Category: Beritasatu.com Regional

  • Rekonstruksi Pembunuhan Karyawati di Balikpapan Ricuh, Tersangka dan Kuasa Hukum Dihajar Keluarga Korban

    Rekonstruksi Pembunuhan Karyawati di Balikpapan Ricuh, Tersangka dan Kuasa Hukum Dihajar Keluarga Korban

    Balikpapan, Beritasatu.com – Rekonstruksi kasus pembunuhan karyawati kedai makanan Korea di Balikpapan, Kalimantan Timur, berlangsung ricuh pada Senin (3/2/2025). Tersangka berinisial MRS (21) dan kuasa hukumnya, Yohanes Maroko, menjadi sasaran amukan keluarga korban saat tersangka digiring masuk ke mobil tahanan.

    Kericuhan ini bermula ketika keluarga korban tiba-tiba menyerang tersangka, menyebabkan MRS dan kuasa hukumnya terkena bogem mentah. Bahkan, ibu korban jatuh pingsan setelah histeris menyaksikan rekonstruksi tersebut.

    Polisi langsung mengamankan pelaku penyerangan dari pihak keluarga korban untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Sebelumnya, rekonstruksi berlangsung lancar di kedai tempat kejadian di Jalan Indrakila, Kecamatan Balikpapan Utara. Tersangka MRS (21) memperagakan 33 adegan, mulai dari kedatangannya di kedai hingga aksi pembunuhan terhadap korban yang saat itu berada di dapur.

    Keluarga korban awalnya menyaksikan dengan tenang rekonstruksi pembunuhan karyawati Balikpapan di bawah penjagaan ketat puluhan personel kepolisian. Namun, situasi berubah saat tersangka akan digiring ke mobil tahanan, memicu aksi penyerangan terhadap MRS dan kuasa hukumnya.

    Kuasa hukum tersangka, Yohanes Maroko, mengakui insiden ini dipicu kemarahan keluarga korban yang tidak terima dengan kejahatan yang dilakukan MRS.

    “Pihak keluarga korban keberatan dengan hasil rekonstruksi, mereka tidak puas karena korban meninggal secara tragis di tempat kejadian,” ujar Yohanes saat ditemui di Polsek Balikpapan Utara, Senin (3/2/2025).

    Meski terkena pukulan, Yohanes dan tersangka tidak akan melaporkan insiden ini. “Oh tidak, tidak. Saya sendiri juga kena pukul tadi, tetapi kami tidak akan melaporkan,” tambahnya.

    Dalam kasus pembunuhan karyawati di Balikpapan, tersangka MRS telah mengakui seluruh perbuatannya. MRS dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

  • Banjir Bandang di Bima, 3 Orang Meninggal dan 5 Hilang

    Banjir Bandang di Bima, 3 Orang Meninggal dan 5 Hilang

    Bima, Beritasatu.com – Pascabanjir bandang yang melanda Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengakibatkan delapan orang dilaporkan hilang yang diduga hanyut terseret banjir bandang. Dari delapan orang, tiga di antaranya berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, yaitu Hermawati (40) asal Desa Wora, Aisah (5) dari Desa Nangawera, dan Burhan (50) warga Desa Nunggi.

    Sementara lima orang korban lagi belum ditemukan, yakni masing-masing atas nama Ibrahim (75) asal Nangawera, Yani (28) asal Nangawera, Juliani (32) Nangawer, Irgi (4) Nangawera dan One (10 bulan) asal Nangawera Kecamatan Wera.

    “Kami telah menemukan tiga korban jiwa dari Kecamatan Wera, tetapi masih ada lima korban yang kami fokuskan untuk pencarian esok hari,” ungkap Koordinator Lapangan Pos SAR Bima, Kurais kepada awak media, Senin (3/2/2025).

    Pencarian korban tidak berjalan mulus. Cuaca yang tidak menentu menjadi kendala utama tim SAR dalam menjalankan tugasnya.

    “Kendala utama dalam pencarian adalah cuaca yang tidak beraturan, yang kami khawatirkan dapat menyebabkan banjir susulan,” tambahnya.

    Sejak Minggu (2/2/2025) malam, tim rescue dari Pos SAR Bima dikerahkan untuk melakukan upaya pencarian bersama dengan TNI, Polri, BPBD Bima, Polair Kota Bima, PMI, Tagana, TSBK Kota Bima, Potensi 204 Bima, relawan, aparatur desa, masyarakat setempat, dan pihak terkait lainnya.

    “Upaya pencarian dilakukan dengan menyisir aliran sungai hingga ke muara menggunakan perahu karet,” jelasnya.

    Untuk pencarian, rencana tim SAR dibagi menjadi dua kelompok. Tim pertama akan melakukan penyisiran mulai dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menuju muara.

    “Sementara itu, tim kedua akan melanjutkan pencarian di muara,” pungkasnya.

    Sebelumnya banjir bandang melanda dua kecamatan di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (2/2/2025) pukul 19.00 WITA.

    Hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan luapan air dari pegunungan yang membawa material kayu dan batu, merendam permukiman warga di Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi.

  • Motif Penganiayaan Bocah 10 Tahun di Nias Selatan Terungkap: Tantenya Kesal Karena Tak Pulang Selama 3 Hari

    Motif Penganiayaan Bocah 10 Tahun di Nias Selatan Terungkap: Tantenya Kesal Karena Tak Pulang Selama 3 Hari

    Nias Selatan, Beritasatu.com – Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Nias Selatan, Sumatera Utara mengungkap motif tersangka seorang wanita berinisial DE yang merupakan tantenya melakukan penganiayaan terhadap NN bocah perempuan 10 tahun di Nias Selatan, Sumatera Utara. Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan, motif DE melakukan penganiayaan lantaran kesal NN tidak pulang ke rumah selama tiga hari.

    Kapolres Nias Selatan Komisaris Besar (Kombes) Polisi (Pol) Ferry Mulyana Suryana mengatakan, tersangka DE diduga melakukan penganiayaan terhadap korban NN, hal tersebut diperkuat berdasarkan hasil visum yang mana korban mengalami lebam di bagian paha yang diduga dianiaya oleh tersangka DE yang tidak lain adalah tante dari korban NN.

    “Penganiayaan ini terjadi diakibatkan kekesalan si tantenya, karena NN meninggalkan rumah selama tiga hari. Ini yang membuat tersangka DE melakukan kekerasan terhadap korban yang mengakibatkan luka di bagian paha korban,” kata Kombes Pol Ferry Mulyana kepada awak media, Senin (3/2/2025).

    Kombes Pol Ferry Mulyana menjelaskan, dari hasil pemeriksaan rontgen pada delapan bagian tubuh korban NN yang dilakukan oleh ahli bedah di Rumah Sakit Thomsen Gunung Sitoli mengungkapkan, kaki korban NN yang awalnya cacat diduga patah tulang akibat penganiayaan.

    Polisi juga memastikan, bocah NN mengalami cacat bawaan dari lahir dan bukan karena penganiayaan.

    “Akibat bentuk tubuh yang tidak normal, berdasarkan hasil tidak ditemukan patah tulang akibat kekerasan. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan kondisi fisik korban merupakan kelainan bawaan sejak lahir, bukan akibat penganiayaan,” ungkapnya.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini tersangka DE mendekam di tahanan Mapolres Nias Selatan, Sumatera Utara. Tersangka terancam dikenakan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak, ancaman hukumannya di atas lima tahun penjara.

    Sementara terkait dengan dugaan keterlibatan keluarga lainnya, pihak Satreskrim Polres Nias Selatan masih terus melakukan penyelidikan dengan menggali sejumlah keterangan para saksi.

    Sebelumnya, viral di media sosial video seorang bocah perempuan berusia 10 tahun di Nias Selatan, Sumatera Utara mengalami cacat patah tulang di bagian kedua kakinya. Bocah 10 tahun tersebut cacat diduga mendapatkan perlakuan tindak kekerasan dari keluarganya.

    Bocah 10 tahun tersebut diketahui berinisial NN, yang tinggal di Desa Hilikara, Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan. NN sejak kecil ditinggal pergi kedua orang tuanya yang merantau keluar pulau setelah bercerai.

    NN kemudian tinggal bersama kakek dan neneknya kemudian mengasuh sang anak. Namun, sejak itu NN diduga mendapatkan perlakuan tidak manusiawi.

    Pihak Kepolisian Resort Nias Selatan mendapatkan informasi dari masyarakat adanya seorang bocah perempuan berusia 10 tahun yang diduga dianiaya, bersama aparat desa dan aparat TNI dari Koramil langsung melakukan evakuasi bocah tersebut dari kediamannya ke Puskesmas Lolowau, Kabupaten Nias Selatan untuk mendapatkan pertolongan medis.

  • 21.252 Pekerja Migran NTB Berangkat ke Luar Negeri pada 2024, Mayoritas ke Malaysia

    21.252 Pekerja Migran NTB Berangkat ke Luar Negeri pada 2024, Mayoritas ke Malaysia

    Mataram, Beritasatu.com – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat sebanyak 21.252 warga NTB berangkat ke luar negeri untuk bekerja sepanjang tahun 2024. Mayoritas dari mereka, sekitar 90%, ditempatkan di Malaysia.

    Kepala BP2MI NTB, Noerman Adhiguna, menyatakan bahwa pihaknya terus meningkatkan pelayanan bagi pekerja migran NTB, baik sebelum keberangkatan maupun saat mereka kembali ke daerah asal. “Kami memberikan orientasi dan pelatihan sebelum mereka berangkat ke luar negeri,” ujarnya.

    Dari total pekerja migran NTB yang berangkat, sebanyak 20.089 orang (90%) ditempatkan di Malaysia, sementara sisanya tersebar di Singapura, Jepang, Taiwan, Hong Kong, dan Arab Saudi. Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor non-profesional, seperti buruh perkebunan, konstruksi, dan pekerja rumah tangga. 

    “Ini menjadi tantangan karena mereka rentan menghadapi berbagai masalah di luar negeri,” jelas Noerman.

    Selain itu, BP2MI NTB mencatat bahwa 31.031 warga NTB telah mengikuti pelatihan dan orientasi sebelum keberangkatan. Namun, sekitar 1.000 orang memilih mengurus keberangkatan mereka melalui perusahaan di luar NTB, seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

    Meskipun jumlah pekerja migran NTB terus meningkat, tidak sedikit dari mereka yang menghadapi permasalahan saat bekerja di luar negeri. BP2MI NTB menerima sekitar 1.000 pengaduan sepanjang tahun 2024, di mana 90% berasal dari pekerja non-profesional. “Masalah yang paling sering dilaporkan adalah deportasi, pencegahan keberangkatan, hingga kasus kematian,” tambah Noerman.

    Untuk menangani permasalahan ini, BP2MI NTB telah memfasilitasi pemulangan 920 pekerja migran, termasuk 640 orang dari Malaysia. Selain itu, 77 jenazah pekerja migran juga berhasil dipulangkan ke NTB.

    Guna mengurangi risiko permasalahan pekerja migran NTB, BP2MI NTB aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada calon pekerja migran. Salah satu fokus utama adalah mencegah keberangkatan secara non-prosedural. “Kami telah mencegah keberangkatan 233 warga NTB yang hendak berangkat secara ilegal, bekerja sama dengan imigrasi dan kepolisian,” ungkap Noerman.

    BP2MI NTB juga berencana meluncurkan fasilitas khusus di Bandara Internasional Lombok untuk memastikan keberangkatan pekerja migran sesuai prosedur. “Kami akan meluncurkan fasilitas baru di bandara untuk mendukung proses keberangkatan yang lebih aman dan terkontrol,” katanya.

    Lombok Timur menjadi kabupaten dengan jumlah pekerja migran terbanyak di NTB. Sebagian besar dari mereka bekerja di Malaysia, sementara sebagian kecil lainnya ditempatkan di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). “Lombok Timur merupakan daerah dengan jumlah pekerja migran terbesar kedua di NTB. Ini menunjukkan tingginya minat warga untuk bekerja di luar negeri,” ujar Noerman.

    Secara nasional, NTB menempati peringkat keempat sebagai provinsi dengan jumlah pekerja migran terbanyak setelah provinsi-provinsi di Pulau Jawa. Jika dilihat dari persentase jumlah penduduk, NTB memiliki proporsi pekerja migran yang cukup signifikan. “Dengan populasi sekitar 6 juta jiwa, NTB berkontribusi besar dalam penempatan pekerja migran. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan bagi mereka,” tutup Noerman.

    Ke depan, BP2MI NTB akan terus memperkuat program sosialisasi dan edukasi bagi calon pekerja migran NTB guna memastikan perlindungan dan keselamatan mereka selama bekerja di luar negeri.

  • BP3MI Riau Gagalkan Pengiriman 2 PMI Ilegal Asal Jawa Barat ke Malaysia

    BP3MI Riau Gagalkan Pengiriman 2 PMI Ilegal Asal Jawa Barat ke Malaysia

    Pekanbaru, Beritasatu.com – Balai Pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau berhasil menggagalkan pengiriman dua pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal asal Jawa Barat yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Kedua wanita tersebut ditemukan di sebuah tempat penampungan di Kota Dumai, Senin (3/2/2025).

    Menurut Kepala BP3MI Riau Fanny Wahyu kedua calon PMI ilegal ini berinisial PN dan LI, yang rencananya akan diberangkatkan ke Malaysia. Saat penggerebekan di Jalan Sejahtera, Kelurahan Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur, petugas menemukan keduanya di dalam kamar, dengan paspor dan dokumen pribadi mereka disita oleh Syafrel, sang penampung.

    “Korban mengaku dijanjikan bekerja sebagai asisten rumah tangga oleh seorang sponsor bernama Ade Sumantri dari Tasikmalaya. Mereka berangkat dari Cianjur dan tiba di Pekanbaru pada Minggu (2/2/2025) pukul 08.00 WIB, lalu dijemput travel menuju Dumai,” ungkap Fanny terkait aksi BP3MI Riau yang berhasil menggagalkan PMI ilegal.

    Fanny menjelaskan sponsor telah mengeluarkan biaya Rp 8 juta per orang untuk pembuatan paspor, belum termasuk biaya transportasi dan keperluan lainnya. Biaya tersebut nantinya akan diganti oleh korban melalui pemotongan gaji selama tiga bulan sebesar Rp 5 juta per bulan.

    “Setelah kami melakukan penggeledahan bersama Satreskrim Polres Dumai, kami menemukan dua wanita di dalam kamar. Mereka mengaku akan diberangkatkan ke Malaysia melalui pelabuhan setelah ditampung di rumah saudara Syafrel,” jelasnya.

    Saat ini, kedua korban sementara ditampung di rumah aman (shelter) P4MI Dumai. Setelah proses administrasi selesai, korban PMI ilegal yang berhasil digagalkan BP3MI Riau akan segera dipulangkan ke daerah asalnya.

  • Kronologi Meledaknya Speedboat Basarnas yang Tewaskan 3 Orang di Perairan Tidore

    Kronologi Meledaknya Speedboat Basarnas yang Tewaskan 3 Orang di Perairan Tidore

    Ternate, Beritasatu.com – Speedboat RIB 04 milik Basarnas Ternate mengalami ledakan di perairan Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, pada Minggu (2/2/2025) sekitar pukul 23.00 WIT. Kepala Basarnas Ternate Iwan Ramdani mengungkapkan kronologi insiden yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia, sedangkan satu jurnalis masih hilang.

    Menurut Iwan, speedboat tersebut membawa 11 orang, terdiri dari tujuh anggota Basarnas, tiga personel Polairud, dan satu wartawan.

    “Dalam perjalanan, speedboat mengalami mati mesin sebelum akhirnya meledak. Kami menerima laporan pada pukul 22.45 WIT bahwa RIB 04 mengalami ledakan saat menjalankan misi pencarian dan pertolongan,” ujarnya, Senin (3/2/2025).

    Setelah menerima laporan, kata Iwan, Basarnas Ternate langsung mengerahkan KM Pandu Dewanata bekerja sama dengan Polairud, KUPP, dan kapal Cantika untuk mengevakuasi korban speedboat Basarnas meledak di Tidore ke Ternate.

    Dari 11 orang di atas speedboat, sebanyak tujuh orang selamat, tiga meninggal dunia, dan satu masih dalam pencarian.

    “Speedboat yang digunakan dalam kondisi baik dan layak untuk misi pencarian dan pertolongan. Namun, penyebab ledakan masih belum diketahui karena korban yang selamat masih dalam kondisi trauma,” tambah Iwan.

    Korban speedboat Basarnas meledak di Tidore, yang meninggal dunia, yaitu Bharatu Mardi Hadji (Personel Dit Polairud Polda Malut), Fadli M Malagapi (Rescuer), dan M Rizki Esa (Rescuer).

    Sementara itu, korban speedboat Basarnas meledak di Tidore, yang selamat, yaitu M Syahran Laturua (Rescuer), Bripka Irwan Idris (Dit Polairud Polda Malut), Bripda Putra Nusantara Rustam (Dit Polairud Polda Malut), Hamja Djirun (Rescuer), Darmanto Rauf (Rescuer), Ryan Azur Sakti Ali (Rescuer), Maretang (Rescuer). Korban hilang atas nama Sahril Helmi merupakan wartawan Metro TV.

  • Basarnas Pastikan Cari Jurnalis Metro TV yang Hilang dalam Insiden Ledakan Speedboat

    Basarnas Pastikan Cari Jurnalis Metro TV yang Hilang dalam Insiden Ledakan Speedboat

    Ternate, Beritasatu.com – Kontributor Metro TV Maluku Utara, Sahril Helmi, masih dinyatakan hilang setelah insiden ledakan speedboat RIB 04 milik Kantor SAR Ternate, Provinsi Maluku Utara, pada Senin (3/2/2025).

    Sahril ikut dalam rombongan tim SAR yang menggunakan speedboat RIB 04 milik Basarnas dalam misi pencarian dua nelayan hilang di perairan Kota Tidore Kepulauan pada Minggu (2/2/2025).

    Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani, menjelaskan pencarian terhadap korban hilang akibat insiden ini akan dilakukan selama tujuh hari ke depan.

    “Pencarian akan dilakukan secara maksimal dengan koordinasi bersama KSOP, KUPP, Polairud, serta memantau kapal-kapal yang melintas di perairan Gita,” ujar Iwan.

    Iwan menegaskan seluruh tim SAR, termasuk Sahril Helmi, telah mengikuti standar operasional prosedur (SOP) dengan menggunakan jaket pelampung sebelum naik ke speedboat.

    “Berdasarkan keterangan saksi, seluruh tim dipastikan mengenakan jaket pelampung sebelum memasuki speedboat,” tambahnya.

    Kepala Kantor SAR Ternate menyatakan sebelum insiden terjadi, tidak ada firasat atau tanda-tanda kerusakan pada speedboat. Namun, sekitar 10 menit sebelum mencapai lokasi pencarian, tiba-tiba terjadi ledakan yang menyebabkan speedboat kehilangan kendali.

    Hingga saat ini, penyebab ledakan masih belum dapat dipastikan. Namun, tim investigasi akan diturunkan untuk mengungkap penyebab insiden nahas tersebut.

    “Kami tidak bisa berspekulasi. Diperlukan analisis yang tepat untuk mengetahui penyebab kejadian ini. Tim investigasi akan segera bekerja,” jelas Iwan.

    Dalam insiden ini, tercatat tiga orang meninggal dunia, tujuh orang selamat, dan satu orang—Sahril Helmi—masih dalam pencarian.

  • Warga dan Pedagang di Tulang Bawang Keluhkan Kenaikan Harga Gas Elpiji 3 Kg

    Warga dan Pedagang di Tulang Bawang Keluhkan Kenaikan Harga Gas Elpiji 3 Kg

    Tulang Bawang, Beritasatu.com –  Warga dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung mengeluhkan kenaikan harga gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg). Warga dan pelaku UMKM di Tulang Bawang menilai kenaikan harga gas elpiji 3 kg dari Rp 18.000 menjadi Rp 20.000 menambah beban ekonomi masyarakat kurang mampu.

    Warga dan pelaku UMKM di Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung mengeluhkan kenaikan harga gas elpiji 3 kg dari harga Rp 18.000 menjadi Rp 20.000.

    Bukan tanpa alasan warga dan pelaku UMKM mengeluhkan kenaikan harga gas elpiji 3 sebesar Rp 20.000, sebab Rp 20.000 untuk gas elpiji 3 kg tersebut hanya berlaku di pangkalan resmi Pertamina yang dikhususkan untuk para pengecer.

    Sementara untuk harga eceran gas elpiji 3 kg di warung harganya mencapai Rp 25.000. Meski ketersediaan gas elpiji 3 kg di Kabupaten Tulang Bawang tidak memahami kelangkaan, tetapi kenakan harga gas elpiji 3 kg menjadi Rp 20.000 dinilai menambah beban ekonomi masyarakat menengah ke bawah.

    Warga dan pelaku UMKM menilai kenaikan harga gas elpiji 3 kg menambah beban ekonomi mereka sebab kenaikan harga gas elpiji 3 kg bersamaan dengan naiknya harga komoditas bahan pokok lain.

    Suyanti (43) warga Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya mengatakan, warga telah mengeluhkan kenaikan harga gas elpiji 3 kg sejak satu bulan terakhir. Ia menilai harga gas elpiji di tingkat pengecer jauh melebih harga eceran terendah (HET).

    “Kalau di sini (pangkalan) saya beli gas elpiji 3 kg harganya Rp 20.000, tetapi kalau eceran di warung harganya Rp 25.000,” kata Suyanti saat membeli gas elpiji 3 Kg di operasi pasar yang digelar Dinas Perdagangan Kabupaten Tulang Bawang, Senin (3/2/2025).

    Suyanti berharap pemerintah mengkaji ulang kebijakan menaikan harga gas elpiji 3 kg sebab hanya menambah beban ekonomi masyarakat menengah kebawah yang sudah disulitkan dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.

    “Harapan kenaikan gas elpiji 3 kg dikaji ulang oleh pemerintah. Kalau pedagang kecil dengan kenaikan gas elpiji terlalu tinggi di warung sulit mendapatkan untung, enggak ketemu,” ujar Suyanti.

    Kasi Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Tulang Bawang, Komarudin mengatakan, pihaknya telah melakukan operasi pasar sosialisasi kenaikan harga gas elpiji 3 kg kepada masyarakat dengan harapan bisa memahami dan mengetahui harga gas elpiji telah berubah.

    “Kami telah melakukan operasi pasar dan sosialisasi kenaikan HET gas elpiji 3 kg terbaru sesuai surat keputusan (SK) gubernur. Harapan masyarakat dapat memahami,” kata Komarudin.

    Komarudin menyatakan untuk stok gas elpiji 3 kg per bulan di Tulang Bawang aman dan tidak terjadi kelangkaan.

    “Untuk stok, kami sudah berkoordinasi dengan para agen gas elpiji dan SPBE bahwa untuk stok per bulan aman.

    Diketahui, pemerintah resmi menaikan harga eceran terendah (HET) LPG ukuran 3 kilogram di tingkat pangkalan dari Rp 18.000 menjadi Rp 20.000.

  • Gas LPG 3 Kg Langka, Warga Sleman Keliling 10 Warung Tidak Dapatkan Hasil

    Gas LPG 3 Kg Langka, Warga Sleman Keliling 10 Warung Tidak Dapatkan Hasil

    Sleman, Beritasatu.com – Sejumlah warga di Sleman mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kg di pengeceran. Tri, salah seorang warga, mengaku telah berkeliling ke 10 warung, tetapi tidak menemukan gas melon tersebut, padahal ia harus segera memasak.

    “Saya keliling lebih dari 10 warung enggak ada yang punya. Bilangnya nanti siang, ini masih belum nemu,” ujar Tri kepada Beritasatu.com, Senin (3/1/2025).

    Kesulitan ini diduga berkaitan dengan aturan baru yang akan berlaku mulai 1 Februari 2025, di mana LPG 3 kg tidak lagi dijual di warung pengecer dan hanya bisa dibeli di pangkalan resmi. Namun, sebagian pengecer mengaku belum mengetahui aturan tersebut.

    “Saya belum tahu belum ada info, jadi selama ini jualnya yang 5 kilogram dan 12 kilogram. Gas LPG 3 kg kosong sejak 1 Februari 2025 kita enggak punya,” kata Popo seorang pedagang gas eceran.

    Sebagaimana diketahui pemerintah resmi melarang pengecer menjual LPG 3 kilogram mulai 1 Februari 2025. Kebijakan ini mengharuskan masyarakat membeli gas melon hanya di pangkalan atau penyalur resmi Pertamina.

    Bagi pengecer yang ingin tetap menjual LPG 3 kg bisa mendaftar menjadi pangkalan resmi dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan mengubah sistem distribusi LPG 3 kg.

  • Jurnalis Metro TV Hilang dalam Ledakan Speedboat di Perairan Tidore

    Jurnalis Metro TV Hilang dalam Ledakan Speedboat di Perairan Tidore

    Ternate, Beritasatu.com – Seorang jurnalis Metro TV bernama Sahril Helmi dinyatakan hilang saat sebuah speedboat RIB 04 milik Basarnas Ternate, Maluku Utara, meledak ketika berlayar menuju operasi evakuasi di Kota Tidore Kepulauan, Minggu (2/2/2025) malam sekitar pukul 23.00 WIT.

    Tiga orang tewas dalam meledaknya speedboat milik Basarnas tersebut. Jurnalis Metro TV Sahril Helmi masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian. “Untuk korban masih dalam proses pencarian, dan itu merupakan kawan jurnalis,” kata Direktur Polisi Perairan dan Udara (Dirpolairud) Polda Malut, Kombes Pol Azhari Juanda saat dihubungi, Senin (3/2/2025).

    “Speedboat yang membawa 11 anggota tim evakuasi itu berangkat menolong nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Gita, Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan,” katanya.

    Akibat ledakan tersebut, tiga orang dilaporkan meninggal dunia. Mereka adalah anggota Ditpolairud Polda Malut Bharatu Mardi Hadji serta dua anggota Basarnas, Fadli M Malagapi dan M Riski Esa.

    Sebanyak tujuh korban selamat telah dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

    Ketujuh korban selamat itu adalah Kasi Ops Basarnas M Syahran Laturua, Ryan Azur Ali (PNS SAR Kota Ternate), Hamja Djirun (PNS SAR Kota Ternate), Darmanto Rauf (PNS SAR Kota Ternate), Maretang (PNS SAR Kota Ternate), Bripka Irwan Idris (anggota Dit Polairud Polda Malut), dan Bripda Putra Nusantara Ruslan (anggota Dit Polairud).

    Para korban selamat awalnya ditemukan oleh kapal cepat KM Cantika Lestari 10 yang sedang berlayar dari Pelabuhan Gita menuju Manado.

    Mereka kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Gita dan mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Payahe sebelum akhirnya dipindahkan ke Ternate menggunakan KM Pandudewanata.

    Pencarian terhadap korban hilang masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan hingga saat ini. Pihak berwenang juga tengah menyelidiki penyebab ledakan speedboat tersebut.

    Azhari mengungkapkan, ketiga korban meninggal dunia telah dievakuasi ke Ternate menggunakan kapal cepat milik Polairud Polda Maluku Utara.

    “Untuk korban meninggal dunia atas nama Bharatu Mardi Hadji sudah langsung dibawa ke rumah duka, sementara dua korban luka berat langsung dirawat di RSUD Chasan Boesoirie Ternate,” ujarnya.

    Namun, ia belum bisa memberikan keterangan secara perinci mengenai kronologi insiden tersebut. “Kalau kronologis saya belum dapat sampaikan, biar pihak Basarnas saja,” ucapnya.

    Ketika ditanya mengenai kemungkinan penyelidikan penyebab ledakan speedboat, Azhari menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih fokus menangani para korban.

    Ledakan speedboat RIB 04 terjadi sekitar pukul 00.00 WIT saat tim SAR gabungan sedang dalam misi penyelamatan dua nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Gita.