Category: Beritajatim.com

  • Puan Sampaikan Duka Cita atas Wafatnya Paus Fransiskus

    Puan Sampaikan Duka Cita atas Wafatnya Paus Fransiskus

    Jakarta (beritajatim.com) – Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan dukacita atas wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus.

    “Duka mendalam atas berpulangnya Paus Fransiskus. Semoga warisan semangat perdamaian dalam kasihnya selalu hidup di hati umat manusia,” kata Puan, Senin (21/4/2025).

    Seperti diketahui, berita duka datang dari Vatikan. Paus Fransiskus meninggal dunia pada hari Senin (21/4) di usia 88 tahun, sehari setelah kemunculannya di Saint Peter’s Square pada hari Minggu (20/4) waktu setempat saat Paskah.

    Kondisi kesehatan Paus Fransiskus diketahui memang menurun beberapa waktu belakangan. Sebelumnya Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit selama lima minggu karena pneumonia.

    Puan berharap ajaran-ajaran baik dan mulia Paus Fransiskus menjadi warisan yang dapat diteruskan. “Selamat jalan Bapa Suci, Paus Fransiskus. Semoga warisan semangat Sri Paus dalam kemanusiaan akan terus membawa manfaat dan diteruskan oleh semua umat manusia di muka bumi,” ujarnya.

    Puan pun mengenang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024.

    “Kedatangan Paus saat itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa Bapa Suci tidak hanya dicintai oleh umat katolik, tapi juga dihargai seluruh umat dari beragam agama,” tutur putri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tersebut.

    “Sosok Paus yang sangat rendah hati dan penuh kesederhanaan membuat beliau dikagumi oleh masyarakat Indonesia,” imbuh Puan. [hen/but]

  • Motif ‘Sakit Hati’, Jadi Pemicu Pembunuhan Suami Istri di Probolinggo

    Motif ‘Sakit Hati’, Jadi Pemicu Pembunuhan Suami Istri di Probolinggo

    Probolinggo (beritajatim.com) – Misteri di balik kasus pembunuhan yang menggemparkan warga di Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, akhirnya terkuak. Kepolisian Resor (Polres) Probolinggo menggelar konferensi pers di depan markas mereka pada Senin (21/4/2025) siang untuk membeberkan detail pengungkapan kasus tewasnya DW (25), yang jasadnya ditemukan tergeletak di pinggir jalan Alasmalang, Banyuanyar, pada Jumat (4/4/2025) lalu.

    Dalam konferensi pers tersebut, Wakapolres Probolinggo, Kompol Haris, menyampaikan bahwa pelaku berhasil diidentifikasi dan ditangkap. Pelaku merupakan suami sah korban, berinisial D. Yang mengejutkan, motif di balik tindakan keji ini adalah “sakit hati” yang dipicu oleh rasa cemburu terkait aktivitas korban di media sosial.

    “Pada saat itu suami dari DW menanyakan terkait di akun medsos TikTok ya atau medsos TikTok, untuk korban diduga bermesraan dengan seorang pria. Namun dari korban tidak menjawab dan akhirnya tersangka sakit hati dan melakukan kekerasan hingga nyawa DW melayang,” jelas Kompol Haris, menguraikan motif pembunuhan yang berangkat dari kecemburuan personal.

    Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Adi Fajar Winarsa, menambahkan kronologi lebih rinci mengenai peristiwa nahas tersebut. Berdasarkan keterangan pelaku dan bukti yang ada, korban DW awalnya menghubungi tersangka D melalui pesan daring (chat) untuk meminta dijemput di gang rumahnya. Pelaku kemudian menjemput korban menggunakan sepeda motor Honda Blade bernomor polisi N 5372 YG.

    Setelah dijemput, korban dan tersangka sempat berkeliling sambil membeli gorengan. Setelah itu, keduanya memutuskan untuk *check-in* di Hotel Sari Indah yang berlokasi di Kecamatan Gending, Probolinggo. Di dalam kamar hotel, keduanya melakukan hubungan layaknya suami istri.

    Namun, suasana berubah tegang ketika tersangka kembali menanyakan kepada korban mengenai postingan di akun TikTok-nya, khususnya foto korban yang terlihat dicium oleh pria lain. Pertanyaan tersangka tidak mendapatkan jawaban dari korban, yang kemudian memicu percekcokan atau pertengkaran hebat antara korban DW dan tersangka D.

    Dalam kondisi emosi yang memuncak, tersangka D langsung menghabisi nyawa DW dengan menggunakan senjata tajam. Korban mengalami beberapa luka bacok yang serius di bagian leher dan perut, diperkirakan total ada sekitar delapan luka yang menyebabkan DW meninggal dunia di lokasi.

    “Setelah membunuh korban, pelaku berusaha melarikan diri hingga kabur ke pulau Bali. Namun kami berhasil mengungkap keberadaan korban setelah mendapatkan informasi mengenai keberadaannya dan mengamankan pelaku,” ungkap Adi.

    Dalam pemeriksaan awal, tersangka D mengakui motif sakit hati terhadap korban. Dirinya juga mengaku sengaja membawa pisau dari rumahnya dengan niat untuk menghabisi nyawa DW. Pihak kepolisian telah berhasil menemukan pisau yang digunakan sebagai barang bukti setelah melakukan penyisiran berdasarkan keterangan tersangka.

    Atas perbuatannya, tersangka D dijerat dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP, dan atau Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT). Ancaman hukuman maksimal bagi tersangka adalah dua puluh tahun penjara. (ada/kun)

  • Petugas Samsat Jombang Kenakan Kebaya dan Batik di Hari Kartini 2025

    Petugas Samsat Jombang Kenakan Kebaya dan Batik di Hari Kartini 2025

    Jombang (beritajati.com) – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, suasana berbeda tampak di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Jombang pada Senin, 21 April 2025. Para pegawai mengenakan busana tradisional sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam menyuarakan emansipasi wanita.

    Petugas perempuan tampil anggun mengenakan kebaya lengkap dengan sanggul dan aksesoris tradisional, sementara petugas laki-laki mengenakan batik khas nusantara. Pemandangan ini memberikan nuansa berbeda di ruang pelayanan publik yang biasanya formal dan seragam. Hari itu, pelayanan pajak kendaraan di kantor Samsat Jombang terasa lebih akrab dan hangat, seperti kembali ke era tempo dulu.

    Kanit Reg Ident Satlantas Polres Jombang, Iptu Anang Setiyanto, menyebut bahwa suasana di Samsat Jombang memang tidak seperti biasanya. “Memang agak beda di 21 April, dimana kita memperingati hari Kartini,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa peringatan Hari Kartini 2025 ini menjadi pemicu semangat para petugas untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. “Kita lebih mendekatkan diri pada masyarakat, dalam arti para pemohon wajib pajak,” ujarnya.

    Menurut Anang, meskipun peringatan ini dilakukan dengan sederhana, yaitu mengenakan kebaya dan batik, hal itu tidak mengurangi makna dari semangat Kartini yang terus relevan hingga kini. Bahkan, tak sedikit pemohon yang datang ke kantor Samsat memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut karena dinilai kreatif dan menyenangkan.

    Anang berharap, para Kartini masa kini semakin tangguh dan mandiri dalam berbagai bidang kehidupan. Ia juga berharap peringatan Hari Kartini dengan pendekatan kebudayaan seperti ini bisa menginspirasi masyarakat untuk lebih menghayati makna perjuangan tokoh emansipasi perempuan tersebut. “Supaya kita bisa bersama-sama menghayati makna dari tanggal 21 April,” pungkasnya. [suf]

  • Pemuda Ponorogo Tewas Usai Tenggak Arjo Oplosan, Begini Kronologinya

    Pemuda Ponorogo Tewas Usai Tenggak Arjo Oplosan, Begini Kronologinya

    Ponorogo (beritajatim.com) – Malam minggu di sebuah sudut desa Mlarak berubah mencekam. Seorang pemuda berinisial BS (22), warga Dusun Mantup, Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, meregang nyawa usai menenggak minuman keras jenis arak jowo (arjo) yang dioplos dengan minuman energi. Ia sempat mengeluh mual, lalu tak sadarkan diri, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia di puskesmas.

    Kisah tragis ini bermula saat korban bersama 3 rekannya, masing-masing GJ (16), ER (16), dan BP (17), memutuskan untuk nongkrong di sebuah gazebo di Desa Bajang, Kecamatan Mlarak. Malam itu, rencana mereka menghabiskan malam dengan kopi dan obrolan santai. Namun suasana cepat berubah ketika mereka beralih ke miras.

    “Awalnya mereka hanya ngopi. Tapi kemudian, minuman keras jenis arjo keluar dan dicampur dengan minuman energi,” kata Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, Senin (21/4/2025).

    Menurut Rudy, pesta miras itu menjadi titik awal dari tragedi. Usai menenggak campuran tersebut, BS mengeluh mual. Tak lama berselang, tubuhnya melemah dan Ia pingsan di tempat.

    Ketiga temannya panik. Dengan segala upaya, mereka membawa BS ke Puskesmas Jetis. Namun takdir berkata lain, setibanya di puskesmas, nyawa BS tak tertolong. Petugas puskesmas menyatakan Ia telah meninggal dunia sebelum mendapatkan perawatan.

    “Korban sudah dalam kondisi meninggal saat sampai di puskesmas. Kami langsung melakukan langkah penyelidikan,” tegas Rudy.

    Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa BS merupakan pemuda dengan disabilitas tuna rungu. Fakta ini menambah keprihatinan mendalam atas insiden tersebut. Kepolisian telah memeriksa rekan-rekan korban, menyita sisa miras yang dikonsumsi malam itu, serta memanggil pihak penjual arjo untuk dimintai keterangan. “Keluarga korban menolak autopsi, tapi kami tetap mendalami apakah ada unsur pidana di balik kejadian ini,” pungkas Rudy. (end/kun)

  • Berangkat Sekolah Kesiangan, Pelajar di Pringkuku Pacitan Tabrak Truk

    Berangkat Sekolah Kesiangan, Pelajar di Pringkuku Pacitan Tabrak Truk

    Pacitan (beritajatim.com) – Diduga terburu-buru berangkat sekolah karena bangun kesiangan, seorang pelajar asal Dusun Jodog, Kecamatan Pringkuku, mengalami kecelakaan lalu lintas dan luka serius usai menabrak truk di Jalan Raya Pacitan–Solo.

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, Senin (21/4/2025), tepatnya di Dusun Mudal, Desa/Kecamatan Pringkuku. Korban bernama Aldi Yulianto, pelajar yang mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter MX bernopol AE 3692 Z. Ia bertabrakan dengan truk engkel bernopol AD 9303 BG yang dikemudikan Samino (56), warga Dusun Kembang, Desa Mendolo Lor, Kecamatan Punung.

    “Pemotor melaju dengan kecepatan tinggi dan kehilangan kendali saat melintasi tikungan, hingga melebar ke jalur berlawanan dan menabrak truk dari arah berlawanan,” jelas Kasat Lantas Polres Pacitan, AKP Dwi Purwanto.

    Akibat kejadian tersebut, Aldi mengalami luka serius, termasuk cedera kepala dan patah pada kedua tangan serta kakinya. Ia segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

    Sementara itu, kedua kendaraan mengalami kerusakan cukup parah. Sepeda motor korban rusak berat di seluruh bagian bodi, sedangkan truk mengalami kerusakan pada bodi kanan depan. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp15 juta. (tri/but)

  • Bentrok Pesilat Magetan, Forkopimda dan IPSI Tegaskan Tak Ada Konflik Lanjutan

    Bentrok Pesilat Magetan, Forkopimda dan IPSI Tegaskan Tak Ada Konflik Lanjutan

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Magetan bersama seluruh unsur perguruan silat di bawah naungan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) menyatakan komitmen menjaga kedamaian dan kondusifitas pasca terjadinya bentrok antar kelompok silat yang sempat mencuat ke publik. Dalam agenda Halal Bihalal IPSI Magetan, Senin (21/4/2025) di Pendapa Surya Graha, berbagai pihak menyatukan tekad untuk tidak memperpanjang insiden tersebut.

    Pj Bupati Magetan, Nizhamul, menegaskan bahwa bentrokan yang terjadi tidak akan berlanjut menjadi konflik berkepanjangan. Dia menyampaikan bahwa pertemuan bersama para ketua perguruan silat telah berlangsung dengan baik, dalam suasana silaturahmi dan persaudaraan.

    “Kejadian bentrok perguruan silat ini sudah kami pastikan tidak ada konflik lanjutan. Kami sudah ketemu dengan seluruh ketua perguruan silat di Magetan dalam Halal Bihalal IPSI tadi. Kami harap kejadian kemarin tidak dipolitisasi dan tidak diframing. Mereka semua orang-orang yang baik, tidak suka membuat gaduh,” ungkapnya.

    Ia juga menambahkan pentingnya mengedepankan musyawarah dan kebersamaan sebagai kekuatan untuk membangun daerah.

    “Makanya nanti kami setelah acara ini memberi satu apa diskusi sedikit ya. Bagaimana kita berdiskusi banyak silahturahmi seperti yang saya sampaikan tadi bagaimana kita berdaya kan mereka ini menjadi satu kekuatan yang besar untuk membangun negara kami ini. Jadi hendaknya silahturahmi,” tambah Nizhamul.

    Senada dengan itu, Kapolres Magetan, AKBP Erik Bangun Prakasa, menyatakan bahwa perizinan acara yang berlangsung telah dipenuhi dan situasi di lapangan relatif terkendali.

    “Untuk izin sudah ada, di lokasi memang tidak ada masalah sampai dengan acara kegiatan saya. Dan tentu saja seperti yang tadi disampaikan oleh Bapak PJ Bupati, ini hanya kesalahpahaman saja yang Alhamdulillah sudah kita bisa selesaikan secara baik dan hadir juga di acara ini semua tadi ketua perguruan silat dan ke depan yang terpenting adalah ke depan. Ke depan kita harapkan tidak terjadi lagi hal-hal yang sama,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan bahwa seluruh pihak akan melakukan evaluasi ke depan, termasuk mekanisme perizinan kegiatan.

    “Tentu saja, ini semua menjadi evaluasi baik dari kami, dari teman-teman nanti Pak ketua IPSI juga akan melaksanakan evaluasi secara internal. Nanti kita kembalikan di bawah wadah ketua IPSI. Silakan nanti bisa dibicarakan dengan beliau. Bagaimana manfaat, bagaimana manfaatnya, yang terbaik, yang penting mendukung Kabupaten Magetan,” lanjutnya.

    Dalam pertemuan tersebut juga dibacakan deklarasi damai antar perguruan pencak silat yang memuat sembilan poin komitmen, antara lain menjaga kerukunan, menolak provokasi, dan tunduk pada hukum yang berlaku. Para ketua perguruan turut menandatangani pernyataan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab moral dan sosial terhadap situasi kamtibmas di Magetan.

    Berbagai langkah ini merupakan bentuk sinergi nyata antara Pemkab, TNI-Polri, dan elemen masyarakat dalam menjaga kedamaian di wilayah Magetan. Harapannya, tidak ada lagi insiden serupa yang merusak citra pencak silat sebagai warisan budaya dan olahraga bela diri khas Indonesia.

    Diketahui, bentrok antar perguruan silat pecah di Jalan Raya Magetan-Madiun, masuk Desa Madigondo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Minggu (20/4/2025). [fiq/but]

  • Paus Fransiskus Wafat di Usia 88 Tahun, Meninggalkan Warisan Reformasi dan Kunjungan Bersejarah ke Indonesia

    Paus Fransiskus Wafat di Usia 88 Tahun, Meninggalkan Warisan Reformasi dan Kunjungan Bersejarah ke Indonesia

    Vatikan (beritajatim.com) – Kabar duka datang dari Vatikan. Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, telah wafat pada usia 88 tahun setelah sebelumnya sempat dirawat akibat pneumonia ganda.

    Vatikan mengumumkan kabar ini secara resmi melalui pernyataan video pada Senin pagi waktu setempat.

    “Dengan kesedihan yang mendalam, saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Paus Fransiskus,” ujar Kardinal Kevin Farrell dalam siaran resmi dari saluran televisi Vatikan. Ia menambahkan, “Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa.”

    Paus Fransiskus, yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, terpilih menjadi Paus pada 13 Maret 2013. Ia menjadi pemimpin Gereja Katolik pertama yang berasal dari Amerika Latin, tepatnya dari Argentina. Terkenal karena kepeduliannya terhadap kaum miskin, ia langsung mencuri perhatian dunia sejak awal kepemimpinannya.

    Berbeda dari para pendahulunya, Paus Fransiskus memilih tidak menempati apartemen mewah di Istana Apostolik. Ia lebih memilih tinggal di rumah tamu Vatikan, Domus Sanctae Marthae.

    “Saya butuh hidup bersama orang lain demi kesehatan psikologis saya,” katanya saat itu.

    Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus menghadapi banyak tantangan, termasuk skandal pelecehan seksual oleh oknum gereja dan konflik internal di dalam birokrasi Vatikan seperti dikuti Reuters.

    Meski demikian, ia dikenal sebagai sosok pembaru yang berani menentang arus, baik dari kalangan konservatif maupun progresif dalam tubuh Gereja.

    Tak hanya fokus pada reformasi internal, Paus Fransiskus juga dikenal sebagai simbol perdamaian dunia dan advokat bagi kaum marginal, termasuk pengungsi dan migran.

    Dalam berbagai kunjungan luar negerinya, ia selalu menyuarakan dialog antaragama dan keadilan sosial. Salah satu momen yang dikenang oleh umat Katolik Indonesia adalah saat beliau melakukan kunjungan kenegaraan dan pastoral ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024—sebuah kunjungan bersejarah yang mempererat hubungan antaragama dan antarnegara.

    Uniknya, sepanjang masa kepemimpinannya, Vatikan sempat dihuni oleh dua tokoh berpakaian putih: dirinya dan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri pada 2013. Benediktus wafat pada Desember 2022, menyisakan Paus Fransiskus sebagai satu-satunya pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

    Hingga Februari 2025, tercatat hampir 80% dari para kardinal pemilih Paus adalah mereka yang diangkat oleh Paus Fransiskus. Hal ini memperbesar kemungkinan bahwa penerusnya akan melanjutkan kebijakan-kebijakan progresif yang telah ia mulai, meskipun masih ada perlawanan dari kalangan tradisionalis. (ted)

  • Khofifah: Perempuan Harus Jadi Pilar Ketangguhan Bangsa di Tengah Krisis Global

    Khofifah: Perempuan Harus Jadi Pilar Ketangguhan Bangsa di Tengah Krisis Global

    Surabaya (beritajatim.com) – Memperingati Hari Kartini tahun ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat untuk meneladani semangat juang RA Kartini dalam konteks kekinian.

    Ia menekankan pentingnya peran perempuan sebagai garda rumah tangga dan kekuatan sosial di tengah dunia yang terus dilanda ketidakpastian akibat konflik global, perang dagang, serta krisis ekonomi dan pangan.

    “Perempuan hari ini bukan hanya simbol emansipasi, tetapi juga aktor utama dalam menjaga stabilitas sosial, ekonomi, dan psikologis keluarga. Mereka adalah pilar ketangguhan bangsa yang dimulai dari rumah,” ujar Khofifah di Surabaya, Senin (21/4/2025).

    Menurut Khofifah, perempuan, khususnya para ibu, memainkan peran kunci sebagai manajer ekonomi keluarga. Di tengah ketidakpastian global, mereka cermat menyusun strategi pengeluaran rumah tangga, mencari tambahan penghasilan, bahkan membuka usaha mikro dari dapur sendiri.

    “Perempuan membuktikan bahwa kemandirian dan kreativitas bisa tumbuh dalam keterbatasan,” katanya.

    Tak hanya itu, Khofifah menyebut perempuan juga menjadi penopang utama dalam ketahanan pangan keluarga, mulai dari mengelola konsumsi rumah tangga, menanam sayur di pekarangan, hingga mempraktikkan gaya hidup hemat energi. Dalam situasi sulit, peran ini menjadi sangat strategis bagi keberlangsungan keluarga.

    “Lebih dari itu, perempuan juga berperan sebagai pelindung emosional dan pendidik nilai-nilai kehidupan bagi anak-anak. Dalam kondisi penuh tekanan, mereka hadir sebagai penenang, penyemangat, sekaligus pendidik yang mengajarkan ketangguhan sejak dini,” ujar Khofifah.

    Sebagai garda informasi di era digital, perempuan juga memiliki peran besar dalam membentuk literasi keluarga. Mereka menyaring informasi, membimbing anak-anak menghadapi dunia maya, serta menjaga agar keluarga tidak terjebak dalam disinformasi atau budaya instan.

    “Kecakapan perempuan hari ini adalah gabungan antara kearifan lokal dan kecanggihan digital,” tambahnya.

    Khofifah juga menyoroti kiprah perempuan dalam membangun solidaritas sosial berbasis komunitas.

    “Di Jawa Timur, banyak gerakan perempuan yang terlibat dalam kegiatan sosial, politik, koperasi, hingga urusan bencana. Ini menunjukkan bahwa kekuatan perempuan tidak hanya di dalam rumah, tetapi juga di ruang publik,” jelasnya.

    Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap peran tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperkuat program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan, akses pembiayaan UMKM, pendampingan digital, hingga perlindungan sosial bagi ibu dan anak.

    “Semangat Kartini adalah semangat untuk bangkit, berdikari, dan tidak menyerah pada zaman. Dalam setiap krisis, perempuan Indonesia, selalu menemukan jalan untuk tetap kuat, berdaya, dan bermanfaat bagi sekitarnya,” pungkas Khofifah. [tok/beq]

  • Disdikbud Lumajang Belum Pecat Oknum Guru Lecehkan 6 Siswi SMP

    Disdikbud Lumajang Belum Pecat Oknum Guru Lecehkan 6 Siswi SMP

    Lumajang (beritajatim.com) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lumajang belum memecat oknum guru yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada enam siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    Sanksi yang diberikan kepada oknum guru berinisial DCJ itu baru sebatas penonaktifan dari seluruh kegiatan mengajar.

    Kepala Disdikbud Kabupaten Lumajang, Nugraha Yudha Mudiarto mengatakan, oknum guru tersebut telah dinonaktifkan dari aktivitas mengajar. Saat ini, terduga pelaku sudah dipindah ke Kantor Korwil Pendidikan di Kecamatan Jatiroto dengan tujuan membatasi interaksi agar tidak ada korban lagi.

    “Ini sudah nonaktif mengajar (oknum guru, Red), sekarang saya pindahkan ke korwil untuk membatasi geraknya,” terang Nugraha Yudha Mudiarto, Senin (21/4/2025).

    Terkait pemberian sanksi berupa pemecatan, diakui, masih harus menunggu proses dari Inspektorat Kabupaten Lumajang. Sebab, pelaku merupakan seorang guru yang berstatus sebagai ASN.

    Kejadian asusila yang dilakukan tenaga pendidik itu juga diakui sudah dilaporkan kepada Bupati Lumajang agar segera mendapat tindak lanjut dan hukuman tegas.

    “Untuk prosesnya sudah ke inspektorat, sudah dilaporkan juga ke bupati agar segera ditindaklanjuti,” ungkapnya.

    Sebagai informasi, oknum guru cabul tersebut diketahui sudah berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Lumajang. Tempat pelaku berdinas diketahui ada di salah satu sekolah dasar.

    Selain mengajar di wilayah dinas, pelaku juga merupakan seorang guru ekstrakurikuler drumband bagi sejumlah sekolah SMP di Lumajang.

    Oknum guru cabul tersebut sebelumnya dilaporkan telah melecehkan enam siswi SMP yang dibimbingnya. Mayoritas korban diketahui merupakan seorang mayoret dari drumband di sejumlah sekolah. [has/beq]

  • Hari Kartini di Mata Eks Kajati Jatim Mia Amiati

    Hari Kartini di Mata Eks Kajati Jatim Mia Amiati

    Surabaya (beritajatim.com) – Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Hal itu dilakukan untuk menghormati jasa Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.

    Berikut catatan eks Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Timur (Jatim), Prof Dr Mia Amiati SH MH, yang sekarang menjabat sebagai Komisaris Independen Bank Mandiri.

    “Habis Gelap Terbitlah Terang” adalah sebuah frasa yang inspiratif dan penuh makna. Frase ini dapat dimaknai bahwa

    Setelah kesulitan dan kegelapan, akan datang cahaya dan kejelasan.

    Setelah menghadapi tantangan dan kesulitan, kita dapat menemukan jalan keluar dan solusi.

    Setelah mengalami kegagalan dan kekecewaan, kita dapat bangkit dan menemukan harapan baru.

    Frase ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi kita untuk menghadapi kesulitan dan tantangan dalam hidup. Dengan memahami bahwa setelah kegelapan akan datang cahaya, kita dapat memiliki harapan dan kepercayaan diri untuk menghadapi masa depan.

    SELAMAT MEMPERINGATI HARI KARTINI UNTUK KARTINI MASA KINI.

    [uci/beq]