Category: Beritasatu.com Regional

  • Christiano Bersih dari Alkohol dan Narkoba Saat Tabrak Mahasiswa UGM

    Christiano Bersih dari Alkohol dan Narkoba Saat Tabrak Mahasiswa UGM

    Jakarta, Beritasatu.com – Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan (21) dinyatakan tidak dalam kondisi terpengaruh alkohol dan narkoba saat menabrak mahasiswa Fakultas Hukum UGM Argo Ericko Achfandi (19) hingga tewas di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    “Perlu saya tegaskan bahwa ketika mengemudi, kondisi Christiano bersih dari pengaruh alkohol, obat-obatan, dan narkotika. Dan hal ini sudah dibuktikan oleh hasil tes urinenya yang semuanya negatif,” kata Setia Budi Tarigan, ayah Christiano dalam keterangannya, Minggu (1/6/2025). 

    Setia menegaskan Christiano dan keluarganya akan bertanggung jawab penuh atas kecelakaan yang tidak diinginkan tersebut. Dia turut membantu pengurusan jenazah hingga pemakaman Argo Ericko, mahasiswa asal Cilodong Kota Depok, Jawa Barat.

    Setia menuturkan, setelah mendapat kabar kecelakaan pada Sabtu (24/5/2025) sekitar pukul 01.15 WIB, dia langsung berangkat ke Yogyayakarta dan menuju Polresta Sleman untuk bertemu dengan putranya Christiano.

    Kemudian ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk memberikan penghormatan kepada jenazah Argo dan berbicara langsung dengan ibunda korban, Meiliana.

    Setia menuturkan saat kecelakaan tersebut, Christiano berteriak meminta bantu warga sekitar untuk menolong korban Argo. 

    “Dan sampai dengan aparat kepolisian tiba di lokasi, Christiano tetap ada di lokasi kejadian dan tidak melarikan diri,” ujarnya. 

    Setelah itu, Christiano dibawa oleh aparat ke Polresta Sleman untuk diperiksa. Christiano kemudian ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan.

    “Sebagai orang beriman dan warga negara yang taat, tentunya kami berkomitmen untuk terus menjalani proses hukum ke depannya. Dari awal di Polresta Sleman, saya bersama istri yang selalu mendampingi Christiano tanpa menggunakan jasa pengacara ataupun tidak juga menggunakan pengamanan lainnya. Di saat-saat berat ini memang saya didampingi oleh beberapa teman, keluarga dan sahabat dekat kami,” ujarnya.

    Setia menegaskan kondisi Christiano bersih dari pengaruh alkohol, obat-obatan, dan narkotika, dibuktikan dengan hasil tes urine negatif. “Namun, kondisi yang serba mendadak itulah yang menyebabkan kecelakaan ini terjadi,” ujarnya.

    Setia menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang dirugikan atas kegaduhan yang terjadi akibat kecelakaan tersebut. 

    “Semua ini merupakan murni permasalahan keluarga kami,” katanya.

    Setia mengaku mendengar banyak sekali berita tidak benar beredar di media sosial yang menghujat keluarganya dan menuduh telah membayar sejumlah uang kepada keluarga almarhum Argo.

    “Informasi itu tidak benar, kami belum pernah melakukan pembicaraan dengan keluarga almarhum ananda Argo tentang hal itu, melainkan baru sebatas mengenai pemulangan jenazah sampai pada pemakaman,” kata Setia.

    Setia menegaskan sejak awal, keluarganya sangat ingin bersilaturahmi secara langsung ke rumah duka di Cilodong, Depok. 

    “Keinginan ini sudah beberapa kali kami sampaikan melalui perwakilan keluarga almarhum Argo. Namun kami sangat memahami keinginan tersebut belum dapat diwujudkan mengingat kondisi keluarga yang masih dalam suasana berkabung,” ujarnya.

    “Kami juga mohon kepada masyarakat luas bersabar mengikuti proses hukum yang sedang berjalan. Adapun hal-hal lain yang berkembang terkait musibah ini, seluruhnya kami serahkan kepada aparat terkait dan kami mendukung penegakan hukum yang transparan dan berkeadilan,” pungkasnya.

    Diketahui, Argo Ericko Achfandi tewas ditabrak oleh mobil BMW yang dikemudikan oleh Christiano, mahasiswa asal Jakarta Selatan di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman pada Sabtu (24/5/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.

    Saat itu Argo Ericko mengendarai sepeda motor Honda Vario berpelat B 3373 PCG dan hendak berputar arah dari selatan ke utara. 

    Pada saat bersamaan, mobil BMW melaju dari arah yang sama di lajur kanan sehingga menabrak motor korban hingga terpental. 

  • Ayah Christiano Penabrak Mahasiswa UGM Minta Maaf ke Keluarga Argo

    Ayah Christiano Penabrak Mahasiswa UGM Minta Maaf ke Keluarga Argo

    Jakarta, Beritasatu.com – Setia Budi Tarigan, ayah dari Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan (21), tersangka penabrak mahasiswa Fakultas Hukum UGM Argo Ericko Achfandi (19) meminta maaf atas kecelakaan yang menewaskan korban.

    “Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena baru saat ini memberikan penjelasan atas berita-berita yang berkembang terkait musibah kecelakaan mobil anak saya di Jalan Palagan, Sleman, yang telah menyebabkan wafatnya ananda Argo Ericko Achfandhi,” kata Setia dalam keterangannya, Minggu (1/6/2025).

    Setia baru memberi penjalasan sekarang karena menghormati keluarga almarhum yang sedang berduka dalam melewati masa berkabung. Selain itu, dia masih harus melakukan pendampingan putranya yang sedang dalam proses pemeriksaan di kepolisian.

    Menurutnya, Christiano mengalami trauma setelah kejadian tabrakan di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sabtu (24/5/2025) dini hari yang menewaskan Argo Ericho.

    “Dari lubuk hati yang paling dalam, izinkan kami menyampaikan turut berdukacita sedalam-dalamnya kepada Ibu Melina dan keluarga yang telah kehilangan ananda Argo,” ujar Setia.

    “Sungguh kami tidak mengharapkan sama sekali kejadian ini,” sambunya.

    Setia menuturkan kronologi kejadian. Setelah mendapat telepon dari Christiano tentang kecelakaan tersebut sekitar pada Sabtu (24/5/2025) sekitar pukul 01.15 WIB, dia langsung berangkat ke Yogyakarta.

    Setia kemudian mendatangi Polresta Sleman untuk bertemu dengan Christiano. Kemudian menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk memberikan penghormatan kepada jenazah almarhum Argo. 

    Setia juga sempat berbicara langsung dengan Ibunda Argo, Meiliana untuk menyatakan belasungkawa dan meminta izin untuk mengurus jenazah Argo sampai kepada pemberangkatannya ke rumah duka di Cilodong Kota Depok, Jawa Barat. 

    Selain itu, Setia juga mengaku telah mengirimkan perwakilan keluarga untuk mengurus hal-hal yang dibutuhkan di rumah duka sampai pada pemakaman di keesokan harinya.

    “Pada kesempatan ini izinkan sekali lagi saya menyampaikan dukacita yang mendalam kepada Ibunda Meiliana dan keluarga besar almarhum ananda Argo. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Saya dan istri saya, atas nama Christiano Tarigan memohon maaf sebesar-besarnya atas peristiwa yang sama-sama tidak kita inginkan ini,” katanya.

    Diketahui, Argo Ericko Achfandi tewas ditabrak oleh mobil BMW yang dikemudikan oleh Christiano, mahasiswa asal Jakarta Selatan di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman pada Sabtu (24/5/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.

    Saat itu Argo Ericko mengendarai sepeda motor Honda Vario berpelat B 3373 PCG dan hendak berputar arah dari selatan ke utara. 

    Pada saat bersamaan, mobil BMW melaju dari arah yang sama di lajur kanan sehingga menabrak motor korban hingga terpental. 

  • Guru SMA di Tulang Bawang Tewas Bersimbah Darah di Perkebunan

    Guru SMA di Tulang Bawang Tewas Bersimbah Darah di Perkebunan

    Tulang Bawang, Beritasatu.com – Seorang wanita muda ditemukan tewas bersimbah darah di tengah perkebunan singkong di Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Minggu (1/6/2025). Diduga wanita yang berprofesi sebagai guru sekolah menengah atas (SMA) tersebut merupakan korban pembunuhan karena terdapat luka senjata tajam di bagian leher.

    Dari hasil indentifikasi tim Inafis Polres Tulang Bawang dan keterangan warga setempat, identitas mayat diketahui bernama Tia Septiana (27), warga Kampung Moris Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Tulang Bawang.

    Jasad TS pertama kali ditemukan oleh seorang warga setempat yang akan beraktivitas di kebun sekitar pukul 07.30 WIB. Wanita muda yang berprofesi sebagai guru SMA ini diduga merupakan korban pembunuhan karena terdapat luka senjata tajam di leher TS.

    Dari hasil olah tempat kejadian perkara (olah TKP) sepeda motor korban ditemukan sekitar 30 meter dari lokasi penemuan mayat korban. Sementara itu, handphone korban ditemukan di dekat jasad korban.

    Sebelum ditemukan tewas, pada Sabtu (31/5/2025) korban sempat berpamitan kepada orang tuanya untuk pergi bersama S, calon suami korban. Saat itu, korban berpamitan orang tuanya untuk memeriksa kandungannya ke dokter.

    Kapolsek Banjar Agung AKP Sunaryo mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara di lokasi penemuan, ditemukan adanya luka akibat senjata tajam di tubuh korban.

    “Iya ada luka yang disebabkan senjata tajam di leher sebelah kiri. Dengan luka tersebut, TS merupakan korban pembunuhan,” kata Sunaryo di lokasi penemuan mayat.

    Sunaryo mengungkapan, korban tewas dengan kondisi hamil muda dengan usia kandungan sekitar dua bulan. “Korban meninggal dunia dalam kondisi hami muda,” ujar Sunaryo.

    Menurut Sunaryo, untuk kepentingan penyelidikan, jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk dilakukan autopsi.

    “Jenazah korban akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diautopsi untuk mengungkap kejadian sebenarnya,” ucap Sunaryo.

    Polres Tulang bersama Polsek Banjar Agung saat ini masih melakukan penyelidikan tewasnya TS. Polisi masih memburu pria berinisial S, calon suami korban yang diduga menjadi pelaku pembunuhan korban.

  • Akhir Long Weekend, 26.613 Penumpang Kereta Diberangkatkan dari Daop 6

    Akhir Long Weekend, 26.613 Penumpang Kereta Diberangkatkan dari Daop 6

    Yogyakarta, Beritasatu.com – KAI Daop 6 Yogyakarta mencatat berdasarkan data per hari Minggu (1/6/2015) pukul 09.00 WIB sebanyak 26.314 penumpang KA jarak jauh akan diberangkatkan dari sejumlah stasiun di wilayah Daop 6.

     Jumlah tersebut menjadi volume puncak keberangkatan tertinggi dibandingkan hari lainnya pada periode long weekend kali ini yaitu 28 Mei hingga 1 Juni 2025.

    Adapun stasiun dengan keberangkatan KA jarak jauh tertinggi pada Minggu (1/6/2025), yakni Stasiun Yogyakarta sebanyak 13.723 penumpang, disusul Stasiun Lempuyangan sebanyak 6.123 penumpang, kemudian Stasiun Solo Balapan sebanyak 3.312 penumpang. Angka-angka tersebut masih akan terus bertambah karena pemesanan tiket masih terus berjalan hingga tengah malam nanti.

    Peningkatan jumlah keberangkatan penumpang sendiri sudah terlihat sejak Sabtu (31/5/2025) dengan catatan sebanyak 24.768 penumpang berangkat dari stasiun-stasiun Daop 6. Lonjakan jumlah penumpang mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api sebagai moda transportasi yang aman, nyaman, dan tepat waktu.

    “Seluruh jajaran KAI Daop 6 berkomitmen penuh untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, terlebih dalam menghadapi masa-masa sibuk seperti ini,” kata Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih kepada Beritasatu.com, Minggu (31/6/2025).

    Selama periode libur panjang ini, KAI Daop 6 mengoperasikan 31 perjalanan KA jarak jauh per hari, yang terdiri dari 25 KA reguler, 2 KA fakultatif, dan 4 KA tambahan. Jumlah tersebut disiapkan untuk memenuhi antusiasme perjalanan masyarakat dari dan menuju wilayah Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya.

    “Kami mengimbau para pelanggan untuk tetap menjaga barang bawaan masing-masing dengan baik, dan tidak meninggalkan barang berharga tanpa pengawasan. Selain itu, datanglah lebih awal ke stasiun untuk menghindari kepadatan di jalan raya,” tambah Feni Novida Saragih.

    KAI Daop 6 juga mengingatkan masyarakat agar melakukan pembelian tiket hanya melalui channel resmi seperti aplikasi Access by KAI, situs kai.id, dan mitra resmi lainnya untuk menghindari penipuan. Pada momen yang bertepatan dengan hari lahir Pancasila, KAI Daop 6 mengajak seluruh pelanggan untuk menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai semangat dalam menjaga ketertiban, gotong royong, serta saling menghormati selama dalam perjalanan maupun di lingkungan stasiun.

    “Momen hari lahir Pancasila menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya semangat persatuan dan tanggung jawab bersama. KAI Daop 6 mengajak seluruh pengguna jasa untuk turut menciptakan perjalanan kereta api yang aman, nyaman, dan penuh toleransi,” tutup Feni Novida Saragih.

  • Brimob Ditembak di Kulonprogo, Polisi Masih Selidiki Motif Pelaku

    Brimob Ditembak di Kulonprogo, Polisi Masih Selidiki Motif Pelaku

    Kulonprogo, Beritasatu.com – Seorang anggota Brimob menjadi korban penembakan dengan senjata jenis air gun di wilayah Jatirejo, Kapanewon Lendah, Kulonprogo, pada Sabtu (31/5/2025). 

    Pelaku berinisial KI (35), warga Lendah, telah diamankan oleh pihak kepolisian. Sementara motif di balik penembakan masih dalam penyelidikan.

    Kasi Humas Polres Kulonprogo, Iptu Sarjoko, mengonfirmasi bahwa insiden terjadi sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, korban berinisial AP (33), warga Sewon, Bantul, tengah melintas bersama rekannya yang juga anggota Brimob dengan sepeda motor di Jalan Botokan.

    “Tiba-tiba pelaku menembakkan air gun ke arah korban. Setelah itu, keduanya berhenti. Pelaku pun ikut berhenti. Senjata berhasil direbut oleh anggota dan pelaku langsung diamankan,” jelas Iptu Sarjoko dalam keterangan resminya, Minggu (1/6/2025).

    Pelaku sempat diamankan di Polsek Lendah sebelum akhirnya dibawa ke Polres Kulonprogo untuk proses hukum lebih lanjut. Saat ini, penyidik masih mendalami motif pelaku melakukan penembakan tersebut.

    “Korban tidak apa-apa, (motif) masih penyelidikan,” tambah Sarjoko.

    Meski korban mengalami insiden penembakan, belum ada keterangan resmi mengenai luka yang diderita dan penyelidikan terhadap kasus ini masih berlangsung. 

  • 2 Anggota Brimob Ditembak Air Gun di Kulonprogo

    2 Anggota Brimob Ditembak Air Gun di Kulonprogo

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Dua anggota Brimob dari Satbrimobda Baciro, Yogyakarta, menjadi korban penembakan air gun oleh seorang warga Kulonprogo. Insiden terjadi di Jalan Botokan, Jatirejo, Lendah, pada Sabtu (31/5/2025) dini hari.

    Pelaku berinisial KI (35), warga Kecamatan Lendah, berhasil diamankan oleh Polres Kulonprogo setelah sempat melakukan aksi penyerangan terhadap dua aparat yang tengah melintas.

    “Benar ada penembakan menggunakan air gun. Pelaku sudah diamankan,” kata Kasi Humas Polres Kulonprogo Iptu Sarjoko, Minggu (1/6/2025).

    Kronologi Penyerangan

    Saat penembakan terjadi, korban berinisial AP (33) berboncengan dengan rekannya sesama anggota Brimob. Keduanya sedang melintasi lokasi menggunakan sepeda motor ketika pelaku memepet dan meminta mereka menepi.

    Pelaku yang diduga dalam kondisi mabuk, kemudian melepaskan tembakan menggunakan air gun kepada kedua anggota Brimob tersebut. Tembakan mengenai jaket korban, sementara peluru lainnya meleset.

    Beruntung, tidak ada luka serius dalam peristiwa tersebut. Kedua korban segera merebut senjata pelaku dan menangkapnya di lokasi, yang ternyata tak jauh dari rumah pelaku.

    Suara tembakan yang cukup keras sempat membuat warga sekitar keluar rumah dan melaporkan kejadian ke Polsek Lendah. Setelah diamankan di Polsek, pelaku langsung dilimpahkan ke Polres Kulonprogo untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Polisi belum mengungkap motif pelaku maupun asal-usul air gun yang digunakan dalam insiden penembakan terhadap kedua anggota Brimob itu. Hingga kini, pemeriksaan intensif masih berlangsung.

  • Miris! Pasien Meninggal Dunia Seusai Ditolak IGD RSUD Rasidin Padang

    Miris! Pasien Meninggal Dunia Seusai Ditolak IGD RSUD Rasidin Padang

    Padang, Beritasatu.com – Peristiwa memilukan menimpa seorang warga Kota Padang, Desi Erianti (37). Ia meninggal dunia setelah diduga ditolak pelayanan oleh petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Rasidin, Sabtu (31/5/2025), dini hari.

    Korban yang merupakan warga Kelurahan Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji, datang ke IGD sekitar pukul 00.15 WIB dalam kondisi sesak napas. Ia diantar oleh keluarganya menggunakan becak motor dan membawa Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai jaminan pelayanan.

    Namun, menurut kesaksian Suyudi, adik korban, petugas IGD menolak memberikan penanganan dengan alasan kondisi Desi tidak termasuk dalam kategori darurat.

    “Petugas bilang bukan kasus gawat darurat, jadi kami disuruh ke layanan umum, tetapi itu sudah tengah malam dan kami tidak punya uang untuk ke tempat lain,” ujar Suyudi.

    Karena keterbatasan biaya dan waktu yang sudah larut malam, keluarga membawa Desi kembali ke rumah. Namun, kondisi korban semakin memburuk.

    Keesokan paginya, Desi dibawa ke RS Siti Rahmah, rumah sakit swasta di Padang. Sayangnya, nyawa Desi tak tertolong. Ia menghembuskan napas terakhir pada Sabtu siang.

    DPRD Padang Panggil Pihak RS

    Kejadian ini mendapat perhatian serius dari Ketua DPRD Kota Padang, Muharlion, yang langsung mengunjungi rumah duka. Ia menyatakan keprihatinan dan menyebut peristiwa serupa telah terjadi berulang kali.

    “Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Hari Senin sebelum rapat paripurna, kami akan panggil direksi RSUD Rasidin, Dinas Kesehatan, dan BPJS untuk meminta penjelasan,” tegasnya.

    Peristiwa ini kembali memicu sorotan tajam terhadap sistem layanan darurat di rumah sakit pemerintah, khususnya menyangkut akses pasien miskin atau darurat tanpa biaya tunai.

    Publik mendesak evaluasi serius terhadap SOP IGD serta penguatan pemahaman petugas terhadap klasifikasi gawat darurat, terutama ketika pasien membawa jaminan seperti KIS.

    Jenazah pasien yang sempat ditolak oleh IGD RSUD Rasidin itu dimakamkan di TPU Air Dingin, Minggu (1/6/2025) siang.

  • Puluhan Ribu Wisatawan Padati Candi Prambanan Saat Libur Panjang

    Puluhan Ribu Wisatawan Padati Candi Prambanan Saat Libur Panjang

    Sleman, Beritasatu.com –  Momen libur panjang Kenaikan Yesus Kristus dimanfaatkan ribuan wisatawan dari berbagai daerah untuk berkunjung ke Taman Wisata Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Jumlah pengunjung kali ini mengalami peningkatan signifikan, didominasi wisatawan asal Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.

    Pada hari biasa, jumlah pengunjung Candi Prambanan rata-rata mencapai 7.000 orang per hari. Namun selama libur panjang ini, angka tersebut melonjak hampir dua kali lipat, yakni mencapai sekitar 13.000 wisatawan per hari.

    Lonjakan kunjungan ini turut dipengaruhi oleh penutupan sementara kawasan Candi Borobudur saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Kamis lalu.

    “Hampir seluruh pengunjung yang datang ke Candi Prambanan merupakan rombongan keluarga maupun dari perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan liburan panjang untuk berwisata ke berbagai daerah,” ujar Manajer Candi Prambanan Ratno Timoer kepada Beritasatu.com, Minggu (1/6/2025).

    Sementara itu, Herawati, seorang wisatawan asal Jakarta, mengaku sengaja memanfaatkan libur panjang kali ini untuk mengunjungi berbagai situs peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

    “Tak hanya Candi Prambanan, saya juga mengunjungi Candi Borobudur dan beberapa situs sejarah Dinasti Sanjaya lainnya yang ada di Yogyakarta,” ujarnya.

    Untuk diketahui, harga tiket masuk ke Candi Prambanan pada libur panjang ini tetap menggunakan tarif reguler. Wisatawan domestik dikenakan tarif Rp 50.000 untuk dewasa (usia 10 tahun ke atas) dan Rp 20.000 untuk anak-anak (usia 3-10 tahun).

    Sementara itu, wisatawan mancanegara dikenakan tarif US$ 25 atau Rp 400.000 untuk dewasa dan US$ 15 atau Rp 250.000 untuk anak-anak.

  • Memanas! Korban Penganiayaan di Ponpes Ora Aji Tuntut Rp 2 Miliar

    Memanas! Korban Penganiayaan di Ponpes Ora Aji Tuntut Rp 2 Miliar

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Kasus dugaan penganiayaan di Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji Sleman, Yogyakarta, yang diasuh oleh Gus Miftah semakin memanas. Seorang santri berinisial KDR (23) melaporkan 13 rekan sesama santri ke Polresta Sleman atas tuduhan penganiayaan.

    Namun, alih-alih menemukan titik damai melalui jalur mediasi, konflik ini justru berujung pada aksi saling lapor polisi. Mediasi antara pihak KDR dan 13 santri lain yang dituduh melakukan penganiayaan dilakukan oleh yayasan pun gagal setelah keluarga KDR menuntut kompensasi sebesar Rp 2 miliar sebagai syarat perdamaian.

    Nilai tersebut dinilai terlalu besar dan tidak realistis mengingat sebagian besar terlapor berasal dari keluarga kurang mampu.

    “Mediasi gagal dikarenakan permintaan kompensasi dari keluarga KDR yang tidak mungkin bisa dipenuhi. Angkanya Rp 2 miliar kalau mau berdamai,” kata Adi Susanto, ketua tim kuasa hukum Ponpes Ora Aji kepada Beritasatu.com, Sabtu (31/5/2025).

    Pihak pondok sebenarnya telah mencoba memediasi dengan menawarkan bantuan biaya pengobatan sebesar Rp 20 juta, tetapi tawaran tersebut tetap ditolak.

    “Yayasan memfasilitasi dengan tergerak secara moral untuk menanggung biaya pengobatan dengan jumlah Rp 20 juta, tetapi tidak pernah bisa diterima sampai upaya mediasi berulang kali menjadi gagal,” ungkapnya.

    Akibat gagalnya mediasi, 13 santri yang semula hanya berstatus terlapor, kini telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan santri.

    Mereka pun tidak tinggal diam. Melalui kuasa hukumnya, mereka melaporkan balik KDR atas dugaan penggelapan uang di lingkungan Ponpes Ora Aji.

    “Selain sebagai kuasa hukum yayasan, kami juga menjadi kuasa hukum dari seluruh santri yang dilaporkan, dan kami secara resmi telah melaporkan sodara KDR ke Polresta Sleman,” pungkas Adi Susanto.

    Kasus ini bermula dari insiden yang terjadi pada 15 Februari 2025 lalu, ketika KDR diduga mengalami penganiayaan secara beramai-ramai oleh 13 santri lainnya.

    Korban disebut dipukul bergantian menggunakan selang dan bahkan disetrum dengan aki motor. Penganiayaan itu diduga dipicu oleh tuduhan pencurian uang di pondok pesantren.

    Korban penganiayaan santri di Ponpes Ora Aji kini menjalani proses hukum sambil menuntut keadilan dan ganti rugi atas luka fisik serta trauma yang dialami.

    Di sisi lain, 13 santri yang terlibat kasus penganiayaan di Ponpes Ora Aji juga bersikeras menuntut balasan hukum atas tuduhan penggelapan yang mereka alamatkan kepada KDR.

  • Terungkap! Ini Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Timor Tengah Utara

    Terungkap! Ini Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Timor Tengah Utara

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab gempa dengan magnitudo 5,1 yang mengguncang Kabupaten Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (31/5/2025) pukul 22.21 WIB.

    “Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa skala menengah akibat adanya deformasi dalam lempeng Laut Banda,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono ​​​​​dalam keterangan dikutip dari Antara.

    Daryono mengatakan pusat gempa berada di laut pada kedalaman 97 kilometer atau berjarak sekitar 65 kilometer tenggara arah barat laut Timor Tengah Utara.

    Gempa dideteksi mengguncang sejumlah daerah di Kupang, seperti Amfoang Timur dan Mutis dengan skala intensitas III-IV MMI selama beberapa saat pada pukul 23.21 WIT.

    Namun, berdasarkan analisa sementara seismologis BMKG, gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.

    Kendati demikian, BMKG mengimbau masyarakat agar selalu waspada, seraya tetap mengikuti pedoman dari pemerintah setempat dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.

    Hasil analisa tersebut bisa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat, katanya.

    Gempa bumi kerap terjadi di Indonesia karena negara kepulauan terbesar di dunia ini terletak di jalur Cincin Api Pasifik.