Category: Beritasatu.com Regional

  • Pemprov Sulut Apresiasi Penindakan 1 Ton Miras Ilegal di Calaca

    Pemprov Sulut Apresiasi Penindakan 1 Ton Miras Ilegal di Calaca

    Manado, Beritasatu.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) menegaskan komitmennya dalam memerangi peredaran minuman beralkohol ilegal di wilayah tersebut. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Sulut Victor Mailangkay ketika merespons keberhasilan aparat gabungan yang menggagalkan upaya penyelundupan miras di Pelabuhan Calaca.

    Aparat gabungan dari Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara), Kodareral VIII, dan KSOP Manado berhasil menyita satu ton minuman beralkohol ilegal pada 30 November 2025. Dalam operasi itu, petugas menemukan 1.003,5 liter cap tikus tanpa izin edar yang hendak disalurkan melalui Pelabuhan Calaca.

    Minuman tersebut termasuk kategori MMEA golongan C karena mengandung lebih dari 20% alkohol, tidak dilengkapi pita cukai, dan tidak memiliki izin peredaran resmi. Pelanggaran ini menimbulkan potensi kerugian bagi negara sebesar Rp 104,38 juta dari sektor cukai.

    Wagub Mailangkay mengapresiasi langkah tegas aparat dalam memberantas peredaran miras ilegal. Ia menegaskan bahwa peredaran minuman tanpa pita cukai berdampak buruk terhadap industri resmi dan menggerus pendapatan negara.

    “Ketegasan aparat sangat kami dukung. Peredaran miras ilegal bukan hanya merugikan industri resmi, tetapi juga negara. Tindakan ini menjadi peringatan keras bagi para pelaku penyelundupan,” ujar Mailangkay melalui keterangan tertulis, Jumat (12/12/2025).

    Ia menjelaskan, penindakan serupa di Sulut dilakukan melalui operasi gabungan yang melibatkan TNI, Polri, Satpol PP, dan Bea Cukai. Langkah ini sejalan dengan kebijakan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Sulut Yulianus Selvanus untuk menekan peredaran MMEA ilegal di berbagai daerah.

    Menurut Mailangkay, peredaran miras ilegal berdampak negatif terhadap ketertiban umum dan kesehatan masyarakat. Pemerintah juga menindak pelanggar melalui tindak pidana ringan maupun ketentuan dalam Plperda dan KUHP agar keamanan dan moral masyarakat tetap terjaga, terutama di kalangan generasi muda.

    Ia menambahkan, produksi minuman beralkohol ilegal sering kali dilakukan tanpa standar pengawasan sehingga berpotensi menyebabkan keracunan hingga kecelakaan. Selain itu, negara kehilangan pemasukan cukai yang seharusnya digunakan untuk pembangunan.

    “Persepsi masyarakat terhadap produk legal ikut dirugikan. Jika pasar legal terus kalah oleh produk ilegal, produsen resmi tentu berpikir ulang untuk ekspansi karena risikonya terlalu besar,” lanjutnya.

    Data Bea Cukai Republik Indonesia mencatat, sepanjang Januari–November 2025, nilai penyitaan MMEA ilegal di Indonesia mencapai Rp 71,41 miliar, dengan potensi kerugian negara yang berhasil dicegah sebesar Rp 37,64 miliar.

    Penyelundupan minuman berkadar alkohol tinggi berdampak serius bagi perekonomian, mulai dari hilangnya pendapatan negara hingga terganggunya persaingan usaha yang sehat dan turunnya produktivitas tenaga kerja.

    “Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat karena telah menyelamatkan potensi kehilangan bea cukai, pajak, bea masuk, PPN, dan PPh,” tutup Wagub Mailangkay.

  • Siapkan Rekonstruksi Hunian, Dirjen PKP Turun ke Beutong Ateuh

    Siapkan Rekonstruksi Hunian, Dirjen PKP Turun ke Beutong Ateuh

    Nagan Raya, Beritasatu.com – Pemerintah pusat mulai mengambil langkah serius dalam penanganan pascabencana di Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya. Direktur Jenderal Perumahan Perdesaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kemen PKP), Dr. Imran, turun langsung ke lokasi untuk meninjau kerusakan akibat banjir bandang yang melanda wilayah tersebut.

    Kehadiran Dirjen Imran menjadi sinyal kuat dimulainya proses rekonstruksi hunian serta pemulihan permukiman warga yang terdampak. Ia didampingi Bupati Nagan Raya Teuku Raja Keumangan (TRK) meninjau sejumlah lokasi terdampak, termasuk Kuta Teungeuh dan Babah Suak, dua desa yang hampir rata dengan tanah.

    Laporan awal menyebutkan sekitar 85% rumah warga, fasilitas umum, dan infrastruktur mengalami kerusakan parah hingga hancur total. Kondisi ini mendorong pemerintah pusat mempercepat penyusunan rencana pemulihan yang komprehensif.

    Dalam peninjauannya, Dirjen Imran meminta Pemkab Nagan Raya segera menyiapkan data lengkap terkait jumlah dan tingkat kerusakan rumah warga sebagai dasar percepatan rekonstruksi.

    “Tolong disiapkan data tentang jumlah rumah yang mengalami kerusakan. Kita akan bangun kembali rumah-rumah yang terdampak banjir bandang tersebut,” tegas Imran, Jumat (12/12/2025).

    Ia menegaskan pemerintah pusat berkomitmen membangun kompleks hunian baru bagi masyarakat Beutong Ateuh Banggalang sebagai bagian dari pemulihan yang dilakukan secara terstruktur, terukur, dan menyeluruh.

    Bupati Nagan Raya Teuku Raja Keumangan menyampaikan apresiasi atas kunjungan langsung Dirjen Imran. Ia menyebut langkah tersebut sebagai tanda proses rekonstruksi mulai masuk tahap tindak lanjut yang konkret.

    “Rekonstruksi harus dimulai dari sekarang. Kami tidak boleh kehilangan waktu. Dengan hadirnya Dirjen Perumahan hari ini, langkah pemulihan bisa kita percepat,” ujarnya.

    TRK menambahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya terus memperbarui data kerusakan dan menjaga koordinasi erat dengan pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh, terutama dalam hal percepatan pembangunan hunian dan normalisasi akses transportasi.

    Kunjungan Dirjen Imran dan Bupati TRK turut didampingi Wakil Bupati Raja Sayang, Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Zulkifli, serta sejumlah kepala perangkat daerah lainnya. Rombongan meninjau lokasi-lokasi permukiman yang mengalami kerusakan paling parah dan kini sedang dalam pendataan ulang.

    Kehadiran Dirjen Imran di lapangan menandai proses rekonstruksi pascabencana di Beutong Ateuh Banggalang telah memasuki babak baru, dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat untuk memulihkan kehidupan warga secepat mungkin.

  • Warga Batu Busuak Geram, Akses Utama Putus tetapi Tak Juga Diperbaiki

    Warga Batu Busuak Geram, Akses Utama Putus tetapi Tak Juga Diperbaiki

    Padang, Beritasatu.com — Warga Batu Busuak, Kecamatan Pauh, Kota Padang, meluapkan kekecewaan karena alat berat yang dijanjikan pemerintah tak kunjung tiba, sementara akses utama ke permukiman mereka makin parah setelah banjir bandang. Kondisi jalan yang terus terkikis arus sungai membuat daerah itu kembali terisolasi.

    Sebanyak 650 keluarga terjebak dalam situasi sulit setelah badan jalan menuju Batu Busuak amblas dan hampir putus total. Padahal sebelumnya jalur itu sudah bisa dilewati pejalan kaki dan sepeda motor, tetapi erosi susulan kembali menghilangkan sebagian besar badan jalan.

    Hingga Jumat (12/12/2025), jalur utama tersebut masih tidak dapat dilintasi kendaraan roda empat. Untuk sepeda motor, warga terpaksa menyusuri bagian jalan yang hampir terputus agar bantuan logistik tetap bisa masuk ke lokasi bencana.

    Ketua Pemuda Batu Busuak, Zal Hendri, menegaskan, warga sangat membutuhkan alat berat untuk memindahkan bongkahan batu besar di tengah sungai yang menjadi penyebab kikisan pada badan jalan.

    “Kami butuh alat berat untuk memindahkan batu di tengah sungai ke sisi jalan karena arus terus menggerus jalan menuju Batu Busuak. Pemerintah datang hanya untuk selfie, padahal kami butuh tindakan nyata,” ujarnya dengan nada kecewa.

    Zal menyebut warga sudah berulang kali melaporkan kondisi kritis ini kepada berbagai pihak, namun hingga kini belum ada langkah nyata di lapangan.

    Sampai berita ini diturunkan, perbaikan jalan masih menunggu keputusan dan tindak lanjut dari pemerintah. Warga Batu Busuak berharap penanganan segera dilakukan mengingat akses tersebut menjadi satu-satunya jalur bagi ratusan keluarga yang terdampak banjir bandang.

  • RSUD Aceh Tamiang Pulih, Dokter Unair Gelar Operasi Perdana

    RSUD Aceh Tamiang Pulih, Dokter Unair Gelar Operasi Perdana

    Surabaya, Beritasatu.com –  Kabar baik datang dari lokasi bencana banjir Aceh. Setelah sempat lumpuh total akibat terjangan banjir bandang, layanan bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Tamiang akhirnya kembali berdenyut pada Kamis (11/12/2025).

    Momen krusial ini terjadi berkat kesigapan tim tenaga kesehatan (nakes) gabungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Posko kesehatan yang awalnya tenang mendadak sibuk saat tim menerima laporan adanya pengungsi yang memerlukan tindakan pembedahan segera.

    Tantangan terbesar bukanlah pada prosedur bedah, melainkan kondisi fasilitas yang baru saja terdampak bencana. Sebelum pisau bedah bekerja, para relawan harus memastikan ruang operasi steril dan aman.

    Dr Airi Mutiar, SpAn(K), dokter spesialis anestesi dari tim nakes gabungan Unair menjelaskan, pihaknya tidak hanya menunggu di posko.

    “Tidak hanya pelayanan di posko kesehatan, tapi kami juga bergerak bersama melakukan inisiasi tindakan di kamar operasi di RSUD Aceh Tamiang,” papar Airi.

    Proses sterilisasi alat dan ruangan dilakukan secara ketat dengan dukungan dari RSUD Cut Meutia Langsa, termasuk penggunaan sinar ultraviolet (UV) untuk memastikan ruangan bebas kuman.

    Setelah lampu operasi menyala, tindakan medis pertama pascabanjir pun dilakukan. Tim yang terdiri dari dr Hardian Basuki, SpOT(K) dan dr Arya (PPDS Orthopedi FK Unair) berhasil menangani dua kasus operasi perawatan luka kotor dan terinfeksi.

    Pasien tersebut menderita infeksi berat pada tungkai akibat komplikasi diabetes melitus, kondisi yang sangat berisiko jika tidak segera ditangani di tengah lingkungan pascabencana yang kotor.

    Selain itu, tim juga melakukan intervensi penyuntikan antinyeri (pain management) di kamar operasi. Prosedur pembiusan dipimpin langsung oleh dr. Airi Mutiar bersama dr Zulfikar dan dr Yehezkial Edward menggunakan teknik anestesi spinal.

    “Ada satu kasus nyeri kronis yang diberikan intervensi suntikan antinyeri di kamar operasi,” ungkap Hardian Basuki dalam siaran pers yang diterima Jumat (12/12/2025).

    Keberhasilan operasi perdana ini menjadi simbol kebangkitan layanan kesehatan di Aceh Tamiang. Tim Gabungan Unair yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, RS Unair, RSUD dr Soetomo, Perdatin, PABOI, dan IDI terus memperluas jangkauan bantuan.

    Langkah progresif ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan layanan medis esensial, mengingat kebutuhan tindakan medis lanjutan terus meningkat seiring banyaknya warga terdampak yang mulai kembali mengakses fasilitas kesehatan.

  • Polisi Bergelantungan di Atas Arus Deras demi Selamatkan Warga Aceh

    Polisi Bergelantungan di Atas Arus Deras demi Selamatkan Warga Aceh

    Gayo Lues, Beritasatu.com – Aksi heroik dilakukan anggota Polres Gayo Lues, Polda Aceh, saat mereka membangun jembatan darurat dari kawat baja untuk membantu warga yang terisolasi akibat banjir bandang dan tanah longsor.

    Dalam kondisi ekstrem, para polisi harus bergelantungan di atas derasnya arus sungai demi memastikan jembatan itu dapat digunakan sebagai jalur penyelamat.

    Kapolres Gayo Lues, AKBP Hyrowo, mengapresiasi keberanian Bripka TM Syahputra yang menjadi garda terdepan dalam upaya penyelamatan tersebut.

    “Keberanian dan kepedulian anggota Polres Gayo Lues, Bripka TM Syahputra, benar-benar mencerminkan sosok abdi negara yang mengayomi masyarakat. Ia menjadi jembatan keselamatan bagi warga yang akses jalannya terputus diterjang banjir dan longsor,” ujarnya, Jumat (12/12/2025).

    Dalam video yang beredar, terlihat Bripka Syahputra bergelantungan di atas kawat baja sambil menjaga keseimbangan di tengah derasnya arus sungai.

    Meski sudah berhati-hati, tali baja yang dipasang belum cukup kuat sehingga dirinya sempat terjatuh ke sungai. Beruntung, ia berhasil berenang ke tepi dengan selamat dan kembali melanjutkan tugasnya.

    Upaya pembangunan jembatan darurat ini dilakukan untuk mengevakuasi warga, termasuk mereka yang sakit dan terisolasi akibat akses jalan yang sepenuhnya terputus. Dedikasi anggota Polres Gayo Lues menjadi harapan baru bagi masyarakat yang terdampak bencana.

  • Diduga Kesurupan, Remaja Loncat ke Sungai Balikpapan

    Diduga Kesurupan, Remaja Loncat ke Sungai Balikpapan

    Balikpapan, Beritasatu.com –  Seorang remaja putri di Balikpapan diduga mengalami kesurupan hingga nekat melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat ke sungai di kawasan Jalan Abdi Praja, Kelurahan Sepinggan Baru, pada Jumat (12/12/2025) pagi. Peristiwa yang terjadi saat kondisi sungai tengah surut itu sempat menghebohkan warga sekitar. Beruntung, korban berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup.

    Remaja tersebut pertama kali ditemukan warga dalam posisi tergeletak di dasar sungai. Sejumlah saksi sempat menduga korban sudah meninggal dunia sebelum akhirnya melihat adanya pergerakan tangan. Warga kemudian mengevakuasi korban ke posyandu terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama.

    Personel Polsek Balikpapan Selatan yang datang ke lokasi menemukan barang bukti berupa sepasang sandal jepit yang tertata rapi di atas jembatan. Sandal itu diduga ditinggalkan korban sebelum nekat melompat.

    Ketua RT setempat, Haryono, mengatakan laporan pertama diterimanya sekitar pukul 08.35 Wita dari warga yang mengira telah menemukan jenazah remaja putri di dasar sungai.

    “Itu dari anak-anak, bilangnya ada orang meninggal di bawah jembatan. Ternyata setelah saya menghubungi pihak Kepolisian, kita warga di sini enggak berani anu, enggak berani bergerak. Baru setelah kelihatan dia ada gerakan tangan akhirnya kita inisiatif untuk mengangkatnya,” ujar Haryono di lokasi kejadian.

    Menurut keterangan orang tua korban, remaja tersebut sebelumnya mengalami kondisi seperti kesurupan yang membuatnya tak sadar hingga nekat melompat dari jembatan. Debit air yang sedang surut menjadi faktor penting yang membuat korban selamat.

    Saat ini, korban telah dibawa ke rumah sakit umum setempat untuk mendapatkan perawatan medis lanjutan. Kasus ini masih dalam penanganan dan penyelidikan oleh Polsek Balikpapan Selatan.

     

    Catatan Redaksi:

    Artikel ini disajikan untuk tujuan informasi dan bukan ajakan melakukan tindakan berisiko. Pembaca yang mengalami depresi atau memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri disarankan segera menghubungi psikolog, psikiater, atau layanan kesehatan mental tepercaya. Penanganan profesional dapat membantu menjaga keselamatan dan kesehatan mental.

  • 10 Jenazah Korban Banjir Agam Dimakamkan Massal di TPU Jariang

    10 Jenazah Korban Banjir Agam Dimakamkan Massal di TPU Jariang

    Agam, Beritasatu.com – Sebanyak 10 jenazah korban banjir bandang yang melanda Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dimakamkan secara massal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sungai Jariang, Kecamatan Lubuk Basung, Kamis (11/12/2025).

    Pemakaman darurat ini dilakukan karena hingga kini seluruh jenazah belum berhasil diidentifikasi.

    Kepala Pusat Inafis Polri, Brigjen Pol Mashudi menyampaikan, para korban berasal dari beragam kelompok usia.

    “Totalnya ada tiga anak perempuan, dua anak laki-laki, empat perempuan dewasa, dan satu laki-laki dewasa. Pemakaman dilakukan dalam satu lubang lahat, setelah sebelumnya dilaksanakan salat jenazah di Masjid Agung Nurul Falah Lubuk Basung,” ungkapnya.

    Menurut Mashudi, seluruh jenazah masih berstatus tanpa identitas. Tim forensik tetap melanjutkan proses identifikasi melalui metode DNA. Namun, keterbatasan ruang penyimpanan jenazah di RSUD Lubuk Basung membuat pemakaman tidak bisa lagi ditunda.

    “Proses identifikasi membutuhkan waktu yang cukup panjang. Pada sisi lain, ada kewajiban untuk segera memakamkan jenazah menurut syariat Islam, apalagi kondisi ruang jenazah di RSUD Lubuk Basung juga sangat terbatas,” jelasnya.

    Meski telah dimakamkan, proses identifikasi tidak dihentikan. Sampel DNA dari seluruh jenazah telah diambil, bersamaan dengan pengambilan sampel pembanding dari warga yang kehilangan anggota keluarga. Jika ditemukan kecocokan, pihak keluarga dapat memilih memindahkan jenazah ke makam keluarga atau tetap berziarah di pemakaman massal.

    Hingga saat ini, Polri telah mengidentifikasi 128 jenazah korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Agam. Seluruhnya telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan secara layak. Namun, sejumlah jenazah lain masih memerlukan pemeriksaan lebih mendalam.

    “Saya mewakili kapolri dan kapolda Sumbar menyampaikan dukacita mendalam atas bencana yang terjadi di Sumbar. Kami akan terus bekerja untuk memastikan seluruh korban teridentifikasi,” kata Brigjen Mashudi.

    Pemakaman massal ini menggambarkan besarnya dampak banjir bandang yang menerjang Agam dan wilayah sekitarnya. Proses pencarian korban, identifikasi, dan penanganan darurat masih terus dilakukan di tengah tantangan kondisi geografis dan besarnya jumlah warga terdampak.

  • Tambang di Konawe buat Ekonomi Turun dan Kesehatan Memburuk

    Tambang di Konawe buat Ekonomi Turun dan Kesehatan Memburuk

    Jakarta, Beritasatu.com –  Terjadi perubahan besar pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan tambang di Kabupaten Konawe dan Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Para nelayan kini menghadapi sedimentasi serta pencemaran wilayah pesisir. Kondisi ini membuat area penangkapan ikan semakin jauh sehingga mereka harus melaut hingga 2–3 hari.

    Hal ini diungkapkan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari, Yani Taufik dalam diskusi yang digelar bersama Setara Institute, Kamis (11/12/2025). 

    “Di wilayah daratan, alih fungsi lahan pertanian menyebabkan luas sawah produktif merosot dari 5.000 hektare menjadi hanya 1.500 hektare, membuat banyak petani kehilangan mata pencaharian,” ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (12/12/2025).

    Yani juga menuturkan kasus ISPA, iritasi kulit, hingga paparan debu merah meningkat, terutama di sekolah-sekolah yang berada di dekat area izin usaha pertambangan (IUP).

    Ia menambahkan perubahan struktur sosial akibat aktivitas pertambangan turut menggerus tradisi lokal, termasuk hilangnya praktik budaya seperti metanduale.

    “Penelitian ini juga menemukan adanya pekerja anak, lemahnya standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta kecelakaan kerja fatal yang tidak dilaporkan. Ketimpangan antara tenaga kerja lokal dan pekerja dari luar daerah sangat terlihat, di mana masyarakat lokal kebanyakan hanya menempati posisi buruh kasar,” katanya.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan, mengungkapkan hampir seluruh wilayah penelitian menunjukkan adanya pencemaran air dan laut, debu tambang yang berlebihan, sedimentasi yang tidak terkontrol, serta meningkatnya masalah kesehatan masyarakat.

    Ia menyampaikan berbagai fasilitas pengelolaan limbah seperti sediment pond banyak yang tidak berfungsi. Kegiatan reklamasi pascatambang juga tidak berjalan, meskipun tercantum dalam dokumen perusahaan.

    “OPD dan warga setempat juga melaporkan hilangnya tutupan vegetasi yang berdampak pada kenaikan suhu mikro. DLH Konawe bahkan menemukan kandungan berbahaya dalam sampel air di sekitar kawasan smelter,” tuturnya.

    Berdasarkan temuan tersebut, Halili memberikan sejumlah rekomendasi. Untuk pemerintah pusat, ia menyarankan harmonisasi kebijakan nasional melalui revisi regulasi dalam UU Minerba yang rentan disalahgunakan, penyelarasan aturan antar-kementerian, peningkatan transparansi industri ekstraktif dengan mewajibkan pengungkapan informasi minimum, serta penerapan uji tuntas HAM sesuai amanat Perpres 60/2023—yang akan digantikan oleh peraturan baru mengenai Penilaian Kepatuhan HAM untuk pelaku usaha.

    Untuk pemerintah daerah, rekomendasi mencakup penguatan koordinasi pengawasan antara provinsi, kabupaten, dan masyarakat; peninjauan ulang RTRW; percepatan penetapan regulasi LP2B; evaluasi ulang izin IUP berdasarkan prinsip pertambangan yang bertanggung jawab; serta pembentukan mekanisme pengaduan publik melalui kantor pengaduan lokal dan petugas penghubung desa.

    “Sedangkan bagi organisasi masyarakat sipil, riset ini mendorong perluasan pemantauan independen, advokasi, pendokumentasian kasus, serta program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Untuk perguruan tinggi, diperlukan penelitian lanjutan mengenai dampak sosial-lingkungan serta penyusunan pedoman ilmiah untuk pengendalian sedimentasi, rehabilitasi pesisir, dan perumusan program PPM yang lebih partisipatif,” jelas Halili.

  • Aktivitas Lava Merapi Meningkat, BPPTKG Keluarkan Peringatan

    Aktivitas Lava Merapi Meningkat, BPPTKG Keluarkan Peringatan

    Sleman, Beritasatu.com – Aktivitas guguran lava di Gunung Merapi menunjukkan peningkatan signifikan dalam 24 jam terakhir. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 21 kali guguran lava pada periode pengamatan 11 Desember 2025 pukul 00.00-24.00 WIB, dengan jarak luncur maksimum mencapai 2.000 meter ke arah Kali Putih dan Kali Krasak.

    Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso menjelaskan, peningkatan aktivitas visual dan kegempaan masih menjadi indikator kuat adanya suplai magma yang terus berlangsung di tubuh Merapi.

    “Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” ujar Agus dalam keterangan resmi, Jumat (12/12/2025).

    Selama periode pengamatan, BPPTKG mencatat 92 gempa guguran dengan amplitudo 2-41 mm dan durasi 44,7-169,35 detik. Selain itu, terdeteksi 60 gempa hybrid atau fase banyak serta empat gempa vulkanik dangkal yang mengindikasikan dinamika magma di bawah permukaan masih aktif dan terus bergerak.

    Meski aktivitas meningkat, status Gunung Merapi tetap berada pada level III atau siaga. BPPTKG menekankan, potensi bahaya terutama berada pada sektor selatan-barat daya dan tenggara yang menjadi jalur luncuran material.

    Agus menjelaskan, potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya mencakup Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 km. Pada sektor tenggara, potensi bahaya mengarah ke Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km.

    Selain itu, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 km dari puncak Merapi.

    BPPTKG juga menekankan kewaspadaan terhadap bahaya lahar yang sangat dipengaruhi intensitas hujan. Material guguran yang menumpuk di hulu dapat terbawa aliran air dan membahayakan pemukiman di sepanjang aliran sungai.

    Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam daerah potensi bahaya, termasuk mendekati aliran sungai yang berhulu di puncak Merapi. Warga juga diimbau mewaspadai ancaman awan panas guguran (APG), lahar, serta gangguan akibat abu vulkanik yang dapat memengaruhi kesehatan, pernapasan, dan jarak pandang saat berkendara.

    BPPTKG meminta masyarakat tetap mengikuti informasi resmi dan tidak mudah terpengaruh kabar tidak terverifikasi.

    “Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” kata Agus.

    Pemantauan Merapi, lanjut BPPTKG, dilakukan secara intensif menggunakan peralatan pemantauan kegempaan, deformasi, dan kamera CCTV untuk menangkap perubahan aktivitas secara real time.

  • Prabowo Tinjau Lagi Wilayah Terdampak Bencana Sumatera, Ini Agendanya

    Prabowo Tinjau Lagi Wilayah Terdampak Bencana Sumatera, Ini Agendanya

    Jakarta, Beritasatu.com – Seusai menyelesaikan rangkaian kunjungan kenegaraan ke Pakistan dan Rusia, Presiden Prabowo Subianto kembali menuju wilayah terdampak bencana di Sumatera. Langkah ini makin menegaskan komitmen kuat pemerintah dalam menangani banjir dan tanah longsor di kawasan tersebut.

    Dengan Pesawat Garuda Indonesia-1, Presiden mendarat di Bandar Udara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, pada Jumat (12/12/2025).

    Selepas agenda diplomasi luar negeri, Presiden Prabowo langsung mengalihkan fokus pada misi kemanusiaan dalam negeri dengan memastikan seluruh penanganan bencana berjalan cepat, tepat, dan terpadu.

    Pada pagi ini, Presiden Prabowo dijadwalkan meninjau sejumlah titik terdampak bencana yang sebelumnya telah menjadi perhatian pemerintah. Kunjungan tersebut meliputi pengecekan posko pengungsian, pendistribusian logistik, layanan kesehatan, serta kesiapan TNI, Polri, BNPB, dan pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan bagi masyarakat.

    Presiden ingin memastikan seluruh proses penanganan di lapangan berlangsung efektif dan humanis. Mulai dari pemenuhan kebutuhan pangan dan layanan kesehatan hingga percepatan perbaikan infrastruktur vital seperti jembatan, jalan, tanggul, dan jaringan komunikasi.

    Dalam rapat terbatas mengenai penanganan dan pemulihan bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat pada Minggu (7/12/2025), Presiden Prabowo menegaskan, keselamatan rakyat harus menjadi prioritas tertinggi. Ia juga menekankan pentingnya distribusi bantuan yang tepat waktu bagi warga terdampak.

    “Jangan sampai ada yang dibutuhkan rakyat tidak sampai. Saya kira obat-obatan harus segera, itu prioritas. Segala kebutuhan bisa segera, khususnya obat-obatan,” ujar Presiden.

    Kunjungan lanjutan ini mempertegas komitmen pemerintah dalam penanganan keadaan darurat. Langkah cepat Presiden Prabowo yang langsung turun ke lapangan setelah menyelesaikan agenda luar negeri mencerminkan kehadiran negara untuk memberikan rasa aman, kepastian, dan perlindungan bagi seluruh warga yang terdampak bencana.