digunakan secara lebih tepat sasaran dan berdampak langsung pada peningkatan kinerja ekonomi nasional.

    Teuku Riefky memperkirakan kinerja ekspor nasional masih sangat bergantung pada kondisi global yang tengah tidak menentu, sementara dua mesin pertumbuhan lainnya yakni konsumsi masih diwarnai pelemahan daya beli masyarakat. Lalu investasi asing yang masih menunjukkan kontraksi.

    “Perbaiki kualitas institusi, iklim investasi sehingga investasi masuk lapangan pekerjaan tercipta, daya beli meningkat, penerimaan negara akan masuk dengan sendirinya,” terangnya.

    Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menjelaskan bahwa Indonesia perlu keluar dari zona nyaman pertumbuhan ekonomi berbasis konsumsi rumah tangga jika ingin mencapai target ambisius pertumbuhan 8%.

    “Kalau kita punya target pertumbuhan ekonomi 8%, itu tidak bisa hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga. Harus dari ekspor dan investasi,” ujarnya.

    Indonesia, sambungnya, telah terjebak dalam middle income trap selama lebih dari tiga dekade sejak 1993.

    “Artinya, mau tidak mau, suka tidak suka, pertumbuhan di atas 6% itu sudah menjadi keharusan,” jelasnya.

    Untuk memperkuat ekspor, tambah Esther, strategi utama yang harus dilakukan adalah diversifikasi produk dan pasar, seperti mengembangkan industri kreatif. Indonesia selama ini masih bergantung pada komoditas seperti sawit, batu bara, dan karet.

    Selain itu, perluasan pasar ekspor juga menjadi prioritas karena saat ini mitra utama Indonesia adalah China dan Amerika Serikat. Pemerintah harus lebih agresif menembus pasar baru.

    Selain mendorong ekspor dan investasi, kebijakan fiskal (APBN) juga perlu diarahkan dari aktivitas konsumtif ke aktivitas produktif. Pemerintah diharapkan lebih fokus mendukung sektor-sektor yang menciptakan nilai tambah ekonomi dan lapangan kerja.

    “Selama ini banyak aktivitas ekonomi yang sifatnya konsumtif. Padahal, APBN seharusnya menjadi instrumen untuk memperkuat produktivitas nasional,” jelasnya.

    Penciptaan Lapangan Kerja

    Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menggarisbawahi bahwa pemulihan ekonomi nasional selama satu tahun terakhir dinilai masih menghadapi tantangan besar dalam aspek penciptaan lapangan kerja.

    Meski konsumsi rumah tangga mulai menunjukkan perbaikan, indikator yang berkaitan dengan job creation justru melemah di hampir semua sektor.

    “Kalau lihat satu tahun ke belakang, kaitannya dengan konsumsi, ini yang belum dibahas. Sebetulnya ada satu catatan PR besar yang belum bisa diselesaikan dengan baik, yaitu penciptaan lapangan pekerjaan,” katanya.

    Ia menambahkan, semua indikator terkait penciptaan lapangan kerja menunjukkan pelemahan, mulai dari tingkat partisipasi tenaga kerja hingga persepsi masyarakat terhadap ketersediaan pekerjaan. Bahkan, indeks kepercayaan ekonomi konsumen pada aspek lapangan kerja menjadi yang paling pesimis dibandingkan indikator lainnya

  • Boeing Dapat Restu FAA, Siap Banjiri Bandara di Dunia dengan 737 MAX

    Boeing Dapat Restu FAA, Siap Banjiri Bandara di Dunia dengan 737 MAX

    Bisnis.com, JAKARTA – Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) memberi lampu hijau bagi pabrik manufaktur pesawat Boeing untuk meningkatkan produksi jenis 737 MAX menjadi 42 unit per bulan. Keputusan ini diumumkan pada Jumat (18/10/2025) waktu setempat, melonggarkan batas produksi 38 pesawat per bulan yang diberlakukan sejak Januari tahun lalu. Langkah ini menandai upaya Boeing untuk memulihkan kinerja keuangan sekaligus memperkuat kepercayaan terhadap standar keselamatan dan kualitas produksinya dengan membanjiri bandara di dunia.

    “Boeing raih persetujuan FAA untuk tingkatkan produksi 737 MAX jadi 42 pesawat per bulan,” dikutip oleh Reuters dari FAA, Minggu (19/10/2025).

    Lembaga tersebut menegaskan, peningkatan produksi dilakukan setelah tim inspektur keselamatan FAA melakukan tinjauan ekstensif terhadap lini produksi Boeing untuk memastikan bahwa peningkatan laju produksi kecil ini akan dilakukan dengan aman.

    Batas produksi sebelumnya diberlakukan setelah kecelakaan penerbangan pada awal 2024 yang melibatkan pesawat Alaska Airlines 737 MAX 9, ketika empat baut pengunci di sumbat pintu terlepas dan menyebabkan lubang besar di badan pesawat pada ketinggian 16.000 kaki. Kejadian itu memicu kekhawatiran global terhadap kualitas keselamatan Boeing dan memaksa FAA mengetatkan pengawasan.

    Menurut sumber yang mengetahui proses tersebut, Administrator FAA Bryan Bedford secara langsung menghubungi CEO Boeing Kelly Ortberg untuk mengonfirmasi izin peningkatan produksi. Boeing disebut berencana segera menambah kapasitas produksi di pabrik wilayah Seattle, termasuk pemasangan peralatan baru untuk mendukung peningkatan tersebut.

    Boeing menyampaikan apresiasinya atas kerja sama berbagai pihak. “Boeing mengatakan pihaknya menghargai kerja tim kami, para pemasok kami, dan FAA untuk memastikan kami siap meningkatkan produksi dengan mengutamakan keselamatan dan kualitas.” Saham Boeing tercatat naik 1,2% dalam perdagangan setelah jam kerja.

    Analis kedirgantaraan Glenn McDonald menilai Boeing kini berada dalam posisi yang lebih siap dibandingkan sebelumnya, meski rantai pasokan masih menjadi tantangan. “Tempa, cor, mesin, dan bahkan interior semuanya telah menyebabkan masalah rantai pasokan bagi para produsen pesawat dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya. Ia menambahkan, gangguan pasokan kini lebih sporadis dan tidak sistemik seperti sebelum pandemi.

    Di bawah pengawasan ketat FAA, Boeing mengadopsi pendekatan hati-hati untuk menstabilkan produksi. Perusahaan juga telah membangun inventori suku cadang dan bahan baku senilai US$11 miliar, meningkat signifikan dibandingkan US$6,4 miliar pada 2018, ketika memproduksi lebih dari 50 unit jet 737 per bulan.

    Meski demikian, beban utang Boeing masih besar, mencapai US$53 miliar per 2025, jauh lebih tinggi dibandingkan US$12 miliar pada 2018. Wall Street memperkirakan perusahaan ini masih akan mencatat rugi tahun ini, namun mulai mencetak laba kembali pada 2026—tahun pertama keuntungan sejak 2018.

    FAA sebelumnya juga telah memulihkan sebagian kewenangan Boeing untuk menerbitkan sertifikat kelaikan udara bagi pesawat 737 MAX dan 787. Kewenangan itu sempat dicabut setelah kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia pada 2019 serta temuan pelanggaran mutu pada 2022. Pada September lalu, FAA bahkan mengusulkan denda sebesar US$3,1 juta terhadap Boeing setelah menemukan ratusan pelanggaran sistem kualitas di pabriknya di Washington dan Kansas.

    Insiden Alaska Airlines pada Januari 2024 juga memicu Departemen Kehakiman AS membuka penyelidikan kriminal terhadap Boeing, menambah tekanan bagi produsen pesawat terbesar di dunia itu untuk membuktikan bahwa peningkatan produksi kali ini benar-benar dilakukan dengan standar keselamatan yang ketat

  • Harga Pangan Minggu, 19 Oktober 2025: Beras SPHP Turun, Premium Masih Mahal

    Harga Pangan Minggu, 19 Oktober 2025: Beras SPHP Turun, Premium Masih Mahal

    Bisnis.com, JAKARTA — Rata-rata aneka beras mengalami harga yang bervariasi pada akhir pekan ini, Minggu (19/10/2025). Namun demikian, rata-rata harga beras premium masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) secara nasional.

    Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.03 WIB, harga rata-rata beras medium secara nasional dibanderol Rp13.687 per kilogram di tingkat konsumen, atau naik tipis 1,39% dari HET nasional yang ditetapkan sebesar Rp13.500 per kilogram.

    Perinciannya, harga beras medium di zona 1 dibanderol Rp13.342 per kilogram, zona 2 senilai Rp13.775 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.593 per kilogram.

    HET beras medium saat ini di zona 1 sebesar Rp13.500 per kilogram, zona 2 senilai Rp14.000 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.500 per kilogram.

    Selain itu, harga rata-rata beras premium di tingkat konsumen naik 6,37% dari HET nasional beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram. Data menunjukkan, rata-rata harga beras premium dibanderol Rp15.849 per kilogram.

    Adapun, kenaikan harga beras premium terjadi di semua zonasi, yakni zona 1 dibanderol Rp15.197 per kilogram, zona 2 sebesar Rp16.307 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp18.121 per kilogram.

    Sekadar informasi, HET beras premium di zona 1 adalah Rp14.900 per kilogram, zona 2 senilai Rp15.400 per kilogram, dan zona 3 sebesar Rp15.800 per kilogram.

    Di sisi lain, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog terpantau berada di level Rp12.450 per kilogram di tingkat konsumen secara nasional, atau turun tipis 0,4% dari HET Rp12.500 per kilogram.

    Penurunan harga beras SPHP terjadi semua zonasi, yakni zona 1 senilai Rp12.179 per kilogram, zona 2 Rp12.746 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp13.235 per kilogram.

    Harga Cabai hingga Bawang Turun

    Beralih ke komoditas lain, untuk harga rata-rata cabai rawit merah di tingkat konsumen mencapai Rp40.381 per kilogram secara nasional, atau masih di dalam rentang harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.

    Sama halnya dengan harga rata-rata cabai merah keriting yang juga berada di dalam rentang HAP Rp37.000–Rp55.000 per kilogram, atau dibanderol Rp51.352 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata cabai merah besar dibanderol Rp46.563 per kilogram di tingkat konsumen.

    Masih di tingkat konsumen, harga rata-rata jagung pakan peternak dipatok Rp6.623 per kilogram atau naik 14,19% dari HAP nasional di level Rp5.800 per kilogram. Di sisi lain, harga rata-rata kedelai biji kering impor turun 13,13% dari HAP nasional Rp12.000 per kilogram menjadi Rp10.425 per kilogram.

    Lalu, harga rata-rata bawang merah di tingkat konsumen mencapai Rp38.594 per kilogram dan rata-rata bawang putih dibanderol Rp36.041 per kilogram.

    Berikutnya, harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing adalah Rp20.862 per liter dan Rp17.486 per liter secara nasional. Sementara itu, harga rata-rata nasional Minyakita masih melampaui HET Rp15.700 per liter atau naik 9,57% menjadi Rp17.203 per liter.

    Kemudian, harga rata-rata gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp17.951 per kilogram dan Rp11.278 per kilogram. Harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing adalah Rp12.877 per kilogram dan Rp9.658 per kilogram.

    Adapun untuk pangan yang bersumber dari protein hewani, seperti daging ayam ras dibanderol Rp38.377 per kilogram secara rata-rata nasional atau berada di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram. Untuk harga rata-rata telur ayam ras merangkak tipis 1,46% dari HAP Rp30.000 per kilogram menjadi Rp30.438 per kilogram.

    Harga rata-rata ikan kembung dibanderol Rp41.792 per kilogram, ikan tongkol Rp34.466 per kilogram, serta ikan bandeng adalah Rp35.060 per kilogram.

    Kemudian, harga rata-rata daging sapi murni mencapai Rp133.493 per kilogram, harga rata-rata daging kerbau segar lokal Rp138.929 per kilogram, dan daging kerbau beku impor Rp102.945 per kilogram di tingkat konsumen.

  • Penjualan Semen per September 2025 Masih Lemah, Terkendala Permintaan Proyek Infrastruktur

    Penjualan Semen per September 2025 Masih Lemah, Terkendala Permintaan Proyek Infrastruktur

    Bisnis.com, JAKARTA — Volume penjualan semen nasional tercatat masih melemah pada September 2025, meski sedikit membaik dibandingkan bulan sebelumnya. 

    Berdasarkan laporan Indo Premier Sekuritas, total penjualan semen domestik turun 1% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi 6,07 juta ton pada September 2025.

    Sementara secara bulanan (month-on-month/MoM), volume penjualan semen di Tanah Air naik tipis, sekitar 1% dari Agustus 2025 yang tercatat  sebesar 5,94 juta ton.

    Analis Jovent Muliadi dan Axel Azriel menjelaskan penurunan volume penjualan semen pada September 2025 terutama disebabkan oleh semen curah (bulk) yang turun 7% YoY menjadi 1,77 juta ton, meski naik 1% MoM. 

    Pada saat yang sama, volume penjualan semen kantong (bag) naik 1% YoY dan meningkat 1% MoM. Per September 2025, pemasaran semen kantong mencapai 4,23 juta ton.

    Menurut mereka, kenaikan tipis secara bulanan tersebut merupakan perbaikan musiman, bukan tanda pemulihan permintaan yang kuat.

    “Peningkatan bulanan yang sedikit sejalan dengan pola musiman—volume September biasanya naik sekitar 3,2% MoM dalam tiga tahun terakhir,” tulis keduanya dalam riset yang dirilis Kamis (15/10/2025).

    Jika diperinci per wilayah, pasar di Pulau Jawa terbilang datar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Riset mencatat volume di Jawa stagnan secara tahunan, meski naik 2% MoM didukung oleh permintaan yang lebih kuat di Jawa Timur yang naik 10% YoY dan Jawa Tengah yang meningkat 6 persen YoY.

    Namun, kondisi di luar Jawa justru sedikit melemah. “Volume di luar Jawa turun 2% YoY (stagnan secara MoM), meski didukung oleh wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang naik 16% YoY, meski turun 3% MoM.”

    Artinya, pasar luar Jawa yang sebelumnya menjadi penopang pertumbuhan penjualan semen kini mulai kehilangan momentum karena melambatnya aktivitas konstruksi di beberapa provinsi besar seperti Sumatra dan Kalimantan.

    “Permintaan dari proyek infrastruktur masih menjadi faktor penahan utama bagi volume semen nasional,” demikian Indo Premier menekankan pada judul riset tersebut.

    Penjualan Semen Januari–September 2025

    Secara kumulatif, total volume penjualan semen selama Januari–September 2025 juga masih turun 3% YoY menjadi 45,68 juta ton. 

    Realisasi itu masih sejalan dengan ekspektasi para analis yakni berada di kisaran minus 2% hingga 5%.

    Bila diperinci berdasarkan segmen, volume penjualan semen kantong tercatat stagnan pada sembilan bulan 2025 yakni sebanyak 32,64 juta ton. Pada saat yang sama, penjualan semen curah turun sekitar 10,0% YoY menjadi 13,04 juta ton. 

    Berdasarkan wilayah, volume penjualan semen di Pulau Jawa pada periode Januari–September turun 3% YoY menjadi 23,84 juta ton, sedangkan di luar Jawa menyusut 3% YoY ke 21,83 juta ton.

    Dengan demikian, distribusi semen nasional masih menunjukkan permintaan yang belum kembali ke level pra-pandemi di beberapa area padat infrastruktur seperti Sumatra dan Kalimantan.

  • Diskon Tarif Pesawat Nataru Diprediksi Tak Berdampak Signifikan, Pengamat: Daya Beli Lesu

    Diskon Tarif Pesawat Nataru Diprediksi Tak Berdampak Signifikan, Pengamat: Daya Beli Lesu

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat Penerbangan Alvin Lie memandang keberadaan sederet diskon tarif tiket pesawat untuk momen Natal dan Tahun Baru atau Nataru, tak akan berdampak signifikan terhadap kenaikan jumlah penumpang rute domestik. 

    Alvin menjelaskan, dengan sejumlah diskon terkini seperti fuel surcharge hingga insentif pajak berupa PPN DTP sebesar 6%, total besaran diskon memang diperkirakan mencapai 12%—14%. Namun, tak cukup besar untuk menarik minat masyarakat untuk beralih ke moda pesawat udara. 

    Merujuk kebijakan serupa saat Lebaran 2025, yakni saat pemerintah memberikan insentif PPN DTP dan diskon sejumlah biaya pelayanan yang kemudian menekan harga tiket 13%-14%, jumlah penumpang hanya naik hampir 10% dari rata-rata tiga bulan terakhir.

    “Sedangkan penumpang yang beralih dari moda transportasi lain ke penerbangan, hanya 3,8%. Jadi tidak terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah penumpang,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (19/10/2025).

    Terlebih untuk diskon fuel surcharge atau beban tambahan biaya bahan bakar yang dipangkas dari 10% menjadi 2%, hanya menyasar pesawat jet, bukan propeller. Padahal, pesawat propeller kerap melintasi wilayah Timur Indonesia dan memiliki biaya yang lebih mahal. 

    “Justru kawasan Indonesia Timur yang banyak dilayani pesawat propeller tidak mendapat insentif. Padahal justru kawasan ini yang paling merasakan beratnya harga tiket,” tambahnya.

    Di tengah peningkatan yang tidak signifikan, Alvin melihat adanya pergeseran pasar. Penumpang yang biasanya naik maskapai low cost carrier (LCC) bergeser ke maskapai full service. Biaya yang sama, tetapi fasilitas lebih nyaman. 

    Bukan tanpa sebab, Alvin melihat saat ini daya beli masih sangat lesu terhadap penerbangan domestik. Bahkan, jumlah penumpang rute domestik diperkirakan akan turun 10% sampai dengan 12% terhadap 2024 atau secara tahunan atau year-on-year (YoY).  

    “Jika diskon hanya pada kisaran 15%—20%, kemungkinan manfaatnya tidak seberapa. Daya beli sedang sangat lesu,” ujar Alvin. 

    Hal tersebut pun terbukti dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Di saat angkutan penumpang udara atau pesawat internasional terus mencatatkan peningkatan, keberangkatan penumpang melalui angkutan udara domestik pada Agustus 2025 anjlok 6,66% dibandingkan bulan sebelumnya atau month-to-month (MtM). 

    BPS mencatat adanya penurunan dari 5,47 juta orang pada Juli 2025, menjadi 5,10 juta orang pada Agustus 2025. 

    Melihat data penumpang secara tahunan, terjadi peningkatan di hampir seluruh moda transportasi, kecuali pada angkutan udara domestik. Saat itu, jumlah penumpang angkutan udara domestik turun sebesar 8,45% YoY. 

    Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun memprediksikan pertumbuhan pesawat domestik pada 2025 akan stagnan alias tumbuh 0% dari 2024 atau secara tahunan. Sementara pesawat internasional akan tumbuh 1%.

    Sebelumnya, Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Syamsu Rizal pun mengungkapkan bahwa penerbangan internasional memang lebih cepat pulih. 

    Hal itu tecermin dengan trafik perkembangan penumpang internasional yang hampir mendekati masa 2019.  Pada tahun lalu, tingkat pemulihan atau recovery rate penerbangan internasional 2024 terhadap 2019 baru mencapai 96%. Sementara pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 110%.  

    Berbeda dengan domestik dengan recovery rate 2024 terhadap 2019 sebesar 83%, dan hanya akan tumbuh 2% pada tahun ini. Jauh berbeda dengan rute internasional yang tumbuh 14%.  

    “Jadi memang internasional lebih cepat pulih, yang diprognosiskan akan melampaui 100% pada tahun ini,” ujarnya dalam Press Background, Selasa (5/8/2025).

    Adapun, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 71/2025, dikutip Sabtu (18/10/2025), pemerintah memberikan insentif PPN yang ditanggung pemerintah terhadap harga tiket pesawat untuk menjaga daya beli masyarakat dan menggerakkan perekonomian nasional selama periode Nataru. 

    Insentif PPN yang ditanggung pemerintah (PPN DTP) tersebut berlaku untuk periode pembelian tiket yang dilakukan sejak 22 Oktober 2025 hingga 10 Januari 2026 dan periode penerbangan yang dilakukan sejak 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.

    Pemerintah hanya menanggung PPN sebesar 6% dari nilai penggantian. Sementara, masyarakat masih membayar PPN sebesar 5% yang akan ditagih melalui maskapai. 

    Komponen pada nilai penggantian mencakup tarif dasar (base fare), biaya bahan bakar (fuel surcharge), biaya bagasi tambahan (extra baggage), dan pemilihan kursi (seat selection), yang merupakan jasa yang diberikan maskapai.

    Meski demikian, efek nyata dari diskon Nataru ini baru akan terlihat saat momen tersebut berlangsung dan rampung, pada awal tahun 2026 mendatang.

  • Singapura dan Thailand Sigap saat AS Mulai Selidiki Pencucian Uang Libatkan Bitcoin US Miliar

    Singapura dan Thailand Sigap saat AS Mulai Selidiki Pencucian Uang Libatkan Bitcoin US$15 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA – Aparat hukum Thailand dan Singapura sigap menyelidiki Prince Holding Group, sebuah grup real estat asal Kamboja setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris menjatuhkan sanksi terhadap pengendalinya, Chen Zhi atas dugaan penipuan dan pencucian uang.

    Menurut laporan Bangkok Post dikutip dari Bloomberg, Minggu (19/10/2025), komisaris Biro Investigasi Kejahatan Siber Thailand Surapol Prembutr menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan otoritas AS untuk meninjau proses hukum dan penyitaan aset yang terkait dengan Prince Holding Group.

    Di Singapura, kepolisian mengonfirmasi tengah menyelidiki kasus ini serta berkoordinasi dengan pihak berwenang di negara lain. Aksi yang menunjukkan negara pulau itu semakin terbuka menyelidiki kasus keuangan setelah sebelumnya dikenal sebagai surga pelarian keuangan. 

    AS mendakwa Chen Zhi pada Selasa lalu atas tuduhan menjalankan kerajaan penipuan siber yang luas yang menyebabkan penyitaan Bitcoin senilai sekitar US$15 miliar.

    Sementara di Inggris, pemerintah membekukan 19 properti yang dikaitkan dengan Chen, termasuk sebuah blok perkantoran senilai £100 juta (US$134 juta) dan rumah mewah senilai £12 juta di London barat laut.

    Kasus ini juga memicu peninjauan ulang hubungan keuangan Prince Group di Singapura. Chen dan sejumlah rekannya diketahui mendirikan kantor keluarga di Singapura pada 2018 dan sempat mengklaim memperoleh insentif pajak dari regulator keuangan. Otoritas setempat kini tengah menyelidiki apakah ada pelanggaran terhadap persyaratan yang berlaku.

    Di Thailand, penyidik berupaya memastikan apakah aset yang disita memiliki keterkaitan dengan pelanggaran di dalam negeri. Jika terbukti, pemerintah akan mengupayakan pengembalian dan penyitaan aset tersebut melalui mekanisme diplomatik dan hukum internasional.

    Kementerian Kehakiman Thailand juga mempertimbangkan untuk menjerat pihak yang terlibat dengan tuduhan konspirasi penipuan dan pencucian uang. AS menuduh perusahaan Chen menjalankan bisnis penipuan berbasis di Kamboja yang menggunakan kerja paksa di bawah arahan langsung dari Chen

  • DAMRI Lampung-Wonosobo Resmi Meluncur, Tarif Promo Rp300.000 hingga Akhir November 2025

    DAMRI Lampung-Wonosobo Resmi Meluncur, Tarif Promo Rp300.000 hingga Akhir November 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — DAMRI resmi membuka rute baru Lampung–Wonosobo, yang menghubungkan gerbang Sumatra dan dataran tinggi Jawa Tengah. 

    Head of Corporate Communication DAMRI Septian Adri menyampaikan, layanan ini menjadi langkah strategis DAMRI dalam memperluas jaringan serta memperkuat konektivitas antardaerah, baik untuk mobilitas masyarakat, wisata, maupun aktivitas ekonomi.

    Rute ini menghubungkan dua wilayah dengan potensi besar, yakni Lampung sebagai gerbang Sumatra, dan Wonosobo sebagai destinasi wisata unggulan di dataran tinggi Dieng. 

    “Dengan hadirnya layanan ini, masyarakat kini memiliki alternatif perjalanan darat lintas pulau yang lebih nyaman, terjangkau, dan efisien, sekaligus menikmati keindahan lintasan sepanjang Pulau Jawa,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (19/10/2025). 

    Rute Lampung – Wonosobo dilayani setiap hari dengan keberangkatan dari Pringsewu pukul 14.00 WIB dan dari Stasiun DAMRI Rajabasa pukul 15.00 WIB. Dari arah sebaliknya berangkat dari Wonosobo pukul 12.00 WIB.

    DAMRI memberikan tarif promo mulai dari Rp300.000 yang berlaku hingga 30 November 2025. Harga tersebut termasuk fasilitas layanan kelas Bisnis, layanan makan, dan pengisi daya untuk kenyamanan selama perjalanan.

    Selain melayani angkutan penumpang, DAMRI juga menyediakan layanan pengiriman paket barang melalui rute tersebut untuk memperlancar distribusi logistik dan perdagangan masyarakat antara Sumatra dan Jawa.

    “Dengan hadirnya rute ini, DAMRI ingin memberikan pilihan perjalanan lintas pulau yang lebih mudah dijangkau dan terintegrasi bagi masyarakat untuk menjelajahi dua destinasi unggulan, mulai dari keindahan pantai di pesisir Lampung hingga pesona dataran tinggi Dieng,” ungkapnya. 

    Adapun rute ini hadir menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. DAMRI telah menyatakan kesiapan penuh dalam melayani mobilitas masyarakat antarkota dan antar provinsi menjelang momen tersebut. 

    Mengingat pada masa Nataru 2024/2025 lalu, DAMRI mencatat rata-rata okupansi mencapai 70% dengan 179.000 pelanggan AKAP terlayani selama periode 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025.

    Tingginya animo tersebut menjadi sinyal positif bagi pergerakan transportasi publik pada akhir tahun ini.

    Perseroan pun mendorong masyarakat untuk merencanakan perjalanan lebih awal agar dapat menikmati pengalaman perjalanan yang lancar dan menyenangkan. 

    “Untuk tahun ini, Damri telah menyiapkan langkah-langkah peningkatan layanan, di antaranya penyesuaian jadwal keberangkatan, optimalisasi armada di jalur padat, serta penerapan sistem monitoring digital untuk memastikan keamanan dan ketepatan waktu perjalanan,” ujar Vice President Corporate Secretary Damri Chrystian R. M. Pohan, Rabu (8/10/2025).

  • Filipina Selidiki Sumber Kontainer Tercemar Nuklir yang Dikembalikan Indonesia

    Filipina Selidiki Sumber Kontainer Tercemar Nuklir yang Dikembalikan Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Filipina menjanjikan akan menyelidiki sumber kontainer yang berisi bubuk seng terkontaminasi nuklir dan membuat sembilan pekerja di Indonesia terpapar radiasi.

    “Saat ini, kemungkinan ini merupakan kasus kontaminasi yang terisolasi dan tidak menimbulkan bahaya yang meluas bagi masyarakat luas,” ujar Menteri Sains dan Teknologi Renato Solidum Jr. dikutip dari Bloomberg, Minggu (19/10/2025).

    Ia menuturkan, kontainer yang akan dikembalikan ke Manila akhir bulan ini belum dibuka dan tidak ada radiasi yang terdeteksi di bagian luar.

    “Tidak ada risiko bagi kru. Setibanya di lokasi, barang-barang ini akan diperiksa dan dikembalikan ke gudang yang aman,” katanya.

    Menurut sumber yang mengetahui kasus tersebut, pengiriman bubuk seng itu dilakukan oleh sebuah perusahaan dagang asal China yang berkantor di Filipina.

    Pemerintah Filipina kini menelusuri asal usul bahan tersebut, termasuk kemungkinan keterlibatan fasilitas pemrosesan baja yang memasok debu seng kepada eksportir Tiongkok, Zannwann International Trading Corp., yang berlokasi di Kota Meycauayan, Provinsi Bulacan. Perusahaan tersebut belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

    Filipina juga disebut tengah berkoordinasi dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) terkait kasus ini. Solidum mengatakan, penanganan kasus tersebut dilakukan oleh kelompok antar-lembaga yang melibatkan Departemen Sains dan Teknologi serta Institut Penelitian Nuklir Filipina.

    Kasus ini muncul setelah Indonesia menghentikan impor besi tua pekan lalu, menyusul temuan jejak cesium-137 dalam udang beku dan cengkeh yang dikirim dari Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Agustus lalu.

    Hasil penyelidikan Indonesia menunjukkan bahwa isotop tersebut ditemukan di pusat pemrosesan logam di Jawa Barat yang memasok material konstruksi dan manufaktur di kawasan industri setempat. Perusahaan udang beku yang terkait berlokasi di sekitar kawasan industri tersebut.

    Cesium-137 merupakan radionuklida buatan yang digunakan dalam perangkat medis dan alat ukur, serta merupakan produk sampingan dari proses fisi nuklir pada reaktor dan uji coba senjata. Paparan terhadap isotop ini dapat meningkatkan risiko kanker, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Dalam kondisi tertentu, cesium-137 juga dapat melayang di udara.

    Pemerintah Indonesia menyatakan sembilan orang yang sebelumnya terkontaminasi isotop tersebut telah pulih sepenuhnya.

  • FTA Indonesia-EAEU Siap Berlaku 2026, Ekspor Diproyeksi Naik 3 Kali Lipat

    FTA Indonesia-EAEU Siap Berlaku 2026, Ekspor Diproyeksi Naik 3 Kali Lipat

    Bisnis.com, JAKARTA – Free Trade Agreement (FTA) antara Indonesia-Eurasian Economic Union (EAEU) siap berlaku pada 2026. Dampaknya, ekspor dari Tanah Air bisa naik tiga kali lipat.

    Perundingan tersebut telah mencapai kesepakatan substansial pada 19 Juni 2025 dan ditargetkan untuk ditandatangani pada Desember 2025 serta diimplementasi tahun depan.

    Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Danang Prasta Danial mengatakan bahwa Indonesia-EAEU FTA membuka peluang memperluas akses pasar dan meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia dengan kawasan Eurasia. 

    “Dengan nilai ekspor Indonesia ke EAEU saat ini mencapai US$1,9 miliar, berpotensi meningkat 2 hingga 3 kali lipat dalam 5 tahun ke depan setelah Indonesia-EAEU FTA diimplementasikan,” katanya pada seminar bertajuk “Potensi Bisnis Indonesia dengan Negara-Negara Eurasia” dikutip melalui keterangan pers, Sabtu (18/10/2025).

    Danang menjelaskan bahwa produk-produk unggulan Indonesia yang telah menembus pasar EAEU antara lain, minyak sawit, karet, kopi, tekstil, perikanan, serta produk makanan olahan dan manufaktur ringan.

    ”Diharapkan produk-produk Indonesia dapat semakin kompetitif di pasar Eurasia dan para pelaku usaha dapat memanfaatkan peluang pasar nontradisional, khususnya kawasan Eurasia,” jelasnya.

    Untuk memanfaatkan peluang tersebut, Atase Perdagangan (Atdag) RI Moskow Ardianto Mahdi menyampaikan strategi untuk menembus pasar EAEU.

    Beberapa di antaranya adalah dengan melakukan riset pasar, membangun jejaring bisnis, serta partisipasi aktif dalam pameran dan promosi di negara-negara Eurasia.

    “Selain itu, kolaborasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Moskow, Atdag RI Moskow, dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga sangat penting untuk memfasilitasi kerja sama bisnis,” ungkap Ardianto.

    Deputi Kepala Perwakilan Perdagangan Rusia di Indonesia Viktor Tolstov menyampaikan bahwa FTA tersebut akan memberi keuntungan besar. FTA dengan EAEU akan menurunkan atau bahkan menghapus tarif lebih dari 90% komoditas yang diperdagangkan antara Indonesia dan EAEU. 

    “Dengan demikian, produk Indonesia seperti makanan olahan, furnitur, tekstil, dan produk konsumsi akan menjadi lebih kompetitif di pasar EAEU,”jelasnya.

    Selain itu, peluang pasar produk sawit Indonesia di kawasan Eurasia, khususnya di negara-negara Asia Tengah seperti Kyrgyzstan dan Armenia dinilai masih terbuka lebar dan sangat potensial. 

    Wakil Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Lolita Bangun melihat ini sebagai momentum bagi pelaku usaha nasional untuk menggenjot promosi mengingat produk RI belum dikenal luas di sana. 

    Oleh karena itu, Lolita mendorong pemerintah mengoptimalkan rantai logistik untuk ekspor ke wilayah Eurasia. 

    Saat ini pengiriman dari Jakarta ke Vladivostok, Rusia memerlukan waktu sekitar 45 hari melalui laut. Lalu dilanjutkan menggunakan kereta ke Moskow, memakan waktu sekitar dua minggu. 

    “Perbaikan dan koordinasi transportasi dapat meminimalkan waktu pengiriman serta menekan biaya logistik bagi pelaku usaha,” ungkapnya. 

  • Arsitektur Indonesia Didorong Usung Semangat Inovasi Berkelanjutan

    Arsitektur Indonesia Didorong Usung Semangat Inovasi Berkelanjutan

    Bisnis.com, JAKARTA – Jakarta Architecture Festival (JAF) 2025 yang diselenggarakan di Blok M Hub, Jakarta Selatan, ditutup dengan Onduline Green Roof Award (OGRA) 2025.

    Acara ini jadi momentum apresiasi bagi para arsitek Indonesia dan terus mendorong transformasi praktik pembangunan menuju pendekatan yang lebih sadar lingkungan.

    Diselenggarakan oleh PT Onduline Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta, OGRA 2025 mengusung semangat inovasi arsitektur berkelanjutan dan ekspresi desain yang menempatkan atap bukan hanya sebagai pelindung, melainkan juga sebagai identitas dan refleksi karakter bangunan.

    Country Director PT Onduline Indonesia, Esther Pane, mengatakan OGRA merupakan bentuk komitmen Onduline untuk mendukung para arsitek dalam menciptakan solusi desain yang berkelanjutan.

    “Mewakili PT Onduline Indonesia, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada IAI Jakarta untuk terselenggaranya OGRA 2025. Ini pertama kalinya kita berkolaborasi dengan IAI, khususnya IAI Jakarta. Terima kasih, untuk semua kerja kerasnya membantu kita bahkan sampai menetapkan topiknya yang berjudul ‘Expressive Roofing: Beyond Shelter Towards Identity’, itu adalah hasil kolaborasi kita dengan IAI Jakarta.” katanya, Sabtu (18/10/2025).

    Esther juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para partisipan yang telah menembus rekor baru bagi Onduline. Menurutnya semua hasil karya peserta pada sayembara OGRA 2025 tidak ada yang dibuat dengan asal-asalan.

    Saat melakukan proses kurasi di setiap desain tersebut, Esther melihat expressive roofing kelihatan. Para peserta menggunakan pendekatan desain yang sangat bertanggung jawab.

    “Narasinya, konsepnya, perhitungannya, dan inilah yang berusaha kami lakukan sebagai bagian dari Onduline. Profesi kita sebagai seorang arsitek bukan sekadar menghasilkan karya yang bagus dan dikenal, tetapi karya yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan ekologi.” jelas Esther.

    Ketua IAI Jakarta, Teguh Aryanto menilai kerja sama ini bisa meningkatkan dan mengasah keterampilan para anggotanya dalam mendesain.

    “Karena kan kalau kita mendesain atas pesanan klien, biasanya enggak bisa terlalu ekspresif, enggak bisa terlalu inovatif. Kadang dibatasi budget, kadang dibatasi oleh keinginan klien. Nah, kalau dengan sayembara, biasanya arsitek lebih semangat karena merasa bisa lebih explore, lebih inovatif tanpa dibatasi oleh hal-hal yang memang  tidak perlu. Kadang karena itulah arsitek membutuhkan banyak mengikuti sayembara.” kata Teguh.

    Arsitek yang terkenal mengembangkan konsep Tuju Arteri Pods ini memaparkan bahwa IAI Jakarta pada periode ini memiliki tagline, ‘Arsitek untuk Semua. Artinya, menurut Teguh, arsitek diperuntukan bagi semua golongan dan memastikan bahwa karya arsitektur harus bersifat inklusif, tidak hanya untuk satu golongan tertentu.

    Dia memastikan bahwa kaum disabilitas pun harus kita bisa akomodasi. Mereka memiliki hak yang sama untuk bisa menikmati Kota Jakarta.

    “Kemudian karya yang partisipatif. Artinya kita harus memastikan juga karya-karya arsitek itu hasil dari partisipasi atau hasil dari mendengar. Ya, kita tidak bisa egois memikirkan keinginan arsitek, ‘saya mau begini-begini,’ tanpa mendengarkan apa sebetulnya yang warga inginkan atau klien inginkan.” ujar Teguh.

    Hal yang tidak kalah penting dan sejalan dengan visi-misi Onduline, yaitu karya arsitektur yang berkelanjutan. Teguh berharap jangan sampai generasi selanjutnya protes karena sumber daya alam dihabiskan oleh generasi sekarang.

    “Seperti mungkin, saat ini kita kadang menyalahkan generasi pendahulu kita, ketika awareness mengenai isu keberlanjutannya terlambat. Nah, jadi jangan sampai anak cucu kita suatu hari menyalahkan generasi kita.” tutup Teguh.

    Sebagai puncak acara, OGRA 2025 mengumumkan tiga karya terbaik yang menonjolkan keseimbangan antara prinsip keberlanjutan dan ekspresi desain atap. Juara pertama diraih oleh Shakkei Art Community Hub karya Kartiansmara Lilih Purnaumbara, disusul oleh Kebun Kota Cik Di Tiro karya Sasqia Nurul sebagai juara kedua.

    Kemudian, Double Viel karya Dadi Prasojo berhasil meraih posisi juara ketiga sekaligus dinobatkan sebagai Favorite Winner melalui voting publik di Instagram.