Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Presiden Korea Selatan Puji Prabowo, Singgung Kepercayaan Publik Lebih dari 80%

    Presiden Korea Selatan Puji Prabowo, Singgung Kepercayaan Publik Lebih dari 80%

    Bisnis.com, GYEONGJU— Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung memberikan apresiasi tinggi kepada Presiden Prabowo Subianto atas kepemimpinannya selama satu tahun pertama masa jabatan.

    Pujian itu disampaikan dalam pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 yang digelar di Hwabaek International Convention Center, Kota Gyeongju, Sabtu (1/11/2025).

    Presiden Lee Jae-myung menilai Presiden Prabowo berhasil membawa Indonesia ke arah kemajuan signifikan sejak dilantik pada Oktober 2024 lalu. Dia bahkan menyebut tingkat penerimaan publik terhadap Prabowo sebagai salah satu yang tertinggi di dunia saat ini.

    “Ada sesuatu yang harus saya ucapkan selamat kepada Anda. Saya dengar setelah satu tahun menjabat, Anda telah melakukan pekerjaan yang luar biasa sehingga tingkat penerimaan Anda mencapai lebih dari 80%. Ini angka yang luar biasa. Saya mengucapkan selamat kepada Anda,” ujar Lee.

    Pujian itu disampaikan di hadapan delegasi kedua negara dalam suasana hangat dan penuh rasa hormat.

    Lee menambahkan bahwa keberhasilan Prabowo menjaga stabilitas politik dan ekonomi Indonesia menjadi perhatian banyak pemimpin dunia, termasuk Korea Selatan.

    Selain menyampaikan apresiasi, Presiden Lee juga mengungkapkan rencana kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Seoul yang sebelumnya direncanakan pada September 2025, tetapi harus ditunda karena padatnya agenda internasional.

    “Namun saya berharap kita dapat menetapkan tanggalnya lebih awal. Saya yakinkan Anda bahwa rakyat Korea akan menyambut Anda dengan sepenuh hati. Selamat datang,” tandas Lee.

    Pertemuan bilateral antara kedua pemimpin berlangsung di sela rangkaian KTT APEC 2025 yang tahun ini dipusatkan di Gyeongju, Provinsi Gyeongsang Utara.

    Pertemuan tersebut membahas penguatan hubungan strategis antara Indonesia dan Korea Selatan di bidang ekonomi, investasi, pertahanan, teknologi, dan energi bersih.

  • KTT APEC 2025: Momen Keakraban Xi Jinping dan Prabowo di Sesi Foto Bersama

    KTT APEC 2025: Momen Keakraban Xi Jinping dan Prabowo di Sesi Foto Bersama

    Bisnis.com, GYEONGJU — Terdapat momen menarik dari formasi sesi foto bersama (family photo) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, memperlihatkan posisi strategis Presiden Prabowo Subianto, yang berdiri di barisan depan bersama para pemimpin utama kawasan Asia Pasifik.

    Berdasarkan pantauan Bisnis, dari susunan yang terlihat, Presiden Prabowo berdiri di barisan depan diapit oleh Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung selaku tuan rumah di sisi kiri dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi di sisi kanan.

    Bahkan, sebelum memulai sesi foto terlihat orang nomor satu di Indonesia itu menyalami tangan dari Presiden China Xi Jinping dan melakukan obrolan dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon.

    Posisi ini berbeda saat agenda APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM), di mana dalam sesi pertemuan para pemimpin ekonomi Asia-Pasifik, Prabowo duduk diapit oleh Kepala Eksekutif Hong Kong (China) John Lee di sebelah kiri, dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi di sebelah kanan.

    Namun, pengaturan penempatan kursi ini ternyata mengikuti urutan alfabet berdasarkan nama ekonomi anggota APEC, yang menjadi tradisi resmi dalam setiap pertemuan tingkat tinggi AELM.

    Di barisan yang sama untuk sesi foto, juga berdiri para pemimpin dari Malaysia, Selandia Baru, dan Filipina di sisi kanan Prabowo, serta China, Chile, dan Kanada di sisi kiri. Sedangkan di barisan belakang tampak sejumlah kepala pemerintahan dari Amerika Serikat, Vietnam, Thailand, Singapura, Rusia, hingga Meksiko dan Peru.

    Penempatan posisi dalam family photo APEC bukan sekadar simbol protokoler, melainkan juga mencerminkan status diplomatik dan kontribusi ekonomi tiap negara anggota dalam forum kerja sama tersebut.

    Dengan ditempatkannya Presiden Prabowo di barisan tengah, Indonesia menunjukkan pengakuan atas peran aktifnya dalam isu rantai pasok global, transisi energi, dan kemitraan strategis lintas kawasan.

    “Dan kami semua telah belajar dari sejarah bahwa Indonesia telah memimpin pembentukan semangat [di KTT Asia-Afrika] Bandung. Dan jika melihat elemen-elemen kunci dari semangat Bandung, itu adalah keseimbangan, otonomi strategis, kerja sama, dan pragmatisme. Dan nilai-nilai ini merupakan pilar yang sangat kuat bagi kebijakan luar negeri Korea Selatan,” kata Lee Jae-myung saat melakukan pertemuan bilateral dengan Prabowo.

  • Prabowo Ucapkan Selamat ke Presiden Lee Jae-myung: KTT APEC 2025 Korsel Sukses!

    Prabowo Ucapkan Selamat ke Presiden Lee Jae-myung: KTT APEC 2025 Korsel Sukses!

    Bisnis.com, GYEONGJU — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melaksanakan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung di sela rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025, yang digelar di Ruang Bilateral, Hwabaek International Convention Center, Sabtu (1/11/2025). 

    Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat serta kepemimpinan Presiden Lee dalam penyelenggaraan KTT APEC tahun ini yang dinilai sangat profesional dan tertib.

    “Terima kasih banyak, Yang Mulia Presiden Lee Jae-myung, dan para pemimpin terhormat dari pemerintah Republik Korea. Sungguh suatu kehormatan bagi saya untuk berada di sini dan bertemu langsung dengan Anda,” ujar Presiden Prabowo.

    Prabowo juga menyampaikan permohonan maaf karena belum sempat melakukan kunjungan kenegaraan resmi ke Korea Selatan, seraya menegaskan keinginannya untuk segera merealisasikannya dalam waktu dekat. 

    “Saya mohon maaf karena tidak dapat melaksanakan kunjungan kenegaraan ini, tetapi saya berharap kita dapat melakukannya sesegera mungkin. Mohon Menteri Luar Negeri, usahakan untuk mengorganisasi sesegera mungkin,” ujarnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga memberikan ucapan selamat kepada Presiden Lee atas suksesnya pelaksanaan KTT APEC 2025.

    “Saya ingin mengucapkan selamat kepada Anda atas kepemimpinan Anda di APEC. Acara ini diselenggarakan dengan sangat baik, sangat efisien, dan selalu tepat waktu, selalu tepat waktu,” tutur Prabowo, disambut senyum dan apresiasi dari Presiden Lee.

  • Prabowo Bertemu Presiden Korsel, Bahas Kelanjutan Jet Tempur KF-21

    Prabowo Bertemu Presiden Korsel, Bahas Kelanjutan Jet Tempur KF-21

    Bisnis.com, GYEONGJU — Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung di sela agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025, yang berlangsung di Hwabaek International Convention Center, Gyeongju, Sabtu (1/11/2025).

    Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyinggung keberlanjutan kerja sama dalam proyek pesawat tempur KF-21 Boramae, yang menjadi simbol kolaborasi teknologi pertahanan antara kedua negara.

    “Kerja sama pertahanan dengan Korea telah berjalan baik, dan kami ingin terus melanjutkan serta membahas tindak lanjut dari proyek KF-21. Negosiasi masih berlangsung, dan tentu hal ini berkaitan dengan aspek ekonomi, harga, serta skema pembiayaan,” ujar Prabowo.

    Orang nomor satu di Indonesia itu pun mendorong langkah konkret memperkuat kerja sama di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, investasi, energi baru terbarukan, hingga pertahanan antara Indonesia dan Korea Selatan.

    Prabowo menegaskan bahwa Korea Selatan merupakan salah satu mitra strategis utama Indonesia di kawasan Asia Timur, terutama dalam pengembangan industri dan teknologi.

    Dia menambahkan pembahasan teknis lanjutan proyek pesawat tempur KF-21 Boramae antara tim dari RI-Korsel akan terus berlanjut secara intensif.

    “Jadi, saya pikir para menteri kami akan terus berdiskusi dengan tim Anda, dan tim teknis kami juga akan melanjutkan hal ini,” tandas Prabowo.

    Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, total investasi dalam proyek pengembangan jet tempur KF-21 Boramae mencapai 8,1 triliun won atau Rp93 triliun (asumsi kurs Rp11,5 per won).

    Dalam kontrak kerja sama pembuatan KFX/IFX, pemerintah Korsel menanggung 60% pembiayaan dan sisanya dibagi rata (cost share) antara Indonesia dan Korea Aerospace Industry (KAI) masing-masing 20%.

    Dengan demikian, jumlah cost share yang harus dibayar oleh Pemerintah Indonesia berkisar Rp24,8 triliun.

    Adapun, Indonesia baru membayar 17% dari kewajibannya dan 83 persen belum dilunasi hingga saat ini. Selama program berlangsung, Korsel terpaksa membayar sebagian besar cost share dari periode 2016—2022.

  • Janji 19 Juta Lapangan Kerja, Great Institute Usul Pemerintah Dorong Industri Padat Karya

    Janji 19 Juta Lapangan Kerja, Great Institute Usul Pemerintah Dorong Industri Padat Karya

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Riset Great Institute Perdana Wahyu Santosa menyarankan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memperluas aktivitas bisnis di industri padat karya dan manufaktur untuk menyerap lapangan pekerjaan.

    Hal ini tidak lepas dari sulitnya mencari lapangan pekerjaan, sekaligus menagih janji 19 juta lapangan pekerjaan yang dikemukakan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. 

    “Nah, ini mungkin PR bagi pemerintah untuk meningkatkan sektor manufaktur,” katanya saat konferensi pers di Kantor Great Institute, Jakarta Selatan, Jumat (31/10/2025).

    Dia menjelaskan, kesulitan yang dialami masyarakat adalah mencari pekerjaan formal dengan penghasilan dan kontrak kerja yang tetap.

    Sedangkan, kata dia, sektor pekerjaan informal lebih mudah dijangkau masyarakat. 

    Menurutnya, sektor pekerjaan informal lebih diminati masyarakat. Oleh karenanya, dia mendesak pemerintah mulai memperluas aktivitas bisnis padat karya.

    “Pekerjaan formal itu saat ini presentase sekitar 40,6% saja terus menurun trennya. Sementara pekerjaan informal sudah mencapai 59,4% atau hampir 60% dan tren ini diperkirakan terus meningkat,” tuturnya.

    Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Dewan Direktur Great Institute Syahganda.

    Dia menilai saat pemerintah berhasil mengombinasikan industri padat modal dan padat karya di situasi saat ini, maka diprediksi memperluas lapangan pekerjaan.

    “Jadi kalau bisa misalkan dia naik 3.000 tenaga kerja itu per Rp1 triliun investasi. Itu nantinya kelihatan akan menyerap 3 juta-4 juta lapangan kerja, sehingga apa sehingga akan langsung terasa di masyarakat,” tuturnya.

    Syahganda menyampaikan penyerapan tenaga kerja dapat melalui program Koperasi Desa Merah Putih dan Makan Bergizi Gratis.

    Dia juga menyarankan pemerintah bisa bekerja sama dengan masyarakat menciptakan industri pedesaan.

  • Cara Bayar LRT Jabodebek Pakai QRIS Tap, Tinggal Tempel Ponsel

    Cara Bayar LRT Jabodebek Pakai QRIS Tap, Tinggal Tempel Ponsel

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengguna LRT Jabodebek dapat menggunakan metode pembayaran baru melalui fitur QRIS Tap, mulai 30 Oktober 2025. 

    Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi mengungkapkan bahwa melalui layanan ini, pengguna dapat melakukan transaksi dengan lebih cepat dan praktis hanya dengan mendekatkan perangkat seluler di ticketing gate stasiun, tanpa memindai melalui kode bar (barcode) di gawai. 

    Fitur QRIS Tap dapat digunakan oleh pengguna perangkat seluler dengan sistem operasi Android yang memiliki fitur NFC (Near Field Communication), baik melalui aplikasi perbankan maupun dompet digital yang sudah mendukung QRIS Tap. Metode pembayaran ini dapat digunakan tanpa biaya tambahan bagi pengguna. 

    “Kami terus berupaya memberikan kemudahan bagi seluruh pengguna. Dengan hadirnya QRIS Tap, diharapkan pilihan pembayaran menjadi lebih beragam dan memberikan pengalaman perjalanan yang semakin nyaman dan menyenangkan bagi pengguna LRT Jabodebek,” ujar Purnomosidi dalam keterangan resmi, dikutip pada Sabtu (1/11/2025). 

    Saat ini, terdapat 14 Penyelenggara Jasa Pembayaran (issuer) yang telah mendukung penggunaan QRIS Tap untuk metode pembayaran layanan LRT Jabodebek, baik dari perbankan maupun penyedia layanan dompet digital, sehingga pengguna memiliki lebih banyak pilihan sesuai dengan kebutuhannya.

    Purnomosidi menuturkan penambahan fitur QRIS Tap sebagai metode pembayaran baru menjadi wujud inovasi LRT Jabodebek dalam memberikan kemudahan dan memperluas pilihan pembayaran bagi pengguna.

    Selama periode Januari hingga September 2025, metode pembayaran yang paling banyak digunakan oleh pengguna LRT Jabodebek masih didominasi oleh kartu uang elektronik sebesar 86,37%, diikuti oleh Kartu Multi Trip 8,86%, LinkAja 4,40%, dan Access by KAI 0,37%. 

    Melalui hadirnya QRIS Tap, LRT Jabodebek berharap pengguna semakin mudah dan leluasa dalam memilih metode pembayaran yang sesuai kebutuhan.

    Penambahan fitur ini memperkuat komitmen LRT Jabodebek dalam mendukung sistem pembayaran digital nasional serta memberikan pengalaman mobilitas yang lebih fleksibel, aman, dan nyaman bagi seluruh pengguna.

    “Ke depan, LRT Jabodebek akan terus mengembangkan layanan berbasis digital untuk menghadirkan pengalaman perjalanan yang semakin mudah dan praktis,” tutupnya. 

    Adapun, sejak beroperasi pada 28 Agustus 2023 hingga 8 Oktober 2025, LRT Jabodebek telah melayani 47.127.623 pengguna.

    Kenaikan juga terlihat dari rata-rata pengguna harian. Pada 2023, rata-rata pengguna harian di hari kerja mencapai 37.436 pengguna. Angka tersebut meningkat menjadi 70.976 pengguna per hari kerja pada 2024, atau naik sekitar 89,5% dibanding tahun 2023. 

    Pada 2025, jumlahnya kembali tumbuh menjadi 96.560 pengguna per hari kerja, meningkat 36% dibanding 2024, dan 157,9% dibanding 2023.

    Cara Bayar LRT Jabodebek Pakai QRIS Tap:

    -Buka aplikasi mobile banking, dompet digital, atau aplikasi pembayaran yang mendukung QRIS Tap
    -Pilih menu ‘QRIS’ lalu pilih fitur ‘QRIS Tap’
    -Pilih sumber dana
    -Masukkan PIN 
    -Dekatkan ponsel ke gerbang pembayaran
    -Transaksi selesai

  • Garuda (GIAA): Biaya Bahan Bakar Melonjak 8% Gegara Bioavtur Mahal

    Garuda (GIAA): Biaya Bahan Bakar Melonjak 8% Gegara Bioavtur Mahal

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mengungkapkan bahwa penggunaan sustainable aviation fuel/SAF alias bioavtur terbukti mengerek naik biaya bahan bakar hingga 8%. 

    Environmental Management System Division Head Garuda Indonesia Muhammad Oki Zuheimi menuturkan, adanya mandatory alias kewajiban penggunaan bahan bakar campuran, sangat mempengaruhi operasional maskapai pelat merah tersebut.

    “Untuk saat ini, blending-nya memang baru 2%, tetapi penambahan cost atas bahan bakar ini juga tentunya menjadi meningkat. Airline itu sekitar 7%—8% untuk saat ini,” ujarnya dalam FGD Life Cycle Assessment Produksi Sustainable Aviation Fuel Berbasis Refined di Hotel Millenium, Kamis (30/10/2025). 

    Garuda Indonesia saat ini menjadi satu-satunya maskapai di Indonesia yang telah beroperasi menggunakan SAF, yakni untuk rute Bandara Internasional Soekarno—Hatta ke Amsterdam, Belanda. 

    Mengingat, negara tersebut telah menerapkan kewajiban penggunaan SAF 2% sejak 1 Januari 2025 lalu. 

    Indonesia sendiri berencana untuk mewajibkan penerbangan internasional menggunakan SAF 1% pada 2027, atau lebih cepat pada 2026. 

    Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Effendi Manurung mengungkapkan pada dasarnya peta jalan atau roadmap yang kala itu disusun oleh Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), mencantumkan mandat SAF 1% pada 2027 dan mencapai 5% pada 2029. 

    Dalam prosesnya, Effendi menuturkan bahwa ESDM membuka peluang percepatan implementasi SAF 1% untuk penerbangan internasional pada 2026. Meski demikian, apakah dalam bentuk mandatory atau penerapan secara bertahap, masih menunggu keputusan akhir. 

    Effendi menegaskan bahwa rencana penerapan SAF 1% ini juga telah mempertimbangkan sejumlah hal. Termasuk soal pasokan dan harga. Dirinya tak menampik bahwa saat ini memang harga bioavtur berupa SAF 1%, memang lebih mahal ketimbang avtur biasa. 

    Apabila dipaksakan untuk semua penerbangan, internasional dan domestik, secara langsung akan berdampak pada harga tiket yang penumpang bayar. Terlebih, belum ada kebijakan yang mengatur terkait pemberian insentif terhadap penggunaan bioavtur.  

    “Belum ada insentif dan agar tidak menjadi isu besar [kenaikan harga tiket], maka penerbangan luar negeri dahulu yang diterapkan. Ini rekomendasi dari Menko Marves waktu itu,” tuturnya. 

    Mengingat, saat ini penerbangan internasional mulai menunjukkan pemulihan dari pandemi Covid-19. Berbeda dengan penerbangan domestik yang masih perlu berjuang dan belum pulih 100%. 

  • Purbaya dan BI Tebar Likuiditas, Bisa Berdampak ke Inflasi?

    Purbaya dan BI Tebar Likuiditas, Bisa Berdampak ke Inflasi?

    Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif sejak kuartal III/2025 diperkirakan bisa memberikan sumbangsih terhadap inflasi. Selain kebijakan suku bunga yang longgar dari Bank Indonesia (BI), Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menginjeksi himbara dengan likuiditas murah Rp200 triliun pada September 2025 dan menyalurkan berbagai stimulus ekonomi. 

    Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada September 2025 sebesar 0,21% secara bulanan (month-to-month/mtm), dan secara tahunan sebesar 2,65% (year on year/YoY). Kemudian, inflasi tahun berjalan dari Januari-September 2025 yakni 1,82% (year-to-date/ytd). 

    Kepala Departemen Riset Makroekonomi dan Pasar Keuangan PT Bank Permata Tbk. Faisal Rachman memperkirakan pada Oktober 2025 terjadi  deflasi bulanan sebesar 0,05% (month to month/MtM) dan inflasi yang melandai secara tahunan dari September 2025 yakni menjadi 2,65% (year-on-year/yoy). 

    Situasi tersebut, terang Faisal, membuat pihaknya mempertahankan perkiraan inflasi pada akhir 2025 berada di kisaran antara 2% sampai dengan 2,5%. Perkiraan itu masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) yakni 1,5% dan 3,5%, yang sejak akhir 2024 lalu telah menempuh kebijakan moneter longgar dan pro-pertumbuhan. 

    Menurut Faisal, kebijakan ekspansif BI ditambah dengan yang dilakukan oleh Menkeu Purbaya dari sisi fiskal bisa memberikan sumbangsih kepada inflasi. Sebab, suplai uang menjadi lebih banyak. 

    “Dampak terhadap inflasi dari ekspansi likuiditas ini diestimasi berada dalam kisaran 0,3 sampai dengan 0,5 percentage point,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (31/10/2025). 

    Kendati demikian, Faisal memperkirakan dampak dari likuiditas yang melimpah di sistem perekonomian itu terbatas terhadap kenaikan inflasi. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh perekonomian Indonesia yang masih berjalan di bawah output gap yang negatif, tekanan terhadap permintaan yang masih terkedali, serta potensi normalisasi harga emas di tengah membaiknya sentimen risiko. 

    “Kami tidak mengantisipasi inflasi bisa meningkat hingga di atas level 3%,” terang pria dengan dua gelar Master berbeda dari National University of Singapore dan University of Edinburgh itu. 

    Untuk itu, pihaknya pun memperkirakan inflasi pada akhir 2025 sekitar 2,33% atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yakni hanya 1,57%. Perkiraan itu turut didasari oleh kebijakan pemerintah yang dapat mengendalikan inflasi akhir tahun, dengan menawarkan diskon tiket transportasi pada libur Natal dan tahun baru. 

    Kendati demikian, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, David Sumual menilai ekspansi likuiditas oleh BI maupun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum terindikasi berdampak ke inflasi. 

    David menilai momentum perbaikan aktivitas belanja masyarakat sejalan dengan periode musiman Natal dan tahun baru. Akan tetapi, dia melihat kebijakan suku bunga yang longgar hingga injeksi Rp200 triliun ke himbara serta berbagai program stimulus belum akan berpegaruh ke kenaikan harga. 

    “Belum ada indikasi dampak ke inflasi. Harga pangan stabil sementara berbagai produk impor yang deras masuk ke dalam negeri justru harganya relatif stabil turun,” terang David kepada Bisnis. 

    Menurut David, kebijakan fiskal yang ekspansif dari Kemenkeu secara khusus bisa menstabilkan ekonomi serta mencegah penurunan lebih lanjut. Namun, dia menyebut kebijakan itu hanya bersifat sementara.

    Dia menilai kebijakan ekspansif dari sisi fiskal bisa membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5,5% (yoy), sebagaimana yang disampaikan Purbaya dan jajarannya. Namun, David melihat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 masih akan sekitar 5%. 

    “Kebijakan-kebijakan ini sifatnya masih ’emergency’ ibarat cafeine yang dampaknya hanya temporer. Perlu dilanjutkan dengan kebijakan-kebijakan yang bisa dorong pertumbuhan lebih sustain dalam jangka menengah panjang,” tuturnya. 

    Tertahan Pertumbuhan Ekonomi

    Pada acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa (28/10/2025), Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa telah menjelaskan bahwa pengaruh suplai uang berlebih terhadap inflasi masih menjadi perdebatan di kalangan ekonom. Dia menilai tidak berarti cetak uang maka akan selalu mendorong inflasi. 

    Purbaya menilai fenomena dimaksud, yang dinamakan demand-pull inflation, tidak akan terjadi apabila laju pertumbuhan ekonomi suatu negara berada di bawah potensialnya. Dalam hal ini, mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu menyebut rata-rata pertumbuhan ekonomi 5% di Indonesia belum menyentuh level potensial. 

    Menurutnya, Indonesia dalam jangka pendek harus mencapai pertumbuhan ekonomi 6% hingga 7%. Hal ini sejalan dengan target pertumbuhan 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. 

    Pertumbuhan ekonomi sekitar 7% itu dibutuhkan, terang Purbaya untuk bisa menyerap tenaga kerja di usia kerja di sektor formal. “Nanti kalau pertumbuhan ekonomi di atas [6%-7%] dalam beberapa tahun baru timbul apa yang disebut demand-pull inflation. Kalau sekarang terlalu dini,” ujarnya. 

  • Harga BBM Pertamina Terbaru Berlaku 1 November 2025, Dex Series Naik

    Harga BBM Pertamina Terbaru Berlaku 1 November 2025, Dex Series Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menyesuaikan harga sejumlah bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang berlaku per Sabtu, (1/11/2025) ini. Tercatat mayoritas harga BBM besutan perusahaan pelat merah itu masih sama, sementara Dex Series kompak naik.

    Perinciannya, harga Pertamax (RON 92) dipatok Rp12.200 per liter per 1 November 2025. Harga tersebut tak berubah dibandingkan Oktober 2025.

    Selanjutnya, Pertamax Turbo (RON 98) dipatok seharga Rp13.100 per liter. Angka tersebut juga masih sama dengan harga pada Oktober 2025.

    Berikutnya, harga Pertamax Green (RON 95) dipatok Rp13.000 per liter per 1 November 2025. Harga ini tak mengalami perubahan dibandingkan bulan sebelumnya.

    Sementara itu, harga Dexlite (CN 51) kini dipatok Rp13.900 per liter. Harga BBM jenis diesel ini naik dibandingkan Oktober 2025, yakni Rp13.700 per liter.

    Kenaikan harga juga terjadi pada BBM jenis Pertamina Dex (CN 53) yang naik dari Rp14.000 menjadi Rp14.200 per liter.

    Adapun, untuk harga BBM subsidi jenis Pertalite (RON 90) tetap Rp10.000 per liter dan solar subsidi atau Biosolar (Diesel CN48)  Rp6.800 per liter.

    Berikut daftar harga BBM Pertamina per 1 November 2025:

    Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter
    Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter
    Pertamax (RON 92): Rp12.200 per liter
    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.400 per liter
    Pertamax Green (RON 95): Rp13.000 per liter
    Dexlite (CN 51): Rp13.900 per liter
    Pertamina Dex (CN 53): Rp14.200 per liter 

  • Penjualan Gas PGN (PGAS) Capai 833 BBTUD per Kuartal III/2025

    Penjualan Gas PGN (PGAS) Capai 833 BBTUD per Kuartal III/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatatkan penjualan niaga gas bumi mencapai 833 billion British thermal unit per day (BBtud) per kuartal III/2025.

    Perusahaan pelat merah itu juga mencatatkan volume transmisi gas bumi mencapai 1.622,3 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd) dan transportasi minyak sebesar 173.801,2 barel setara minyak per hari (boepd).

    Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman menjelaskan bahwa PGN menjaga kesinambungan pasokan energi melalui optimalisasi portofolio gas bumi dan LNG serta koordinasi intensif dengan pemerintah dan pemangku kepentingan strategis lainnya. 

    “Menjaga keandalan pasokan gas bumi bagi pelanggan merupakan prioritas utama PGN. Kami menerapkan pengelolaan volume secara adaptif serta memperkuat kolaborasi lintas sektor guna memastikan ketersediaan pasokan tambahan dan keberlanjutan layanan energi bagi seluruh pelanggan,” ujar Fajriyah melalui keterangan resmi, Jumat (31/10/2025).

    Fajriyah juga mengatakan, dari anak perusahaan dan afiliasi, PGN mencatat lifting minyak dan gas sebesar 16.892,4 boepd, regasifikasi LNG 254,4 BBtud, dan pemrosesan LPG sebesar 119,2 metrik ton per hari. 

    Selain itu, dari segmen LNG Trading Internasional hingga September 2025, PGN berhasil mengirim lima kargo LNG atau setara 56,3 BBtud ke pasar regional.

    Pertumbuhan basis pelanggan juga menunjukkan tren positif, dengan total pelanggan mencapai 823.266, bertambah lebih dari 6.600 pelanggan baru sepanjang tahun, terutama berasal dari sektor rumah tangga dan pelanggan kecil. 

    Menurut Fajriyah, hal ini mencerminkan meningkatnya pemanfaatan gas bumi sebagai energi bersih dan efisien oleh masyarakat.

    Di sisi keuangan, PGN mencatat pendapatan sebesar US$2,9 miliar atau setara Rp48,24 triliun (asumsi kurs Rp16.637 per US$). Angka itu naik 3,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Adapun, laba operasi dan EBITDA masing-masing diperoleh sebesar US$383,1 juta atau sekitar Rp6,37 triliun dan US$728,7 juta atau setara Rp12,12 triliun.

    Sementara itu, laba bersih tercatat sebesar US$237,9 juta atau setara Rp3,95 triliun. Lalu, realisasi belanja modal (capex) mencapai US$173,9 juta atau setara Rp2,89 triliun, dialokasikan secara terukur untuk proyek strategis yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.

    Fajriyah menambahkan bahwa PGN terus melakukan efisiensi biaya dan disiplin pengelolaan keuangan sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko dan penguatan struktur modal. 

    “Kami menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan arus kas dan portofolio bisnis, termasuk langkah selektif pada proyek prioritas. Strategi ini penting untuk memperkuat resiliensi korporasi dalam menghadapi dinamika industri dan bisnis ke depan,” jelasnya.