Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Prabowo Titahkan Bahlil Percepat Legalitas Sumur Minyak Rakyat

    Prabowo Titahkan Bahlil Percepat Legalitas Sumur Minyak Rakyat

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat legalisasi sumur minyak rakyat.

    Hal itu Bahlil sampaikan usai mengikuti rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Kertanegara, Jakarta, Minggu (19/10/2025).

    Dalam laporannya kepada Presiden, Bahlil memaparkan hasil kunjungan kerjanya ke Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, yang menjadi salah satu wilayah dengan aktivitas pengeboran minyak rakyat terbesar di Indonesia.

    “Di sana ada sekitar 22.000 sumur masyarakat, dan rata-rata satu sumur bisa menghasilkan 2 barel per hari. Ini cukup besar,” ungkap Bahlil.

    Presiden Prabowo, kata Bahlil, menegaskan agar legalitas sumur rakyat tersebut segera diselesaikan.

    “Presiden minta urusan rakyat harus jadi prioritas sebagai implementasi Pasal 33 UUD 1945. Maka karena itu, legalitasnya akan kita percepat,” tandas Bahlil menirukan arahan Presiden.

    Adapun, pemerintah membuka peluang bagi masyarakat untuk berperan langsung dalam pengelolaan sumur migas melalui badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, dan UMKM. 

    Hal ini seiring terbitnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi. Implementasi Permen ESDM tersebut disebut menjadi solusi atas maraknya aktivitas sumur rakyat yang selama ini belum terkelola secara profesional. 

    Melalui aturan baru tersebut, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dapat melakukan kerja sama pengolahan bagian wilayah kerja (WK), tata kelola, keamanan sosial, dan perlindungan investasi demi memberdayakan sumur ilegal itu.

    Khusus sumur rakyat, kegiatan operasinya akan dinaungi BUMD, koperasi, atau UMKM yang bekerja sama dengan KKKS. Kelak, KKKS pun wajib membeli minyak dari sumur rakyat tersebut dengan harga 80% dari Indonesian Crude Price (ICP).

    Sebaliknya, BUMD, koperasi, atau UMKM yang tak menjual minyak ke KKKS akan dilakukan penindakan hukum. Adapun, kerja sama antara KKKS dengan sumur rakyat ini dilakukan pada periode penanganan sementara paling lama 4 tahun.

  • Kemenhub Ubah Pola Subsidi Tol Laut Mulai 2026

    Kemenhub Ubah Pola Subsidi Tol Laut Mulai 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah rampung melaksanakan evaluasi tol laut dan akan mengubah pola subsidi angkutan laut perintis tersebut mulai 2026. 

    Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Muhammad Masyhud mengungkapkan, pihaknya berencana melakukan optimalisasi trayek tol laut dengan kolaborasi bersama sejumlah pihak. 

    Misalnya, BUMN dan perusahaan pelayaran swasta (komersial) yang berminat membuka layanan pada beberapa rute tol laut dengan tingkat keterisian (load factor) tinggi. 

    “Pada trayek-trayek tersebut, pola pelayanan akan dialihkan dari mekanisme subsidi operasional kapal menjadi subsidi titip muatan atau kontainer,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (19/10/2025). 

    Masyhud berharap bahwa langkah ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran pemerintah khususnya pada trayek yang wilayahnya sudah lebih maju sekaligus mendorong efektivitas dan keberlanjutan distribusi logistik nasional. 

    Dengan demikian, subsidi dapat dialihkan untuk trayek lain yang lebih membutuhkan dan meningkatkan kualitas layanan pada wilayah tersebut.

    Sejauh ini, pemerintah menerapkan dua pola subsidi. Pertama, pola subsidi operasional kapal dan pola subsidi titip kontainer. 

    Hampir 11 tahun tol laut beroperasi, tercatat ada 39 kapal yang berlayar ke seluruh pelosok Indonesia dengan total 39 trayek dan mayoritas berasal dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

    Per Agustus 2025, dengan adanya tambahan kapal maupun trayek menjadi 39, tercatat telah mengangkut muatan sebanyak 1.093,48 ton dan 18.800 TEUs. Dari target 581 voyage, telah tercapai 408 voyage atau mencakup 70,22%.  

    Sebanyak 39 kapal terdiri dari 15 kapal negara, lima kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), enam kapal milik ASDP, serta 13 kapal milik swasta. Kapal-kapal tersebut menyinggahi 104 pelabuhan dengan pola subsidi operasional kapal, subsidi kontainer, dan subsidi muatan. 

    Melihat rutenya, sebanyak 19 trayek merupakan penugasan sementara sisanya merupakan lelang. Pelni menjalankan delapan trayek, PT Djakarta Lloyd berlayar dengan lima trayek, dan ASDP (titip muatan) bertugas untuk enam trayek. 

    Adapun, PT Citrabaru Adinusantara, PT Luas Line, dan PT Subsea Lintas Globalindo masing-masing bertugas menjalankan dua trayek. PT Lintas Samudera menjalankan satu trayek dan PT Mentasi Mas tiga trayek. Untuk PT Meratus dan PT Temas dengan pola titip kontainer, masing-masing berlayar dengan empat trayek dan enam trayek tol laut.

    Sementara sampai September 2025, pelaksanaan program tol laut telah mencapai 523 voyage dan melayani 104 pelabuhan dari barat hingga timur Indonesia. Dari pelaksanaan tersebut, tercatat total muatan berangkat mencapai sekitar 19.713 TEUs dan 1.328,92 ton, serta muatan balik sebanyak 5.624 TEUs.

  • India Paling Banyak Borong Produk RI di TEI 2025, Transaksi Tembus Rp71 Triliun

    India Paling Banyak Borong Produk RI di TEI 2025, Transaksi Tembus Rp71 Triliun

    Bisnis.com, TANGERANG — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat total transaksi perdagangan India di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 mencapai US$4,3 miliar atau sekitar Rp71,19 triliun (asumsi kurs Rp16.556 per dolar AS).

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan bahwa India menjadi negara yang mendominasi transaksi sepanjang gelaran TEI ke-40 berlangsung. Adapun, TEI ke-40 berlangsung sejak 15–19 Oktober 2025.

    “Lima negara dengan transaksi terbanyak selama TEI 2025 adalah yang pertama, India sebesar US$4,3 miliar,” kata Budi dalam acara Closing Ceremony Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (19/10/2025).

    Menyusul, Belanda sebesar US$3,9 miliar, Vietnam sebesar US$3,3 miliar, Filipina sebesar US$3,1 miliar, dan China sebesar US$2,4 miliar.

    Secara keseluruhan, total transaksi TEI 2025 mencapai US$22,8 miliar atau setara dengan Rp376,2 triliun. Total transaksinya juga melampaui target yang sebelumnya ditetapkan sebesar US$16,5 miliar.

    Budi menambahkan bahwa dalam ajang TEI ke-40, terdapat lima kelompok produk yang paling diminati. Perinciannya, produk pertambangan sebesar US$5,5 miliar, logam mulia sebesar US$2,7 miliar, minyak kelapa sawit dan turunannya sebesar US$2,3 miliar, charcoal dan briket sebesar US$1,6 miliar, dan suku cadang sebesar US$1,4 miliar.

    Adapun, TEI 2025 mencatat jumlah pembeli (buyer) dari luar negeri sebanyak 8.045 orang dari 130 negara. Dari sana, jumlah terbanyak dari Malaysia sebanyak 769 buyer, dari China sebanyak 605 buyer, dari India 594 buyer, Nigeria 509 buyer, dan Mesir 406 buyer.

    Menurut Budi, perbedaan nilai transaksi dengan jumlah kunjungan TEI 2025 bisa dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satunya lantaran jarak yang lebih dekat dengan Indonesia sehingga belum mencatatkan transaksi, seperti Malaysia. Alhasil, pembeli dari negara asing biasanya baru melakukan transaksi dalam 2–3 bulan ke depan.

    “Nah, seperti Malaysia mungkin saja seperti itu [jumlah kunjungan banyak] karena dia datang, dia kan kadang-kadang kan banyak yang tidak langsung sepakat, apalagi Malaysia mungkin merasa dekat [lokasi dengan Indonesia], negaranya merasa dekat, ya gampang suatu waktu bisa ke Indonesia,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa tingginya nilai transaksi dari India bisa terjadi lantaran negara tersebut melakukan proses penjajakan bisnis lanjutan (business matching).

    “Dengan hasil transaksi yang tercapai pada TEI ke-40 ini kita telah membuktikan sekali lagi bahwa produk-produk Indonesia bukan hanya dapat bersaing tetapi siap menjadi primadona di kancah perdagangan global,” imbuhnya.

    Budi menilai bahwa Indonesia telah menjalin koneksi yang kuat dan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang secara nyata mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    Ke depan, Budi meminta agar semua pihak, termasuk UMKM, untuk terus melakukan inovasi, meningkatkan kualitas produk, pemanfaatan teknologi digital dan menjaga praktik bisnis yang berkelanjutan.

  • Bansos BLT Rp900.000 Cair Senin 20 Oktober, Bisa Diambil Lewat Sini

    Bansos BLT Rp900.000 Cair Senin 20 Oktober, Bisa Diambil Lewat Sini

    Bisnis.com, TANGERANG SELATAN — Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa pemerintah siap menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp900.000 kepada 35,4 juta keluarga penerima manfaat (KPM) mulai Senin (20/10/2025) besok. 

    Program BLT ini merupakan bagian dari stimulus ekonomi yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada Jumat (17/10/2025), yang menyasar kelompok masyarakat berpendapatan terendah (desil 1–4).

    “Awalnya saya datang untuk mengecek Sekolah Rakyat, tapi juga karena Jumat lalu Bapak Presiden sudah meluncurkan program stimulus ini, saya ingin memastikan pelaksanaannya. Tadi saya lihat langsung, dan sudah sesuai keinginan Pak Presiden,” kata Teddy usai kunjungan ke Sekolah Rakyat 33, Tangerang Selatan, Minggu (19/10/2025).

    Menurut Teddy, program BLT ini diberikan selama 3 bulan — Oktober, November, dan Desember — dengan total bantuan sebesar Rp900.000 per KPM. Bantuan dapat diambil sekaligus mulai Senin (20/10/2025) melalui bank Himbara dan kantor pos.

    “Setiap keluarga berhak mendapat Rp300.000 per bulan. Karena ini dicairkan sekaligus, maka masyarakat bisa langsung menerima Rp900.000 mulai minggu depan. Bisa diambil lewat rekening bank yang ditentukan atau di kantor pos,” jelasnya.

    Pemerintah berharap bantuan ini tidak hanya meringankan beban hidup masyarakat, tetapi juga menjaga daya beli dan perputaran ekonomi menjelang akhir tahun.

    “Ini untuk membantu masyarakat menjelang akhir tahun, masa sekolah, dan kebutuhan hidup lainnya. Tujuannya agar ekonomi tetap bergerak dan stabil,” ucap Teddy.

    Program BLT ini sepenuhnya dibiayai dari hasil efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah sejak awal tahun 2025. Total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp30 triliun.

    “Ini hasil efisiensi anggaran. Apa yang belum prioritas atau belum tercapai, kita alihkan ke program yang langsung menyentuh masyarakat. Dan ini hasilnya,” tegasnya.

    1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran.

    Menjelang genap 1 tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Teddy menyampaikan bahwa capaian pemerintah sudah cukup signifikan. 

    Bahkan, Sidang Kabinet Paripurna dijadwalkan digelar Senin (20/10/2025) untuk menyampaikan laporan resmi kinerja tahun pertama.

    “Sudah banyak yang dicapai. Besok dalam sidang kabinet paripurna, Bapak Presiden akan menjelaskan langsung kepada publik apa saja yang telah dilaksanakan dan apa yang dirasakan masyarakat,” ucap Teddy.

    Dia juga menekankan bahwa arah kebijakan pemerintah ke depan tetap berfokus pada kesejahteraan rakyat.

    “Kita semua berharap agar ke depan semakin baik, sesuai dengan cita-cita Bapak Presiden untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali,” pungkas Teddy.

  • Prabowo Gelar Sidang Kabinet Evaluasi 1 Tahun Pemerintahan Besok

    Prabowo Gelar Sidang Kabinet Evaluasi 1 Tahun Pemerintahan Besok

    Bisnis.com, TANGERANG SELATAN — Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan memimpin sidang kabinet paripurna besok, Senin (20/10/2025), untuk mengevaluasi capaian satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran.

    Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya usai meninjau Sekolah Rakyat 33 di Tangerang Selatan, Minggu (19/10/2025).

    “Sudah banyak sekali yang dicapai selama 1 tahun pemerintahan ini. Besok, Bapak Presiden akan menjelaskan secara langsung dalam sidang kabinet paripurna, mengenai apa yang telah kita capai dan apa yang telah dirasakan oleh masyarakat,” ujar Teddy.

    Menurutnya, berbagai program pemerintah telah langsung menyentuh masyarakat. Dia menekankan pentingnya kesinambungan dan arah pembangunan yang lebih baik ke depannya.

    “Banyak sekali masyarakat yang sudah merasakan langsung hasil kerja pemerintah dalam satu tahun terakhir ini. Tentu kita berharap ke depan bisa jauh lebih baik lagi, sesuai dengan cita-cita Bapak Presiden untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali,” tambahnya.

    Salah satu capaian yang disorot adalah penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) selama 3 bulan kepada 35,4 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dengan total anggaran sebesar Rp30 triliun. Teddy menjelaskan, dana tersebut berasal dari hasil efisiensi anggaran yang dilakukan sejak awal tahun.

    “Jadi totalnya untuk 35,4 juta KPM adalah Rp30 triliun. Itu didapat dari efisiensi anggaran yang pemerintah laksanakan di awal tahun ini. Apa yang belum prioritas, kita alihkan ke program yang langsung dirasakan masyarakat,” jelas Teddy.

    Dia menyebut, penyaluran BLT ini akan mulai dirasakan oleh masyarakat dalam waktu dekat.

    “Dalam minggu depan ini, BLT akan mulai dirasakan oleh 35 juta keluarga. Jika satu keluarga terdiri dari rata-rata empat orang, maka bantuan ini akan menyentuh sekitar 140 juta jiwa,” tandas Teddy.

  • Transaksi Trade Expo 2025 Tembus Rp376,2 Triliun, Didominasi Barang Jadi

    Transaksi Trade Expo 2025 Tembus Rp376,2 Triliun, Didominasi Barang Jadi

    Bisnis.com, TANGERANG — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat total transaksi dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 per Minggu (19/10/2025) siang, mencapai US$22,8 miliar atau setara dengan Rp376,2 triliun, yang didominasi oleh barang jadi.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menuturkan bahwa capaian transaksi TEI 2025 melebihi dari target yang sebelumnya ditetapkan sebesar US$16,5 miliar. Adapun, total transaksi TEI ke-40 terdiri atas perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi.

    “Transaksi yang terjadi selama Trade Expo Indonesia ke-40 tercatat sebesar US$22,8 miliar atau setara dengan Rp376,2 triliun, meliputi transaksi perdagangan barang sebesar US$17,9 miliar, perdagangan jasa sebesar US$443,7 juta, dan investasi sebesar US$4,37 miliar,” kata Budi dalam acara Closing Ceremony Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (19/10/2025).

    Budi juga menegaskan bahwa capaian transaksi pada TEI 2025 tidak turun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada TEI 2024, Kemendag mencatat total transaksinya mencapai US$22,73 miliar. 

    Namun, dia menjelaskan bahwa transaksi senilai US$22,8 miliar ini belum angka final sehingga diperkirakan nilainya masih akan mengalami pertumbuhan.

    “Realisasinya tidak turun ya. Tahun lalu itu US$22,7 miliar. Tahun ini sampai jam 13.00 US$22,8 miliar. Jadi tidak turun, [tetapi] naik. Nah, ini yang dari jam 1 ke atas belum dihitung dan tadi memang banyak potensi, teman-teman sedang rekap tapi oke lah itu enggak usah dilaporkan dulu. Karena waktunya press conference itu jam setengah 3. Jadi tidak mengalami penurunan ya, dari setiap tahun mengalami peningkatan,” jelasnya.

    Budi menyampaikan bahwa transaksi dalam TEI 2025 mayoritas merupakan berupa barang jadi. “Kebanyakan barang jadi, ekspor kita 70% kan [barang jadi], 70% sekian kan produk manufaktur, ya,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa transaksi TEI 2025 tersebut berasal dari penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) senilai US$2,27 miliar. Lalu, transaksi fairground atau transaksi on the spot di area pameran sebanyak US$71,6 juta, serta business matching sebanyak US$63,4 juta.

    Bahkan, Budi juga menyebut nilai transaksi fairground dan business matching meningkat hingga 88% dibandingkan TEI 2024.

    Kemendag juga mencatat transaksi yang dihasilkan oleh UMKM dari pameran TEI ke-40 mencapai US$474,7 juta atau setara dengan Rp7,8 triliun. Menurut Budi, transaksi yang dikantongi UMKM menjadi sinyal Indonesia memiliki komitmen untuk terus meningkatkan ekspor melalui UMKM.

    Selain itu, Budi menilai bahwa ajang TEI 2025 juga memiliki makna untuk menunjukkan kemampuan sumber daya alam dan manusia Indonesia untuk menghasilkan produk-produk yang unggul, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global.

    Sepanjang 15–19 Oktober 2025, Kemendag mencatat TEI 2025 dikunjungi oleh 34.550 orang dari 131 negara. Jumlahnya lebih tinggi dari yang ditargetkan, yaitu 30.000 orang. Sementara itu, jumlah peserta pameran atau exhibitor sebanyak 1.619 perusahaan atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan, yaitu 1.500 peserta.

    Secara terperinci, pengunjung pameran terbagi ke dalam tiga kategori. Pertama, zona food, beverages and agriculture products licensing and franchise sebanyak 623 perusahaan, yang mencakup kelapa sawit, makanan dan minuman olahan, kopi, hasil perkebunan lainnya, dan produk bersertifikat halal.

    Kedua, zona fashion, lifestyle and others sebanyak 603 perusahaan. Ketiga, zona manufacture products and services sebanyak 393 perusahaan yang terdiri atas tekstil, alas kaki, otomotif, sparepart, produk kayu yaitu plywood dan furniture, produk karet, farmasi dan kimia, jasa surveyor serta jasa logistik.

    Di sisi lain, TEI 2025 mencatat jumlah pembeli (buyer) dari luar negeri sebanyak 8.045 orang dari 130 negara. Jumlah terbanyak dari Malaysia sebanyak 769 buyer, dari China sebanyak 605 buyer, dari India 594 buyer, Nigeria 509 buyer, dan Mesir 406 buyer.

  • Sederet Catatan Ekonomi & Fiskal Jelang Setahun Prabowo-Gibran

    Sederet Catatan Ekonomi & Fiskal Jelang Setahun Prabowo-Gibran

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memiliki sederet pekerjaan rumah untuk mewujudkan ambisi pertumbuhan ekonomi 8%. Prabowo masih mengalami kendala struktural hingga ketidakstabilan di sisi internal maupun eksternal menjelang 1 tahun pemerintahannya pada Senin (20/10/2025) besok.

    Sementara itu, effect yang diharapkan dari sejumlah kebijakan prioritas Prabowo seperti makan bergizi gratis, koperasi desa merah putih, hingga ketahanan pangan, belum berdampak secara signifikan terhadap kinerja perekonomian. Salah satu buktinya adalah tren pertumbuhan ekonomi Indonesia, selama dua kuartal terakhir yang masih stagnan di kisaran 4-5%.

    Di sisi lain, Prabowo juga harus berburu dengan waktu, karena tren deindustrialisasi yang ditunjukkan dengan mentoknya kontribusi manufaktur ke produk domestik bruto (PDB) di kisaran 18-19%, telah memunculkan fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) selama beberapa bulan terakhir. Kalau merujuk kepada data Kementerian Ketanagakerjaan alias Kemnaker, sebanyak 44.333 orang telah kehilangan pekerjaannya sampai dengan Agustus 2025.

    Persoalan semakin pelik karena investasi yang digadang-gadang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, ternyata lamban menyerap tenaga kerja. Padahal, jumlah populasi siap kerja alias produktif setiap tahunnya mengalami peningkatan. Belum lagi ada fakta bahwa ada sekitar 1 juta sarjana yang  belum memperoleh pekerjaan alias menganggur. 

    Kendati demikian, data juga menunjukkan bahwa jumlah serapan tenaga kerja memang bertambah setiap tahunnya. Namun kalau merujuk rilis terbaru dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi kecepatan investasi untuk menyerap tenaga kerja justru menurun.

    Sebagai ilustrasi, dengan realisasi investasi sebesar Rp491,4 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebesar 696.478 pada kuartal III/2025, dibutuhkan setidaknya investasi sebesar Rp705,7 juta untuk setiap 1 pekerja. 

    Padahal kalau mengacu kepada kuartal III/2024 lalu, untuk menghasilkan 1 pekerja investasi yang dibutuhkan hanya sebesar Rp663,6 juta. Angka ini dihitung berdasarkan total realisasi sebesar Rp431,48 triliun dibagi jumlah serapan tenaga kerja sebesar 650.172.

    Artinya, jumlah investasi yang dibutuhkan untuk menyerap 1 pekerja semakin mahal. Kalau kuartal III/2024 lalu hanya sebesar Rp663,6 juta. Pada periode yang sama tahun 2025 dibutuhkan investasi sebesar Rp705,7 juta atau lebih malah kira-kira sebesar Rp42,1 juta.

    Tren itu terkonfirmasi dengan kemampuan investasi asing dalam menyerap tenaga kerja yang juga semakin melambat. Tentu saja simpulan ini terjadi jika mengambil perbandingan dengan capaian kuartal III/2024. Pada periode itu tahun lalu, penyerapan tenaga kerja dari aktivitas penanaman modal asing alias PMA mencapai 269.800. Sedangkan kuartal III/2025 hanya di kisaran 246.400.

    Capaian itu menunjukkan bahwa ada penurunan kualitas investasi asing khususnya dalam penyerapan tenaga kerja. 

    Pengelolaan Fiskal 

    Sementara itu dari sisi pengelolaan fiskal, Prabowo juga memiliki setumpuk pekerjaan yang tidak kalah beratnya. Tren penurunan kinerja penerimaan pajak telah mengakibatkan kondisi anggaran yang hampir tidak seimbang. Efisiensi atau tepatnya refocusing anggaran memang telah dilakukan dengan penerapan Inpres No.1/2025.

    Namun demikian, kalau mengacu kepada data-data terakhir, realisasinya masih di bawah ekspektasi. Defisit memang masih terjaga. Setidaknya berada di bawah outlook APBN yang dipatok 2,78%. Akan tetapi, terjaganya defisit itu terjadi karena proses penyerapan anggaran yang masih rendah. Kalau merujuk data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), masih di kisaran 64,3%.

    Salah satu pemicu lambatnya penyerapan belanja negara itu adalah serapan belanja pemerintah pusat yang berada di angka 59,7% atau hanya Rp1.589,9 triliun dari Rp2.663,4 triliun. Padahal tahun sebelumnya, penyerapan belanja pemerintah pusat mampu menembus ke angka 73,6%.

    Tidak jelas alasan di balik lambatnya penyerapan tersebut. Namun kalau mengacu data Kemenkeu, ada sejumlah kementerian dan lembaga yang memiliki anggaran jumbo yang penyerapannya di bawah 50%. Badan Gizi Nasional alias BGN per tgl 30 September hanya di angka 16,9%, Kementerian Pekerjaan Umum alias PU di angka 48,2%, dan Kementerian Pertanian di kisaran 32,8%.

    Lambatnya penyerapan itu menarik dicermati karena dua dari ketiga lembaga yakni BGN dan Kementerian Pertanian bertanggung jawab terhadap dua program andalan Presiden Prabowo yakni Makan Bergizi Gratis alias MBG dan swasembada pangan.

    Sementara itu dari sisi pajak, sulit untuk mengelak bahwa shortfall pajak tahun ini akan melebar dari outlook APBN 2025 di angka Rp2.076,9 triliun. Sekadar catatan bahwa penerimaan pajak per September 2025 hanya sebesar Rp1.295,3 triliun atau masih di angka 62,4% atau kurang sebesar Rp781,6 triliun dari outlook APBN. Periode yang sama tahun lalu penerimaan pajak telah mencapai 70% dari target. 

    Artinya kalau mengacu kepada tahun lalu, dengan realisasi penerimaan pajak sebesar Rp1.932,4 triliun, pemerintah memenuhi sekitar 29,8% penerimaan dalam waktu 3 bulan. Persoalannya data 2025 menunjukkan dengan penerimaan 62,4% pemerintah harus mengejar penerimaan pajak sebesar 37,6% dari target agar shortfall tidak melebar atau minimal pas dengan outlook APBN. 

    Dengan catatan kinerja penerimaan pajak setidaknya sampai September 2025, pemerintah perlu mengejar ketertinggalan supaya shortfall tidak melebar. Hanya saja ada satu catatan, jangan sampai upaya pemerintah mengejar target penerimaan pajak itu mendistorsi aktivitas ekonomi yang indikasinya masih tertekan.

    Prabowo Klaim Banyak Capaian 

    Adapun, Presiden Prabowo Subianto menyatakan percaya diri dengan capaian pemerintah dalam satu tahun terakhir. Dia menekankan upayanya bersama kabinet merah putih dan bersama Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka telah menunjukkan sejumlah capaian.

    Hal ini dia sampaikan saat menghadiri Sidang Senat Terbuka, Pengukuhan Mahasiswa Baru, dan Wisuda Sarjana di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, pada Sabtu (18/10/2025).

    “Besok, hari Senin, saya sudah satu tahun memimpin negara. Dan saya kira-kira saudara-saudara saya bisa katakan bahwa hari ini berdiri di seluruh hadapan rakyat Indonesia dengan percaya diri, karena kita telah buktikan kepada seluruh bangsa dan seluruh dunia bahwa kita dapat menghasilkan apa yang kita janjikan kepada rakyat,” ujar Prabowo.

    Pelantikan Presiden Prabowo Subianto./JIBI

    Sekadar informasi, Prabowo dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024. Dia menyatakan sudah mengikuti pemilihan umum (Pemilu) sebanyak 5 kali dan mengalami 4 kali kekalahan.

    “Jadi sekarang kalau menghadapi penipuan dan upaya untuk merong-rong dan terus menghambat dan merusak bangsa. Saya cepat menangkap, saya cepat mencium, saya cepat mengambil kesimpulan,” kata Prabowo.

    Di sisi lain, pemerintah memang telah mengumumkan paket stimulus ekonomi keempat pada hari ulang tahun ke-74 Presiden Prabowo Subianto. Kali ini, stimulus yang digelontorkan pemerintah berbentuk BLT dan program magang. Paket stimulus keempat ini menjadi kelanjutan dari rangkaian kebijakan fiskal yang telah dijalankan sejak awal pemerintahan Prabowo pada Oktober 2024.

    Sejak menjabat, Prabowo telah meluncurkan tiga paket stimulus ekonomi dengan total nilai Rp79,2 triliun. Paket pertama diumumkan pada Desember 2024 senilai Rp38,6 triliun, diikuti paket kedua pada Juni 2025 sebesar Rp24,44 triliun, dan paket ketiga pada September 2025 senilai Rp16,23 triliun.

    Bentuk bantuan yang diberikan dalam ketiga stimulus sebelumnya meliputi subsidi listrik, keringanan pajak, bantuan tunai langsung (BLT), bantuan pangan, serta program padat karya sementara. Langkah ini dinilai efektif menopang konsumsi rumah tangga, yang masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional, disusul oleh investasi. 

    Saran Pengamat ke Prabowo 

    Sementara itu, Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky menilai upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional dinilai masih jauh dari harapan. 

    Meski sempat mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,12%, pencapaian itu dinilainya masih lemah dan belum ditopang oleh kebijakan yang mampu mempercepat laju ekonomi menuju target ambisius 8%. “Pencapaian target makro sangat lemah. Memang kemarin 5,12%, tapi belum terlihat ada program yang benar-benar mendukung pertumbuhan. Saat ini mempertahankan angka 5% saja sudah sulit,” ujarnya kepada Bisnis.com dikutip Sabtu (18/10/2025).

    Dia meminta pemerintah mengurangi misalokasi sumber daya fiskal yang menyebabkan belanja negara tidak efektif dalam mendorong produktivitas ekonomi. Riefky menekankan perlunya perbaikan kualitas institusi agar anggaran dapat digunakan secara lebih tepat sasaran dan berdampak langsung pada peningkatan kinerja ekonomi nasional.

    Teuku Riefky memperkirakan kinerja ekspor nasional masih sangat bergantung pada kondisi global yang tengah tidak menentu, sementara dua mesin pertumbuhan lainnya yakni konsumsi masih diwarnai pelemahan daya beli masyarakat. Lalu investasi asing yang masih menunjukkan kontraksi.

    “Perbaiki kualitas institusi, iklim investasi sehingga investasi masuk lapangan pekerjaan tercipta, daya beli meningkat, penerimaan negara akan masuk dengan sendirinya,” terangnya.

    Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menggarisbawahi bahwa pemulihan ekonomi nasional selama satu tahun terakhir dinilai masih menghadapi tantangan besar dalam aspek penciptaan lapangan kerja.

    Meski konsumsi rumah tangga mulai menunjukkan perbaikan, indikator yang berkaitan dengan job creation justru melemah di hampir semua sektor. “Kalau lihat satu tahun ke belakang, kaitannya dengan konsumsi, ini yang belum dibahas. Sebetulnya ada satu catatan PR besar yang belum bisa diselesaikan dengan baik, yaitu penciptaan lapangan pekerjaan,” katanya.

    Dia menambahkan, semua indikator terkait penciptaan lapangan kerja menunjukkan pelemahan, mulai dari tingkat partisipasi tenaga kerja hingga persepsi masyarakat terhadap ketersediaan pekerjaan. Bahkan, indeks kepercayaan ekonomi konsumen pada aspek lapangan kerja menjadi yang paling pesimis dibandingkan indikator lainnya.

  • Lufthansa Bakal Pangkas 100 Rute Domestik di Jerman Akibat Biaya Penerbangan Tinggi

    Lufthansa Bakal Pangkas 100 Rute Domestik di Jerman Akibat Biaya Penerbangan Tinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai Deutsche Lufthansa AG berpotensi memangkas sekitar 100 rute penerbangan domestik per minggu pada musim panas mendatang.

    Melansir dari Bloomberg, Minggu (19/10/2025), Chief Executive Officer Lufthansa Carsten Spohr menyampaikan bahwa kebijakan tersebut akibat beban biaya penerbangan dan pajak yang tinggi di Jerman yang menekan profitabilitas.

    “Tanpa pengurangan biaya operasional, pemotongan lebih lanjut tidak terhindarkan. Ini melibatkan sekitar 100 penerbangan domestik per minggu, yang dapat dihentikan lagi pada musim panas mendatang,” kata Spohr dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Welt am Sonntag.  

    Spohr mengungkapkan bahwa rute yang sedang dievaluasi termasuk koneksi dari Munich ke Münster-Osnabrück dan Dresden, di mana maskapai saat ini beroperasi dengan kerugian, menurut Spohr. 

    Dirinya menyoroti kenaikan dua kali lipat biaya negara untuk beroperasi di Jerman sejak 2019. 

    Spohr juga mengatakan Lufthansa mengalami tingkat okupansi yang lebih tinggi di kelas pertama, bisnis, dan ekonomi premium, yang mencerminkan bagaimana pajak dan biaya lebih berat membebani tiket kelas ekonomi. 

    Eksekutif maskapai telah lama mengeluhkan biaya bandara dan pajak yang tinggi di Jerman. Awal pekan ini, Ryanair Holdings Plc mengumumkan akan mengurangi kapasitas musim dingin di Jerman sebesar 800.000 kursi dan membatalkan 24 rute akibat biaya tersebut. 

    Lufthansa berusaha pulih dari penurunan laba dan margin tahun lalu, dengan rencana memangkas 4.000 posisi administratif di seluruh grup hingga 2030.

    Pengurangan pegawai itu akan dilakukan melalui digitalisasi, otomatisasi, dan proses konsolidasi, yang mayoritas akan dilakukan di Jerman, demikian informasi dari pernyataan perusahaan menjelang hari pasar modal di Munich. Langkah ini diperkirakan menghemat sekitar 300 juta euro dalam setahun.

    Lufthansa memulai rencana penghematan terbesar itu dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan upaya perusahaan mengatasi dampak dari pemogokan karyawan, pengiriman pesawat yang lambat, dan bisnis penerbangan utama yang berkinerja buruk.

    Pada tahun lalu, Grup Lufthansa terpaksa menurunkan target sebanyak dua kali dan gagal mencapai target margin jangka menengah yang ditetapkan pada 2021. Adapun, pada perdagangan terakhir, saham Lufthansa mengalami kenaikan hingga 2,3%. Sahamnya tercatat menguat lebih dari 25% sepanjang tahun ini.

    Perusahaan tersebut kesulitan meningkatkan kinerja, terutama di maskapai utamanya. Berbeda dengan maskapai berbiaya rendah miliknya, seperti Discover yang berfokus pada liburan menunjukkan kinerja yang lebih baik. 

    Discover mengumumkan pekan ini bahwa mereka berencana menambah 10 pesawat ke armadanya hingga 2028, termasuk empat pesawat A350-900 yang akan meningkatkan efisiensi bahan bakar pada rute jarak jauh.

  • Beda Rapor Ekonomi 1 Tahun Prabowo, Jokowi, dan SBY, Siapa Paling Unggul?

    Beda Rapor Ekonomi 1 Tahun Prabowo, Jokowi, dan SBY, Siapa Paling Unggul?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan memasuki umur setahun pada 20 Oktober 2025. Sejumlah tantangan masih berada di depan mata apalagi kalau mau mengejar target pertumbuhan ekonomi 8%.

    Berkaca kepada tahun-tahun sebelumnya, kinerja tahun pertama pemerintahan Prabowo tidak lebih baik dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun sedikit lebih impresif dari Jokowi.

    Prabowo resmi menjabat sebagai kepala pemerintahan dan negara pada 20 Oktober 2024. Pada kuartal IV/2024 atau tiga bulan pertama pemerintahan Prabowo, ekonomi tumbuh 5,02% secara tahunan atau year on year (YoY).

    Tiga bulan selanjutnya atau kuartal I/2025, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% YoY. Kemudian pada kuartal II/2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,12% YoY.

    Artinya, dari tiga kuartal pertama pemerintahan Prabowo, perekonomian rata-rata tumbuh 5%.

    Angka itu sedikit lebih baik dari pendahulunya, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ketika pertama kali menjadi orang nomor di Indonesia pada 20 Oktober 2014. Pada kuartal IV/2015 atau tiga bulan pertama pemerintahan Jokowi, ekonomi 50,1% YoY.

    Tiga bulan selanjutnya atau kuartal I/2015, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,71% YoY. Kemudian pada kuartal II/2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 4,67%. Alhasil, rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam tiga kuartal pertama pemerintahan Jokowi sebesar 4,8%.

    Ditarik lagi ke belakang, satu tahun pertama pemerintahan SBY mempunyai catatan yang lebih impresif dari sisi pertumbuhan ekonomi. SBY pertama kali menjabat sebagai presiden pada 20 Oktober 2004.

    Pada kuartal IV/2024 atau tiga bulan pertama pemerintahan SBY, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,65% YoY. Kemudian pada kuartal I/2005, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,35%. Selanjutnya pada kuartal II/2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,54%.

    Artinya, rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam tiga kuartal pertama pemerintahan SBY tercatat di angka 6,18%.

    Dengan demikian, rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun pertama Prabowo (5%) sedikit lebih baik dari Jokowi (4,8%), namun masih jauh lebih rendah dari SBY (6,18%). 

    Apa yang Perlu Dilakukan Prabowo?

    Sejumlah pengamat memberikan pandangan terkait dengan target ekonomi yang dikejar oleh pemerintah hingga 8%.

    Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky menilai upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional dinilai masih jauh dari harapan. 

    Meski sempat mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,12%, pencapaian itu dinilainya masih lemah dan belum ditopang oleh kebijakan yang mampu mempercepat laju ekonomi menuju target ambisius 8%.

    “Pencapaian target makro sangat lemah. Memang kemarin 5,12%, tapi belum terlihat ada program yang benar-benar mendukung pertumbuhan. Saat ini mempertahankan angka 5% saja sudah sulit,” ujarnya kepada Bisnis.com dikutip Sabtu (18/10/2025).

    Dia meminta pemerintah mengurangi misalokasi sumber daya fiskal yang menyebabkan belanja negara tidak efektif dalam mendorong produktivitas ekonomi. 

    Dia menekankan perlunya perbaikan kualitas institusi agar anggaran dapat digunakan secara lebih tepat sasaran dan berdampak langsung pada peningkatan kinerja ekonomi nasional.

    Teuku Riefky memperkirakan kinerja ekspor nasional masih sangat bergantung pada kondisi global yang tengah tidak menentu, sementara dua mesin pertumbuhan lainnya yakni konsumsi masih diwarnai pelemahan daya beli masyarakat. Lalu investasi asing yang masih menunjukkan kontraksi.

    “Perbaiki kualitas institusi, iklim investasi sehingga investasi masuk lapangan pekerjaan tercipta, daya beli meningkat, penerimaan negara akan masuk dengan sendirinya,” terangnya.

    Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menjelaskan bahwa Indonesia perlu keluar dari zona nyaman pertumbuhan ekonomi berbasis konsumsi rumah tangga jika ingin mencapai target ambisius pertumbuhan 8%.

    “Kalau kita punya target pertumbuhan ekonomi 8%, itu tidak bisa hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga. Harus dari ekspor dan investasi,” ujarnya.

    Indonesia, sambungnya, telah terjebak dalam middle income trap selama lebih dari tiga dekade sejak 1993.

    “Artinya, mau tidak mau, suka tidak suka, pertumbuhan di atas 6% itu sudah menjadi keharusan,” jelasnya.

    Untuk memperkuat ekspor, tambah Esther, strategi utama yang harus dilakukan adalah diversifikasi produk dan pasar, seperti mengembangkan industri kreatif. Indonesia selama ini masih bergantung pada komoditas seperti sawit, batu bara, dan karet.

    Selain itu, perluasan pasar ekspor juga menjadi prioritas karena saat ini mitra utama Indonesia adalah China dan Amerika Serikat. Pemerintah harus lebih agresif menembus pasar baru.

    Selain mendorong ekspor dan investasi, kebijakan fiskal (APBN) juga perlu diarahkan dari aktivitas konsumtif ke aktivitas produktif. Pemerintah diharapkan lebih fokus mendukung sektor-sektor yang menciptakan nilai tambah ekonomi dan lapangan kerja.

    “Selama ini banyak aktivitas ekonomi yang sifatnya konsumtif. Padahal, APBN seharusnya menjadi instrumen untuk memperkuat produktivitas nasional,” jelasnya.

    Penciptaan Lapangan Kerja

    Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menggarisbawahi bahwa pemulihan ekonomi nasional selama satu tahun terakhir dinilai masih menghadapi tantangan besar dalam aspek penciptaan lapangan kerja.

    Meski konsumsi rumah tangga mulai menunjukkan perbaikan, indikator yang berkaitan dengan job creation justru melemah di hampir semua sektor.

    “Kalau lihat satu tahun ke belakang, kaitannya dengan konsumsi, ini yang belum dibahas. Sebetulnya ada satu catatan PR besar yang belum bisa diselesaikan dengan baik, yaitu penciptaan lapangan pekerjaan,” katanya.

    Ia menambahkan, semua indikator terkait penciptaan lapangan kerja menunjukkan pelemahan, mulai dari tingkat partisipasi tenaga kerja hingga persepsi masyarakat terhadap ketersediaan pekerjaan. Bahkan, indeks kepercayaan ekonomi konsumen pada aspek lapangan kerja menjadi yang paling pesimis dibandingkan indikator lainnya

  • Boeing Dapat Restu FAA, Siap Banjiri Bandara di Dunia dengan 737 MAX

    Boeing Dapat Restu FAA, Siap Banjiri Bandara di Dunia dengan 737 MAX

    Bisnis.com, JAKARTA – Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) memberi lampu hijau bagi pabrik manufaktur pesawat Boeing untuk meningkatkan produksi jenis 737 MAX menjadi 42 unit per bulan. Keputusan ini diumumkan pada Jumat (18/10/2025) waktu setempat, melonggarkan batas produksi 38 pesawat per bulan yang diberlakukan sejak Januari tahun lalu. Langkah ini menandai upaya Boeing untuk memulihkan kinerja keuangan sekaligus memperkuat kepercayaan terhadap standar keselamatan dan kualitas produksinya dengan membanjiri bandara di dunia.

    “Boeing raih persetujuan FAA untuk tingkatkan produksi 737 MAX jadi 42 pesawat per bulan,” dikutip oleh Reuters dari FAA, Minggu (19/10/2025).

    Lembaga tersebut menegaskan, peningkatan produksi dilakukan setelah tim inspektur keselamatan FAA melakukan tinjauan ekstensif terhadap lini produksi Boeing untuk memastikan bahwa peningkatan laju produksi kecil ini akan dilakukan dengan aman.

    Batas produksi sebelumnya diberlakukan setelah kecelakaan penerbangan pada awal 2024 yang melibatkan pesawat Alaska Airlines 737 MAX 9, ketika empat baut pengunci di sumbat pintu terlepas dan menyebabkan lubang besar di badan pesawat pada ketinggian 16.000 kaki. Kejadian itu memicu kekhawatiran global terhadap kualitas keselamatan Boeing dan memaksa FAA mengetatkan pengawasan.

    Menurut sumber yang mengetahui proses tersebut, Administrator FAA Bryan Bedford secara langsung menghubungi CEO Boeing Kelly Ortberg untuk mengonfirmasi izin peningkatan produksi. Boeing disebut berencana segera menambah kapasitas produksi di pabrik wilayah Seattle, termasuk pemasangan peralatan baru untuk mendukung peningkatan tersebut.

    Boeing menyampaikan apresiasinya atas kerja sama berbagai pihak. “Boeing mengatakan pihaknya menghargai kerja tim kami, para pemasok kami, dan FAA untuk memastikan kami siap meningkatkan produksi dengan mengutamakan keselamatan dan kualitas.” Saham Boeing tercatat naik 1,2% dalam perdagangan setelah jam kerja.

    Analis kedirgantaraan Glenn McDonald menilai Boeing kini berada dalam posisi yang lebih siap dibandingkan sebelumnya, meski rantai pasokan masih menjadi tantangan. “Tempa, cor, mesin, dan bahkan interior semuanya telah menyebabkan masalah rantai pasokan bagi para produsen pesawat dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya. Ia menambahkan, gangguan pasokan kini lebih sporadis dan tidak sistemik seperti sebelum pandemi.

    Di bawah pengawasan ketat FAA, Boeing mengadopsi pendekatan hati-hati untuk menstabilkan produksi. Perusahaan juga telah membangun inventori suku cadang dan bahan baku senilai US$11 miliar, meningkat signifikan dibandingkan US$6,4 miliar pada 2018, ketika memproduksi lebih dari 50 unit jet 737 per bulan.

    Meski demikian, beban utang Boeing masih besar, mencapai US$53 miliar per 2025, jauh lebih tinggi dibandingkan US$12 miliar pada 2018. Wall Street memperkirakan perusahaan ini masih akan mencatat rugi tahun ini, namun mulai mencetak laba kembali pada 2026—tahun pertama keuntungan sejak 2018.

    FAA sebelumnya juga telah memulihkan sebagian kewenangan Boeing untuk menerbitkan sertifikat kelaikan udara bagi pesawat 737 MAX dan 787. Kewenangan itu sempat dicabut setelah kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia pada 2019 serta temuan pelanggaran mutu pada 2022. Pada September lalu, FAA bahkan mengusulkan denda sebesar US$3,1 juta terhadap Boeing setelah menemukan ratusan pelanggaran sistem kualitas di pabriknya di Washington dan Kansas.

    Insiden Alaska Airlines pada Januari 2024 juga memicu Departemen Kehakiman AS membuka penyelidikan kriminal terhadap Boeing, menambah tekanan bagi produsen pesawat terbesar di dunia itu untuk membuktikan bahwa peningkatan produksi kali ini benar-benar dilakukan dengan standar keselamatan yang ketat