Category: Beritajatim.com

  • Ribuan Paket Sembako Pengganti Karangan Bunga Mulai Didistribusikan di Banyuwangi

    Ribuan Paket Sembako Pengganti Karangan Bunga Mulai Didistribusikan di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebanyak 2.657 paket sembako yang dikumpulkan sebagai pengganti karangan bunga dalam rangka pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani – Mujiono, mulai disalurkan kepada warga miskin dan terdampak bencana.

    Pendistribusian bantuan dimulai pada Senin (24/2/2024) di wilayah Kecamatan Banyuwangi, dengan sasaran utama warga korban banjir dan angin kencang. Asisten Administrasi dan Pembangunan Choiril Ustadi menyatakan bahwa proses distribusi dilakukan langsung ke rumah-rumah oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Dinas Sosial, pihak kecamatan, dan kelurahan.

    “Kami diperintahkan oleh Bupati Ipuk untuk segera mendistribusikan ribuan paket sembako yang telah terkumpul. Hari ini kami bersama tim turun langsung untuk mendistribusikannya kepada warga,” ujar Ustadi.

    Menurutnya, distribusi tahap awal ini ditujukan kepada 566 warga terdampak bencana di Kecamatan Banyuwangi. Selanjutnya, bantuan akan diberikan kepada warga miskin yang telah terdata oleh Dinas Sosial.

    “Sebagaimana sesuai arahan Bupati, sembako dibagikan bertahap bagi warga miskin dan terdampak bencana. Untuk Kecamatan Banyuwangi, sembako difokuskan pada warga korban bencana banjir dan angin kencang,” jelasnya.

    Selain di Kecamatan Banyuwangi, distribusi juga akan dilakukan di Kecamatan Pesanggaran dan Purwoharjo dengan jumlah penerima sebanyak 600 warga terdampak bencana.

    Sebelumnya, Bupati Ipuk Fiestiandani mengimbau agar ucapan selamat atas pelantikannya yang biasanya berupa karangan bunga diganti dengan bantuan sembako. Imbauan ini bertujuan untuk mengutamakan asas kebermanfaatan bagi sesama.

    “Bupati menyampaikan terima kasih atas partisipasi para pihak yang telah mensuport imbauan ini. Beliau menyampaikan jika ini bukan hanya sekadar ucapan selamat tapi bentuk kepedulian banyak pihak terhadap sesama,” pungkas Ustadi. [alr/suf]

  • Jelang Ramadhan, Surabaya Kedatangan Banyak Pengemis Urban

    Jelang Ramadhan, Surabaya Kedatangan Banyak Pengemis Urban

    Surabaya (beritajatim.com) – Menjelang bulan Ramadhan, Kota Surabaya mendadak banyak pengemis urban alias berasal dari luar Kota Surabaya. Hingga saat ini, Satuan Polisi Pamong Praja Surabaya menciduk sebanyak 15 orang.

    Kepala Satpol PP Surabaya M. Fikser menyebut, keberadaan pengemis sejak Minggu 23 Februari 2025 kemarin mengalami peningkatan signifikan.

    Para pengemis tersebut dilaporkan ada banyak di kawasan religi Masjid Al Akbar, Sunan Ampel dan Masjid Kembang Kuning. “Kemarin Minggu sudah mulai. Waktu ziarah makam, di Keputih, Rangkah, dan hampir di semua makam pengemis meningkat,” papar Fikser, Senin 24 Februari 2025.

    Untuk itu, Fikser mengatakan saat bulan Ramadan 2025 tiba pihaknya akan masif melakukan patroli. Kata dia, Tim Asuhan Rembulan Satpol PP Surabaya akan berpatroli setiap waktu menjelang buka puasa.

    “Kami lakukan pengawasan di titik-titik itu. Kami sudah petakan lokasi-lokasi favorit mereka, yang sering disinggahi,” ujar Fikser.

    Hingga saat ini, lanjut Fikser, Satpol PP Surabaya telah mengamankan sebanyak 15 orang pengemis laki-laki dan perempuan. Yang masing-masing dari mereka merupakan bukan warga asli Surabaya.

    “Alamatnya dari luar Kota Surabaya (pengemis). Makanya kami bawa ke Liponsos, nanti dari sana Liponsos kota dibawa ke provinsi untuk dikembalikan ke daerah asal,” rincinya.

    Fikser juga mengajak kepada seluruh masyarakat apabila menemui pengemis di jalan, untuk segera melaporkan ke petugas supaya bisa ditindaklanjuti, dan tidak mengganggu kenyamanan.

    “Masyarakat bisa langsung lapor petugas yang bertugas menjaga, nanti dari situ akan kita amankan,” tutup Fikser. [ram/ian]

  • Dugaan Penganiayaan Mahasiswa UTM Viral, Korban Lakukan Klarifikasi

    Dugaan Penganiayaan Mahasiswa UTM Viral, Korban Lakukan Klarifikasi

    Bangkalan (beritajatim.com) – Sebuah video yang menampilkan dugaan penganiayaan beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat sepasang kekasih yang disebut-sebut merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

    Perempuan berinisial Y yang dikaitkan dengan video itu akhirnya angkat bicara. Ia membenarkan bahwa sosok dalam video tersebut adalah dirinya dan pacarnya. Namun, ia menegaskan tidak ada unsur kekerasan dalam kejadian itu. “Tidak ada unsur kekerasan sama sekali,” tegasnya, Minggu (23/2/2025).

    Y menjelaskan bahwa insiden itu bermula ketika ia dan pacarnya berencana untuk pergi bersama. Namun, sang pacar mendadak membatalkan rencana karena kelelahan.

    “Namanya perempuan kalau sudah janjian lalu batal kan marah. Jadi saya ngamuk ke pacar saya. Dia lalu mukul dirinya sendiri, lalu saya pegang tangannya supaya tidak memukuli dirinya sendiri,” jelasnya.

    Menurutnya, sudut pengambilan video yang diambil dari arah belakang membuat kejadian tersebut terlihat berbeda dari kenyataan. “Karena gambar diambil dari belakang, jadinya perekam tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UTM, Sumriyah, mengungkapkan bahwa pihaknya belum menerima laporan atau konfirmasi resmi terkait kejadian ini. “Belum ada yang konfirmasi ke kami,” ujarnya.

    Meski demikian, pihaknya tetap melakukan penelusuran terhadap identitas dua orang dalam video tersebut. “Kami masih cari identitasnya dan kami masih melakukan penelusuran,” pungkasnya. [sar/suf]

  • FAMI Kediri Gelar Aksi Tagih Janji Kajari Soal Dugaan Korupsi Program 1.000 Sapi

    FAMI Kediri Gelar Aksi Tagih Janji Kajari Soal Dugaan Korupsi Program 1.000 Sapi

    Kediri (beritajatim.com) – Forum Aliansi Mahasiswa Intelektual (FAMI) Kediri menggelar unjuk rasa bertajuk “Tagih Janji Kajari” terkait penetapan tersangka dalam dugaan penyelewengan dana program 1.000 sapi di Kecamatan Ngadiluwih, yang sebelumnya dijanjikan akan ditetapkan pada akhir tahun 2024. Aksi ini berlangsung pada Senin (24/2/2025).

    Ketua FAMI, Riski S. Hartanto, menyatakan bahwa aksi ini merupakan kali kedua yang digelar. Sebelumnya, pihaknya telah melakukan tindak lanjut atas kasus tersebut dan mendapatkan janji bahwa penetapan tersangka akan dilakukan pada awal tahun 2024 atau akhir bulan puasa.

    “Ketika awal tahun kita follow-up lagi, Kajari juga tidak ada info yang secara signifikan untuk menetapkan tersangka dengan alasan yang pertama masih menunggu audit BPKP. Padahal audit BPKP itu sudah dilaksanakan dari bulan Desember tanggal 9 hingga tanggal 19 dan yang kedua kendala finansial,” katanya.

    Menurut Riski, alasan tersebut tidak cukup rasional untuk menunda penetapan tersangka. “Apalagi ketika hari ini kita temui Pak Kajari mengatakan ada proses penghentian atau ada yang menghalang-halangi atau obstruction of justice pada kegiatan penyidikan untuk kasus korupsi sapi ini,” tambahnya.

    Meski demikian, ia mengaku tidak mengetahui siapa pihak yang menghalang-halangi proses penyidikan tersebut. “Tetapi pada nyatanya ketika kita temui pada aksi siang hari ini, Kepala Kejaksaan bilang, nah kita juga tidak tahu proses penghalang-halangan itu motifnya bagaimana,” ujarnya.

    FAMI dijanjikan bahwa penetapan tersangka akan dilakukan pada akhir bulan puasa. “Ketika tidak ada perkembangan signifikan di akhir bulan puasa, maka kami akan datang kembali dan akan menuntut Kajari dan Kasi Pidsus ini untuk mundur dari jabatan,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa dalam waktu seminggu setelah aksi ini, FAMI akan melanjutkan tuntutannya ke Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.

    “Untuk kasus ini ada di 4 desa di 5 poktan, sementara yang disidik ini masih ada dua yakni di Desa Ngadiluwih dan Tales, di Desa Ngadiluwih ini sudah naik ke penyidikan, di Tales masih lidik dan masih di tahap audit inspektorat,” jelasnya.

    Sementara itu, Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Kediri, Iwan Nuzuardi, menegaskan bahwa proses penanganan kasus ini masih terus berjalan.

    “Pada saat ini kemarin dari BPKP juga sudah menyampaikan, tapi yang namanya hasil itu kan masih kita ditunggu dari tim penyidik nanti menyampaikan bagaimana proses selanjutnya,” katanya.

    Ia pun menambahkan bahwa penetapan tersangka akan dilakukan setelah memenuhi minimal dua alat bukti. [nm/suf]

  • Wamen Perindustrian Jelaskan Inpres No 1/2025 Soal Efisiensi Anggaran

    Wamen Perindustrian Jelaskan Inpres No 1/2025 Soal Efisiensi Anggaran

    Jakarta (beritajatim.com) – Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza memberikan penjelaskan soal Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 soal efisiensi anggaran melalui akun instagram @masfaisolriza yang diunggah malam ini.

    “Ada yang bertanya kepada saya kenapa Presiden menerbitkan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2025 yang isinya pemerintah harus melakukan efisiensi anggaran,” kata Faisol Riza, Senin (24/2/2025).

    Menurutnya, kebijakan ini harus memastikan bahwa alokasi dana benar-benar digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    “Apakah uangnya tidak ada? Saya ingin luruskan bahwa negara kita ini kaya raya. Kalau masih banyak rakyat yang miskin bertahun-tahun, berarti ada masalah. Mungkin sebagian dana digunakan untuk program pemerintah, tapi tidak tepat sasaran,” ujar Faisol Riza.

    Ia menekankan bahwa fungsi utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dikembalikan ke tujuan sejatinya, yakni belanja langsung untuk kebutuhan masyarakat, seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.

    Faisol Riza juga menyoroti program pemerintah dalam memastikan pangan berkualitas. “Sebelumnya, anggaran negara sudah digunakan untuk mengendalikan inflasi. Hari ini, Presiden tidak hanya mempertahankan kebijakan tersebut, tetapi juga meningkatkan kualitas pangan dengan memastikan makanan bergizi gratis (MBG),” jelasnya.

    Tak hanya itu, ia juga menyinggung masalah perumahan rakyat yang selama ini kurang mendapat perhatian. “Bertahun-tahun, bantuan perumahan hanya menyentuh angka 100-200 ribu unit. Hari ini, Presiden menargetkan 3 juta rumah untuk rakyat,” tegasnya.

    Di sektor pendidikan, Faisol Riza menyoroti kondisi sekolah yang masih banyak mengalami kerusakan. Ia menjelaskan anggaran APBN yang selama ini digunakan untuk seminar, diskusi dan perjalanan dinas yang tidak perlu itu dikurangi, sementara banyak sekolah yang membutuhkan perbaikan.

    “Bukan berarti diskusi atau seminar itu tidak penting, tapi yang mendesak saat ini adalah memperbaiki gedung sekolah agar generasi mendatang mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai, masak yang begini kita harus protes tentuk kan untuk generasi muda” katanya.

    Menurutnya jangan dibiarkan dana yang sudah dialokasikan untuk kegiatan itu kembali diulang seperti tahun-tahun sebelumnya. “Dana pendidikan dan dana kesehatan sama sekali tidak dikurangi,” pungkas Faisol Riza.

    Dengan adanya efisiensi anggaran ini, Faisol Riza berharap seluruh dana yang diselamatkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    “Kita harus bangga! Dana efisiensi ini digunakan untuk meningkatkan kualitas pangan, pendidikan, dan perumahan rakyat,” pungkasnya. (ted)

  • Musrenbang GEDSI Kota Kediri 2025: Wujudkan Pembangunan Berkeadilan untuk Kelompok Rentan

    Musrenbang GEDSI Kota Kediri 2025: Wujudkan Pembangunan Berkeadilan untuk Kelompok Rentan

    Kediri (beritajatim.com) – Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kota Kediri dalam mewujudkan pembangunan yang berkeadilan bagi kelompok perempuan, penyandang disabilitas, anak-anak, dan kelompok inklusif, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kediri menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) pada Senin (24/2/2025). Mengangkat tema Menyatukan Aspirasi, Mewujudkan Inklusi, kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Joyoboyo, Balai Kota Kediri.

    Musrenbang GEDSI bertujuan memperkuat partisipasi aktif kelompok rentan dalam perencanaan pembangunan serta memastikan bahwa program dan kebijakan yang dihasilkan mampu mengakomodasi kebutuhan mereka secara adil dan proporsional. Kepala Bappeda Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi, menegaskan pentingnya pendekatan ini dalam proses pembangunan daerah.

    Musrenbang GEDSI: Wadah Aspirasi untuk Pembangunan Inklusif

    “Sesuai arahan pemerintah pusat, semua proses perencanaan pembangunan harus mempertimbangkan perspektif gender, perlindungan anak, dan inklusi sosial. Untuk itu, Musrenbang GEDSI ini menjadi sarana pendekatan yang lebih inklusif dan partisipatif untuk memastikan setiap kelompok masyarakat mendapatkan kesempatan yang setara dalam perencanaan pembangunan daerah,” ungkap Chevy Ning Suyudi melalui sambungan telepon.

    Musrenbang GEDSI menghadirkan pemateri dari widyaiswara BPSDM dan fasilitator PUG/KLA Provinsi Jawa Timur, Arie Cahyono. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI), perwakilan media, serta perwakilan kelompok GEDSI dari berbagai latar belakang.

    Dengan kontribusi dan keterlibatan berbagai pihak tersebut, Chevy berharap Musrenbang GEDSI dapat menjadi forum strategis dalam mengidentifikasi isu-isu prioritas, menyusun rekomendasi kebijakan, serta mengusulkan program yang lebih berpihak pada kelompok rentan.

    Kolaborasi Multi-Pihak untuk Pembangunan yang Inklusif

    “Adanya pendekatan tematik ini diharapkan pembangunan daerah dapat berjalan lebih inklusif dan responsif terhadap berbagai kondisi sosial yang ada di masyarakat. Memperkuat kolaborasi multi-pihak melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan media dalam upaya mewujudkan pembangunan yang inklusif,” harapnya.

    Chevy juga berharap para peserta dapat menyuarakan ide dan gagasan mereka untuk memperbaiki implementasi kebijakan Kota Layak Anak dan Pengarusutamaan Gender (PUG) di Kota Kediri.

    Usulan Musrenbang Tematik GEDSI 2025

    Dalam kesempatan ini, sejumlah usulan Musrenbang Tematik GEDSI Kota Kediri Tahun 2025 disampaikan, antara lain:

    Fasilitasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Anak sebagai wadah kegiatan positif guna mengantisipasi kekerasan berbasis digital.

    Pelatihan khusus bagi Perempuan Kepala Keluarga (PEKA).

    Perluasan pelatihan kerja untuk menyediakan tenaga kerja siap pakai bagi penyandang disabilitas.

    Penyediaan juru bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas pada forum resmi pemerintah.

    Penyelenggaraan Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) di setiap kelurahan.

    “Hasil Musrenbang GEDSI ini akan menjadi salah satu materi pembahasan Forum Perangkat Daerah dalam rangka penyusunan RKPD Kota Kediri Tahun 2026,” tutup Chevy Ning Suyudi. [nm/beq]

  • Imbas Efisiensi, Jatah Fogging Dinkes Tulungagung Turun 75 Persen

    Imbas Efisiensi, Jatah Fogging Dinkes Tulungagung Turun 75 Persen

    Tulungagung (beritajatim.com) – Angka kematian kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tulungagung cukup tinggi. Dalam dua bulan pertama di tahun 2025, sudah terdapat 4 kasus kematian. Meskipun begitu, Dinas Kesehatan mengalami kendala dalam penanganan penyakit ini, salah satunya adalah pemangkasan anggaran untuk pelaksanaan fogging dari tahun sebelumnya.

    Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, mengatakan bahwa tahun ini pihaknya hanya mendapatkan alokasi jatah pelaksanaan fogging di 20 titik saja. Padahal, tahun lalu mereka mendapatkan alokasi anggaran untuk melakukan fogging di 80 titik.

    Dari jatah 20 titik itu, sampai saat ini sudah 10 titik yang terlaksana, sedangkan sisanya akan digunakan untuk pelaksanaan fogging hingga akhir tahun nanti.

    “Dari Januari – Februari ini sudah 10 kali fogging, sisanya ya harus kita hemat sampai akhir tahun nanti,” ujarnya, Senin (24/02/2025).

    Dengan kondisi ini, pihaknya sangat selektif dalam pelaksanaan fogging untuk memastikan jatah fogging yang ada bisa dimaksimalkan sampai akhir tahun. Mereka juga mengedepankan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) kepada masyarakat. Cara ini dinilai lebih ampuh dibandingkan dengan kegiatan fogging.

    “Kita juga memaksimalkan obat dan alat yang masih kita punya, sisa di lokasi sebelumnya yang bisa kita pakai, ya kita maksimal di lokasi fogging lainnya,” tuturnya.

    Pihaknya sudah berkoordinasi dengan banyak pihak terkait efisiensi yang berimbas pada jatah fogging ini. Mereka juga berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa setempat guna mendorong pemerintah desa mengalokasikan sebagian Dana Desa maupun Alokasi Dana Desa untuk pengadaan alat fogging secara mandiri.

    “Kami berharap pemerintah desa berkenan menganggarkannya sebagian dananya untuk pengadaan alat fogging, kalau masalah pelatihan SDM, kami siap dan sudah melakukan itu beberapa waktu lalu,” pungkasnya. [nm/beq]

  • Mobil Box Bermuatan Obat-Obatan Terguling di Bangkalan

    Mobil Box Bermuatan Obat-Obatan Terguling di Bangkalan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Sebuah mobil box dengan nomor polisi L 8005 DAB yang dikemudikan oleh Nur Ahmad Dinor (37) asal Sidoarjo mengalami kecelakaan di Jalan Raya Paterongan, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan. Akibatnya mobil box yang membawa obat-obatan itu terguling di jalan raya.

    Kasatlantas Polres Bangkalan, AKP Diyon Fitrianto mengatakan, kejadian bermula saat mobil box itu melaju dari barat ke timur. Didepan mobil box itu melintas truk sampah dengan nopol M 8035 GP yang dikemudikan oleh Ahmad Yudri (45) warga Bangkalan.

    Mobil box itu lalu hendak mendahului kendaraan yang ada didepannya. Namun disaat bersamaan diduga truk hendak berpindah jalur sehingga terjadilah kecelakaan.

    “Jadi truk yang ada di samping sebelah kiri hendak berpindah lajur akhirnya bersenggolan, dan keduanya terguling,” terangnya, Senin (24/2/2025).

    Ia menambahkan, akibat kejadian itu, seluruh pengemudi mengalami luka ringan dan dibawa ke puskesmas setempat. Saat ini korban sudah diobati dan pulang ke rumahnya.

    “Sudah diobati dan sudah pulang. Korban mengalami luka ringan,” imbuhnya.

    Selain itu, akibat kecelakaan tersebut muatan dua kendaraan berhamburan dijalan. Sehingga, proses evakuasi cukup memakan waktu dan mengakibatkan akses di jalan itu sempat terjadi kemacetan panjang.[sar/ted]

  • Tahun Ini, Dishub Surabaya Berencana Pasang Ribuan Lampu Jalan Baru

    Tahun Ini, Dishub Surabaya Berencana Pasang Ribuan Lampu Jalan Baru

    Surabaya (beritajatim.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkot Surabaya berencana memasang 5.884 lampu jalan (PJU) baru, di seluruh kawasan sudut kota selama tahun 2025 mulai Senin (24/2) hari ini.

    Kepala Dishub Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan, pemasangan lampu jalan baru di Surabaya ini akan dilakukan secara bertahap. Disesuaikan dengan kebutuhan warga yang disampaikan melalui musyawarah pembangunan dan usulan langsung.

    “Tahun ini, targetnya sekitar 3.000 hingga 5.884 unit lampu PJU akan dipasang di seluruh kawasan Kota Surabaya,” kata Tundjung, Senin (24/2/2025).

    Tundjung menjelaskan, lokasi pemasangan lampu jalan ini akan dilakukan di sejumlah wilayah Surabaya, antara lain Kelurahan Lakarsantri, Kenjeran, Rungkut, Keputran, Dupak, Kedungdoro dan Kedung Baruk.

    “Selain di disitu, pemasangan PJU juga dilakukan di wilayah Kelurahan Baratajaya, Wiyung, Peneleh, Perak, Wonorejo, Kedurus, Manukan Wetan, Kutisari, Panjang Jiwo, Kebonsari, Dukuh Setro, dan lainnya,” lanjut Tundjung.

    Menurut Tundjung, Dishub Surabaya masih akan terus menambah kebutuhan pemasangan lampu PJU hingga merata ke seluruh sudut Kota Surabaya. Kata dia, sesuai dengan arahan Wali Kota Eri Cahyadi.

    “Target ini bisa bertambah seiring dengan banyaknya permintaan. Sementara untuk biaya pemasangan tergantung pada lokasi masing-masing, karena kebutuhan di setiap daerah berbeda-beda,” ucap Tundjung. [ram/ian]

  • Duel Maut di Lumajang, Dua Lansia Tewas Akibat Perselisihan Petai

    Duel Maut di Lumajang, Dua Lansia Tewas Akibat Perselisihan Petai

    Lumajang (beritajatim.com) – Duel berdarah melibatkan dua pria lanjut usia terjadi di Desa Tanggung, Kecamatan Padang, Lumajang, pada Minggu (23/2/2025). Insiden ini berujung tragis setelah keduanya meninggal dunia akibat luka serius yang diderita.

    Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar, mengungkapkan bahwa duel bermula dari perselisihan antara Mari (50) dan Markum (62), yang sama-sama warga Desa Merakan, Kecamatan Padang. Perdebatan terkait petai berujung pada aksi saling serang menggunakan celurit sekitar pukul 09.00 WIB.

    “Kejadian berawal dari cekcok hingga berlanjut pada duel menggunakan senjata tajam jenis celurit,” ujar AKBP Alex Sandy Siregar, Senin (24/2/2025).

    Akibat pertarungan sengit tersebut, Mari mengalami luka parah di bagian punggung dan kepala, sementara Markum sempat bertahan lebih lama sebelum akhirnya juga mengalami luka fatal. Keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang, tetapi nyawa mereka tidak tertolong.

    “Awalnya satu korban meninggal lebih dulu, kemudian pelaku juga meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit,” tambahnya.

    Diketahui, perselisihan antara Mari dan Markum bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, keduanya pernah berseteru karena permasalahan serupa dan sempat dimediasi oleh pihak desa. Ironisnya, mereka adalah tetangga sekaligus sesama pedagang petai.

    Pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan saksi, tetapi akhirnya kasus ini dihentikan karena baik korban maupun pelaku telah meninggal dunia.

    “Penyebab utama cekcok adalah perjanjian jual beli. Meski penyelidikan dihentikan, kami tetap melengkapi informasi sesuai peraturan yang berlaku,” tutup Alex. [dav/beq]