Category: Beritasatu.com Hiburan

  • IDAI Berikan Panduan Perawatan Flu Singapura di Rumah untuk Keamanan Keluarga

    IDAI Berikan Panduan Perawatan Flu Singapura di Rumah untuk Keamanan Keluarga

    Jakarta, Beritasatu.com – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan panduan bagi pengasuh dan orang tua untuk merawat anak yang terinfeksi Flu Singapura atau hand foot and mouth disease (HFMD) di rumah, agar tidak menular ke anggota keluarga lainnya.

    Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Prof Edi Hartoyo menjelaskan, langkah pertama dalam perawatan anak dengan HFMD di rumah adalah mengisolasi pasien dari anggota keluarga lainnya serta memisahkan barang-barang pribadi yang digunakan sehari-hari.

    “HFMD dapat menular melalui kontak langsung maupun tidak langsung, sehingga penting untuk mengisolasi pasien. Tempat minum dan makan harus dipisahkan karena bisa menjadi sumber penularan,” jelas dokter Edi dilansir dari Antara, Selasa (29/10/2024).

    Ia menyebut, apabila di rumah terdapat lebih dari satu anak, orang tua disarankan untuk memisahkan mereka agar tidak bertemu hingga pasien pulih, demi mencegah penularan.

    Lebih lanjut, ia merekomendasikan agar orang tua memperhatikan pola makan dan asupan gizi pasien HFMD untuk mempercepat proses penyembuhan.

    Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang seimbang dari karbohidrat, protein, lemak, serat, mineral, dan vitamin, agar sistem imunnya dapat berfungsi dengan baik dalam melawan virus penyebab HFMD.

    Setelah berkonsultasi dengan tenaga medis dan anak diberikan obat, penting untuk memastikan obat-obatan tersebut diminum agar gejala yang muncul dapat dikurangi.

    Misalnya, apabila anak mengalami demam dan diberi parasetamol, obat tersebut harus diminum dan diimbangi dengan istirahat yang cukup agar daya tahan tubuhnya dapat meningkat selama masa pemulihan.

    Ia juga menyarankan agar pasien tetap mandi secara teratur untuk menjaga kesehatan kulit, mengingat HFMD dapat menyerang kulit dan mulut.

    “HFMD ditandai dengan adanya vesikel di kulit. Apabila pasien tidak mandi, bisa terjadi kontaminasi yang menyebabkan vesikel menjadi nanah, sehingga infeksi dapat terjadi. Mandilah dengan antiseptik jika memungkinkan,” tuturnya.

    Selain itu, ia juga mengingatkan agar orang tua untuk mewaspadai gejala-gejala tertentu yang memerlukan perhatian medis segera, guna mencegah komplikasi HFMD.

    Gejala yang perlu diwaspadai meliputi demam tinggi di atas 38,5 derajat celsius, penolakan makan karena lesi di mulut, serta penurunan kesadaran yang disertai demam terus-menerus.

    “Apabila kesadaran anak menurun, segera bawa ke fasilitas kesehatan, karena salah satu komplikasi berbahaya adalah radang otak atau meningitis,” jelasnya.

    Dalam beberapa tahun terakhir, kasus flu Singapura dan HFMD meningkat di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sebanyak 6.500 kasus selama triwulan pertama pada 2024.

    Dokter Edi menjelaskan, penyakit ini disebabkan oleh virus coxsackie A16 dan enterovirus 71 (EV71) dan dapat menjangkiti baik anak-anak maupun dewasa, meskipun anak berusia 0-5 tahun lebih rentan.

  • Tuduhan Baru Sean “Diddy” Combs Diduga Melakukan Rudapaksa pada Anak 10 Tahun

    Tuduhan Baru Sean “Diddy” Combs Diduga Melakukan Rudapaksa pada Anak 10 Tahun

    Jakarta, Beritasatu.com – Sean “Diddy” Combs kembali menjadi sorotan setelah dituduh melakukan kekerasan seksual terhadap seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dalam pengaduan baru yang merupakan bagian dari rangkaian tuntutan hukum yang diajukan terhadapnya.

    Dikutip dari Variety, Selasa (29/10/2024), gugatan yang diajukan di Mahkamah Agung Negara Bagian New York ini adalah yang terbaru dari pengacara Tony Buzbee. Ia juga telah mengumumkan rencana untuk mengajukan 120 tuntutan hukum baru terhadap Combs dalam beberapa bulan ke depan.

    Gugatan ini adalah salah satu dari dua tuntutan hukum yang diajukan di New York pada hari yang sama, seorang penggugat lain juga mengeklaim dirinya mengalami kekerasan seksual oleh Combs pada 2008 saat mengikuti audisi untuk “Making the Band” pada usia 17 tahun.

    Dalam gugatan pertama yang dilaporkan oleh Variety, seorang pria yang disebut John Doe dan kini tinggal di California mengeklaim insiden kekerasan tersebut terjadi pada 2005.

    Pada saat itu, anak laki-laki tersebut masih berusia 10 tahun dan memiliki cita-cita untuk menjadi aktor atau rapper.

    Untuk mendukung impian karier putra mereka, orang tua anak tersebut menyewa seorang konsultan industri yang menyarankan mereka untuk terbang dari Los Angeles ke New York untuk bertemu dengan tokoh-tokoh di dunia musik.

    Selama perjalanan tersebut, konsultan mengatur agar Combs bertemu dengan anak laki-laki itu untuk ikut audisi.  Selanjutnya, meminta agar pertemuan itu berlangsung secara pribadi sebelum bertemu keluarganya.

    Lebih lanjut, konsultan tersebut kemudian meninggalkan anak laki-laki itu sendirian di kamar hotel Combs.

    Anak itu membawakan beberapa lagu rap untuk Combs, yang memberi tahu bahwa ia dapat menjadikannya seorang bintang dan menanyakan seberapa besar keinginannya.

    Setelah itu, orang lain yang ada di ruangan memberikan soda kepada anak laki-laki tersebut untuk kemudian diminumnya.

    Tak lama kemudian, anak tersebut mulai merasa tidak enak badan. Menurut pengacara penggugat, hal itu disebabkan oleh minuman tersebut yang diduga dicampur dengan obat-obatan, seperti ekstasi.

    Setelah meminum soda itu, Combs diduga melakukan tindakan melawan hukum terhadap anak tersebut, yakni melakukan pelecehan yang sebelumnya korban dibuat tidak sadarkan diri.

  • Heboh Anggur Shine Muscat Terkontaminasi Zat Berbahaya

    Heboh Anggur Shine Muscat Terkontaminasi Zat Berbahaya

    Jakarta, Beritasatu.com – Belakangan ini viral minuman bernama anggur shine muscat  karena rasanya yang sangat lezat. Ukurannya cukup besar, rasanya manis, membuat anggur hijau ini jadi favorit di beberapa negara. Buah ini juga banyak diimpor dari China, termasuk ke Indonesia. Namun, kabar terbaru mengungkapkan, terdapat shine muscat impor yang mengandung zat kimia berbahaya. 

    Dikutip dari Bangkok Post pada Selasa (29/10/2024), otoritas pangan Thailand menemukan minuman anggur tersebut terkontaminasi pestisida yang melebihi batas aman.

    Setelah menemukan banyak sampel yang diuji mengandung residu kimia berbahaya dalam jumlah yang tidak diperbolehkan, Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) segera mengeluarkan peringatan resmi mengenai kontaminasi Shine Muscat pada Kamis (24/10/2024).

    Terdapat 24 sampel anggur diambil dari 15 lokasi penjualan di Bangkok pada 2 dan 3 Oktober 2024. Meskipun sebagian besar negara pengimpor tidak teridentifikasi, tetapi diketahui terdapat sembilan sampel yang berasal dari China yang terkontaminasi zat berbahaya tersebut.

    Setelah tes laboratorium dilakukan, ditemukan 14 jenis residu kimia berbahaya dengan konsentrasi di atas ambang batas aman, yakni 0,01 miligram/kilogram. 

    Kemudian, secara keseluruhan ada 50 residu kimia yang terdeteksi, 22 di antaranya tidak diatur oleh hukum Thailand saat ini. Beberapa zat yang terdeteksi adalah triasulfuron dan cyflumetofen.

    Selain itu, ditemukan pula sekitar 74% dari 50 zat beracun tersebut adalah pestisida sistemik.

    Prokchon U-sap dari Thai-PAN menjelaskan, beberapa bahan kimia berbahaya yang terdeteksi tidak termasuk dalam daftar bahan kimia terlarang di Thailand. 

    “Oleh karena itu, dampak keamanannya belum dapat dinilai. Banyak dari bahan kimia ini merupakan pestisida sistemik, yang dapat diserap oleh anggur, sehingga membuatnya terlihat segar lebih lama,” ujarnya.

    Sebagai informasi, pestisida sistemik tidak bisa dihilangkan hanya dengan mencuci menggunakan air saja. Mengingat temuan yang mengkhawatirkan ini, Prokchon memperingatkan agar importir lebih bertanggung jawab terhadap keamanan konsumen. 

    Ia mengimbau, agar mereka perlu melakukan tes acak pada buah untuk memastikan kadar bahan kimia tidak melebihi batas aman. 

    Selain itu, importir harus menghapus minuman anggur yang berpotensi berbahaya dari rak dan memastikan asal anggur tersebut, serta melarang impor anggur yang terbukti terkontaminasi zat kimia berbahaya.

  • Dunia RANS BTV: Cipung Belanja Buah Titipan Mama Gigi ke Supermarket

    Dunia RANS BTV: Cipung Belanja Buah Titipan Mama Gigi ke Supermarket

    Jakarta, Beritasatu.com – Momen liburan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina (Gigi) ke luar negeri yang terkadang cukup lama, membuat Gigi harus memasak sendiri menu makanan untuk buah hati mereka yang masih balita, yaitu Rayyanza atau akrab disapa Cipung.

    Pada episode “Dunia RANS” kali ini, Cipung berbelanja ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan buah-buahan yang diperlukan Gigi bersama pengasuhnya, Sus Rini.

    Cipung yang semakin pintar dan tingkahnya menggemaskan, kini dapat memilih sendiri buah-buahan yang disukainya dan langsung memasukkannya ke dalam keranjang belanja.

    Nah, penasaran buah apa saja yang diborong Cipung? Saksikan “Dunia RANS” siang ini, pada Selasa (29/10/2024) pukul 13.15 WIB hanya di BTV.

    BTV bisa disaksikan di kanal 26 untuk Jabodetabek, Cilegon, Serang, kanal 29 untuk Bandung dan Palembang, kanal 35 untuk Yogyakarta dan Surakarta, kanal 38 untuk Balikpapan, kanal 39 untuk Semarang, kanal 30 untuk Banjarmasin, kanal 31 untuk Lebak, kanal 32 untuk Surabaya, kanal 34 untuk Medan dan kanal 48 untuk Batam.

    Ayo follow akun media sosial BTV @btvidofficial (IG, TikTok, Facebook,Twitter), serta subscribe channel YouTubenya di @BeritaSatuChannel.

  • Kembali Bertualang, Jumanji 3 Dijadwalkan Rilis pada Desember 2026

    Kembali Bertualang, Jumanji 3 Dijadwalkan Rilis pada Desember 2026

    Jakarta, Beritasatu.com – Film Jumanji 3 yang produksi Columbia Pictures, dijadwalkan tayang di bioskop pada 11 Desember 2026 mendatang. 

    Serial ini menceritakan tentang sekelompok remaja yang terjebak dalam permainan video. Nantinya, mereka akan menghadapi sejumlah tantangan agar bisa keluar dari dunia permainan tersebut.

    Dilansir dari Variety pada Selasa (29/10/2024), aktor Dwayne “The Rock” Johnson, Karen Gillan, Kevin Hart, dan Jack Black diharapkan kembali berkolaborasi dengan sutradara Jake Kasdan, yang sebelumnya menyutradarai Jumanji: Welcome to the Jungle pada 2017 dan Jumanji: The Next Level pada 2019.

    Matt Tolmach, bersama dengan Johnson, Kasdan, Dany Garcia, dan Hiram Garcia, yang semuanya terlibat dalam produksi sekuel 2019, akan kembali memproduksi film ketiga ini. 

    Selain itu, Tolmach juga terlibat dalam produksi film pertama bersama William Teitler.

    Sebelumnya, Hiram Garcia telah mengungkapkan rencana untuk sekuel ketiga pada 2021. Hal ini menunjukkan, tim berencana mulai mengerjakan proyek ini setelah film Johnson yang berjudul Red One, yang dijadwalkan tayang pada 15 November 2024.

    “Kami memiliki visi besar untuk film Jumanji berikutnya, dan kami sangat bersemangat untuk itu. Kami akan segera memulai,” ungkapnya.

    Di sisi lain, Hart menyatakan pada 2023, film ketiga ini akan menjadi penutup dari serial tersebut dan menyelesaikan hubungan karakternya dengan Johnson.

    “Kami membutuhkan sesuatu yang besar untuk mengakhiri kerja sama kami. Untuk itu, kami sedang mempersiapkannya semaksimal mungkin dan tidak ingin meninggalkannya begitu saja,” kata Hart.

    Sebelumnya, Jumanji: Welcome to the Jungle berhasil meraup lebih dari US$ 960 juta di seluruh dunia, menjadikannya film terlaris kelima pada 2017. Sementara itu, Jumanji: The Next Level juga meraih kesuksesan box office dengan pendapatan lebih dari US$ 800 juta di seluruh dunia.

  • Waspada Diabetes sebelum 40 Tahun, Berisiko Komplikasi Penyakit hingga Kematian

    Waspada Diabetes sebelum 40 Tahun, Berisiko Komplikasi Penyakit hingga Kematian

    Jakarta, Beritasatu.com – Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang semakin umum di kalangan masyarakat, terutama di di kalangan orang dewasa yang masih berusia muda. Ketika diabetes muncul sebelum usia 40 tahun, dampaknya bisa sangat serius dan berpotensi membahayakan kesehatan secara keseluruhan. 

    Hasil penelitian yang diterbitkan di Lancet Diabetes & Endocrinology mengungkapkan, hubungan antara diagnosis diabetes sebelum usia 40 tahun dan peningkatan risiko kematian dini dinilai cukup signifikan.

    Dilansir dari Medical Daily pada Selasa (29/10/2024), diabetes yang didiagnosis sebelum usia 40 dapat meningkatkan risiko kematian dini hingga empat kali lipat.

    Sementara itu, diabetes yang muncul pada usia yang lebih tua berkaitan dengan risiko kematian yang satu setengah kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalaminya.

    Untuk memahami dampak diabetes terhadap kesehatan secara menyeluruh, peneliti mengikuti 4.550 orang yang baru saja didiagnosis diabetes selama lebih dari 30 tahun. Para peserta berusia antara 25 hingga 65 tahun.

    Analisa tersebut menunjukkan, diagnosis diabetes pada usia lebih muda terkait dengan tingkat komplikasi penyakit dan risiko kematian yang lebih tinggi.

    Diabetes yang muncul pada usia muda juga berhubungan dengan kontrol kadar gula darah yang lebih buruk.

    Amanda Adler, salah satu penulis penelitian, mencatat bahwa jumlah orang yang didiagnosis dengan diabetes tipe 2 di seluruh dunia meningkat secara signifikan dalam 30 tahun terakhir.

    “Bukti yang ada menunjukkan, diabetes tipe 2 yang muncul pada usia muda, ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi yang lebih awal dan bertahan lebih lama, mungkin lebih agresif dibandingkan dengan yang muncul kemudian,” ujarnya.

    Ia juga menjelaskan, selain mengancam kematian juga berisiko terjadi komplikasi penyakit, hingga berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.

    Disebutkan para peneliti, penderita diabetes lebih rentan mengalami depresi dan kecemasan, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

    Oleh karena itu, mencegah diabetes melalui gaya hidup sehat, seperti pola makan seimbang dan olahraga teratur, sangat penting untuk mengurangi risiko dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.