Category: Beritasatu.com Regional

  • Tersangka Kasus Perdagangan Bayi di Yogyakarta Ternyata Residivis Kasus Serupa

    Tersangka Kasus Perdagangan Bayi di Yogyakarta Ternyata Residivis Kasus Serupa

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah berhasil mengungkap kasus perdagangan bayi di Rumah Bersalin Sarbini Dewi, Yogyakarta. Dalam operasi tangkap tangan, polisi mengamankan dua tersangka berinisial DM (77) dan JE (44). DM diketahui sebagai bidan sekaligus pemilik rumah bersalin tersebut.

    Direktur Reskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriyadi mengungkapkan, salah satu tersangka, JE, merupakan residivis dengan kasus serupa pada 2020.

    “Salah satu tersangka berinisial JE adalah residivis dalam kasus yang sama pada tahun 2020 dengan putusan 10 bulan penjara,” ujar Endriyadi, Sabtu (14/12/2024).

    Dalam pengungkapan ini, polisi menemukan seorang bayi perempuan berusia 1,5 bulan yang diperdagangkan dengan harga Rp 55 juta. Modus operandi kedua tersangka adalah menawarkan bayi-bayi yang lahir di luar pernikahan atau yang tidak diinginkan orang tuanya untuk diadopsi secara ilegal.

    Proses adopsi ilegal ini disamarkan sebagai biaya persalinan, dengan tarif bayi perempuan berkisar Rp 55 juta hingga Rp 65 juta, sementara bayi laki-laki mencapai Rp 65 juta hingga Rp 85 juta.

    Praktik ilegal ini telah berlangsung lebih dari 10 tahun Dari dokumen yang disita, polisi menemukan catatan serah terima bayi yang telah diadopsi oleh pihak-pihak dari dalam dan luar Yogyakarta, termasuk dari Papua, NTT, Bali, dan Surabaya.

    Selain memperdagangkan bayi, kedua tersangka juga membantu pengadopsi memperoleh akta kelahiran secara ilegal. Dari data yang dihimpun sejak 2015 hingga 2024, sebanyak 66 bayi telah diperdagangkan, terdiri dari 28 bayi laki-laki, 36 bayi perempuan, dan 2 bayi tanpa keterangan jenis kelamin.

    Saat ini, kedua tersangka telah ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi masih mendalami fakta-fakta baru terkait kasus perdagangan bayi di Yogyakarta ini, termasuk pihak-pihak yang menitipkan bayi maupun yang menerima bayi hasil perdagangan ini.

  • Puluhan Ton Ikan di Banjarmasin Mati Mendadak, Penambak Rugi Ratusan Juta

    Puluhan Ton Ikan di Banjarmasin Mati Mendadak, Penambak Rugi Ratusan Juta

    Beritasatu.com, Banjarmasin – Para penambak ikan di Banua Anyar, Banjarmasin Timur, Kalimantan Selatan (kalsel) harus gigit jari lantaran puluhan ton ikan mati mendadak, Sabtu (14/12/2024) siang. Sebagian besar ikan yang ditemukan mati mendadak ini adalah bawal tambak. 

    Salah satu penambak, Salamiah menemukan sekitar satu ton ikan bawal di kerambanya mati mendadak. Ia menduga matinya ribuan ikan yang mereka budidayakan di keramba ini karena adanya perubahan air. 

    “Seperti air yang turun dari persawahan atau dari akar. Tadi ada satu ton yang sudah kita angkat, ini masih ada lagi. Apalagi ini mau panen, hitungannya mungkin sekitar Rp 60 jutaan ruginya,” keluhnya.  

    Ia mengatakan biasanya harga jual normal ikan bawal mencapai Rp 20.000-Rp 22.000 per kilogramnya. Namun, karena kejadian ini, pihaknya terpaksa menjual dengan harga murah, yakni Rp 3.000-Rp 5.000 per kilogram untuk dijadikan bahan olahan pakan ikan.

    Sementara itu, Koordinator Penyuluh Perikanan Kota Banjarmasin Roslina mengatakan, dari perhitungan sementara, ada sekitar 40 ton ikan yang mati mendadak di seluruh keramba di kawasan Banua Anyar. Jika dihitung secara materiel, kerugiannya ditaksir mencapai Rp 880 juta.

    Ia menjelaskan, bahwa kejadian ini terjadi secara tiba-tiba, tanpa bisa diantisipasi oleh pembudidaya ikan. Dugaan sementara, penyebab matinya ikan-ikan tersebut disebabkan adanya cairan prestisida yang larut dari daerah hulu.

    “Biasanya penambak sudah tahu kalau ada tanda-tanda ikan akan mati mendadak. Seperti perubahan warna air, hingga kondisi ikan yang tidak mau makan tetapi ini tidak ada tanda-tanda,” jelasnya.

    Kejadian ini pun, dikatakannya mengulangi kejadian yang serupa pada tiga tahun silam. Kematian ikan mendadak ini hanya terjadi pada jenis bawal. Sedangkan jenis ikan lain seperti Patin atau Toman masih bisa bertahan.

    “Kita akan mengarahkan untuk memanen lebih awal, karena tidak tahu sampai kapan kondisi ikan mati mendadak seperti ini akan berlangsung,” tandasnya. 

     

  • Nyaris Jadi Korban Pelecehan Agus Buntung, Bunga: Dia Ikuti Saya ke Kosan dan Perlihatkan Alat Kelamin

    Nyaris Jadi Korban Pelecehan Agus Buntung, Bunga: Dia Ikuti Saya ke Kosan dan Perlihatkan Alat Kelamin

    Mataram, Beritasatu.com –  Seorang perempuan berinisial Bunga (nama samaran), nyaris menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh pria berinisial IWAS alias Agus Buntung.  Insiden ini dimulai dari kawasan Taman Udayana, Kota Mataram, pada akhir Februari 2024.

    Menurut keterangan Bunga, insiden bermula saat ia keluar untuk mencari sarapan pada pagi hari. Dalam perjalanan kembali ke kos, ia berhenti di pos polisi di kawasan Taman Udayana untuk beristirahat sembari menunggu ojek online (ojol) yang telah dipesannya.

    “Ketika saya sedang duduk menunggu ojol, Agus datang menghampiri saya dan berpura-pura mencari seorang perempuan yang disebutnya telah membawa kabur motornya,” ungkap Bunga pada Sabtu (14/12/2024),

    Meski merasa aneh, ia mencoba membantu dengan menjelaskan bahwa ia tidak mengenal perempuan yang dimaksud.

    Agus kemudian meminta izin meminjam ponsel Bunga untuk menghubungi seseorang yang ia sebut sebagai ibunya. Setelah menelpon, Agus mengembalikan ponsel tersebut, dan ojek yang dipesan Bunga tiba. Merasa bahwa interaksi telah selesai, Bunga pun pergi menuju kosnya.

    Namun, tanpa sepengetahuannya, Agus Buntung membuntuti hingga ke kos Bunga.

    “Saya membuka pintu kos dan masuk kamar. Saat saya hendak menggantung tas, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu. Saya pikir itu kakak saya, tetapi ternyata Agus,” jelas Bunga dengan nada trauma.

    Ketika pintu dibuka, Agus mengungkapkan bahwa ia mengikuti Bunga untuk meminta maaf atas kejadian sebelumnya. Namun, percakapan yang awalnya terlihat wajar berubah menjadi aneh ketika Agus memaksa untuk masuk ke kamar Bunga.

    Bunga dengan tegas menolak dan mengarahkan Agus untuk berbicara di luar saja. Meski demikian, Agus Buntung terus mendesak, hingga akhirnya meminta sesuatu yang tidak pantas.

    “Dia berkata, ‘mbak, saya dari tadi sudah nafsu melihat mbaknya. Boleh saya minta tolong untuk mengeluarkan cairan saya?’ sambil memperlihatkan kelaminnya,” kenang Bunga dengan emosi dan nyaris jadi korban pelecehan Agus Buntung.

    Bunga langsung menolak dan mengancam akan berteriak jika Agus tidak segera pergi. Namun, Agus malah mendorongnya dengan keras, menyebabkan Bunga terpental.

    “Tenaganya sangat kuat, dan saya seorang perempuan. Saya benar-benar ketakutan,” ujarnya.

    Meski dalam posisi terancam, Bunga yang jadi nyaris jadi korban pelecehan Agus Buntung tidak tinggal diam. Ia dengan tegas melakukan perlawanan verbal dan fisik. Ia juga mengancam akan melaporkan Agus dan membuat keributan jika Agus tidak segera meninggalkan tempat tersebut. Ancaman tersebut akhirnya membuat Agus pergi.

  • Komisi Disabilitas Daerah NTB: 10 dari 17 Korban Kasus Pelecehan Seksual Agus Buntung Sudah Diperiksa Polisi

    Komisi Disabilitas Daerah NTB: 10 dari 17 Korban Kasus Pelecehan Seksual Agus Buntung Sudah Diperiksa Polisi

    Mataram, Beritasatu.com – Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB menyebutkan 10 dari 17 korban kasus pelecehan seksual Agus buntung, yang kini berstatus tersangka, telah menjalani pemeriksaan oleh Polda NTB.

    Ketua KDD NTB Joko Jumadi mengatakan, pemeriksaan korban dilakukan secara bertahap. Rencananya pemeriksaan tambahan terhadap satu korban pada Senin mendatang.

    “Dari 17 korban, ada 10 yang sudah diperiksa. Sisanya, sebanyak 7 orang, masih dalam tahap penguatan. Kami memastikan kesiapan mereka sebelum menjalani pemeriksaan. Namun, data nama-nama dan lokasi kejadian sudah terkonfirmasi,” jelasnya, Sabtu (14/12/2024).

    Joko menambahkan KDD NTB bekerja sama dengan lembaga lain untuk memberikan pendampingan kepada para korban. Langkah ini dilakukan agar korban merasa aman dan siap untuk memberikan kesaksian.

    Berdasarkan investigasi yang dilakukan KDD NTB, mayoritas tempat kejadian perkara (TKP) berada di sekitar kawasan Taman Udayana dan Sangkareang. Namun, tindakan pelecehan hingga ke tahap persetubuhan dilakukan di tiga lokasi berbeda, yaitu Nang Homestay, Gora Homestay, dan salah satu kos-kosan bertarif harian di kawasan tersebut.

    “Yang cukup memprihatinkan adalah salah satu korban yang berusia 28 tahun. Dia sudah bukan mahasiswa lagi dan saat ini sedang bekerja. Modus yang digunakan tersangka hampir sama: berpura-pura menawarkan bantuan setelah korban mengalami gangguan, seperti catcalling, di lokasi umum seperti Taman Udayana,” ungkapnya terkait kasus kasus pelecehan seksual Agus Buntung.

    Kasus ini semakin menjadi sorotan karena adanya bukti-bukti yang mengindikasikan pola kejahatan serupa terhadap beberapa korban. Terkait korban lainnya, KDD NTB telah melakukan pendekatan secara hati-hati, terutama terhadap anak-anak yang menjadi korban.

    Salah satu korban yang masih anak di bawah umur dilaporkan mengalami pelecehan setelah tersangka berhasil melakukan persuasi. Bahkan, sempat viral di media sosial foto tersangka bersama salah satu korban, yang kini telah diidentifikasi oleh KDD NTB.

    “Korban ini sudah kami identifikasi, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) telah melakukan pendekatan di sekolah untuk mendukung proses pemulihan mereka. Pendekatan ini dilakukan untuk memastikan korban mendapatkan perlindungan psikologis yang optimal,” paparnya.

    Saat ini, beredar informasi mengenai kemungkinan adanya 19 korban. Namun, Joko Jumadi menegaskan KDD NTB hanya fokus pada data yang telah terverifikasi.

    “Dua korban yang disebutkan di media sosial belum masuk ke data resmi kami. Ada juga foto viral yang sudah kami identifikasi, dan nama korban tersebut telah kami kantongi. Kami terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memverifikasi data secara menyeluruh,” jelasnya.

    KDD NTB bersama LPA dan Polda NTB terus memperkuat upaya perlindungan terhadap korban, termasuk menindaklanjuti laporan dan data baru yang masuk. Dalam kasus ini, pendekatan lintas sektor dianggap sangat penting untuk memberikan pendampingan kepada korban sekaligus memastikan proses hukum kasus pelecehan seksual Agus Buntung berjalan dengan baik.

  • Disdik Tanjungpinang Selesaikan Polemik Siswa Protes Hadiah Uang Lomba Dipotong 50 Persen

    Disdik Tanjungpinang Selesaikan Polemik Siswa Protes Hadiah Uang Lomba Dipotong 50 Persen

    Tanjungpinang, Beritasatu.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Tanjungpinang telah menyelesaikan polemik siswa sekolah dasar (SD) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), yang terancam dikeluarkan dari sekolah seusai orang tua protes hadiah uang hadiah lomba dipotong 50% oleh pihak sekolah. 

    Hal itu seusai pihak keluarga dan sekolah menjalani mediasi di Disdik Tanjungpinang.

    Kepala Disdik Tanjungpinang Teguh Ahmad Syafari mengatakan, polemik siswa SD protes hadiah lomba itu terjadi lantaran adanya salah komunikasi antara kepala sekolah (kepsek) dengan wali murid.

    “Ini masalah  salah komunikasi yang mungkin belum tersampaikan. Saya menyarankan mereka sering duduk berdua,” kata Teguh dikutip Radarsatu.com yang merupakan network Beritasatu.com, Jumat (13/12/2024)  

    Teguh menjelaskan, terdapat sejumlah hal yang menjadi pembahasan dalam mediasi itu. Pertama, pemindahan siswa tersebut. Kedua, pemotongan uang hadiah lomba yang kabarnya mencapai 50%. “Terkait anak yang dikeluarkan atau pindah itu tidak benar. Apalagi sekarang masa ujian. Proses perpindahan itu di dinas, bukan sekolah,” ucapnya.

    Soal pemotongan hadiah akibat wali siswa SD protes, kata dia, juga tidak benar. Setelah duduk bersama, pihak wali murid paham tidak ada pemotongan. “Alhamdulillah orang tuanya memahami,” tambah Teguh.

    Ia melanjutkan, pertemuan itu juga memastikan siswa berprestasi di tingkat provinsi itu tetap bersekolah seperti biasa.

    Teguh mengaku tidak pernah menerima surat pemindahan atau pengeluaran siswa itu dari tempat bersekolah. “Anaknya baru kemarin kita kasih bunga dan kue. Jadi tetap bersekolah. Itu anak pintar,” ujarnya.

    Sebelumnya, Disdik Tanjungpinang menanggapi polemik pembagian uang hadiah lomba yang berujung seorang siswa terancam dikeluarkan dari sekolah. “Saya tidak bisa ambil langkah sendiri, saya harus bahas dahulu bersama pimpinan,” kata Kasi Pembinaan SD Disdik Tanjungpinang, Achmad Suprapto.

    Ia mengaku, telah mengetahui polemik siswa SD protes hadiah lomba. Bahkan, ia telah bertemu dengan kepala sekolah (kepsek) tersebut.

    Sementara wali murid siswa tersebut, Indra Imran mengatakan, polemik itu bermula saat ia memprotes dugaan pemotongan uang hadiah lomba tingkat provinsi yang dimenangkan anaknya. Potongan itu mencapai 50% dari jumlah hadiah yang didapat anaknya. Dari hadiah Rp 4 juta, anaknya hanya menerima uang senilai Rp 1,9 juta.

    Menurutnya, potongan itu tanpa alasan jelas. Ia pun kecewa dan sontak protes ke pihak sekolah. Dia juga sempat meminta pihak sekolah mengembalikan uang lomba yang dipotong, serta memindahkan anaknya ke sekolah lain.

    Kini polemik wali siswa SD protes hadiah lomba sudah berakhir damai. 

  • Kronologis Siswa SD di Tanjungpinang Dikeluarkan karena Tolak Hadiah Dipotong 50 Persen untuk Sekolah

    Kronologis Siswa SD di Tanjungpinang Dikeluarkan karena Tolak Hadiah Dipotong 50 Persen untuk Sekolah

    Jakarta, Beritasatu.com – Seorang siswa sekolah dasar (SD) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menghadapi ancaman dikeluarkan dari sekolah. Kronologis awal siswa itu terancam dikeluarkan setelah orang tuanya memprotes dugaan pemotongan hadiah lomba sebesar 50% oleh pihak sekolah.

    Orang tua siswa Indra Imran mengungkapkan, polemik ini bermula ketika hadiah lomba tingkat provinsi yang dimenangkan anaknya diduga dipotong sebesar 50% tanpa alasan yang jelas. Dari jumlah hadiah sebesar Rp 3,8 juta setelah pajak, anaknya hanya menerima Rp 1,9 juta.

    “Saya memprotes pemotongan tersebut karena tidak ada penjelasan transparan dari pihak sekolah,” ujar Indra, seperti dikutip dari Radarsatu.com, media network Beritasatu.com, Sabtu (14/12/2024).

    Indra mengaku kecewa dan meminta pihak sekolah mengembalikan uang yang telah dipotong. Namun, protes ini berujung pada tindakan sekolah yang mengeluarkan surat permohonan pindah atas nama anaknya. Surat tersebut bahkan sudah ditandatangani oleh pelaksana tugas kepala sekolah SDN 005, meskipun Indra menolak menandatanganinya.

    “Setelah saya protes, pihak sekolah langsung membuat surat pindah atas nama istri saya, tanpa sepengetahuan kami. Surat itu juga sudah ditandatangani oleh kepala sekolah,” ujar Indra, orang tua siswa SD di Tanjungpinang tersebut.

    Indra meminta Dinas Pendidikan Tanjungpinang untuk mengambil langkah agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan tanpa hambatan.

    Saat ini, anak Indra berada dalam situasi yang tidak menentu di sekolahnya. Ia menyebutkan bahwa status anaknya menjadi siswa tumpangan di sekolah tersebut karena adanya surat pemindahan yang dikeluarkan.

    “Mau tidak mau kami harus mencari sekolah baru karena anak kami seolah tidak dianggap lagi di sekolah saat ini,” keluhnya.

    Kepala Sekolah SDN 005 Ririndra Hidayat, membantah adanya pemotongan hadiah. Ia mengaku uang hadiah telah diserahkan secara utuh kepada siswa. “Sekolah tidak memotong hadiah apa pun. Yang bersangkutan menerima hadiah secara penuh,” ucap dia.

    Terkait surat pemindahan, ia menyebutkan bahwa langkah tersebut dilakukan berdasarkan permintaan orang tua siswa, bukan inisiatif sekolah.

    “Orang tua siswa sendiri yang meminta agar anaknya pindah setelah ujian selesai. Hal ini juga sudah disampaikan kepada Dinas Pendidikan,” jelas Ririndra.

    Lebih lanjut, orang tua siswa SD di Tanjungpinang berharap Dinas Pendidikan Tanjungpinang dapat segera menyelesaikan konflik ini agar anaknya bisa melanjutkan pendidikan tanpa tekanan. “Anak saya punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa perlu merasa terintimidasi. Kami ingin ada keadilan dan kejelasan atas kasus ini,” tutup Indra.
     

  • Siswa SD di Tanjungpinang Terancam Dikeluarkan dari Sekolah karena Protes Uang Hadiah Lomba Dipotong

    Siswa SD di Tanjungpinang Terancam Dikeluarkan dari Sekolah karena Protes Uang Hadiah Lomba Dipotong

    Tanjungpinang, Beritasatu.com – Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), terancam dikeluarkan dari sekolah lantaran protes uang hadiah lomba dipotong pihak sekolah.

    Wali murid siswa tersebut, Indra Imran mengatakan, ancaman itu muncul setelah ia memprotes dugaan pemotongan uang hadiah lomba tingkat provinsi yang dimenangkan anaknya. Potongan itu mencapai 50% dari jumlah hadiah yang didapat anaknya. “Dari hadiah Rp 3,8 juta (seusai potong pajak), anaknya hanya menerima uang senilai Rp 1,9 juta,” kata Indra dikutip Radarsatu.com yang merupakan network Beritasatu.com, Kamis (12/12/2024)  

    Menurutnya, pemotongan hadiah itu tanpa alasan jelas. Ia pun kecewa dan sontak protes tindakan pihak sekolah itu. Orang tua siswa meminta pihak sekolah mengembalikan uang lomba yang dipotong, serta memindahkan anaknya ke sekolah lain.

    “Jadi setelah saya tahu hadiah itu dipotong dari sekolah, saya sempat protes, karena protes itu, sekolah langsung membuat surat permohonan pindah mengatasnamakan istri saya,” katanya.

    Tak hanya itu, pihak sekolah mengeluarkan surat pemindahan untuk anaknya. “Selain itu, surat keterangan pindah sekolah itu sudah ditandatangani oleh plt kepsek SDN 005,” tambahnya.

    Namun, ia menolak menandatangani surat tersebut. Indra berharap, Dinas Pendidikan Tanjungpinang dapat turun tangan menengahi permasalahan siswa SD di Tanjungpinang dikeluarkan. 

    “Akibat surat ini, anak kami statusnya jadi menumpang sekolah. Mau tidak mau kami akan pindah karena kami tidak mau anak kami tidak dianggap di sekolah,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) Ririndra Hidayat membantah pemotongan hadiah lomba. Menurutnya, uang hadiah itu telah ia serahkan seutuhnya kepada siswa. “Tidak ada sama sekali sekolah melakukan pemotongan. Yang bersangkutan full terima bersih (hadiah lomba),” tegas Hidayat.

    Di tengah polemik siswa SD di Tanjungpinang dikeluarkan, pihak sekolah mengungkapkan pemindahan siswa sesuai permintaan orang tua. Bahkan, pemberhentian dan pemindahan siswa itu ke sekolah lain sudah disampaikan ke Disdik Tanjungpinang. “Kata orang tuanya sampai habis ujian baru pindah. Sudah dijelaskan ke Disdik dan sudah tahu, bukan saya yang mengeluarkan,” tuturnya.

  • Kapal Penyeberangan Merak-Bakauheni Bersenggolan dengan Tanker Akibat Cuaca Buruk

    Kapal Penyeberangan Merak-Bakauheni Bersenggolan dengan Tanker Akibat Cuaca Buruk

    Merak, Beritasatu.com – Kabar tidak sedap datang dari kapal penyeberangan Merak-Bakauheni, yaitu KMP Trimas Fhadila yang mengalami musibah setelah bersenggolan dengan tanker. Senggolan itu terjadi akibat cuaca buruk.

    “Innalilahi, info terkini KMP Trimas Fhadila terseret arus sampai menyenggol kapal tanker,” tulis akun Instagram @penyebrangan_pelabuhanmerak, Sabtu (14/12/2024).

    Dalam video yang diunggah, terlihat sejumlah penumpang yang ada di KMP Trimas Fhadila mengalami kepanikan. Pasalnya, derasnya arus laut membuat KMP Trimas Fadihila semakin cepat mendekati tanker.

    Dentuman keras pun terdengar saat KMP Trimas Fhadila membentur bodi tanker.

    “Ya Allah, ya Allah. Astagfirullahaladzim, selamat kan kami dari musibah ini,” ujar salah satu penumpang yang ada di KMP Trimas Fhadila.

    Beruntung, atas kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

    “Alhamdulillah, kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa ataupun terdapat bahaya pada badan kapal. Akibat benturan itu membuat muatan penumpang dan kendaraan bergoyang,” kata akun tersebut.

    Melihat unggahan tersebut, membuat netizen ramai-ramai mendoakan agar kapal penyeberangan KMP Trimas Fhadila tujuan Merak-Bakauheni yang bersenggolan dengan kapal tanker dalam keadaan selamat.

    “Lindungilah semua saudara-saudara yang berada di kapal. Amin,” tulis netizen.

    “Semoga semua saudara-saudara kita yang berada di kapal diberikan keselamatan,” tulis netizen lagi.

    “Semoga semua yang melakukan penyeberangan diberikan perlindungan dan keselamatan,” tulis netizen.

    “Semoga Allah Swt melindungi semua orang yang ada di dalam kapal,” tulis netizen lainnya yang mendoakan penumpang kapal penyeberangan Merak-Bakauheni yang bersenggolan dengan tanker dalam keadaan selamat.

  • Terduga Pelaku Penganiayaan Koas Unsri Diperiksa Polda Sumsel

    Terduga Pelaku Penganiayaan Koas Unsri Diperiksa Polda Sumsel

    Palembang, Beritasatu.com – Terduga pelaku kasus penganiayaan seorang koas atau koasisten (dokter muda) Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, Sumatera Selatan, memenuhi panggilan Unit V Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan (Sumsel).

    Pemanggilan terduga pelaku dilakukan setelah korban penganiayaan koas Unsri bernama Muhammad Lutfi, melaporkan kejadian penganiyaan yang dialaminya sekira pukul 17.00 WIB pada salah satu cafe yang berada di Jalan Demang Lebar Daun Kecamatan, Ilir I Palembang, Rabu (11/12/2024).

    Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sunarto mengatakan, koas Unsri mengalami luka lebam pada bagian pelipis sebelah kiri. Kemudian, terdapat lebam pada bagian mata akibat penganiayaan yang dilakukan oleh terlapor.

    “Saat ini koas Unsri yang dianiaya masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara,” kata Kombes Pol Sunarto kepada awak media, Jumat (13/12/2024).

    Dikatakan Sunarto, saat ini terduga pelaku penganiayaan koas Unsri masih diperiksa oleh penyidik. Terduga pelaku penganiayaan koas Unsri masih dilakukan pemeriksaan oleh penyidik terkait peristiwa tersebut.

    “Benar, terduga pelaku penganiayaan koas Unsri pada Fakultas Kedokteran bernama Muhammad Lutfi sudah berada di Unit 5 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel. Dia datang ditemani pengacaranya,” ujar Kombes Pol Sunarto.

    Terkait proses penahanan, Kombes Pol Sunarto mengatakan belum mengetahui. Pasalnya, terduga pelaku penganiyaan koas Unsri masih dalam proses pemeriksaan.

    “Masih dilakukan pemeriksaan oleh penyidik,” paparnya.

    Terkait laporan korban, dijelaskan Sunarto bahwa pada Rabu (11/12/2024), korban sudah membuat laporan ke SPKT Polda Sumsel.

    Kombes Pol Sunarto menyebut, dari tempat kejadian perkara (TKP) terjadinya penganiayaan koas Unsri, pihaknya berhasil mengamankan rekaman CCTV.

    “Tim yang mendatangi TKP sudah mengamankan CCTV,” tutur Kombes Pol Sunarto menjelaskan soal penganiayaan koas Unsri.

  • Orang Tua Korban Penganiayaan Koas Unsri Minta Pelaku Diproses secara Hukum

    Orang Tua Korban Penganiayaan Koas Unsri Minta Pelaku Diproses secara Hukum

    Palembang, Beritasatu.com –  Wahyu Hidayat selaku orang tua Muhammad Lutfi dalam kasus penganiayaan koas atau koasisten (dokter muda) Universitas Sriwijaya (Unsri) di salah satu kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang, meminta proses hukum harus terus berjalan.

    “Kami kecewa dengan peristiwa ini dan keadilan harus ditegakkan. Kami sudah melaporkan kejadian ini pada kepolisian dan berharap terduga pelaku penganiayaan koas Unsri dapat diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia,” kata Wahyu Hidayat di Rumah Sakit Bhayangkara M Hasan Palembang, Jumat (13/12/2024).

    Terkait dengan pemeriksaan pelaku penganiayaan koas Unsri di Polda Sumatera Selatan (Sumsel), Wahyu Hidayat menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian dan tentunya harus dilakukan pengawalan.

    Untuk kondisi Lutfi saat ini, Wahyu menyebut sudah mulai membaik dan diperbolehkan pulang dan harus beristirahat di rumah. Hanya saja, Lutfi yang menjadi korban penganiayaan koas Unsri masih mengalami syok atas kejadian yang dialaminya.

    Wahyu menegaskan, hingga saat ini belum ada keluarga pelaku penganiayaan koas Unsri itu untuk menemuinya.

    Sebelumnya, seorang dokter muda yang bertugas di Rumah Sakit Siti Fatimah Palembang menjadi korban penganiayaan. Korban babak belur dipukuli oleh seseorang pria berbaju merah yang diduga suruhan orang tua junior korban di salah satu kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang, Rabu (11/12/2024).

    Aksi pemukulan tersebut viral di sosial media. Dalam video berdurasi 12 detik itu, korban yang merupakan koas di dan masih mengenakan seragam dokter muda terlihat dipukuli oleh seorang pria berbaju merah. Pemukulan itu diduga akibat ketidakpuasan terhadap jadwal piket koas junior pada Natal dan Tahun Baru yang dibuat korban.

    Akibat pemukulan tersebut, koas Unsri berinisial MLH yang dianiaya mengalami luka memar pada bagian wajah dan mata. Korban dalam kasus penganiayaan koas Unsri hingga saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara M Hasan Palembang. Koas yang menjadi korban penganiayaan sudah menjalani visum.