Category: Beritasatu.com Hiburan

  • Ayu Aulia: Saya Tidak Pernah Jadi Simpanan Ridwan Kamil!

    Ayu Aulia: Saya Tidak Pernah Jadi Simpanan Ridwan Kamil!

    Jakarta, Beritasatu.com – Ayu Aulia membantah pernah jadi simpanan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK). Selebgram juga model kelahiran Bogor ini meminta netizen tidak membangun narasi negatif terhadapnya.

    “Saya tidak pernah menjadi simpanan Pak RK, jangan digiring opininya seperti itu,” kata Ayu Aulia dikutip dari channel Youtube, Senin (14/4/2025).

    Hal itu ditegaskan Ayu Aulia untuk menjawab tuduhan sebagai simpanan Ridwan Kamil karena gencar berusaha membela RK soal tudingan berselingkuh dengan model majalah dewasa Lisa Mariana.

  • Tantang Lisa Mariana, Ayu Aulia: Kalau Berani Buktikan dengan Data!

    Tantang Lisa Mariana, Ayu Aulia: Kalau Berani Buktikan dengan Data!

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebgram Ayu Aulia kembali membuat pernyataan mengejutkan terkait konferensi pers yang digelar Lisa Mariana pada Jumat (11/4/2025) lalu. Ayu menduga, banyak pernyataan yang dilontarkan Lisa dalam konferensi pers tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

    “Dugaan saya, mungkin ada banyak kebohongan yang disampaikan, karena memang dia tidak ada bukti kan yang disampaikan,” kata Ayu Aulia dikutip dari channel YouTube, Senin (14/4/2025).

    Lebih lanjut, Ayu meminta Lisa untuk lebih siap jika ingin menggelar konferensi pers lagi di masa mendatang.

    “Makanya saya bilang, kalau mau preskon lagi persiapkan dengan baik. Cari bukti, kumpulkan semua fakta yang ada, biar semuanya jelas dan transparan, tidak dibuat-buat,” tambahnya.

    Ayu juga menyatakan siap menghadapi jalur hukum, apabila Lisa Mariana merasa dirugikan atau menganggap pernyataan Ayu adalah kebohongan.

    “Silakan saja kalau mau ambil langkah hukum. Saya bukan menantang, tetapi seluruh masyarakat juga bisa menilai. Mungkin dia punya versi, saya juga punya versi dan bukti. Kalau merasa saya salah, silakan laporkan, tetapi ungkap juga bukti-buktinya,” tegas Ayu.

    Sementara itu, kuasa hukum Ayu Aulia Herdiyan Saksono menyampaikan hal senada. Ia menyilakan pihak Lisa Mariana untuk menempuh jalur hukum jika memang merasa dirugikan atas pernyataan kliennya.

    “Kalau memang klien saya merugikan posisi LM, kenapa tidak ambil upaya hukum? Namun ingat, apakah ini benar perkara LM dengan klien saya atau sebenarnya antara LM dan RK?” ujar Herdiyan.

    Ayu pun menanggapi dengan santai tuduhan yang terus diarahkan kepadanya. Ia merasa heran karena terus dibawa-bawa dalam konflik tersebut.

    “Saya juga bingung kenapa saya terus diseret-seret? Kamu (LM) kenapa, ngefans sama saya ya?” ujar Ayu menyindir.

    Ia pun menantang Lisa Mariana untuk membuktikan semua tuduhannya, bukan sekadar mengumbar kata-kata tanpa bukti.

    “Tolong buktikan, jangan cuma cari-cari kesalahan. Kalau memang saya bohong, hadirkan buktinya,” tantang Ayu Aulia ke Lisa Mariana.

  • WKND Market Kembali Hadir dengan Nuansa Tropis di Tepi Pantai Pasir Putih

    WKND Market Kembali Hadir dengan Nuansa Tropis di Tepi Pantai Pasir Putih

    Jakarta, Beritasatu.com – WKND Market kembali hadir meramaikan kawasan PIK dengan nuansa yang lebih segar. Berbeda dari gelaran sebelumnya, edisi kali ini menghadirkan lebih banyak pilihan tenant serta ragam aktivitas seru yang siap memanjakan para pengunjung. Acara ini digelar setiap akhir pekan, dari Jumat hingga Minggu, mulai 28 Maret hingga 20 April 2025.

    Diselenggarakan di Land’s End PIK 2, IP event bazaar persembahan dari Enjoy PIK ini menawarkan deretan produk dari UMKM lokal, mulai dari kuliner, aksesoris, fashion items, dan masih banyak lagi lainnya. 

    Tak hanya itu saja, terdapat juga booth Pop Play sebagai official merchandise store dari Enjoy PIK dimana terdapat berbagai souvenir eksklusif dengan Pop Play signature characters yang menggemaskan. Spesialnya lagi, pengunjung juga bisa custom t-shirt, tote bag, dan topi dengan karakter tersebut. 

    Menambah kemeriahan, terdapat berbagai kegiatan seru yang dapat dinikmati pengunjung seperti live music DJ, event komunitas sunset yoga, frisbee, stand up paddle di laut, dan photobooth gratis persembahan PIK Experience untuk mengabadikan momen bersama orang tersayang. 

    Selain itu, pengunjung juga dapat mengikuti berbagai pilihan workshop menarik yang diadakan di hari-hari tertentu. Mulai dari Chunky Bag Workshop by Straweyi, Textured Art Workshop by Solo Studio, hingga Painting Workshop by Canvasso, seluruh kegiatan ini terbuka untuk umum dan dapat dinikmati oleh berbagai usia. 

    Keseruan WKND Market Vol.02 juga semakin lengkap berkat keindahan venue-nya di tepi pantai Land’s End PIK2, yang menyuguhkan hamparan pasir putih, semilir angin, dan panorama laut yang menenangkan. Di tempat ini, pengunjung dimanjakan dengan pengalaman berbelanja dan bersantap dalam suasana idyllic seaside khas liburan santai yang cocok untuk healing dan hangout. 

    Dengan suasana yang hangat serta deretan tenant dan workshop yang menarik, WKND Market Vol.02 di Land’s End PIK bisa menjadi salah satu pilihan alternatif untuk menghabiskan waktu berlibur maupun akhir pekan di Kawasan PIK.

    Bagi Anda yang berencana mampir, dapat mengunjungi media sosial Instagram @wkndmarket untuk mendapatkan update terkini, jadwal workshop, dan informasi lebih lanjut. 

  • Ayu Aulia Sebut Lisa Mariana Bohong Soal Waktu Pertemuan dengan RK

    Ayu Aulia Sebut Lisa Mariana Bohong Soal Waktu Pertemuan dengan RK

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebgram Ayu Adiyanti Aulia atau Ayu Aulia mengungkap kejanggalan terkait kehamilan dan kelahiran anak dari Lisa Mariana.

    Dalam sebuah pernyataan yang disampaikannya kepada awak media, Minggu (13/4/2025), Ayu menyampaikan adanya indikasi bahwa waktu kehamilan Lisa Mariana tidak sesuai dengan klaim pertemuan antara Lisa dan Ridwan Kamil (RK). Diketahui RK yang disebut-sebut sebagai ayah biologis sang anak.

    Menurut Ayu dirinya menemukan bukti berupa pesan yang dikirim Lisa Mariana kepada RK melalui aplikasi Telegram. Pesan tersebut dikirim pada tanggal 29 Agustus 2021, dan di dalamnya Lisa menyatakan bahwa dirinya telah hamil selama empat bulan.

    “Di tanggal 29 Agustus 2021, Lisa mengirim pesan kepada RK dan mengatakan bahwa kehamilannya sudah berjalan empat bulan. Artinya, secara logika, proses kehamilan dimulai sekitar bulan April,” ungkap Ayu Aulia.

    Namun, Ayu menambahkan bahwa berdasarkan pengakuan Lisa Mariana sendiri, pertemuan pertamanya dengan RK baru terjadi pada Juni. Hal ini, kata Ayu, memunculkan dugaan bahwa Lisa tidak jujur mengenai waktu pertemuan dan kehamilannya.

    “Kalau kehamilannya sudah terjadi sejak April, sedangkan pertemuan mereka baru di bulan Juni, tentu saja ada yang janggal. Ini yang saya sebut sebagai indikasi kebohongan terkait waktu pertemuan,” lanjut Ayu.

    Ayu mengaku telah memeriksa dan mencocokkan sejumlah data, termasuk perhitungan usia kehamilan dan tanggal kelahiran anak tersebut. Ia mengatakan bahwa Lisa Mariana sempat mengakui bahwa usia kehamilannya saat itu adalah 36 minggu, atau sekitar sembilan bulan.

    Selain itu, bayi yang dilahirkan memiliki berat badan sekitar 3,6 kilogram, angka yang biasanya menunjukkan kelahiran normal, bukan prematur.

    “Kalau kita hitung, 36 minggu itu sudah termasuk usia kandungan cukup bulan. Bayinya juga memiliki berat 3,6 kg, yang menurut saya bukan ciri-ciri bayi prematur. Artinya, bayi itu dilahirkan dalam kondisi normal,” jelas Ayu.

    Lebih lanjut, Ayu Aulia juga mengungkapkan bahwa Lisa Mariana diketahui telah menggendong bayinya sendiri tak lama setelah melahirkan, tanpa bantuan inkubator.

    Hal ini menjadi poin tambahan yang menurutnya semakin memperkuat bahwa proses kelahiran berlangsung seperti kehamilan penuh pada umumnya.

    “Saya punya bukti bahwa Lisa sempat menggendong bayinya sendiri, dan tidak menggunakan inkubator. Kalau bayi itu prematur, biasanya butuh penanganan khusus, termasuk inkubator,” ungkap Ayu Aulia terkait kehamilan dan anak Lisa Mariana.

  • Seberapa Akurat Tes DNA yang Bakal Dijalani Ridwan Kamil?

    Seberapa Akurat Tes DNA yang Bakal Dijalani Ridwan Kamil?

    Jakarta, Beritasatu.com – Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kini tengah menjadi sorotan publik setelah terlibat isu perselingkuhan. Seorang selebgram bernama Lisa Mariana mengaku memiliki anak dari Ridwan Kamil, sehingga kasus ini berkembang hingga ke ranah hukum.

    Untuk membuktikan kebenaran dari klaim tersebut, Ridwan Kamil menyatakan akan menjalani prosedur tes deoxyribonucleic acid (DNA), sebagai bagian dari upaya mengklarifikasi tuduhan tersebut melalui pendekatan ilmiah.

    Tes DNA genealogis merupakan metode pemeriksaan genetik yang digunakan untuk menelusuri garis keturunan dan silsilah keluarga melalui analisis lokasi tertentu pada genom seseorang. Sementara itu, tes DNA paternitas secara khusus bertujuan untuk memastikan apakah seorang pria adalah ayah biologis dari seorang anak. Metode ini bekerja dengan mencocokkan pola DNA antara anak dan pria yang diduga sebagai ayah.

    Dalam konteks hukum, tes DNA memiliki peran penting. Berdasarkan Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tes ini diakui sebagai alat bukti petunjuk dalam persidangan guna menemukan kebenaran materiil. Oleh karena itu, dalam kasus seperti yang melibatkan Ridwan Kamil, hasil tes DNA menjadi krusial untuk menentukan fakta yang sebenarnya.

    Tingkat Akurasi Tes DNA dalam Menentukan Paternitas

    Tes paternitas DNA dikenal sangat akurat, dengan probabilitas kecocokan lebih dari 99,99% apabila DNA anak dan pria yang diuji menunjukkan kesamaan.

    Sebaliknya, jika tidak cocok, hasilnya memiliki tingkat kepastian 100% pria tersebut bukan ayah biologisnya. Keakuratan ini ditentukan oleh jumlah marka genetik yang dianalisis, biasanya berkisar antara 16 hingga 23 titik genetika.

    Faktor yang Memengaruhi Akurasi Tes DNA

    Beberapa faktor turut memengaruhi ketepatan hasil tes DNA, antara lain:

    Kualitas sampel: Sampel DNA dari darah atau usapan pipi bagian dalam umumnya memberikan hasil terbaik. Sampel yang terdegradasi akibat penyimpanan buruk dapat menurunkan akurasi tes.Jumlah marka genetik: Semakin banyak marka yang dianalisis, semakin tinggi pula keakuratannya.Prosedur laboratorium: Teknologi seperti polymerase chain reaction (PCR) harus dilakukan dengan ketelitian tinggi agar hasil tetap valid.Informasi pembanding: Kehadiran DNA dari ibu biologis bisa meningkatkan kekuatan analisis, meskipun tanpa sampel ibu, hasil tetap dapat diandalkan.

    Tes seperti yang dijalani oleh Ridwan Kamil tidak hanya penting untuk membuktikan hubungan biologis, tetapi juga untuk menyelesaikan konflik hukum secara objektif.

    Tujuan Tes DNA Paternitas

    Tes DNA paternitas memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sosial dan hukum, antara lain:

    Menentukan hubungan biologis: Tes ini membantu memastikan status ayah biologis seorang anak, yang berdampak pada identitas, emosional, dan hukum.Kepentingan hukum: Tes DNA dibutuhkan dalam penetapan hak tunjangan anak, hak asuh, serta hak waris.Aspek kesehatan: Dengan mengetahui siapa ayah biologisnya, anak dapat memahami riwayat genetik yang berkaitan dengan potensi gangguan kesehatan.Identitas keluarga dan imigrasi: Tes ini juga penting untuk keperluan administrasi, seperti akta lahir atau dokumen imigrasi yang memerlukan bukti hubungan keluarga.

    Dengan kemajuan teknologi, tes DNA telah menjadi instrumen penting dalam pembuktian hubungan biologis. Dalam kasus kontroversial seperti yang dihadapi Ridwan Kamil, tes ini membantu membuka tabir kebenaran dan memberi landasan ilmiah dalam penyelesaian konflik.

  • Ayu Aulia Sebut Ada Pria Ngaku Ayah Biologis Anak Lisa Mariana

    Ayu Aulia Sebut Ada Pria Ngaku Ayah Biologis Anak Lisa Mariana

    Jakarta, Beritasatu.com – Mantan model majalah dewasa dan selebgram Ayu Andiyanti Aulia atau Ayu Aulia mengungkapkan bahwa ada seorang pria yang mengeklaim sebagai ayah kandung dari anak Lisa Mariana.

    Pengakuan tersebut disampaikan secara terbuka oleh pria itu melalui kolom komentar di salah satu unggahan akun Instagram.

    Menurut Ayu, komentar dari pria yang mengaku sebagai ayah biologis itu pertama kali diketahui saat dirinya sedang berselancar di media sosial.

    Ia menemukan komentar yang secara terang-terangan menyebut bahwa anak yang selama ini diasuh oleh Lisa Mariana adalah darah dagingnya.

    “Saya lihat komentar dari seorang pria yang mengatakan bahwa anak yang bersama Lisa Mariana adalah anak kandungnya. Itu dikatakan secara langsung di salah satu postingan Instagram,” ujar Ayu Aulia saat memberikan keterangan kepada awak media, Minggu (13/4/205).

    Ternyata, Lisa Mariana sendiri telah mengetahui keberadaan komentar tersebut. Menyadari bahwa pengakuan tersebut bisa memunculkan polemik di ruang publik, Lisa pun langsung mengambil tindakan.

    Ia disebut-sebut telah menghubungi pria tersebut dan memintanya secara baik-baik untuk menghapus komentarnya.

    “Setelah Lisa mengetahui isi komentar itu, dia segera menghubungi pria yang bersangkutan dan meminta agar komentarnya dihapus,” ungkap Ayu Aulia menjelaskan kronologinya.

    Namun, permintaan tersebut tidak diindahkan. Pria itu justru tetap bersikukuh mempertahankan pernyataannya. Ia menolak untuk menghapus komentarnya karena merasa bahwa dirinya memang memiliki hubungan darah dengan anak tersebut.

    “Sayangnya, sampai saat ini komentar itu belum juga dihapus oleh pria tersebut. Ia seolah ingin tetap menegaskan bahwa anak itu adalah darah dagingnya,” tambah Ayu.

    Situasi ini tentu saja memicu banyak tanda tanya dari publik, terutama mengenai siapa sebenarnya pria tersebut dan bagaimana latar belakang hubungan antara dia dan Lisa Mariana.

    Sebelumnya, Lisa Mariana tegas menyebut sang buah hari merupakan anak kandung mantan gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil. Lisa mengaku berhubungan intim dengan mantan wali kota Bandung itu di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

    Ayu Aulia pun mengaku pernah ditelepon istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya, saat kontroversi dugaan selingkuh yang terjadi antara Lisa Mariana dengan suaminya itu mengemuka. Ia juga mengungkap isi telepon istri Ridwan Kamil tersebut.

    Diketahui saat Lisa Mariana mengaku berselingkuh dengan Ridwan Kamil dan telah memiliki anak dari hubungan tersebut, Ayu Aulia merupakan sosok yang paling reaktif. Ia bahkan berani mengkritik Lisa Mariana yang dianggap menyebarkan berita bohong.

    “Ditelepon Bu Atalia itu ketika kasus terkait lagi ramai, saat saya memutuskan speak up. Namun, beliau tidak menekan atau minta yang aneh-aneh. Beliau cuma menyampaikan terima kasih karena saya menyuarakan kebenaran,” kata Ayu menanggapi dugaan perselingkuhan Lisa Mariana dan Ridwan Kamil.

  • Profil Sekar Arum Widara, Pemain Angling Dharma yang Ditangkap Polisi

    Profil Sekar Arum Widara, Pemain Angling Dharma yang Ditangkap Polisi

    Jakarta, Beritasatu.com – Mantan artis sinetron kolosal Sekar Arum Widara yang dikenal lewat perannya di Angling Dharma, baru-baru ini ditangkap oleh kepolisian Polres Metro Jakarta Selatan. Penangkapan ini dilakukan setelah Sekar diduga terlibat dalam kasus peredaran uang palsu.

    Pihak kepolisian berhasil mengamankan barang bukti berupa uang palsu dengan jumlah total lebih dari Rp 200 juta. Aksi Sekar terungkap setelah ia ketahuan menggunakan uang palsu untuk berbelanja di beberapa toko di Lippo Mall Kemang, salah satunya di Hypermart.

    “Pelaku melakukan transaksi pembelian di Hypermart menggunakan uang palsu dan langsung diamankan,” ujar Iptu Teddy Rohendi, Kanit Ranmor Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

    Lantas, siapa sebenarnya sosok Sekar Arum Widara ini? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut profil dan perjalanan kariernya!

    Profil Sekar Arum Widara

    Sekar Arum Widara lahir di Bogor pada 2 November 1984. Selain dikenal sebagai aktris, ia juga merupakan lulusan perguruan tinggi dengan gelar sarjana ilmu politik.

    Di luar dunia hiburan, Sekar sempat menjajal dunia politik. Pada Pemilu 2014, ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk DPRD Kota Bogor dari Daerah Pemilihan 5 (Bogor Utara), namun tidak berhasil lolos.

    Pascavakum dari dunia hiburan, Sekar meniti karier di sektor swasta sebagai seorang karyawan dan konsultan profesional.

    Perjalanan Karier di Dunia Hiburan

    Sekar memulai karier di dunia hiburan Indonesia pada akhir 1990-an dan mulai dikenal publik lewat sinetron kolosal Angling Dharma yang tayang sejak 3 Mei 2000.

    Sinetron ini menjadi salah satu tayangan kolosal paling populer saat itu dan melambungkan nama Sekar sebagai salah satu aktris berbakat. Selain Angling Dharma, Sekar juga tampil dalam berbagai produksi televisi lainnya sepanjang era 2000-an.

    Pada awal dekade 2010-an, ia mencoba peruntungan sebagai presenter dalam acara televisi bertema aksi bela diri berjudul Pendekar, yang tayang sekitar tahun 2010 hingga 2011. 

    Program ini cocok dengan citra Sekar yang dikenal lewat peran-peran kolosal dan laga. Setelahnya, Sekar perlahan menghilang dari layar kaca dan tidak lagi aktif di dunia hiburan.

    Film dan Program TelevisiAngling Dharma (2000-2005): Sinetron kolosal legendaris produksi Genta Buana Pitaloka yang menceritakan kisah legenda Angling Dharma. Sekar tampil dalam peran penting di serial ini.Pendekar (2010-2011): Acara televisi mingguan bertema aksi dan bela diri, di mana Sekar tampil sebagai presenter dalam sekitar 40 episode.Aktif di Media Sosial

    Sekar cukup aktif di media sosial, khususnya di Instagram melalui akun @sekardaraaaa yang memiliki lebih dari 12 ribu pengikut.

    Namun, sejak terjerat kasus hukum pada 2025, aktivitasnya di media sosial tampaknya berhenti dan belum diketahui perkembangan terbarunya.

    Ancaman Hukuman

    Pasca penangkapan, Sekar Arum Widara ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan uang. Ia dijerat dengan Pasal 26 ayat (2) dan (3) juncto Pasal 36 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, serta Pasal 244 dan 245 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Atas perbuatannya tersebut, ia terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun.

  • Benarkah Drama RK vs Lisa Mariana Di-setting? Ini Analisis Pakar IT

    Benarkah Drama RK vs Lisa Mariana Di-setting? Ini Analisis Pakar IT

    Jakarta, Beritasatu.com – Kasus dugaan perselingkuhan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) dengan model majalah dewasa Lisa Mariana menyedot banyak perhatian publik. Benarkah perkara ini sudah di-setting?

    Kasus tersebut berawal dari Lisa Mariana mengaku sebagai selingkuhan Ridwan Kamil. Pengakuannya melalui akun media sosial langsung viral hingga RK bereaksi dengan menyebut tudingan itu sebagai “fitnah keji bermotif ekonomi yang didaur ulang.”

    Lisa Mariana mengaku hubungan gelapnya dengan Ridwan Kamil melahirkan seorang anak. Ia berdalih terpaksa mengungkap kasus itu ke publik untuk menuntut tanggung jawab RK menafkahi dia dan anaknya.

    Baru-baru ini, Lisa menggelar konferensi pers di Jakarta mengungkap dirinya melakukan hubungan terlarang dengan Ridwan Kamil di Palembang saat ia masih berusia 21 tahun. Kemudian hamil dan melahirkan bayi di Pamulang.

    Setelah Lisa jumpa pers, akun Instagram Ridwan Kamil @ridwankamil langsung kena retas dan memunculkan tulisan “Eng ing eng kami kembali kawan… Ridwan Kamil tanggung jawab jangan lari..” dan “Selamat bermimpi buruk, ini hanya permulaan dari kami.”

    Netizen menanggapi beragam kasus Ridwan Kamil vs Lisa Mariana. Ada yang menuding perkara ini bagian dari pengalihan isu kasus korupsi Bank BJB yang menyeret nama RK. Di sisi lain, ada juga yang menilai pria yang akrab disapa Kang Emil itu jadi korban pembunuhan karakter.

    Praktisi dan akademi IT Yusep Maulana menganalisis dugaan settingan di balik kasus RK vs Lisa Mariana dan hasilnya ia unggah ke akun Instagramnya @oyusep dan @kawaldata.

    “Semakin dianalisis, semakin menemukan data algoritma indikasi terpola! Apakah drama RK vs Lisa ini di-setting? Kita lakukan research pendekatan machine learning & intelligence,” tulis Yusep dikutip dari akun @oyusep, Senin (14/4/2025). 

    Dari hasil analisis 17 hari tren percakapan netizen, lanjut Yusep, ia mengumpulkan ribuan konten dan komentar dari berbagai platform media sosial serta menemukan pola klasik yang biasa muncul dalam kasus viral yang sudah dirancang atau dipoles. 

    “Grafik emosi netizen didominasi oleh kemarahan dan komentar netral, dua emosi yang paling sering dimanfaatkan dalam skenario sosial media,” sebutnya.

    Dalam unggahannya terkait kasus Ridwan Kamil vs Lisa Mariana, Yusep menampilkan foto RK dan Lisa, dan RK bersama istrinya Atalia Praratya.

    “Kami lakukan analytic dari mulai saat kasus ini mulai naik sampai issue lanjutan hari ini viral, menemukan berbagai data informasi yang cukup janggal,” tulisnya. 

    Kasus Ridwan Kamil vs Lisa Mariana – (Instagram/@ayusep)

    Yusep memplublikasi hasil pendalamannya menggunakan pola algoritma issue dengan penerapan analytic dan pendekatan machine learning sebagai berikut:

    1. Pola klasik viral+rebound

    Awalnya terjadi lonjakan tajam mention dari 27 Maret hingga 2 April 2025 mencapai puncaknya di atas 19.000 mention. Lalu tren turun perlahan selama seminggu. Rebound signifikan terjadi pada 11 April 2025, saat Lisa Mariana melakukan konferensi pers, yang memunculkan lebih dari 12.000 mention lagi.

    “Pola ini mirip siklus isu settingan atau panggung digital mencapai ledakan awal, membuat publik terpecah lalu memberi trigger (klarifikasi) untuk naik lagi,” sebut Yusep.

    Sampai kapan viral?

    Dari histori dan pola data, tulis Yusep, diprediksi isu kasus Ridwan Kamil vs Lisa Mariana akan terus trending dan mendominasi pemberitaan publik dalam jangka lama.

    2. Sentimen Emosi Didominasi Marah dan Netral

    Yusep mengungkapkan sepanjang  17 hari memantau tren percakapan warganet terhadap kasus RK vs Lisa Mariana, emosi marah paling tinggi muncul di media sosial. Netizen kecewa, geram, bahkan menghujat. 

    “Tetapi menariknya banyak juga yang netral, terkesan hanya ikut-ikutan, bercanda, atau membuat konten lelucon dari isu ini,” tulisnya.

    “Jika ini murni konflik pribadi, emosi seharusnya lebih banyak ke arah sedih atau takut. Tetapi ini didominasi marah dan netral, menunjukkan emosi public ‘diarahkan’ untuk engagement,” sebutnya.

    3. Timing Klarifikasi dan Konferensi Sangat Strategis

    Menurutnya, klarifikasi terkait kasus RK vs Lisa Mariana dilakukan saat grafik turun tajam, kemudian tiba-tiba mention melonjak. Hal ini biasa digunakan dalam strategi media sosial untuk memperpanjang masa trending.

    “Bisa jadi disengaja oleh manajemen/pihak tertentu untuk menjaga atensi publik, menutup kasus lain yang lebih penting, atau untuk membangun panggung lanjutan,” tulisnya.

    Yusep lalu membuat kesimpulan apakah kasus RK vs Lisa Mariana apakah di-setting? 

    “Kemungkinan besar iya atau minimal sudah dipoles secara professional,” tukasnya.

    Dia menunjukkan pola data berupa manajemen isu yang rapi, pemilihan waktu yang presisi, serta pemanfaatan emosi marah dan netral untuk viralisasi.

    “Terlepas kasus ini benar atau salah, namun yang melakukan settingan ini siapa? Ini bisa jadi untuk alat politik, personal branding maupun pengalihan isu,” pungkas Yusep terkait kasus RK vs Lisa Mariana.

  • Dukung Palestina, Green Day Ubah Lirik Lagu Jesus of Suburbia

    Dukung Palestina, Green Day Ubah Lirik Lagu Jesus of Suburbia

    Jakarta, Beritasatu.com – Band rock alternatif Green Day mendapat banyak sorotan setelah menyuarakan dukungan terhadap Palestina saat tampil dalam festival musik Coachella 2025 di California, Amerika, Sabtu (12/4/2025).

    Green Day mengubah lirik lagu Jesus of Suburbia untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina selama pertunjukan berlangsung.

    Vokalis Billie Joe Armstrong mengubah lirik “runnin’ away from pain when you’ve been victimized” menjadi “runnin’ away from pain like the kids from Palestine, tales from another broken home.” 

    🇵🇸 Green Day changed the lyrics of their song ‘Jesus of Suburbia’ to show support for Palestine at Coachella:
    “Running away from pain like the kids from Palestine” pic.twitter.com/wQtncg1khz

    — Psychedelic Socialist (@Acid_Communist) April 13, 2025

    Lirik tersebut mendapat respons meriah dari penonton yang bertepuk tangan dan bersorak.

    Dalam konser tersebut Green Day selain membawakan lagu mereka juga diselingi dengan membawakan lagu Iron Man dari Black Sabbath dan Free Fallin milik Tom Petty. Green Day membuka penampilan dengan menyanyikan lagu American Idiot dan dilanjutkan dengan melantunkan sejumlah lagu hit mereka dengan tempo agresif. 

    Lagu-lagu klasik dari album Dookie hingga yang terbaru Saviors, mereka mainkan semuanya.

    Green Day dijadwalkan kembali ke Coachella untuk minggu kedua festival pada Sabtu (19/4/2025). 

  • Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Jakarta, Beritasatu.com – Khidmat Ramadan tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di Turki. Negeri dengan 99 persen penduduknya beragama Islam itu, juga menyambut Ramadan dengan kekhasan budaya peninggalan Kekaisaran Ottoman. 

    Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan negeri ini. Apalagi beberapa tahun belakangan terdapat kabar Hagia Sophia yang dikembalikan fungsinya sebagai masjid setelah bertahun-tahun dijadikan museum. Lalu Cappadocia (Kapadokya), yang menjadi “It’s my dream” masyarakat Indonesia.

    Pada pertengahan Maret lalu, Beritasatu berkesempatan menikmati Ramadan Karim di negeri peninggalan kerajaan Islam terbesar dalam sejarah tersebut.

    Beritasatu akan berbagi budaya Ramadan yang kaya di Turki dan jejak peninggalan Ottoman. Hagia Sophia menjadi salah satunya. Sayangnya tak ada Cappadocia. Beritasatu melewatkannya agar tetap menjadi “It’s my dream mas”.

    Ramadan di Turki: Tradisi, Kehangatan, dan Keunikan yang Tak Tergantikan

    Bulan Ramadan di Turki pada tahun ini jatuh pada tanggal 1 Maret hingga 29 Maret. Tepat pada awal musim semi, setelah sekitar tiga bulan mengalami musim dingin.

    Budaya Turki menyebut Ramadan sebagai Sultan Eleven Months. Dalam bahasa setempat disebut On Bir Ayın Sultanı. Mengapa? Karena bulan ini merupakan bulan bagi muslim melakukan introspeksi, pengendalian diri, berbagi, pengabdian, dan tentunya berpuasa. 

    Bulan Ramadan di Turki bukan sekadar soal menahan lapar dan haus. Ini adalah tentang kebersamaan, tradisi yang turun-temurun, dan suasana magis yang menyelimuti negeri dua benua ini. Saat bulan suci tiba, Turki berubah menjadi tempat yang begitu hidup, hangat, dan penuh warna. Dari gemerlap lampu-lampu masjid hingga aroma manis güllaç di setiap sudut kota.

    Begitu Ramadan dimulai, ritme kehidupan di Turki ikut menyesuaikan. Jalanan jadi lebih tenang di siang hari, tapi menjelang matahari terbenam, kota-kota mulai bergeliat lagi. Taman-taman kota dan alun-alun berubah jadi tempat kumpul warga untuk berbuka puasa bareng, lengkap dengan meja panjang yang penuh makanan khas.

    Masyarakat Turki merayakan bulan ini secara khusus, dengan adat dan budaya Islam. Dengan berusaha menunjukkan cinta, amal, dan toleransi, adalah beberapa cara yang dilakukan mereka.

    Spanduk besar bercahaya terbentang di antara dua menara masjid-masjid, disebut mahya. Di bulan Ramadan ini, mahya bertuliskan asma Allah dan pesan spiritual. Cahaya mahya yang bersinar di langit malam, menonjolkan suasana spiritual dan simbol kehangatan Ramadan versi Turki.

    Ada budaya Turki selama Ramadan yang cukup akrab dengan budaya Indonesia, yakni membangunkan masyarakat untuk sahur. Di Turki, ada davulcu. Davulcu adalah para penabuh drum tradisional yang keliling kampung jelang sahur sambil menyanyikan lagu-lagu khas serta membacakan puisi Ramadan. Mirip ya? Meskipun zaman sudah modern, tradisi ini tetap dilestarikan, dan bahkan jadi momen yang dinanti warga.

    Pada waktu berbuka (iftar) juga terdapat kekhasan yang mirip dengan beberapa daerah di Indonesia bekas wilayah kerajaan Islam jaman baheula. Jika sahur dengan tabuhan drum, maka berbuka dengan letusan meriam.

    Ya, tradisi menandai waktu berbuka dengan suara letusan meriam masih dilakukan di masjid-masjid di Turki, meski tidak selalu setiap hari. Sayangnya Beritasatu melewatkan kesempatan melihat tradisi ini di pelataran Masjid Biru (Blue Mosque/Masjid Sultan Ahmed).

    Berbuka dengan yang manis, tidak berlaku di negeri dua benua ini. Kebiasaan mereka berbuka dengan seteguk air, beberapa buah zaitun atau kurma. Setelah itu menu-menu lezat khas tradisional dihamparkan. Roti Ramadan bertabur wijen menjadi salah satu yang khas.

    Kalau bicara soal makanan Ramadan di Turki, ada beberapa menu yang cuma muncul setahun sekali, seperti pide Ramadan, roti pipih yang empuk dan harum, jadi andalan saat berbuka. Ada juga güllaç, dessert khas Ramadan dari lapisan tipis tepung beras yang direndam susu dan diberi taburan delima serta pistachio. Rasanya? Segar, lembut, dan manisnya pas banget!

    Buka Puasa Bersama di Masjid dan Taman, serta Berbelanja

    Masjid-masjid besar di Turki sering menggelar buka puasa massal. Siapa pun boleh datang, duduk bersama, dan menikmati hidangan sederhana namun penuh berkah. 

    Ini adalah momen yang mempererat solidaritas dan menghapus sekat-sekat sosial. Bahkan banyak turis pun diajak bergabung, menjadikan Ramadan sebagai jembatan budaya yang indah.

    Setelah berbuka, suasana semakin meriah dengan Ramadan bazaar yang buka hingga larut malam. Di sini, pengunjung bisa menemukan aneka camilan, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni tradisional. 

    Anak-anak berlarian sambil memegang balon, orang dewasa menikmati teh sambil ngobrol hangat, dan seluruh kota terasa hidup.

    Ramadan di Turki bukan cuma soal ibadah, tapi juga soal merayakan kehidupan dalam kebersamaan. Dengan kombinasi antara tradisi kuno, kuliner lezat, dan semangat gotong royong, Ramadan di negeri ini memberikan pengalaman yang sulit dilupakan. 

    Jadi, kalau punya rencana mengunjungi Turki di bulan suci, siapkan hati untuk jatuh cinta pada suasananya yang begitu khas dan memikat.

    Bukan hanya merasakan Ramadan-nya, Beritasatu juga berkesempatan mengunjungi berbagai lokasi yang menarik di Kota Istanbul dan Bursa. Berbagai lokasi wisata ini sebagian besar merupakan peninggalan atau jejak Kekaisaran Ottoman. 

    Istanbul: Kota Pewaris Dua Peradaban

    Istanbul bukan sekadar kota, dia adalah pengalaman. Bayangkan sebuah tempat di mana dua benua bertemu, Asia dan Eropa, dipisahkan oleh selat Bosporus yang memesona. 

    Kota ini punya ritme sendiri, kadang terasa seperti mozaik waktu, di mana sejarah ribuan tahun bisa berdampingan dengan hiruk-pikuk modernitas. Jalan-jalan sempit berkelok yang dipenuhi aroma kopi dan roti hangat bisa tiba-tiba membuka ke panorama masjid megah atau gedung pencakar langit.

    Dalam sejarahnya, Istanbul punya perjalanan panjang dan penuh warna. Dulu dikenal sebagai Byzantion saat masih menjadi koloni Yunani, lalu berubah menjadi Konstantinopel saat jadi ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Setelah ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II pada 1453, kota ini menjadi pusat Kekaisaran Ottoman dan berkembang jadi salah satu kota paling berpengaruh di dunia. 

    Pergantian nama menjadi “Istanbul” secara resmi baru terjadi setelah berdirinya Republik Turki, meskipun sebutan itu sudah digunakan oleh masyarakat sejak lama.

    Setiap sudut Istanbul punya cerita. Dari Hagia Sophia yang dulunya gereja, lalu jadi masjid, kemudian museum, dan sekarang kembali menjadi masjid, hingga Grand Bazaar yang masih berdetak seperti jantung perdagangan sejak ratusan tahun lalu. Di kota ini, jejak Romawi, Bizantium, dan Ottoman berpadu dalam satu lanskap yang kaya dan hidup. Sambil menyusuri jalan berbatu, sejarah terasa begitu dekat dan nyata.

    Tapi Istanbul bukan cuma tentang masa lalu. Kehidupan malam di kawasan Karaköy atau Galata, galeri seni independen di Cihangir, kafe-kafe hipster di Balat, semuanya menunjukkan sisi kota yang penuh energi dan terus berubah. Musik, seni, dan kuliner jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tak sulit menemukan tempat untuk bersantai sambil menyeruput teh apel atau mencicipi baklava segar.

    Yang membuat Istanbul begitu spesial adalah keberagamannya. Di satu sisi, ada azan yang menggema dari menara masjid, di sisi lain, terdengar tawa anak-anak bermain bola di taman. Orang-orangnya hangat dan penuh semangat, sering kali menyapa dengan senyum atau ajakan minum teh, bahkan pada orang asing. Kehidupan di sini terasa akrab, meski bagi yang baru datang sekalipun. Katanya, Istanbul tahu caranya membuat siapa pun jatuh hati, pelan, tapi pasti.

    Beyoğlu dan Jalan İstiklal: Jantungnya Istanbul yang Selalu Hidup

    Kalau ada satu tempat di Istanbul yang bisa menggambarkan semangat kota ini, mungkin jawabannya ada di Beyoğlu, terutama di Jalan İstiklal. Jalan panjang yang selalu ramai ini bukan cuma tempat belanja, tapi juga jalur nostalgia. Di sinilah trem merah ikonik mondar-mandir di antara lautan pejalan kaki, membawa kenangan lama sekaligus semangat baru.

    Dulu, jalan ini dikenal sebagai Grand Rue de Pera, karena memang berada di kawasan Pera yang dihuni banyak warga asing dan komunitas non-Muslim selama masa Kekaisaran Ottoman. Tapi setelah Republik Turki berdiri pada tahun 1923, namanya diubah menjadi “İstiklal Caddesi” yang berarti “Jalan Kemerdekaan.” 

    Nama ini diberikan sebagai penghormatan atas perjuangan rakyat Turki dalam Perang Kemerdekaan. Jadi, selain penuh warna dan cerita, jalan ini juga punya makna historis yang dalam.

    Jalan Istiklal, geliat aktivitas masyarakat hingga tengah malam menjadi simbol kehidupan metropolis Kota Istanbul. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Sering muncul pertanyaan: apakah ada hubungannya antara Jalan İstiklal dan Masjid Istiqlal di Jakarta? Jawabannya: tidak secara langsung. Meski nama keduanya sama-sama berarti “kemerdekaan” dan lahir dari semangat perjuangan masing-masing bangsa, penamaan ini berdiri di konteks dan sejarah yang berbeda. 

    Tetapi tetap menarik melihat bagaimana semangat “istiqlal” atau “istiklal” jadi simbol penting, baik di Istanbul maupun di Jakarta, dua kota besar dengan sejarah panjang dan semangat nasionalisme yang kuat.

    Hingga sekarang, Jalan İstiklal tetap jadi pusat budaya dan hiburan. Deretan gedung neoklasik berdiri megah di kiri-kanan jalan, menyimpan ratusan toko, restoran, galeri seni, museum, hingga kedai manisan dan pub bergaya klasik. Di sini, aroma roti simit hangat, kopi Turki, dan musik jalanan berpadu jadi satu.

    Beberapa bangunan bersejarah bisa ditemukan di sepanjang jalur ini, seperti Gereja St Antoine yang masih aktif, Sekolah Galatasaray yang melegenda, dan penginapan Narmanlı yang penuh cerita. 

    Tak jauh dari situ, berdiri Museum Pera dan Salt Beyoğlu yang jadi ruang pamer karya seniman lokal maupun internasional. Kalau melangkah ke ujung jalan, Taksim Square menyambut dengan ramai, lengkap dengan Pusat Kebudayaan Atatürk yang kini tampil lebih modern.

    Masjid Taksim: Sentuhan Modern di Tengah Suasana Klasik

    Begitu sampai di ujung Jalan İstiklal, perhatian langsung tertuju pada sebuah bangunan megah dengan kubah besar, itulah Masjid Taksim. Masjid ini tergolong baru kalau dibandingkan dengan masjid-masjid tua di Istanbul, tapi kehadirannya langsung jadi ikon. Lokasinya yang strategis, tepat di Taksim Square, bikin masjid ini seakan menyapa semua yang melintas di pusat kota.

    Desainnya unik, karena menggabungkan gaya arsitektur masjid tradisional dengan elemen-elemen modern yang terinspirasi dari bangunan-bangunan abad ke-19 di kawasan Beyoğlu. Jadi, meskipun bentuknya klasik dengan kubah dan menara, ada kesan segar yang bikin masjid ini beda dari yang lain. Mihrab dan mimbarnya pun dibuat dengan pendekatan modern, tapi tetap menjaga akar tradisi.

    Kaligrafi yang menghiasi interiornya tampil dengan warna-warna dominan seperti hijau, merah marun, dan hitam. Nuansa yang tenang, tapi tetap terasa kuat dan anggun. Masjid ini juga cukup luas, kapasitasnya bisa menampung sekitar 4.000 jemaah sekaligus, jadi sering ramai terutama saat salat Jumat dan hari besar keagamaan.

    Masjid Taksim yang berada di pangkal Jalan Istiklal dan Taksim Square. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Yang menarik, Masjid Taksim bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang budaya. Ada ruang bawah tanah yang digunakan untuk pameran dan kegiatan sosial, menunjukkan bahwa masjid ini memang hadir untuk menjawab kebutuhan spiritual sekaligus kultural masyarakat kota.

    Di tengah riuhnya kawasan Taksim, masjid ini seperti oase yang menawarkan ketenangan. Cocok banget jadi tempat berhenti sejenak setelah menjelajah hiruk-pikuk Jalan İstiklal.

    Pierre Loti: Tempat Nongkrong Santai dengan Pemandangan Klasik Istanbul

    Kalau lagi pengin menikmati Istanbul dari ketinggian sambil duduk santai dan minum teh, Bukit Pierre Loti adalah tempat yang pas banget. Bukit ini terletak di kawasan Eyüp, bagian barat kota tua, dan jadi salah satu spot favorit warga lokal maupun wisatawan buat ngadem sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas (Golden Horn) yang legendaris itu.

    Namanya diambil dari Julien Viaud, seorang penulis asal Prancis yang dikenal dengan nama pena Pierre Loti. Dia jatuh cinta sama Istanbul dan sering nongkrong di kafe yang sekarang jadi landmark di puncak bukit ini. Dari situlah nama bukit ini berasal, sebuah penghormatan kecil untuk pengagum Istanbul dari negeri seberang.

    Bersantai dengan secangkir kopi sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Cara ke sini juga asyik, bisa naik kereta gantung dari bawah bukit, atau kalau lagi semangat, bisa juga naik tangga sambil menikmati suasana sekitar yang rindang. Begitu sampai di atas, pemandangannya langsung bikin terdiam sejenak. Bentangan kota tua, masjid-masjid dengan menara tinggi, dan gemerlap air Tanduk Emas jadi latar yang sulit dilupakan.

    Tempat ini juga cocok buat yang suka suasana tenang dan klasik. Banyak pengunjung duduk santai di kafe, menikmati teh Turki dalam gelas kecil sambil ngobrol atau sekadar melamun menatap kota. Di sore hari, suasananya makin syahdu, apalagi saat matahari mulai turun dan langit Istanbul berubah warna.

    Pierre Loti bukan tempat yang mewah atau ramai, tapi justru itu daya tariknya. Rasanya seperti melangkah keluar dari keramaian dan masuk ke halaman kecil dalam buku harian yang penuh kenangan.

    Masjid Sultan Eyüp: Tempat yang Penuh Makna dan Ketenteraman

    Masih di kawasan Eyüp, tak jauh dari Bukit Pierre Loti, berdiri megah Masjid Sultan Eyüp yang menjadi salah satu masjid paling penting dan dihormati di Istanbul. Tempat ini bukan cuma destinasi wisata religi, tapi juga lokasi penuh sejarah dan spiritualitas yang dalam banget buat banyak orang, baik dari Turki sendiri maupun dari luar negeri.

    Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1458, hanya lima tahun setelah Istanbul ditaklukkan oleh Kesultanan Ottoman. Namanya diambil dari Abu Ayyub al-Ansari (Sultan Eyüp dalam bahasa Turki), seorang sahabat Nabi Muhammad yang diyakini wafat saat ikut dalam pengepungan Konstantinopel di abad ke-7. Makamnya ada di kompleks masjid ini, dan sampai sekarang jadi tempat ziarah yang ramai.

    Masjid Sultan Eyup. Berasal dari nama sahabat Nabi Muhammad SAW yang wafat dalam pengepungan Konstantinopel. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Satu tradisi unik yang masih hidup sampai sekarang adalah upacara sunatan anak-anak di masjid ini. Anak-anak laki-laki yang akan disunat biasanya datang ke sini dengan pakaian ala pangeran Ottoman lengkap dengan jubah, tongkat kecil, dan mahkota lucu di kepala. 

    Mereka datang bersama keluarga besar, lalu berdoa di makam Sultan Eyüp sebelum prosesi sunat. Tradisi ini dianggap membawa berkah, sekaligus menjadi momen penting dalam kehidupan seorang anak laki-laki Turki.

    Masjidnya sendiri punya arsitektur khas Ottoman yang anggun dan tenang. Dikelilingi taman rindang dan kompleks makam para tokoh penting, suasana di sini terasa khidmat, tapi tetap nyaman buat duduk santai atau sekadar berjalan-jalan sore. Bangunan masjid juga sempat direnovasi beberapa kali, tapi nuansa aslinya tetap dijaga dengan baik.

    Kalau mampir ke sini, rasanya seperti menyelami sisi lain Istanbul yang penuh nilai, tradisi, dan penghormatan terhadap sejarah. Bukan cuma indah dilihat, tapi juga kaya makna.

    Semenanjung Bersejarah: Jantung Kota Tua yang Penuh Cerita

    Kalau bicara soal Istanbul, mustahil melewatkan Semenanjung Bersejarah atau yang juga dikenal sebagai kota tua. Tempat ini dulunya adalah pusat pemerintahan dan kehidupan sosial Kekaisaran Romawi Timur, lalu dilanjutkan oleh Kesultanan Ottoman. Sekarang, kawasan ini jadi semacam museum terbuka raksasa, di mana setiap langkah terasa seperti melangkah ke masa lalu.

    Secara geografis, area ini dikelilingi oleh tiga perairan penting: Tanduk Emas di utara, Selat Bosporus di timur, dan Laut Marmara di selatan. Kombinasi itu bikin tempat ini strategis banget dari dulu sampai sekarang. Di sinilah berdiri bangunan-bangunan ikonik seperti Hagia Sophia, Masjid Biru, Istana Topkapı, Hippodrome, dan Masjid Süleymaniye, semuanya cuma berjarak jalan kaki dari satu sama lain.

    Selain jadi pusat kekuasaan, kawasan ini juga pernah jadi jantung perdagangan, seni, dan keagamaan. Tidak heran, UNESCO memasukkan Semenanjung Bersejarah ke dalam daftar Warisan Dunia sejak tahun 1985. Bangunan-bangunan tua yang megah, tembok kota yang masih berdiri di beberapa sisi, hingga jejak-jejak arsitektur Bizantium dan Ottoman, semuanya bisa dinikmati sambil santai jalan kaki.

    Tanduk Emas, salah satu sudut dari Semenanjung Bersejarah dilihat dari Bukit Pierre Loti. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Salah satu pengalaman paling seru di sini adalah keliling Hippodrome, alun-alun luas yang dulunya tempat balap kereta kuda dan pertunjukan akbar. Sekarang, tempat ini jadi taman terbuka yang dikelilingi monumen kuno seperti Obelisk Mesir dan Kolom Ular, semua masih berdiri gagah di tengah hiruk-pikuk kota modern.

    Semenanjung ini benar-benar menggambarkan karakter Istanbul: kota yang enggak pernah melupakan akarnya, tapi tetap terus bergerak maju. Setiap sudutnya menyimpan cerita, dan setiap bangunannya seperti ingin bercerita pada siapa pun yang lewat.

    Hagia Sophia: Simbol Keagungan, Iman, dan Arsitektur

    Kalau Istanbul punya satu bangunan yang benar-benar jadi simbolnya kota, Hagia Sophia pasti masuk daftar teratas. Bayangkan, gedung megah ini sudah berdiri sejak tahun 537 M, dan masih berdiri kokoh sampai sekarang! 

    Dibangun sebagai gereja oleh Kaisar Justinianus saat Kekaisaran Romawi Timur masih berjaya, Hagia Sophia sempat jadi gereja terbesar di dunia selama hampir seribu tahun.

    Ngomong-ngomong soal nama, “Hagia Sophia” bukan nama orang, lho! Nama ini berasal dari bahasa Yunani: Hagía Sophía, yang berarti “Kebijaksanaan Suci” (Holy Wisdom). Dalam ajaran Kristen Ortodoks, ini adalah salah satu atribut dari Tuhan, bukan nama santo atau tokoh tertentu. 

    Jadi saat pertama kali dibangun, Hagia Sophia memang didedikasikan untuk Kebijaksanaan Ilahi, bukan untuk seseorang bernama Sophia. Nama ini memperkuat makna spiritual bangunan ini, yang sejak awal memang dimaksudkan sebagai pusat ibadah dan refleksi keagamaan.

    Ruang utama Hagia Sophia. Seluruh ornamen peninggalan gereja secara perlahan digantikan simbol-simbol keislaman. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Arsitektur Hagia Sophia luar biasa. Kubah utamanya yang menjulang setinggi lebih dari 55 meter jadi pusat perhatian siapa pun yang masuk. Teknologi arsitektur yang dipakai di zamannya benar-benar melampaui waktu, pendetive, yakni struktur penopang kubah yang bikin bangunan ini tetap stabil dan elegan dari segala sudut. 

    Dari luar memang megah, tapi justru bagian dalamnya yang bikin banyak orang terkesima. Ada mozaik emas, lukisan dinding kuno, dan kaligrafi raksasa yang menggambarkan jejak percampuran budaya selama berabad-abad.

    Saat Ottoman menaklukkan Konstantinopel tahun 1453, Hagia Sophia diubah jadi masjid. Beberapa elemen Kristen ditutup dengan plester, tapi banyak yang masih bertahan dan akhirnya ditemukan kembali di era modern. Di masa itu, juga ditambahkan unsur Islam seperti mimbar, mihrab, dan tentu saja menara-menara yang jadi ciri khas masjid.

    Kemudian, di tahun 1935, atas keputusan pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk, Hagia Sophia diubah jadi museum. Ini bikin tempat ini jadi simbol keberagaman dan toleransi budaya. Tapi pada tahun 2020, statusnya kembali berubah dan ditetapkan lagi sebagai masjid, meskipun tetap terbuka untuk wisatawan dari seluruh dunia.

    Yang bikin Hagia Sophia istimewa bukan cuma karena umurnya yang panjang, tapi juga karena perannya sebagai saksi perubahan zaman, dari gereja, jadi masjid, lalu museum, dan kembali jadi masjid. Bangunan ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, sebagai bagian dari Kawasan Bersejarah Istanbul.

    Masuk ke Hagia Sophia seperti menyentuh sejarah dengan tangan sendiri. Dari lantainya yang aus oleh jutaan langkah kaki, sampai cahaya yang menembus jendela-jendela tinggi dan memantul di dinding mozaik emas. Semuanya terasa hidup.

    Di bulan Ramadan, Masjid Hagia Sophia lebih spesial. Ada mukabalah, yakni pembacaan ayat suci Al-Qur’an menjelang salat zuhur dan asar. Kegiatan ini hanya berlaku di bulan Ramadan saja. 

    Masjid Biru: Keindahan Ubin İznik dan Suara yang Menjawab Langit

    Tepat di seberang Hagia Sophia, berdiri saudaranya yang lebih “muda”, tapi tidak kalah megah: Masjid Sultan Ahmed, atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Biru. Dibangun pada awal abad ke-17 oleh Sultan Ahmed I, masjid ini jadi lambang keagungan arsitektur Ottoman. Enam menaranya yang menjulang dan ratusan jendela berukir bikin siapa pun terdiam waktu menengadah.

    Yang paling ikonik dari Masjid Biru tentu saja bagian dalamnya. Dipenuhi lebih dari 20.000 ubin İznik berwarna biru yang bikin suasana terasa sejuk dan damai. Bukan cuma tempat ibadah, masjid ini juga jadi ruang kontemplasi di tengah hiruk pikuk kota tua Istanbul.

    Satu hal yang bikin momen di sini makin berkesan adalah tradisi azan bersahutan. Setiap waktu salat tiba, suara muazin dari Masjid Biru dan Hagia Sophia saling menyapa. Bukan rebutan, tapi lebih ke harmoni. Saling memberi jeda, saling menghormati.

    Museum Sejarah Hagia Sophia: Menyusuri 1700 Tahun dalam Sekejap

    Berlokasi cuma beberapa langkah dari Hagia Sophia, museum ini bukan sekadar tempat lihat-lihat artefak. Di sini, sejarah terasa hidup. Museum Sejarah dan Pengalaman Hagia Sophia hadir untuk mengajak pengunjung menyelami perjalanan panjang bangunan megah ini, dari basilika Bizantium, masjid Ottoman, hingga museum dan kembali jadi masjid.

    Begitu masuk, pengunjung langsung disambut teknologi imersif, lampu, suara, dan visual yang bikin seolah sedang berdiri di tengah-tengah masa lalu. Di lantai dasar, ada artefak-artefak asli dari Hagia Sophia yang dulu sempat disimpan di gudang. Beberapa bagian bahkan menampilkan potongan arsitektur asli yang bisa dilihat dari dekat.

    Museum ini terbagi dalam beberapa zona waktu. Lantai dua mengajak pengunjung ke era Ottoman, lengkap dengan elemen budaya dan keagamaan yang dulu menghiasi Hagia Sophia saat fungsinya berubah jadi masjid. Lantai tiga menyajikan kisah era Kekaisaran Romawi Timur dengan cara yang modern, yakni memakai teknologi proyeksi dan suara tiga dimensi yang bikin suasana terasa nyata.

    Ada juga bagian keren yang menampilkan tangki air kuno dari masa Romawi Timur, bisa dilihat lewat jendela kaca tanpa bingkai di lantai dasar. Ruang ini tenang dan agak mistis, seolah menyimpan rahasia yang belum semuanya terungkap.

    Intinya, museum ini bukan cuma tempat belajar, tapi juga tempat merasakan dan meresapi kemegahan Hagia Sophia dengan pancaindra. Dari lantunan musik sakral hingga detail ubin tua, semuanya dibalut dengan presentasi modern. Cocok buat yang ingin memahami bukan cuma bentuk fisiknya, tapi juga jiwa Hagia Sophia.

    Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam: Bukti Kalau Ilmuwan Muslim Enggak Kalah Keren

    Di balik kemegahan bangunan dan kisah para sultan, Istanbul juga punya sisi lain dari sejarah Islam, yaitu sains. Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam yang berada di Taman Gülhane ini adalah bukti bahwa dunia Islam pernah jadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

    Museum ini dibuka tahun 2008 atas inisiatif sejarawan Fuat Sezgin, dan sejak itu jadi tempat favorit buat yang ingin melihat bagaimana para ilmuwan Muslim menciptakan berbagai penemuan canggih jauh sebelum era modern dimulai. Mulai dari astronomi, kedokteran, matematika, hingga teknologi perang, semuanya dipajang dalam bentuk replika alat-alat kuno yang keren dan penuh detail.

    Ada jam air, astrolabe, alat bedah, peta dunia abad pertengahan, dan berbagai benda yang memperlihatkan betapa majunya ilmu pengetahuan saat itu. Bagian menariknya, semua ini disusun dengan cara yang ramah pengunjung. Cocok buat semua usia, dari yang sekadar jalan santai sampai yang nerd sains banget.

    Jadi, museum ini bukan cuma tempat “lihat barang lama”, tapi juga ruang buat menghargai kontribusi ilmuwan Muslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

    Istana Topkapı: Rumah para Sultan dan Rahasia di Baliknya

    Setelah puas dengan sains, sekarang saatnya menyelami kehidupan para sultan di Topkapı Palace, istana megah yang dulu jadi pusat pemerintahan Kekaisaran Ottoman selama hampir 400 tahun. Letaknya di ujung Semenanjung Bersejarah, menghadap langsung ke pertemuan Selat Bosporus, Tanduk Emas, dan Laut Marmara. Pemandangannya? Enggak main-main.

    Masuk ke Topkapı itu seperti masuk ke dunia lain, dunia penuh rahasia kerajaan, kisah para selir di harem, hingga pusaka peninggalan Rasulullah SAW yang disimpan dengan penuh kehormatan. Istana ini terdiri dari banyak paviliun, taman hijau, aula pertemuan, dan museum yang menampilkan berbagai koleksi emas, perhiasan, hingga senjata antik.

    Salah satu bagian yang paling bikin merinding adalah Paviliun Relikui Suci, tempat menyimpan jubah, pedang, dan jenggot Nabi Muhammad SAW. Suasana di sini tenang dan khidmat, karena ada pembacaan Al-Qur’an nonstop yang bergema lembut di ruangan.

    Topkapı juga punya dapur kerajaan yang luar biasa besar, tempat masak buat ribuan orang setiap hari. Koleksi porselen Tiongkok dan keramik İznik yang dipajang di sana pun menunjukkan betapa kaya dan beragam pengaruh budaya di lingkungan istana.

    Beykoz dan Makam Nabi Yuşa: Ketika Keheningan Bertemu Keagungan

    Kalau memutuskan jalan-jalan ke sisi Asia Istanbul dan pengin cari suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota, Beykoz adalah salah satu tempat yang cocok banget buat itu. Kawasan ini dikelilingi oleh hutan lebat, udara segar, dan pemandangan Bosphorus dari sudut yang jarang dijamah wisatawan biasa.

    Tapi ada satu tempat di Beykoz yang punya aura spiritual kuat banget: Makam dan Masjid Nabi Yuşa (Hz. Yuşa Türbesi). Menurut tradisi, di sinilah diyakini bersemayam Nabi Yuşa Ibn Nun atau Yosua dalam tradisi Yahudi dan Kristen, yang merupakan penerus Nabi Musa. 

    Gerbang menuju makam dan Masjid Nabi Yusa bin Nun. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Walaupun tidak semua sejarawan sepakat soal lokasinya, makam ini tetap jadi tempat ziarah penting, baik bagi umat Islam maupun mereka yang tertarik dengan sejarah dan spiritualitas lintas agama.

    Uniknya, makam Nabi Yuşa ini panjangnya luar biasa, sekitar 17 meter, yang bikin banyak pengunjung tertegun waktu pertama kali melihatnya. Panjang ini dipercaya sebagai simbol penghormatan terhadap kebesaran nabi tersebut, bukan ukuran tubuh literal. Karena letaknya di puncak bukit Yuşa, pengunjung bisa sekaligus menikmati pemandangan Bosphorus yang dramatis dari ketinggian, sunyi, megah, dan bikin hati tenang.

    Di samping makam, berdiri masjid sederhana yang juga punya atmosfer khusyuk. Banyak pengunjung yang datang bukan cuma untuk berdoa, tapi juga untuk menyepi sejenak dari dunia luar. Tempat ini sering dikunjungi saat Ramadan atau hari-hari keagamaan, tapi suasananya tetap tenang dan damai.

    Kalau Hagia Sophia adalah simbol megahnya perpaduan budaya dan sejarah Istanbul, maka Makam Nabi Yuşa di Beykoz adalah pengingat lembut tentang kesunyian, spiritualitas, dan refleksi. Dua-duanya mencerminkan sisi berbeda dari kota ini, yang satu megah dan penuh cahaya, yang satu lagi tenang dan bersahaja.

    Masjid Yeni: Siluet di Tepi Tanduk Emas

    Kalau berjalan di kawasan Eminönü, Istanbul, tak mungkin melewatkan siluet megah Masjid Yeni yang berdiri anggun di tepi Tanduk Emas. Nama “Yeni” berarti “baru,” meskipun usianya sudah lebih dari 350 tahun, dibangun mulai tahun 1597 dan selesai pada 1665. Tetapi dibanding masjid-masjid klasik Ottoman lain seperti Süleymaniye atau Sultanahmet, ia memang salah satu yang lebih muda, dan punya cerita unik di balik pembangunannya.

    Masjid ini bukan dibangun oleh seorang sultan, tapi oleh seorang wanita kuat di istana, Safiye Sultan, ibu dari Sultan Mehmed III. Pembangunan masjid ini penuh tantangan, mulai dari konflik politik, dana yang tersendat, hingga pergantian kekuasaan. Baru di masa Turhan Hatice Sultan (ibu Sultan Mehmed IV), pembangunannya dirampungkan dan hasilnya luar biasa.

    Masjid Yeni berdiri megah di atas podium yang menghadap laut, lengkap dengan menara-menara ramping, kubah berundak, dan halaman luas. Di dalam, langit-langitnya dipenuhi ubin İznik yang kaya warna, dengan motif bunga dan kaligrafi indah. Kesan mewah dan lembut berpadu dalam satu atmosfer sakral.

    Uniknya, di kompleks Masjid Yeni juga terdapat makam (türbe) keluarga kerajaan, termasuk Turhan Hatice Sultan sendiri. Di sekitarnya, kamu juga bisa menjumpai Pasar Rempah-rempah (Mısır Çarşısı), menandakan peran penting masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat kehidupan sosial dan ekonomi kota.

    Masjid Yeni menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur transisi Ottoman klasik ke gaya barok awal, yang bisa kamu lihat dari lengkungan jendela, bentuk kubah, dan ornamen interiornya yang mulai mengeksplorasi keindahan visual yang lebih berani. Di sinilah kita melihat bagaimana masjid bukan hanya sebagai ruang spiritual, tapi juga sebagai manifestasi seni, budaya, dan kekuasaan.

    Grand Bazaar: Surga Belanja dan Seni Tawar-Menawar

    Bayangkan pasar besar, beratap, isinya ribuan toko kecil dengan lorong-lorong yang seolah tidak ada habisnya. Itulah Grand Bazaar alias Kapalıçarşı dalam bahasa Turki. Pasar ini udah ada sejak abad ke-15, dibangun tak lama setelah Istanbul jatuh ke tangan Kesultanan Ottoman. Selain jadi pusat ekonomi, tempat ini juga saksi bisu perjalanan panjang kota.

    Masuk ke Grand Bazaar rasanya seperti diseret ke dunia lain. Di kiri dan kanan ada penjual karpet dengan motif rumit, perhiasan emas yang mengilap, lampu kaca warna-warni yang cantik, sampai rempah-rempah yang aromanya langsung menusuk hidung. Semuanya dijajakan dengan semangat khas pedagang Istanbul: ramah, kadang agak memaksa, tapi justru itu yang bikin seru.

    Yang bikin Grand Bazaar beda dari pasar biasa adalah suasananya. Toko-tokonya kecil, tapi dihias elegan. Kubah atapnya tinggi, dengan desain ala arsitektur Ottoman klasik. Meski ramai, tempat ini terasa adem, dan aura historisnya masih kerasa kuat. Setiap sudutnya kayak punya cerita sendiri.

    Nah, satu hal yang wajib diingat kalau belanja di sini: tawar-menawar itu wajib hukumnya! Enggak usah malu. Justru pedagangnya senang kalau pengunjung ikut main “negosiasi harga”. Kadang proses tawar-menawar ini malah jadi hiburan tersendiri. Bisa mulai dari teh ditawari gratis, sampai ngobrol ngalor-ngidul hingga akhirnya sepakat harga.

    Grand Bazaar bukan cuma tempat belanja, tapi tempat ikut merasakan denyut asli Istanbul. Di sinilah seni, budaya, dan semangat hidup warga kota bercampur jadi satu.

    Istanbul, Kota Rasa yang Tidak Ada Habisnya

    Kalau bicara soal kuliner Turki, rasanya seperti menyelam ke lautan rasa yang kaya dan dalam. Setiap suapan punya cerita. Warisan panjang dari Anatolia, Romawi Timur, sampai kejayaan Kesultanan Ottoman semuanya berbaur di atas meja makan. Jadi jangan heran kalau makanan di Turki bukan cuma buat kenyang, tapi juga jadi bagian penting dari budaya.

    Kalau ada satu kota yang bisa dibilang jadi panggung utama buat semua cita rasa itu, jawabannya pasti: İstanbul. Di sinilah semua rasa berkumpul, dari kebab yang berasap menggoda, meze segar yang cocok buat sharing, sampai olahan sayuran dengan minyak zaitun khas Mediterania. Istanbul itu ibarat taman bermainnya para pencinta makanan.

    Nama Istanbul makin bersinar di mata dunia waktu Panduan MICHELIN masuk dan mulai mengulas restoran-restoran di kota ini sejak tahun 2022. Sejak saat itu, kota ini masuk ke dalam daftar destinasi gastronomi dunia. Panduan tahun 2023 dan 2024 jadi bukti kalau dunia kuliner Istanbul tidak pernah sepi inovasi, selalu berkembang, penuh warna, dan tidak takut eksperimen.

    Menariknya, bukan cuma Istanbul yang disorot. Izmir dan Bodrum juga ikut masuk radar MICHELIN di tahun-tahun berikutnya. Hasilnya? Turki makin dikenal sebagai negara yang tidak main-main soal makanan. Dan lewat edisi 2025, Istanbul kembali mencuri perhatian sebagai kota dengan “mosaik rasa” yang bikin penasaran siapa pun yang datang.

    Buat angka-angkanya, Istanbul punya 77 restoran yang direkomendasikan, termasuk satu restoran dengan dua Bintang MICHELIN, tujuh lainnya dengan satu bintang, dan 14 yang masuk kategori Bib Gourmand (alias enak tapi ramah di kantong). Ditambah lagi ada restoran Green Star yang fokus ke keberlanjutan, dan juga penghargaan khusus buat para profesional di balik dapur dan layanan dari sommelier sampai chef muda berbakat.

    Bursa: Tempat di Mana Hati Bisa Rehat Kota Bursa – (Beritasatu/Ist)

    Coba ambil napas dalam-dalam dan bayangkan tempat yang punya udara sejuk, makanan enak, sejarah panjang, dan pemandangan yang bikin hati adem. Nah, itu semua bisa ketemu di satu kota: Bursa. 

    Kota ini seperti oase buat siapa saja yang ingin rehat sejenak dari keramaian hidup. Di sini, semua terasa pas, cuacanya bersahabat, makanannya menggoda, dan warganya hangat banget.

    Bursa punya semuanya. Mau santai di pemandian air panas alami? Bisa. Mau eksplor bangunan bersejarah sambil membayangkan zaman keemasan Kesultanan Utsmaniyah? Ada. Mau wisata kuliner? Wah, jangan ditanya. 

    Buat yang doyan salju, Uludag—gunung bersalju yang jadi spot ski favorit—tak jauh dari pusat kota. Dan yang paling penting, suasana di sini tuh tenang tapi hidup, klasik tapi enggak kuno.

    Buat yang suka tempat damai dan penuh makna, jangan lupa singgah ke Iznik, kota kecil yang cantik dan jadi anggota jaringan Cittaslow sejak 2021. Dengan danau yang tenang, reruntuhan kuno, dan keramahan penduduk lokalnya, Iznik terasa kayak dunia kecil yang berdetak dengan ritme damai. 

    Dan yang bikin makin asyik, Bursa cuma sekitar tiga jam naik mobil dari Istanbul. Jadi, cocok banget buat short getaway di akhir pekan.

    Masjid Ulu (Agung)

    Ini bukan sekadar masjid, tapi juga lambang kejayaan masa lalu. Dibangun antara tahun 1396 hingga 1400 oleh Sultan Bayezid I setelah kemenangan di Perang Niğbolu, Masjid Ulu jadi salah satu bangunan ikonik di Bursa. Masjid ini punya 20 kubah besar yang berdiri megah di atas 12 pilar, sebuah desain arsitektur yang luar biasa untuk zamannya.

    Begitu masuk, suasana tenang langsung menyelimuti. Cahaya matahari masuk lembut dari jendela-jendela tinggi, memantul di dinding-dinding yang dihiasi kaligrafi klasik. Ada sekitar 192 karya kaligrafi di dalamnya, ditulis oleh 41 kaligrafer berbeda, membuat masjid ini serasa museum seni Islam.

    Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Selain tempat ibadah, masjid ini juga menyimpan jam kuno, tempat lilin bersejarah, dan salinan Al-Qur’an klasik. Dua menaranya dibangun di masa yang berbeda. Bagian barat saat Bayezid I, dan yang timur atas perintah Sultan Mehmed I. 

    Ada hal menarik di masjid ini. Ada taman di dalam masjidnya sendiri. Atau lebih tepatnya, sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama salat.

    Biasanya, air mancur untuk wudu itu ditempatkan di luar masjid, di halaman. Tapi Ulu Camii beda sendiri, şadırvan-nya justru ada di dalam, tepat di tengah ruang utama. Dikelilingi cahaya alami yang masuk dari atap kaca (kubah terbuka) di atasnya, bagian ini terasa sejuk, tenang, dan bikin suasana salat jadi benar-benar khusyuk.

    Kolamnya berbentuk segi delapan, dengan air jernih yang mengalir pelan dan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitarnya ada beberapa bangku marmer, tempat orang bisa duduk sebentar, berwudu, atau sekadar merenung. Cahaya matahari yang menembus dari atas sering kali menciptakan pantulan indah di permukaan air, bikin suasananya seperti taman rahasia di dalam rumah ibadah.

    Keberadaan kolam atau şadırvan di dalam Ulu Camii bukan sekadar estetika atau kenyamanan. Ini berkaitan langsung dengan sejarah pembangunan masjid dan makna spiritual yang dibawa oleh sang pendiri, Sultan Yıldırım Bayezid.

    Sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Menurut beberapa sumber sejarah, Ulu Camii dibangun sebagai hasil dari nazar Sultan Bayezid, yang saat itu berjanji membangun 20 masjid jika menang dalam Perang Niğbolu. Setelah menang, sang sultan memutuskan untuk membangun satu masjid besar dengan 20 kubah, yang mewakili 20 masjid itu. Karena itu, arsitektur Ulu Camii sangat luas dan terbuka, hampir menyerupai bangunan bazaar.

    Di tengah struktur besar ini, dipilihlah sebuah şadırvan dalam ruangan sebagai pusatnya sebagai simbol pembersihan diri, baik secara lahir maupun batin, sebelum menghadap Tuhan. Peletakan air mancur di tengah masjid juga dianggap sebagai metafora taman surga (jannat) dalam ajaran Islam, tempat di mana air mengalir dan kedamaian abadi terasa.

    Praktis, secara fungsi, şadırvan ini digunakan untuk berwudu. Namun secara spiritual, ia menciptakan suasana kontemplatif, pusat kedamaian dalam sebuah ruang ibadah yang megah. Tak heran jika hingga kini, pengunjung dari seluruh dunia selalu terkesan saat memasuki Ulu Camii dan menemukan taman kecil di tengah kesunyian masjid.

    Cumalıkızık: Desa Ottoman yang Terjebak dalam Waktu

    Kalau berkunjung ke Bursa, jangan cuma berhenti di pusat kota saja. Coba deh belok sedikit ke kaki Gunung Uludağ. Ada permata kecil yang seperti terjebak di masa lalu, Cumalıkızık namanya.

    Desa ini adalah salah satu desa Ottoman tertua dan paling terawat di Turki. Begitu masuk ke jalan-jalan berbatu kecil yang sempit, dikelilingi rumah-rumah tua berwarna kuning, biru, dan ungu pastel dengan jendela kayu yang khas, rasanya kayak masuk ke film zaman kerajaan. Bukan cuma pemandangannya yang klasik, tapi atmosfernya juga tenang, damai, dan penuh keramahan lokal.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! Warga lokalnya menjaga gaya hidup dan arsitektur lama, bahkan banyak rumah di sini yang masih asli seperti dulu, dari susunan batu, kayu, hingga atapnya. Karena keasliannya, desa ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, lho.

    Selain jalan-jalan dan foto-foto estetik, kamu juga bisa sarapan tradisional Turki di rumah-rumah warga. Bayangkan makan roti hangat dari tungku, zaitun, keju lokal, madu, dan teh panas sambil mendengar suara burung dan desiran angin dari pegunungan.

    Setiap sudut Cumalıkızık seakan punya cerita, tentang masa lalu, tentang keluarga, dan tentang hidup yang sederhana tapi penuh makna.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Grand Bazaar Bursa

    Selain di Istanbul, di kota ini pun ada Grand Bazaar. Berbelanja di Kapalı Çarşı Bursa alias Grand Bazaar bisa jadi pengalaman budaya. Tiap sudut toko punya cerita. Bazar ini berdiri sejak masa Orhan Gazi, putra dari pendiri Kekaisaran Ottoman, Osman Gazi. Seperti bazar-bazar klasik lainnya di Turki, tempat ini beratap dan penuh lorong-lorong yang padat dengan toko-toko.

    Di sini, pengunjung bisa menemukan segala macam produk lokal, mulai dari tekstil khas Bursa, kerajinan tangan, perhiasan, hingga oleh-oleh lucu untuk dibawa pulang. Suasana bazarnya juga terasa autentik, pedagang ramah, pengunjung lalu-lalang, dan wangi kopi serta rempah di udara. Sempurna buat berburu kenang-kenangan sambil cuci mata.

    Kozahan

    Kalau Grand Bazaar bikin lelah, tinggal melipir sedikit ke Kozahan buat istirahat sambil ngopi atau minum teh Turki. Bangunan ini didirikan tahun 1492 oleh Sultan Bayezid II, dan dulunya jadi pusat perdagangan sutra. Nama “Koza” sendiri artinya kepompong, karena tempat ini memang jadi titik utama jual beli sutra dan produk turunannya.

    Arsitekturnya cantik banget, dua lantai dengan balkon mengelilingi halaman tengah yang luas. Di tengah halaman, ada musala kecil dan air mancur yang bikin suasana makin tenang. Lantai atasnya masih digunakan sebagai toko-toko sutra, dan beberapa kafe dengan suasana klasik juga bisa ditemukan di sekitar halaman.

    Kalau mau beli syal sutra asli, atau sekadar duduk sambil menikmati suasana Bursa tempo dulu, Kozahan adalah tempat yang sempurna.

    Kuliner Bursa: Surga Rasa dari Puncak Uludağ

    Bursa tidak cuma soal bangunan bersejarah dan pemandian air panas. Kota ini juga punya kekayaan rasa yang bikin lidah jatuh cinta sejak gigitan pertama. Dari kebab legendaris sampai camilan manis dari lereng Uludağ, semua ada di sini. 

    Bicara kuliner Bursa, nama Kebab İskender pasti muncul duluan. Hidangan ini pertama kali dibuat oleh İskender Efendi pada tahun 1867. Ceritanya, beliau punya ide brilian, yakni memisahkan daging domba dari urat dan tulangnya, lalu menumpuknya secara vertikal di depan tungku berdiri. Daging itu kemudian dimasak sambil diputar, baru setelah itu diiris tipis dan disajikan di atas potongan pide yang sudah dipanggang. Kemudian, disiram dengan saus tomat hangat dan mentega leleh. Hasilnya? Perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit smoky yang bikin nagih!

    Di sudut Kayhan Bazaar yang bersejarah, ada satu menu alternatif dari döner yang tak kalah enaknya: Pideli Köfte. Ini adalah bakso daging sapi lembut yang disajikan di atas potongan roti pita (pide), lalu disiram mentega panas dan saus tomat. Menariknya, bakso di sini nyaris tanpa bumbu. Rahasianya justru ada di mentega dan tekstur daging yang juicy.

    Buat yang suka manis-manis di pagi hari, coba saja pide tahini. Kudapan satu ini sudah eksis di Bursa selama lebih dari 100 tahun, dan jadi favorit di meja sarapan orang lokal. Roti dengan adonan ragi dipanggang setelah dilumuri campuran tahini, molase, dan gula. Hasilnya, renyah di luar, lembut dan legit di dalam. Pas banget buat temen teh atau kopi panas.

    Naik sedikit ke atas gunung, tepatnya di Uludağ, ada buah kastanye yang jadi bahan utama camilan khas Bursa: kastanye manisan. Kastanye yang sudah dikupas dibungkus kain tipis, direbus pelan-pelan, lalu direndam dalam sirup manis. Teksturnya lembut, rasanya legit, dan jadi oleh-oleh paling dicari wisatawan. Cocok buat penutup hari setelah kulineran berat.

    Satu lagi yang cuma bisa ditemukan di Bursa: selai angelika. Selai ini terbuat dari batang tanaman angelica, yang masih saudara dengan peterseli dan adas, dan tumbuh liar di kaki Uludağ. Selain punya rasa yang khas, perpaduan segar dan herbal, selai ini juga dipercaya punya manfaat kesehatan. 

    Kuliner TurkiAda tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Masakan Turki adalah cerminan kekayaan budaya Anatolia yang telah berkembang selama ribuan tahun. Tak hanya soal rasa, kuliner Turki juga menyimpan nilai-nilai tradisi, kesehatan, dan keberlanjutan yang diwariskan lintas generasi. Setiap sajian menyimpan kisah, dari resep nenek yang diwariskan, hingga teknik memasak yang menjaga cita rasa aslinya tetap hidup hingga kini.

    Ada tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. Di dapur khas Turki, tak ada yang terbuang sia-sia, sisa sayuran jadi kaldu, kulit buah masuk adonan kue, dan nasi sisa diolah jadi sup. Buah dan sayuran musim panas dikeringkan atau dibekukan untuk musim dingin, mencerminkan semangat keberlanjutan dalam kuliner.

    Kesehatan juga menjadi prioritas. Masakan Turki banyak menggunakan minyak zaitun, hasil bumi organik, serta metode memasak seperti mengukus dan memanggang, yang menjaga kandungan nutrisi. Aneka meze dan masakan rumahan di lokanta (warung makan lokal) bukan hanya lezat, tapi juga menyehatkan.

    Tak lengkap membicarakan kuliner Turki tanpa menyebutkan sarapannya. Meja sarapan Turki adalah pesta mini: keju, zaitun, selai, madu, krim, telur dalam berbagai bentuk, dan kue-kue tradisional, semuanya disajikan bersama teh hitam Turki yang tak pernah habis diisi ulang. Karena kekayaannya, budaya sarapan ini bahkan diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

    Produk khas seperti pastırma (daging sapi yang dikeringkan dan dibumbui) serta sucuk (sosis pedas) biasa dinikmati saat sarapan. Aneka keju lokal juga mudah ditemukan dan cocok dipadukan dengan anggur Turki.

    Hidangan berbasis minyak zaitun adalah pilar penting kuliner Turki, cocok bagi vegetarian dan sering disajikan sebagai pembuka. Biasanya disantap dingin, hidangan ini sangat umum di meja makan bersama seafood dan rakı.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. Tiap wilayah punya andalan: teri dan ikan turbot dari Laut Hitam, bluefish dari Bosporus, udang Iskenderun dari selatan, hingga trout dan ikan air tawar dari danau pedalaman.

    Musim tangkap ikan diatur ketat demi kelestarian, dan masyarakat tahu persis kapan waktu terbaik menyantap jenis ikan tertentu. Ikan biasanya dimasak sederhana, dipanggang atau digoreng utuh agar rasa alaminya tetap dominan.

    Di masa lalu, pasar ikan Istanbul menjual tidak hanya ikan mentah, tetapi juga berbagai sajian siap santap. Tradisi ini terus hidup lewat penjual kaki lima yang menjajakan sandwich ikan dan kerang goreng isi, serta meze laut seperti lakerda (ikan asin), cumi goreng, dan salad gurita.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. – (Beritasatu/Ist)

    Kuliner Ikonik Turki

    Ringkasnya, ini kuliner yang ikonik dari Turki:

    Kebap: Daging domba, ayam, atau sapi yang dipanggang dan disajikan dengan nasi atau roti.Dolma & Sarma: Sayuran atau daun anggur isi nasi dan rempah.Yogurt & Ayran: Yogurt Turki menjadi dasar banyak hidangan dan minuman khas seperti ayran.Meze: Aneka hidangan pembuka seperti cacık (yogurt dengan mentimun), fava (kacang tumbuk), dan haydari (yogurt berbumbu).Pide & Simit: Roti pipih isi topping, dan simit, roti wijen bundar khas sarapan.Tarhana: Sup tradisional dari sayur dan rempah kering.Makanan Penutup Susu: Sütlaç (puding nasi), kazandibi, dan sakızlı muhallebi.Baklava & Lokum: Makanan manis berbahan kacang dan gula, khas untuk tamu dan hari raya.Teh & Kopi Turki: Dua budaya minum yang sangat kuat. Khusus kopi Turki, ada tradisi membaca nasib dari ampasnya!Şerbet & Sahlep: Minuman dingin dan hangat khas musim tertentu.Rakı: Minuman beralkohol rasa adas manis, biasanya disantap bersama meze.Kestane (Chestnut panggang): Camilan musim dingin yang bisa ditemui di banyak sudut kota seperti İstiklal dan Bahariye.Kumpir: Kentang panggang isi keju dan berbagai topping, sangat populer di kawasan Ortaköy.

    Pekan Kuliner Turki (21–27 Mei)

    Setiap tahun, Turki merayakan kekayaan kulinernya lewat Pekan Kuliner Turki. Acara ini berlangsung di seluruh dunia lewat kerja sama dengan perwakilan Turki dan komunitas internasional. Tahun 2024 menyoroti menu bergaya Aegea, yang memadukan warisan sejarah, budaya, dan kekayaan alam. Untuk info lebih lanjut, kunjungi: turkishcuisineweek.com

    Turki dalam Program Pariwisata Berkelanjutan

    Turki bukan hanya tentang pemandangan indah, sejarah megah, dan kuliner menggoda. Negara ini juga sedang melangkah mantap menuju masa depan yang lebih hijau lewat Program Pariwisata Berkelanjutan Turki, sebuah inisiatif ambisius yang menjadikannya negara pertama di dunia yang menandatangani perjanjian kerja sama di tingkat pemerintah dengan Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

    Lewat program ini, Turki membuktikan keseriusannya dalam mewujudkan sektor pariwisata yang tidak hanya menarik, tapi juga bertanggung jawab. Program ini memberi penghargaan bagi para pelaku industri yang benar-benar menerapkan praktik berkelanjutan, sekaligus membangun kepercayaan di kalangan wisatawan global. Ini juga sejalan dengan komitmen Turki terhadap Perjanjian Iklim Paris dan memperkuat posisinya sebagai pelopor pariwisata ramah lingkungan di dunia.

    Program ini dirancang berdasarkan standar internasional, dan mendorong destinasi serta fasilitas wisata untuk terus berkembang ke arah yang lebih berkelanjutan. Fasilitas akomodasi yang ingin berpartisipasi bisa mengikuti proses sertifikasi bertahap, yang diawasi oleh lembaga audit independen berskala internasional.

    Semua fasilitas yang telah lolos verifikasi atau sertifikasi dicantumkan secara terbuka di situs Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki serta di laman resmi GoTürkiye, portal pariwisata nasional. Logo GSTC juga tertera dalam dokumen fasilitas yang telah tersertifikasi, menandakan kepatuhan penuh terhadap standar global.

    Hingga 10 Maret 2025, sebanyak 1.614 fasilitas di Turki telah berhasil tersertifikasi melalui Program Pariwisata Berkelanjutan Nasional, semuanya memenuhi 100% kriteria GSTC. Targetnya, seluruh fasilitas akomodasi di Turki akan bertransisi penuh ke praktik berkelanjutan dan memenuhi standar internasional pada tahun 2030.

    Tak hanya itu, Turki juga:

    Menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah pantai Bendera Biru (penghargaan untuk pantai bersih dan aman).Antalya menjadi kota dengan jumlah pantai Bendera Biru terbanyak di dunia.Turki masuk dalam dua besar negara dengan item terbanyak dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, dengan 30 elemen budaya yang diakui.

    Turki kini tak hanya menawarkan pengalaman wisata yang memikat, tapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa pelestarian lingkungan dan budaya bisa berjalan seiring dengan industri pariwisata yang maju. Inisiatif ini mengajak semua pihak, yakni pengelola, wisatawan, hingga komunitas lokal untuk jadi bagian dari perjalanan menuju masa depan pariwisata yang berkelanjutan.

    Antusiasme Wisatawan Indonesia ke Turki

    Seiring dengan berkembangnya pariwisata berkelanjutan di Türki, antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. 

    Tak hanya karena keindahan alam dan kekayaan budayanya, tetapi juga karena kemudahan akses dan layanan maskapai nasional Turki, Turkish Airlines, yang dapat terbang 12 jam dari Jakarta ke Istanbul tanpa transit. 

    Jumlah wisatawan Indonesia yang melakukan perjalanan ke Türki mengalami lonjakan yang luar biasa setelah pandemi. Dari hanya sekitar 39 ribu penumpang pada tahun 2020, jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 200 ribu penumpang pada tahun 2024. Ini bukan angka kecil, dan jadi sinyal kuat bahwa hubungan udara antara Jakarta dan Istanbul makin solid.

    antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. – (Beritasatu/Ist)

    Menariknya, peningkatan jumlah penumpang ini tidak hanya terjadi di Jakarta. Menurut Mahmut Yayla, Sales President of Turkish Airlines, yang ditemui Beritasatu di kantornya, Denpasar (Bali) juga mulai menunjukkan tren positif sejak dua frekuensi penerbangan dialihkan dari Jakarta ke sana. Bali, sebagai magnet wisata global, ternyata juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar potensial.

    Apalagi, Denpasar kini tak hanya dilihat sebagai titik keberangkatan, tapi juga destinasi favorit wisatawan internasional, yang membuat posisi Indonesia makin menarik.

    Menarik dan makin mudah ke Turki ya? Jadi, kapan merasakan Ramadan di Turki?