Category: Beritasatu.com Ekonomi

  • Harga Emas Antam Bersinar Jadi Rp 1,929 Juta

    Harga Emas Antam Bersinar Jadi Rp 1,929 Juta

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada perdagangan hari ini, Sabtu (12/7/2025), kembali naik tajam. Harga emas Antam hampir mencapai level Rp 1,920 juta per gram.

    Berdasarkan informasi dari situs resmi Logam Mulia, Sabtu (12/7/2025), harga emas Antam naik Rp 13.000 dan dijual dengan harga Rp 1,919 juta per gram.

    Harga buyback emas Antam pun naik Rp 13.000 menjadi Rp 1,763 juta per gram. Jika ditilik lebih jauh, harga tertinggi emas Antam sepanjang sejarah atau all time high (ATH) tercatat pada Selasa (22/4/2025), yakni sebesar Rp 2,039 juta per gram.

    Perlu diketahui bahwa setiap transaksi penjualan emas batangan ke pihak Antam akan dikenai potongan pajak sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017.

    Apabila nilai penjualan melebihi Rp 10 juta, maka akan dikenai pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5% bagi pemilik nomor pokok wajib pajak (NPWP), dan 3% bagi yang tidak memiliki NPWP. Pajak ini secara otomatis dipotong dari nilai buyback.

    Untuk pembelian emas batangan, konsumen juga dikenai PPh 22 sebesar 0,45% bagi pemilik NPWP dan 0,9% bagi yang tidak memilikinya. Setiap transaksi pembelian akan disertai bukti pemotongan pajak.

    Berikut harga emas Antam pada pagi hari ini:
    Harga emas 0,5 gram: Rp 1.009.500
    Harga emas 1 gram: Rp 1.919.000
    Harga emas 2 gram: Rp 3.778.000
    Harga emas 3 gram: Rp 5.642.000
    Harga emas 5 gram: Rp 9.370.000
    Harga emas 10 gram: Rp 18.685.000
    Harga emas 25 gram: Rp 46.587.500
    Harga emas 50 gram: Rp 93.095.000
    Harga emas 100 gram: Rp 184.812.000
    Harga emas 250 gram: Rp 465.015.000
    Harga emas 500 gram: Rp 929.820.000
    Harga emas 1.000 gram: Rp 1.859.600.000

  • Tarif Trump Picu Kenaikan Harga Emas 1 Persen

    Tarif Trump Picu Kenaikan Harga Emas 1 Persen

    New York, Beritasatu.com – Harga emas naik lebih dari 1% karena investor mencari aset safe haven menyusul pengumuman tarif baru oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Emas spot naik 1% menjadi US$ 3.356,93 per ons, setelah menyentuh level tertinggi sejak 24 Juni di awal sesi. Emas berjangka AS ditutup naik 1,4% menjadi US$ 3.371,20.

    Pasar saham global terguncang setelah Trump meningkatkan serangan tarifnya terhadap Kanada, dengan mengatakan AS akan mengenakan tarif 35% untuk impor bulan depan dan berencana untuk mengenakan tarif sebesar 15%-20% pada sebagian besar mitra dagang lainnya.

    “Kita berada dalam lingkungan di mana ketidakpastian kembali ke pasar dan emas mendapatkan tawaran safe haven,” kata kepala strategi State Street Global Advisors, Aakash Doshi, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (12/7/2025).

    “Saya pikir emas kisaran di kuartal ketiga kemungkinan besar berada antara US$ 3.100 dan US$ 3.500. Paruh pertama tahun ini sangat kuat, dan saya yakin kita sekarang berada dalam fase konsolidasi yang lebih dalam,” tambahnya.

    Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkinerja baik selama ketidakpastian ekonomi dan dalam lingkungan suku bunga rendah.

    Gubernur Federal Reserve Christopher Waller pada hari Kamis menegaskan kembali kemungkinan penurunan suku bunga bulan ini, dengan investor memperkirakan penurunan sebesar 50 basis poin pada akhir tahun.

  • Kelakuan Trump Buat Negosiasi Tarif Sulit Dilakukan

    Kelakuan Trump Buat Negosiasi Tarif Sulit Dilakukan

    New York, Beritasatu.com – Penerapan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memicu ketidakpastian pada perekonomian global. Trump telah mengubah tenggat waktu secara tiba-tiba. Ia telah mengacaukan negosiasi saat-saat terakhir, serta sering kali memunculkan isu-isu yang tidak terduga.

    Bahkan, Trump kerap mengaitkan tarifnya dengan keluhan yang tidak ada hubungannya dengan perdagangan, seperti perlakuan Brasil terhadap mantan presidennya, Jair Bolsonaro, atau aliran fentanyl dari Kanada.

    “Perundingan dengan Amerika Serikat seperti melewati labirin dan tiba kembali ke titik awal,” kata Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto ketika bertemu dengan para pejabat AS di Washington, seperti dilansir dari NY Times, Sabtu (12/7/2025).

    Ketidakpastian tersebut membuat perusahaan dan negara membuat rencana baru, karena aturan perdagangan global telah berubah menjadi kekacauan. “Kita masih jauh dari mencapai kesepakatan yang nyata,” kata kepala makroekonomi bank ING Carsten Brzeski.

    Harapan Gedung Putih akan mencapai 90 kesepakatan dalam 90 hari pun tidak mungkin lagi terjadi. Sebaliknya, Washington telah menandatangani perjanjian dasar dengan mitra dagang besar, termasuk China, sambil mengirimkan surat ke sebagian besar negara lain untuk mengumumkan tarif tinggi yang akan dimulai pada 1 Agustus.

    Para pembuat kebijakan di Indonesia, Jepang, dan negara-negara lain baru mengetahui tentang surat-surat yang menetapkan tarif tersebut ketika Trump mengunggahnya di media sosial. Mitra dagang yang telah menerima surat-surat tersebut kini mendesak penurunan tarif yang berkisar antara 20%-50%.

    Perkembangan ini menggarisbawahi bahwa negosiasi berada dalam kondisi yang genting. Kesepakatan perdagangan tampaknya bergantung pada satu orang, Trump, dan bahkan perjanjian yang disusun dengan cermat pun dapat rusak karena kemauannya.

    “Orang-orang menganggapnya sebagai upaya pembatasan yang terus-menerus merusak,” kata peneliti senior German Marshall Fund, Andrew Small.

  • Harga Minyak Melonjak hingga 2 Persen

    Harga Minyak Melonjak hingga 2 Persen

    New York, Beritasatu.com – Harga minyak naik lebih dari 2 persen karena Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan permintaan minyak lebih banyak. Pada sisi lain, tarif Trump dan kemungkinan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia juga menjadi fokus.

    Minyak mentah Brent berjangka ditutup naik US$ 1,72 atau 2,5 persen ke US$ 70,36 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik US$ 1,88 atau 2,8 persen ke US$ 68,45 per barel. Minggu ini, Brent naik 3 persen, sementara WTI mencatat kenaikan mingguan sekitar 2,2 persen.

    IEA menyatakan pasar minyak global mungkin lebih banyak daripada yang terlihat. Permintaan didukung oleh produksi kilang musim panas untuk memenuhi kebutuhan dan pembangkit listrik.

    “Pasar mulai menyadari bahwa pasokan sedang terbatas,” kata analis senior Price Futures Group, Phil Flynn, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (12/7/2025).

    Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi selama 11 minggu berturut-turut. Terakhir kali hal itu terjadi adalah Juli 2020, ketika pandemi Covid-19 membuat permintaan bahan bakar menurun.

    Meskipun pasar dalam jangka pendek masih ketat, IEA meningkatkan proyeksi pertumbuhan pasokan tahun ini sekaligus memangkas prospek pertumbuhan permintaan, yang menyiratkan pasar surplus.

    “OPEC+ akan segera dan secara signifikan meningkatkan pasokan minyak. Ada ancaman kelebihan pasokan yang signifikan. Namun, dalam jangka pendek, harga minyak tetap menguat,” katanya. 

    Indikasi lain dari permintaan jangka pendek yang kuat adalah prospek Arab Saudi mengirimkan sekitar 51 juta barel minyak mentah ke China pada Agustus, pengiriman terbesar dalam lebih dari 2 tahun. Namun, dalam jangka panjang, OPEC memangkas proyeksi permintaan minyak global pada periode 2026-2029 karena melambatnya permintaan China.

  • Koperasi Disebut Soko Guru Perekonomian Indonesia, Apa Maksudnya?

    Koperasi Disebut Soko Guru Perekonomian Indonesia, Apa Maksudnya?

    Jakarta, Beritasatu.com – Koperasi sering disebut sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Ungkapan ini bukanlah sekadar slogan kosong, melainkan mencerminkan cita-cita luhur pendiri bangsa dalam membangun sistem ekonomi nasional yang adil dan berkelanjutan.

    Kata soko guru sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti tiang utama penyangga bangunan. Maka, koperasi dimaknai sebagai fondasi penting dalam menopang struktur ekonomi Indonesia.

    Sejarah dan Gagasan di Balik Ungkapan Soko Guru

    Frasa “koperasi adalah soko guru perekonomian Indonesia” pertama kali populer berkat Mohammad Hatta, wakil presiden pertama RI sekaligus Bapak Koperasi Indonesia.

    Bagi Bung Hatta, koperasi bukan hanya badan usaha, melainkan gerakan sosial yang menjunjung nilai-nilai keadilan, gotong royong, dan kekeluargaan.

    Pandangan ini selaras dengan amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”.

    Pada masa penjajahan, rakyat Indonesia hidup dalam sistem ekonomi yang menindas. Koperasi muncul sebagai jawaban terhadap kondisi tersebut, memberikan solusi bagi rakyat kecil seperti petani dan nelayan agar dapat mengakses modal, pasar, dan keadilan ekonomi secara kolektif.

    Dalam koperasi, kekuatan rakyat dikumpulkan dan dikelola bersama demi kemaslahatan bersama pula.

    Ciri Khas dan Prinsip Kerja Koperasi

    Salah satu ciri utama koperasi adalah penerapan prinsip demokrasi ekonomi. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama tanpa memandang besarnya modal yang disetor. Pembagian keuntungan juga dilakukan secara adil berdasarkan partisipasi, bukan kepemilikan saham.

    Nilai-nilai koperasi mencakup:

    Keanggotaan sukarela dan terbuka.Pengelolaan partisipatif.Pembagian hasil yang adil.Pendidikan anggota dan pelatihan berkelanjutan.Kerja sama antar koperasi.

    Dengan karakteristik tersebut, koperasi berbeda dari perusahaan kapitalis yang bertumpu pada akumulasi keuntungan dan kepemilikan individu.

    Tantangan dan Adaptasi di Era Modern

    Meski memiliki potensi besar, koperasi di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Masalah umum yang sering ditemui meliputi:

    Lemahnya tata kelola organisasi.Keterbatasan akses terhadap pembiayaan.Kurangnya dukungan regulasi yang konsisten.

    Namun, bukan berarti koperasi stagnan. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak koperasi mulai beradaptasi dengan model ekonomi digital.

    Beberapa bahkan terjun ke sektor teknologi finansial, e-commerce, dan pertanian berbasis data.

    Ini menunjukkan bahwa koperasi masih relevan dan mampu menjadi motor penggerak ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    Koperasi sebagai Pilar Ekonomi Kerakyatan

    Dengan segala kelebihan dan nilai-nilainya, koperasi tetap dianggap sebagai harapan masa depan perekonomian Indonesia.

    Masyarakat yang tergabung dalam koperasi tidak hanya menjadi konsumen atau pekerja, tetapi juga pemilik dan pengambil keputusan dalam lembaga ekonomi tersebut.

    Inilah kekuatan kolektif yang menjadi alasan mengapa koperasi disebut sebagai soko guru perekonomian nasional.

    Penyebutan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia adalah refleksi dari tekad untuk membangun ekonomi yang berakar pada nilai-nilai kekeluargaan, keadilan, dan kebersamaan.

  • Kinerja Wall Street Melemah Akibat Tarif Terbaru Trump

    Kinerja Wall Street Melemah Akibat Tarif Terbaru Trump

    New York, Beritasatu.com – Wall Street ditutup melemah dengan saham Meta Platforms (META.O) membebani S&P 500, setelah Presiden Donald Trump mengintensifkan serangan tarifnya terhadap Kanada.

    Indeks S&P 500 turun 0,33% berakhir pada 6.259,75. Indeks Nasdaq turun 0,22% menjadi 20.585,53, sementara Dow Jones Industrial Average turun 0,63% menjadi 44.371,51.

    Volume perdagangan di bursa saham AS relatif rendah, dengan 15,4 miliar lembar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata selama 20 sesi sebelumnya 18,3 miliar lembar saham.

    Secara mingguan, indeks S&P 500 turun 0,3%, indeks Dow Jones turun sekitar 1%, dan Nasdaq turun 0,1%. Indeks S&P 500 telah naik sekitar 6% sepanjang 2025.

    Trump pada Kamis malam meningkatkan serangan tarifnya terhadap Kanada, dengan mengatakan AS akan mengenakan tarif 35% dan berencana untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 15%-20% pada mitra dagang lainnya.

    “Meningkatnya retorika seputar tarif, apa yang telah kita lihat minggu ini mengenai Brasil dan Kanada, tentu saja meningkatkan tingkat kecemasan,” kata analis Rosenblatt Securities, Michael James, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (12/7/2025).

    “Pedagang sudah sedikit lebih terbiasa dengan minimnya berita utama tarif negatif, dan kita seolah diingatkan bahwa gambaran tarif masih ada,” katanya.

    Saham Nvidia (NVDA.O) naik 0,5% ke rekor tertinggi, mengangkat nilai pasar sahamnya menjadi US$ 4,02 triliun. Produsen drone AeroVironment (AVAV.O) dan Kratos Defense & Security Solutions (KTOS.O) melonjak sekitar 11% setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memerintahkan peningkatan produksi dan penyebaran drone.

  • Jelang Masuk Sekolah, Omzet Pedagang Seragam di Kramat Jati Anjlok

    Jelang Masuk Sekolah, Omzet Pedagang Seragam di Kramat Jati Anjlok

    Jakarta, Beritasatu.com – Pedagang seragam sekolah dan alat tulis di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur mengeluhkan sepinya pembeli menjelang masuknya tahun ajaran baru 2025/2026. Kurangnya daya beli masyarakat diduga jadi faktor omzet mereka menurun.

    Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, omzet pedagang seragam sekolah meningkat setiap menjelang pergantian tahun ajaran baru. Kali ini kondisinya justru sebaliknya.

    Meski proses belajar mengajar di sekolah dimulai lagi pada Senin (14/7/2025), para pedagang seragam dan alat tulis belum merasakan ada peningkatan permintaan dari konsumen. 

    Seorang pedagang seragam sekolah di Pasar Kramat Jati, Hani (30) mengatakan penjualan di kiosnya setiap tahun terus menurun. Dia bahkan menyebutkan omzet penjualan seragam rata-rata mendapatkan ratusan juta atau tiga digit, namun saat ini menurun hingga 50%. 

    “Kalau dibandingkan tahun ini, dibandingkan tahun sebelumnya agak menurun ya. Sebelumnya bisa omzet tahun lalu itu bisa tiga digit, tetapi agak turun meski enggak sampai 50%,” kata Hani di Pasar Kramat Jati, Jumat (11/7/2025). 

    Hani tidak menampik penjualan seragam di kiosnya memang menurun karena kini ada opsi alternatif penjualan secara daring. Untuk itu, dia mengatakan bisnisnya dapat terbantu melalui penjualan online. 

    “Mungkin setiap tahun menurun, cuma lebih ke offline, kalau online masih alhamdulilah, bisa menutup kita juga online, omzet masih ketutup,” ujarnya. 

    Hal senada diungkapkan oleh Rizal (39), pedagang seragam di Pasar Kramat Jati lainnya. Rizal mengatakan usahanya sedikit terbantu saat menjelang tahun ajaran baru seperti saat ini. 

    “Tetapi semenjak Covid-19 (omzet) udah menurun banget. Kita gimana lagi ya, karena daya beli masyarakat melemah juga sih,” ungkap Rizal. 

    Rizal mengungkapkan meski penjualan secara daring ikut mengancam keberlangsungan bisnisnya, dirinya belum memutuskan untuk beralih cara bisnisnya dari luring. 

    “Sejak Covid-19 sudah menurun, tetapi empat tahun terakhir parah, pendapatan turun 75% mungkin ada,” kata Rizal. 

    Lebih lanjut, Rizal mengungkapkan penurunan omzet semenjak 25 tahun dia berjualan di Pasar Kramat Jati, tahun ini menjadi yang terparah. 

    “Kalau kayak sekarang ini jutaan, kalau dahulu bisa puluhan (juta). Apa lagi dua hari jelang tahun ajaran bisa puluhan dalam sehari, sekarang sejutaan saja jauh merosot,” jelas Rizal. 

  • AS Terus Minta, Indonesia Harus Tegas Hadapi Tarif Impor Trump

    AS Terus Minta, Indonesia Harus Tegas Hadapi Tarif Impor Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Mantan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo menyampaikan, Indonesia harus bersikap tegas dalam menghadapi kebijakan tarif impor tinggi yang diterapkan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dalam program Investor Daily Talk yang disiarkan di Beritasatu TV pada Jumat (11/7/2025), Iman menekankan pentingnya Indonesia memiliki batas yang jelas dalam setiap perundingan internasional, khususnya dengan Amerika Serikat.

    “Kalau negosiasi boleh saja, at least menjaga komunikasi, bahwa kita punya goodwill, tetapi kita tidak bisa beranggapan bahwa mereka juga mengalami sikap yang sama,” ujar Iman.

    Menurut Iman, pendekatan negosiasi dagang dengan AS di bawah pemerintahan Trump sangat tidak lazim. Tidak ada kepastian maupun kerangka awal kesepakatan yang bisa dijadikan pijakan. Posisi tawar Indonesia pun cenderung lemah karena terus memberikan penawaran, sementara AS terus mengajukan permintaan.

    “Amerika request, request, request. Indonesia offer, offer, offer. At some point harus berhenti, enggak bisa gini terus,” tegasnya.

    Iman mengingatkan bahwa diplomasi memang penting, tetapi konsesi sepihak tanpa timbal balik yang jelas akan merugikan posisi Indonesia dalam jangka panjang. Ia juga menyoroti karakter Presiden Trump yang kerap berubah-ubah dalam kebijakan.

    “Jangan semua kita berikan kepada Amerika, tetapi kita juga dapatnya segitu saja. Itu kalau enggak berubah ya, tetapi di tengah jalan kan bisa berubah. Bagaimana mimpi semalam, besoknya bisa lain lagi. Jadi, menurut saya kita tidak perlu ngotot dan beranggapan bahwa kita akan dapatkan sesuatu,” kata Iman.

    Ia menekankan, dalam proses negosiasi, yang dibutuhkan bukan hanya komunikasi terbuka, tetapi juga kejelasan batas kepentingan nasional yang tidak bisa dikompromikan. Hal ini penting agar negosiasi tidak berujung pada kesepakatan timpang yang hanya menguntungkan satu pihak.

    “Jangan semua kita berikan kepada Amerika, tetapi kita juga dapatnya segitu saja,” tandasnya lagi.

    Sebagai solusi jangka panjang, Iman menyarankan agar Indonesia mulai mempertimbangkan diversifikasi mitra dagang. Menurutnya, akan lebih strategis apabila Indonesia menjalin kerja sama dagang dengan negara-negara yang bersedia membangun hubungan saling menguntungkan, bukan yang hanya menuntut tanpa memberi ruang tawar.

  • Ekspor Furnitur dari Indonesia ke AS Tertunda Imbas Tarif Trump

    Ekspor Furnitur dari Indonesia ke AS Tertunda Imbas Tarif Trump

    Cirebon, Beritasatu.com – Kebijakan baru Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menaikkan tarif impor 32% memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri furnitur Indonesia. Salah satunya dirasakan oleh pemilik CV Primadona Rattan, Syarifudin, yang beroperasi di Jalan Singakerta Blok Benda, Desa Warukawung, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon.

    Syarifudin mengungkapkan, kebijakan tersebut telah berdampak langsung terhadap pesanan ekspor, terutama dari konsumen utama mereka di Amerika Serikat.

    “Kami cukup terkejut dengan kebijakan itu. Salah satu konsumen utama kami berasal dari Amerika, dan akibat kenaikan tarif impor, mereka langsung menunda pesanan,” kata Syarifudin, Jumat (11/7/2025).

    Penundaan pesanan tersebut membuat produksi yang sudah dijadwalkan terpaksa dihentikan sementara. Meski situasi tidak menentu, ada secercah harapan terkait penundaan kebijakan tarif impor tersebut.

    “Kami baru saja akan mengirim satu kontainer kursi ke Amerika, dan saat ini kami menanti kepastian. Apabila tarif itu benar-benar diterapkan setelah 3 bulan, bukan tidak mungkin pesanan dari sana akan dihentikan,” tambahnya.

    Beruntung, perusahaan milik Syarifudin masih memiliki pasar alternatif yang relatif stabil. Konsumen dari negara-negara Eropa, seperti Jerman, Bulgaria, dan Inggris masih aktif melakukan pemesanan.

    “Khusus Jerman, mereka bahkan memesan rutin dua hingga tiga kali dalam sebulan, meskipun tergantung pada musim penjualan dan liburan,” jelasnya.

    CV Primadona Rattan saat ini mengoperasikan tiga fasilitas produksi yang mencakup proses dari bahan mentah hingga pengemasan dan pemuatan kontainer. Dengan sekitar 40 karyawan yang bergantung pada keberlanjutan pesanan, ketidakpastian pasar ekspor menjadi tantangan serius.

    “Kalau permintaan menurun drastis, tentu kami khawatir harus mengurangi tenaga kerja. Kami berharap itu tidak sampai terjadi,” ujarnya.

    Syarifudin juga mendorong pemerintah untuk bersikap lebih proaktif dalam melindungi para eksportir nasional yang terdampak kebijakan perdagangan luar negeri.

    “Kami berharap pemerintah hadir, bukan hanya untuk kami para eksportir furnitur, tetapi juga pelaku ekspor lainnya. Karena ekspor bukan hanya soal devisa, tetapi juga menyerap banyak tenaga kerja,” pungkasnya.

  • Tarif AS 32 Persen Ancam Ekspor RI, Airlangga Tawarkan Solusi Damai

    Tarif AS 32 Persen Ancam Ekspor RI, Airlangga Tawarkan Solusi Damai

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah Indonesia terus mengintensifkan upaya diplomasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) menjelang pemberlakuan tarif 32% terhadap sejumlah produk asal Indonesia pada 1 Agustus 2025.

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, Indonesia telah menawarkan sejumlah solusi perdagangan yang adil dan seimbang sebagai bentuk respons atas kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan AS.

    “Indonesia tetap berkomitmen melakukan negosiasi intensif dengan Pemerintah AS demi mencari solusi yang saling menguntungkan,” ujar Airlangga melalui unggahan media sosialnya, Jumat (11/7/2025).

    Tim negosiasi yang dipimpin Kemenko Perekonomian kini memanfaatkan sisa waktu sekitar 20 hari untuk meraih relaksasi dari AS. Sebelumnya, Menko Airlangga telah bertemu langsung dengan US Secretary of Commerce Howard Lutnick serta United States Trade Representative Jamieson Greer guna memperkuat posisi tawar Indonesia.

    Kedua negara dikabarkan telah sepakat untuk terus melanjutkan perundingan secara intensif dalam beberapa pekan ke depan. Fokus utama adalah merumuskan kesepakatan perdagangan yang mencerminkan prinsip saling menghormati serta keuntungan bersama.

    Salah satu poin utama yang ditawarkan Indonesia adalah peningkatan volume impor dari AS hingga 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp 550 triliun. Angka ini mencakup pembelian komoditas energi serta investasi strategis antara kedua negara.

    Khusus untuk sektor energi, Indonesia berencana meningkatkan impor sebesar US$ 15,5 miliar. Investasi ini turut melibatkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), BUMN, hingga sektor swasta nasional.

    Langkah ini diambil untuk menekan defisit perdagangan AS terhadap Indonesia, yang kini tercatat mencapai US$ 19 miliar. Pemerintah RI berharap, dengan meningkatnya belanja dan kerja sama investasi, AS dapat memberi kelonggaran terhadap kebijakan tarif yang dinilai memberatkan eksportir Indonesia.

    “Kedua pihak yakin kerja sama ini akan membawa manfaat konkret bagi perekonomian kedua negara,” pungkas Airlangga.

    Dengan pendekatan yang proaktif dan solusi berbasis kerja sama ekonomi, Indonesia berharap dapat meredam dampak negatif dari kebijakan tarif AS. Keberhasilan negosiasi ini diharapkan tak hanya melindungi pelaku usaha nasional, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat di masa depan.