Lombok Barat, Beritasatu.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lombok Barat berkomitmen membina warga binaan melalui pendekatan spiritual. Salah satu bentuk nyata dengan kegiatan Dharma Wacana, siraman rohani yang digelar seusai persembahyangan bersama di Pura Padmasana Bajra Satwa Lapas Lombok Barat, Jumat (17/1/2025). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga binaan beragama Hindu, termasuk IWAS alias Agus Buntung, terpidana terduga kasus kekerasan seksual terhadap penyandang disabilitas.
Dalam acara ini, IWAS atau Agus Buntung terlihat khusyuk mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Ida Pandita Istri Nabe Tapakan Swi Mas Gangga Naraya dari Gedong Suci Griya Saksari, Lombok.
Kepala Lapas Lombok Barat M Fadli menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan holistik bagi warga binaan. Pendekatan spiritual, menurutnya, diharapkan mampu membantu mereka merefleksikan diri dan memperbaiki masa depan.
“Melalui momen suci ini, warga binaan kami diharapkan dapat memperkuat komitmen untuk selalu berbuat baik dan menerapkan ajaran dharma dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kelak menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar M Fadli.
Dalam ceramahnya, Ida Pandita Istri Nabe Tapakan Swi Mas Gangga Naraya mengajak warga binaan untuk merenungkan makna kehidupan. Ia menekankan bahwa manusia, dengan kemampuan berpikirnya, memiliki potensi untuk mencapai kebahagiaan sejati.
“Namun, jalan menuju kebahagiaan tidak selalu mudah. Hukum karma mengajarkan bahwa apa yang kita alami saat ini adalah hasil dari perbuatan kita di masa lalu,” jelas Ida Pandita.
Pemahaman ini diharapkan dapat membuat warga binaan lebih sadar akan tindakan mereka di masa depan dan mulai menjalani hidup yang lebih baik.
Lapas Lombok Barat terus berupaya memberikan pembinaan yang menyeluruh, mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual. Kegiatan Dharma Wacana menjadi salah satu langkah nyata untuk membantu warga binaan kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik dan siap memberikan kontribusi positif.
“Kami ingin memastikan bahwa pembinaan di Lapas ini tidak hanya fokus pada aspek hukum, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan yang lebih mendalam. Kami percaya bahwa setiap individu memiliki peluang untuk berubah,” tambah M Fadli.
Melalui kegiatan ini, Lapas Lombok Barat berharap dapat menciptakan lingkungan yang mendukung transformasi positif bagi para warga binaan. Kegiatan spiritual seperti Dharma Wacana memberikan ruang refleksi yang efektif untuk membantu mereka menjalani hidup dengan penuh kesadaran terhadap nilai-nilai dharma.
Dengan pembinaan berkelanjutan, warga binaan diharapkan dapat keluar dari masa tahanan sebagai individu yang lebih baik dan mampu berkontribusi bagi masyarakat.
“Kami optimistis bahwa pendekatan holistik ini dapat membantu menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi mereka, selaras dengan ajaran kebaikan,” pungkas M Fadli.
Acara Dharma Wacana yang diikuti oleh Agus Buntung ini membuktikan bahwa Lapas Lombok Barat bukan hanya tempat penahanan, tetapi juga institusi pembinaan yang memberikan kesempatan kedua bagi para penghuninya.