Category: Beritasatu.com Ekonomi

  • 4 Fakta Terkini PT Yihong, 200 Karyawan Korban PHK Sudah Kembali Kerja

    4 Fakta Terkini PT Yihong, 200 Karyawan Korban PHK Sudah Kembali Kerja

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Yihong Novatex Indonesia kembali mempekerjakan karyawan yang sebelumnya menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebelumnya PHK atas ribuan karyawan terjadi di perusahaan yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat ini.  

    Terkait hal ini, ada sejumlah fakta-fakta terkini atas perkembangan hal tersebut.

    1. PT Yihong telah mempekerjakan kembali sebanyak 200 karyawan

    Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemenaker Indah Anggoro Putri mengungkapkan jika sebanyak 200 karyawan korban PHK PT Yihong sudah kembali bekerja.

    “Sekarang yang bekerja lagi baru 200-an (pekerja),” kata dia dikutip dari Antara.

    2. 1.126 karyawan korban PHK akan kembali dipekerjakan secara bertahap

    “Nanti akan ditambah lagi dari 1.126 (korban terdampak PHK). Harapannya, insyaallah semuanya (kembali dipekerjakan),” kata Indah.

    “Lalu 200 orang lebih sudah dipekerjakan kembali, nanti secara bertahap (sisanya) akan dipekerjakan lagi,” tambah dia.

    3. Korban PHK sudah mendapatkan haknya

    Indah mengatakan para korban PHK PT Yihong Novatex sudah dipenuhi hak-haknya sebelum Hari Raya Idulfitri tahun ini.

    “PT Yihong hak-haknya (korban PHK) sudah dipenuhi, mulai dari THR, pesangon, sudah dipenuhi sebelum Lebaran,” ungkap Indah.

    4. PT Yihong sudah kembali produksi

    Selain itu, Indah menyatakan PT Yihong Novatex Indonesia sudah kembali berproduksi di sektor alas kaki, salah satunya adalah produksi sol sepatu.

    Sebelumnya, PT Yihong Novatex telah melakukan pemberhentian sebanyak 1.126 pekerja secara tiba-tiba. PHK tersebut diklaim sebagai dampak dari aksi mogok kerja buruh yang dilaporkan beberapa waktu lalu.

  • Jakarta Masih Jadi Magnet Perantau, Pemprov Fokus Kembangkan Ekonomi

    Jakarta Masih Jadi Magnet Perantau, Pemprov Fokus Kembangkan Ekonomi

    Jakarta, Beritasatu.com – Jakarta magnet perantau masih terbukti setelah Lebaran 2025. Arus kedatangan warga dari berbagai daerah ke ibu kota kembali terjadi.

    Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menilai fenomena ini sebagai sesuatu yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Fokus utama pemerintah daerah saat ini adalah menjadikan Jakarta sebagai kota ekonomi nasional dan global.

    Wakil Gubernur (Wagub) Jakarta Rano Karno mengungkapkan, jumlah perantau yang datang setelah Lebaran 2025 sekitar 15.000 orang, lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Menurutnya, sebagian besar dari mereka tidak tinggal langsung di Jakarta.

    “Barangkali, mostly 70% dia tidak tinggal di kota Jakarta, tetapi dia tinggal di Bekasi, Depok, mungkin di Tangerang atau di Tangerang Selatan. Namun, dia bekerja di Jakarta,” ujar Rano Karno saat menghadiri acara nonton bersama anak-anak yatim di Mal Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Sabtu (12/4/2025).

    Fenomena Jakarta magnet perantau ini turut dipengaruhi oleh tingginya biaya sewa rumah di Jakarta, yang membuat para pendatang lebih memilih tinggal di wilayah penyangga. Karena itu, Pemprov Jakarta tidak lagi menggelar operasi yustisi seperti yang pernah dilakukan pada masa lalu.

    “Secara realita, sewa rumah atau kos, maaf, mungkin rumah petak di Jakarta jauh lebih mahal daripada di daerah pinggiran,” jelasnya.

    Meski demikian, pemerintah tetap mengingatkan bahwa pendatang ke Jakarta harus memiliki keterampilan agar tidak menjadi beban bagi kota.

    “Yang menjadi wanti-wanti kita, para pendatang ke Jakarta harus punya skill,” imbuh Rano.

    Kehadiran perantau yang memiliki kompetensi justru dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi kota, yang kini diarahkan menjadi pusat kegiatan ekonomi nasional dan global, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2024.

    Sebagai bentuk kesiapan, Pemprov Jakarta telah menyiapkan berbagai strategi, seperti penciptaan lapangan kerja, penguatan sektor UMKM, serta pemanfaatan ruang publik dan aktivasi taman-taman kota untuk mendorong aktivitas ekonomi.

    “Jangan kamu berpikir ekonomi ini hanya pada kelas atas, tetapi kekuatannya ada di kelas-kelas ekonomi UMKM. Kalau mau berebut pasar, ya itu ada di menengah ke bawah,” tandasnya.

    Dengan arah pembangunan ini, bukan hal aneh jika Jakarta magnet perantau terus berlanjut dari tahun ke tahun. Selama disertai keterampilan dan semangat berkontribusi, kehadiran para pendatang justru akan menjadi kekuatan baru bagi masa depan ibu kota.

  • Penurunan Jumlah Pemudik Tak Terkait Daya Beli

    Penurunan Jumlah Pemudik Tak Terkait Daya Beli

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan bahwa jumlah pemudik pada Angkutan Lebaran 2025 mengalami penurunan sebesar 4,59% dibandingkan dengan realisasi pada Lebaran 2024.

    Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwaghandy menegaskan bahwa penurunan tersebut tidak tergolong signifikan dan bukan disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat.

    “Tidak sampai 5%. Tentunya akan kami lihat lagi, evaluasi kira-kira penurunan itu disebabkan apa,” kata Menhub Dudy seusai menutup Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2025 di kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2025).

    Menurutnya, penurunan jumlah pemudik pada Angkutan Lebaran 2025 ini tidak perlu dikaitkan dengan faktor penurunan daya beli.

    “Itu bukan sesuatu yang perlu kita kaitkan dengan penurunan daya beli,” ucapnya.

    Menhub Dudy berpendapat bahwa penurunan jumlah pemudik pada Angkutan Lebaran 2025 disebabkan oleh kecenderungan masyarakat untuk merayakan lebaran di daerah asal, seperti di Jakarta.
     

  • Perang Dagang AS-China Meningkat, Harga Produk Mulai Naik

    Perang Dagang AS-China Meningkat, Harga Produk Mulai Naik

    Jakarta, Beritasatu.com – Penundaan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selama 90 hari terhadap 75 negara kecuali China, memanaskan kembali perang dagang antara dua negara adidaya tersebut.

    AS memberlakukan tarif impor sebesar 145% terhadap barang-barang asal China, yang kemudian dibalas oleh China dengan mengenakan tarif sebesar 125% untuk produk-produk asal AS.

    Pada Kamis (10/4/2025), produk asal China yang telah beredar di pasar, termasuk platform seperti Amazon mengalami kenaikan harga. Kenaikan ini langsung dirasakan oleh konsumen di AS.

    “Barang-barang dari China yang ada di market space Amazon sudah dikenakan harga baru. Artinya, tarif impor yang diberlakukan oleh Donald Trump telah berdampak langsung pada harga barang konsumsi di AS. Kekhawatiran terhadap tensi dagang ini masih berlanjut karena ikut mendorong laju inflasi,” jelas Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan kepada Beritasatu.com, Jumat (11/4/2025).

    Felix menambahkan bahwa peningkatan inflasi ini berpotensi memicu resesi, serta memperlambat pertumbuhan ekonomi AS secara lebih signifikan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.

    Beberapa analis dari Goldman Sachs pun telah memperkirakan potensi terjadinya resesi tersebut.

    “Goldman memperkirakan kemungkinan resesi mencapai 60%. Mayoritas analis juga memprediksi inflasi akan meningkat dari level saat ini, yaitu 2,3%,” tambahnya terkait perang dagang AS.

    Sementara itu, Donald Trump telah memperingatkan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell melalui akun Truth Social miliknya akhir pekan lalu, agar segera memangkas suku bunga. Namun, Powell menegaskan bahwa prioritas utama The Fed saat ini adalah menjaga inflasi tetap terkendali.

    Di sisi lain, mantan wakil ketua The Fed yang kini menjadi ekonom di Pimco menilai bahwa bank sentral tidak bisa gegabah memangkas suku bunga hanya karena ada proyeksi perlambatan ekonomi.

    Seperti dilaporkan The Washington Post, The Fed akan terus memantau data-data ekonomi terbaru untuk memastikan inflasi tetap berada di kisaran 2%, sesuai target bank sentral di tengah perang dagang AS-China.

  • 21 Emiten Ajukan Buyback Saham tanpa RUPS, Nilai Hampir Rp 15 T

    21 Emiten Ajukan Buyback Saham tanpa RUPS, Nilai Hampir Rp 15 T

    Jakarta, Beritasatu.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sebanyak 21 emiten telah mengajukan rencana pembelian kembali (buyback) saham tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) hingga April 2025. Total anggaran yang disiapkan untuk buyback ini mencapai Rp 14,97 triliun.

    Anggota Dewan Komisioner OJK Pengawas Pasar Modal Inarno Djajadi, menjelaskan, kebijakan buyback saham tanpa RUPS merujuk pada ketentuan POJK Nomor 13 Tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham oleh Perusahaan Terbuka dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan, serta POJK Nomor 9 Tahun 2023.

    “Total anggaran dana dari 21 emiten tersebut hampir Rp 15 triliun,” ujar Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, Jumat (11/4/2025).

    Dari jumlah tersebut, sebanyak 15 emiten telah merealisasikan buyback saham tanpa RUPS dengan nilai sekitar Rp 430 miliar atau setara 3% dari total anggaran.

    “Jadi ruangnya masih besar. Kami juga terus mencermati perkembangan volatilitas pasar ke depan yang perlu diantisipasi. Ruang untuk buyback masih cukup banyak,” tambahnya.

    Inarno menegaskan bahwa OJK tidak menetapkan estimasi jumlah pasti emiten yang akan melakukan buyback saham ke depan. Hal ini bergantung pada keputusan masing-masing perusahaan terbuka dan kesiapan arus kas, sesuai kriteria dalam POJK.

    “OJK terus melakukan monitoring untuk mengambil respons kebijakan yang tepat dalam memitigasi volatilitas pasar,” tegasnya.

    Kebijakan buyback tanpa RUPS mulai diberlakukan sejak 18 Maret 2025 dan berlaku selama enam bulan ke depan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya regulator menjaga stabilitas pasar modal nasional di tengah ketidakpastian dan fluktuasi pasar global.

    OJK menilai kebijakan buyback saham ini sebagai alternatif strategis bagi emiten untuk menjaga stabilitas harga saham serta meningkatkan kepercayaan investor, terutama di masa tekanan pasar yang tinggi.

  • Harga Emas Tembus Rekor karena Dolar AS Tertekan dan Perang Dagang

    Harga Emas Tembus Rekor karena Dolar AS Tertekan dan Perang Dagang

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia melonjak tajam dan menembus angka US$ 3.200 per troy ons pada Jumat (11/4/2025), dipicu oleh melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan memuncaknya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

    Kondisi ini memicu kekhawatiran akan resesi global, sehingga mendorong para investor beralih ke aset safe haven seperti emas.

    Dilansir dari Reuters, pada perdagangan Jumat, harga emas dunia sempat menyentuh rekor tertinggi di angka US$ 3.245,28. Sepanjang pekan ini, harga emas telah menguat lebih dari 6%. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS ditutup naik 2,1% di level US$ 3.244,6.

    “Emas kini menjadi aset safe haven yang paling diminati di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh perang dagang Trump. Dolar AS mengalami depresiasi, sementara obligasi pemerintah AS mengalami tekanan jual besar-besaran akibat menurunnya kepercayaan terhadap AS sebagai mitra dagang yang stabil,” ujar Nitesh Shah, analis komoditas dari WisdomTree.

    Pada hari yang sama, China menaikkan tarif impor atas produk-produk asal AS hingga 125%, memperbesar ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

    Indeks dolar AS tercatat melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, sehingga membuat harga emas dalam denominasi dolar menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri.

    Lonjakan harga emas juga didorong oleh kombinasi sejumlah faktor, termasuk aksi beli dari bank sentral, ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS, ketidakstabilan geopolitik, serta meningkatnya aliran dana investor ke ETF berbasis emas.

    “Sedikit koreksi harga emas bisa saja terjadi, tetapi secara keseluruhan trennya masih naik,” kata Tai Wong, seorang trader logam independen.

    Sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, emas kerap diandalkan sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan inflasi, serta cenderung menguat saat suku bunga rendah.

    Namun, analis dari UBS mengingatkan bahwa reli harga emas dunia bisa terbatas apabila terjadi beberapa perkembangan, seperti meredanya ketegangan geopolitik, membaiknya hubungan dagang internasional, atau perbaikan signifikan dalam kondisi ekonomi dan fiskal AS.

  • Wall Street Menguat Akhiri Pekan yang Penuh Gejolak

    Wall Street Menguat Akhiri Pekan yang Penuh Gejolak

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street melonjak tajam pada Jumat (11/4/2025), mengakhiri pekan yang penuh gejolak akibat memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

    Indeks S&P 500 menguat 1,8% setelah sempat berfluktuasi. Dow Jones Industrial Average juga bangkit dari penurunan awal hampir 340 poin menjadi naik 619 poin atau 1,6%. Sementara itu, indeks Nasdaq melonjak 2,1%.

    Secara keseluruhan, indeks S&P 500 naik 95,31 poin menjadi 5.363,36. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 619,05 poin menjadi 40.212,71, dan indeks Nasdaq Composite naik 337,14 poin menjadi 16.724,46.

    Dilansir dari AP, kenaikan indeks utama Wall Street terjadi di tengah meredanya tekanan dari pasar obligasi AS, yang selama sepekan ini memberikan sinyal kekhawatiran serius sehingga menarik perhatian para investor dan Presiden Donald Trump.

    Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menembus 4,58% pada pagi hari, naik tajam dari 4,01% sepekan sebelumnya. Kenaikan imbal hasil ini bisa berdampak pada suku bunga KPR dan pinjaman lainnya, memperlambat ekonomi dan mengindikasikan tekanan pada sistem keuangan.

    Namun, imbal hasil tersebut turun kembali ke level 4,48% pada sore hari. Meski masih lebih tinggi dari sehari sebelumnya, penurunan ini meredakan ketegangan pasar.

    Kenaikan imbal hasil obligasi selama sepekan ini tergolong tidak biasa, karena biasanya terjadi penurunan saat sentimen pasar memburuk. Investor global diduga mulai melepas obligasi AS akibat kekhawatiran perang dagang dan tindakan Trump yang tidak konsisten soal tarif impor. Bahkan, muncul keraguan terhadap citra AS sebagai tempat paling aman menyimpan dana.

    Nilai tukar dolar AS juga terus melemah terhadap berbagai mata uang utama seperti euro, yen Jepang, dan dolar Kanada. Di sisi lain, harga emas mencetak rekor baru, memperkuat reputasinya sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian.

    Gejolak pasar juga kembali memanas setelah China mengumumkan kenaikan tarif balasan atas produk-produk AS hingga 125%, menyusul eskalasi tarif oleh Trump.

    “Tarif-tarif AS terhadap China kini menjadi permainan angka tanpa makna ekonomi, dan akan menjadi bahan tertawaan dalam sejarah ekonomi dunia,” ujar juru bicara Kementerian Keuangan China.

    Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini dinilai bisa memicu resesi global, meski Trump sebelumnya telah mengumumkan jeda 90 hari untuk sebagian tarif, kecuali untuk China.

    Sementara itu, lonjakan saham pada Jumat juga didorong laporan keuangan sejumlah bank besar AS yang melampaui ekspektasi. JPMorgan Chase, Morgan Stanley, dan Wells Fargo membukukan laba kuartal pertama yang kuat. Saham JPMorgan naik 4%, Morgan Stanley naik 1,4%, sementara Wells Fargo turun 1%.

    Pada saat Wall Street menguat, di pasar internasional, pergerakan indeks saham cenderung bervariasi. Indeks DAX Jerman turun 0,9%, sementara FTSE 100 Inggris naik 0,6%. Nikkei 225 Jepang anjlok 3%, sedangkan Hang Seng Hong Kong naik 1,1%.

  • Perang Dagang Global Belum Berdampak pada Bidang Infrastruktur

    Perang Dagang Global Belum Berdampak pada Bidang Infrastruktur

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengeklaim gejolak ekonomi global akibat perang dagang belum terlalu berdampak pada bidang infrastruktur.

    Dia menegaskan akan tetap berkomitmen untuk mencapai sasaran utama Presiden Prabowo Subianto di bidang infrastruktur yang disebut dengan PU608.

    “Di kami belum terasa, sekarang belum dan harapan saya tidak terdampak,” ujar Dody Hanggodo, di Jakarta, Jumat (11/5/2025).

    Dia menilai perang dagang melalui kebijakan tarif impor baru yang dikeluarkan Presiden Amerika Donald Trump itu merupakan tengah menjadi konsentrasi menteri keuangan dan menko perekonomian.  

    “Namun, Presiden Trump masih pause 90 hari. Ya mungkin perlu lobi  khusus. Kan menko ekonomi, Bu Menkeu yang berangkat ke sana,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Dody mengatakan, pihaknya bakal tetap fokus mencapai tiga target utama di bidang infrastruktur yang disebut PU608 di tengah perang dagang global.

    Ketiga program itu di antaranya, target nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kurang dari 6, pengentasan kemiskinan menuju persentase 0% melalui makan bergizi gratis, serta mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 8% per tahun.

    “Saya pikir kalau PU608 itu wajib untuk dicapai. Karena itu untuk mendukung Asta Cita Pemerintahan Bapak Prabowo Subianto,” tambah Dody.

    Dody Hanggodo ingin menekankan kembali arahan Presiden Prabowo  terkait fokus pembangunan infrastruktur dalam 5 tahun ke depan yang selaras dengan Asta Cita.

    Dody juga berpesan kepada seluruh insan PU untuk terus bekerja bersama dalam mencapai target-target sektor utama pada 2029, mulai dari pengelolaan sumber daya air dengan target kapasitas tampung sebesar 63,54 m3 per kapita dan efisiensi pemanfaatan air irigasi sebesar US$ 0,45 per m3.

    Lalu, ada target lain, yakni pembangunan jaringan jalan dan jembatan dengan target waktu tempuh lintas utama jaringan jalan nasional sebesar 1,7 jam per 100 km, dan peningkatan pelayanan dasar keciptakaryaan dengan target 30% rumah tangga dengan akses sanitasi aman, 38% timbunan sampah terolah di fasilitas pengolahan sampah, dan 51,36% rumah tangga perkotaan dengan akses air siap minum perpipaan.

    Target itu menurut Dody harus tercapai meskipun ekonomi dunia tengah berkecamuk karena perang dagang global akibat tarif Trump.

  • Prabowo Tegaskan Indonesia Tak Memihak Terkait Perang Dagang AS-China

    Prabowo Tegaskan Indonesia Tak Memihak Terkait Perang Dagang AS-China

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia tidak memihak dalam menyikapi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang saat ini saling memberlakukan kenaikan tarif impor.

    Dalam keterangannya seusai menghadiri Antalya Diplomatic Forum di Antalya, Turki, Jumat (11/4/2025), Prabowo berharap kedua negara dapat menemukan titik temu demi kepentingan bersama.

    “Saya harap, pada akhirnya, mereka bisa mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan,” ujar Prabowo.

    Ia menekankan Indonesia memiliki posisi netral karena baik AS maupun China adalah mitra dagang penting bagi Indonesia.

    “Kami tidak memihak. Kami menghormati semua negara. China adalah sahabat baik kami, begitu juga dengan Amerika Serikat. Kami ingin menjadi jembatan antara keduanya,” tegasnya.

    Pernyataan ini disampaikan di tengah memanasnya hubungan perdagangan antara AS dan China. Pemerintah China baru-baru ini menaikkan tarif impor hingga 125% terhadap barang-barang asal Amerika Serikat sebagai respons atas kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya memberlakukan tarif hingga 145% terhadap produk Tiongkok.

    Kebijakan Trump tersebut diumumkan pada Rabu (9/4/2025), dan juga mencakup penangguhan sementara bea masuk atas sejumlah produk dari negara lain selama 90 hari.

    Dengan kebijakan terbaru ini, hampir seluruh perdagangan barang antara AS dan China kini dikenakan tarif tinggi. Sejak perluasan tarif oleh AS, porsi barang yang dikenakan bea masuk oleh China melonjak dari 67% menjadi 100%.

    Saat ditanya mengenai kemungkinan Indonesia memutuskan kerja sama dengan China demi mendekatkan diri ke AS, Prabowo langsung membantahnya.

    “Tidak, tidak mungkin memutus kerja sama. Hubungan Indonesia dan China sudah terjalin sangat lama dan erat. Tidak bisa diputus begitu saja,” jelas Presiden Prabowo.

  • RI Ekspor 53 Persen Mebel ke AS, Pengusaha Waspadai Tarif Trump

    RI Ekspor 53 Persen Mebel ke AS, Pengusaha Waspadai Tarif Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengusaha mebel dan produk kerajinan khas Indonesia mengaku mengkhawatirkan adanya kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Indonesia. Hal ini akan mengganggu kinerja sektor industri tersebut.

    Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengungkapkan, AS merupakan pasar ekspor utama bagi Indonesia denga 53% produk mebel dan produk kerajinan di Tanah Air, dikirim ke Negeri Paman Sam.

    Diketahui, AS menetapkan tarif untuk Indonesia sebesar 32%. Namun, kebijakan yang awalnya akan diberlakukan pada Rabu (9/4/2025) ini, akan ditunda hingga beberapa bulan ke depan.

    “Sekarang ini, industri mebel dan kerajinan nasional ekspor ke AS sangat besar, 53,8% tepatnya. Itu kan sangat signifikan,” ungkap Abdul Sobur dalam acara bincang Corporate Insight, Jumat (11/4/2025).

    “Kalau terjadi pemberlakuan tarif masuk sampai 32%, pasti akan ada gangguan yang cukup besar,” sambungnya.

    Meski kebijakan tarif 32% dari AS ditunda, tetapi hal tersebut telah memberikan dampak pada kegiatan bisnis pelaku usaha mebel dan produk kerajinan.

    Abdul Sobur mengungkapkan, para pembeli di AS memilih untuk menunda pembelian produk-produk asal Indonesia. Imbasnya, barang-barang tersebut menumpuk di gudang. Dan kas keuangan para pengusaha tentunya tersendat.

    Mengingat kebijakan tarif resiprokal AS ditunda hingga beberapa waktu ke depan, para produsen ini telah mendesak para pembeli yang sudah memesan, untuk secepatnya menerima produk mebel dan kerajinan.

    “Dampak dari pengumuman itu terjadi eskalasi yang tidak kita harapkan. Karena ada sejumlah penundaan pengiriman dan penumpukan di pabrik,” bebernya.

    “Ada pertimbangan dari para buyer kami di AS untuk menunda pengiriman, karena situasinya masih belum stabil di lapangan,” pungkas Abdul Sobur terkait tarif Trump.