Category: Beritajatim.com

  • Pimpin Upacara PTDH, Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana Beri Pesan Menyentuh

    Pimpin Upacara PTDH, Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana Beri Pesan Menyentuh

    Probolinggo (beritajatim.com) – Menjabat sejak 2023 banyak prestasi yang ditorehkan oleh Polres Probolinggo. Tak hanya anggota Polres Probolinggo, sikap tegas juga dibuktikan oleh pucuk pimpinan Polres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana.

    Sikap tegasnya ini terbukti dengan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) oleh sejumlah petugas Polres Probolinggo. PTDH ini kembali dilakukan Rabu (19/2/2025) di lapangan Polres Probolinggo.

    “Sebenarnya saya merasa berat dan sedih untuk melakukan upacara PTDH ini, karena imbasnya bukan hanya kepada yang bersangkutan saja, tetapi juga kepada keluarga besarnya. Namun pelaksanaan pemberian reward dan punishment harus tetap berjalan,” tuturnya.

    Selama dua tahun tersebut tercatat ada lima petugas Polres Probolinggo yang di PDTH. Pada tahun 2023 ada dua petugas yang di PTDH yakni Brigadir ZN, dengan jabatan terakhir Ba Staf Polres Probolinggo dan Brigadir HM, jabatan trakhir Ba Staf Polres Probolinggo.

    Kemudian pada tahun 2024 bintara golongan II juga di beri punishment yakni Aiptu FR, dengan jabatan trakhir Ba Subsi Yanma Sium Polres Probolinggo. Kemudian awal tahun tahun 2025 Wisnu telah menetapkan dua orang yang mendapatkan punishment, yakni Briptu FR jabatan trakhir Ba Sat Samapta dan Brigadir AR jabatan trakhir Ba Sat Samapta.

    Kelima anggota yang di PTDH ini dilakukan karena telah meninggalkan tugas secara tidak sah selama lebih 30 hari berturut-turut atau inabsensia. Hal ini kemudian menjadi pengingat kepada anggota Polres Probolinggo lainnya agar tidak membuat pelanggaran yangbdapat menurunkan citra Polri.

    “Saya harap agar tidak lagi ada upacara PTDH di lain waktu. Mari kita ambil hikmah serta pelajaran dari PTDH dan jadikan sebagai introspeksi diri dan cerminan agar menjadi pribadi yang baik dalam menjalankan tugas secara profesional,” pungkas Wisnu. (ada/but)

  • DPRD Surabaya Pastikan Kompensasi Lahan 5.000 M² untuk Warga Kedurus, Pengembang Setuju Hibah Murni

    DPRD Surabaya Pastikan Kompensasi Lahan 5.000 M² untuk Warga Kedurus, Pengembang Setuju Hibah Murni

    Surabaya (beritajatim.com) – Komisi A DPRD Surabaya menanggapi aduan warga Kedurus terkait janji kompensasi lahan 5.000 meter persegi dari PT Agra Paripurna. Kompensasi ini berkaitan dengan pembukaan blokir lahan BTKD seluas 7,6 hektare yang ada di wilayah Gunungsari Indah.

    Ketua Komisi A DPRD Yona Bagus Widyatmoko menegaskan pentingnya kejelasan dalam kesepakatan antara warga dan pengembang agar tidak terjadi permasalahan serupa di masa mendatang. Ia menambahkan bahwa kesepakatan yang dibuat harus memenuhi unsur SMART—spesifik, terukur, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

    “Jadi ini juga untuk edukasi kepada masyarakat bahwa kesepakatan-kesepakatan yang terjadi antara warga dengan pengembang itu seharusnya semuanya itu harus tertulis,” ujar Yona usai hearing di DPRD Surabaya, Rabu (19/2/2025).

    Politisi Gerindra ini mengatakan permintaan warga Kedurus, yang diwakili oleh LPMK, mengharapkan 5.000 meter persegi tersebut dipergunakan untuk fasilitas umum seperti lapangan olahraga, sarana pendidikan, dan fasilitas sosial lainnya, terpisah dari PSU yang merupakan tanggung jawab pengembang.

    “5.000 m² yang dimaksud seharusnya sesuai dengan keinginan warga, ya, adalah 5.000 m² yang itu diberikan oleh pengembang untuk lapangan olahraga, lain-lain termasuk fasilitas pendidikan,” jelas Yona.

    Yona menambahkan, salah satu masalah yang muncul dalam hearing adalah ketidakjelasan mengenai lokasi lahan 5.000 meter persegi yang dijanjikan pengembang untuk fasilitas sosial dan pendidikan.

    “Sepanjang hearing tadi, memang akhirnya ini tidak terpenuhi dan memang ada kelemahan dari warga yang tidak menyampaikan kompensasi itu dalam bentuk yang detail. Di mana titik koordinatnya? Karena tadi dari DPRKPP juga menyampaikan tidak ada titik koordinatnya. 5.000 meter persegi itu di mana?” tambahnya.

    Meski demikian, ada perkembangan positif dari pihak pengembang. PT Agra Paripurna, yang diwakili oleh Salim Bahmid, menyatakan kesediaannya untuk tetap memberikan lahan tersebut dalam bentuk hibah murni. Namun, mekanisme penyerahan lahan masih perlu dibahas lebih lanjut, apakah akan diserahkan langsung kepada warga sebagai hibah murni atau melalui hibah kepada Pemkot Surabaya untuk keperluan pembangunan sarana bagi warga kelurahan Kedurus.

    “Yang penting dalam pertemuan kali ini, pihak pengembang menyanggupi untuk memberikan kompensasi lahan 5.000 meter persegi sebagaimana yang pernah diperjanjikan dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya,” tegas Yona.

    Hearing ini juga dihadiri oleh perwakilan warga Kedurus, yakni Husni Thamrin, Sutiyoso, Sumarsono, dan Indrawarsih selaku Ketua LPMK Kedurus, serta Lurah Kedurus. DPRD Surabaya berkomitmen untuk terus mengawal proses ini agar janji kompensasi benar-benar direalisasikan oleh pengembang sesuai kesepakatan.

    Menurut surat yang disampaikan PT Agra Paripurna kepada LPMK Kelurahan Kedurus pada 10 Februari 2017, lahan seluas 5.000 meter persegi tersebut tidak termasuk dalam PSU. Tanah tersebut sudah disiapkan untuk hibah murni dan akan diserahkan kepada warga kelurahan kedurus atau kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk kepentingan warga Kedurus. PT Agra Paripurna, yang berkoalisi dengan PT Mitra Karisma dan PT Sekar Anggun, menegaskan komitmennya dalam hal ini.

    Terkait dengan mekanisme dan titik koordinat lahan, Salim Bahmid dari PT Agra Paripurna memastikan akan ada koordinasi lebih lanjut antara pihak pengembang dan Pemerintah Kota Surabaya. Mereka akan memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam penyerahan hibah murni tersebut.

    Proses selanjutnya, termasuk waktu dan mekanismenya, akan segera dilaporkan secara resmi kepada Ketua DPRD Kota Surabaya dan Komisi A DPRD Kota Surabaya.

    “DPRD Surabaya melalui Komisi A akan mengawal proses dan progresnya terkait dengan kesepakatan antar pihak ini, agar warga tidak di-PHP. Kami menyikapi ini secara positif dan menaruh keyakinan bahwa pihak pengembang bisa merealisasikan dengan baik,” tutup Wakil Ketua DPC Gerindra ini. [asg/ian]

  • Polisi Ringkus Pelaku yang Tendang Motor Pelajar Gresik Tewas di Jalan Raya

    Polisi Ringkus Pelaku yang Tendang Motor Pelajar Gresik Tewas di Jalan Raya

    Gresik (beritajatim.com)- Pelaku bernisial DHS (18) asal Menganti Gresik, hanya bisa pasrah saat kedua tangan diborgol petugas di Mapolres Gresik. Dengan mengenakan rompi tahanan warga oranye, DHS tidak banyak komentar usai terbukti menyebabkan SA (16) pelajar asal Wringinanom, meninggal dunia saat motor yang dikendarainya ditendang DHS, sebelum tersungkur di jalan raya sehingga membuat luka parah sebelum dinyatakan meninggal.

    Kasatreskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz menceritakan, kasus kekerasan ini bermula dua pelajar berinisial SA (16) dan MS (17), yang merupakan pelajar asal Kecamatan Wringinanom, Gresik, mengendarai motor.

    Mereka berboncengan mengendarai motor Honda Vario. Kedua pelajar itu, beriringan dengan dua rekannya, Azril Maulana dan Khilmi Salafudin, yang juga mengendarai motor di wilayah Menganti, Gresik.

    Saat asyik mengendarai motor, tiba-tiba sekelompok pemuda berjumlah enam orang menggunakan empat motor mendekati mereka. Merasa terancam, Azril Maulana dan Khilmi Salafudin mempercepat laju kendaraan ke arah utara. Sedangkan korban SA dan MS melaju ke arah selatan. Namun, mereka justru dikejar oleh enam pemuda tersebut.

    Sewaktu melintas di Jalan Desa Wedoroanom, motor korban dipepet oleh dua orang pelaku yang mengendarai sepeda motor Honda CRF warna hitam.

    Pelaku DHS (18) menendang setir motor korban hingga mereka terjatuh. Akibatnya, korban SA mengalami luka parah di kepala dan akhirnya meninggal dunia sewaktu mendapat perawatan medis di RS Petrokimia Driyorejo. Sementara itu, MS mengalami luka-luka dan juga dirawat di rumah sakit setempat.

    “Setelah kami menerima laporan dari keluarga korban. Tim Resmob Polres Gresik bergerak cepat melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi tersangka DHS. Selanjutnya diamankan di pinggir jalan Desa Domas, Kecamatan Menganti, Gresik,” ujar AKP Abid Uais, Rabu (19/2/2025).

    Dari hasil pemeriksaan lanjut dia, DHS diketahui bersama lima temannya sedang berkeliling wilayah Menganti untuk melakukan sweeping. Melihat korban yang melarikan diri saat didekati, tersangka langsung mengejar dan melakukan aksi kekerasan yang berujung fatal.

    “Dalam kasus ini, kami mengamankan sejumlah barang bukti. Diantaranya satu unit motor Honda Vario warna hitam (milik korban). Serta satu unit sepeda motor Honda CRF warna hitam milik tersangka, dan satu buah jaket,” ungkapnya.

    Atas perbuatannya itu, tersangka DHS dijerat dengan Pasal 80 dan pasal 76 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Warga Menganti ini terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun, dan denda hingga Rp3 miliar. [dny/ian]

  • Keluarga Ceritakan Detik-detik Terakhir Korban Mutilasi Jombang Tinggalkan Rumah

    Keluarga Ceritakan Detik-detik Terakhir Korban Mutilasi Jombang Tinggalkan Rumah

    Jombang (beritajatim.com) – Malam itu, Sabtu 8 Februari 2025, suasana di rumah Agus Sholeh alias AS (37), Desa Jatirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang berjalan seperti biasa. Tak ada tanda-tanda bahwa kejadian mengerikan akan menimpa AS.

    AS pulang kerja Sabtu sore. Beberapa saat dirinya di rumah, kemudian pamitan keluar kepada ibundanya pada Sabtu malam. Namun, siapa sangka, kepergian korban dari rumah justru menjadi yang terakhir kalinya ia terlihat dalam keadaan hidup.

    Yusuf Dedi (42), kakak kandung korban, masih mengingat jelas momen Ketika dirinya dan sang adik bersama di tempat kerja. Yakni di sebuah tempat percetakan kawasan Mojokerto. “Adik saya pamit pulang duluan ke Jatirejo,” kata Yusuf, Rabu (19/2/2025).

    Namun menurut cerita sang ibu, AS yang dikenal sebagai sosok pendiam berpamitan keluar rumah. “Dia pamit ke ibu keluar, tidak tahu pamitnya ke mana. Sejak saat itu tidak pernah pulang,” ujar Yusuf saat ditemui di rumah duka.

    Keluarga baru mulai merasa cemas ketika korban tidak kunjung pulang hingga larut malam. Bahkan hingga beberapa hari. Korban tahunya AS menjadii korban pembunuhan ketika dihubungi polisi. Mayat AS ditemukan tanpa kepala di saluran irigasi area persawahan Desa Dukuharum Kecamatan Megaluh Jombang pada Rabu 12 Februari.

    Sedangkan bagian kepala ditemukan sore harinya di tepi Sungai Konto Desa Pesantren Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. Kedua tempat tersebut jaraknya antara 4 hingga 5 kilometer. Kini, keluarga hanya bisa mengenang momen terakhir korban di rumah, sebelum ia pergi untuk selamanya. [suf]

  • Cemburu, Warga Probolinggo Bacok Tetangga di Ladang

    Cemburu, Warga Probolinggo Bacok Tetangga di Ladang

    Probolinggo (beritajatim.com) – Kasus penganiayaan berujung maut kembali terjadi di Kabupaten Probolinggo. Seorang pria berinisial H menjadi korban pembacokan yang dilakukan oleh tetangganya sendiri, RM, pada Rabu (19/2/2025).

    Peristiwa tragis ini terjadi di ladang milik korban di Desa Phosangit Tengah, Kecamatan Wonomerto. Diduga, motif pembacokan ini adalah cemburu.

    Kapolsek Wonomerto, AKP Bagus Purnama, menjelaskan bahwa saat kejadian, korban sedang memupuk tanamannya di ladang. Tiba-tiba, RM datang bersama tiga orang temannya dan langsung melakukan penyerangan.

    “Korban mengalami luka di bagian perut dan lengan tangan,” ujar Bagus.

    Setelah melakukan pembacokan, pelaku dan teman-temannya melarikan diri. Sementara itu, korban yang dalam kondisi kritis langsung dilarikan ke RSUD Dr. Saleh Kota Probolinggo untuk mendapatkan pertolongan medis.

    “Kami sudah mengamankan satu pelaku berinisial RM beserta barang bukti berupa sandal, jaket, dan dua senjata tajam jenis celurit,” lanjutnya.

    Kasat Reskrim Polres Probolinggo, IPTU Zaenal Arifin, menambahkan bahwa pihaknya masih terus mendalami kasus ini untuk mengetahui motif pasti dari pelaku.

    “Kami masih akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi untuk mengungkap kasus ini,” kata IPTU Zaenal Arifin. (ada/but)

  • Harapan Keluarga Korban Mutilasi Jombang: Pelaku Harus Dihukum Setimpal

    Harapan Keluarga Korban Mutilasi Jombang: Pelaku Harus Dihukum Setimpal

    Jombang (beritajatim.com) – Rasa kehilangan yang mendalam masih menyelimuti keluarga korban mutilasi Agus Sholeh alias AS (37) di Desa Jatirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Korban juga sudah dimakamkan di TPU (Tempat Pemakaman Umum) setempat, Rabu (19/2/2025) sore.

    Yusuf Dedi (40), kakak kandung korban, tak kuasa menahan emosi saat berbicara tentang adiknya yang meregang nyawa dengan cara tragis. Ia menegaskan bahwa keluarga ingin keadilan ditegakkan dan berharap pelaku dihukum setimpal.

    “Kami sekeluarga tidak pernah menyangka adik saya akan pergi dengan cara seperti ini. Dia orangnya tertutup, sepertinya tidak pernah punya musuh, kenapa harus jadi korban kebiadaban seperti ini?” ujar Yusuf dengan suara bergetar saat ditemui di rumah duka, Selasa (19/2/2025).

    Sejak korban dinyatakan hilang, keluarga sudah berusaha mencari ke berbagai tempat. Namun, mereka tak pernah menyangka bahwa pencarian itu akan berujung pada kabar memilukan. Saat pihak kepolisian menghubungi untuk mengonfirmasi identitas korban, Yusuf mengaku dunia seakan runtuh.

    “Kami hanya ingin keadilan. Jangan sampai ada keluarga lain yang mengalami kepedihan seperti kami. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya. Karena perbuatannya sangat keji,” tegasnya.

    Yusuf juga berharap pihak kepolisian bisa segera mengungkap motif di balik pembunuhan sadis ini dan memastikan semua pelaku yang terlibat mendapatkan hukuman setimpal.

    “Kami percaya polisi akan bekerja dengan maksimal. Tapi kami juga akan terus mengawal kasus ini agar tidak ada celah bagi pelaku untuk lolos dari hukum,” tambahnya.

    Yusuf juga sudah dihubungi oleh polisi bahwa salah satu terduga pelaku berinisal E sudah tertangkap. Menurutnya, sebelum menghabisi AS, terduga pelaku sempat berkelahi dengan korban.

    Sebelumnya, warga dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki tanpa kepala di saluran irigasi persawahan Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, pada Rabu (12/2/2025). Bagian kepala korban baru ditemukan sore harinya di tepi sungai Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, yang berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi awal penemuan jasad

    Kini, keluarga korban masih berusaha mengikhlaskan kepergian orang tercinta mereka, meski luka yang ditinggalkan begitu mendalam. Mereka hanya berharap keadilan bisa ditegakkan, agar tragedi serupa tidak terulang lagi di masa depan. [suf]

  • Pelaku Curanmor di Gresik Kepergok Warga, Jadi Sasaran Amukan Massa

    Pelaku Curanmor di Gresik Kepergok Warga, Jadi Sasaran Amukan Massa

    Gresik (beritajatim.com) – Kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) kembali mencuat di wilayah hukum Polres Gresik. Kali ini, aksi tersebut terjadi di Jalan Kapten Dulasim, Gresik.

    Seorang pelaku bernama Moh Arifin (28), warga Krian, Sidoarjo, menjadi bulan-bulanan massa setelah kepergok mencuri motor. Beruntung, polisi segera mengamankannya sebelum situasi semakin memburuk.

    Kejadian bermula saat Edy Yulianto (35), warga Kelurahan Sidorukun, Kecamatan Gresik, memarkir motor Suzuki Satria RU W 3282 DN miliknya di depan counter ponsel. Sayangnya, motor tersebut ditinggalkan dalam keadaan kunci masih menempel. Tak lama berselang, Edy dikejutkan dengan pemandangan motornya yang dibawa kabur oleh seseorang yang tidak dikenalnya.

    Tanpa berpikir panjang, Edy bersama temannya langsung melakukan pengejaran. Pelaku akhirnya berhasil dihentikan di perempatan Sentolang, Gresik. Warga yang geram tanpa dikomando langsung menghujani pelaku dengan pukulan bertubi-tubi.

    Meski sudah mengerang kesakitan, amukan massa tidak serta-merta mereda hingga akhirnya seorang warga melaporkan kejadian ini ke Polsek Kebomas.

    Petugas kepolisian segera datang ke lokasi dan membawa pelaku menggunakan mobil patroli dalam kondisi luka-luka. “Terduga pelaku sudah diamankan beserta barang bukti satu unit motor,” ujar Kapolsek Kebomas Kompol Abdul Rokib, Rabu (19/2/2025).

    Hasil pemeriksaan mengungkap bahwa pelaku beraksi seorang diri. Namun, pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan jaringan curanmor lainnya. “Kasus ini kami kembangkan lagi. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada jaringan curanmor lain yang terlibat,” jelas Abdul Rokib. [dny/suf]

  • Warga Magetan Meninggal Akibat DBD, Keluarga Keluhkan Sulitnya Akses Perawatan

    Warga Magetan Meninggal Akibat DBD, Keluarga Keluhkan Sulitnya Akses Perawatan

    Magetan (beritajatim.com) – Suyanti (33) warga Lingkungan Jenglong, Kelurahan/Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Istri Sudarmono (37) itu diduga terlambat mendapatkan kamar perawatan hingga terkendala dalam proses penyembuhan.

    Suyanti awalnya mengalami gejala pusing dan nyeri sendi. Suaminya segera membawanya ke dokter praktik, tetapi kondisi tidak membaik. Pemeriksaan di Puskesmas Parang menunjukkan penurunan trombosit, sehingga ia disarankan untuk dirawat di RSUD dr. Sayidiman, Magetan.

    Namun, keterbatasan fasilitas menjadi kendala. “Saya sudah menunggu berjam-jam, tetapi tetap tidak ada kamar kosong,” ungkap Sudarmono, Rabu (19/2/2025).

    Karena kondisinya semakin memburuk, keluarga akhirnya merujuk Suyanti ke rumah sakit swasta di Ponorogo. Meski mendapat perawatan intensif, ia menghembuskan napas terakhir pada Selasa pagi (18/2/2025) pukul 09.30 WIB.

    “Kami tidak menyangka, hanya sakit tiga hari, tetapi istri saya meninggal. Selama ini dia sehat dan jarang sakit,” kata Sudarmono.

    Kepala Puskesmas Parang, dr. Afnie Febriana, mengonfirmasi bahwa Suyanti sempat diperiksa sebelum dirujuk ke rumah sakit.

    “Trombositnya turun dan kadar gula darahnya tinggi, sehingga kami rujuk. Sayangnya, kamar di RSUD penuh dan keluarga memilih rumah sakit swasta,” ujarnya.

    Data Puskesmas Parang menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Februari 2025, terdapat enam kasus DBD di wilayah tersebut, dengan satu pasien meninggal dunia. Petugas kesehatan saat ini melakukan pelacakan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

    Sementara itu, Kabid P2P Dinas Kesehatan Magetan, Suwantiyo, menyebut bahwa pihaknya masih menunggu hasil rekam medis dari rumah sakit tempat Suyanti dirawat. “Menurut laporan awal, pasien memiliki penyakit penyerta, yakni cairan di paru-paru dan kadar gula darah tinggi,” katanya.

    Sudarmono berharap kejadian ini menjadi perhatian pemerintah daerah hingga pusat. “Jangan sampai ada korban DBD lain yang meninggal dunia hanya karena sulit mendapatkan layanan kesehatan,” pintanya.

    Meninggalnya Suyanti meninggalkan duka bagi keluarganya, terutama bagi anaknya yang masih bersekolah di tingkat dasar. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pencegahan DBD serta peningkatan akses layanan kesehatan bagi masyarakat. [fiq/suf]

  • Takmir Masjid Darussalam Bojonegoro Didorong Segera Ajukan Proposal Perbaikan Menara Pasca Kebakaran

    Takmir Masjid Darussalam Bojonegoro Didorong Segera Ajukan Proposal Perbaikan Menara Pasca Kebakaran

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Takmir masjid diminta segera mengajukan proposal perbaikan. Hal itu menyusul terbakarnya menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro pada Rabu (19/2/2025) siang,

    Menara yang terletak di halaman depan masjid, tepatnya di Jalan Hasyim Asyari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Menara  ini biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan pengeras suara.

    Takmir Masjid Darussalam, Wasito menyatakan bahwa meskipun menara mengalami kerusakan akibat kebakaran, aktivitas ibadah jamaah tetap berjalan lancar tanpa gangguan.

    Menara tersebut lebih berfungsi sebagai penunjang estetika masjid dan tempat pengeras suara. “Bagian yang terbakar hanya casing-nya saja, sementara struktur beton menara masih utuh,” jelasnya.

    Struktur beton menara yang terlihat setelah kebakaran merupakan bagian lama, sedangkan lapisan luarnya yang terbuat dari aluminium dengan desain meliuk-liuk adalah hasil renovasi yang selesai pada tahun 2024. Menara ini memiliki ketinggian mencapai 23 meter.

    “Pak Pj (Penjabat) Bupati meminta saya, selaku Takmir, untuk segera mengajukan proposal perbaikan. Proposal ini nantinya akan ditujukan kepada Bupati baru, Setyo Wahono, dan kami akan segera menindaklanjutinya,” ujar H Wasito, yang juga merupakan pedagang gerabah di Pasar Kota Bojonegoro.

    Sementara itu, Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto, yang meninjau langsung lokasi kejadian, mengingatkan semua pihak agar lebih berhati-hati dalam penggunaan listrik.

    Ia juga menegaskan bahwa pemerintah kabupaten akan mendampingi pengurus Masjid Darussalam dalam proses komunikasi dengan Bupati Bojonegoro yang baru. “Pemerintah kabupaten akan membantu pengurus masjid agar perbaikan menara dapat segera dilakukan,” tegas Adriyanto.

    Sementara Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan Kabupaten Bojonegoro, Siswoyo, menyatakan bahwa kebakaran diduga disebabkan oleh korsleting listrik.

    Namun, Tim Identifikasi Polres Bojonegoro masih melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab dan menghitung kerugian yang terjadi. “Diduga penyebabnya adalah korsleting listrik, namun kami masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut,” ungkap Siswoyo. [lus/suf]

  • Santri dan Hafiz Al-Qur’an Dapat Kuota Prioritas dalam Rekrutmen Polri 2025

    Santri dan Hafiz Al-Qur’an Dapat Kuota Prioritas dalam Rekrutmen Polri 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali membuka penerimaan anggota Polri untuk tahun anggaran 2025. Pada rekrutmen kali ini, santri pondok pesantren dan hafiz Al-Qur’an menjadi salah satu prioritas dalam seleksi.

    Kebijakan ini sejalan dengan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang menegaskan bahwa jalur rekrutmen santri tetap menjadi program utama dalam penerimaan Polri. Menurutnya, pendidikan pesantren memberikan nilai tambah bagi calon anggota kepolisian, terutama dalam aspek karakter, moral, dan etika.

    Penerimaan Polri 2025 telah resmi dibuka sejak 5 Februari hingga 6 Maret 2025, mencakup jalur Akademi Kepolisian (Akpol), Bintara, dan Tamtama. Kesempatan ini tersedia bagi pria dan wanita dengan jenjang pendidikan mulai dari SMA/SMK, D3, hingga D4/S1, sesuai dengan persyaratan masing-masing jalur.

    Kabag SDM Polres Magetan, Kompol Cecep Wahyudi, menegaskan bahwa proses seleksi tetap mengedepankan prinsip BETAH (Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis).

    “Kami memastikan bahwa seluruh tahapan seleksi dilaksanakan dengan transparan dan berintegritas. Bagi para santri dan hafiz Al-Qur’an yang memenuhi kualifikasi, ini merupakan kesempatan emas untuk mengabdi kepada bangsa melalui jalur kepolisian,” ujarnya.

    Kompol Cecep juga mengimbau masyarakat Magetan, khususnya para pemuda yang bercita-cita menjadi anggota Polri, agar segera mempersiapkan diri dengan baik.

    “Kami mengajak seluruh putra-putri terbaik Magetan untuk mendaftar dan mengikuti seleksi ini. Persiapkan diri dengan latihan fisik yang baik, tingkatkan kemampuan akademik, serta perbanyak wawasan kebangsaan. Kami dari Polres Magetan siap memberikan pendampingan dan informasi yang diperlukan,” tambahnya.

    Lebih lanjut, ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada oknum yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan tertentu.

    “Jangan percaya pada calo atau siapapun yang menawarkan jalan pintas dalam seleksi ini. Semua tahapan dilakukan secara transparan dan bebas dari praktik percaloan. Jika menemukan indikasi kecurangan, segera laporkan kepada pihak berwenang,” tegasnya.

    Bagi masyarakat yang berminat mengikuti seleksi penerimaan Polri 2025, pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui situs resmi https://penerimaan.polri.go.id/. Setelah mendaftar secara daring, calon peserta akan menjalani tahapan verifikasi awal di Panitia Penerimaan Terpadu Anggota Polri T.A. 2025 Pabanrim Polres Magetan.

    Dengan dibukanya kesempatan ini, diharapkan semakin banyak pemuda berbakat dari berbagai latar belakang, termasuk santri pondok pesantren dan hafiz Al-Qur’an, yang dapat bergabung menjadi anggota Polri. Dengan karakter yang kuat, mereka diharapkan mampu berkontribusi dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat serta memberikan pelayanan terbaik bagi bangsa dan negara. [fiq/but]