Category: Beritasatu.com Regional

  • Gunung Ibu Masih Erupsi, 6 Desa Masuk Zona Bahaya Ancaman Lava Pijar

    Gunung Ibu Masih Erupsi, 6 Desa Masuk Zona Bahaya Ancaman Lava Pijar

    Halmahera Barat, Beritasatu.com – Setelah statusnya naik dari level III ke level IV awas, Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara masih terus erupsi. Tinggi kolom asap teramati sekitar 400-800 meter di atas puncak gunung.

    Analis Data Ilmia Pertama Badan Geologi Sulistiyani melaporkan terjadi 13 kali gempa letusan dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi maksimal 70 detik. 

    “Kemudian sudah tercatat sudah 28 kali gempa embusan, 80 kali gempa vulkanik dangkal, delapan kali gempa vulkanik dalam, dan lima kali gempa tektonik jauh,” kata Sulistiyani di Pos Pengamatan Gunung Api Ibu, di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Jumat (17/1/2025).

    Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di dalam radius lima kilometer dari puncak Gunung Ibu dan radius enam kilometer untuk daerah rekomendasi bahaya ke arah bukaan kawah di arah utara dari puncak gunung Ibu.

    “Terdapat enam desa yang harus dilakukan evakuasi. Jadi kami memang rekomendasinya seperti itu karena memang ada potensi bahaya yang ke daerah tersebut,” ucapnya.

    Menurutnya, eupsi Gunung Ibu tidak hanya teramati pada siang hari, tetapi juga pada malam hari terjadi lontaran lava pijar dari puncak gunung. Terdapat enam desa di Kecamatan Tabaru, masuk pada area zona merah sehingga benar-benar ada ancaman bahaya awan panas.

    “Betul kalau malam hari beberapa kali ada lava pijar dan terlihat dari beberapa sisi yaitu ada api diam yang ada di puncak Gunung Ibu. Nah, ini merupakan ancaman bahayanya saat ini berupa awan panas guguran kemudian aliran lava kemudian jatuhan material vulkanik”, jelasnya.

    Hingga di hari ke tiga status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Ibu, tercatat sebanyak 207 jiwa mengungsi. Mereka ditempatkan di gedung, gereja dan kantor desa di Desa Tongute Sungi, yang berada di Kecamatan Ibu Tengah.

    Meski begitu masih banyak warga yang belum mau diungsikan. Saat ini pemerintah daerah melalui Badan Pelanggulangan Bencana (BPBD), TNI, dan Polri terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait ancaman bahaya erupsi Gunung Ibu.

  • 13 Tahun Buron, Terpidana Korupsi Iwan Rinaldi Ganti Nama Jadi Rudi Aditya Yahya

    13 Tahun Buron, Terpidana Korupsi Iwan Rinaldi Ganti Nama Jadi Rudi Aditya Yahya

    Pangkal Pinang, Beritasatu.com – Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung menangkap Iwan Rinaldi (60), terpidana kasus korupsi Sistem Administrasi Pimpinan (SAP) Kantor Arsip Kota Pangkal Pinang, setelah masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 2012.

    Selama 13 tahun buron, Iwan Rinaldi ternyata sudah mengganti identitas menjadi Rudi Aditya Yahya untuk mengelabui petugas.

    Asisten Intelijen Kejati Bangka Belitung Fadil Regan mengatakan Iwan Rinaldi ditangkap di rumahnya di kawasan Kota Bogor, Jawa Barat.

    “Yang bersangkutan ini dalam pelariannya ini sudah berganti identitas. Jadi pada saat yang bersangkutan ini mengetahui adanya putusan Mahkamah Agung di tahun 2012, yang bersangkutan ini sedang berada di Jakarta setelah dia mengetahui yang bersangkutan ini mengganti identitasnya,” kata Fadil Regan di Pangkal Pinang, Jumat (17/1/2025).

    Pada 2012, MA memutuskan menjatuhkan vonis empat tahun penjara kepada Iwan dan denda Rp 200 juta subsiser dua bulan kurungan. Namun, terpidana korupsi Iwan Rinaldi kabur dan belum diekseskusi.

    “Dalam pelariannya selama hampir 13 tahun, Iwan Rinaldi telah mengganti identitas diri menjadi Rudi Aditya Yahya,” ujar Fadil.

  • Kasus Meningkat, Pemda DIY Percepat Vaksinasi PMK Sapi Perah dan Sapi Potong

    Kasus Meningkat, Pemda DIY Percepat Vaksinasi PMK Sapi Perah dan Sapi Potong

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY telah menerima 11.000 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Kementerian Pertanian. Vaksinasi langsung digencarkan dengan prioritas sapi perah dan sapi potong di lima wilayah DIY untuk menekan penyebaran penyakit.

    Kepala DPKP DIY Syam Arjayanti menyatakan, 11.000 dosis vaksin ini merupakan tahap awal dari pengajuan 113.450 dosis vaksin PMK yang diajukan ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian.

    “Kasus PMK di DIY meningkat, tetapi belum tersedia anggaran memadai pada awal Januari 2025. Karena itu, kami meminta tambahan 113.450 dosis. Tahap pertama telah didistribusikan ke kabupaten/kota di DIY, fokus pada sapi perah dan sapi potong,” ujarnya, Kamis (16/1/2025).

    Rencana dropping selanjutnya meliputi 34.035 dosis pada Februari 2025, 11.345 dosis masing-masing pada Maret, Juli, dan September 2025, serta 34.035 dosis pada Agustus 2025. Vaksinasi sapi menjadi prioritas, sedangkan vaksinasi kambing dan domba akan melibatkan bantuan dari Bank Indonesia, Bank BPD DIY, dan Baznas.

    Koordinasi dengan Berbagai Pihak
    Syam menjelaskan pentingnya sinergi dengan dokter hewan dan pemangku kepentingan lain untuk mempercepat vaksinasi. 

    “Kami butuh bantuan untuk vaksinasi karena populasi ternak cukup besar. Juga diperlukan obat-obatan dan vitamin untuk meningkatkan stamina ternak. Kami berkoordinasi dengan peternak untuk mempercepat vaksinasi dan pengawasan lalu lintas ternak agar kasus tidak menyebar,” tambahnya.

    Meski belum menutup lalu lintas ternak, vaksinasi difokuskan pada daerah sehat (zona hijau). “Kami serahkan prioritas vaksinasi kepada kabupaten/kota, mengingat belum bisa menjangkau seluruh populasi ternak di DIY. Kami juga berharap dukungan CSR untuk memperluas cakupan vaksinasi,” tandasnya soal vaksinasi PMK di wilayahnya.

    Status Tertular dan Langkah Penanganan
    Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 708 Tahun 2024, DIY berstatus tertular PMK, bukan wabah. Oleh karena itu, karantina wilayah belum diterapkan. Namun, langkah-langkah seperti peningkatan biosekuriti, pemberian vitamin, isolasi ternak terpapar, hingga penutupan sementara pasar hewan tetap dilakukan.

    “Peternak tidak perlu panik karena PMK bisa diobati. Kami mendorong peternak untuk mulai membeli vaksin secara mandiri, dengan biaya sekitar Rp 30.000 per dosis yang diberikan dua kali setahun,” ungkap Syam terkait vaksinasi PMK.

    Hingga 15 Januari 2025, tercatat 2.329 kasus PMK di DIY. Sebanyak 20 ternak sembuh, 166 mati, dan 53 dipotong paksa. Kasus aktif tersisa 2.090, mayoritas sapi. Sejak Desember 2024, sebanyak 1.314 ternak telah divaksin, mencakup 16% dari total populasi sapi potong (285.060 ekor) dan sapi perah (2.992 ekor).

    Dengan cakupan vaksinasi yang masih rendah, Pemprov DIY terus mendorong percepatan vaksinasi demi melindungi ternak dan menekan penyebaran PMK.

  • Pemda Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ibu, Jumlah Pengungsi Capai 207 Jiwa

    Pemda Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ibu, Jumlah Pengungsi Capai 207 Jiwa

    Jailolo, Beritasatu.com – Sejak Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, menetapkan status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Ibu pada Rabu (15/1/2025), jumlah warga yang mengungsi terus bertambah.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat, jumlah pengungsi awalnya sebanyak 120 jiwa yang bertempat di gedung gereja Desa Tongute Sungi, Kecamatan Ibu. Hingga Jumat (17/1/2025), jumlah tersebut meningkat menjadi 207 jiwa dari 82 kepala keluarga (KK). Para pengungsi ini berasal dari Desa Sangaji Neku, salah satu dari enam desa yang masuk dalam zona merah erupsi Gunung Ibu.

    Heti Carue, salah satu warga Desa Sangaji Neku yang mengungsi, mengaku bahwa kondisi di desanya sudah tidak nyaman akibat debu vulkanik dan aktivitas erupsi. “Banyak debu yang mengganggu kesehatan, terutama anak-anak. Kami bahkan tidak bisa ke kebun untuk mencari makanan,” ungkap Heti pada Jumat (17/1/2025).

    Selain debu, Heti juga menceritakan pengalaman saat erupsi Gunung Ibu terjadi di malam hari. Lava pijar yang terlontar dari puncak gunung membuat warga khawatir, ditambah getaran yang menyebabkan dinding rumah bergetar. “Kami langsung memutuskan untuk mengungsi,” tambahnya.

    Namun, kebutuhan pengungsi belum sepenuhnya terpenuhi. Heti menyebutkan perlengkapan bayi seperti susu dan makanan anak-anak masih menjadi kebutuhan mendesak yang belum tersedia.

    Kepala BPBD Halmahera Barat, Gunawan MT Ali, menyatakan bahwa enam desa di kaki Gunung Ibu telah dinyatakan sebagai zona merah. Pemerintah terus berupaya melakukan evakuasi dan memberikan sosialisasi kepada warga tentang bahaya erupsi.

    “Sebagian warga masih menyiapkan barang-barang untuk dibawa ke pengungsian. Kami terus melakukan pendekatan kekeluargaan untuk memastikan mereka bersedia dievakuasi,” jelas Gunawan.

    Pemerintah daerah juga mendapatkan dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI. Tim BNPB telah berada di lokasi untuk memantau, mendampingi, dan membantu penanganan logistik seperti makanan dan minuman bagi para pengungsi.

    Hingga saat ini, aktivitas erupsi Gunung Ibu masih berlangsung dengan status Level IV (Awas). Warga diminta untuk tidak berada dalam radius 5 kilometer dari kawah dan memperhatikan perluasan sektoral sejauh 6 kilometer.

    Pemerintah berharap evakuasi dapat dilakukan dengan lancar untuk melindungi warga dari bahaya erupsi Gunung Ibu yang terus berlanjut.

  • Polisi Pakai Lie Detector Periksa Dosen Penyuka Sesama Jenis yang Lecehkan 15 Mahasiswa di NTB

    Polisi Pakai Lie Detector Periksa Dosen Penyuka Sesama Jenis yang Lecehkan 15 Mahasiswa di NTB

    Jakarta, Beritasatu.com – Polisi masih mengusut kasus dosen pria penyuka sesama jenis di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dosen berinisial LRR itu diduga melecehkan 15 mahasiswanya.

    Polda NTB meminta dukungan tim Laboratorium Forensik Polri untuk membantu menangani kasus dugaan pelecehan seksual sesama jenis oleh dosen LRR. Polisi akan menggunakan lie detector atau alat pendeteksi kebohongan untuk memeriksa LRR.

    “Kami akan meminta bantuan ke labfor terkait penggunaan lie detector terhadap terduga terlapor,” kata Direskrimum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat di Mataram, dikutip dari Antara, Jumat (17/1/2025).

    Penggunaan alat canggih milik Polri tersebut untuk memastikan terduga pelaku jujur dalam pemberian keterangan kepada polisi.

    Dari hasil pemeriksaan sementara, Syarif mengatakan LRR terkesan tidak jujur memberikan keterangan, sehingga dibutuhkan pemeriksaan menggunakan lie detector dari Labfor Polri.

    Sejauh ini, polisi telah mengantongi keterangan empat orang korban, termasuk pelapor kasus dosen penyuka sesama jenis lecehkan mahasiswa.

    Polisi berencana akan merekonstruksi kasus apabila penyidik sudah mengantongi keterangan terduga pelaku dalam pemeriksaan kedua.

    Polda NTB juga berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram dan Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB dalam upaya untuk melihat indikasi pidana dari kasus tersebut.

    “Kalau sudah dirasa cukup, kami akan gelar (perkara) untuk menentukan tindak lanjut penanganan,” ucapnya.

    Polda NTB menangani kasus dugaan dosen penyuka sesama jenis lecehkan mahasiswa berdasarkan laporan salah seorang korban pada 26 Desember 2024.

    Korban yang melapor merupakan bekas mahasiswa dari LRR, dosen yang mengajar di beberapa universitas di Kota Mataram.

    Dalam laporan itu, korban mengaku menerima perilaku pelecehan seksual dari LRR pada medio September 2024 saat ada kegiatan di paguyuban milik pelaku.

  • Puluhan Santri di Sampit Jadi Korban Pencabulan, Polisi Tetapkan Senior sebagai Tersangka

    Puluhan Santri di Sampit Jadi Korban Pencabulan, Polisi Tetapkan Senior sebagai Tersangka

    Kotawaringin Timur, Beritasatu.com – Sebanyak belasan santri di pondok pesantren di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diduga menjadi korban pencabulan atau sodomi oleh seorang santri seniornya.

    Kasus ini terungkap, setelah salah satu santri yang menjadi korban mengadu kepada orang orang tuanya lantaran sudah tidak sanggup lagi menerima perbuatan yang dilakukan oleh pelaku selama tinggal di asrama.

    Orang tua korban yang mengetahui hal ini kemudian mendatangi Polres Kotawaringin Timur dan melaporkan perbuatan pelaku pada Selasa (14/1/2025).

    Tidak membutuhkan waktu lama, Polisi yang menerima laporkan dari orang tua santri ini pun langsung bergerak cepat untuk mengamankan pelaku untuk dilakukan pemeriksaan.

    Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Rezky Maulana Zulkarnain mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku merupakan seorang santri senior berinisial R (18 tahun) yang diberi kepercayaan Pondok Pesantren sebagai pendamping santri baru di asrama. Namun kepercayaan tersebut digunakan pelaku untuk melancarkan aksi bejadnya.

    “Saat ini pelaku sudah kami amankan bersama sejumlah barang bukti, pelaku juga telah ditetapkan sebagai tersangka, dari pengakuan pelaku. Ia melakukan perbuatannya ini sejak Oktober 2024.  Namun keterangan pelaku ini masih terus kami dalami,” kata Rezky. Kamis (16/1/2025).

    Rezky Maulana Zulkarnaen juga mengatakan, dalam menjalankan aksinya, pelaku terlebih dahulu melakukan intimidasi dan pengancaman terhadap korban sehingga korban tidak bisa berbuat apa-apa. Dia menduga kemungkinan besar korban lebih dari satu orang.

    “Dari modus yang dilakukan ini, pelaku melakukan paksaan, intimidasi dan pengancaman terhadap korban, dan ada juga dengan bujuk rayu,” ungkap Rezky.

    Dalam penanganan kasus pencabulan ini, pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan Dinas DP3AP2KB Kotawaringin Timur lantaran kasus ini melibatkan anak di bawah umur.

    Sementara itu, untuk membantu menangani trauma para korban pencabulan yang merupakan santri di Sampit, Polres Kotawaringin Timur bekerja sama dengan Biro SDM Polda Kalteng untuk memberikan pendampingan dan trauma healing.

  • 2 Korban Jembatan Busui yang Runtuh Berhasil Dievakuasi setelah 5 Jam Terjepit

    2 Korban Jembatan Busui yang Runtuh Berhasil Dievakuasi setelah 5 Jam Terjepit

    Paser, Beritasatu.com – Jembatan Busui di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, yang runtuh  menyebabkan dua orang terluka akibat terjepit di dalam kabin truk bermuatan sekitar 50 ton semen curah. Kedua korban berhasil dievakuasi setelah 5 jam terjepit di dalam kabin.

    Dua orang korban yang terjepit di dalam kabin truk trailer itu, yakni sopir truk bernama Azis dan kernetnya, Maskur. Keduanya terjepit di dalam kabin truk trailer yang terguling seusai menabrak tiang Jembatan Busui hingga menyebabkan jembatan penghubung Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan itu runtuh terbelah dua.

    Analis Penyuluh BPBD Kabupaten Paser, Marwansyah mengatakan, proses evakuasi kedua korban sempat berlangsung dramatis lantaran keduanya terjepit di dalam kabin dalam kondisi sadar.

    Petugas gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri dan dibantu oleh masyarakat sekitar, sempat kesulitan untuk melakukan proses evakuasi kedua korban lantaran kondisi truk yang rusak parah.

    Proses evakuasi pun berhasil dilakukan setelah petugas berjibaku di lokasi kejadian selama hampir lima jam. Jembatan Busui itu pun tidak dapat dipergunakan lagi karena putus.

    “Jadi sambil menunggu tim gabungan TNI-Polri dan pihak perusahaan, setelah itu tim gabungan berhasil mengevakuasi korban selama lima jam,” ungkap Marwansyah di lantor BPBD Paser, Kamis (16/1/2025) pagi.

    Menurutnya, pada pukul 04.00 Wita, petugas berhasil mengevakuasi korban pertama bernama Maskur yang merupakan kernet truk trailer nahas itu. Kemudian, korban kedua bernama Azis yang merupakan sopir truk, baru bisa dievakuasi oleh petugas gabungan sekitar pukul 07.10 Wita.

    Diduga kuat, truk trailer nahas itu melaju dengan kecepatan tinggi sehingga tabrakan itu menyebabkan tiang penopang Jembatan Busui ambruk. Jembatan pun runtuh hingga terputus terbelah dua.

     

  • Truk yang Menabrak Jembatan Busui Bawa 50 Ton Semen Curah untuk Proyek IKN

    Truk yang Menabrak Jembatan Busui Bawa 50 Ton Semen Curah untuk Proyek IKN

    Paser, Beritasatu.com – Truk trailer bermuatan semen curah yang menabrak tiang penopang Jembatan Busui di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur hingga menyebabkan jembatan ambruk dan terbelah dua, ternyata membawa 50 ton semen curah. Muatan semen itu dibawa dari Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk proyek pembangunan di wilayah Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur (Kaltim).

    Kecelakaan tunggal yang dialami oleh truk trailer bermuatan semen curah di Jalan Provinsi Desa Busui, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, telah menghebohkan masyarakat.

    Pasalnya, truk trailer itu ternyata membawa muatan hingga 50 ton semen curah, yang rencananya digunakan untuk proyek pembangunan di IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim.

    Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Yuliyanto mengatakan truk trailer yang mengalami kecelakaan menabrak tiang penopang Jembatan Busui itu bermuatan 50 ton semen curah, yang dibawa dari Kalsel menuju ke IKN.

    “Betul tadi pagi, dini hari, Kamis pukul 01.00 itu terjadi kecelakaan. Ada truk trailer yang muatannya adalah semen, berat muatannya itu kira-kira 50 ton, dari Kalimantan Selatan akan dibawa ke IKN,” kata Yuliyanto saat disambangi Beritasatu.com di Mapolda Kaltim.

    Menurutnya, seusai ditabrak truk trailer, Jembatan Busui di Desa Busui, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, ambruk dan terputus. Akibatnya, jalur dari Kalimantan Timur menuju ke Kalimantan Selatan maupun sebaliknya, hingga kini masih lumpuh dan terputus total.

     

  • Jembatan Busui Ambruk dan Terbelah, Jalan Darat Kaltim-Kalsel Lumpuh Total

    Jembatan Busui Ambruk dan Terbelah, Jalan Darat Kaltim-Kalsel Lumpuh Total

    Paser, Beritasatu.com – Jembatan Busui yang ambruk dan terputus terbelah dua seusai ditabrak truk trailer bermuatan semen curah resmi ditutup lantaran tak lagi bisa dilalui kendaraan. Akibatnya, akses jalan darat dari Kalimantan Timur (Kaltim) menuju ke Kalimantan Selatan (Kalsel) maupun sebaliknya kini lumpuh total.

    Seusai kabar Jembatan Busui ambruk dan terputus hingga terbelah dua, puluhan warga setempat terlihat masih memadati di sekitar lokasi jembatan, Kamis (16/1/2025).

    Mereka mayoritas adalah warga dari Desa Busui, Kecamatan Batu Sopang, yang penasaran ingin melihat langsung kondisi jembatan.

    Pasalnya, selain puing-puing reruntuhan jembatan yang belum dilakukan pembersihan, bangkai truk trailer bermuatan semen curah yang menabrak tiang penyangga jembatan juga masih berada di lokasi kejadian dan belum bisa dilakukan evakuasi.

    Jembatan Busui ini merupakan akses jalan utama yang kerap dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat atau lebih, yang akan melakukan perjalanan dengan rute Kaltim menuju ke Kalsel atau sebaliknya.

    Dengan adanya peristiwa ini, Jembatan Busui yang kini ambruk dan terputus hingga terbelah dua, sudah tak lagi bisa dilalui oleh kendaraan, dan mengakibatkan akses jalan darat dari Kaltim menuju Kalsel atau pun sebaliknya, lumpuh total.

    Bahkan, jalanan menuju ke lokasi Jembatan Busui yang biasanya ramai lalu lalang kendaraan, kini tampak sepi.

    Analis BPBD Paser Marwansyah mengatakan, kerusakan parah dari Jembatan Busui ini menyebabkan akses jalan darat dengan rute Kaltim menuju Kalsel atau pun sebaliknya, kini tak lagi bisa dilalui kendaraan.

    “Jadi untuk, kami informasikan untuk akses jalan hari ini tidak bisa dilalui, baik roda empat maupun roda dua karena masih terputus,” ujar Marwansyah kepada Beritasatu.com di Kantor BPBD Paser, Kalimantan Timur.

    Menurutnya, ada dua pilihan jalan alternatif bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dari Kaltim menuju ke Kalsel. Pilihan pertama adalah jalan alternatif menggunakan jalan tambang, atau jalan batu bara, yaitu dari Kecamatan Muara Komam menuju ke Kecamatan Batu Kajang, Kaltim.

    Kemudian, jalan alternatif kedua bagi masyarakat dari Kalsel menuju ke Kaltim, bisa mengambil jalur alternatif melalui jalan provinsi yang berawal dari Kabupaten Kotabaru di Kalsel melewati jalur Kecamatan Sungai Danau, hingga memasuki wilayah Kecamatan Tanah Grogot di Kabupaten Paser, Kalsel.

    “Dan kami informasikan bahwa masyarakat yang mau melintas dari Kalimantan Timur ke Kalimantan Selatan maupun dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Timur, dapat menggunakan akses alternatif lain, yaitu jalan provinsi lainnya yaitu melewati Kotabaru, Sungai Danau, dan seterusnya,” terangnya.

    Sementara itu, sejumlah personel Unit Lakalantas Satlantas Polres Paser telah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kecelakaan truk trailer yang menabrak tiang penyangga jembatan. Hingga kini kasus kecelakaan ini masih dalam tahap penyelidikan.

  • Agus Buntung Mengaku Tak Dapat Fasilitas Disabilitas di Penjara

    Agus Buntung Mengaku Tak Dapat Fasilitas Disabilitas di Penjara

    Mataram, Beritasatu.com – Kasus kekerasan seksual yang melibatkan IWAS alias Agus Buntung menjadi sorotan publik. Kali ini, perdebatan berpusat pada fasilitas yang diterima Agus Buntung selama menjalani hukuman di Lapas Kelas II A Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Agus Buntung menyebut, fasilitas di penjara Lombok Barat tidak memenuhi kriteria disabilitas.

    Berita tentang adanya fasilitas khusus untuk Agus Buntung telah memicu berbagai reaksi, baik dari masyarakat maupun tokoh yang peduli terhadap hak-hak disabilitas.

    Pernyataan itu, dilontarkan Agus Buntung saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Mataram, NTB saat di ruang tahanan pengadilan. Agus Buntung membantah, kabar yang beredar di media terkait fasilitas khusus yang disebut-sebut diberikan kepadanya di Lapas. Menurut Agus Buntung, klaim tersebut tidak sesuai dengan kenyataan.

    “Di sini, saya ingin ungkap kebenaran yang diberitakan ada pendampingan di Lapas kepada disabilitas. Saya ingin diketahui oleh Ketua Disabilitas Daerah (KDD) bahwa hak-hak saya harus dipenuhi, karena semua yang disebutkan di media itu adalah hoaks,” tegas Agus Buntung, Kamis (16/1/2025).

    Pernyataan ini menyoroti pentingnya transparansi dalam pemberitaan terkait kondisi di dalam lapas, khususnya bagi narapidana dengan kebutuhan khusus.

    Menanggapi pengakuan Agus, Ketua Disabilitas Daerah (KDD) NTB, Joko Jumadi, memberikan klarifikasi terkait fasilitas di Lapas Kelas II A Lombok Barat. Joko menjelaskan, fasilitas yang ada telah diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dasar narapidana disabilitas, meski kondisi penjara secara umum tidak bisa dikatakan nyaman.

    “Kalau bicara soal nyaman atau tidak nyaman, tidak ada satu pun penjara atau lapas yang nyaman. Pasti tidak nyaman. Kalau pendamping itu, tenaga dari warga binaan. Kebetulan salah satu pendamping Agus Buntung adalah warga binaan di lapas yang masih ada hubungan keluarga dengannya. Pendampingan ini dilakukan dalam pengawasan petugas lapas,” ujarnya saat membantah pernyataan Agus Buntung.

    Ia menambahkan, Agus Buntung ditempatkan di sel khusus untuk lansia dan disabilitas. Sel tersebut dilengkapi dua kamar mandi, satu dengan toilet duduk dan satu lagi dengan toilet jongkok.

    Joko menegaskan, fasilitas ini disesuaikan dengan kebutuhan narapidana, meski terdapat keterbatasan dalam proses modifikasi.

    Joko Jumadi menegaskan,  tidak ada pengadaan fasilitas senilai ratusan juta rupiah untuk Agus Buntung, seperti yang diberitakan sebelumnya.

    “Yang penting adalah aksesibilitas, dan itu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Contohnya, shower dipasang agar Agus tidak perlu menggunakan gayung,” tambahnya.

    Fasilitas seperti ini bertujuan untuk memastikan narapidana disabilitas tetap mendapatkan hak-hak dasar mereka, meskipun dalam keterbatasan lingkungan penjara. Namun, Joko menyoroti bahwa proses pengadaan dan modifikasi fasilitas tidak bisa dilakukan secara instan.

    Terkait status tahanan Agus Buntung, Joko Jumadi menjelaskan, keputusan penangguhan atau perubahan status tahanan sepenuhnya berada di tangan majelis hakim.

    “Itu adalah hak Agus dan juga merupakan keputusan dari majelis hakim. Semua proses hukum harus dihormati dan dijalankan sesuai aturan,” katanya.