Category: Beritasatu.com Ekonomi

  • Modal Asing Rp 24,04 Triliun Tinggalkan Pasar Keuangan Domestik

    Modal Asing Rp 24,04 Triliun Tinggalkan Pasar Keuangan Domestik

    Jakarta, Beritasatu.com – Modal asing senilai Rp 24,04 triliun tinggalkan pasar keuangan domestik melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada 8-10 April 2025.

    Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, modal asing sebesar Rp 24,04 triliun ini terbagi dalam SRBI sebesar Rp 10,47 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 7,84 triliun dan pasar saham sebesar Rp 5,73 triliun.

    “Berdasarkan data transaksi pada 8 sampai 10 April 2025, tercatat jual neto Rp 24,04 triliun,” ucap Ramdan dalam keterangan resminya, Minggu (13/4/2025).

    Secara kumulatif, selama periode 1 Januari 2025 hingga 10 April 2025, transaksi yang terjadi adalah beli neto Rp 7,11 triliun di SRBI dan Rp 13,05 triliun di pasar SBN, sementara jual neto Rp 32,48 triliun di saham.

    Pergerakan ini menunjukkan dinamika masuk dan keluarnya modal asing yang signifikan dari berbagai instrumen keuangan domestik.

    Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun menjadi 7,026% pada Kamis (10/4/2025), sementara yield US Treasury tenor 10 tahun naik ke 4,425% di hari yang sama.

    Nilai premi risiko investasi (credit default swap) Indonesia 5 tahun naik menjadi 113,35 basis poin pada Kamis (10/3/2025) dibandingkan posisi pada Jumat (4/4/2025) yang sebesar 105,75 basis poin.

    Kenaikan premi risiko ini turut mencerminkan meningkatnya kehati-hatian investor terhadap pergerakan modal asing di tengah gejolak global.

    Sementara itu, data kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI menunjukkan posisi nilai tukar rupiah adalah Rp 16.805 per dolar AS pada Jumat (11/4/2025), yang turut mencerminkan tekanan dari arus keluar modal asing dalam beberapa hari terakhir.

  • Harga Emas Hampir Rp 2 Juta Per Gram, Warga Antre Panjang di Toko Emas

    Harga Emas Hampir Rp 2 Juta Per Gram, Warga Antre Panjang di Toko Emas

    Lebak, Beritasatu.com – Harga emas melonjak tinggi dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, harga emas batangan Antam telah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa mendekati level Rp 2 juta per gram.

    Melihat tren harga emas yang terus naik, warga berbondong-bondong membeli emas sebagai investasi.  Dari pantauan di media sosial, Minggu (13/4/2025), terlihat warga memadati gerai butik emas di Summarecon Bekasi untuk membeli emas hingga membuat antrean panjang. Kondisi yang sama juga banyak terlihat di gerai butik emas lainnya di kawasan Jabodetabek. 

    Selain emas batangan, emas perhiasan pun menjadi buruan warga. Pantauan Beritasatu.com di Pasar Tradisional Rangkasbitung, Lebak, pada Minggu (13/4/2025), masyarakat terlihat antusias membeli berbagai jenis perhiasan emas, seperti cincin, gelang, dan kalung.

    “Lagi beli cincin emas buat dipakai dan buat investasi kecil-kecilan juga,” ujar Neni, salah satu pembeli yang ditemui di toko emas.

    Ia mengaku tetap membeli emas perhiasan meskipun harga per gramnya terus meningkat yang kini mencapai Rp 1,690 juta per gram. Ia meyakini, harga emas perhiasan akan terus naik, sehingga akan tetap memberikan keuntungan pada saat nantinya akan dijual.

    Diungkapkan Randi Jayadi, pemilik toko emas perhiasan di Rangkasbitung, kenaikan harga emas 24 karat sudah mulai terjadi sejak seminggu sebelum Lebaran. Menurutnya, minat beli masyarakat tidak hanya didorong oleh keinginan mempercantik diri, tetapi juga untuk investasi jangka panjang. Namun di sisi lain, beberapa warga juga memilih menjual emas mereka karena terdesak kebutuhan ekonomi.

    “Sebagian beli karena takut harga makin naik, tetapi ada juga yang menjual karena kebutuhan,” jelasnya.

    Sementara itu, harga emas batangan Antam pada Minggu (13/4/2025) masih berada di rekor tertinggi sepanjang masa sebesar Rp 1,904 juta per gram. Harga emas dunia pada akhir pekan juga sempat menyentuh rekor tertinggi di angka US$ 3.245,28 per troy ons.

  • Tarif Trump Ancam Ekonomi Dunia, AHY Ungkap Dampaknya bagi Indonesia

    Tarif Trump Ancam Ekonomi Dunia, AHY Ungkap Dampaknya bagi Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) lalu dianggap mengancam ekonomi dunia.

    Menurut Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kebijakan tarif Trump berpotensi menimbulkan perpecahan global dan memicu resesi dunia, yang pada akhirnya membuat situasi ekonomi dan geopolitik internasional menjadi tidak menentu.

    Terlebih, saat ini ketegangan perang dagang antara AS dan China semakin memanas.

    AS menetapkan tarif impor 145% untuk semua produk China, sementara China membalas dengan menerapkan bea masuk 125% atas produk-produk AS.

    “Kebijakan tarif tinggi Trump bukan sekadar strategi ekonomi, tetapi juga pendekatan realisme ofensif melalui pendekatan yang ingin menegaskan dominasi AS di panggung dunia,” kata AHY saat membuka panel diskusi The Yudhoyono Institute atau TYI bertema ‘Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global’ di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (13/4/2025).

    Ketua Umum Partai Demokrat itu menuturkan, kebijakan tarif Trump memiliki dampak yang luas dan signifikan, termasuk terhadap pasar keuangan dan sektor riil, serta berpotensi mendorong lonjakan resesi global.

    Hal ini juga bisa membawa dunia ke dalam perlawanan kolektif yang menjauhi AS dengan membentuk blok baru.

    “Kita menghadapi risiko fragmentasi, bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga secara politik dan keamanan. Aliansi baru akan terbentuk, polarisasi akan semakin tajam, konflik lama berpotensi membesar dengan negara-negara besar saling berebut kolam,” ungkap Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan itu.

    Menurutnya, jika strategi Trump efektif, maka dunia akan makin tunduk pada satu kekuatan hegemoni, yakni AS.

    Adapun serangan perang tarif Trump terus mengerucut ke China dengan tarif sebesar 145%. Sementara itu, Indonesia dikenakan tarif 32%.

    Dampak Tarif Trump bagi Indonesia

    Pengenaan tarif Trump sebesar 32% diperkirakan akan secara langsung memengaruhi daya saing ekspor Indonesia.

    Meski demikian, Trump masih menangguhkan penerapan tarif ini selama 90 hari, kecuali terhadap China, guna membuka peluang bagi proses negosiasi.

    AHY menekankan bahwa tarif sebesar 32% yang diberlakukan Trump terhadap Indonesia bukanlah angka yang remeh. Kebijakan ini berpotensi memberikan dampak langsung terhadap perekonomian nasional.

  • Tarif Impor Trump Bisa Pecah Dunia ke 2 Arah Ekstrem

    Tarif Impor Trump Bisa Pecah Dunia ke 2 Arah Ekstrem

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sekaligus Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengkritisi kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif impor minimal 10 persen terhadap seluruh produk impor dari semua negara.

    Menurut AHY, langkah sepihak ini berpotensi memecah dunia dalam dua blok besar dan menciptakan ketegangan ekonomi hingga geopolitik.

    Dalam sambutannya di acara The Yudhoyono Institute Panel Discussion di Jakarta, Minggu (13/4/2025), AHY menyampaikan kebijakan tarif impor Trump dapat memicu perlawanan kolektif atau bahkan memperkuat dominasi AS secara global.

    “Kebijakan sepihak Amerika Serikat ini tentu bisa membawa dunia menuju dua arah yang ekstrem. Pertama, terjadinya perlawanan kolektif di mana negara-negara akan menjauhi dominasi Amerika Serikat dan membangun blok ekonomi baru. Yang kedua, apabila kebijakan ini terbukti efektif, maka dunia justru akan semakin tunduk pada satu kekuatan yang semakin hegemonik, yaitu Amerika Serikat,” kata AHY.

    Menurutnya, kebijakan tersebut bisa menciptakan fragmentasi global, tidak hanya dalam aspek ekonomi, tetapi juga politik dan keamanan. Polarisasi geopolitik pun dikhawatirkan akan semakin tajam dan konflik lama berpotensi membesar.

    “Dengan negara-negara besar saling berebut pengaruh Asia Pasifik, termasuk kita akan menjadi panggung utama dinamika ini,” kata AHY.

    Indonesia juga akan merasakan dampak dari kebijakan tarif AS. Salah satunya adalah potensi penerapan tarif impor sebesar 32% yang saat ini masih ditangguhkan. Sementara itu, China sebagai rival utama AS justru langsung membalas kebijakan tarif tersebut, yang menyebabkan beban tarif terhadap produk China melonjak hingga 145 persen.

    “Tarif impor 32% bukan angka yang kecil walaupun saat ini masih ditangguhkan,” kata AHY.

    Untuk merespons situasi ini, AHY menekankan pentingnya memperkuat struktur ekonomi domestik. Hal ini bertujuan agar Indonesia mampu bertahan saat ekspor tertekan, melalui penguatan daya beli masyarakat serta menjaga stabilitas harga.

    “Di samping itu, kita juga harus terus mendatangkan investasi untuk melanjutkan pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan,” sambung dia.

    AHY juga mengutip pesan dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), agar krisis global ini dijadikan momentum untuk mendorong transformasi ekonomi nasional, termasuk percepatan hilirisasi,

    AHY menyerukan pentingnya memperkuat sistem perdagangan dan kerja sama multilateral yang adil dan tidak diskriminatif. Ia mendorong diversifikasi pasar dan mitra strategis Indonesia, khususnya di kawasan Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara lainnya.

    “Bersama mitra-mitra strategis Indonesia harus terus memperkuat sistem perdagangan dan kerja sama multilateral yang tidak diskriminatif dan juga saling menguntungkan,” kata AHY terkait upaya merespons tarif impor Trump. 

  • Perang Dagang AS dan China, Apple Bakal Produksi iPhone di Amerika?

    Perang Dagang AS dan China, Apple Bakal Produksi iPhone di Amerika?

    Jakarta, Beritasatu.com – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas, pemerintahan Presiden Donald Trump memperkirakan bahwa Apple akan memproduksi iPhone untuk pertama kalinya di dalam negeri.

    Melansir dari AP News, Apple telah memproduksi sebagian besar produk iPhone di China sejak 18 tahun lalu.

    Namun, kemungkinan Apple memproduksi iPhone di AS dinilai hampir mustahil, bahkan dengan tarif 145% yang diterapkan oleh Trump kepada China.

    Kendala yang dihadapi Apple dalam mengalihkan produksinya ke dalam negeri, antara lain karena rantai pasokan yang rumit, yang mulai dibangunnya di China pada tahun 1990-an.

    Membangun pabrik baru di AS akan memakan waktu beberapa tahun dan menghabiskan biaya miliaran dolar AS.

    Selain itu, Apple harus berhadapan dengan kekuatan ekonomi yang menaikkan harga iPhone hingga tiga kali lipat dan dapat mengancam penjualan iPhone.

    Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa pihaknya mengecualikan barang-barang elektronik, termasuk smartphone dari tarif timbal balik saat ini.

    Meski demikian, Trump masih mungkin akan mengenakan tarif baru atau tarif berbeda pada barang-barang elektronik di kemudian hari.

    Apabila Apple mengalihkan produksi smartphone-nya ke dalam negeri di tengah perang dagang AS dan China, maka harga iPhone yang saat ini US$ 1.000 akan melonjak hingga lebih dari US$ 3.000.

    Sementara itu, Apple belum memberikan apa pun terkait hal ini. Meski demikian, topik tersebut diprediksi akan muncul pada 1 Mei 2025 mendatang ketika CEO Apple Tim Cook dijadwalkan untuk menjawab pertanyaan dari para analis untuk membahas hasil keuangan dan strategi perusahaan.

    Kemungkinan, perang dagang AS dan China akan menjadi isu yang panas mengingat harga saham Apple telah turun hingga 15% dan menurunkan nilai pasar perusahaan tersebut hingga US$ 500 miliar sejak Trump memberlakukan tarif resiprokal pada Rabu (2/4/2025).

  • Daftar Barang Elektronik Ini Dikecualikan dari Tarif Impor Trump

    Daftar Barang Elektronik Ini Dikecualikan dari Tarif Impor Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintahan Donald Trump akan mengecualikan produk elektronik dan laptop dari tarif impor balasan. Keputusan ini akan memberikan keuntungan bagi raksasa teknologi seperti Apple dan Samsung, serta produsen cip seperti Nvidia, dan diprediksi akan mendorong reli saham teknologi saat perdagangan saham Amerika Serikat (AS) dibuka kembali pada Senin (14/4/2025).

    Dikutip dari AP, Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyatakan perangkat seperti smartphone, laptop, hard drive, monitor panel datar, dan beberapa jenis cip akan dikecualikan dari tarif impor Trump. Mesin pembuat semikonduktor juga termasuk dalam pengecualian tersebut. Artinya, produk-produk tersebut tidak akan dikenakan tarif 145% yang diberlakukan terhadap China, maupun tarif dasar 10% terhadap negara lain.

    Keputusan ini merupakan perubahan terbaru dalam kebijakan tarif pemerintahan Trump, yang sebelumnya telah beberapa kali melakukan pembalikan arah dalam rencana besar mereka untuk mengenakan tarif atas barang dari berbagai negara.

    Pengecualian ini mencerminkan pengakuan Trump bahwa tarif terhadap Tiongkok tidak akan secara signifikan mengalihkan manufaktur smartphone, komputer, dan perangkat lainnya ke AS dalam waktu dekat. Padahal sebelumnya, pemerintah memperkirakan perang dagang akan mendorong Apple memproduksi iPhone di AS untuk pertama kalinya.

    Namun, skenario tersebut dianggap tidak realistis mengingat Apple telah membangun rantai pasokan yang sangat kompleks di Tiongkok selama beberapa dekade. Membangun pabrik baru di AS akan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan investasi miliaran dolar, serta bisa membuat harga iPhone melonjak hingga tiga kali lipat.

    Langkah ini sejalan dengan harapan industri teknologi ketika tokoh-tokoh besar seperti CEO Apple Tim Cook, CEO Tesla Elon Musk, CEO Google Sundar Pichai, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, dan pendiri Amazon Jeff Bezos tampil mendukung Trump dalam pelantikannya pada 20 Januari lalu.

    Dukungan kolektif tersebut mencerminkan harapan bahwa Trump akan lebih berpihak pada industri dibanding pemerintahan Joe Biden, dan dapat mendorong pertumbuhan industri teknologi yang sudah berkembang pesat.

    Dalam pernyataan tertulis yang dirilis Sabtu (13/4/2025), Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt tidak secara langsung menanggapi pengecualian tarif impor Trump tersebut, tetapi menegaskan bahwa pemerintahan tetap berkomitmen mendorong perusahaan teknologi untuk memindahkan manufaktur ke AS.

  • Harga Emas Antam Hari Ini Masih Bertahan di Rekor Tertinggi

    Harga Emas Antam Hari Ini Masih Bertahan di Rekor Tertinggi

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas Antam hari ini, Minggu (13/4/2025), masih bertahan di rekor tertinggi sepanjang masa.

    Harga emas Antam hari ini tetap Rp 1,904 juta per gram seperti Sabtu (12/4/2025) yang merupakan rekor tertinggi. Harga emas 0,5 gram bahkan sudah menyentuh level di atas Rp 1 juta.

    Sementara itu, harga buyback emas Antam juga stabil pada level Rp 1,754 juta per gram.

    Berikut harga emas Antam pada Minggu pagi hari ini:

    Harga emas 0,5 gram: Rp 1.004.000
    Harga emas 1 gram: Rp 1.904.000
    Harga emas 2 gram: Rp 3.752.000
    Harga emas 3 gram: Rp 5.608.000
    Harga emas 5 gram: Rp  9.324.000
    Harga emas 10 gram: Rp 18.570.000
    Harga emas 25 gram: Rp 46.262.500
    Harga emas 50 gram: Rp 92.405.000
    Harga emas 100 gram: Rp 184.690.000
    Harga emas 250 gram: Rp 461.337.500
    Harga emas 500 gram: Rp 922.375.000
    Harga emas 1.000 gram: Rp 1.844.600.000

    Seperti harga emas Antam yang hari ini tetap stabil di rekor tertinggi, harga perak juga stabil pada level Rp 18.650 per gram. 

  • Peluang di Balik Tarif Trump, Indonesia Bisa Bidik BRICS & ASEAN

    Peluang di Balik Tarif Trump, Indonesia Bisa Bidik BRICS & ASEAN

    Mataram, Beritasatu.com – Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Akbar Himawan Buchari melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan tarif impor era Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia menilai kebijakan tersebut tidak berdasar pada ilmu ekonomi dan cenderung bersifat “asal tembak”.

    Secara khusus, Akbar menyoroti tarif 32% yang dikenakan pada produk Indonesia, yang menurut Trump didasarkan pada surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$ 17 miliar. Bagi Akbar, alasan tersebut tidak masuk akal dan tidak mencerminkan pemahaman atas dinamika perdagangan internasional.

    “Kita melihat kebijakan Trump ini tidak ada dasar ilmunya. Pemerintah AS melihat surplus perdagangan US$ 17 miliar lalu mengenakan tarif 32%, padahal tak ada perhitungan ekonominya,” ujar Akbar di Mataram saat pelantikan Hipmi NTB, Sabtu (12/4/2025).

    Ia menilai tarif tinggi Trump tersebut hanya langkah taktis untuk membuka ruang negosiasi, terbukti dengan penurunan tarif menjadi 10% baru-baru ini. Ini dianggap sebagai sinyal dibukanya kembali dialog dagang antara kedua negara.

    “Artinya, ini kebijakan sementara untuk membuka ruang negosiasi. Sekarang sudah ada keputusan sela dari AS menurunkan tarif menjadi 10%,” jelasnya.

    Hipmi mendorong pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan momentum ini guna menyusun kebijakan perdagangan yang menguntungkan kedua pihak secara berimbang.

    “Kita harap pemerintah bisa bernegosiasi dengan baik, membuat formulasi kebijakan yang win-win dan tidak didominasi ego sektoral,” tegasnya.

    Akbar juga menyoroti pentingnya diversifikasi pasar ekspor bagi para pelaku usaha Indonesia, terutama yang selama ini bergantung pada AS. Ia menyarankan ekspansi ke negara-negara lain guna mengurangi ketergantungan.

    “Teman-teman pelaku ekspor perlu mulai mendiversifikasi pasar, tidak hanya ke satu negara,” katanya.

    Selain itu, ia mendorong penguatan pasar domestik sebagai respons atas tantangan eksternal. Kebijakan tarif AS disebutnya sebagai momentum untuk mempercepat hilirisasi industri dan mendorong konsumsi produk dalam negeri.

    “Kita perlu meningkatkan pasar domestik agar program hilirisasi bisa menyasar konsumen lokal secara maksimal.”

    Beberapa sektor industri, seperti tekstil dan alas kaki, disebut akan terdampak langsung akibat kebijakan tarif Trump tersebut. Meski kontribusi ekspor ke AS hanya sekitar 20% dari total ekspor nasional, dampaknya tetap signifikan bagi sektor terkait.

    Namun di balik tantangan, Akbar melihat peluang. Ia menyebut kemitraan Indonesia dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) sebagai potensi besar, mengingat kelompok ini mewakili 40 persen pasar dunia.

    “BRICS adalah potensi market besar. Kita harus manfaatkan momentum ini untuk masuk ke sana,” ujarnya terkait tarif Trump.

    Tak hanya BRICS, kawasan ASEAN juga dinilai memiliki potensi yang belum tergarap optimal. Menurut Akbar, tekanan dari kebijakan AS justru bisa memperkuat solidaritas regional dan menciptakan pasar baru di Asia Tenggara.

    “Jangan lupa kita bagian dari ASEAN. Kebijakan Trump ini justru bisa jadi pemicu lahirnya market baru di kawasan.”

    Pernyataan Akbar menyajikan perspektif kritis sekaligus konstruktif terkait dampak kebijakan tarif AS terhadap ekonomi Indonesia. Ia menekankan pentingnya adaptasi strategis, baik melalui perluasan pasar ekspor, penguatan pasar domestik, maupun pemanfaatan potensi kerja sama dengan BRICS dan ASEAN.

    Pemerintah Indonesia diharapkan dapat merespons secara cermat tarif Trump ini demi mencapai kesepakatan dagang yang adil dan saling menguntungkan.

  • https://www.beritasatu.com/ekonomi/2882642/bi-terapkan-triple-intervention-jaga-rupiah-di-tengah-tarif-trump

    https://www.beritasatu.com/ekonomi/2882642/bi-terapkan-triple-intervention-jaga-rupiah-di-tengah-tarif-trump

  • China Tertarik Investasi di Proyek Giant Sea Wall Jakarta

    China Tertarik Investasi di Proyek Giant Sea Wall Jakarta

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengeklaim,  cukup banyak investor luar maupun dalam negeri yang tertarik dengan proyek giant sea wall atau tanggul laut raksasa di pesisir utara Jawa. Salah satu negara yang tertarik ialah China.

    “Kita terus berkomunikasi dengan berbagai pihak yang kita anggap bisa menjadi potential investor dalam dan luar negeri, mereka juga cukup tertarik,” kata AHY di kantor Kemenhub, Sabtu (12/4/2025).

    Ketua umum Partai Demokrat itu mengatakan, saat berkunjung ke China, ada juga investor yang tertarik dengan megaproyek tanggul raksasa ini. Walaupun ia tidak memerinci lebih jauh terkait hal itu.

    “Ada (investor China) yang menunjukkan ketertarikan-ketertarikan, ya sekali lagi sebuah langkah yang perlu kita lakukan dan kita mencoba untuk membuka peluangnya ke semua,” ucapnya.

    Selain kepada investor China, AHY turut mengatakan proyek giant sea wall ini juga terbuka untuk semua investor dari berbagai negara. Termasuk dari investor atau negara yang belum pernah bekerja sama dengan Indonesia sebelumnya.

    “Ya tidak hanya ke salah satu negara atau salah satu entitas yang selama ini sudah bekerja sama dengan Indonesia, tetapi kita buka ruang ini secara luas, sesuai dengan arah Bapak Presiden Prabowo Subianto kita harus melibatkan banyak pihak, ini yang membuat kita bisa lebih sustainable,” kata AHY.

    “Namun sekali lagi, karena ini sesuatu yang besar dan belum pernah ada di Indonesia jadi semua juga terus melakukan studi. Mereka menghitung dengan baik karena capital yang dibutuhkan agak tidak sedikit dan perlu penguatan kebijakan dan regulasi dari pemerintah kita juga,” terangnya lagi.

    Dia berencana membentuk otorita khusus yang nantinya akan bertugas melaksanakan dan mengawasi proses pembangunan mega proyek itu. Sebab giant sea wall merupakan sebuah proyek yang besar dan kompleks, serta membutuhkan biaya yang sangat besar.

    “Ya ini lagi terus kita bicarakan karena ini kan sesuatu yang besar dan melibatkan banyak stakeholders ya, termasuk juga pemerintah pusat, pemerintah daerah,” tutupnya terkait proyek giant sea wall.