Category: Beritasatu.com Ekonomi

  • Banyak Sentimen, Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat Tipis

    Banyak Sentimen, Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat Tipis

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada awal perdagangan, Senin (14/4/2025) di pasar spot exchange. Mata uang Garuda di Bloomberg hingga pukul 09.16 WIB tercatat naik sebesar 12,5 poin atau 0,07% ke level Rp 16.783 per dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya di Rp 16.796 per dolar AS.

    Penguatan tipis ini mencerminkan adanya dorongan positif dari sentimen global maupun domestik, meskipun tekanan dari faktor eksternal seperti ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik masih membayangi pergerakan rupiah.

    Pelaku pasar cenderung wait and see menjelang rilis data ekonomi penting dari AS dan China pekan ini, termasuk data inflasi dan neraca perdagangan.

    Di sisi lain, Bank Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui intervensi pasar dan kebijakan moneter yang akomodatif.

    Meski penguatan nilai tukar rupiah pagi ini tergolong terbatas, pergerakan ini menunjukkan respons pasar yang relatif stabil dalam menghadapi dinamika global. 

  • Pasar Asia Pasifik Menguat Usai Tarif Elektronik Konsumen AS Dicabut

    Pasar Asia Pasifik Menguat Usai Tarif Elektronik Konsumen AS Dicabut

    Jakarta, Beritasatu.com – Pasar Asia Pasifik dibuka menguat pada Senin (14/4/2025), menyusul keputusan Amerika Serikat (AS) untuk mencabut tarif terhadap sejumlah produk elektronik konsumen. Kebijakan tersebut diambil oleh Presiden AS Donald Trump dan langsung memicu peningkatan sentimen risiko di pasar global.

    Melansir CNBC International, Senin (14/52025), di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 melonjak 1,82% pada awal perdagangan, sementara indeks Topix naik 1,77%.

    Sinyal positif juga terlihat di pasar Asia Pasifik lainnya, seperti Korea Selatan, dengan indeks Kospi naik 1,29% dan Kosdaq yang berisi saham berkapitalisasi kecil menguat 1,22%. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 mencatat kenaikan sebesar 0,72%.

    Sementara itu, kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng (HSI) Hong Kong diperdagangkan di level 21.059, lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya pada 20.914,69 di hari Jumat (11/4/2025), yang menunjukkan potensi pembukaan yang lebih solid.

    Menurut dokumen dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS yang dirilis Jumat (11/4/2024) malam, sejumlah produk, seperti ponsel pintar, komputer, semikonduktor, dan komponen lainnya dikecualikan dari tarif.

    Namun, Presiden Trump bersama Menteri Perdagangan Howard Lutnick pada Minggu (13/4/2025) menyatakan bahwa pengecualian ini bersifat sementara, sehingga menciptakan ketidakpastian baru.

    Trump menambahkan lewat unggahan di Truth Social bahwa produk-produk tersebut tetap dikenai “Tarif Fentanil” sebesar 20%, hanya saja kini masuk dalam kelompok tarif yang berbeda. Beberapa negara di kawasan pasar Asia Pasifik pun sedang mempersiapkan negosiasi dagang dengan AS dalam waktu dekat.

    Trump disebut tengah menjajaki perundingan dengan Jepang, Korea Selatan, Vietnam, dan India. Mengutip laporan Politico, AS memprioritaskan mitra dagang strategis untuk menyeimbangkan kekuatan dengan China.

    Di sisi lain, perwakilan Jepang Akazawa Ryosei dijadwalkan mengunjungi Washington minggu ini untuk bertemu Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, menurut penyiar lokal NHK.

    Bursa saham AS juga ditutup menguat pada akhir pekan lalu, didorong oleh pernyataan dari Gedung Putih bahwa Trump optimistis China akan membuka peluang kerja sama.

    Indeks S&P 500 naik 1,81% ke 5.363,36, Dow Jones menguat 619,05 poin atau 1,56% ke 40.212,71, dan Nasdaq Composite naik 2,06% ke 16.724,46.

    Kebijakan terbaru ini berpotensi memperkuat dinamika perdagangan dan menjadi sentimen positif bagi pasar Asia Pasifik dalam beberapa waktu ke depan.

  • IHSG Hari Ini Menguat setelah Dibuka di Zona Merah

    IHSG Hari Ini Menguat setelah Dibuka di Zona Merah

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal perdagangan bursa, Senin (14/4/2025 dibuka menguat. IHSG hari ini berbalik arah setelah dibuka di zona merah di level 6.225.

    Berdasarkan RTI, IHSG hari ini hingga pukul 09.10 WIB naik 42,7 poin atau 0,68% hingga mencapai level 6.304. IHSG sesi I bergerak pada rentang 6.625-6.307.

    Sebanyak 343 saham menguat, 106 saham melemah, dan 170 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 1,836 miliar lembar saham dan frekuensi mencapai 122.339 kali dengan transaksi Rp 1,6 triliun.

    Reliance Sekuritas memprediksi IHSG hari ini menguat dan bergerak pada rentang support di 6.149 dan resistance 6.311.

    Secara teknikal, Reliance Sekuritas mengatakan, candle IHSG berbentuk white spinning top, di atas MA5 serta indikator Stochastic dalam keadaan golden cross. 

    “Dengan demikian, kami proyeksikan IHSG hari ini akan mengalami penguatan,” tulis Reliance Sekuritas dalam risetnya, Senin (14/4/2025).

    Reliance Sekuritas merekomendasikan saham pilihan untuk perdagangan IHSG hari ini, yaitu UNVR, INCO, INDY, dan NCKL
     

  • Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 8.000 Jadi Rp 1,896 Juta Per Gram

    Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 8.000 Jadi Rp 1,896 Juta Per Gram

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami koreksi turun pada perdagangan hari ini, Senin (14/4/2025). Data dari laman Logam Mulia, harga emas ukuran 1 gram kini dibanderol Rp 1.896.000, turun Rp 8.000 dari posisi sebelumnya di Rp 1.904.000 per gram.

    Harga buyback atau pembelian kembali emas oleh Antam juga menurun, menjadi Rp 1.746.000 per gram.

    Berikut ini daftar harga emas batangan Antam hari ini:

    0,5 gram: Rp 998.0001 gram: Rp 1.896.0002 gram: Rp 3.732.0003 gram: Rp 5.573.0005 gram: Rp 9.255.00010 gram: Rp 18.455.00025 gram: Rp 46.012.00050 gram: Rp 91.945.000100 gram: Rp 183.812.000250 gram: Rp 459.265.000500 gram: Rp 918.320.0001.000 gram: Rp 1.836.600.000

    Sebagai informasi, pajak terkait emas batangan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017. Di mana pembelian emas dikenai PPh Pasal 22. Nilainya 0,45% jika memiliki NPWP dan 0,9% bagi yang tidak memiliki NPWP (setiap transaksi disertai bukti potong pajak)

    Untuk transaksi penjualan kembali (buyback) emas Antam, termasuk untuk harga emas hari ini, transaksi senilai di atas Rp 10 juta pajaknya 1,5% untuk pemilik NPWP dan 3% untuk non-NPWP (Pajak langsung dipotong dari nilai transaksi)

  • Tarif Impor Trump Juga Bisa Guncang Keamanan Internasional

    Tarif Impor Trump Juga Bisa Guncang Keamanan Internasional

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan yang juga Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menilai kebijakan tarif impor pemerintahan Donald Trump berpotensi mengguncang sistem perdagangan global sekaligus mengganggu stabilitas keamanan internasional.

    Menurut AHY, kebijakan tarif impor Trump dapat mendorong dunia menuju fragmentasi blok ekonomi-politik baru. Ia mengkhawatirkan munculnya aliansi tandingan apabila banyak negara memilih berhadap-hadapan dengan Amerika Serikat. Aliansi-aliansi baru ini, lanjutnya, bisa berkembang menjadi kutub kekuatan yang saling bersaing di berbagai sektor.

    “Bukan hanya dalam perdagangan, tetapi juga dalam pengaruh strategis dan militer. Polarisasi ini bisa memperparah konflik regional yang sudah ada, termasuk di kawasan Asia Pasifik,” ujar AHY dalam sambutannya pada panel discussion The Yudhoyono Institute di Jakarta, Minggu (13/4/2025).

    AHY menambahkan, dinamika internasional saat ini tidak lagi dibangun atas dasar kesetaraan dan rasa saling percaya. Sebaliknya, relasi global semakin didominasi oleh kekuatan sepihak. Ketegangan di berbagai kawasan seperti perang Rusia-Ukraina, eskalasi krisis di Gaza dan Iran, serta konflik Laut Tiongkok Selatan menjadi contoh nyata.

    “Situasi ini bisa menjadi jauh lebih berbahaya. Dunia harus bersiap dengan skenario terburuk, yakni pecahnya perang terbuka di sejumlah kawasan,” tegas AHY.

    Dalam konteks ini, AHY mengapresiasi langkah strategis Presiden Prabowo Subianto yang menerapkan dual track diplomacy. Presiden Prabowo disebut telah mengirim tim negosiator ke Washington DC, sekaligus memperkuat komunikasi dengan para pemimpin ASEAN dan dunia internasional lainnya.

    “Inilah wajah diplomasi strategis yang adaptif, tanggap terhadap situasi global. Diplomasi yang tidak reaktif, tetapi juga tidak pasif,” puji AHY terkait langkah indonesia merespons tarif impor Trump.

  • Negara-negara Korban Tarif Trump Harus Ajukan Gugatan ke WTO

    Negara-negara Korban Tarif Trump Harus Ajukan Gugatan ke WTO

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir menyatakan kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah sewajarnya dibawa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) oleh negara-negara yang terkena dampaknya.

    “Kalau kita masih berkomitmen kepada sistem multilateral, semestinya kita (negara-negara korban tarif AS) ramai-ramai membawa AS ke WTO karena yang dilakukan oleh Presiden Trump melanggar prinsip-prinsip WTO,” ungkap Wamenlu di Jakarta, Minggu (13/4/2025), dilansir dari Antara.

    Alih-alih menempuh jalur multilateral, negara-negara yang terancam tarif tinggi dari AS justru memilih pendekatan bilateral. Contohnya, Vietnam memberikan konsesi berupa tarif 0%, dan Indonesia sendiri berencana mengirim delegasi untuk bernegosiasi langsung dengan pihak AS.

    Arrmanatha menilai bahwa tindakan AS juga melanggar prinsip perlakuan yang sama bagi seluruh anggota WTO (most-favoured nation), terutama karena Washington menerapkan tarif yang sangat tinggi terhadap produk asal Tiongkok.

    Tak hanya itu, permintaan AS agar Indonesia menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) guna memperoleh keringanan tarif dinilai bertentangan dengan prinsip national treatment WTO, yang menjunjung kesetaraan perlakuan antara produk domestik dan impor.

    Menurutnya, pendekatan kolektif untuk menggugat AS akan lebih kuat secara hukum dan politis karena mencerminkan solidaritas antarnegara dan komitmen pada sistem perdagangan global yang adil.

    Pada awal April, Presiden Trump menandatangani dekrit yang menetapkan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia yang dikenakan tarif hingga 32%. Namun, saat aturan ini seharusnya mulai berlaku pada 9 April, hanya tarif dasar sebesar 10% yang akhirnya diterapkan untuk sementara selama 90 hari.

    Meski demikian, AS tetap memberlakukan tarif tambahan hingga 145% terhadap produk dari Tiongkok, yang dibalas Beijing dengan tarif hingga 125% atas barang asal AS.

    Sementara itu, dalam pertemuan Dewan Perdagangan Barang WTO, sekitar 20 negara anggota telah mengkritik kebijakan tarif impor Trump. Negara-negara tersebut termasuk Tiongkok, Kanada, Jepang, Inggris, Norwegia, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Swiss.

  • Tarif Impor Trump Juga Bisa Guncang Keamanan Internasional

    AHY Dorong Penguatan Struktur Ekonomi Hadapi Tarif Impor Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sekaligus Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menanggapi kebijakan tarif impor baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dalam diskusi panel The Yudhoyono Institute di Jakarta, Minggu (13/4/2025), AHY menyerukan penguatan struktur ekonomi Indonesia agar tetap tangguh di tengah tekanan ekspor global.

    “Ketika ekspor tertekan, pertahanan terhadap pertumbuhan ekonomi harus dilakukan dengan menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga. Di samping itu, kita juga harus terus mendatangkan investasi untuk melanjutkan pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan,” kata AHY.

    AHY juga mengutip pesan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa krisis global dapat menjadi peluang untuk mendorong transformasi ekonomi, mempercepat hilirisasi industri, digitalisasi ekonomi, dan transisi menuju ekonomi hijau.

    Menanggapi dampak tarif impor Trump terhadap perdagangan global, AHY mengajak Indonesia untuk aktif dalam diversifikasi pasar ekspor ke kawasan potensial seperti Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara Global South. Menurutnya, sistem perdagangan global harus tetap nondiskriminatif dan saling menguntungkan.

    AHY juga mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang menerapkan diplomasi dua jalur (dual track diplomacy) dengan mengirim tim negosiasi ke Washington DC serta membangun komunikasi intensif dengan ASEAN dan pemimpin dunia lainnya.

    “Inilah wajah diplomasi strategis yang adaptif, dan juga tanggap diplomasi yang tidak reaktif, tetapi juga tidak pasif,” puji AHY.

    AHY memperingatkan bahwa kebijakan proteksionis Amerika berpotensi menciptakan fragmentasi blok-blok ekonomi dan politik baru, yang tidak hanya memicu konflik dagang, tetapi juga ketegangan militer dan strategis di kawasan seperti Asia Pasifik, Ukraina, Gaza, Iran, hingga Laut Tiongkok Selatan.

    “Ini bisa menjadi jauh lebih berbahaya. Kita semua harus bersiap dengan skenario terburuk, yaitu pecahnya perang terbuka di sejumlah kawasan,” kata AHY terkait dampak tarif impor Trump.

  • Hadapi Tarif Impor Trump, Indonesia Harus Cepat Lakukan Reformasi

    Hadapi Tarif Impor Trump, Indonesia Harus Cepat Lakukan Reformasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengusaha Chairul Tanjung (CT) menegaskan Indonesia harus segera melakukan reformasi ekonomi untuk mengantisipasi dampak kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Menurutnya, keputusan Trump yang menetapkan tarif impor hingga 32% terhadap produk Indonesia berpotensi menekan daya saing nasional di pasar global, meskipun saat ini penerapan tarif tersebut masih ditunda selama 90 hari.

    “Kebijakan tarif impor tinggi Trump yang menyasar semua negara pasti berpengaruh terhadap Indonesia. Apabila tidak cepat diantisipasi, maka akan berdampak signifikan yang berujung pada lesunya ekonomi dalam negeri,” kata Chairul Tanjung dalam diskusi panel The Yudhoyono Institute di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (13/4/2025).

    Menurutnya, kebijakan tarif impor tinggi dari Trump akan menurunkan permintaan terhadap barang ekspor Indonesia, khususnya komoditas unggulan. Chairul Tanjung memperingatkan reformasi ekonomi Indonesia menjadi langkah mendesak agar tidak masuk ke dalam lingkaran penurunan ekonomi (circle down on economy).

    “Kalau kita tidak cepat melakukan reformasi, maka kita akan masuk dalam karakter ekonomi yang namanya circle down on economy,” kata CT.

    Ia menambahkan, efek berantai dari kebijakan tarif tersebut mencakup penurunan harga komoditas dan investasi. Ia mengingatkan, hal ini bisa berdampak langsung pada penerimaan fiskal dan mengharuskan dunia usaha melakukan efisiensi besar-besaran.

    “Ini akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja, berpengaruh terhadap pemutusan hubungan kerja atau PHK,” kata CT terkait dampak kebijakan tarif impor Trump. 

  • Permudah Dunia Usaha dan Tekan Biaya Produksi

    Permudah Dunia Usaha dan Tekan Biaya Produksi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) dinilai semakin menekan kondisi ekonomi dunia ketika banyak negara yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19, termasuk Indonesia.

    Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri mengatakan, untuk merespons kenaikan tarif Trump, pemerintah Indonesia perlu memberikan kemudahan serta kepastian regulasi kepada pelaku usaha melalui deregulasi.

    Langkah ini penting tidak hanya untuk menekan biaya ekspor, tetapi juga dalam rangka menurunkan biaya produksi.

    Ia menambahkan, kemungkinan inflasi di AS yang meningkat dapat menghambat penurunan suku bunga dan menyebabkan ketidakstabilan nilai tukar.

    Bagi Indonesia, perang tarif tersebut dapat memberikan dampak cukup besar terhadap sektor manufaktur, terutama pada produk elektronik, makanan, alas kaki, serta industri tekstil dan turunannya.

    “Jadi perlu adanya upaya menekan dampak kenaikan tarif Trump oleh pemerintah Indonesia. Dan salah satunya menekan biaya ekspor serta memberikan kemudahan serta kepastian aturan bagi dunia usaha lewat deregulasi sehingga menekan biaya produksi,” kata Chatib dalam sebuah diskusi panel The Yudhoyono Institute (TYI) yang mengangkat tema ‘Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global’ di Jakarta, Minggu (13/4/2025).

    Lebih lanjut, ia menyarankan agar pemerintah juga mendorong daya beli masyarakat melalui kebijakan fiskal yang diarahkan pada sektor-sektor dengan pengaruh besar terhadap perekonomian nasional, seperti pariwisata dan program perlindungan sosial.

    Pasar Obligasi Tetap Terkendali

    Chatib juga menuturkan, dampak kebijakan tarif Trump terhadap pasar obligasi Indonesia tergolong minim.

    Ia menjelaskan bahwa efeknya cenderung terbatas karena proporsi kepemilikan asing pada obligasi pemerintah hanya sekitar 14%, sehingga bila terjadi aksi jual oleh investor asing, dampaknya tidak besar.

    Mantan Menteri Keuangan ke-28 itu menuturkan, krisis saat ini berbeda dengan krisis global sebelumnya, termasuk yang terjadi pada tahun 2008.

    Pada masa itu, tekanan ekonomi lebih berat meskipun Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,6%, sementara tantangan yang dihadapi kini memiliki karakter yang berbeda.

    Selain dari sisi pasar obligasi, dampak terhadap ekspor juga tidak terlalu besar.

    Chatib memaparkan, kontribusi ekspor terhadap PDB Indonesia hanya sekitar 22%, dengan ekspor ke AS menyumbang sekitar 10% dari angka tersebut.

    “Jadi kalau terhadap PDB, andilnya hanya 10% dari 22% atau 2,2%. Maka, meski dalam skenario terburuk pun, efek (tarif Trump) hanya 2,2 persen dari GDP,” terang dia.

    Kendati demikian, ia mengakui bahwa sektor industri yang berorientasi ekspor tetap akan terdampak oleh kebijakan tersebut.

    Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah segera melakukan deregulasi demi meminimalisasi dampak negatif pada industri-industri tersebut.

    “Jika kita bisa melakukan deregulasi dengan memotong ekonomi biaya tinggi, maka penurunan dampak dari biaya produksi bisa sangat signifikan,” kata Chatib.

    Pemerintah juga telah mengambil sejumlah langkah strategis lainnya guna merespons dampak tarif Trump, di antaranya dengan menghapus kuota impor serta melonggarkan ketentuan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Kebijakan-kebijakan ini dinilai sebagai langkah positif dalam menghadapi tekanan ekonomi global.

  • Pelaporan SPT Tahunan Naik, Mayoritas Lewat E-Filing

    Pelaporan SPT Tahunan Naik, Mayoritas Lewat E-Filing

    Jakarta, Beritasatu.com – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mencatat peningkatan pelaporan SPT Tahunan (surat pemberitahuan tahunan) pajak penghasilan (PPh) sebesar 3,26% hingga 11 April 2025.

    Total sebanyak 13.008.448 wajib pajak telah melaporkan SPT Tahunan tahun pajak 2024, di mana mayoritas disampaikan melalui layanan elektronik.

    Menurut Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, Dwi Astuti, jumlah tersebut terdiri atas 12,63 juta SPT Tahunan orang pribadi dan 380.530 SPT Tahunan badan.

    DJP mencatat, 10,98 juta SPT dilaporkan melalui e-filing, 1,49 juta melalui e-form, dan 630 SPT melalui e-SPT. Sementara itu, 537.920 SPT masih disampaikan secara manual ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

    Awalnya, batas akhir pelaporan SPT Tahunan dan pembayaran PPh Pasal 29 untuk wajib pajak orang pribadi (WP OP) ditetapkan pada 31 Maret 2025. Namun, bertepatan dengan libur nasional Nyepi dan Idulfitri, tenggat waktu diperpanjang hingga 7 April 2025.

    Untuk mengantisipasi keterlambatan, DJP menerbitkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor 79/PJ/2025 yang menghapus sanksi administratif atas keterlambatan pelaporan dan pembayaran, selama dilakukan hingga 11 April 2025. Dalam periode tersebut, surat tagihan pajak (STP) tidak akan diterbitkan bagi keterlambatan ini.

    Dwi Astuti menambahkan, DJP menargetkan pelaporan SPT Tahunan sebanyak 16,21 juta SPT untuk tahun 2025, yang mencakup keseluruhan periode setahun, bukan hanya tiga bulan pertama.